Anda di halaman 1dari 9

Kerajaan-Kerajaan Hindu Dan Budha Beserta Peninggalannya

Kerajaan Hindu di Indonesia beserta peninggalannya


1. Kerajaan Kutai
Kerajaan bercorak Hindu di Indonesia yang pertaman adalah Kerajaan Kutai.
Kerajaan ini terletak di daerah Muara Kaman, di sekitar tepi Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua yang pernah ada di
Indonesia, didirikan oleh Kudungga pada masa abad ke-4 M. Bukti berdirinya Kerajaan
Kutai adalah dengan ditemukannya yupa. Yupa merupakan tiang batu untuk mengikat
hewan korban yang akan dipersembahkan oleh para brahmana. Yupa ditulis dalam huruf
Pallawa dan berbahasa Sanskerta.
Berdasarkan apa yang tertulis dalam yupa, raja Hindu pertama di Kerajaan Kutai
bernama Aswawarman. Ini bisa dibuktikan akan gelar yang dimilikinya, yaitu
wangsakerta atau pendiri keluarga kerajaan (dinasti). Dari tulisan yang ada pada yupa
tersebut dapat disimpulkan adanya 3 generasi. Sisilah dimulai dari Kudungga yang
memperanakkan anak bernama Aswawarman.
Aswawarman memiliki tiga anak, satu di antaranya bernama Mulawarman. Pada
saatpemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai berhasil berkembang menjadi sebuah
kerajaan besar. Hal ini terlihat dari prasasti yang ditemukan. Bukti kebesarann dapat
ditunjukkan sebagai berikut.
a. Raja menggelar upacara waprakeswara (sebidang tanah suci) setiap tahunnya.
b. Raja memberikan hadiah kepada para brahmana berwujud tanah, ternak, dan emas
dengan adil, Mulawarman memerintah kerajaan Kutai dengan bijaksana.
Pada masa pemerintahannya, rakyat hidup makmur. Sebagai bentuk ucapan
terima kasih, rakyat melakukan seperti berikut. Mengadakan kenduri keselamatan raja,
Membuat prasasti/ yupa yang berisi tulisan tentang raja mereka, Para brahmana turut
membangun sebuah batu bertulis. Hal ini sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada
Raja Mulawarman. Raja telah memberikan hadiah kepada mereka seperti minyak
kental, lampu, dan lembu sebanyak 20.000 ekor.
Peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai yang bercorak kerajaan Hindu antara
lain:
 Tujuh yupa yang diketemukan sekitar Muara Kaman pada 1879 dan 1940.
 Kalung Cina erbuat dari emas.
 Arca bulus.
 Arca Buddha dari perunggu.
 Arca batu.

2. Kerajaan kediri
Kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas, Jawa Timur, beribu kota di
Daha. Raja yang pernah memerintah Kerajaan Kediri adalah Bameswara, Jayabaya,
Sarweswara, Aryyeswara, Gandra, Kameswara, dan Kertajaya. Raja Bameswara
memerintah tahun 1115-1130. Ia dikenal sebagai Raden Panji Asmarabangun dan
permaisurinya Sri Kiranavatu atau Dewi Candra Kirana. Ia menetapkan lambang
kerajaan berupa Candrakapala (tengkorak bertaring). Kisah perjalanan hidup tersebut
ditulis oleh Mpu Darmaja dalam kitab Smaradahana. Kediri mencapai puncak kejayaan
pada masa Jayabaya yang terkenal dengan ramalannya. Karya sastra dan pujangga yang
terkenal adalah Mpu Sedah dan Mpu Panuluh dengan Kitab Bharatayuda, Kitab
Hariwangsa, dan Kitab Gatutkacasraya.
Peninggalan sejarah Kerajaan Kediri:
 Prasasti Pandeglang
 Prasasti Penumbangan
 Prasasti Hantang
 Prasasti Talan
 Prasasti Jepun
 Prasasti Kahyunan
 Prasasti Weleri
 Prasasti Angin
 Prasasti Semanding.
Selain itu juga ada Kitab Smaradahana, Bharatayudha, Hariwangsa,
Gatotkacasraya, dan Sumanasantaka. Raja Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang
memerintah sampai tahun 1222 Masehi. Kertajaya dikalahkan oleh Raja Ken Arok,
yang menandai berakhirnya kekuasaan Kediri.

3. Kerajaan Singosari
Kerajaan bercorak Hindu berikutnya adalah Kerajaan Singasari. Kerajaan ini
didirikan oleh Ken Arok. Pada mulanya, Ken arok adalah Akuwu Tumapel, ia
membantu para brahmana Kediri melawan Raja Kertajaya. Setelah menang perang,
Kerajaan Kediri dan Tumapel akhirnya bergabung. Maka muncul kerajaan baru,
Kerajaan Singasari. Raja yang memerintahantara lain:
 Ken Arok (1222–1227)
Kemenangan Ken Arok atas Kertajaya membuat dirinya terkenal dan harum.
Raja pertama Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Ia diberi gelar Sri Rajasa Batara
Sang Amurwabhumi. Ken Arok membuat sebuah dinasti baru bernama Girindrawangsa.
Ken Arok menganggap bahwa dirinya adalah keturunan Dewa Syiwa. Sebagai raja,
masa lalu Ken Arok sangatlah buruk. Ia membunuh Mpu Gandring dan Tunggul
Ametung. Bahkan, ia juga memperistri Ken Dedes (istri Tunggul Ametung). Pada masa
itu, Ken Dedes sedang mengandung anak dari Tunggul Ametung. Janin tersebut setelah
lahir bernama Anusapati.
Perkawinan Ken Arok dengan Ken Dedes memiliki tiga anak. Ada Mahisa
Wong Ateleng, Panji Saprang, Panji Agnibaya, dan Dewi Rimbu. Perkawinan Ken Arok
dengan Ken Umang memiliki empat anak. Masing-masing bernama Panji Tohjaya,
Panji Sudhatu, Panji Wrengola, dan Dewi Rambi. Perlakuan Ken Arok terhadap
Anusapati berbeda dengan anak yang lain. Anusapati menjadi curiga. Anusapati
bertanya kepada orang di sekitarnya. Anusapati mengetahui bahwa Ken Arok yang
membunuh ayah kandungnya. Lalu Anusapati membunuh Ken Arok dengan
menggunakan keris Mpu Gandring. Dengan tewasnya Ken Arok, berakhirlah
kekuasaannya di Singsari.
Beberapa peninggalan masa kebesaran Singasari antara lain:
 Candi Jago/Jajaghu, sebagai ma-kam Wisnuwardhana,
 Candi Singasari dan Candi Jawi, sebagai makam Kertanegara,
 Candi Kidal, sebagai makam Anusapati,
 Patung Prajnaparamita, sebagai perwujudan Ken Dedes.
 Kertanegara (1268–1292)
Kertanegara menduduki tahta kerajaan dengan bergelar Sri Maharajadiraja Sri
Kertanegara. Pada masa pemerintahannya, Singasari mencapai puncak keemasan.
Kertanegara seorang raja arif dan bijaksana. Kertanegara bercita-cita mempersatukan
seluruh Nusantara dan menjadikan Singasari sebagai sebuah kerajaan besar. Cita-cita
Kertanegara tersebut dikenal Cakrawala Mandala. Untuk mewujudkan cita-citanya,
Kertanegara melakukan usahausaha sebagai berikut.
 Mengganti sejumlah pejabat pemerintahan yang kurang mendukung cita-cita
besarnya.
 Mempembarui sistem pemerintahan. Ia membentuk penasihat raja yang terdiri atas
Rakyan I Hino, Rakyan I Sirikan, dan Rakyan I Halu. Ia juga membentuk pejabat
tinggi yang terdiri Rakyan Mahapatih, Rakyan Demang, dan Rakyan Kanjuruhan.
 Menaklukkan beberapa wilayah, antara lain Bali, Sunda, Pahang, Kalimantan Barat,
dan Maluku, serta melakukan ekspedisi Pamalayu ke Sriwijaya.
 Mempererat hubungan dengan luar negeri, seperti dengan negara Campa.
Semasa Kertanegara berkuasa, kekaisaran Cina giat memperluas wilayah
kekuasaan. Singasari termasuk wilayah yang ingin ditaklukkan. Kaisar Kubilai Khan
mengirim seorang utusan kepada Kertanegara. Tujuannya agar Singasari mau mengakui
kekuasaan Kubilai Khan. Kertanegara dengan tegas menolak permintaan itu. Akibatnya,
Kubilai Khan sangat marah dan mendatangkan pasukan dari Cina. T1292 M, pasukan
Singasari dikerahkan menghadapi kekuatan bangsa Cina.
Secara bersamaan, datang serangan oleh Jayakatwang. Kertanegara membagi
pasukannya. Pasukan dipimpin oleh menantunya, yaitu Raden Wijaya dan Ardaraja
(anak Jayakatwang). Namun, pasukan Ardaraja justru berbalik membantu Jayakatwang
(ayahnya) dan menyerang Singasari, dan Singasari mengalami kekalahan. Jayakatwang
berhasil membunuh Kertanegara. Kertanegara dikubur di Candi Singasari. Raden
Wijaya memanfaatkan kedatangan bangsa Cina dalam menyerang Jayakatwang. Raden
Wijaya menghasut para pasukan Cina. Ia mengatakan bahwa Jayakatwang adalah
Kertanegara yang mereka cari. Pasukan Cina menyerang Jayakatwang. Terbunuhnya
Jayakatwang mengakhiri riwayat Kerajaan Singasari.

4. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di selatan Sungai Brantas yang berpusat di
Trowulan, Mojokerto. Didirikan oleh Raden Wijaya tahun 1294, yang bergelar
Kertarajasa Jayawardhana. Raden Wijaya adalah keturunan dari Kertanegara yang
dibunuh oleh Jayakatwang. Atas bantuan Wiraraja dari Madura, ia dipercaya
Jayakatwang dan dihadiahi tanah di Hutan Tarik, kemudian diberi nama Majapahit.
Kertarajasa memerintah dengan bijaksana sampai wafatnya tahun 1309 M, kemudian
digantikan oleh Jayanegara.
Semasa pemerintahan Jayanegara, keadaan menjadi kacau dan sering terjadi
pemberontakan, seperti pemberontakan Ranggalawe (1309), pemberontakan Sora
(1311), pemberontakan Nambi (1316), dan pemberontakan Kuti (1319). Pada tahun
1328, Jayanegara wafat dan digantikan oleh adiknya yaitu Bhre Kahuripan atau dikenal
dengan gelar Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. Pada tahun 1350, beliau
turun tahta dan digantikan oleh putranya yaitu Hayam Wuruk. Puncak kejayaan
Kerajaan Majapahit adalah semasa Raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada.
Hayam Wuruk artinya ayam muda, karena naik tahta pada waktu usianya masih muda
(umur 16 tahun) dan bergelar Rajasanegara.
Cita-cita Gajah Mada ingin mempersatukan wilayah Nusantara diucapkan dalam
Sumpah Amukti Palapa. Gajahmada seorang ahli hukum, dia menyusun Kitab Kutara
Manawa, yang berisi tentang tata pemerintahan dan perang. Gajah Mada wafat tahun
1364 M dan Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 M. Kerajaan Majapahit mendapat
sebutan sebagai kerajaan maritim dan agraris. Selain itu, disebut sebagai Kerajaan
Nusantara. Wilayah Kerajaan Majapahit meliputi Nusantara ditambah Tumasik
(Singapura) dan Semenanjung Melayu. Kehancuran Kerajaan Majapahit disebabkan
oleh adanya perang Paregreg (perang saudara).
Peninggalan sejarah Majapahit berupa karya sastra dan candi:
 Karya sastra Peninggalan sejarah Majapahit
Kitab Negarakertagama (Mpu Prapanca)
Kitab Arjunawiwaha (Mpu Kanwa)
Kitab Sutasoma (Mpu Tantular)
 Candi Peninggalan sejarah Majapahit
Candi Panataran (Blitar),
Candi Sumberjati
Candi Sawentar
Candi Tikus di Trowulan
Candi Jabung
Candi Tigawangi
Candi Surawana (Kediri).

5. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi. Pertama kalinya, kerajaan
ini terletak di daerah Pakuan Bogor kemudian dipindahkan ke daerah Kawali Ciamis.
Raja yang berkuasa dan berpengaruh, antara lain Sri Jaya Bhupati. Pusat
pemerintahannya di Kawali (Ciamis). Sri Baduga Maharaja dikenal dengan sebutan
Ratu Naji Pemerintahannya di Pakuan Pajajaran, dipindahkan ke Bogor. Selanjutnya,
Sri Ratu Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi (tahun 1482 M – 1521 M).
Peninggalan sejarah Kerajaan Pajajaran:
 Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M)
 Prasasti Horren,
 Prasasti Citati Cibadak (1030 M),
 Prasasti Astana Gede,
 Prasasti Batutulis Bogor (1333 M)

Kerajaan Budha di Indonesia beserta peninggalannya


Buddhisme yang menyebar di nusantara pada awalnya adalah sebuah keyakinan
intelektual, dan hanya sedikit berkaitan dengan supranatural. Namun dalam prosesnya,
kebutuhan politik, dan keinginan emosional pribadi untuk terlindung dari bahaya-
bahaya di dunia oleh sosok dewa yang kuat, telah menyebabkan modifikasi dalam
agama Buddha.
1) Kerajaan Kalingga
Ratu Sima adalah penguasa di Kerajaan Kalingga. Ia digambarkan sebagai
seorang pemimpin wanita yang tegas dan taat terhadap peraturan yang berlaku dalam
kerajaan itu. Kerajaan Kalingga atau Holing, diperkirakan terletak di Jawa bagian
tengah. Nama Kalingga berasal dari Kalinga, nama sebuah kerajaan di India Selatan.
Menurut berita Cina, di sebelah timur Kalingga ada Po-li (Bali sekarang), di sebelah
barat Kalingga terdapat To-po-Teng (Sumatra). Sementara di sebelah utara Kalingga
terdapat Chen-la (Kamboja) dan sebelah selatan berbatasan dengan samudera. Oleh
karena itu, Kalingga diperkirakan terletak di Jawa Tengah, di Kecamatan Keling,
sebelah utara Gunung Muria. Sumber utama mengenai Kerajaan Kalingga adalah berita
Cina, misalnya berita dari Dinasti T’ang. Sumber lain adalah Prasasti Tuk Mas di lereng
Gunung Merbabu. Melalui berita Cina, banyak hal yang kita ketahui tentang
perkembangan Kerajaan Kalingga dan kehidupan masyarakatnya. Kerajaan Kalingga
berkembang kira-kira abad ke-7 – ke-9 M.
Peninggalan Kerajaan Kalingga
 Prasasti Tukmas
 Ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa
Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah.
 Bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta. Isi prasasti menceritakan
tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air
tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India.
 Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka,
cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia
dengan dewa-dewa Hindu.
 Prasasti Sojomerto
 Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa
Tengah.
 Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno
 Berasal dari sekitar abad ke-7 masehi.
 Bersifat keagamaan Siwais.
 Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu
ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya
bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama
Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang
berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.
 Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan
tinggi 78 cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak
terkikis usia.
 Candi Angin
Candi Angin terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.
Karena letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin, maka dinamakan “Candi
Angin”. Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua dari pada Candi Borobudur.
Bahkan ada yang beranggapan kalau candi ini buatan manusia purba di karenakan tidak
terdapat ornamen-ornamen Hindu-Budha.
 Candi Bubrah, Jepara
 Candi Bubrah ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah.
 Candi Bubrah adalah salah satu candi Buddha yang berada di dalam kompleks
Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di antara Percandian Rara Jonggrang dan
Candi Sewu. Secara administratif, candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa
Bugisan, Kecamatan Prambanan, KabupatenKlaten, Provinsi Jawa Tengah.
 Dinamakan ‘Bubrah’ karena keadaan candi ini rusak (bubrah dalam bahasa
Jawa) sejak ditemukan. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9
pada zaman Kerajaan Mataram Kuno, satu periode dengan Candi Sewu.
 Candi ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari jenis batu andesit, dengan
sisa reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat ditemukan masih terdapat beberapa
arca Buddha, walaupun tidak utuh lagi.
2) Kerajaan Sriwijaya
Sejarah kerajaan Sriwijaya adalah sejarah salah satu kerajaan di Indonesia yang
menguasai Selat Malaka pada zaman lampau. Catatan sejarah tentang kerajaan
Sriwijaya ini pertama kali ditemukan oleh Prof. George Ceodes, penemuan ini menjadi
awal penyelidikan lebih lanjut tentang kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya adalah
salah satu kerajaan yang pernah besar dan jaya di Indonesia. Kerajaan ini disebut juga
Negara nasional pertama karena pada masa jayanya, daerah kekuasaannya sangat luas
yang meliputi Indonesia bagian barat, Siam bagian selatan, Semenanjung Malaya,
sebagian Filipina, dan Brunei Darussalam di Pulau Kalimantan.
Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke-7 M dan menganut agama
Buddha di Sumatera Selatan. Bukti-bukti tentang kerajaan Sriwijaya yang berkembang
sampai sekitar abad ke-14 ini, berasal dari beberapa prasasti yang ditemukan di wilayah
tersebut. Bahkan ada yang ditemukan di Bangka, Ligor (Malaysia), dan Nalanda (India
Selatan).
Kerajaan Sriwijaya mengalami zaman keemasan pada saat diperintah oleh Raja
Balaputradewa pada abad ke-9. Wilayah Kerajaan Sriwijaya meliputi hampir seluruh
Sumatra, Kalimantan Barat, Jawa Barat, dan Semenanjung Melayu. Oleh karena itu,
Kerajaan Sriwijaya disebut kerajaan Nusantara pertama. Sriwijaya dikenal sebagai
kerajaan maritim, pusat agama Buddha, pusat pendidikan, dan sebagai pusat
perdagangan di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim karena
mempunyai angkatan laut yang tangguh dan wilayah perairan yang luas. Karena begitu
luas wilayahnya, maka Kerajaan Sriwijaya disebut Kerajaan Nusantara pertama.
Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat pendidikan penyebaran agama Buddha, dengan bukti
catatan I-tsing dari China pada tahun 685 M, yang menyebut Sriwijaya dengan She-le-
fo-she. Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan karena Palembang sebagai jalur
perdagangan nasional dan internasional. Banyak kapal yang singgah sehingga
menambah pemasukan pajak.
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti kuno.
Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai berikut.
 Prasasti Kedukan Bukit
 Prasasti Karang Berahi
 Prasasti Talang ibo
 Prasasti Palas Pasemah
 Prasasti Telaga Batu
 Prasasti Kota Kapur

3) Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang sering
disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gununggunung,
seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung
Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini juga dialiri oleh
banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo dan Sungai
Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini sangat subur.
Kerajaan Mataram Kuno atau juga yang sering disebut Kerajaan Medang
merupakan kerajaan yang bercorak agraris. Tercatat terdapat 3 Wangsa (dinasti) yang
pernah menguasai Kerjaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra
dan Wangsa Isana. Wangsa Sanjaya merupakan pemuluk Agama Hindu beraliran Syiwa
sedangkan Wangsa Syailendra merupakan pengikut agama Budah, Wangsa Isana sendiri
merupakan Wangsa baru yang didirikan oleh Mpu Sindok.
Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya yang juga merupakan
pendiri Wangsa Sanjya yang menganut agama Hindu. Setelah wafat, Sanjaya digantikan
oleh Rakai Panangkaran yang kemudian berpindah agama Budha beraliran Mahayana.
Saat itulah Wangsa Sayilendra berkuasa. Pada saat itu baik agama Hindu dan Budha
berkembang bersama di Kerajaan Mataram Kuno. Mereka yang beragama Hindu tinggal
di Jawa Tengah bagian utara, dan mereka yang menganut agama Buddha berada di
wilayah Jawa Tengah bagian selatan.
Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Adapun untuk Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa
prasasti, diantaranya:
 Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal
berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa
Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di
desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bawa yang
menjadi raja sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha
(saudara perempuan Sanna).
 Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M,
ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya
menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta
oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga
menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha).
 Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M
yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar
silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu
Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung,
Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
 Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf
Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri
oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.

4) Kerajaan Medang
Kerajaan Medang Kamulan pada hakekatnya merupakan Lanjutan dari kerajaan
Mataram Kuno. Meskipun sebenarnya penguasa di kerajaan ini bukan wangsa atau
dinasit yang memerintah di Mataram Kuno. Kerajaan Medang Kamulan adalah kerajaan
di Jawa Timur, pada abad ke 10. Kerajaan ini merupakan kelanjutan Dinasti Sanjaya
(Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah), yang memindahkan pusat kerajaannya dari
Jawa Tengah ke Jawa Timur. Mpu Sindok adalah pendiri kerajaan ini, sekaligus pendiri
Dinasti Isyana, yang menurunkan raja-raja Medang. Dinasti Isana memerintah selama 1
abad sejak tahun 929 M.
Pemindahan pusat kerajaan tersebut diduga dilatar belakangi karena letusan
Gunung Merapi, kemudian Raja Mataram Kuno Mpu Sindok pada tahun 929
memindahkan pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Menurut
catatan sejarah (beberapa prasasti), dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang Kamulan
terletak di Jawa Timur, yaitu di Watu Galuh, tepi sungai Brantas. Ibu kotanya bernama
Watan Mas. Sekarang kira-kira adalah wilayah Kabupaten Jombang (Jawa Timur).
Peninggalan Kerajaan Medang
 Prasasti Tangeran (933 m) dari Desa Tangeran ( daerah Jombang ), isinya Mpu
Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani;
 Prasasti Bangil, isinya Mpu Sindok memerintahkan pembangunan candi untuk
tempat peristirahatan mertuanya yang bernama Rakyan Bawang
 Prasasti Lor (939 M) dari Lor (dekat Ngajuk), isinya Mpu Sindok memerintahkan
membangun Candi Jayamrata dan Jayamstambho (tugu kemenangan) di Desa
Anyok Lodang.
 Prasasti Kalkuta, isinya tentang peristiwa hancurnya istana milik Dharmawangsa
juga memuat silsilah raja-raja Medang Kamulan.

Soal:
1. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan bercorak Hindu pertama di Indonesia, dimana
kerajaan Kutai ini berada?
2. Pada masa kerajaan Singasari, siapakah raja yang membawa Singasari menuju
puncak kejayaan?
3. Sebutkan peninggalan pada masa kerajaan Sriwijaya!
4. Prasasti Kalasan merupakan peninggalan kerajaan….. yang isinya tentang….

Anda mungkin juga menyukai