Cerita tentang sejarah di Indonesia pasti tidak ada habis nya. Banyak sejarah yang terdapat di negeri
tercinta ini. Mulai dari masuk nya Islam ke Indonesia, kerajaan-kerajaan Hindu-Budha hingga pada masa
penjajahan. Tetapi kali ini saya akan membahas mengenai sejarah kerajaan Hindu di Indonesia. Saat
duduk di bangku SMA/SMK kita pasti mempelajari tentang sejarah kerajaan-kerjaan yang ada di
Indonesia. Mungkin saat ini kamu tengah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas atau sedejarat dan
saat ini juga lagi belajar tentang kerajaan Hindu beserta peninggalannya dan sulit untuk mencari apa saja
peninggalan yang ditinggal kan di Indonesia pada masa kerajaan Hindu. Berikut ini saya akan
memberikan daftar kerajaan-kerajaan Hindu beserta peninggalan nya di Indonesia.
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan bercorak Hindu di Indonesia yang pertaman adalah Kerajaan Kutai .Kerajaan ini terletak di
daerah Muara Kaman, di sekitar tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai adalah
kerajaan Hindu tertua yang pernah ada di Indonesia, didirikan oleh Kudungga pada masa abad ke-4 M.
Bukti berdirinya Kerajaan Kutai adalah dengan ditemukannya yupa. Yupa merupakan tiang batu untuk
mengikat hewan korban yang akan dipersembahkan oleh para brahmana. Yupa ditulis dalam huruf
Pallawa dan berbahasa Sanskerta.
Berdasarkan apa yang tertulis dalam yupa, raja Hindu pertama di Kerajaan Kutai bernama Aswawarman.
Ini bisa dibuktikan akan gelar yang dimilikinya, yaitu wangsakerta atau pendiri keluarga kerajaan (dinasti).
Dari tulisan yang ada pada yupa tersebut dapat disimpulkan adanya 3 generasi. Sisilah dimulai dari
Kudungga yang memperanakkan anak bernama Aswawarman.
Aswawarman memiliki tiga anak, satu di antaranya bernama Mulawarman. Pada saatpemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai berhasil berkembang menjadi sebuah kerajaan besar. Hal ini terlihat dari
prasasti yang ditemukan. Bukti kebesarann dapat ditunjukkan sebagai berikut.
Peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai yang bercorak kerajaan Hindu antara lain:
Tujuh yupa yang diketemukan sekitar Muara Kaman pada 1879 dan 1940.
Kalung Cina erbuat dari emas.
Arca bulus.
Arca Buddha dari perunggu.
Arca batu.
2. Kerajaan Singosari
Kerajaan bercorak Hindu berikutnya adalah Kerajaan Singasari. Kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok.
Pada mulanya, Ken arok adalah Akuwu Tumapel, ia membantu para brahmana Kediri melawan Raja
Kertajaya. Setelah menang perang, Kerajaan Kediri dan Tumapel akhirnya bergabung. Maka muncul
kerajaan baru, Kerajaan Singasari. Raja yang memerintahantara lain:
Sebagai raja, masa lalu Ken Arok sangatlah buruk. Ia membunuh Mpu Gandring dan Tunggul Ametung.
Bahkan, ia juga memperistri Ken Dedes (istri Tunggul Ametung). Pada masa itu, Ken Dedes sedang
mengandung anak dari Tunggul Ametung. Janin tersebut setelah lahir bernama Anusapati.
Perkawinan Ken Arok dengan Ken Dedes memiliki tiga anak. Ada Mahisa Wong Ateleng, Panji Saprang,
Panji Agnibaya, dan Dewi Rimbu. Perkawinan Ken Arok dengan Ken Umang memiliki empat anak.
Masing-masing bernama Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wrengola, dan Dewi Rambi.
Perlakuan Ken Arok terhadap Anusapati berbeda dengan anak yang lain. Anusapati menjadi curiga.
Anusapati bertanya kepada orang di sekitarnya. Anusapati mengetahui bahwa Ken Arok yang membunuh
ayah kandungnya. Lalu Anusapati membunuh Ken Arok dengan menggunakan keris Mpu Gandring.
Dengan tewasnya Ken Arok, berakhirlah kekuasaannya di Singsari.
3. Kerajaan kediri
Kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas, Jawa Timur, beribu kota di Daha. Raja yang pernah
memerintah Kerajaan Kediri adalah Bameswara, Jayabaya, Sarweswara, Aryyeswara, Gandra,
Kameswara, dan Kertajaya. Raja Bameswara memerintah tahun 1115 – 1130. Ia dikenal sebagai Raden
Panji Asmarabangun dan permaisurinya Sri Kiranavatu atau Dewi Candra Kirana. Ia menetapkan
lambang kerajaan berupa Candrakapala (tengkorak bertaring). Kisah perjalanan hidup tersebut ditulis
oleh Mpu Darmaja dalam kitab Smaradahana. Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa Jayabaya
yang terkenal dengan ramalannya. Karya sastra dan pujangga yang terkenal adalah Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh dengan Kitab Bharatayuda, Kitab Hariwangsa, dan Kitab Gatutkacasraya.
4. Kertanegara (1268–1292)
Kertanegara menduduki tahta kerajaan dengan bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Pada masa
pemerintahannya, Singasari mencapai puncak keemasan. Kertanegara seorang raja arif dan bijaksana.
Kertanegara bercita-cita mempersatukan seluruh Nusantara dan menjadikan Singasari sebagai sebuah
kerajaan besar. Cita-cita Kertanegara tersebut dikenal Cakrawala Mandala. Untuk mewujudkan cita-
citanya, Kertanegara melakukan usahausaha sebagai berikut.
Secara bersamaan, datang serangan dari Kediri dipimpin oleh Jayakatwang. Kertanegara membagi
pasukannya. Pasukan dipimpin oleh menantunya, yaitu Raden Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang).
Namun, pasukan Ardaraja justru berbalik membantu Jayakatwang (ayahnya) dan menyerang Singasari,
dan Singasari mengalami kekalahan. Jayakatwang berhasil membunuh Kertanegara. Kertanegara
dikubur di Candi Singasari. Lalu, bagaimana nasib
Raden Wijaya bersama pengikutnya, yaitu Ranggalawe, Sora, dan Nambi menyelamatkan diri ke
Madura. Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan bangsa Cina dalam menyerang Jayakatwang. Raden
Wijaya menghasut para pasukan Cina. Ia mengatakan bahwa Jayakatwang adalah Kertanegara yang
mereka cari. Pasukan Cina menyerang Jayakatwang. Terbunuhnya Jayakatwang mengakhiri riwayat
Kerajaan Singasari.
Semasa pemerintahan Jayanegara, keadaan menjadi kacau dan sering terjadi pemberontakan, seperti
pemberontakan Ranggalawe (1309), pemberontakan Sora (1311), pemberontakan Nambi (1316), dan
pemberontakan Kuti (1319). Pada tahun 1328, Jayanegara wafat dan digantikan oleh adiknya yaitu Bhre
Kahuripan atau dikenal dengan gelar Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. Pada tahun 1350,
beliau turun tahta dan digantikan oleh putranya yaitu Hayam Wuruk. Puncak kejayaan Kerajaan
Majapahit adalah semasa Raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Hayam Wuruk artinya ayam
muda, karena naik tahta pada waktu usianya masih muda (umur 16 tahun) dan bergelar Rajasanegara.
Cita-cita Gajah Mada ingin mempersatukan wilayah Nusantara diucapkan dalam Sumpah Amukti Palapa.
Gajahmada seorang ahli hukum, dia menyusun Kitab Kutara Manawa, yang berisi tentang tata
pemerintahan dan perang. Gajah Mada wafat tahun 1364 M dan Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389
M. Kerajaan Majapahit mendapat sebutan sebagai kerajaan maritim dan agraris. Selain itu, disebut
sebagai Kerajaan Nusantara. Wilayah Kerajaan Majapahit meliputi Nusantara ditambah Tumasik
(Singapura) dan Semenanjung Melayu. Kehancuran Kerajaan Majapahit disebabkan oleh adanya perang
Paregreg (perang saudara).
6. Kerajaan pajajaran
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi. Pertama kalinya, kerajaan ini terletak di daerah
Pakuan Bogor kemudian dipindahkan ke daerah Kawali Ciamis. Raja yang berkuasa dan berpengaruh,
antara lain Sri Jaya Bhupati. Pusat pemerintahannya di Kawali (Ciamis). Sri Baduga Maharaja dikenal
dengan sebutan Ratu Naji Pemerintahannya di Pakuan Pajajaran, dipindahkan ke Bogor. Selanjutnya, Sri
Ratu Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi (tahun 1482 M – 1521 M).
2. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertaman Sri Jayanegara dan berpusat
di Palembang, Sumatera Selatan ( Muara Sungai Musi). Sriwijaya mengalami zaman kekemasan
pada saat diperintah oleh Raja Balaputradewa, putra dari Samaratungga dari Jawa pada abad ke-9.
Wilayah Sriwijaya meliputi hampir seluruh Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan
Semenanjung Melayu. Oleh karena itu, Sriwijaya disebut juga Kerajaan Nusantara pertama.
Peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya sebagai berikut:
a. Candi
Candi Borobudur di Jawa tengah, didirikan tahun 770 M oleh Raja Samaratungga
Candi Kalasan di Jawa Tengah , merupakan candi Budha tertua di Pulau Jawa yang
didirikan tahun 778 M
Candi Mendut di Jawa Tengah
Candi Sewu di Jawa Tengah
Candi Plaosan di Jawa Tengah
b. Prasasti
Catatan Marcopolo yang menyatakan bahwa menemukan Kerajaan Islam Ferlec di Aceh pada
tahun 1292 M.
K.F.H. van Langen dari Cina yang menyebutkan melihat Kerajaan Pase (mungkin yang
dimaksud Kerajaan Pasai) dapa tahun 1298 M.
R.A Kern, C. Snouck Hurgronje, dan Schrieke lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M.
J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk Monumenten uit
hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M.
Teori Gujarat menyatakan bahwa islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari Gujarat
dan India pada abad ke-13 M.
Teori Persia yang menyatakan bahwa islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang asal
Persia yang singgah di Gujarat sebelum ke Indonesia sekitar abad ke-13 M.
Kerajaan Islam Di Indonesia
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai berdiri pada abad ke-13 M setelah kehanduran Kerajaan Sriwijaya
dengan pendiri bernama Sultan Malik al Saleh. Letak Kerajaan Samudra Pasai berada di daerah
Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe. Kerajaan Samudra Pasai merupakan gabungan dari
kerajaan Pase dan Peurlak. Pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat dan digantikan oleh
Sultan Mahmud sebagai putra Sultan Malik al Saleh dari perkawinannya dengan putri Raja
Peurlak. Selanjutnya Kerajaan Samudra Pasai dipimpin oleh Sultan Malik Al Tahir pada tahun
1326. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Tahir, koin emas sebgai mata uang di Kerajaan
Samudra Pasai. Seiring perkembangannya Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran
agama islam. Setelah Sultan Malik Al Tahir wafat digantikan oleh Sultan Mahmud Malik az-
Zahir sampai tahun 1345.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, Kerajaan Perlak telah menjadi
bagian dari kedaulatan Pasai, kemudian ia juga menempatkan salah seorang anaknya yaitu Sultan
Mansur di Samudera. Namun pada masa Sultan Ahmad Malik az-Zahir, kawasan Samudera
sudah menjadi satu kesatuan dengan nama Samudera Pasai yang tetap berpusat di Pasai. Pada
masa pemerintahan Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir, Lide (Kerajaan Pedir) disebutkan
menjadi kerajaan bawahan dari Pasai. Sementara itu Pasai juga disebutkan memiliki hubungan
yang buruk dengan Nakur, puncaknya kerajaan ini menyerang Pasai dan mengakibatkan Sultan
Pasai terbunuh. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh
Portugal tahun 1521 yang sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun 1511, dan kemudian
tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.
Beberapa peninggalan bersejarah dari Kerajaan Samudra Pasai adalah Cakra Donya , Naskah
Surat Sultan Zainal Abidin , Makam Sultan Malik al Saleh, Makam Zain al-Abidin Malik az-
Zahir, stempel kerajaan Samudra Pasai, Makam Ratu Al-Aqla.
Baca Juga :
Kemunduran Kerajaan Aceh Darussalam disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah
makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka, ditandai dengan
jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus serta Bengkulu
kedalam pangkuan penjajahan Belanda. Faktor penting lainnya ialah adanya perebutan
kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan.
Contoh peninggalan prasejarah dari Kerajaan Aceh Darussalam adalah Masjid Raya
Baiturrahman, Benteng Indrapatra, Gunongan, Makam Sultan Iskandar Muda, Mariam kerajaan
Aceh Darussalam, dan uang emas kerajaan Aceh Darussalam.
3. Kerajaan Demak
Kerajaan islam pertama dipulau jawa adalah Kerajaan Demak yang berdiri dari tahun 1478
dengan pimpinan Raden Patah. Sebelumnya Demak yang masih bernama Bintoro merupakan
daerah vasal Majapahit yang diberikan Raja Majapahit kepada Radeen Patah. Daerah kekuasaan
kerajaan Demak mencakub Banjar, Palembang, Maluku, serta bagian utara pantai pulau jawa.
Pada saat itu ulama memegang peran penting dalam masyarakat dengan pengangkatan Sunan
Kalijaga dan Ki Wanalapa sebagai penasehat kerajaan. Pada tahun 1507 Raden patah digantikan
oleh putranya yaitu Pati Unus.
Pati Unus masih banyak mengalami kegagalan saat memimpin kerajaan Demak. Namun karena
keberanian Pati Unus untuk menyerang portugis yang berada di Malaka, maka Pati Unus dijuluki
sebagai Pangeran Sabrang Lor. Pada tahun 1521 Pati Unus wafat dan digantikan oleh adiknya
bernama Trenggana, dan mengalami masa kejayaan. Kerajaan Demak mengalami kehancuran
karena terjadi perang saudara untuk memperebutkan tahta di Kerajaan Demak.
Contoh peninggalan bersejarah Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak, Pintu Bledek,
Soko Tatal dan Soko Guru, Bedug, Kentongan, Situs Kolam Wudhu, Makrusah, Dampar
Kencana, Piring Campa.
Baca Juga :
Peninggalan Bersejarah dari Kerajaan Oslam Mataram yaitu Sastra Gendhing karya dari sultan
Agung, Tahun Saka, Kerajinan perak, Kalang Obong, Kue Kipo, Batu Datar, Pakaian kyai
Gundhil, Gapura Makan Kotagede.
6. Kerajaan Islam Cirebon
Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon dengan pendiri dan menjadi rajanya bernama
Raden Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam mengislamkan Jawa Barat. Di bawah pemerintahan
Raden Fatahillah kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan. Daerah kekuasaanya bertambah
luas, dan Kerajaan Islam Cirebon menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan Islam Mataram.
Pada thaun 1570 Raden Fatahillah wafat dan selanjutnya digantikan oleh putranya bernama
pangeran Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam Cirebon
dibagi menjadi dua kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
Pada masa itu pula VOC ingin menduduki daerah Cirebon, maka VOC menggunakan siasat
Devide Et Impera dan membagi Kerajaan Islam Cirebon yang semula telah dibagi dua menjadi
dibagi tiga yaitu Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Keadaan ini menyebabkan kerajaan
Islam Cirebon semakin terpuruk. Makan pada abad ke-7 kerajaan Islam Cirebon dikuasai oleh
VOC.
Peninggalan Bersejarah dari Kerajaan Islam Cirebon adalah Keraton Kasepuhan, Keraton
Kanoman, Keraton Kacirebonan, Masjid Sang Cipta Rasa, Masjid Jami Pakuncen, Makam,
Benda Pusaka.
Setelah Hasanudin wafat digantikan oleh Pangeran Yusuf sebagai anaknya. Pada tahun 1580
Pangeran Yusuf wafat dan digantikan oleh Maulana Muhamad. Di bawah pimpinan Maulana
Muhamad, Kerajaan Islam Banten memperluas daerah kekuasaannya hingga ke Palembang.
Palembang saat itu dipimpin oleh Ki Gede Ing Suryo yang berasal dari surabaya, dan hampir
jatuh ke tangan kerajaan Islam Banten. Namun ditengah peperangan Maulana Muhamad gugur,
dan tentara dikembalikan ke Banten.
Setelah Maulana Muhamad wafat, seharusnya digantikan oleh anaknya Abdul Mufakir. Namun
waktu itu Abdul Mufakir baru berusia 5 bulan, maka kerajaan islam Banten dipimpin oleh
seorang mangkubumi. Setelah Abdul Mufakir dewasa, beliau memimpin kerajaan didampingi
oleh Pangeran Ranamenggala dan mengalami masa kejayaan sampai pada tahun 1600.
Kemunduran kerajaan Islam Banten terjadi sejak masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakkir di
mana Belanda terus melakukan blokade-blokade yang mengakibatkan sempitnya ruang gerak
kerajaan Islam Banten.
Peninggalan bersejarah dari kerajaan Islam Banten adalah Masjid Agung Banten, Istana Keraton
Kaibon Banten, Istana Keraton Surosowan Banten, Benteng Speelwijk, Danau Tasikardi, Vihara
Avalokitesvara, Meriam Ki Amuk, Mahkota Binokasih, Keris Penunggul Naga, Keris Naga
Sasra.
Setelah Raden samudra wafat digantikan oleh Sultan Rahmatullah (1545-1570) , lalu Sultan
Hidayatullah (1570-1595), Sultan Mustain Billah (1595-1620), Ratu Agung bin Marhum (1620-
1637), Ratu Anum (1637-1642), Adipati Halid (1642-1660), Amirullah Bagus Kusuma (1660-
1663), Pangeran Adipati Anum ( 1663-1679), Sultan Tahlilullah (1679-1700), Sultan
Tahmidullah (1700-1734), Pangeran Tamjid bin Sultan Agung (1734-1759), Pangeran
Muhammad Aliuddin Aminullah (1759-1761), Pangeran Nata Dilaga (1761-1801), Sultan
Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah (1801-1825), Sultan Adam Al Wasik Billah
bin Sultan Suleman (1825-1857), Pangeran Tamjidillah (1857-1859), Pangeran Antasari (1859-
1862), dengan raja Kerajaan Islam Banjar terakhir yaitu Sultan Muhammad Seman (1862-
1905).Peninggalan Bersejarah Kerajaan Islam Banjar adalah Candi Agung Amuntai dan Masjid
Sultan Suriansyah.
Baca Juga :
Bukti Peninggalan bersejarah kerajaan Islam Sukadana atau Tanjungpura adalah adanya Negeri
Batu, makam tua di kota yang pernah ditempati kerajaan Sukadana.
10. Kerajaan Islam Ternate
Di Maluku terdapat 4 kerajaan yaitu Ternate, Tidore, Obi, dan Bacan. Dari
keempat kerajaan tersebut Ternate dan Tidore merupakan kerajaan yang
berkembang cepet karena sumber sempah-rempah yang sangat besar.
Kerajaan Islam Ternate terletak di Maluku Utara dengan raja pertama adalah
Sultan Marhum(1465 – 1486). Banyak para pedagang datang untuk
melakukan perdagangan di Kerajaan Ternate, dan selain bertransaksi
perdagangan mereka juga menyebarkan agama islam. Setelah Sultan
Mahrum wafat digantikan oleh Sultan Harun. Pada masa pemerintahannya
banyak pedagang Portugis yang membuat onar dan ingin menguasai rempah-
rempah yang dihasilkan oleh Kerajaan Ternate. Banyak terjadi pertempuran
antara orang-orang Portugis dengan tentara Kerajaan Ternate. Sampai
akhirnya Sultan Harun membuat perjanjian perdamaian dengan Portugis.
Namun saat melakukan perjanjian perdamaian, Sultan Harun di jebak dan
dibunuh oleh orang-orang Portugis.
Sultan Harun digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Baabullah. Sultan Baabullah sangat
marah dengan perlakuan orang-orang Portugis terhadap ayahnya. Selama 4 tahun lamanya terjadi
pertarungan antara pasukan Sultan Baabulah dengan Portugis, akhirnya Portugis mengakui
kekalahannya dan harus pergi dari Kerajaan Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah.
Sepeninggal Sultan Baabulah pada tahun 1583, ia digantikan oleh purtanya yang bernama Sahid
Barkat. Namun lama-kelamaan kerajaan Ternate mengalami keruntuhan karena tidak mampu
melawan Spanyol dan VOC.
Peninggalan bersejarah kerajaan Islam Ternate adalah Istana Sultan Ternate, Masjid Jami Sultan
Ternate, Makam Tua, Al-Quran tulisan raja, tempat berdoa, singgasana, tombak, pedang,
senapan, tameng.
Dengan sumber rempah-rempah yang banyak dari Tidore dan Ternate membuat Spanyol
mengadu domba dua kerajaan maju ini. Hal ini menyebabkan 2 persekutuan yang memecah
belah persatuan masyarakat Maluku. Persekutuan 5(=uli-Lima) dipimpin oleh Ternate dan
Persekutuan 9(=uli-Siwa) dipimpin oleh Tidore. Namun dua kerajaan ini sadar bahwa hanya di
adu domba dan tidak mau beemusuhan dengan negra sendiri. Maka mereka menyatukan
kekuatan untuk mengusir Spanyol dari Maluku. Tapi kemenangan itu hanyalah sementara,
karena VOC berhasil menguasai Maluku dengan strategi yang rapi, teratur, dan
kuat. Peninggalan bersejarah Kerajaan Islam Tidore adalah Benteng Tore, Keraton Tidore.
Saat terjadi perseteruan antara Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka (Raja Bone dan Raja
Soppeng) dimanfaatkan oleh Belanda untuk melakukan adu domba. Belanda memihak pada Aru
Palaka dan memerangi Sultan Hasanuddin. Dalam peperangan ini makassar hampir jatuh
ketangan Belanda dan Aru Palaka, mengakibatkan Sultan Hasanuddin membuat perjanjian damai
yang dikenal dengan Perjanjian Bongaya pada tahun 1667.
Walaupun sudah menandatangani perjanjian damai, Belanda tetap licik dan kembali menyerang
Makassar. Pada tahun 1669 Sultan Hasanuddin menyerah kepada Belanda dan menjadi awak
kehancuran Kerajaan Islam Makassar. Peninggalan bersejarah Kerajaan Islam Makassar
adalah Benteng Ford Ratterdam, Batu Pallantikang, Masjid Katangka, Kompleks Makam
Katangka, Makam Syekh Yusuf.
Banyak sekali kerajaan-kerajaan islam yang ikut serta dalam penyebaran agama islam. Maka kita
sebagai generasi penerus islam harus giat pula melakukan perintah Allah SWT dan menghindari
larangan-Nya.