Anda di halaman 1dari 14

Kerajaan Besar Hindu Di Indonesia Dan Peninggalannya

Cerita tentang sejarah di Indonesia pasti tidak ada habis nya. Banyak sejarah yang terdapat di negeri
tercinta ini. Mulai dari masuk nya Islam ke Indonesia, kerajaan-kerajaan Hindu-Budha hingga pada masa
penjajahan. Tetapi kali ini saya akan membahas mengenai sejarah kerajaan Hindu di Indonesia. Saat
duduk di bangku SMA/SMK kita pasti mempelajari tentang sejarah kerajaan-kerjaan yang ada di
Indonesia. Mungkin saat ini kamu tengah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas atau sedejarat dan
saat ini juga lagi belajar tentang kerajaan Hindu beserta peninggalannya dan sulit untuk mencari apa saja
peninggalan yang ditinggal kan di Indonesia pada masa kerajaan Hindu. Berikut ini saya akan
memberikan daftar kerajaan-kerajaan Hindu beserta peninggalan nya di Indonesia.

1. Kerajaan Kutai
Kerajaan bercorak Hindu di Indonesia yang pertaman adalah Kerajaan Kutai .Kerajaan ini terletak di
daerah Muara Kaman, di sekitar tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai adalah
kerajaan Hindu tertua yang pernah ada di Indonesia, didirikan oleh Kudungga pada masa abad ke-4 M.
Bukti berdirinya Kerajaan Kutai adalah dengan ditemukannya yupa. Yupa merupakan tiang batu untuk
mengikat hewan korban yang akan dipersembahkan oleh para brahmana. Yupa ditulis dalam huruf
Pallawa dan berbahasa Sanskerta.

Berdasarkan apa yang tertulis dalam yupa, raja Hindu pertama di Kerajaan Kutai bernama Aswawarman.
Ini bisa dibuktikan akan gelar yang dimilikinya, yaitu wangsakerta atau pendiri keluarga kerajaan (dinasti).
Dari tulisan yang ada pada yupa tersebut dapat disimpulkan adanya 3 generasi. Sisilah dimulai dari
Kudungga yang memperanakkan anak bernama Aswawarman.
Aswawarman memiliki tiga anak, satu di antaranya bernama Mulawarman. Pada saatpemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai berhasil berkembang menjadi sebuah kerajaan besar. Hal ini terlihat dari
prasasti yang ditemukan. Bukti kebesarann dapat ditunjukkan sebagai berikut.

1. Raja menggelar upacara waprakeswara (sebidang tanah suci) setiap tahunnya.


2. Raja memberikan hadiah kepada para brahmana berwujud tanah, ternak, dan emas dengan adil.
Mulawarman memerintah kerajaan Kutai dengan bijaksana. Pada masa pemerintahannya, rakyat hidup
makmur. Sebagai bentuk ucapan terima kasih, rakyat melakukan seperti berikut.

1. Mengadakan kenduri keselamatan raja.


2. Membuat prasasti/ yupa yang berisi tulisan tentang raja mereka.
Para brahmana turut membangun sebuah batu bertulis. Hal ini sebagai bentuk ungkapan terima kasih
kepada Raja Mulawarman. Raja telah memberikan hadiah kepada mereka seperti minyak kental, lampu,
dan lembu sebanyak 20.000 ekor.

Peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai yang bercorak kerajaan Hindu antara lain:
 Tujuh yupa yang diketemukan sekitar Muara Kaman pada 1879 dan 1940.
 Kalung Cina erbuat dari emas.
 Arca bulus.
 Arca Buddha dari perunggu.
 Arca batu.

2. Kerajaan Singosari
Kerajaan bercorak Hindu berikutnya adalah Kerajaan Singasari. Kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok.
Pada mulanya, Ken arok adalah Akuwu Tumapel, ia membantu para brahmana Kediri melawan Raja
Kertajaya. Setelah menang perang, Kerajaan Kediri dan Tumapel akhirnya bergabung. Maka muncul
kerajaan baru, Kerajaan Singasari. Raja yang memerintahantara lain:

– Ken Arok (1222–1227)


Kemenangan Ken Arok atas Kertajaya membuat dirinya terkenal dan harum. Raja pertama Kerajaan
Singasari adalah Ken Arok. Ia diberi gelar Sri Rajasa Batara Sang Amurwabhumi. Ken Arok membuat
sebuah dinasti baru bernama Girindrawangsa. Ken Arok menganggap bahwa dirinya adalah keturunan
Dewa Syiwa.

Sebagai raja, masa lalu Ken Arok sangatlah buruk. Ia membunuh Mpu Gandring dan Tunggul Ametung.
Bahkan, ia juga memperistri Ken Dedes (istri Tunggul Ametung). Pada masa itu, Ken Dedes sedang
mengandung anak dari Tunggul Ametung. Janin tersebut setelah lahir bernama Anusapati.

Perkawinan Ken Arok dengan Ken Dedes memiliki tiga anak. Ada Mahisa Wong Ateleng, Panji Saprang,
Panji Agnibaya, dan Dewi Rimbu. Perkawinan Ken Arok dengan Ken Umang memiliki empat anak.
Masing-masing bernama Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wrengola, dan Dewi Rambi.

Perlakuan Ken Arok terhadap Anusapati berbeda dengan anak yang lain. Anusapati menjadi curiga.
Anusapati bertanya kepada orang di sekitarnya. Anusapati mengetahui bahwa Ken Arok yang membunuh
ayah kandungnya. Lalu Anusapati membunuh Ken Arok dengan menggunakan keris Mpu Gandring.
Dengan tewasnya Ken Arok, berakhirlah kekuasaannya di Singsari.

Beberapa peninggalan masa kebesaran Singasari antara lain:


1. Candi Jago/Jajaghu, sebagai ma-kam Wisnuwardhana,
2. Candi Singasari dan Candi Jawi, sebagai makam Kertanegara,
3. Candi Kidal, sebagai makam Anusapati,
4. Patung Prajnaparamita, sebagai perwujudan Ken Dedes.

3. Kerajaan kediri
Kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas, Jawa Timur, beribu kota di Daha. Raja yang pernah
memerintah Kerajaan Kediri adalah Bameswara, Jayabaya, Sarweswara, Aryyeswara, Gandra,
Kameswara, dan Kertajaya. Raja Bameswara memerintah tahun 1115 – 1130. Ia dikenal sebagai Raden
Panji Asmarabangun dan permaisurinya Sri Kiranavatu atau Dewi Candra Kirana. Ia menetapkan
lambang kerajaan berupa Candrakapala (tengkorak bertaring). Kisah perjalanan hidup tersebut ditulis
oleh Mpu Darmaja dalam kitab Smaradahana. Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa Jayabaya
yang terkenal dengan ramalannya. Karya sastra dan pujangga yang terkenal adalah Mpu Sedah dan Mpu
Panuluh dengan Kitab Bharatayuda, Kitab Hariwangsa, dan Kitab Gatutkacasraya.

Peninggalan sejarah Kerajaan Kediri:


 Prasasti Pandeglang
 Prasasti Penumbangan
 Prasasti Hantang
 Prasasti Talan
 Prasasti Jepun
 Prasasti Kahyunan
 Prasasti Weleri
 Prasasti Angin
 Prasasti Semanding.
Selain itu juga ada Kitab Smaradahana, Bharatayudha, Hariwangsa, Gatotkacasraya, dan
Sumanasantaka. Raja Kediri yang terakhir adalah Kertajaya yang memerintah sampai tahun 1222
Masehi. Kertajaya dikalahkan oleh Raja Ken Arok, yang menandai berakhirnya kekuasaan Kediri.

4. Kertanegara (1268–1292)
Kertanegara menduduki tahta kerajaan dengan bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Pada masa
pemerintahannya, Singasari mencapai puncak keemasan. Kertanegara seorang raja arif dan bijaksana.
Kertanegara bercita-cita mempersatukan seluruh Nusantara dan menjadikan Singasari sebagai sebuah
kerajaan besar. Cita-cita Kertanegara tersebut dikenal Cakrawala Mandala. Untuk mewujudkan cita-
citanya, Kertanegara melakukan usahausaha sebagai berikut.

 Mengganti sejumlah pejabat pemerintahan yang kurang mendukung cita-cita besarnya.


 Mempembarui sistem pemerintahan. Ia membentuk penasihat raja yang terdiri atas Rakyan I Hino,
Rakyan I Sirikan, dan
 Rakyan I Halu. Ia juga membentuk pejabat tinggi yang terdiri Rakyan Mahapatih, Rakyan Demang, dan
Rakyan Kanjuruhan.
 Menaklukkan beberapa wilayah, antara lain Bali, Sunda, Pahang, Kalimantan Barat, dan Maluku, serta
melakukan ekspedisi Pamalayu ke Sriwijaya.
 Mempererat hubungan dengan luar negeri, seperti dengan negara Campa.
Semasa Kertanegara berkuasa, kekaisaran Cina giat memperluas wilayah kekuasaan. Singasari
termasuk wilayah yang ingin ditaklukkan. Kaisar Kubilai Khan mengirim seorang utusan kepada
Kertanegara. Tujuannya agar Singasari mau mengakui kekuasaan Kubilai Khan. Kertanegara dengan
tegas menolak permintaan itu. Akibatnya, Kubilai Khan sangat marah dan mendatangkan pasukan dari
Cina. T1292 M, pasukan Singasari dikerahkan menghadapi kekuatan bangsa Cina.

Secara bersamaan, datang serangan dari Kediri dipimpin oleh Jayakatwang. Kertanegara membagi
pasukannya. Pasukan dipimpin oleh menantunya, yaitu Raden Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang).
Namun, pasukan Ardaraja justru berbalik membantu Jayakatwang (ayahnya) dan menyerang Singasari,
dan Singasari mengalami kekalahan. Jayakatwang berhasil membunuh Kertanegara. Kertanegara
dikubur di Candi Singasari. Lalu, bagaimana nasib

Raden Wijaya bersama pengikutnya, yaitu Ranggalawe, Sora, dan Nambi menyelamatkan diri ke
Madura. Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan bangsa Cina dalam menyerang Jayakatwang. Raden
Wijaya menghasut para pasukan Cina. Ia mengatakan bahwa Jayakatwang adalah Kertanegara yang
mereka cari. Pasukan Cina menyerang Jayakatwang. Terbunuhnya Jayakatwang mengakhiri riwayat
Kerajaan Singasari.

5. Kerajaan maja pahit


Kerajaan Majapahit terletak di selatan Sungai Brantas yang berpusat di Trowulan, Mojokerto. Didirikan
oleh Raden Wijaya tahun 1294, yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Raden Wijaya adalah
keturunan dari Kertanegara yang dibunuh oleh Jayakatwang. Atas bantuan Wiraraja dari Madura, ia
dipercaya Jayakatwang dan dihadiahi tanah di Hutan Tarik, kemudian diberi nama Majapahit. Kertarajasa
memerintah dengan bijaksana sampai wafatnya tahun 1309 M, kemudian digantikan oleh Jayanegara.

Semasa pemerintahan Jayanegara, keadaan menjadi kacau dan sering terjadi pemberontakan, seperti
pemberontakan Ranggalawe (1309), pemberontakan Sora (1311), pemberontakan Nambi (1316), dan
pemberontakan Kuti (1319). Pada tahun 1328, Jayanegara wafat dan digantikan oleh adiknya yaitu Bhre
Kahuripan atau dikenal dengan gelar Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. Pada tahun 1350,
beliau turun tahta dan digantikan oleh putranya yaitu Hayam Wuruk. Puncak kejayaan Kerajaan
Majapahit adalah semasa Raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Hayam Wuruk artinya ayam
muda, karena naik tahta pada waktu usianya masih muda (umur 16 tahun) dan bergelar Rajasanegara.

Cita-cita Gajah Mada ingin mempersatukan wilayah Nusantara diucapkan dalam Sumpah Amukti Palapa.
Gajahmada seorang ahli hukum, dia menyusun Kitab Kutara Manawa, yang berisi tentang tata
pemerintahan dan perang. Gajah Mada wafat tahun 1364 M dan Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389
M. Kerajaan Majapahit mendapat sebutan sebagai kerajaan maritim dan agraris. Selain itu, disebut
sebagai Kerajaan Nusantara. Wilayah Kerajaan Majapahit meliputi Nusantara ditambah Tumasik
(Singapura) dan Semenanjung Melayu. Kehancuran Kerajaan Majapahit disebabkan oleh adanya perang
Paregreg (perang saudara).

Peninggalan sejarah Majapahit berupa karya sastra dan candi:


– Karya sastra Peninggalan sejarah Majapahit
 Kitab Negarakertagama (Mpu Prapanca)
 Kitab Arjunawiwaha (Mpu Kanwa)
 Kitab Sutasoma (Mpu Tantular)
– Candi Peninggalan sejarah Majapahit
 Candi Panataran (Blitar),
 Candi Sumberjati
 Candi Sawentar
 Candi Tikus di Trowulan
 Candi Jabung
 Candi Tigawangi
 Candi Surawana (Kediri).

6. Kerajaan pajajaran
Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 1333 Masehi. Pertama kalinya, kerajaan ini terletak di daerah
Pakuan Bogor kemudian dipindahkan ke daerah Kawali Ciamis. Raja yang berkuasa dan berpengaruh,
antara lain Sri Jaya Bhupati. Pusat pemerintahannya di Kawali (Ciamis). Sri Baduga Maharaja dikenal
dengan sebutan Ratu Naji Pemerintahannya di Pakuan Pajajaran, dipindahkan ke Bogor. Selanjutnya, Sri
Ratu Jaya Dewata atau Prabu Siliwangi (tahun 1482 M – 1521 M).

Peninggalan sejarah Kerajaan Pajajaran:


 Prasasti Rakyan Juru Panghambat (923 M)
 Prasasti Horren,
 Prasasti Citati Cibadak (1030 M),
 Prasasti Astana Gede,
 Prasasti Batutulis Bogor (1333 M)
Demikian Kerajaan-Kerajaan Hindu di Indonesia dan Peninggalan Sejarahnya Lengkap semoga dapat
membantu kamu. Terimakasih dan jangan lupa bagikan ilmu kalian kepada yang membutuhkan. Salam
sejarah.

Kerajaan Buddha di Indonesia dan Peninggalan Sejarahnya


Agama Buddha masuk dari India ke Indonesia hampir bersamaan dengan masuknya agama Hindu.
Agama Hindu berkembang setelah agama Buddha. namun persebaran agama Hindu lebih cepat
daripada persebaran agama Buddha. Hal ini terbukti dari lebih banyaknya kerajaan Hindu daripada
kerajaan Buddha di Indonesia. Sementara pusat-pusat kerajaan Buddha hanya terdapat di
Sumatera dan beberapa daerah di Jawa.
Berikut kerajaan Buddha di Indonesia.
1. Kerajaan Kalinga
Kerajaan Kalinggan berdiri sekitar aban 6 Masehi di jawa Tengah. Kerajaan ini dipimpin oleh
seorang ratu bernama Ratu Shima. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga, antara lain
Prasastin Tuk Mas yang ditemukan di desa Dakawu di Lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah.

2. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertaman Sri Jayanegara dan berpusat
di Palembang, Sumatera Selatan ( Muara Sungai Musi). Sriwijaya mengalami zaman kekemasan
pada saat diperintah oleh Raja Balaputradewa, putra dari Samaratungga dari Jawa pada abad ke-9.
Wilayah Sriwijaya meliputi hampir seluruh Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan
Semenanjung Melayu. Oleh karena itu, Sriwijaya disebut juga Kerajaan Nusantara pertama.
Peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya sebagai berikut:
a. Candi

 Candi Muara Takus


 Biara Bakal
b. Prasasti

 Prasati Kedukan Bukit ( 605 M)


 Prasati talang Tuo ( 648 M)
 Prasati Telaga Batu
 Prasasti Kota Kapur ( 686 M)
 Prasasti Karang Berahi ( 686)
3. Kerajaan Mataram Budha
Kerajaan Mataram Budha pada walanya merupakan kerajaan Hindu. Namus sejak Dinasti
Syailendra memerintah, Mataram berubah menjadi kerajaan Budha. Peninggalan kerajaan Mataram
Budha antara lain sebagai berikut:
a. Candi

 Candi Borobudur di Jawa tengah, didirikan tahun 770 M oleh Raja Samaratungga
 Candi Kalasan di Jawa Tengah , merupakan candi Budha tertua di Pulau Jawa yang
didirikan tahun 778 M
 Candi Mendut di Jawa Tengah
 Candi Sewu di Jawa Tengah
 Candi Plaosan di Jawa Tengah
b. Prasasti

 Prasasti Sojomerto, isinya menyebutkan seseorang bernama Syailendra, yang beragama


Budha.
 Prasasti Sangkhara, isinya menerangkan Raja Hakai Panangkaran yang berpindah agama
dari Hindu ke Buddha.
 Prasasti Kalasan ( 778 M), isinya seoarang raja dari Dinasti Sanjaya berhasil membujuk
Raja Rakai Panaangkaran dari Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu untuk membangun sebuah
bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah wihara untuk para biksu di Kalasan.
 Prasasti Kluraj (782 M), isinya tentang pembuatan arca Manjusri sebagai wujud dari
Buddha, Wisnu, dan Sanggha yang disamakan dengan Trimurti yaitu, Brahmana, Wisnu dan Siwa.
 Prasasti Ratu Boko ( 856 M), isinya kekalahan Balaputradewa dalam perang dengan kakak
iparnya, Rakai Pikatan.

Candi Muara Takus

Sejarah 12 Kerajaan Islam Di Indonesia beserta Peninggalannya


Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Negara Indonesia dikenal
sebagai salah satu negara dengan penganut agama islam terbesar didunia. Sekitar 85% penduduk
indonesia menganut agama islam. Penduduk indonesia juga dikenal ramah dan baik oleh karena itu
banyak wisatawan-wisatawan yang berkunjung di Indonesia. Selain untuk berwisata bahari wisatawan
juga datang untuk melakukan proses perdagangan. Indonesia memiliki hasil bumi dan laut yang sangat
melimpah, ini dikarenakan indonesia terletak pada jalur perdagangan dunia.

Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia


Banyak teori yang berpendapat tentang masuknya islam di indonesia. Beberapa ahli mengatakan
masuknya islam di indonesia sekitar abad ke-7 Masehi sampai dengan abad ke-8 Masehi. Ada
pula yang berpendapat bahwa islam masuk di indonesia pada abad ke-11 sampai abad ke-13
Masehi. Berikut Proses perkembangan agama islam di wilayah indonesia :

1. Perkembangan Islam pada abad ke-7 Masehi


Berita tentang perkembangan islam di indonesia pada abad ke-7 Masehi ini dibawa oleh
pedagang-pedagang yang berasal dari arab. Pedagang-pedagang arab menjalin hubungan kerja
sama dengan indonesia dalam bidang ekonomi. Para pedagang arab masuk melalui pantai
Sumatra Utara atau wilayah Samudra Pasai. Tempat ini dianggap menjadi daerah pertama yang
mendapat pengaruh islam. Dari daerah Samudra Pasai menyebar ke Selat Malaka lalu ke pulau
Jawa. Berita tentang masuknya islam di indonesia pada abad ke-7 Masehi didasarkan dari berita
Dinasti T’ang dari Cina yang menyebutkan bahwa orang-orang Arab dan Persia yang
mengurungkan niatnya untuk menyerang Ho Ling dibawah kepemimpinan Ratu Sima pada tahun
647 Masehi.

2. Perkembangan Islam pada abad ke-11 Masehi


Perkembangan Islam pada abad ke-11 Masehi dibuktikan dengan penemuan makam Fatimah
Binti Maimun di Leran Manyar, Gresik. Pada makam Fatimah Binti Maimun terdapat prasasti
dengan tulisan 1082 Masehi.

3. Perkembangan Islam pada abad ke-13 Masehi


Perkembangan Islam pada abad ke-13 Masehi diperkuat dengan beberapa bukti yaitu :

 Catatan Marcopolo yang menyatakan bahwa menemukan Kerajaan Islam Ferlec di Aceh pada
tahun 1292 M.
 K.F.H. van Langen dari Cina yang menyebutkan melihat Kerajaan Pase (mungkin yang
dimaksud Kerajaan Pasai) dapa tahun 1298 M.
 R.A Kern, C. Snouck Hurgronje, dan Schrieke lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M.
 J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk Monumenten uit
hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M.
 Teori Gujarat menyatakan bahwa islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari Gujarat
dan India pada abad ke-13 M.
 Teori Persia yang menyatakan bahwa islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang asal
Persia yang singgah di Gujarat sebelum ke Indonesia sekitar abad ke-13 M.
Kerajaan Islam Di Indonesia
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai berdiri pada abad ke-13 M setelah kehanduran Kerajaan Sriwijaya
dengan pendiri bernama Sultan Malik al Saleh. Letak Kerajaan Samudra Pasai berada di daerah
Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe. Kerajaan Samudra Pasai merupakan gabungan dari
kerajaan Pase dan Peurlak. Pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat dan digantikan oleh
Sultan Mahmud sebagai putra Sultan Malik al Saleh dari perkawinannya dengan putri Raja
Peurlak. Selanjutnya Kerajaan Samudra Pasai dipimpin oleh Sultan Malik Al Tahir pada tahun
1326. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Tahir, koin emas sebgai mata uang di Kerajaan
Samudra Pasai. Seiring perkembangannya Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran
agama islam. Setelah Sultan Malik Al Tahir wafat digantikan oleh Sultan Mahmud Malik az-
Zahir sampai tahun 1345.

Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, Kerajaan Perlak telah menjadi
bagian dari kedaulatan Pasai, kemudian ia juga menempatkan salah seorang anaknya yaitu Sultan
Mansur di Samudera. Namun pada masa Sultan Ahmad Malik az-Zahir, kawasan Samudera
sudah menjadi satu kesatuan dengan nama Samudera Pasai yang tetap berpusat di Pasai. Pada
masa pemerintahan Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir, Lide (Kerajaan Pedir) disebutkan
menjadi kerajaan bawahan dari Pasai. Sementara itu Pasai juga disebutkan memiliki hubungan
yang buruk dengan Nakur, puncaknya kerajaan ini menyerang Pasai dan mengakibatkan Sultan
Pasai terbunuh. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh
Portugal tahun 1521 yang sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun 1511, dan kemudian
tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.

Beberapa peninggalan bersejarah dari Kerajaan Samudra Pasai adalah Cakra Donya , Naskah
Surat Sultan Zainal Abidin , Makam Sultan Malik al Saleh, Makam Zain al-Abidin Malik az-
Zahir, stempel kerajaan Samudra Pasai, Makam Ratu Al-Aqla.

Baca Juga :

 Sejarah Benua Australia


 Sejarah Rusia
 Sejarah Benua Amerika
 Sejarah Benua Atlantis
2. Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh berdiri pada tahun 1514. Sultan Ibrahim atau Ali Mugayat Syah adalah raja
pertama Kerajaan Aceh Darussalam. Sultan Ali Mugayat Syah memerintah Kerajaan Aceh
Darussalam selama 10 tahun, menurut prasasti yang ditemukan pada batu nisan Sultan Ali
Mugayat Syah. Walaupun Sultan Ali Mugayat Syah memimpin hanya sebentar, tetapi beliau
membuah kerajaan Aceh Darussalam menjadi kokoh dan besar. Kerajaan Aceh Darussalam
terletak didaerah yang sekarang bernama Aceh Besar. Kerajaan Aceh Darussalam berjaya pada
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607 sampai 1636.

Kemunduran Kerajaan Aceh Darussalam disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah
makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka, ditandai dengan
jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus serta Bengkulu
kedalam pangkuan penjajahan Belanda. Faktor penting lainnya ialah adanya perebutan
kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan.

Contoh peninggalan prasejarah dari Kerajaan Aceh Darussalam adalah Masjid Raya
Baiturrahman, Benteng Indrapatra, Gunongan, Makam Sultan Iskandar Muda, Mariam kerajaan
Aceh Darussalam, dan uang emas kerajaan Aceh Darussalam.

3. Kerajaan Demak
Kerajaan islam pertama dipulau jawa adalah Kerajaan Demak yang berdiri dari tahun 1478
dengan pimpinan Raden Patah. Sebelumnya Demak yang masih bernama Bintoro merupakan
daerah vasal Majapahit yang diberikan Raja Majapahit kepada Radeen Patah. Daerah kekuasaan
kerajaan Demak mencakub Banjar, Palembang, Maluku, serta bagian utara pantai pulau jawa.
Pada saat itu ulama memegang peran penting dalam masyarakat dengan pengangkatan Sunan
Kalijaga dan Ki Wanalapa sebagai penasehat kerajaan. Pada tahun 1507 Raden patah digantikan
oleh putranya yaitu Pati Unus.
Pati Unus masih banyak mengalami kegagalan saat memimpin kerajaan Demak. Namun karena
keberanian Pati Unus untuk menyerang portugis yang berada di Malaka, maka Pati Unus dijuluki
sebagai Pangeran Sabrang Lor. Pada tahun 1521 Pati Unus wafat dan digantikan oleh adiknya
bernama Trenggana, dan mengalami masa kejayaan. Kerajaan Demak mengalami kehancuran
karena terjadi perang saudara untuk memperebutkan tahta di Kerajaan Demak.

Contoh peninggalan bersejarah Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak, Pintu Bledek,
Soko Tatal dan Soko Guru, Bedug, Kentongan, Situs Kolam Wudhu, Makrusah, Dampar
Kencana, Piring Campa.

4. Kerajaan Islam Panjang


Kerajaan Islam Panjang didirikan oleh Sultan Adiwijoyo atau Jaka Tingkir pada tahun 1568.
Sultan Adi Wijaya berhasil mengalahkan Arya Penangsang dan memindahkan kerajaan demak
ke daerah panjang, dan inilah awal mula berdirinya kerajaan Islam Panjang. Setelah Sultan Adi
Wijaya wafat pada tahun 1582 dan digantikan oleh putranya yitu Pangeran Benowo. Tetapi
Pangeran Arya Pangiri dari Demak mencoba untuk merebut kekuasaan di kerajaan Islam Panjang
dari tangan Pangeran Benowo tapi mengalami kegagalan. Lalu Pangeran Benowo menyerahkan
tahta kepada saudara angkatnya bernama Sutowijoyo. Namun Sutowijoyo memindahkan
Kerajaan Islam Panjang ke daerah mataram dan menjadi awal kehancuran kerajaan Islam
Panjang.

Baca Juga :

 Sejarah Benua Antartika


 Sejarah Brunei Darussalam
 Sejarah Kabah
 Sejarah Grand Canyon di Amerika Serikat
5. Kerajaan Islam Mataram
Kerajaan Islam Mataram didirikan oleh Sutowijoyo pada tahun 1586. Kerajaan Islam Mataram
terletak di Kotagede, sebelah tenggara kota Yogyakarta. Pada tahun 1601 Sutowijoyo wafat dan
digantikan oleh Mas Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak. Pada pemerintahan Mas Jolang
atau Penembahan Seda ing Krapyak banyak terjadi pemberontokan. Lalu Mas Jolang atau
Penembahan Seda ing Krapyak mengirimkan pasukan tentara untuk melawan pemberontakan itu.
Sayangnya sebelum selesai untuk menumpas pemberontakan, Mas Jolang wafat terlebih dahulu.
Lalu Mas Jolang digantikan oleh Adipati Martapura, tetapi akhirnya Adipati Martapura wafat
karena sakit-sakitan. Setelah itu digantikan oleh Mas Rangsang, dan mengalami kenaikan di
beberapa sektor. Mas Rangsang sebagai raja yang lebih terkenal dengan sebutan Sultan Agung.

Peninggalan Bersejarah dari Kerajaan Oslam Mataram yaitu Sastra Gendhing karya dari sultan
Agung, Tahun Saka, Kerajinan perak, Kalang Obong, Kue Kipo, Batu Datar, Pakaian kyai
Gundhil, Gapura Makan Kotagede.
6. Kerajaan Islam Cirebon
Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon dengan pendiri dan menjadi rajanya bernama
Raden Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam mengislamkan Jawa Barat. Di bawah pemerintahan
Raden Fatahillah kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan. Daerah kekuasaanya bertambah
luas, dan Kerajaan Islam Cirebon menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan Islam Mataram.
Pada thaun 1570 Raden Fatahillah wafat dan selanjutnya digantikan oleh putranya bernama
pangeran Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam Cirebon
dibagi menjadi dua kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoman.

Pada masa itu pula VOC ingin menduduki daerah Cirebon, maka VOC menggunakan siasat
Devide Et Impera dan membagi Kerajaan Islam Cirebon yang semula telah dibagi dua menjadi
dibagi tiga yaitu Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Keadaan ini menyebabkan kerajaan
Islam Cirebon semakin terpuruk. Makan pada abad ke-7 kerajaan Islam Cirebon dikuasai oleh
VOC.

Peninggalan Bersejarah dari Kerajaan Islam Cirebon adalah Keraton Kasepuhan, Keraton
Kanoman, Keraton Kacirebonan, Masjid Sang Cipta Rasa, Masjid Jami Pakuncen, Makam,
Benda Pusaka.

7. Kerajaan Islam Banten


Kerajaan Islam Banten didirikan oleh Hasanudin pada tahun 1552 di Banten. Ia mendapat
mandat untuk memimpin Kerajaan Islam Banten oleh ayahnya, Raden Fatahillah. Kerajaan Islam
Banten dibawah pimpinan Hasanudin semakin kuat dan memperluas daerah kekuasannya.
Hasanudin dan ayahnya sangatlah giat dalam menyiarkan agama islam sewaktu Kerajaan Pakuan
Pajajaran masih menganut agama hindu. Ini menyebabkan Kerajaan Pakuan Pajajaran semakin
lemah dan terpuruk. Hasanudin memperluas daerah kekuasaan hingga lampung dan
mempersunting Putri Sultan Indrapura.

Setelah Hasanudin wafat digantikan oleh Pangeran Yusuf sebagai anaknya. Pada tahun 1580
Pangeran Yusuf wafat dan digantikan oleh Maulana Muhamad. Di bawah pimpinan Maulana
Muhamad, Kerajaan Islam Banten memperluas daerah kekuasaannya hingga ke Palembang.
Palembang saat itu dipimpin oleh Ki Gede Ing Suryo yang berasal dari surabaya, dan hampir
jatuh ke tangan kerajaan Islam Banten. Namun ditengah peperangan Maulana Muhamad gugur,
dan tentara dikembalikan ke Banten.

Setelah Maulana Muhamad wafat, seharusnya digantikan oleh anaknya Abdul Mufakir. Namun
waktu itu Abdul Mufakir baru berusia 5 bulan, maka kerajaan islam Banten dipimpin oleh
seorang mangkubumi. Setelah Abdul Mufakir dewasa, beliau memimpin kerajaan didampingi
oleh Pangeran Ranamenggala dan mengalami masa kejayaan sampai pada tahun 1600.
Kemunduran kerajaan Islam Banten terjadi sejak masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakkir di
mana Belanda terus melakukan blokade-blokade yang mengakibatkan sempitnya ruang gerak
kerajaan Islam Banten.
Peninggalan bersejarah dari kerajaan Islam Banten adalah Masjid Agung Banten, Istana Keraton
Kaibon Banten, Istana Keraton Surosowan Banten, Benteng Speelwijk, Danau Tasikardi, Vihara
Avalokitesvara, Meriam Ki Amuk, Mahkota Binokasih, Keris Penunggul Naga, Keris Naga
Sasra.

8. Kerajaan Islam Banjar


Kerajaan Islam Banjar berdiri pada tahun 1520 di provinsi Kalimantan Selatan dibawah
pimpinan Raden Samudra. Kemunculan kerajaan Islam Banjar berhubungan erat dengan
runtuhnya Kerajaan Nagaradaha (Kerajaan Daha) yang saat itu menguasai daerah banjar. Dengan
bantuan kerajaan Islam Demak, Kerajaan Islam Banjar dapat meruntuhkan kerajaan Daha. Untuk
mendapatkan bantuan dari Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Banjar harus memeluk agama islam.
Poses islamisasi dilakukan oleh kerajaan Demak dengan cukup pesat. Masyarakat suku bugis
disungai bagian Timur Kalimatan banyak menganut agama islam. Di kerajaan Islam Banjar
terdapat ulama yang sangat terkenal yaitu Syeh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Setelah Raden samudra wafat digantikan oleh Sultan Rahmatullah (1545-1570) , lalu Sultan
Hidayatullah (1570-1595), Sultan Mustain Billah (1595-1620), Ratu Agung bin Marhum (1620-
1637), Ratu Anum (1637-1642), Adipati Halid (1642-1660), Amirullah Bagus Kusuma (1660-
1663), Pangeran Adipati Anum ( 1663-1679), Sultan Tahlilullah (1679-1700), Sultan
Tahmidullah (1700-1734), Pangeran Tamjid bin Sultan Agung (1734-1759), Pangeran
Muhammad Aliuddin Aminullah (1759-1761), Pangeran Nata Dilaga (1761-1801), Sultan
Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah (1801-1825), Sultan Adam Al Wasik Billah
bin Sultan Suleman (1825-1857), Pangeran Tamjidillah (1857-1859), Pangeran Antasari (1859-
1862), dengan raja Kerajaan Islam Banjar terakhir yaitu Sultan Muhammad Seman (1862-
1905).Peninggalan Bersejarah Kerajaan Islam Banjar adalah Candi Agung Amuntai dan Masjid
Sultan Suriansyah.

Baca Juga :

 Sejarah Danau Toba


 Sejarah Colosseum
 Sejarah Petra (Yordania)

9. Kerajaan Sukadana atau Tanjungpura


Ibukota Kerajaan Tanjungpura beberapa kali mengalami perpindahan dari satu tempat ke tempat
lainnya. Beberapa penyebab Kerajaan Tanjungpura berpindah ibukota adalah terutama karena
serangan dari kawanan perompak (bajak laut) atau dikenal sebagai Lanon. Konon, pada masa itu
sepak-terjang gerombolan Lanon sangat kejam dan meresahkan penduduk. Kerajaan
Tanjungpura dipimpin oleh Sultan Muhammad Zainuddin (1665– 1724). Gusti Kesuma Matan
atau Giri Mustika atau Sultan Muhammad Syaifuddin/Raden Saradipa/Saradewa (1622–1665)
menjadi raja terakhir yang memimpin kerajaan Islam Sukadana atau Tanjungpura.

Bukti Peninggalan bersejarah kerajaan Islam Sukadana atau Tanjungpura adalah adanya Negeri
Batu, makam tua di kota yang pernah ditempati kerajaan Sukadana.
10. Kerajaan Islam Ternate
Di Maluku terdapat 4 kerajaan yaitu Ternate, Tidore, Obi, dan Bacan. Dari
keempat kerajaan tersebut Ternate dan Tidore merupakan kerajaan yang
berkembang cepet karena sumber sempah-rempah yang sangat besar.
Kerajaan Islam Ternate terletak di Maluku Utara dengan raja pertama adalah
Sultan Marhum(1465 – 1486). Banyak para pedagang datang untuk
melakukan perdagangan di Kerajaan Ternate, dan selain bertransaksi
perdagangan mereka juga menyebarkan agama islam. Setelah Sultan
Mahrum wafat digantikan oleh Sultan Harun. Pada masa pemerintahannya
banyak pedagang Portugis yang membuat onar dan ingin menguasai rempah-
rempah yang dihasilkan oleh Kerajaan Ternate. Banyak terjadi pertempuran
antara orang-orang Portugis dengan tentara Kerajaan Ternate. Sampai
akhirnya Sultan Harun membuat perjanjian perdamaian dengan Portugis.
Namun saat melakukan perjanjian perdamaian, Sultan Harun di jebak dan
dibunuh oleh orang-orang Portugis.

Sultan Harun digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Baabullah. Sultan Baabullah sangat
marah dengan perlakuan orang-orang Portugis terhadap ayahnya. Selama 4 tahun lamanya terjadi
pertarungan antara pasukan Sultan Baabulah dengan Portugis, akhirnya Portugis mengakui
kekalahannya dan harus pergi dari Kerajaan Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah.

Sepeninggal Sultan Baabulah pada tahun 1583, ia digantikan oleh purtanya yang bernama Sahid
Barkat. Namun lama-kelamaan kerajaan Ternate mengalami keruntuhan karena tidak mampu
melawan Spanyol dan VOC.

Peninggalan bersejarah kerajaan Islam Ternate adalah Istana Sultan Ternate, Masjid Jami Sultan
Ternate, Makam Tua, Al-Quran tulisan raja, tempat berdoa, singgasana, tombak, pedang,
senapan, tameng.

11. Kerajaan Islam Tidore


Kerajaan Islam Tidore terletak di sebelah selatan kerajaan Ternate. Berdiri pada tahin 1801
dengan raja pertama yaitu Muhammad Naqil. Agama islam menjadi agama resmi kerajaan
Tidore dan disahkan oleh raja Tidore ke-11 yaitu Sultan Djamalludin berkat dakwah dari Syekh
Mansur dari Arab. Kerajaan Tidore juga dikenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di
Maluku. Banyak bangsa Eropa yang melakukan perdagangan di kerajaan Tidore seperti Spanyol,
Portugis dan Belanda. Kesrajaan Islam Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M).

Dengan sumber rempah-rempah yang banyak dari Tidore dan Ternate membuat Spanyol
mengadu domba dua kerajaan maju ini. Hal ini menyebabkan 2 persekutuan yang memecah
belah persatuan masyarakat Maluku. Persekutuan 5(=uli-Lima) dipimpin oleh Ternate dan
Persekutuan 9(=uli-Siwa) dipimpin oleh Tidore. Namun dua kerajaan ini sadar bahwa hanya di
adu domba dan tidak mau beemusuhan dengan negra sendiri. Maka mereka menyatukan
kekuatan untuk mengusir Spanyol dari Maluku. Tapi kemenangan itu hanyalah sementara,
karena VOC berhasil menguasai Maluku dengan strategi yang rapi, teratur, dan
kuat. Peninggalan bersejarah Kerajaan Islam Tidore adalah Benteng Tore, Keraton Tidore.

12. Kerajaan Islam Makassar


Di Sulawesi Selatan terdapat beberapa kerajaan Gowa, Bone, Waju, Luwu, Tallo, dan Soppeng.
Namun kerajaan Gowa dan Tallo mengalami perkembangan yang pesat. Dikarenakan letak
Gowa dan Tallo yang berada ditengah jalur pelayaran. Maka raja kedua kerajaan maju itu
memutuskan untuk bergabung dan mendirikan Kerajaan Islam Makassar dengan raja pertamanya
adalah Sultan Alauddin. Kerajaan Islam Makassar ini pula giat dalam menyebarkan agama
islam. Kerajaan Islam Makassar mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah Sultan
Hasanuddin berkuasa (tahun 1654-1669). Sultan Hasanuddin adalah cucu dari Sultan Alauddin.
Namun Belanda tidak begitu saja menyerah untuk menguasai kerajaan Makassar. Sultan
Hasanuddin sangat gigih dan kuat untuk menghadapi Belanda.

Saat terjadi perseteruan antara Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka (Raja Bone dan Raja
Soppeng) dimanfaatkan oleh Belanda untuk melakukan adu domba. Belanda memihak pada Aru
Palaka dan memerangi Sultan Hasanuddin. Dalam peperangan ini makassar hampir jatuh
ketangan Belanda dan Aru Palaka, mengakibatkan Sultan Hasanuddin membuat perjanjian damai
yang dikenal dengan Perjanjian Bongaya pada tahun 1667.

Walaupun sudah menandatangani perjanjian damai, Belanda tetap licik dan kembali menyerang
Makassar. Pada tahun 1669 Sultan Hasanuddin menyerah kepada Belanda dan menjadi awak
kehancuran Kerajaan Islam Makassar. Peninggalan bersejarah Kerajaan Islam Makassar
adalah Benteng Ford Ratterdam, Batu Pallantikang, Masjid Katangka, Kompleks Makam
Katangka, Makam Syekh Yusuf.

Banyak sekali kerajaan-kerajaan islam yang ikut serta dalam penyebaran agama islam. Maka kita
sebagai generasi penerus islam harus giat pula melakukan perintah Allah SWT dan menghindari
larangan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai