Wilayah kekuasaan Kediri meliputi Kediri, Madiun, dan bagian barat Medang Kamulan. Ibu
kota Kediri adalah Daha yang terletak di tepi Sungai Brantas.
1. Prasasti Sirah Keting yang memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat
desa oleh Raja Jayawarsa.
2. Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono berisi masalah keagamaan
yang diperkirakan berasal dari Raja Bewasmara.
3. Parasasti Ngantang yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang memberikan
hadiah kepada rakyat desa Ngantang sebidang tanah yang bebas dari pajak.
4. Prasasti Jaring dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah nama-nama hewan
seperti Kebo Waruga dan Tikus Jinada.
Kitab ini merupakan karangan dari dua orang pujangga yang cukup terkenal yaitu Empu
Sedah dan Empu Panuluh. Didalamnya menceritakan tentang kisah perjuangan dan
kepahlawanan dari raja Jayabaya sebagai raja Jenggala yang berhasil menaklukkan kerajaan
Panjalu.
Didalamnya juga menceritakan tentang peperangan yang terjadi selama 18 hari antara
keluarga Kurawa dan Pandawa.
Kitab Kresnayana adalah karangan Empu Triguna yang didalamnya berisi tentang riwayat
hidup seorang anak yang bernama Kresna, anak tersebut memiliki kekuatan yang sangat luar
biasa, namun suka menolong orang lain yang membuat ia cukup disukai oleh orang-orang.
Walaupun ia adalah anak yang nakal.
Diceritakan juga mengenai pernikahannya dengan seorang putri cantik bernama Dewi
Rukmini
Kitab ini dikarang oleh Empu Monaguna, didalamnya menceritakan mengenai kisah kutukan
terhadap seorang bidadari khayangan yang melakukan kesalahan. Bidadari tersebut bernama
Harini, ia dikutuk menjadi manusia dan tinggal untuk beberapa lama di bumi. Setelah masa
kutukannya selesai, sang bidadari kembali ke kayangan.
4). Kitab Gatotkacasraya
Ktab ini ditulis oleh Empu Panuluh, didalamnya bercerita tentang kisah kepahlawanan
Gatotkaca yang berjasa mempersatukan cinta (Pernikahan) antara Abimayu, putra Arjuna
dengan Siti Sundhari.
Kitab smaradhana ini ditulis oleh seorang empu bernama Empu Dharmaja didalamnya
mengisahkan sepasang suami istri yang hilang secara misterius setelah terkena api yang
keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa. Suami-istri tersebut adalah Dewa Kama dan Dewi Ratih
1. Raja Jayawarsa
Pemerintah Jayawarsa hanya diketahui melalui Prasasti Sirah Keting.
2. Raja Bameswara
Raja Bameswara nanyak meniggalkan prasasti, namun prasasti tersebut lebih banyak
mengenai urusan keagamaan sehingga perkembangan pemerintahan tidak banyak diketahui.
3. Jayabaya
Kerajaan Kediri dibawah pemerintahan Jayabaya mencapai masa kejayaan. Kediri dan
Jenggala dapat dipersatukan kembali. Keberhasilan dan kemenangan Jayabaya ini diabadikan
dalam kitab Bharayatayudha karangan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
Raja Jayabaya terkenal sebagai ahli nujum (ahli ramal). Ramalannya dikumpulkan dalam
sebuah kitab Jongko Joyoboyo. Dalam ramalannya, Jayabaya menyebut beberapa hal seperti
ratu adil yang akan datang memerintah Indonesia.
Kediri tidak saja berkembang sebagai negara agraris, namun juga sebagai negara maritim.
Adanya jabatan Senopati Sarwajala (yang disamakan dengan laksamana atau panglima
Angkatan Laut) menunjukkan kemajuan Kediri di bidang maritim.
5. Raja Gandra
Masa pemerintahan Raja Gandra dapat diketahui dari prasasti Jaring.
6. Raja Kameswara
Pada masa pemerintahan Raja Kameswara seni sastra mengalami perkembangan yang pesat.
7. Raja Kertajaya
Raja Kertajaya dikenal dengan sebutan Dandang Gendis dan merupakan raja terakhir
Kerajaan Kediri. Pada masa pemerintahan Kertajaya terjadi pertentangan antara raja dan para
pendeta (kaum brahmana). Pertentangan tersebut terjadi karena Kertajaya berlaku sombong
dan berani melanggar adat. Hal tersebut memperlemah pemerintahan di Kediri.
Kemudian para brahmana mencari perlindungan kepada Ken Arok yang merupakan penguasa
(Akuwu/Bupati) di Tumapel (Bagian Kediri). Pada tahun 1222 M Ken Arok dengan
dukungan kaum brahmana menyerang Kediri. Akhirnya Kertajaya dapat dikalahkan oleh Ken
Arok.
Kerajaan Kediri runtuh pd masa pemerintahaan Raja Kertajaya, dimana terjadi pertentangan
antara raja dgn Kaum Brahmana. Raja Kertajaya dianggap melanggar agama dgn
memaksakan mereka menyembah kepdnya sebagai dewa. Kaum Brahmana meminta
pertolongan kepd Ken Arok, pemimpin daerah Tumapel yang ingin memisahkan diri dari
Kediri. Kemudian terjadilah perang antara rakyat Tumapel yang dipimpin Ken Arok dgn
Kerajaan Kediri. Akhirnya pd tahun 1222 Masehi, Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya
dan Kerajaan Kediri menjadi wilayah bawahan Tumapel atau Singhasari.
KERAJAAN SINGASARI
Letak Geografis Kerajaan Singasari
Sejarah kerajaan Singasari berawal dari daerah Tumapel, yang dikuasai oleh seorang
akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur di daerah Malang dengan
pelabuhannya yang bernama Pasuruan. Dari daerah itulah Singasari berkembang menjadi
sebuah kerajaan besar di Jawa Timur. Perkembangan yang pesat itu dialami oleh Singasari
setelah berhasil mengalahkan Kediri.
KERAJAAN BALI
Letak geografis
Letak kerajaan bali, yang terpusat di pejeng atau bedulu, Gianyat.
Sumber Sejarah
Sumber-sumber tentang Kerajaan Bali dapat diketahui melalui beberapa sumber, seperti
sumber-sumber berita dari Kerajaan Bali (misalnya berita dari Jawa) dan juga bangunan-
bangunan candi.
Prasasti
Prasasti Sanur (839 C/917 M) Prasasti Sanur merupakan salah satu prasasti yang
ditemukan oleh para ahli. Prasasti ini menunjukkan adanya kekuasaan raja-raja dari
Wangsa atau Dinasti Warmadewa.
Prasasti Calcuta, India (1042 M) Dalam prasasti ini disebutkan tentang asal-usul Raja
Airlangga, yaitu dari keturunan raja-raja Bali, Dinasti Warmadewa. Raja Airlangga
terakhir dari pernikahan Raja Udayana (Kerajaan Bali) dengan Mahendradata (putri
Kerajaan Medang Kemulan adik Raja Dharmawangsa).
Kerajaan Bali mengalami kejatuhan akibat siasat dari Mahapatih Gajah Mada yang pada
waktu itu sedang memperluas ekspansinya ke nusantara, awalnya ia mengajak raja Bali
untuk berunding mengenai penyerahan kerajaan Bali ke tangan Kerajaan Majapahit,
karena itulah patih Kebo Iwa dikirim ke Majapahit untuk perundingan damai, akan tetapi
sesampainya di sana, Kebo Iwa pun dibunuh tanpa sepengetahuan kerajaan Bali, kemudian
Majapahit mengirim Gajah Mada yang berpura-pura mengajak berunding, akan tetapi
kemudian ia membunuh raja Gajah Waktra sehingga kerajaan Bali berada di dalam
Kerajaan Majapahit
KERAJAAN PAJAJARAN
Sumber Sejarah
Dari catatan-catatan sejarah yang ada, baik dari prasasti, naskah kuno, maupun catatan
bangsa asing, dapatlah ditelusuri jejak kerajaan ini; antara lain mengenai wilayah kerajaan
dan ibukota Pakuan Pajajaran. Mengenai raja-raja Kerajaan Sunda yang memerintah dari
ibukota Pakuan Pajajaran, terdapat perbedaan urutan antara naskah-naskah Babad Pajajaran,
Carita Parahiangan, dan Carita Waruga Guru.
Batu berukuran 200x160x20 cm itu diboyong ke Banten karena tradisi politik agar di Pakuan
Pajajaran tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru, dan menandakan Maulana Yusuf adalah
penerus kekuasaan Sunda yang sah karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga
Maharaja. Palangka Sriman Sriwacana tersebut saat ini bisa ditemukan di depan bekas
Keraton Surosowan di Banten. Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang, berarti
mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata Sriman.
KERAJAAN MAJAPAHIT
Secara geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah
lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya
yang dapat dilayari sampai ke hulu. Jawa timur.
Raja-raja Majapahit
Merupakan pendiri kerajaan Majapahit, pada masa pemerintahannya, Raden Wijaya dibantu
oleh mereka yang turut berjasa dalam merintis berdirinya Kerajaan Majapahit, Aryawiraraja
yang sangat besar jasanya diberi kekuasaan atas sebelah Timur meliputi daerah Lumajang,
Blambangan. Raden Wijaya memerintah dengan sangat baik dan bijaksana. Susunan
pemerintahannya tidak berbeda dengan susunan pemerintahan Kerajaan Singasari.
Kala Gemet naik tahta menggantikan ayahnya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada Masa
pemerintahannnya ditandai dengan pemberontakan-pemberontakan. Misalnya pemberontakan
Ranggalawe 1231 saka, pemberontakan Lembu Sora 1233 saka, pemberontakan Juru
Demung 1235 saka, pemberontakan Gajah Biru 1236 saka, Pemberontakan Nambi, Lasem,
Semi, Kuti dengan peristiwa Bandaderga. Pemberontakan Kuti adalah pemberontakan yang
berbahaya, hampir meruntuhkan Kerajaan Majapahit. Namun semua itu dapat diatasi. Raja
Jayanegara dibunuh oleh tabibnya sendiri yang bernama Tanca. Tanca akhirnya dibunuh pula
oleh Gajah Mada.
Berita mengenai kerajaan majapaht berasal dari berbagai sumber. Berikut ini adalah sumber-
sumber kerajaan Majapahit :
Tidak adanya pemimpin yang cakap pasca meninggalnya Rajasanegara dan Gajah
Mada. Para penguasa Majapahit selanjutnya seperti Wikramawardhana dan Suhita
tidak mampe secara tegas menindak pembangkangan Bhre Wirabhumi dari
Blambangan. Akibatnya timbul sengketa keluarga yang berlarut-larut.
Keruntuhan kerajaan Majapahit tidak terlepas dari meletusnya perang saudara yang
berlangsung selama 5 tahun atau yang kita kenal dengan nama perang paregreg.
Walaupun perang ini dimenangkan oleh Majapahit, persengketaan keluarga tidak
kunjung selesai. Setelah Suhita wafat, tahta Kerajaan Majapahit direbut oleh adiknya,
Bhre Tumapel. Kemudian ibu kota Kerajaan Maja[ahit dipindahkan ke Kahuripan
pada masa pemerintahan Rajasawardhana.
Terjadinya kekosongan kekuasaan sepeninggal Rajasawardhana menyebabkan
Kerajaan Majapahit tidak mampu mengendalikan wilayah bawahan.
Munculnya Kerajaan Islam Demak dan Malaka yang mengambil alih pusat
perdagangan di Indonesia.