Anda di halaman 1dari 12

KERAJAAN KEDIRI

Ferdian, Fauzan, Almas


Berdirinya kerajaan kediri
Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu adalah sebuah kerajaan besar yang berdiri pada abad ke-12
antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Kediri
bercorak Hindu. Kerajaan Kediri bermula dari perintah Raja Airlangga untuk membagi kerajaan
menjadi dua bagian pada tahun 1041 Masehi. Pembagian kerajaan dimaksudkan untuk menghindari
pertikaian, seperti dikutip dari buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik sampai
Kontemporer oleh Adi Sudirman

.Wilayah kerajaan Raja Airlangga dikenal sebagai Kahuripan. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan
Brahmana sakti bernama Empu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal sebagai Kerajaan Jenggala
(Kahuripan) dan Panjalu (Kediri). Kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Bran

2
Kehidupan politik
Kehidupan politik pada bagian awal di kerajaan kediri ditandai dengan perang saudara antara
Samarawijaya yang berkuasa di Panjalu dan Panji garasakan yang berkuasa di Jenggala. mereka
tidak dapat hidup berdampingan.pada tahun 1052 M terjadi peperangan perebutan kekuasaan di
antara kedua belah pihak. pada tahap pertama panji garasakan dapat mengalahkan samarawijaya,
sehingga panji garasakan berkuasa. Di Jenggala kemudian berkuasa raja-raja pengganti panji
garasakan.Tahun 1059 M yang memerintahkan adalah samarotsaha. Akan tetapi setelah itu tidak
terkenal berita mengenal Kerajaan Panjalu dan Jenggala. Pada 1104 M tampil kerajaan panjalu
sebagai rajanya Jayawangsa yang lebih dikenal dengan nama kerajaan kediri dengan ibu kotanya di
Daha
Raja-raja Kerajaan Kediri
 Sri Samarawijaya (1045 M)
 Sri Jayawarsa (1104-1115 M)
 Raja Bameswara (1116-1135 M)
 Sri Jayabaya (1135-1159 M)
 Sri Sarweswara (1159-1170 M)
 Sri Aryyeswara (1170-1180 M)
 Sri Gandra (1181 M)
 Sri Kameswara (1190-1200 M)
 Sri Kertajaya (1200-1222 M)

4
Kehidupan Ekonomi
Kediri merupakan kerajaan agraris dan maritim. Masyarakat yang hidup di daerah pedalaman
bermata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian di daerah pedalaman Kerajaan Kediri sangat
melimpah karena didukung oleh kondisi tanah yang subur. Hasil pertanian yang melimpah
memberikan kemakmuran bagi rakyat. Masyarakat yang berada di daerah pesisir hidup dari
perdagangan dan pelayaran. Pada masa itu perdagangan dan pelayaran berkembang pesat. Para
pedagang Kediri sudah melakukan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya. Pada masa itu,
mata uang yang terbuat dari emas dan campuran antara perak, timah, dan tembaga sudah
digunakan. Hubungan antara daerah pedalaman dan daerah pesisir sudah berjalan cukup lancar.
Sungai Brantas banyak digunakan untuk lalu lintas perdagangan antara daerah pedalaman dan
daerah pesisir. Agama yang dianut yaitu Hindu – Buddha.

5
Puncak kejayaan Kerajaan Kediri
Puncak kejayaan Kerajaan Kediri dapat diraih pada masa pemerintahan Sri
Jayabaya, yang disebut sebagai raja bijaksana. Di bawah kekuasaannya,
wilayah kekuasaan Kediri mencapai seluruh Pulau Jawa, sebagian Sumatera,
pantai Kalimantan dan Kerajaan Ternate. Karena wilayahnya begitu luas,
bisa dipastikan bahwa armada laut yang dimiliki juga sangat kuat
Pemerintahan yang dipimpin oleh Sri Jayabaya pun sudah teratur, sementara
hukum dilakukan secara tegas dan adil. Nama Sri Jayabaya diabadikan
dalam Kitab Bharatayudha, dan sampai sekarang ia dikenal karena
ramalannya tentang Indonesia dalam Jangka Jayabaya.

6
Masa Keruntuhan
Pada masa pemerintahan Raja terakhir yaitu Sri Kertajaya terjadi pertentangan antara raja dan
para pendeta atau kaum Brahmana,karna Kertajaya berlaku sombong dan berani melanggar
adat. Para Brahmana kemudian mencari perlindungan kepada Ken Arok yang merupakan
penguasa di Tumapel. Pada tahun 1222 M, Ken arok dengan dukungan kaum Brahmana
menyerang Kediri. Kediri dapat dikalahkan oleh Ken arok.

7
KARYA SASTRA
 Kitab Baratayuda, ditulis oleh Mpu Sedah lalu kemudian dilanjutkan oleh Mpu Panuluh pada zaman Jayabaya untuk
memberikan gambaran terjadinya perang saudara antara Panjalu melawan Jenggala. Perang saudara itu digambarkan
dengan perang antara Kurawa dengan Pamdawa yang keduanya merupakan keturunan Barata.
 Kitab Kresnayana, ditulis oleh Mpu Triguna pada zaman Raja Jayaswara. Berisi mengenai perkawinan antara
Kresna dan Dewi Rukmini.

8
 Kitab Smaradahana, ditulis pada zaman Raja Kameswari oleh Mpu Darmaja. Berisi tentang sepasang suami istri
Smara dan Ratih yang menggoda Dewa Syiwa yang sedang bertapa. Smara dan Ratih kena kutuk dan mati terbakar
api (dahana) kara kesaktian Dewa Syiwa. Akan tetapi, kedua suami istri itu dihidupkan Kembali dan menjelma
menjadi sebagai kaneswara dan permaisurinya.
 Kitab Lubdaka, ditulis oleh Mpu Tanakung pada zaman Raja Kaneswara. Isinya tentang seorang pemburu bernama
Lubdaka. Ia sudah banyak membunuh. Pada suatu Ketika ia mengadakan pemujaan yang istimewa terhadap Syiwa,
sehingga rohnya yang semestinya masuk neraka, menjadi masuk surga.

9
Peninggalan Kerajaan Kediri
PRASASTI NGANTANG PRASASTI KAMULAN
Prasasti Ngantang berisi tentang Prasasti Kamulan ditemukan di Kabupaten
pemberian dan pembebasan pajak tanah Trenggalek, Jawa Timur.Isinya menceritakan tentang
oleh Raja Jayabaya untuk Desa Ngantang sejarah berdirinya kabupaten trenggalek dan Kerajaan
karena telah mengabdi pada Kerajaan Kediri ketika diserang oleh raja di kerajaan sebelah
Kediri timur.Prasasti ini dibuat pada masa pemerintahan Raja
Kertajaya, pada 1194 Masehi.
PRASASTI SIRAH KETING
Prasasti Sirah Keting dibuat pada 1104 Masehi. Ceritanya mengisahkan
tentang Raja Jayaswara yang menghadiahi rakyatnya tanah.

PRASASTI JARING
Prasasti ini berisi tentang dikabulkannya segala keinginan penduduk Desa
Jaring oleh senopati Sarawajala.Prasasti Jaring ditemukan oleh Thomas
Raffles di daerah hutan Lodaya, Jawa Timur

PRASASTI JEPUN
Prasasti peninggalan Jayabaya yang berisi anugerah sima kepada desa
Jepun

11
Candi Penataran Candi Gurah
Candi Tondowongso

12

Anda mungkin juga menyukai