Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KERAJAAN KEDIRI DAN SINGASARI

Oleh
Kelompok 4:
1. Agies Djoeliean Putra
2. Eja Angun Priliya
3. Henri Dunnat
4. Geanasha Audy Pradya
5. Maharani Rossa Andini
6. Zulva Nurul Nafisah
7. Ryab Aldi Pinandra

SMA NEGERI 1 CAMPURDARAT


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KERAJAAN KEDIRI

Kerajaan Kediri (Kerajaan Panjalu) adalah sebuah kerajaan dengan corak Hindu-
Budha. Kerajaan yang berdiri pada tahun 1042 ini merupakan bagian dari kerajaan
yang lebih besar, yaitu Kerajaan Mataram Kuno (Wangsa Isyana), dan pusat
kerajaannya terletak di tepi sungai Brantas yang merupakan jalur pelayaran besar
pada masa itu.

1. Berdirinya Kerajaan Kediri

Pada tahun 1019, Airlangga berhasil naik menjadi raja Medang Kamulan. Saat
sedang memerintah, Airlangga berhasil mengembalikan kewibawaan Medang
Kamulan dan akhirnya memindahkan pusat pemerintahannya ke Kahuripan. Pada
tahun 1041, Airlangga memerintahkan kerajaan untuk dibagi menjadi dua bagian.
Pembagian itu dilakukan oleh Mpu Bharada, Brahmana yang terkenal sakti. Dua
kerajaan yang terbelah tadi lalu dikenal sebagai Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu
(Kediri) dan dipisahkan oleh gunung Kawi dan Sungai Brantas. Kejadian ini
kemudian dikisahkan dalam prasasti Mahasukbya, serat Calon Arang, dan kitab
Negarakertagama. Meskipun tujuan awal Airlangga memecah kerajaan menjadi dua
adalah agar tidak ada perebutan kekuasaan, pada praktiknya kedua putra Airlangga
tetap bersaing bahkan setelah mereka masing-masing diberi kerajaan sendiri.

Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan
pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibu kotanya Kahuripan,
sedangkan Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi Kediri, Madiun,
dan ibu kotanya Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan masing-masing
kerajaan saling merasa berhak atas seluruh tahta Airlangga sehingga terjadilah
peperangan.

Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya


karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri
Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota
baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan
kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan.
Panjalu dapat dikuasai Jenggala dan diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan
(1042 – 1052 M) dalam prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan
Airlangga, yaitu Garuda Mukha. 

Mapanji Garasakan memerintah tidak lama. Ia digantikan Raja Mapanji


Alanjung (1052 – 1059 M). Mapanji Alanjung kemudian diganti lagi oleh Sri
Maharaja Samarotsaha. Pertempuran yang terus menerus antara Jenggala dan Panjalu
menyebabkan selama 60 tahun tidak ada berita yang jelas mengenai kedua kerajaan
tersebut hingga munculnya nama Raja Bameswara (1116 – 1135 M) dari Kediri. Pada
masa itu ibu kota Panjalu telah dipindahkan dari Daha ke Kediri sehingga kerajaan
ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri.

Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada
perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan dan
menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah
kerajaan Kediri dimana bukti-bukti yang menjelaskan kerajaan tersebut, selain
ditemukannya prasasti-prasasti juga melalui kitab-kitab sastra. Dan yang banyak
menjelaskan tentang kerajaan Kediri adalah hasil karya berupa kitab sastra. Hasil
karya sastra tersebut adalah kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah
dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang kemenangan Kediri/Panjalu atas
Jenggala.

2. Raja-Raja Kerajaan Kediri

1. Sri Samarawijaya, merupakan putra Airlangga yang namanya ditemukan dalam


prasasti Pamwatan (1042).
2. Sri Jayawarsa, berdasarkan prasasti Sirah Keting (1104). Tidak diketahui dengan
pasti apakah ia adalah pengganti langsung Sri Samarawijaya atau bukan.
3. Sri Bameswara, berdasarkan prasasti Padelegan I (1117), prasasti Panumbangan
(1120), dan prasasti Tangkilan (1130).
4. Sri Jayabhaya, merupakan raja terbesar Panjalu, berdasarkan prasasti Ngantang
(1135), prasasti Talan (1136), dan Kakawin Bharatayuddha (1157).
5. Sri Sarweswara, berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan
(1161).
6. Sri Aryeswara, berdasarkan prasasti Angin (1171).
7. Sri Gandra, berdasarkan prasasti Jaring (1181).
8. Sri Kameswara, berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan Kakawin Smaradahana.
9. Sri Kertajaya, berdasarkan prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan
(1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama,
dan Pararaton.

3. Kehidupan Ekonomi

Kediri merupakan kerajaan agraris dan maritim. Masyarakat yang hidup di daerah
pedalaman bermata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian di daerah pedalaman
Kerajaan Kediri sangat melimpah karena didukung oleh kondisi tanah yang subur.
Hasil pertanian yang melimpah memberikan kemakmuran bagi rakyat.

Masyarakat yang berada di daerah pesisir hidup dari perdagangan dan pelayaran.
Pada masa itu perdagangan dan pelayaran berkembang pesat. Para pedagang Kediri
sudah melakukan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya.

Pada masa itu, mata uang yang terbuat dari emas dan campuran antara perak, timah,
dan tembaga sudah digunakan. Hubungan antara daerah pedalaman dan daerah
pesisir sudah berjalan cukup lancar. Sungai Brantas banyak digunakan untuk lalu
lintas perdagangan antara daerah pedalaman dan daerah pesisir.

4. Kehidupan Sosial Budaya

Kondisi masyarakat Kediri sudah teratur. Penduduknya sudah memakai kain sampai
di bawah lutut, rambut diurai, serta rumahnya bersih dan rapi. Dalam perkawinan,
keluarga pengantin wanita menerima maskawin berupa emas. Orang-orang yang sakit
memohon kesembuhan kepada dewa dan Buddha.

Perhatian raja terhadap rakyatnya sangat tinggi. Hal itu dibuktikan pada kitab
Lubdaka yang berisi tentang kehidupan sosial masyarakat pada saat itu. Tinggi
rendahnya martabat seseorang bukan berdasarkan pangkat dan harta bendanya, tetapi
berdasarkan moral dan tingkah lakunya. Raja juga sangat menghargai dan
menghormati hak-hak rakyatnya. Akibatnya, rakyat dapat leluasa menjalankan
aktivitas kehidupan sehari-hari.

Pada zaman Kediri karya sastra berkembang pesat. Banyak karya sastra yang
dihasilkan. Pada masa pemerintahan Jayabaya, raja pernah memerintahkan kepada
Empu Sedah untuk mengubah kitab Bharatayuda ke dalam bahasa Jawa Kuno.
Karena tidak selesai, pekerjaan itu dilanjutkan oleh Empu Panuluh. Dalam kitab itu,
nama Jayabaya disebut beberapa kali sebagai sanjungan kepada rajanya. Kitab itu
berangka tahun dalam bentuk candrasangkala, sangakuda suddha candrama (1079
Saka atau 1157 M). Selain itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Gatutkacasraya dan
Hariwangsa.

Pada masa pemerintahan Kameswara juga ditulis karya sastra, antara lain sebagai
berikut.

Kitab Wertasancaya, yang berisi petunjuk tentang cara membuat syair yang baik.
Kitab itu ditulis oleh Empu Tan Akung.
Kitab Smaradhahana, berupa kakawin yang digubah oleh Empu Dharmaja. Kitab itu
berisi pujian kepada raja sebagai seorang titisan Dewa Kama. Kitab itu juga
menyebutkan bahwa nama ibu kota kerajaannya adalah Dahana.
Kitab Lubdaka, ditulis oleh Empu Tan Akung. Kitab itu berisi kisah Lubdaka sebagai
seorang pemburu yang mestinya masuk neraka. Karena pemujaannya yang istimewa,
ia ditolong dewa dan rohnya diangkat ke surga.
Selain karya sastra tersebut, masih ada karya sastra lain yang ditulis pada zaman
Kediri, antara lain sebagai berikut.
Kitab Kresnayana karangan Empu Triguna yang berisi riwayat Kresna sebagai anak
nakal, tetapi dikasihi setiap orang karena suka menolong dan sakti. Kresna akhirnya
menikah dengan Dewi Rukmini.
Kitab Samanasantaka karangan Empu Managuna yang mengisahkan Bidadari Harini
yang terkena kutuk Begawan Trenawindu.
Adakalanya cerita itu dijumpai dalam bentuk relief pada suatu candi. Misalnya, cerita
Kresnayana dijumpai pada relief Candi Jago bersama relief Parthayajna dan
Kunjarakarna.

5. Masa Kejayaan Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan ketika masa pemerintahan Raja Jayabaya.
Daerah kekuasaannya semakin meluas yang berawal dari Jawa Tengah meluas hingga
hampir ke seluruh daerah Pulau Jawa. Selain itu, pengaruh Kerajaan Kediri juga
sampai masuk ke Pulau Sumatera yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya. Kejayaan pada
saat itu semakin kuat ketika terdapat catatan dari kronik Cina yang bernama Chou
Ku-fei pada tahun 1178 M berisi tentang Negeri paling kaya di masa kerajaan Kediri
pimpinan Raja Sri Jayabaya. Bukan hanya daerah kekuasaannya saja yang besar,
melainkan seni sastra yang ada di Kediri cukup mendapat perhatian. Dengan
demikian, Kerajaan Kediri semakin disegani pada masa itu.

6. Runtuhnya Kerajaan Kediri
 
Runtuhnya kerajaan Kediri dikarenakan pada masa pemerintahan Kertajaya , terjadi
pertentangan dengan kaum Brahmana. Mereka menggangap Kertajaya telah
melanggar agama dan memaksa meyembahnya sebagai dewa. Kemudian kaum
Brahmana meminta perlindungan Ken Arok , akuwu Tumapel. Perseteruan
memuncak menjadi pertempuran di desa Ganter, pada tahun 1222 M. Dalam
pertempuarn itu Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya, pada masa itu menandai
berakhirnya kerajaan Kediri.

Setelah berhasil mengalah kan Kertanegara, Kerajaan Kediri bangkit kembali di


bawah pemerintahan Jayakatwang. Salah seorang pemimpin pasukan Singasari,
Raden Wijaya, berhasil meloloskan diri ke Madura. Karena perilakunya yang baik,
Jayakatwang memperbolehkan Raden Wijaya untuk membuka Hutan Tarik sebagai
daerah tempat tinggalnya. Pada tahun 1293, datang tentara Mongol yang dikirim oleh
Kaisar Kubilai Khan untuk membalas dendam terhadap Kertanegara. Keadaan ini
dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang. Ia bekerjasama dengan
tentara Mongol dan pasukan Madura di bawah pimpinan Arya Wiraraja untuk
menggempur Kediri. Dalam perang tersebut pasukan Jayakatwang mudah
dikalahkan. Setelah itu tidak ada lagi berita tentang Kerajaan Kediri.

7. Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri

Sejarah tentang kerajaan Kediri diketahui dari beberapa peninggalan Kerajaan Kediri,
salah satunya dari prasasti Kerajaan Kediri. Berikut prasasti-prasastinya.

Prasasti Sirah Keting


Prasasti ini berisi tentang pemberian penghargaan berupa tanah dari Jayawarsa
kepada rakyat desa sebab telah berjasa.

Prasasti di Tulungagung dan Kertosono


Kedua prasasti ini berisi tentang masalah keagamaan. Kedua prasasti ini berasal dari
Raja Kameshwara.

Prasasti Ngantang
Prasasti ini berisi tentang pemberian hadiah berupa tanah nan dibebaskan dari pajak
oleh Jayabaya. Prasasti ini ditujukan buat rakyat Desa Ngantang sebab telah
mengabdi buat Kemajuan Kediri.

Prasasti Jaring
Prasasti ini dibuat oleh Raja Gandra. Isinya ialah nama-nama nan berasal dari nama
hewan, seperti Tikus Jinada, Kebo Waruga, dan sebagainya. Hal ini memunculkan
adanya birokrasi kerajaan.

Prasasti Kamulan
Prasasti ini berisi tentang peristiwa dikalahkannya musuh oleh Kediri di istana
Katang-Katang.

Prasasti Padelegan
Prasasti ini dibuat oleh Raja Kameshwara guna mengenang rasa bakti penduduk
Padelegan pada raja.

Prasasti Panumbangan
Prasasti ini berisi tentang pemberian anugerah raja buat penduduk Panumbangan
sebab telah mengabdi kepada rakyat.

Prasasti Talan
Prasasti ini berisi tentang diberikannya hak istimewa oleh raja kepada penduduk Desa
Talan dengan cara membebaskan rakyat dari pajak.

PrasastiCeker
Prasasti ini berisi tentang anugerah raja nan diberikan kepada penduduk Desa Ceker
sebab telah mengabdi buat kemajuan Kediri.

KERAJAAN SINGASARI

AWAL BERDIRI
Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kediri. Yang
menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia
mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken
Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri
Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat
melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kediri.

Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kerajaan Kediri
melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok
yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang
Amurwabhumi. Perang melawan Kerajaan Kediri meletus di desa Ganter yang
dimenangkan oleh pihak Tumapel.

Setelah berakhirnya Kerajaan Kediri, kemudian berkembang Kerajaan


Singosari yang didirikan oleh Ken Arok. Pusat Kerajaan Singosari terletak di dekat
Kota Malang, Jawa Timur. Menurut Kitab Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang
petani dari Desa Pangkur sebelah timur Gunung Kawi daerah Malang.
Ibu Ken Arok bernama Ken Endok. Bayi Ken Arok diletakan di sebuah
makam oleh ibunya yang ditemuakn seorang pencuri bernama Lembong. Ia tumbuh
menjadi seorang penjahat yang menjadi buronan sampai bertemu dengan Lohgawe.
Ia mengutarakan bahwa dirinya ingin menjadi orang baik, lalu Lohgawe
menjadikannya seorang abdi Bupati Tumapel bernama Tunggul Ametung. Lalu Ken
Arok merebut Ken Dedes dari Tunggul Ametung dengan membunuhnya
mrnggunakan Keris Empu Gandring. Lalu Ken Arok menggantikan Tunggul
Ametung menjadi raja.
Ken Arok ingin menjadi raja. Pada tahun 1222 M Ken Arok atas dukungan
para pendeta melakukan serangan ke Kediri. Raja Kertajaya dapat ditaklukan dan
wilayah Kediri dipersatukan dengan Tumapel dan lahirlah Kerajaan Singosari.
Ken Arok menjadi raja pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa
Amuswabumi. Tahun 1227 M Ken Arok dibunuh atas perintah Anuspati, putra Ken
Dedes dan Tunggul Ametung. Jenazahnya dicandikan di Kagenengan dalam
bangunan perpaduan Syiwa Buddha. Bersama Ken Umang, Ken Arok memiliki 4
putra, yaitu Panji Tohjoyo, Panji Sudatu, Panji Wregola dan Dewi Rambi. Bersama
Ken Dedes mempunyai putra bernama Mahesa Wongateleng.

SILSILAH KERAJAAN SINGASARI

1. GENERASI PERTAMA

Pada generasi pertama ini diwarnai dengan pembunuhan yg dilakukan Ken Arok
terhadap tumapel Tunggul Ametung sehingga Arok berkesempatan mendirikan
sebuah kerajaan baru bernama Singasari.tapi pembunuhan tidak hanya disana, korban
keris pusaka pemberian mpu gandring kelak akan berjumlah 7 orang. Selamat
menyimak !

Ken Arok beristri Ken Dedes mempunyai keturunan :

 Mahisa Wongga Teleng ( Raja Kediri)


 Panji Saprang
 Agnibaya
 Dewi Rimba

Tunggul Ametung beristri Ken Dedes mempunyai keturunan:

 Anusapati (Raja ke-2 Singasari)

Anusapati membunuh bapak tirinya,Ken Arok dan akhirnya menjadi Raja kedua
Singasari

Ken Arok beristri Ken Umang mempunyai keturunan :

 Panji Tohjaya (Raja ke-3 Singasari)

Tohjaya membunuh Anusapati saudara tirinya untuk membalaskan dendam sang


ayah yaitu Ken Arok dan Tohjaya pun menjadi Raja ketiga Singasari

 Sudhatu
 Wregda
 Dewi Rambi

2. GENERASI KEDUA

Generasi kedua diwarnai dengan bergabungnya anak keturunan Anusapati anak


Ken Dedes dengan Tunggul Ametung dengan anak keturunan Mahisa Wongga
Teleng anak Ken Dedes dengan Ken Arok ,mereka mengambil tahta kerajaan dengan
membunuh raja Tohjaya anak Ken Umang,mereka pun bahu membahu memimpin
Singasari

Anusapati mempunyai anak

 Ranggawuni (Raja ke-4 Singasari)

Ranggawuni lah yang  membunuh Tohjaya dan ia pun bertahta sebagai Raja keempat
di Singasari .

Mahisa Wongga Teleng mempunyai anak

 Mahisa Cempaka
 Waning Hyung (Permaisuri ke 4 Singasari)

3. GENERASI KETIGA

Generasi ketiga diwarnai dengan bersatunya darah Ken Arok dan Tunggul
Ametung dalam diri Seorang Sri Kertanegara.Kertanegara adalah raja terbesar
Singasari yang berhasil menaklukan pulau Swarnabumi(sumatera) ke dalam
kekuasaan Singasari . Di generasi ini pula muncul cikal bakal Raja Majapahit yaitu
anak Dyah Lembu Tal ,Raden Sangrama Wijaya.
RANGGAWUNI MENIKAH dengan WANING HYUNG mempunyai keturunan :

 Sri Kertanegara (Raja ke-5 Singasari) Kertanegara merupakan keturunan


pertama yang mengandung darah Tunggul Ametung dan Ken Arok

MAHISA CEMPAKA MEMPUNYAI ANAK

 Dyah Lembu Tal , dia bekerjasama bahu membahu bersama Kertanegara


membangun Singasari.

4. GENERASI KEEMPAT

Generasi keempat kerajaan Singasari merupakan generasi Pertama Majapahit


ditandai oleh sang pendiri Majapahit ,Sangrama Wijaya. di zaman generasi keempat
Kediri dipimpin oleh Jayakatwang berhasil menaklukan kerajaan Singasari yang saat
itu sedang lengah karena pasukannya sedang melakukan ekspedisi di Indonesia
Timur. Jayakatwang pun duduk bertahta di Singasari selama setahun sebelum
Sangrama Wijaya berhasil menaklukan Kediri dan mendirikan Majapahit.

DYAH LEMBU TAL MENIKAH DENGAN RAKEYAN JAYADARMA (PUTRA


MAHKOTA KERAJAAN PAJAJARAN)

 SANGRAMA WIJAYA ( Pendiri Sekaligus Raja Pertama Majapahit

RAJA-RAJA SINGASARI

1) Ken Arok.

Ken Arok menjadi raja Singasari setelah membunuh Tumapel Tunggul Ametung dan
menaklukkan Kerajaan Kediri tahun 1222 di Ganter. Ken Arok sebagai pendiri dan
raja pertama di Singasari yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi,
kemudian keturunannya terkenal dengan sebutan wangsa Rajasa.

2) Anusapati (anak Tunggul Ametung - Ken Dedes).

Anusapati menjadi raja Setelah membunuh Ken Arok (ayah tirinya), dengan
menyuruh seorang pengalasan (budak).

3) Tohjaya (anak Ken Arok - Ken Umang).

Tohjaya menjadi raja setelah membunuh Anusapati. Tahun 1248 timbul


pemberontakan yang dilancarkan oleh :
* Ranggawuni (anak Anusapati).
* Mahisa Campaka (anak Mahisa Wongaleleng atau cucu Ken Arok dan Ken dedes)

4) Ranggawuni.

Bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 - 1268.


Wisnuwardhana memerintah Singasari bersama-sama Mahisa Cempaka sebagai Ratu
Anggabaya, yaitu pejabat tinggi yang bertugas menanggulangi bahaya yang
mengancam kerajaan, gelarnya Narasinghamurti.

5) Kertanegara.

Bergelar Srimaharajadhiraja Sri Kartanegara (1269 – I292), merupakan raja Singasari


yang terbesar. Tahun 1275 dikirimnya ekspedisi Pamalayu. Daerah-daerah yang
ditaklukkannya antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat
Daya) dan Gurun (Maluku) serta mengadakan hubungan persahabatan dengan Jaya
Singawarman - Raja Campa. Tahun 1292 di taklukan oleh Jayakatwang dari Kediri

KEHIDUPAN MASA KERAJAAN SINGASARI

Kehidupan Politik

Kerajaan Singasari yang pernah mengalami kejayaan dalam perkembangan sejarah


Hindu di Indonesia dan bahkan menjadi cikal-bakal Kerajaan Majapahit, pernah
diperintah leh raja-raja sebagai berikut:
      Kemenangan Ken Arok dalam pertempuran di dekat Ganter tahun 
1222 M itu membawa keharuman namanya, sehingga akhirnya Ken Arok
memutuskan untuk membentuk dinasti yang baru serta membangun Kerajaan yang
baru dengan nama Kerajaan Singasari.
Ken Arok sebagai Raja Singasari pertama bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabhumi dan dinastinya bernama dinasti Girindramawangsa (dinasti keturunan
Siwa). Pendirian dinasti ini bertujuan untuk menghilangkan jejak, tentang siapa
sebenarnya Ken Arok dan mengapa ia berhasil mendirikan Kerajaan. Di samping itu,
agar keturunan-keturunan Ken Arok bila suatu saat menjadi Raja tidak ternoda oleh
perilaku dan tindakan-tindakan kejahatan yang pernah dilakukan oleh Ken Arok.
Raja Ken Arok memerintah antara tahun antara tahun 1222 M. Masa pemerintahan
Ken Arok diiiakhiri secaratragis pada tahun 1227.                
Ia mati terbunuh oleh kaki tangan Anusapati, yang merupakan anak tirinya (anak Ken
dedes dari suami pertamanya Tunggul Ametung).
      Dengan meninggalnya Ken Arok, tahta Kerajaan Singasari langsung dipegang
oleh Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahan yang cukup lama itu (12227-1248
M), Anusapati tidak melakukan pembaharuan–pembaharuan, karena Anusapati telah
larut dengan kegemarannya sendiri , yaitu menyambung ayam.
      Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar pula dan sampai kepada putra
Ken Arok dengan Ken Umang yang bernama Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa
Anusapati suka menyambung ayam, sehingga untuk membalas dendam terhadap
kematian Ken Arok tidak mengalami kesulitan kemudian, Anusapati diundang untuk
menyambung ayam di Gedong Jiwa (tempat kediamannya Tohjaya). Saat Anusapati
sedang asyik melihat aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjaya mencabut keris Empu
Gandringnya yang dibawa Anusapati dan Langsung menusukkannya ke punggung
Anusapati. Akhirnya, Anusapati meninggal di tempat sambung ayam.
Dengan meninggalnya Anusapati, tahta kerajaan dipegang oleh Tohjaya. Tohjaya
memerintah Kerajaan Singasari hanya beberapa bulan saja (1248 M), karena putra
Anusapati yang bernama Ranggawuni mengetahui perihal kematian Anusapati yang
dibunuh oleh Tohjaya. Oleh karena itu,  Ranggawuni yang telah dibantu oleh Mahesa
Cempaka menuntut hak atas tahta Kerajaan terhadap Tohjaya. Tetapi Tohjaya
mengirim pasukannya untuk menangkap Ranggawuni dan Mahesa Cempaka.
Rencana Tohjaya telah diketahui lebih dulu oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka,
sehingga keduannya berhasil melarikan diri sebelum pasukan Tohjaya tiba di tempat
kediamannya.
      Untuk menyelidiki tempat persembunyiannya Ranggawuni dan Mahesa
Cempaka, Tohjaya mengirim pasukan Kerajaan di bawah pimpinan Lembu Ampal.
Namun, Lembu Ampal akhirnya menyadari bahwa yang berhak atas taha Kerajaan
ternyata adalah Ranggawuni, maka ini berbalik memihak Ranggawuni dan Mahesa
Cempaka.
         Ranggawuni yang dibantu oleh Mahesa Cempaka dan Lembu Ampal berhasil
merebut tahta Kerajaan Singasari dari tangan Tohjaya. Selanjutnya Ranggawuni
menduduki tahta Kerajaan Singasari.    
      Ranggawuni naik tahta atas Kerajaan Singasari dengan
gelar Wisnuwardhana dibantu oleh Mahesa Cempaka dengan gelar
Narasinghamurti. Mereka memerintah bersama Kerajaan Singasari(1248-1268 M).
Wisnuwardana sebagai Raja, Narasinghamurti sebagai
ratu angabhyaya. Pemerintahan kedua penguasa tersebut membawa keamanan dan
kesejahteraan. Pada tahun 1254 M, Wisnuwardhana mengangkat putranya
sebagai Yuva raja(raja muda) dengan maksud mempersiapkan putranya yang
bernama Kertanegara menjadi seorang raja besar di Singasari. Setelah
Wisnuwardhana meninggal dunia(dialah satu-satuny yang meninggal tidak terbunuh
di Kerajaan Singasari), tahta kerajaan beralih kepada Kertanegara.

      Raja Kertanegara (1268-1292 M) merupakan raja yang terkemuka dan raja
terakhir dari kerajaan Singasari. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Singasari
mencapai masa kejayaan. Stabilisasi kerajan yang di wujudkan pada masa
pemerintahan Raja Wisnuwardha. Disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan
yang tegas da berani. Setelah keadaan Jawa Timur dianggp baik, Raja Kertanegara
melangkah keluar wilayah Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh
Nusantara di bawah panji kerajaan Singasari.
      Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik
dalam negeri dan luar negeri.

a. Politik Dalam Negeri


      Dalam rangka mewujudkan stabilisasi politik dalam negeri, Raja Kertanegara
menempuh jalan sebagai berikut :
·       Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti
Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani. Raganata diangkat menjadi adhiyaksa
di Tumapel. Juga Banyak Wide yang berasal dari rakyat biasa diangkat menjadi
pegawai tinggi dengan gelar Arya Wirarajaya dan diangkat menjadi Bupati
Sumenep(Madura)
·       Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra
Jayakatwang(Raja kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya. Juga Raden
Wijaya(cucu Mahesa Cempaka) sebagai menantunya.
·       Memperkuat angkatan perang. Raja kertanegara membangun dan memperkuat
angkatan perang baik angkatan darat maupun angktan laut untuk menciptakan
keamanan dan ketertian di dalam negeri, serta untuk mewujudkan persatuan
nusantara.
b. Politik Luar Negeri
        Sebagai raja besar Raja Kertanegara dalam politik luar negerinya bercita-cita
mempersatukan seluruh nusantara dibawah panji Kerajaan Singasari. Ia berusaha juga
memperkuat pertahanan kerajaan dalam menghdapim serangan kerajaan Cina-
Mongol (Kaisar Khubilai Khan).
        Untuk mencapai cita-cita politiknya itu, Raja Kertanegara menempuh cara-cara
sebagai berikut .
·       Mengadakan ekspedisi pamalayu (1275 dan 1286 M) untuk menguasai Kerajaan
Melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di selat malaka.
·       Menguasai Bali(1284 M).
·       Menguasai Jawa Barat(1289 M).
·       Menguasai pahang(malaya) dan Tanjung Pura (Kalimantan).
        Garis pahang- Tanjung pura mempunyai 3 fungsi. Pertama untuk menguasai
lalu-lintas pelayaran-perdagangan di laut Cina Selatan. Kedua, untuk pertahanan
terdepan dalam menghadapi seranga Cina-Mongol. Ketiga, untuk mengepung
wilayah kekuasaan Sriwijya.
        Disamping hal-hal tersebut di atas, Raja Kertanrgara menjalin persekutuan
dengan Kerajaan Campa. Kerjasama ini diiikat melaui perkawinan adik Raja
Kertanegara yang bernama Putri Tapasi dengan Raja Campa.
        Walaupun menempuh segala upaya, pasukan Cina-Mongol berhasil menerobos
pertahanan-pertahanan Kerajaan Singasari dan mendarat di pulau jawa. Tetapi
sebelum pasukan Cina-Mongol tiba, aja ertanegara telah meninggal akibat serangan
Raja Jayakatwang dari Raja Kediri.

Kehidupan Sosial

        Ketika Ken Arok menjadi akuwu di Tumapel, ia berusaha meningkatkan


kehidupan masyarakatnya. Kehidupan masyarakat menjadi lebih terjamin.
Terjaminnya kehidupan sosial masyarakat Tumapel ini mengakibatkan bergabungnya
daerah-daerah yang terletak di sekitar daerah Tumapel. Keadaan seperti ini
mengakibatkan kaum Brahmana kediri yang menentang Raja Kertajaya melarikan
diri ke Tumapel dan meminta perlindungan kepada Ken Arok. Perhatian Ken Arok
kepada segi-segi kehidupan sosial masyarakatnya sangat besar, sehinga rakyatnya
dapat hidup dengan aman dan mencapai tingkat kesejahteraan.
        Namun, setelah pemerintah Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang
mendapat perhatian, karena Anusapati larut dengan kegemarannya sendiri, yaitu
menyambung ayam. Barulah pada masa pemerintahan Wisnuwardhana, kehidupan
sosial masyarakat Kerajaan Singasari mulai diatur rapi. Ha-hak rakyat dipulihkan
kembali. Raktyat dapat hidup tentram dan damai. Keadaaan tersebut juga terjadi pada
masa pemerintaha Raja Kertanegara. Raja Kertanegara berusaha untuk menstabilkan
keadaan di dalam negeri Kerajaan Singasari denga menigkatkan taraf kehidupan
masyarakatnya, sebelum melancarkan politik luar negerinya untuk mencapai cita-cita
persatuan nusantara.

Kehidupan Ekonomi

        Kehidupan ekonomi semenjak berdirinya Kerajaan Singasari tidak jelas


diketahui. Akan tetapi, mengingat Kerajaan Singasari bepusat di Jawa Timur, yaitu di
tepi sungai Brantas, kemungkian masalah perekonomiannya tidak jauh berbeda dari
kerajaan terdahulunya, yaitu secara langsung maupun tidak langsung rakyatnya pun
ikut ambil bagian dalam dunia pelayaran. Keadaan ini juga didukung oleh hasil-hasil
bumi yang sangat besar hasilnya bagi rakyat Jawa Timur.
        Raja Kertanegara berusaha menguasai jalur perdagangan di selat malaka.
Penguasaan jalur pelayaran perdagangan atas selat malaka itu, bertujuan untuk
membangun dan mengembangkan aktifitas perekonomian kerajaannya. Denga kata
lain, Raja Ketanegara berusaha untuk menarik perhatian para pedagang untuk
melakukan kegiatannya di wilayah erajaan Singasari.

Kehidupan Budaya

        Gambaran perkembangan kebudayaan sejak berdirinya kerajaan Singasari


terlihat dari ditemukannya peninggalan berupa candi-candi dan patung-patung yang
dibangun dari zaman kekusasaan Kerajaan Singasari, diantaranya candi Kidal, candi
Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang berhasil ditemukan adalah
patung Ken Dedes sebagai Dewi Prajnaparamita lambang kesempurnaan ilmu,
patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dook yang ditemukan dekat Surabaya,
dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Raa Kertanegara yang dikirim
ke Dharmacraya ibukota Kerajaan Melayu(patung Amoghapasa dapat dilihat dari
musem Nasional atau Museum Gajah Jakarta).
        Kedua perwujudan patung Raja Kertanegara baik patung Joko Dolok maupun
patung Amoghapasa menyatakan bahwa Raja Kertanegara menganut agama Budha
beraliran Tantrayana(Tantriisme).  

MASA KEJAYAAN
penyebab :
1)      Melaksanakan Politik dalam negeri untuk menstabilkan pemerintahan, antara
lain:
a)      Memecat Mapatih Raganatha
b)      Mengangkat Banyak Wide
c)      Mengangkat Jayakatwang menjadi raja kecil di Kediri untuk menghidari
perselisihan Kertanegara dengan keturunan Raja Kediri
d)     Mengambil Ardharaja, putra Jayakatwang, sebagai menantu.
e)      Mengambil Raden Wijaya, cucu Mahisa Cempaka, sebagai menantu.
f)       Memperkuat angkatan perang, baik prajurit darat maupun laut, lengkap dengan
segala persenjataannya.
g)      Menumpas pemberontakan Bhayaraja tahun 1270 dan Mahesa Rangkah tahun
1280.
h)      Mengangkat seorang kepala agama Buddha dan seorang brahmana untuk
mendampingi raja.
2)      Melaksanakan Politik luar negeri antara lain
a)      Stabilisasi daerah-daerah di Nusantara, dalam arti mempersatukan seluruh
Nusantara yang dipimpin Kerajaan Singasari.
b)      Mengurangi pengaruh dari dua kerajaan besar yang merupakan lawan-lawan
politik Singasari, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Cina Mongol.

Kertanegara (1250 M)
pada masa pemeritahannya, Singasari mengalami masa masa kejayaan. Tindakan
yang dilakukan oleh kertanegara, yaitu:
1)       Mengangkat Apanji Argani menggantikan patih Raganata yang sudah tua.
2)       Mengangkat arya wiraraja menjadi Adipati madura.
3)       Raden Wijaya keturunan lembu tal dijadikan menantunya.
4)       Berbuat baik terhadap lawan politiknya, antara lain jayakatwang keturunan kediri
diangkat menjadi raja kecil kediri.
5)       Memperkuat angkatan perang.
6)       Mempersatukan Nusantara dengan ekpedisi pamalayu dengan maksut agar melayu
mengakui kekuasaannya.
7)       Dalam politik luar negeri, ia berusaha memperkuat pertahanan Singasari dalam
menghadapi serangan kubilai khan.
8)       Menggantikan nama ibukota Kutaraja menjadi Singasari.

Kubilai Khan mengirim utusan kepada kertanegara agar tunduk kepada


kertanegara agar tunduk kepada mongol, yaitu tahun 1280, 1289. Namun,
kertanegara tidak mau tunduk, bahkan mengirim kembali utusan kubilai Khan
(mengChi) setelah dipotong telinganyan. Tindakan menyiapkan pasukannya untuk
menyerang Singasari. namun ketika kubilai Khan datang ke jawa, Kertanegara sudah
gugur karena serangan jayakatwang pada tahun 1292 M.

1. Perkembangan Politik Pemerintahan

Untuk membentuk pemerintahan yang kuat Kertanegara membentuk


badan-badan yang terdiri atas :
o Raja : Penguasa tertinggi
o Penasihat Rakryam : Hino, Rakryam i Sirikan, dan Rakryam i
Halu
o Pembantu pemerintah :
a) Penjabat tinggi : Rakryan Mapatih, Rakryan Demung dan
Rakryan Kanuruhan
b) Pegawai-pegawai rendahan
Pengertian pejabat pemerintah juga dilakukan untuk menjaga stabilitas
politik, yaitu kepada penjabat yang tak setuju dengan cita-cita
Kertanegara, yaitu :
a) Patih Raganata (Kebo Arema) diganti dengan Aragani.
b) Banyak wide dipindahkan ke Madura menjadi Bupati Sumenep
dengan nama Arya Wiraraja.

2. Kehidupan Agama

Masa pemerintahan Kertanegara, agama Hindi dan Budha berkembang


baik. Bahkan terjadi Sinkretisme (campuran dari tradisi) antara agama
Hindu dan Budha menjadi bentuk Syiwa-Budha.

Kerajaan Kediri menyerbu istana Kertanegara karena waktu itu banyak


pasukan Singosari yang dikirim ke berbagai daerah kerena Kertanegara
sedang berusaha memperluas wilayah dan mencari dukungan. Maka untuk
melawan pasukan Jayakatwang , Kertanegara mengirim pasukan di bawah
Raden Wijaya dan Pangeran Ardaraja. Ardaraja adalah anak Jayakatwang
dan menantu Kertanegara. Namun akhirnya Kertanegara tewas. Peristiwa
ini terjadi pada tahun 1292 M.

Jenazah Kertanegara kemudian dicandikan di 2 tempat yaitu, di Candi


Jawidi Pandaan dan di Candi Singosari di daerah Singosari, Malang.

3. Perluasan Daerah Singosari

Ia menginginkan perluasan wilayah hingga ke seluruh Nusantara.


Beberapa daerah berhasil ditaklukan meliputi Bali, Kalimantan Barat
Daya, Maluku, Sunda dan Palang.

Tahun 1275 M, ia melakukan ekspedisi Pamalayu di bawah pimpinan


Mahesa Anabrang (Kebo Anabrang) untuk menguasai Sriwijya untuk
menguasainya harus melalui daerah sekitarnya termasuk bersahabat dan
menanamkan pengaruh Singosari di Melayu. Sebagai persahabatan ia
menghadiahkan patung Amogaputra pada penguasa Melayu

Dalam memperkuat politik luar negerinya, Kertanegara menjalin


hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain dari luar Kepulauan Indonesia
misal dengan Raja Jayasingawarman III dan Kerajaan Campa.

Kertanegara memandang Cina sebagai saingan terakhir. Pada tahun 1289


M datang utusan Cina yang dipimpin Oleh Mengki. Kertanegara marah,
Mengki disakiti dan b disuruh kembali ke Cina. Hal inilah yang membuat
marah Kaisar Cina dan berencana membalas tindakan Kertanegara.

KERUNTUHAN
Penyebab :
1)      Memandang Cina Mongol sebagai saingan dengan menolak utusan Cina
Mongol dan mempermalukannya. Sehingga Cina-Mongol menyerang Singasari.
2)      Ketika tentara Mongol hendak menyerang, pasukan Singasari disiagakan dan
dikirim ke berbagai daerah di Laut Jawa dan Laut Cina Selatan sehingga pertahanan
di ibu kota lemah.
3)      Penyerangan pasukan Kediri yang kemudian berhasil menduduki istana dan
membunuh Kertanegara
Setelah wafat, Kertanegara dimakamkan di dua tempat, yaitu di Candi Sin kejayaan
Singasari dan Candi Jawi.Wafatnya Kertanegara menakhiri kejayaan Singasari.
Berikut ini sabab-sebab runtuhnya Singasari:
a.        Pengkhianatan Ardaraja ( cucu dari kertarajaya) yang mempunyai dendam
terhadap Ken Arok.
b.       Penyerangan jayakatwang yang ingin menguasai Singasari untk membalas
kehancuran Kediri.
c.        Kertanegara terlalu menitikberatkan pada usaha perlasa wilayah di lar pulau Jawa
dan kurang memerhatikan politik dalam negeri.
d.       Kartanegara terlalu percaya kepada lawan-lawan politiknya.
Kehidupan politik Singasari diwarnai oleh kudeta berdarah. Kehidupan ekonomi
Sinagasari bersumber dari pertanian dan perdagangang karena dilalui Sungai
Bengawan Solo dan Sungai Brantas.
Kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait dengan
adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa
perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan
perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian
dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang,
yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri.
Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari,
Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan
Tumapel-Singasari pun berakhir.

PENINGGALAN
1. Candi Singosari

     Candi ini berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang dan terletak pada


lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Berdasarkan
penyebutannya pada Kitab Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang
bertanggal 1351 M di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat
"pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir, Sang Kertanegara, yang
mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Gelang-gelang
yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai
dibangun.
2. Candi Jago
     Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini cukup
unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat
karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di
candi ini. Sengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.

3. Candi Sumberawan

     Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur.


Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari, Candi ini merupakan peninggalan
Kerajaan Singasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu. Pemandangan di
sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat
bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.
4. Arca Dwarapala

     Arca ini berbentuk Monster dengan ukuran yang sangat besar. Menurut penjaga
situs sejarah ini, arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja,
namun hingga saat ini tidak ditemukan secara pasti dimanan letak kotaraja
Singhasari.

5. Prasasti Manjusri

Prasasti Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang Arca
Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di Candi Jago dan sekarang
tersimpan di Museum Nasional Jakarta

6. Prasasti Mula Malurung

     Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula dan
desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-
lempengan tembaga yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja muda
di Kadiri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari.

     Kumpulan lempengan Prasasti Mula Malurung ditemukan pada dua waktu yang
berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota
Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga
lempeng di lapak penjual barang loak, tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya.
Keseluruhan lempeng prasasti saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia,
Jakarta.

7. Prasastri Singosari

     Prasasti Singosari, yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di Singosari,


Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di Museum Gajah dan ditulis
dengan Aksara Jawa.

     Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi
pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti
ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak
benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai
pariwara pembangunan sebuah caitya.

8. Candi Jawi
     Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan -
Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat
pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat
pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara.
Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi Singhasari. Kedua candi ini ada
hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja
Kertanegara.

9. Prasasti Wurare

     Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca
Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut
Prasasti Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka
atau 21 November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi
Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah
mencapai derajat Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya ditulis
melingkar pada bagian bawahnya.

10. Candi Kidal

     Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini
dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari
Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun (1227 - 1248). Kematian Anusapati
dibunuh oleh Panji Tohjaya sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga
diyakini sebagai bagian dari kutukan Mpu Gandring.

Anda mungkin juga menyukai