Anda di halaman 1dari 18

BAB I

A. Latar belakang Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur yang


berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan
Mataram Kuno. Pusat kerajaanya terletak di tepi S. Brantas yang pada
masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Kehidupan politik pada
bagian awal di kerajaan kediri ditandai dengan perang saudara antara
Samarawijaya yang berkuasa di Panjalu dan Panji Garasakan yang
berkuasa di Jenggala. Mereka tidak dapat hidup berdampingan. Pada tahun
1052 M terjadi peperangan perebutan kekuasaan diantara kedua belah
pihak.

Pada tahap pertama Panji Garasakan dapat mengalahkan


Samarawijaya, sehingga Panji Garasakan berkuasa. Di Jenggala kemudian
berkuasa raja raja pengganti Panji Garasakan. Pada tahun 1059 yang
memerintah adalah Samarotsaha. Akan tetapi setelah itu tidak terdengar
berita tentang kerajaan panjalu dan jenggala. Baru tahun 1104 M tampil
kerajaan panjalu sebagai rajanya Jayawangsa. Kerajaan ini lebih dikenal
dengan nama kerajaan kediri dengan ibu kotanya di Daha.

KERAJAAN KEDIRI 1
B. Berdirinya kerajaan kediri

Berdasarkan arsip sejarah seperti prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab


Negarakertagama (1365 M) dan kitab Calon Arang (1540M) dikisahkan
bahwa Kerajaan Kahuripan pecah menjadi dua kerajaan yaitu Kerajaan
Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri). Perpecahan ini disebabkan
karena adanya perselisihan antar saudara setelah Raja Airlangga wafat.

Pada suatu waktu, Kerajaan Panjalu mengalami kekalahan sehingga


kerajaan ini dikuasai oleh Kerajaan Jenggala yang kemudian
diabadikanlah Raja Mapanji Garasakan (1042 1052 M) dalam prasasti
Malenga. Adapun penggunaan lambang kerajaan tetap memakai lambang
Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha. Usai kerajaan dipimpin oleh
Raja Mapanji Garasakan, kemudian kerajaan diteruskan oleh Raja Mapanji
Alanjung (1052 1059 M) yang kemudian diturunkan kepada Sri
Maharaja Samarotsaha.

Pertempuran antara Kerajaan Panjalu dengan Kerajaan Jenggala


selama kurun waktu 60 tahun menyebabkan munculnya kepemimpinan
baru di bawah kekuasaan Raja Bameswara (1116 1135 M). Pada masa
pemerintahan Raja Bameswara, ibu kota kerajaan Panjalu dipindahkan
dari Doha ke Kediri sehingga kerajaan ini dikenal dengan nama Kerajaan
Kediri. Sang Raja menggunakan lencana kerajaan yang berupa tengkorak
bertaring di atas bulan sabit yang disebut sebagai Candrakapala.

Kerajaan Kediri memiliki banyak pegawai yang bertugas untuk


mencatat kekayaan kerajaan, menata kota dan mengatur persediaan
makanan. Berdasarkan pemerintahan kerajaan, masyarakat Kediri
dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

1. Masyarakat pusat merupakan masyarakat yang bekerja atau


dekat dengan kerajaan, diantara dari mereka ada yang bekerja
sebagai pelayan.

KERAJAAN KEDIRI 2
2. Masyarakat daerah merupakan masyarakat yang bekerja di
daerah atau pejabat daerah.

3. Masyarakat nonpemerintah merupakan masyarakat biasa yang


meliputi kuli, petani, peternak dan pedagang.

C. Sumber Kerajaan Kediri

Sumber sejarah mengenai Kerajaan Kediri berasal dari beberapa prasasti


dan berita asing.

1. PRASASTI

a. Prasasti Sirah Keting yang memuat tentang pemberian hadiah


tanah kepada rakyat desa oleh Raja Jayawarsa.

b. Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono berisi


masalah keagamaan yang diperkirakan berasal dari Raja
Bewasmara.

c. Parasasti Ngantang yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya


yang memberikan hadiah kepada rakyat desa Ngantang sebidang
tanah yang bebas dari pajak.

d. Prasasti Jaring dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah


nama-nama hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus Jinada.

e. Prasasti Ngantang(memuat tulisan Panjalu Hayati), berisi


pemberian hadiah kepada rakyat Ngantang berupa sebidang tanah
yang bebas dari pajak oleh Raja Jayabaya.

f. Prasasti Jaring, berisi penggunaan nama hewan untuk


kepangkatan seperti tikus jinada

g. Prasasti Kertosono/Tulung Agung, menyinggung masalah


keagamaan yang ditulis oleh Raja Bameswara

KERAJAAN KEDIRI 3
h. Prasasti Kamulan, berisi kemenangan Raja Kertajaya memerangi
musuhnya

2. BERITA ASING

Berita asing mengenai Kerajaan Kediri sebagian besar diperoleh dari berita
Cina. Berita Cina ini merupakan kumpulan cerita dari para pedagang Cina yang
melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan Kediri. Contohnya kronik Cina
bernama Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua yang diambil ceritanya dari buku
Ling Wai Tai Ta yang menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12
dan ke-13 M.

KERAJAAN KEDIRI 4
BAB II

Raja pertama kerajaan kediri adalah Raja Sri Jayawarsa 1104 M (dari
prasasti Sirah Keting) , Raja Bameswara 1117 M (Prasasti Pikatan atau Padlegan )
, Raja Jayabaya 1135-1157 M (Hantang atau ngantang ) , Raja Sri Saweswara
(berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161)) , Raja
Sri Aryeswara 1171 (berdasarkan prasasti Angin) , Raja Sri Gandra 1181 M (
prasasti jaring ) , Raja Sri Kameswara 1182 M (berdasarkan prasasti Ceker dan
Kakawin Smaradahana ) , . Raja Sri Kertajaya 1190-1222 M ( berdasarkan
prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197),
prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton .)

A. Raja Pertama

Jayawarsa adalah raja pertama kerajaan Kediri dengan prasastinya yang


berangka tahun 1104. Ia menamakan dirinya sebagai titisan Wisnu. Hanya dapat
diketahui dari prasasti Sirah Keting (1104 M). Pada masa pemerintahannya Raja
Jayawarsa memberikan hadiah kepada rakyat desa sebagai tanda penghargaan,
karena rakyat telah berjasa kepada Raja. Dari prasasti itu diketahui Raja
Jayawarsa sangat besar perhatiannya kepada masyarakat (rakyat) dan berupaya
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

B. Raja pada masa kejayaan

Kerajaan Kediri mengalami masa keemasan ketika diperintah oleh Prabu


Jayabaya. Sukses gemilang Kerajaan kediri didukung oleh tampilnya cendekiawan
terkemuka Empu Sedah, Panuluh, Darmaja, Triguna dan Manoguna. Mereka
adalah jalma sulaksana, manusia paripurna yang telah memperoleh derajat
oboring jagad raya. Di bawah kepemimpinan Prabu Jayabaya, Kerajaan kediri
mencapai puncak peradaban terbukti dengan lahirnya kitab-kitab hukum dan
kenegaraan sebagaimana terhimpun dalam kakawin Baratayuda,
Gathutkacasraya, dan Hariwangsa yang hingga kini merupakan warisan ruhani
bermutu tinggi.
Strategi kepemimpinan Prabu Jayabaya dalam memakmurkan rakyatnya
memang sangat mengagumkan (Gonda, 1925 : 111). Kerajaan yang beribukota di
Dahono Puro bawah kaki Gunung Kelud ini tanahnya amat subur, sehingga segala
macam tanaman tumbuh menghijau. Pertanian dan perkebunan hasilnya
berlimpah ruah. Di tengah kota membelah aliran sungai Brantas. Airnya bening
dan banyak hidup aneka ragam ikan, sehingga makanan berprotein dan bergizi
selalu tercukupi. Hasil bumi itu kemudian diangkut ke kota Jenggala, dekat
Surabaya, dengan naik perahu menelusuri sungai. Roda perekonomian berjalan

KERAJAAN KEDIRI 5
lancar sehingga kerajaan Kediri benar-benar dapat disebut sebagai negara yang
gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja.
Prabu Jayabaya memerintah antara 1130 1157 M. Dukungan spiritual
dan material dari Prabu Jayabaya dalam hal hukum dan pemerintahan tidak
tanggung-tanggung. Sikap merakyat dan visinya yang jauh ke depan menjadikan
Prabu Jayabaya layak dikenang sepanjang masa. Kalau rakyat kecil hingga saat ini
ingat pada beliau, hal itu menunjukkan bahwa pada masanya berkuasa
tindakannya selalu bijaksana dan adil terhadap rakyatnya.
Di samping sebagai raja besar. Raja Jayabaya juga terkenal sebagai ahli
nujum atau ahli ramal. Ramalan-ramalannya dikumpulkan dalam sebuah kitab
Jongko Joyoboyo.Dalam ramalannya, Raja Jayabaya menyebutkan beberapa hal
seperti ratu adil yang akan datang memerintah Indonesia.

C. Raja terakhir

Raja Sri Kertajaya (1190-1222 M) ( berdasarkan prasasti Galunggung


(1194), Prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon
(1205), Nagarakretagama, dan Pararaton .)
Merupakan raja terakhir dari Kerajaan Kediri. Raja Kertajaya juga dikenal
dengan sebutan Dandang Gendis. Selama masa pemerintahannya, kestabilan
kerajaan menurun. Hal ini disebabkan Raja Kertajaya mempunyai maksud
mengurangi hak-hak kaum Brahmana. Keadaan ini ditentang oleh kaum
Brahmana. Kedudukan kaum Brahmana di Kerajaan Kediri semakin tidak aman.
Kaum Brahmana banyak yang lari dan minta bantuan ke Tumapel yang
saat itu diperintah oleh Ken Arok. Mengetahui hal ini. Raja Kertajaya kemudian
mempersiapkan pasukan untuk menyerang Tumapel. Sementara itu. Ken Arok
dengan dukungan kaum Brahmana melakukan serangan ke Kerajaan Kediri.
Kedua pasukan itu bertemu di dekat Ganter (1222 M). Dalam pertempuran itu
pasukan dari Kediri berhasil dihancurkan. Raja Kertajaya berhasil meloloskan diri
(namun nasibnya tidak diketahui secara pasti). Kekuasaan Kerajaan Kediri
berakhir dan menjadi daerah bawahan Kerajaan Tumapel.

KERAJAAN KEDIRI 6
BAB III

A. Keadaan masyarakat kerajaan kediri

1. Kehidupan ekonomi

Dari catatan-catatan para pedagang Cina dapat diketahui tentang kehidupan


rakyat Kediri dalam bidang perekonomian, yaitu sebagai berikut.

1. Kediri banyak menghasilkan beras.

2. Barang-barang dagangan yang laku di pasaran adalah emas, perak,


daging, kayu, cendana, pinang, dan lain-lain.

3. Letak Kediri sangat strategis dalam pelayaran perdagangan antara


Indonesia Timur dan Indonesia Barat.

4. Angkatan lautnya kuat dan tangguh

5. Pajak rakyat terdiri dari hasil bumi seperti beras, kayu, dan palawija.

2. Kehidupan sosial

Dalam berita Cina dan kitab Ling Wai Tai Ta menerangkan bahwa dalam
kehidupan sehari-hari orang-orang memakai kain sampai di bawah lutu dengan
rambut terurai. Rumah-rumah mereka bersih dan teratur, lantainya ubin berwarna
kuning dan hijau.

Dalam perkawinan, keluarga pengantin wanita menerima mas kawin


berupa emas. Raja berpakaian sutra, memakai sepatu, dan perhiasan emas.
Rambut raja disanggul ke atas. Raja bepergian naik gajah atau kereta yang diiringi
oleh 500 sampai 700 prajurit. Kehidupannya sosialnya seperti :

1. Rajin membayar pajak

2. Pakaiannya rapi

3. Sudah memakai kain dibawah lutut

4. Tempat tinggalnya rapi dan teratur

KERAJAAN KEDIRI 7
5. Raja melindungi hak-hak rakyatnya

6. Kalau sakit tidak mencari obat, tetapi memuja dewa

7. Hukuman ada 2, ada hukaman denda dan ada hukam mati

8. Ada pelajaran moral, yaitu kedudukan semua orang sama

3. Kehidupan budaya

Kehidupan budaya pada masa kekuasaan Kerajaan Kediri berkembang


dengan pesat terutama dalam bidang sastra dan pertunjukan wayang. Wayang
yang terkenal di Kediri adalah wayang panji. Berikut hasil-hasil sastra pada
zaman Kerajaan Kediri.

1. Kresnayana , diperkirakan berasal dari zaman Raja Jayawarsa ditulis


oleh Mpu Triguna, isi Kresnayana mengenai perkawinan antara Kresna
dan Dewi Rukmini.

2. Bharatayudha , dikarang oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1157
pada masa pemerintahan Jayabaya. Kitab ini ditulis untuk memberikan
gambaran terjadinya perang saudara antara Panjalu melawan Jenggala.
Perang tersebut digambarkan dengan perang antara Kurawa dan Pandawa
yang masing-masing merupakan keturunan Barata.

3. Arjunawiwaha, dikarang oleh Mpu Kanwa. Mengisahkan tentang


pernikahan Raja Airlangga dengan putri raja dari Kerajaan Sriwijaya.
Dibuat pada masa pemerintahan Raja Jayabaya.

4. Hariwangsa , dikarang oleh Mpu Panuluh pada masa pemerintahan J


ayabaya.

5. Smaradhahana , dikarang oleh Mpu Dharmaja pada masa pemerintahan


Raja Kameswara. Isi Smaradhahana menceritakan tentang sepasang suami
istri Smara dan Rati yang menggoda dewa Syiwa yang sedang bertapa.
Smara dan Rati terkena kutukan dan mati terbakar api (dhahana) karena

KERAJAAN KEDIRI 8
kesaktian dewa Syiwa. Namun, suami istri tersebut dihidupkan lagi dan
menjelma sebagai Kameswara dan permaisurinya.

6. Wrtasancaya dan Lubdaka , dikarang oleh Mpu Tanakung. Kitab


Lubdaka ditulis pada zaman Raja Kameswara. Isi kitab Lubdaka
menceritakan tentang seorang pemburu bernama Lubdaka. Lubdaka sudah
banyak membunuh. Pada suatu ketika Lubdaka mengadakan pemujaan
yang istimewa terhadap Syiwa, sehingga rohnya yang seharusnya masuk
neraka, menjadi masuk surga

KERAJAAN KEDIRI 9
BAB IV

A. Faktor keruntuhan

Faktor penyebab kemunduran kerajaan kediri yaitu :

1. Raja kertajaya mengurangi hak hak kaum brahmana. Sehingga kaum


brahmana banyak yang lari dan minta bantuan ke tumapel untuk melawan
kerajaan kediri
2. Pada tahun 1222 terjadi perang ganter antara ken arok dengan kertajaya (
raja kerdiri saat itu ). Ken arok dengan bantuan para brahmana berhasil
mengalahkan kertajaya di ganter ( pujon , malang ) , dengan demikian
berakhirlah kerajaan kediri.
3. Kerajaan kediri runtuh pada masa pemerintahan kertajaya yang dikisahkan
dalam kitab pararaton dan negarakretagama. Pada tahun 1222, kertajaya
berselisih melawan kaum brahmana. Perselisihan ini terjadi disebabkan
karena raja kertajaya memerintahkan kaum brahmana untuk
menyembahnya sebagai raja . namun kaum brahmana menolak dan
meminta perlindungan kepada ken arok ( akuwu tumapel ). Kebetulan ken
arok pun bercita vita memerdekakan tumapel yang merupakan daerah
bawahan kediri. Akhirnya terjadi perang antara kediri dan tumapel di desa
ganter. Dalam perang tersebut ken arok berhasil mengalahkan pasukan
kertajaya. Sejak saat itu berakhirlah masa kerajaan kediri dan menjadi
bawahan tumapel / singosari. Kemudian ken arok mengangkat jayashaba (
putra kertajaya ) sebagai bupati kediri dan dilanjutkan oleh keturunan
keturunannya. Saat giliran jayakatwang memimpin , dia memberontak
terhadap singosari yang dipimpin oleh kertanegara , karena dendam
masalalu dimana leluhurnya , kertajaya dikalahkan oleh ken arok. Setelah
berhasil membunuh kertajaya , jaya katwang kembali membangun
kerajaan kediri namun hanya dapat bertahan 1 tahun dikarenakan serangan
gabungan yang dilancarkan oleh pasukan mongoldan menantu
kertanegara.

KERAJAAN KEDIRI 10
BAB V

A. Peninggalan kerajaan kediri

Candi Peninggalan Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri telah meninggalkan beberapa bangunan candi. Candi-candi


tersebut memiliki corak khas budaya Hindu. Berikut ini adalah beberapa candi
peninggalan Kerajaan Kediri tersebut:

1. Candi Penataran

Salah satu candi peninggalan sejarah kerajaan Kediri yang hingga saat ini
dapat kita temukan adalah Penataran. Candi ini letaknya berada di lereng Gunung
Kelud bagian Barat Daya, tepatnya di utara Kota Blitar. Candi penataran adalah
candi termegah di Jawa Timur. Dari prasasti yang ditemukan di lokasi penggalian
candi, diketahui bahwa candi ini dibangun saat masa kepemerintahan Raja
Srengga hingga kepemerintahan Raja Wikramawardhana atau sekitar abad ke 12
hingga 14 Masehi.

2. Candi Tondowongso

Candi peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya adalah Candi


Tondowongso. Candi ditemukan di Desa Gayam, Kec. Gurah, Kediri-Jawa Timur
pada tahun 2007. Berdasarkan gaya dan bentuk arca yang ditemukan di sekitar
candi, diketahui bahwa candi ini dibangun pada abad ke 9, tepat pada masa awal
perpindahan pusat politik dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Kendati dianggap
sebagai penemuan sejarah terbesar di abad modern, kondisi candi Tondowongso
dan kompleks di sekitarnya hingga kini masih memprihatinkan dan belum
mendapat perhatian dari pemerintah.

KERAJAAN KEDIRI 11
3. Candi Gurah

Candi peninggalan Kediri selanjutnya ditemukan di Kecamatan Kediri,


Jawa Timur pada tahun 1957. Letak candi Gurah berada persis 2 km dari situs
candi Tondowongso. Dari pondasinya, diketahui bahwa candi ini berukuran 9
meter x 9 meter.

4. Candi Mirigambar

Candi Mirigambar adalah candi peninggalan Kerajaan Kediri yang


ditemukan di lapangan desa Mirigambar, Kec. Sumbergempol, Tulungagung
Jawa Timur. Candi ini diperkirakan dibangun pada tahun 1214 1310 Saka.
Strukturnya terbuat dari batu bata merah, seperti halnya kebanyakan candi-candi
yang ada di Jawa Timur. Seorang petinggi desa Mirigambar pada 1965
melindungi candi ini dari aksi ikonoklastik sehingga hingga kini candi ini masih
dapat kita temukan.

5. Candi Tuban

Berbeda dengan nasib Candi Mirigambar, candi Tuban kini telah luluh lantah
dan hanya tersisa pondasinya saja. Candi yang berjarak 500 meter dari letak Candi
Mirigambar ini saat ini telah ditimbun kembali oleh tanah karena sudah tidak
dimungkinkan lagi untuk dibangun.

Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri

Selain candi, kerajaan Kediri juga meninggalkan beberapa prasasti sebagai


catatan dan jejak sejarah atau peringatan terhadap suatu kejadian. Beberapa
prasasti peninggalan Kerajaan Kediri tersebut antara lain:

1. Prasasti Kamulan

Prasasti Kamulan ditemukan di Desa Kamulan, Kabupaten Trenggalek,


Jawa Timur. Prasasti ini dibuat pada tahun 1116 Saka (1194 M) tepat pada masa

KERAJAAN KEDIRI 12
kepemimpinan Raja Kertajaya. Isi prasasti ini adalah keterangan berdirinya
Kabupaten Trenggalek, yakni pada Rabu Kliwon, tanggal 31 Agustus 1194.

2. Prasasti Galunggung

Prasasti Galunggung ditemukan di Rejotangan, Tulung Agung. Prasasti


yang memiliki dimensi 160x80x75 cm ini bertuliskan huruf Jawa Kuno dengan
total 20 baris, kendati begitu aksara yang terpahat dalam prasasti ini sudah sangat
sulit dibaca. Hanya bagian tahunnya saja yang masih dapat diketahui, yaitu
bertuliskan tahun 1123 Saka.

3. Prasasti Jaring

Prasasti Jaring adalah prasasti yang dibuat pada tanggal 19 November


1181. Isi dari prasasti ini adalah keterangan tentang pengabulan keinginan
penduduk dukuh Jaring melalui senapatinya, Sarwajala. Keinginan tersebut
berupa suatu harapan yang belum diwujudkan raja sebelumnya. Dalam prasasti
Jaring, diketahui bahwa para pejabat kediri memilki gelar atau sebutan
menggunakan nama hewan, seperti Lembu Agra, Menjangan Puguh, dan Macan
Kuning.

4. Prasasti Panumbangan

Prasasti Panumbang adalah prasasti peninggalan kerajaan Kediri yang


dibuat oleh 2 Agustus 1120. Prasasti ini dikeluarkan oleh Maharaja Bameswara.
Isinya adalah berupa penetapan desa Panumbang menjadi sima swatantra (desa
bebas pajak).

5. Prasasti Talan

Prasasti Talan ditemukan di Desa Gurit, Blitar Jawa Timur. Prasasti


yang dibuat pada tahun

1058 Saka (1136 Masehi) ini, berisi tentang penetapan masuknya Desa Talan ke
dalam wilayah Panumbang yang bebas pajak. Prasasti ini dilengkapi dengan

KERAJAAN KEDIRI 13
pahatan Garudhamukalanca, pahatan berbentuk tubuh manusia bersayap dengan
kepala Garuda.

Selain prasasti-prasasti tersebut, kerajaan Kediri juga meninggalkan


beberapa prasasti lainnya. Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri tersebut di
antaranya yaitu:

1. Prasasti Sirah Keting berisi tentang pemberian tanah dari Raja


Jayawarsa pada rakyat desa Sirah Keting karena jasa-jasanya terhadap
kerajaan Kediri.

2. Prasasti Kertosono berisi tentang masalah keagamaan. Prasasti ini


berasal dari masa kepemerintahan Raja Kameshwara.

3. Prasasti Ngantang berisi tentang pemberian tanah bebas pajak oleh


Jayabaya pada Desa Ngantang karena jasa-jasa rakyat Desa yang telah
mengabdi pada Kerajaan Kediri.

4. Prasasti Padelegan isinya mengenang bakti penduduk Desa Padelegan


pada Raja Kameshwara.

5. Prasasti Ceker berisi tentang anugerah dari raja pada penduduk Desa
Ceker yang telah mengabdi demi kemajuan Kediri.

Kitab Peninggalan Kerajaan Kediri

Kediri juga memiliki banyak sastrawan handal. Para sastrawan ini telah
membuat beberapa kitab sastra, diantaranya adalah kitab Kakawin Bharatayudha,
Kitab Kresnayana, Kitab Sumarasantaka, Gatotkacasraya, dan kitab Smaradhana.

1. Kitab Kakawin Bharatayudha

Kitab Kakawin Bharatayudha dikarang oleh Empu Sedah dan Empu


Panuluh. Isinya menceritakan kisah perjuangan raja Jenggala, Jayabaya yang
berhasil menaklukkan Panjalu. Kisah perjuangan raja Jayabaya ini dianalogikan
dengan kisah peperangan antara Kurawa dan Pandawa dalam kisah Mahabrata.

KERAJAAN KEDIRI 14
2. Kitab Kresnayana

Kitab Kresnayana dikarang oleh Empu Triguna. Isinya menceritakan


riwayat hidup Kresna, seorang anak yang memiliki kekuatan sangat luar biasa dan
namun suka menolong orang lain. Kresna sangat disukai orang-orang diceritakan
secara runut hingga ia menikah dengan Dewi Rukmin.

3. Kitab Sumarasantaka

Kitab Sumarasantaka dikarang oleh Empu Monaguna. Isinya menceritakan


kisah kutukan Harini, seorang bidadari khayangan yang telah melakukan
kesalahan. Harini dikutuk menjadi manusia. Ia tinggal di bumi untuk beberapa
lama hingga masa kutukannya selesai.

4. Kitab Gatotkacasraya

Ktab Gatotkacasraya dikarang oleh Empu Panuluh. Isinya menceritakan


kisah kepahlawanan Gatotkaca yang berhasil mempersatukan putra Arjuna, yakni
Abimayu dengan Siti Sundhari.

5. Kitab Smaradhana

Kitab smaradhana dikarang oleh Empu Dharmaja. Isinya menceritakan


kisah Dewa Kama dan Dewi Ratih, sepasang suami istri yang hilang secara
misterius karena terkena api yang keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa.

KERAJAAN KEDIRI 15
BAB VI

A. Kesimpulan

Berdirinya Kerajaan Kediri diawali dengan putusan Raja Airlangga selaku


pemimpin dari Kerajaan Mataram Kuno yang terakhir. Dia membagi kerajaan
menjadi dua bagian, yaitu menjadi Kerajaan Jenggala atau Kahuripan dan Panjalu
atau Kediri.
Hal ini bermula pada tahun 1042. Kedua putra Raja Airlangga
memperebutkan tahta kerajaan Mataram Kuno. Sehingga dengan terpaksa Raja
Airlangga membelah kerajaan menjadi dua bagian.
Hasil dari perang saudara tersebut, Kerajaan Panjalu diberikan kepada Sri
Samarawijaya dan Kerajaan Jenggala diberikan kepada Mapanji Garasakan. Raja
Kediri yang pertama bernama Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabu. Raja yang
terakhir di kerajaan kediri adalah Kertajaya atau Dandang Gendis. Pada masa
pemerintahannya , terjadi pertentangan antara raja dan pera pendeta atau kaum
brahmana , karena Kertajaya berlaku sombong dan berani melanggar adat. Hal
ini memperlemah pemerintahan di kediri. Para brahmana kemudian mencari
perlindungan kepada Ken Arok yang merupakan penguasa di Tumapel. Pada
tahun 1222 M , Ken Arok dengan dukungan kaum brahmana menyerang kediri .
kediri dapat dikalahkan oleh Ken Arok.

KERAJAAN KEDIRI 16
B. Penutup

Demikianlah makalah yang kami buat ini , sempga bermanfaat dan


menambah pengetahuan pembaca. Kami mohon maaf maaf apabila
ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang
jelas , dimengerti , dan lugas. Karena kami juga manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan. Dan kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian
penutup dari kami semoga dapat diterima dan terimakasih yang
sebesar besarnya.

KERAJAAN KEDIRI 17
DAFTAR PUSTAKA

http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-kediri.html

https://www.siswapedia.com/sejarah-berdirinya-kerajaan-kediri/

http://juragansejarah.blogspot.co.id/2012/05/sejarah-kerajaan-kediri.html?m=1

http://dandibaroes18.blogspot.co.id/2014/07/kerajaan-kediriletak-sumber-
sejarah.html?m=1

http://www.materikelas.com/kerajaan-kediri-letak-geografis-sumber-sejarah-
kehidupan-politik-dan-keadaan-masyarakat/

http://kisahasalusul.blogspot.com/2016/05/peninggalan-kerajaan-kediri-candi-
prasasti.html

https://indriblb.wordpress.com/2013/06/26/raja-raja-di-kerajaan-kediri/comment-
page-1/

buku sejarah indonesia edisi revisi 2016

KERAJAAN KEDIRI 18

Anda mungkin juga menyukai