Anda di halaman 1dari 5

SOAL & JAWABAN TENTANG KERAJAAN BULELENG BALI .

1. Jelaskan tentang asal usul kerajaan buleleng !


Jawab :
Buleleng adalah nama puri yang dibangun Panji Sakti di tengah tegalan jagung
gembal yang juga disebut juga buleleng. Letaknya tidak jauh dari sungai yang disebut juga
tukad Buleleng. Purinya disebut Puri Buleleng. Puri yang yang lebih tua, terletak di desa
Sangket yang dinamai puri Sukasada. Ki Gusti Panji sakti diperkirakan wafat tahun 1699
dengan meninggalkan banyak keturunan.
Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali utara yang didirikan sekitar
pertengahan abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1849. Kerajaan ini dibangun
oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dariWangsa Kepakisan dengan cara menyatukan seluruh
wilayah wilayah Bali Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit.
2 . jelaskan secara singkat tentang sejarah kerajaan buleleng?
Jawab :
I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang sewaktu kecil bernama I Gusti Gde Pasekan adalah
putra I Gusti Ngurah Jelantik dari seorang selir bernama Si Luh Pasek Gobleg berasal dari
Desa Panji wilayah Den Bukit. I Gusti Panji memiliki kekuatan supra natural dari lahir. I
Gusti Ngurah Jelantik merasa khawatir kalau I Gusti Ngurah Panji kelak akan menyisihkan
putra mahkota. Dengan cara halus I Gusti Ngurah Panji yang masih berusia 12 tahun
disingkirkan ke Den Bukit, ke desa asal ibunya, Desa Panji.
I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah Den Bukit dan menjadikannya Kerajaan Buleleng,
yang kekuasaannya pernah meluas sampai ke ujung timur pulau Jawa (Blambangan). Setelah
I Gusti Ngurah Panji Sakti wafat pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah karena
putra-putranya punya pikiran yang saling berbeda.
Kerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan Mengwi namun kembali merdeka pada
tahun 1752. Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan raja Karangasem 1780. Raja Karangasem,
I Gusti Gde Karang membangun istana dengan nama Puri Singaraja. Raja berikutnya adalah
putranya bernama I Gusti Pahang Canang yang berkuasa sampai 1821. Kekuasaan
Karangasem melemah, terjadi beberapa kali pergantian raja. Tahun 1825 I Gusti Made
Karangsem memerintah dengan Patihnya I Gusti Ketut Jelantik sampai ditaklukkan Belanda
tahun 1849.
Perlawanan terhadap Belanda
Pada tahun 1846 Buleleng diserang pasukan Belanda, tetapi mendapat perlawanan sengit
pihak rakyat Buleleng yang dipimpin oleh Patih / Panglima Perang I Gusti Ketut Jelantik.
Pada tahun 1848 Buleleng kembali mendapat serangan pasukan angkatan laut Belanda
di Benteng Jagaraga. Pada serangan ketiga, tahun 1849 Belanda dapat menghancurkan
benteng Jagaraga dan akhirnya Buleleng dapat dikalahkan Belanda. Sejak itu Buleleng
dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda.

3. Sebutkan daftar nama raja kerajaan buleleng?


Jawab :
Daftar Raja Buleleng
Wangsa Panji Sakti (1660-?)

Gusti Anglurah Panji Sakti

Gusti Panji Gede Danudarastra

Gusti Alit Panji

Gusti Ngurah Panji

Gusti Ngurah Jelantik

Gusti Made Singaraja


Wangsa Karangasem (?-1849)

Anak Agung Rai

Gusti Gede Karang

Gusti Gede Ngurah Pahang

Gusti Made Oka Sori

Gusti Ngurah Made Karangasem


Wangsa Panji Sakti (1849-1950)

Gusti Made Rahi

Gusti Ketut Jelantik

Anak Agung Putu Jelantik

Anak Agung Nyoman Panji Tisna

Anak Agung Ngurah Ketut Jelantik


4. Ceritakan tentang kehidupan pada masa kerajaan buleleng ?
Jawab :
KEHIDUPAN SOSIAL
Dalam kehidupan sosial, masyarakat Bali, tidak terlepas dari agama yang dianutnya yaitu
agama hindu (mempunyai pengaruh yang paling besar) dari Budha sehingga keadaan
sosialnya sebagai berikut
1. Terdapat pembagian golongan/kasta dalam masyarakat yaitu Brahmana, Ksatria dan
Waisya
2. Masing-masing golongan mempunyai tugas dan kewajiban yang tidak sama disbanding
keagamaan
3. Pada masa Anak Wungsu dikenal adanya beberapa golongan pekerja khusus yaitu pande
besi, pande emas, dan pande tembaga dengan tugas membuat alat-alat pertanian, alat-alat
rumah tangga, senjata, perhiasan dan lain-lain.
Dari ketiga hal diatas dapa kiata ambil kesimpulan sebagi berikut
1. Kehidupan sosial masyarakat Bali sudah teratur dan rapi
2. Sudah ada system pembagian kerja
Hasil budaya kerajaan Bali antara lain berupa
1. Prasasti
2. Cap Materai kecil dari tanah liat yang disimpan dalam stupa kecil
3. Arca misalnya arca durga
4. Dua kitab undang-undang yang dipakai pada masa pemerintahan Jayasakti yaitu Uttara

Widdhi Balawan dan Rajawacana/Rajaniti


5. Pada zaman Jayasakti agam Budha dan Syiwa berlambang dengan baik bahkan raja sendiri
disebut sebagai penjelmaan dewa Wisnu (airan Waisnawa)
6. Prasasti di Bali paling banyak menggunakan bahasa Jawa kuno sehingga hubungan dengan
Jawa diperkirakan terjalin dengan baik.
5. sebutkan peninggalan - peninggalan kerajaan buleleng ?
jawab :
Peninggalan:
Bangunan pura, al quran kuno, lukisan, dan goa raksasa, pura pajenegan panji
Runtuhnya
Dikisahkan seorang raja Bali yang saat itu bernama Raja Bedahulu atau yang dikenal dengan
nama Mayadenawa yang memiliki seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo
Iwa. Kedatangan Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali adalah ingin menaklukan Bali
di bawah pimpinan Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu patih Majapahit itu
mengajak Ki Kebo Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat sumur dan setelah sumur itu
selesai Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan tanah dan batu namun dalam lontar Bali Ki
Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan cara yang mudah seperti itu. Tanah dan batu yang
dilemparkan ke sumur balik dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia menyerahkan diri sampai
ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia dapat dibunuh. Setelah kematian Ki Kebo Iwa,
Bali dapat ditaklukan oleh Gadjah Mada pada tahun 1343.
6. Jelaskan penyebab runtuhnya kerajaan buleleng ?
Jawab :
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Bali
Misalnya Kerajaan Gelgel, Klungkung, dan Buleleng yang didirikan oleh I Gusti
Ngurak Panji Sakti, dan selanjutnya muncul kerajaan yang lain. Nama Kerajaan Buleleng
semakin terkenal, terutama setelah zaman penjajahan Belanda di Bali. Pada waktu itu pernah
terjadi perang rakyat Buleleng melawan Belanda. Pada zaman kuno, sebenarnya Buleleng
sudah berkembang. Pada masa perkembangan Kerajaan Dinasti Warmadewa, Buleleng
diperkirakan menjadi salah satu daerah kekuasaan Dinasti Warmadewa. Sesuai dengan
letaknya yang ada di tepi pantai, Buleleng berkembang menjadi pusat perdagangan laut. Hasil
pertanian dari pedalaman diangkut lewat darat menuju Buleleng.
Dari Buleleng barang dagangan yang berupa hasil pertanian seperti kapas, beras,
asam, kemiri, dan bawang diangkut atau diperdagangkan ke pulau lain (daerah seberang).
Perdagangan dengan daerah seberang mengalami perkembangan pesat pada masa Dinasti
Warmadewa yang diperintah oleh Anak Wungsu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
kata-kata pada prasasti yang disimpan di Desa Sembiran yang berangka tahun 1065.
Kata-kata yang dimaksud berbunyi, mengkana ya hana banyaga sakeng sabrangjong,
bahitra, rumunduk i manasa. .. Artinya, andai kata ada saudagar dari seberang yang datang
dengan jukung bahitra datang berlabuh di manasa .. Sistem perdagangannya ada yang
menggunakan system barter, ada yang sudah dengan alat tukar (uang). Pada waktu itu sudah
dikenal beberapa jenis alat tukar (uang), misalnya ma, su dan piling.

Dengan perkembangan perdagangan laut antar pulau di zaman kuno secara ekonomis
Buleleng memiliki peranan yang penting bagi perkembangan kerajaan-kerajaan di Bali
misalnya pada masa Kerajaan Dinasti Warmadewa.
7. Ceritakan kehidupan politik,ekonomi, dan agama kerajaan buleleng ?
Jawab :
Kehidupan Politik
Dinasti Warmadewa didirikan oleh Sri Kesari Warmadewa. Berdasarkan prasasti
Belanjong, Sri Kesari Warmadewa merupakan keturunan bangsawan Sriwijaya yang gagal
menklukan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Kegagalan tersebut menyebabkan Sri
Kesari Warmadewa memilih pergi ke Bali dan mendirikan pemeerintahan baru.
Pada tahun 989-1011 Kerajaan Buleleng diperintah oleh Udayana Warmadewa.
Udayana memiliki 3 putra yaitu, Airlangga, Marakatapangkaja, dan Anak Wungsu. Yang
nantinya Airlangga akan menjadi raja terbesar di Medang Kemulan, Jawa Timur. Menurut
prasasti yang terdapat di pura Batu Madeg, Raja Udayan menjlain hubungan erat dengan
Dinasti Isyana di Jawa Timur. Hubungan ini dilakukan karena permaisuri Udayana bernama
Gunapriya Dharmapatni merupakan keturunan Mpu Sindok. Raja Udayana digantikan oleh
putranya Marakatapangkaja.
Rakyat Buleleng menganggap Marakatapangkaja sebagai sumber kebenaran
hukum karena selalu melindungi rakyatnya. Marakatapangkaja membangun beberapa tempat
peribadatan untuk rakyat. Salah satu peninggalan Marakatapangkaja adalah kompleks candi
di Gunung Kawi (Tampaksiring). Pemerintahan Marakatapangkaja digantikan oleh adiknya
yaitu Anak Wungsu. Anak Wungsu merupakan Raja terbesar dari Dinasti Warmadewa. Ia
berhasil menjaga kestabilan kerajaan dengan menanggulangi berbagai gangguan dari dalam
maupun luar kerajaan.
Dalam menjalankan pemerintahan, Raja Buleleng dibantu oleh badan penasehat
pusat yang disebut pakirankiran I jro makabehan. Badan ini berkewajiban memberikan
tafsirandan nasihat kepada raja atas berbagai permasalahan yang muncul
Kehidupan Ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Buleleng bertumpu pada sektor pertanian.
Keterangan kehidupan masyarakat Buleleng dapat dipelajari dari prasasti Bulian. Dalam
prasasti Bulian terdapat bebrapa istilah yang berhubungan dengan sistem bercocok tanam
seperti sawah, parlak (sawah kering), (gaga) ladang, kebwan (kebun), dan lain sebagainya.
Perdagangan antarpulau di Buleleng juga sudah cukup maju. Kemajuan ini
ditandai dengan banyaknya saudagar yang bersandar dan melakukan kegiatan perdagangan
dengan penduduk Buleleng. Komoditas yang terkenal di Buleleng adlah kuda. Dalam prasasti
Lutungan disebutkan bahwa Raja Anak Wungsu melakukan transaksi perdagangan 30 ekor
kuda dengan saudagar dari Pulau Lombok. Keterangan tersebut membuktikan bahwa
perdagangan pada saat itu sudah maju sebab kuda merupakan binatang yang besar sehingga
memerlukan kapal yang besar pula untuk mengangkutnya.

Kehidupan Agama
Agama Hindu Syiwa mendominasu kehidupan masyarakat Buleleng. Tetapi
tradisi megalitik masih mengakar kuat dalam masyarakat Buleleng. Kondisi ini dibuktukan
dengan ditemukannya beberapa bangunan pemujaan seperti punden berundak di sekitar purapura di Hindu. Pada masa pemerintahan Janasadhu Warmadewa agama Budha mulai
berkembang. Perkembangan ini ditandai dengan penemuan unsure-unsur Budha seperti arca
Budha di Gua Gajah dan stupa di pura Pegulingan.
Agama Hindu dan Budha mulai mendapat peranan penting pada masa Raja
Udayana. Pada masa ini pendeta Syiwa dan brahmana Budha diangkat sebagai salah satu
penasehat raja. Masyarakat Buleleng menganut agama Hindu Waesnawa.

Anda mungkin juga menyukai