Anda di halaman 1dari 27

KUNCI JAWABAN PPKN KELAS X (K2013N)

BAB 1
I. Pilihan Ganda
1 D 6 C 11 B 16 C
2 B 7 B 12 B 17 A
3 A 8 E 13 A/D/E (KETIGANYA 18 E
BENAR)
4 C 9 A 14 D 19 D
5 C 10 B 15 A/B (KEDUANYA 20 C
SAMA)

II. Uraian
1. Sifat-sifat hakekat negara:
 Memaksa. Artinya, negara memiliki kekuatan untuk memakai kekuatan fisik secara legal agar
peraturan perundang-undangan ditaati sehingga ketertiban dapat dicapai dan anarki dapat
dicegah.
 Monopoli. Dalam hal ini negara mempunyai hak tunggal dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat
 Mencakup semua. Maksudnya, semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua
orang tanpa terkecuali.
2. Menurut Jean Bodin, kedaulatan ke dalam berarti melaksanakan fungsi negara di dalam negeri,
sedangkan kedaulatan ke luar berarti melaksanakan fungsi negara di luar negeri atau internasional.
3. Sifat pokok kedaulatan:
 Eksklusivitas berarti tidak ada kekuasaan lain yang menyaingi.
 Permanen berarti kekuasaan itu tetap ada selama negara itu berdiri sekalipun pemegang
kedaulatan sudah berganti-ganti.
 Tunggal atau tidak terbagi berati kekuasaan itu merupakan satu-satunya kekuasaan tertinggi
dalam negara yang tidak diserahkan atau dibagi-bagi kepada badan-badan lain.
 Tidak terbatas berartikekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain.
4. Teori kedaulatan Tuhan merupakan teori kedaulatan yang mengajarkan bahwa negara dan
pemerintah mendapatkan kekuasaan tertinggi dari tuhan sebagai asal dari segala sesuatu. Teori ini
mengatakan bahwa kekuasaan yang berasal dari tuhan itu, diberikan kepada tokoh-tokoh negara
yang terpilih, yang secara kodrati ditetapkan-Nya menjadi pemimpin negara dan berperan selaku
wakil Tuhan di dunia. Tokoh teori kedaulatan Tuhan ini adalah Agustinus, Thomas Aquinas, F. Hegel,
dan F.J. Stahl.
5. Pengakuan kedaulatan terhadap negara dibagi menjadi dua, yaitu de facto dan de jure. De facto
adalah pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada atau fakta yang sungguh-sungguh nyata tentang
berdirinya suatu negara. Pengakuan de jure sendiri adalah pengakuan resmi berdasarkan hukum
oleh negara lain dengan segala konsekuensinya.
6. Varias-variasi sistem presidensial di Indonesia:
 DPR memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung. Presiden dapat
sewaktu-waktu diberhentikan MPR atas usulan dan pertimbangan dari DPR.
 Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan dan atau persetujuan DPR.
 Presiden dalam mengeluarkan kebijkan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan DPR.
 Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan
memiliki fungsi anggaran.
7. Pembagian kekuasaan secara horizontal adalah pembagian kekuasaan yang menitikberatkan pada
fungsi masing-masing bagian, yaitu kekuasaan eksekutif, legislatif, yidikatif, eksaminatif, dan
moneter. Berbeda dengan pembagian kekuasaan secara horizontal, pembagian kekuasaaan secara
vertikal lebih berdasarkan pada tingkatan pemerintahan. Pembagian kekuasaan secara vertikal
adalah konsekuensi dari penerapan asas desentralisasi di Indonesia sehingga pemerintah pusat
menyerahkan wewenang pemerintah kepada pemerintah daerah otonom untuk mengurus dan
mengatur sendiri urusan pemerintahan di daerahnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah pusat.
8. Fungsi kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang nomenklaturnya secara tegas
disebutkan dalam UUD 1945:
 perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
 pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
 pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
 pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah’
 koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan kementerian;
 pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
kementerian; dan
 menyelenggarakan fungsi yang menunjukkan karakteristik tugas dan fungsi masing-masing
kementerian.
Contohnya, kementerian luar negeri, kementerian dalam negeri, dan kementerian pertahanan.
9. Nilai-nilai dalam sila ke-1:
 Tuhan adalah sebab yang pertama dari segala sesuatu, Yang Maha Esa, dan segala sesuatu
bergantung kepada-Nya.
 Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan dengan menjalankan semua perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.
 Negara menjamin kebebasan setiap penduduk untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
 Warga negara Indonesia dilarang melakukan perbuatan yang menunjukkan sikap anti-Ketuhanan
dan antikehidupan beragama.
 Kehidupan yang diliputi oleh toleransi, baik antarumat seagama maupun antarumat berbeda
agama mutlak diwujudkan dan terus dikembangkan.
Nilai-nilai dalam sila ke-3:
 Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
 Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
 Adanya pengakuan terhadap “kebhinnekatunggalikaan” suku bangsa (etnis) dan kebudayaan
bangsa yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa.
 Nilai-nilai patriotik serta penghargaan rasa kebangsaan suatu kenyataan yang dinamis.
10. Nilai-nilai Pancasila dalam penyelenggaraan negara:
 Kedaulatan negara di tangan rakyat yang bersumber pada nilai kemanusiaan, kekeluargaan, dan
gotong royong
 Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh
rakyat Indonesia.
 Memberikan jaminan hukum untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

BAB 2
I. Pilihan Ganda
1 B 6 B 11 A 16 B
2 B 7 E 12 E 17 C
3 C 8 B 13 D 18 D
4 D 9 C 14 A 19 C
5 E 10 B 15 B 20 C

II. Uraian
1. Peraturan perundang-undangan tentang wilayah Indonesia:
 UUD NRI Tahun 1945 Pasal 25 A: Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah dan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
dengan undang-undang.
 UU Nomor 43 Tahun 2008: Wilayah negara Indonesia adalah salah satu unsur negara yang
merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut
teritorial beserta dasar laut dan tanah dibawahnya, serta ruang udara di atasnya, termasuk
seluruh sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya.
 UU Nomor 6 Tahun 2011 Pasal 1 Ayat (2): menyebutkan bahwa wilayah Indonesia adalah
seluruh wilayah Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan berdasarkan undang-undang.
 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat (7): Seluruuh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
di dalam bumi berdasarkanperaturan perundang-undangan.
2. Pendekatan-pendekatan kewilayahan Indonesia:
 Pendekatan kesejahteraan memiliki arti upaya-upaya pengelolaan wilayah negara hendaknya
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
tinggal di wilayah negara tersebut.
 Pendekatan keamanan berarti pengelolaan wilayah negara untuk menjamin keutuhan wilayah
dan kedaulatan negara serta perlindungan segenap bangsa
 Pendekatan kelestarian lingkungan berarti pengelolaan wilayah negara harus memerhatikan
aspek kelestarian lingkungan, sebagai wujud dari pembangunan yang berkelanjutan.
3. Dua konsep mengenai laut dalam sejarah hukum laut internasional:
 Res nullius, yaitu laut tidak ada yang memilikinya sehingga laut dapat diambil, serta dimiliki tiap
negara.
 Res communis, yaitu laut adalah milik bersama masyarakat dunia sehingga tidak bisa diambil
dan dimiliki suatu negara.
4. Status-status kewarganegaraan:
 Apatride, yaitu seseorang tidak memiliki status kewarganegaraan. Contohnya, Ranta lahir di
negara yang menganut asas ius sanguinis, sedangkan orang tuanya berasal dari negara yang
menganut asas ius soli.
 Bipatride, yaitu seseorang memiliki dua kewarganegaraan. Contohnya Rinta lahir di negara yang
menganut asas ius soli, dan orang tuanya berasal dari negara yang menganut ius sanguinis.
 Multipatride, yaitu seseorang memiliki lebih dari dua status kewarganegaraan. Contohnya,
seseorang yang tinggal di perbatasan antara dua negara.
5. Pasal yang membahas warga negara:
 UUD 1945 Pasal 26: 1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negera.
2.Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang aing yang bertempat tinggal di Indonesia.
3.Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatus dengan undang-undang.
 UU No.12 Tahun 2006: menyatakan bahwa kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga
diperoleh melalui pewarganegaraan.
6. Lima syarat mengajukan permohonan kewarganegaraan:
 Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin.
 Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-
turut.
 Sehat jasmani dan rohani.
 Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 tahun atau lebih.
 Jika memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan
ganda.
 Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan.
 Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.
7. Asas kewarganegaraan khusus:
 Asas kepentingan
 Asas perlindungan maksimum
 Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan
 Asas kebenaran substantif
 Asas nondiskriminatif
 Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia
 Asas keterbukaan
 Asas publisitas
8. Warga negara Indonesia tidak dapat memiliki kewarganegaraan ganda sebab hal tersebut sudah
dijelaskan dalam undang-undang dan dijelaskan pula dalam syarat pewarganegaraan yang juga
diatur dalam undang-undang.
9. Ciri-ciri sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta:
 Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan untuk
kepentingan seluruh rakyat.
 Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan.
 Kewilayahan, yaitu kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyeluruh dan merata di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan.
10. Contoh-contoh sikap yang mencerminkan bela negara:
 Mempelajari kebudayaan dan bahasa daerah.
 Para pelajar belajar dengan giat untuk dapat mengharumkan nama bangsa.
 Tidak menggunakan narkoba
 Menggunakan produk dalam negeri
 Mencegah terjadinya tawuran antarpelajar atau pun antarwarga

BAB 3
I. Pilihan Ganda
1 C 6 D 11 D 16 B
2 C 7 D 12 C 17 C
3 D 8 C 13 D 18 B
4 D 9 B 14 D 19 C
5 E 10 C 15 B 20 A

II. Uraian
1. Empat variabel dalam sistem politik:
 Kekuasaan, sebagai cara untuk mencapai hal yang diinginkan, antara lain membagi sumber-
sumber diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
 Kepentingan, yaitu tujuan-tujuan yang akan dikejar oleh para pelaku atau kelompok politik.
 Kebijakan, yaitu hasil interaksi antara kekuasaan dan kepentingan, umumnya dalam bentuk
perundang-undangan.
 Budaya politik, yaitu orientasi subjektif dari individu terhadap sistem politik.
2. Empat fungsi partai politik:
 Sarana komunikasi politik. Dalam hal ini partai politik mengumpulkan berbagai aspirasi dan
pendapat dari berbagai pihak, baik perorangan ataupun sekelompok orang dan diolah menjadi
usul kebijakan yang akan disampaikan dan diperjuangkan kepada pemerintah.
 Sarana sosialisasi politik dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilalui seseorang untuk
memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang umumnya berlaku dalam
masyarakat tempatnya berada.
 Sarana rekrutmen politik yang berkaitan dengan seleksi, terutama dalam kepemimpinan, baik
kepemimpinan internal partai maupun kepemimpinan nasional yang lebih luas.
 Sarana pengatur konflik. Dalam hal ini, partai politik berfungsi membantu mengatasi potensi
konflik di masyarakat baik dari segi etnis, sosial-ekonomi, maupun agama. Partai politik menjadi
penghubung psikologis dan organisasional antara warga negara dan pemerintah, serta
melakukan konsolidasi dan menyampaikan berbagai tuntutan dari masyarakat.
3. Lima kewajiban DPR menurut UU No. 17 Tahun 2014:
 Melakukan sosialisasi undang-undang.
 Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
 Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan.
 Memperjuangan peningkatan kesejahteraan rakyat.
 Menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
 Menaati tata tertib dan kode etik.
 Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain.
4. Keanggotaan Mahkamah Konstitusi menurut UU No. 8 Tahun 2011:
 Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan
keputusan presiden.
 Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil
ketua merangkap anggota, dan 7 orang anggota hakim konstitusi.
 Ketua dan wakil ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh anggota hakim konstitusi
untuk masa jabatan selama 2 tahun 6 bulan terhitung sejak tanggal pengangkatan ketua dan
wakil ketua.
 Ketua dan wakil ketua Mahkamah Konstitusi yang terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk 1 kali masa jabatan.
5. Tidak ditemukan jawabannya
6. Asas-asas umum:
 Asas kepastian hukum
 Asas tertib penyelanggaraan negara
 Asas kepentingan umum
 Asas keterbukaan
 Asas proporsionalitas
 Asas profesionalitas
 Asas akuntabilitas
7. Lima prinsip good governance:
 Partisipasi. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, harus memiliki hak suara dalam
proses pengambilan keputusan, baik secara langsung atau melalui lembaga perwakilan yang
sesuai dengan aspirasi mereka.
 Berorientasi konsensus/mufakat. Pemerintah yang baik akan menjadi pencegah bagi berbagai
kepentingan berbeda untuk mecapai konsensus atas kepentingan terbaik tiap pihak, dan jika
dimungkinkan, juga atas kebijakan dan prosedur dari pemerintah.
 Efetif dan efisien. Hasil dari kegiatan dan institusi sesuai dengan kebutuhan melalui
pemanfaatan berbagai sumber daya dengan sebaik-baiknya.
 Transparansi. Transparansi dibangun melalui kerangka kebebasan aliran informasi.
 Aturan hukum. Kerangka aturan hukum harus adil dan ditegakkan, terutama hak asasi manusia.
8. Ciri-ciri partisipasi politik menurut Ramlan Surbakti:
 Kegiatan atau perilaku individu warga negara biasa yang dapat diamati, bukan kegiatan atau
perilaku batiniah yang berupa sikap dan nilai.
 Kegiatan yang dilakukan dan diarahkan untuk memengaruhi pemerintah selaku pembuat dan
pelaksana keputusan politik.
 Kegiatan yang berhasil ataupun yang tidak, memengaruhi pemerintah termasuk dalam konsep
partisipasi politik.
 Kegiatan memengaruhi pemerintah dapat dilakukan secara langsung ataupun secara tidak
langsung.
 Kegiatan memengaruhi pemerintah dapat dilakukan baik melalui prosedur wajar dan tidak
berupa kekerasan, seperti ikuti memilih dalam pemilihan umum, mengajukan petisi, melakukan
kontak tatap muka, dan menulis surat.
9. Empat klasifikasi bentuk partisipasi politik menurut Huntington dan Nelson:
 Kegiatan pemilihan yang mencakup pemberian suara, memberikan sumbangan untuk
kampanye, bekerja dalam kegiatan pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon, atau setiap
tindakan yang bertujuan memengaruhi hasil pemilihan.
 Lobbying yang mencakup upaya-upaya, baik perorangan maupun kelompok untuk melindungi
pejabat-pejabat pemerintahan atau pimpinan-pimpinan politik dengan maksud memengaruhi
keputusan-keputusan yang akan diambil.
 Kegiatan organisasi, menyangkut kegiatan-kegiatan sebagai anggota atau pejabat suatu
organisasi yang tujuan utamanya memengaruhi pengambilan keputusan pemerintah.
 Mencari koneksi, yaitu tindakan perorangan yang ditujukan kepada pejabat-pejabat
pemerintahan dan biasanya dengan maksud memperoleh manfaat, baik hanya seorang maupun
beberapa orang.
10. Tiga contoh partisipasi dalam bidang politik:
 Aktif ikut memilih dalam pemilihan umum.
 Melakukan komunikasi (dialog) dengan wakil-wakil rakyat.
 Menjadi anggota aktif dalam partai politik, kelompok penekan, maupun kelompok kepentingan
tertentu.
 Berada dalam lembaga politik, seperti MPR, presiden, DPR, dan menteri.
Tiga contoh partisipasi dalam bidang Hankam:
 Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing.
 Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau lingkungan tempat tinggal.
 Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tegaknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
 Menjaga stabilitas dan keamanan nasional agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan rencana.

BAB 4
I.Pilihan Ganda
1 E 6 C 11 B 16 B
2 D 7 B 12 E (seharusnya 17 A
menggunakan
kata tidak)
3 C 8 B 13 B 18 E
4 C 9 D 14 E 19 B
5 D 10 A 15 D 20 D/E (pilihannya
sama)

II. Uraian
1. Tujuan, tugas, dan kewajiban utama pemerintah:
 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
 Memajukan kesejahteraan umum.
 Mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
2. Tiga unsur otonomi daerah:
 Daerah memiliki kewenangan untuk mengatur urusan pemerintahan dan masyarakatnya sendiri.
 Terdapat peraturan perundangan yang mengatur tata cara pelaksanaan otonomi daerah.
 Otonomi daerah merupakan daerah yang masih berada dalam kesatuan NKRI, bukan
membentuk negara dalam negara.
3. A. Desentralisasi adalah suatu proses transfer/penyerahan sebagian wewenang dan tunggung jawab
dari urusan yang semula adalah urusan pemerintah pusat kepada badan-badan atau lembaga-
lembaga pemerintah daerah agar menjadi urusan rumah tangganya sehingga urusan-urusan
tersebut beralish kepada daerah dan menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah.
Contohnya, Setiap daerah memiliki anggaran belanja dan kebijakan yang berbeda-beda.
B. Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/ wali kota sebagai penanggung jawab
urusan pemerintahan umum. Contohnya, pemerintah Kota Bandung membangun kota dengan
gaya yang berbeda dengan kota-kota lainnya dan disesuaikan dengan kebijakan yang diambil oleh
wali kota dan pemerintah daerahnya.
C. tidak dapat jawabannya.
4. Berdasarkan UU No.23 Tahun 2014, urusan pemerintah pusat mencakup politik luar negeri,
pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama. Pemerintah daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Pemerintahan daerah mendefinisikan daerah sebagai
datu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai otonomi berwenang mengatur dan mengurus
daerahnya sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakatnya sepanjang tidak bertentangan dengan
tatanan hukum nasional dan kepentingan umum.
5. Beberap fungsi pemerintah pusat dalam melaksanakan otonomi daerah:
 Fungsi pelayanan. Berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat. Fungsi utamanya, memberikan pelayanan langsung kepada
masyarakat.
 Fungsi pembangunan. Berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan yang menjalankan
salah satu bidang tugas tertentu di sektor pembangunan.
 Fungsi pemerintahan umum. Berhubungan dengan rangkaian kegiatan organisasi pemerintahan
yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum (regulasi), termasuk di dalamnya
menciptakan dan memelihara ketentraman dan ketertiban. Fungsi lebih dekat pada fungsi
pengaturan.
6. Papua menjadi daerah yang memiliki otonomi khusus disebabkan adanya aspirasi masyarakat
setempat yang ingin wilayah tersebut kembali menjadi papua. Keistimewaan Papua dapat dilihat
dari peristilahan dan kelembagaannya.
7. Susunan perangkat daerah:
 Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretaris daerah, sekretaris DPRD, inspektorat, dinas,
dan badan.
 Perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas sekretaris daerah, sekretaris DPRD, inspektorat,
dinas, badan, dan kecamatan.
8. Landasan dalam pembuatan peraturan daerah:
 UU No. 22 tahun 1948
 UU No. 5 Tahun 1974
 UU No. 25 Tahun 1999
 UU No. 32 Tahun 2004
 UU No. 23 Tahun 2014
9. Tiga Faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas, dan wewenang antara pemerintah
pusat dan daerah:
 Fungsi berskala nasional sesuai dengan eksistensi negara sebagai kesatuan politik diserahkan
kepada pemerintah pusat.
 Fungsi pelayanan masyarakat yang disediakan secara beragam untuk seluruh daerah dikeloka
oleh pemerintah pusat.
 Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, dikelola oleh pemerintah daerah yang disesuaikan dengan
kondisi daerah masing-masing dengan melibatkan masyarakat luas.
10. Kebijakan guru.
BAB 5
I. Pilihan Ganda
1. B 6. E 11. E 16. E
2. D 7. B 12. B 17. C
3. D 8. D 13. D 18. E
4. B 9. E 14. E 19. D
5. C 10. B 15. A 20. D

II. Uraian
1. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bagi bangsa Indonesia yang artinya walaupun berbeda-beda
namun tetap satu jua. Makna dari semboyan tersebut menggambarkan persatuan dan kesatuan
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Contoh aktualisasi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sosial budaya:
 Tiap suku saling menghormati tanpa menganggap sukunya lebih dari suku lainnya.
 Setiap orang di negeri ini bangga dan turut serta untuk mengembangkan kebudayaan nasional.
Contoh aktualisasi Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan pertahanan dan keamanan:
 Setiap WNI wajib memiliki sifat bela negara, baik ketika kondisi negara dalam keadaan terancam
maupun dalam kondisi aman.
 Setiap unsur TNI/Polri menjadi pengayom seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi.
 Setiap individu dan masyarakat turut serta menjaga keamanan di lingkungan sekitarnya.
3. Alat-alat pemersatu bangsa:
 Pancasila
 Bendera Merah Putih (bendera kebangsaan)
 Bahasa Indonesia
 Burung Garuda
 Lagu Indonesia Raya
 Lagu-lagu perjuangan yang mencerminkan persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional adalah pembauran hingga menjadi
kesatuan yang utuh atau bulat.
5. Faktor-faktor pendorong integrasi nasional:
 Faktor sejarah yang mengakibatkan rasa senasib dan seperjuangan.
 Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
 Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dibuktikan dalam perjuangan
merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaa.
 Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara yang dibuktikan oleh para pahlawan
dan pejuang yang telah gugur di medan perjuangan.
 Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila,
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD BRI Tahun 1945),
Bendera Merah Putih, Lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan basaha kesatuan Bahasa Indonesia
6. Tiga contoh ancaman gerakan separatis bersenjata di Indonesia:
 Gerakan DI/TII
 Gerakan APRA/Permesta
 Peristiwa Gerakan 30 September 1965
7. Dalam konflik yang terjadi diantara Amerika Serikat dengan Korea Utara, menimbulkan peperangan
akan mengakibatkan tidak sedikit pesawat tempur yang dari kedua belah pihak yang melalui
kawasan negara Indonesia. Hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi keamanan Indonesia sebab
tidak sedikit kemungkinan wilayah udara Indonesia menjadi salah satu medan perang dalam perang
kedua negara tersebut. Jika situasi tersebut terjadi maka wilayah Indonesia akan mengalami banyak
kerusakan dan sulit untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dari kalangan warga Indonesia.
8. Tiga contoh upaya bela negara di lingkungan sekitar:
 Mengikuti kegiatan ronda malam bergilir di sekitar tempat tinggal.
 Mengadakan peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
 Selalu bersikap ramah kepada semua orang tanpa memandang perbedaan masing-masing.
9. Dasar hukum bela negara:
 UUD NRI Tahun 1945
 UU No. 29 Tahun 1954 tentang Pokok-pokok Perlawanan Rakyat.
 Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang Konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
 UU No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankan Negara RI diubah oleh UU Nomor 1
Tahun 1988.
 Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan Polri.
 Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan Polri
 UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
10. Upaya pertahanan negara menurut pembukaan UUD dan batang tubuh UUD 1945:
 Tiap warga negra berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
 Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian Negara RI, sebagai kekuatan pendukung.
 Tentara Nasional Indonesia terdisi atas Angakatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
sebagai alat negara yang bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan
dan kedaulatan negara.
 Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat, bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.
 Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan TNI dan Kepolisian NRI di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan, diatur oleh undang-
undang

BAB 6
I. Pilihan Ganda
1. D 6. E 11. C 16. D
2. B 7. B 12. A 17. C
3. C 8. B 13. E 18. C
4. D 9. A 14. E 19. D
5. D 10. D 15. C 20. C

II. Uraian
1. Ancaman berdasarkan bentuknya terdiri dari dua, yaitu:
 Ancaman nyata yang merupakan yang sering terjadi dan dihadapi setiap saat, baik yang berasal
dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nyata merupakan bentuk ancaman yang
menjadi prioritas utama penanganannya, meliputi terorisme dan radikalisme, separatisme dan
pemberontakan bersenjata, bencana alam, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan
pencurian kekayaan alam, wabah penyakit, serangan siber dan spionase, serta peredaran dan
penyalahgunaan narkoba.
 Ancaman belum nyata merupakan ancaman dalam bentuk konflik terbuka atau perang
konvensional. Pihak yang berhadapan adalah kekuatan angkatan bersenjata kedua negara. Saat
ini dan kedepan, ancaman tersebut masih kecil kemungkinannya bagi Indonesia. Hal ini
dipertegas melalui piagam PBB bahwa semua negaradi dunia berkomitmen menghormati
berkomitmen untuk menghormati kedaulatan dan kepentingan naional masing-masing.
2. Penyebab Indonesia memiliki bangsa yang majemuk serta memiliki posisi yang strategis dan
potensial antara lain adalah:
 Terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, dan diantara dua Samudera, Hindia dan Pasifik.
 Dilewati garis khatulistiwa (ekuator) serta beriklim tropis dengan dua jenis musim, penghujan
dan kemarau.
 Terletak di antara tiga lempeng utama dunia, Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
 Terletak di antara dua dangkalan besar, yaitu Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.
 Terletak di pusat pertemuan pegunungan muda, yaitu Pegunungan Sirkum Mediterania ( di
wilayah Indonesia bagian barat) dan Pegunungan Sirkum Pasifik ( di wilayah Indonesia bagian
tengah).
 Potensi sumber daya alam yang kaya dan beragam.
 Memiliki banyak wilayah dengan potensi lahan subur.
 Kaya akan sumber daya hayati, baik nabati maupun hewani.
 Memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia dengan keragaman suku, bahasa, ras, dan
agama sehingga memiliki kebudayaan yang beragam.
 Negara kepulauan (maritim) terbesar di dunia.
3. Bentuk ancaman menurut UU No. 34 Tahun 2004, yaitu:
a. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dalam bentuk dan cara-cara sebagai
berikut.
 Invasi berupa penggunaan kekuatan bersenjata.
 Blokade pelabuhan, pantai, wilayah udara, atau seluruh wilayah NKRI.
 Serangan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat, laut, dan udara.
 Keberadaan atau tindakan unsur kekuatan bersenjata dalam wilayah NKRI yang
bertentangan dengan ketentuan atau perjanjian yang telah disepakati.
 Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh negara lain untuk
melakukan agresi atau invasi terhadap NKRI.
 Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran untuk melakukan tindakan kekerasan
di wilayah NKRI.
 Bentuk ancaman lain yang ditetapkan oleh presiden.
b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan negara lain. Pelanggaran wilayah ini dapat terjadi baik di
darat, laut, maupun udara dan biasanya bersinggungan denga negara-negara tetangga. Berikut
beberapa kasus yang pernah terjadi.
 Pelanggaran wilayah darat: pemindahan patok wilayah perbatasan di wilayah Kalimantan
oleh Malaysia.
 Pelanggaran wilayah laut: kapal nelayan milik Jepang, Vietnam, Malaysia, dan beberapa
negara lainnya pernah tertangkap karena mengambil ikan di wilayah perairan Indonesia.
 Pelanggaran wilayah udara: pesawat F-18 milik Amerika Serikat pernah terbang di wilayah
udara Indonesia tanpa izin.
c. Pemberontakan bersenjata, adalah suatu gerakan bersenjata demi melawan pemerintah yang
sah.
d. Sabotase dari pihak tertentu untuk merusak instalasi penting dan objek vital nasional. Contoh
kasus sabotase adalah tindakan orang tak bertanggung jawab yang meletakkan batu atau
tumpukan kayu di tengah rel di beberapa jalur kereta api di Jawa Tengah. Aksi sabotase ini
merupakan bentuk ancaman karena dapat membuat kereta anjlok, bahkan terguling sehingga
dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
e. Spionase merupakan aktivitas pengumpulan informasi dan data yang dilakukan oleh suatu
negara terhadap negara lain dengan tujuan mendapatkan informasi dan dokumen strategis
melalui berbagai cara dan metode. Dewasa ini, lingkungan strategis berkembang sangat
dinamis, penuh ketidakpastian, dan kompleks. Jadi, sangat sulit bagi suatu negara untuk
mengetahui potensi dan hakikat ancaman serta tantangan terhadap kepentingan nasionalnya.
Oleh karena itu, setiap negara akan berusaha mendapatkan informasi dan dokumen strategis
melalui berbagai kegiatan spionase.
f. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh teroris internasional atau bekerja sama dengan teroris
dalam negeri atau oleh teroris dalam negeri. Berbagai aksi teror yang berupa pengeboman di
beberapa wilayah di Indonesia diduga terkait dengan jaringan teroris internasional yang ikut
menyusup ke Indonesia. Hal tersebut merupakan bentuk ancaman yang dapat meresahkan
masyarakat jika tidak diantisipasi oleh pihak yang berwenang.
g. Ancaman keamanan di laut atau udara yuridiksi nasional Indonesia, yang dilakukan pihak-pihak
tertentu, di antaranya dapat berupa;
 pembajakan atau perompakan;
 penyelundupan senjata, amunisi, dan bahan peledak, atau bahan lain yang dapat
membahayakan keselamatan bangsa;
 penangkapan ikan secara ilegal atau pencurian kekayaan di laut.
h. Konflik komunal yang terjadi antarkelompok masyarakat dapat membahayakan persatuan
bangsa. Bangsa Indonesia yang majemuk dengan berbagai latar belakang masyarakatnya yang
berbeda suku, agama, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, dan sebagainya merupakan sebuah
aset atau kekayaan. Namun, ketika aset ini tidak dapat dijaga dengan baik, dapat dengan mudah
menimbulkan gesekan pemicu konflik.
4. Masalah sosial-budaya dapat menjadi masalah disintegrasi, beberapa contohnya antara lain isu
pelanggaran hak asasi manusia (HAM) seperti suatu kelompok agama tertentu merengut hak asasi
kelompok agama lainnya. Meningkatnya angka penganggura yang mengakibatkan meningkatnya
angka kriminalitas akibat sulitnya mencari pekerjaan. Korupsi yang merajalela di berbagai sektor
kehidupan. Urbanisasi atau perpidahan penduduk desa ke kota untuk mencari penghidupan yang
lebih baik. Pencemaran lingkungan yang mengakibatkan kerusakan alam, serta pergeseran nilai-nilai
budaya disebabkan masuknya budaya asing.
5. Salah satu contoh penyalahgunaan teknologi yang menjadi ancaman disintegrasi bangsa adalah
kejahatan dunia maya atau ciber crime. Kejahatan ini menggunakan teknologi komputer serta
jaringannya untuk melakukannya. Contoh dari kejahatan dunia maya adalah hacking atau peretasan.
Kejahatan ini melakukan aktivitas modifikasi dan menerobos masuk jaringan komputer lainnya
untuk dikacaukan atau dirusak. Selain itu kejahatan dunia maya juga bisa terjadi dengan adanya
pembajakan website atau situs komputer
6. Globalisasi berdampak pada kehidupan sosial budaya dari segi sikap, pandangan hidup, bahkan nilai-
nilai budaya bangsa. Kemajuan teknologi komunikasi menyebabkan budaya-budaya dari luar mudah
masuk ke Indonesia. Jika budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa diadopsi
secara mentah-mentah tanpa penyaringan, akan menjadi ancaman bagi kehidupan bangsa. Contoh
dalam hal ini adalah munculnya anak muda yang lebih mneyukai janis musik dari luar ketimbang
jenis musik dari dalam negeri. Selain itu gaya berpakaian dan bergaul anak muda yang condong
terhadap nilai-nilai dari luar, khususnya barat, ketimbang condong kepada gaya dalam negeri.
7. contoh ancaman di bidang Ipoleksosbudhankam adalah:
a. Ancaman ideologi merupakan ancaman yang dilakukan untuk memengaruhi ideologi dan
mengancam dasar falsafah negara, yaitu Pancasila. Contoh ancaman ini adalah tumbuhnya
ideologi komunisme pada era orde lama yang mengancam ideologi Pancasila.
b. Ancaman dalam bidang politik dapat dilakukan dari dua aspek, yaitu dari dalam negeri dan luar
negeri. Ancaman yang berasal dari dalam negeri dapat dilakukan oleh sekelompok orang yang
menggunakan kekuasaan dan kekuatan dengan melakukan mobilisasi massa. Mereka berusaha
menumbangkan kekuasaan pemerintahan atau melakukan pelemahan-pelemahan terhadap
pemerintahan yang berkuasa. Contoh dalam kasus ini adalah demonstrasi untuk melakukan
makar. Selain itu, ancaman politik dari luar negeri dapat dilakukan oleh suatu negara dengan
mengintimidasi, melakukan tekanan politik, provokasi, atau blokade politik. Contoh dalam kasus
ini adalah penggunaan isu HAM oleh negara lain untuk mengganggu kestabilan dalam negeri.
c. Menurut Pasaribu, ancaman dalam bidang ekonomi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu
internal dan eksternal. Ancaman internal dapat berupa tingkat inflasi yang cenderung masih
tinggi, pengangguran yang cenderung meningkat, infrastruktur yang belum merata di seluruh
daerah, dan penetapan sistem serta kebijakan ekonomi yang belum jelas. Ancaman ekonomi
lainnya dapat berupa ketimpangan distribusi pendapatan dan biaya ekonomi yang masih tinggi.
Contoh dalam kasus ini adalah harga pangan dipasaran yang melambung tinggi. Ancaman
eksternal berbentuk ketergantungan yang tinggi terhadap asing, daya saing yang rendah, dan
kinerja ekonomi yang masih buruk. Contoh dalam kasus ini adalah ketergantungan terhadap
bantuan ekonomi negara maju.
d. Ancaman dalam bidang sosial-budaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ancaman dari dalam
dan dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu kemiskinan, keterbelakangan, dan
ketidakadilan. Isu-isu tersebut menjadi titik pangkal permasalahan, seperti separatisme,
terorisme, kekerasan yang melekat, dan bencana sebagai akibat perbuatan manusia.
Berkurangnya nilai-nilai budaya, seperti semakin memudarnya semangat gorong royong, akan
mengancam ketahanan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ancaman dari luar berupa
masuknya nilai-nilai budaya dari luar negeri yang sulit dibendung. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) membawa nilai-nilai tertentu yang secara langsung atau tidak
langsung bersinggungan dengan nilai-nilai sosial budaya bangsa yang sudah ada. Ada sejumlah
nilai buruk yang dapat tertransfer, seperti individualisme, hedonisme, dan konsumerisme.
e. Ancaman terhadap pertahanan meliputi perang tak terbatas, perang terbatas, konfl ik
perbatasan, dan pelanggaran wilayah. Adapun ancaman terhadap keamanan dapat dipengaruhi
oleh adanya faktor dari dalam negeri. Misalnya, gerakan separatis yang dilakukan oleh suatu
kelompok untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, terorisme, spionase,
sabotase, kekerasan politik, konflik horizontal, perang informasi, korupsi yang menimbulkan
kerugian keuangan negara, dan perang siber (cyber).
8. Hal-hal yang mencerminkan sikap dan perilaku untuk mempertahankan NRI dari ancaman yang
mungkin terjadi antara lain adalah:
a. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, danpekerjaan.
b. Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
c. Tanggung Jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
d. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap,dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
e. Gotong Royong, bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama
dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas.
9. Ancaman politik dalam negeri contohnya adalah:
a. Ancaman yang berasal dari dalam negeri dapat dilakukan oleh sekelompok orang yang
menggunakan kekuasaan dan kekuatan dengan melakukan mobilisasi massa. Mereka berusaha
menumbangkan kekuasaan pemerintahan atau melakukan pelemahan-pelemahan terhadap
pemerintahan yang berkuasa.
b. Ancaman dari kelompok separatisme juga merupakan ancaman politik yang membahayakan
negara. Kelompok separatisme dapat menempuh pola perjuangan dengan senjata ataupun
tanpa senjata sebagai bentuk ancamannya terhadap negara.
c. Ancaman ini adalah terjadinya pertikaian antarkelompok masyarakat. Jika dibiarkan, pertikaian
ini akan meluas dan mengancam keamanan.
Ancaman politik luar negeri contohnya adalah:
a. Intimidasi oleh negara lain seperti dengan melakukan pelanggaran wilayah.
b. Tekanan politik, provokasi, serta blokade yang dilakukan oleh negara lain.
10. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam mengatasi ancaman dalam membangun integrasi
nasional, antara lain:
a. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya.
b. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan
negara, dan mempererat persatuan bangsa.
c. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan
menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan
salah satu kekayaan bangsa.
d. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa
persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, dan sang
saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
e. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan
persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial,
yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar
bersama. Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu
antara lain Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD NRI Tahun 1945 sebagai landasan
konstitusional. Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah
yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
f. Menaati peraturan agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan tertib dan aman.
Jika peraturan dilanggar, akan terjadi kekacauan yang dapat

BAB 7
I. Pilihan Ganda
1. C 6. B 11. C 16. A
2. D 7. D 12. B 17. B
3. A 8. D 13. D 18. A
4. B 9. B 14. E 19. A
5. B 10. D 15. A 20. A
II. Uraian
1. wawasan nusantara berakar pada sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang menyatakan diri
bersatu, dimulai dengan Sumpah Pemuda tahun 1928. Selanjutnya, pada tahun 1945, tekad
persatuan ini mendapat legalitas yang jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945). Ikrar bersatu dan nasionalisme dalam
sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menuju suatu negara yang berdaulat dikembangkan
dalam konsep geopolitik Indonesia yang dikenal sebagai wawasan nusantara.
2. Asas-asas wawasan nusantara:
a. Kepentingan yang sama, yaitu menghadapi penjajahan baru. Bangsa Indonesia telah
menghadapi penjajah secara fisik dari berbagai bangsa asing. Sekarang, bangsa Indonesia harus
menghadapi penjajahan cara yang berbeda. Misalnya, cara “adu domba” dan “memecah belah”
bangsa dengan menggunakan dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup.
b. Tujuan yang sama, yaitu tercapainya kesejahteraan dan keamanan yang lebih baik dari
sebelumnya.
c. Keadilan yang berarti kesesuaian pembagian dari hasil jerih payah usaha dan kegiatan baik
perseorangan, kelompok, golongan, maupun daerah.
d. Kejujuran, yaitu keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai ketentuan yang benar
meskipun sangat pahit.
e. Solidaritas, yaitu rasa setia kawan, siap berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan ciri khas
dan karakter budaya masing-masing.
f. Kerja sama, yaitu koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga tujuan
antarkelompok dapat tercapai secara sinergi.
g. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan Negara
Indonesia. Pergerakan ini dimulai, dicetuskan, dan dirintis oleh Boedi Oetomo tahun 1908,
Sumpah Pemuda tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kesetiaan
terhadap kesepakatan bersama ini sangat penting dan menjadi tonggak utama terciptanya
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
3. Unsur dasar konsep wawasan nusantara terdiri dari:
a. Wadah (contour). Wadah merupakan tempat bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
berbagai kegiatan kenegaraan lain yang meliputi seluruh wilayah Indonesia dalam bentuk
organisasi pemerintahan, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
b. Isi (content). Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan
nasional dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
c. Tata laku (conduct). Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi yang terdiri dari
tata laku yang terlihat dan tidak terlihat. Tata laku yang terlihat tercermin dalam tindakan,
perbuatan, dan perilaku dalam menyikapi dan mengatasi berbagai persoalan bangsa dengan
memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Adapun tata laku yang tidak terlihat
mencerminkan jiwa semangat dan mentalitas yang baik sebagai bangsa Indonesia.
4. Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara negara di
tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia yang mengutamakan kepentingan
nasional. Selain itu, wawasan nusantara juga memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta semangat kebangsaan Indonesia.
b. Menanamkan dan memupuk kecintaan terhadap tanah air Indonesia sehingga muncul kerelaan
berkorban untuk membelanya.
c. Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab warga
negara yang bangga terbadap negara Indonesia.
d. Mengembangkan kehidupan bersama yang multikultural dan plural berdasarkan nilai-nilai
persatuan dan kesatuan.
e. Mengembangkan keberadaan masyarakat madani sebagai pengembangan kekuasaan
pemerintah.
5. Aspek Trigatra merupakan aspek-aspek suatu negara yang memang sudah melekat pada sebuah
negara. Trigatra mengandung unsur-unsur alamiah yang tetap. Aspek-aspek Trigatra sebagai berikut.
a. Posisi dan Kondisi Geografis
b. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
c. Keadaan dan Kekayaan Alam
6. Hubungan antargatra dalam trigatra dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut.
a. Di antara gatra geografi dan gatra kekayaan alam terdapat hubungan timbal balik, yaitu karakter
geografis dapat memengaruhi persebaran, kualitas, dan jenis kekayaan alam. Sebaliknya,
kekayaan alam dapat memengaruhi karakter geografi s suatu negara.
b. Di antara gatra geografi dan gatra kependudukan terdapat hubungan yaitu bentuk-bentuk
kehidupan dan persebaran penduduk terkait dengan karakter geografis suatu negara.
Sementara, karakter geografi s suatu negara akan memengaruhi bentuk kehidupan dan
persebaran penduduk.
c. Di antara gatra kependudukan dan gatra kekayaan alam terdapat hubungan, yaitu kehidupan
dan mata pencarian penduduk suatu negara dipengaruhi oleh jenis, kualitas, kuantitas, dan
persebaran kekayaan alam negara tersebut. Sebaliknya, jenis, kualitas, kuantitas, dan
persebaran kekayaan alam suatu negara akan memengaruhi kehidupan penduduk negara
tersebut.
Pancagatra terdiri dari gatra ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan
keamanan. Hubungan antargatra dalam pancagatra dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut.
a. Hubungan antara gatra ideologi dan keempat gatra lain dalam pancagatra. Ideologi merupakan
falsafah bangsa dan landasan ideal negara. Ideologi menjadi nilai penentu bagi kehidupan
nasional yang meliputi seluruh gatra dalam pancagatra dalam memelihara kelangsungan hidup
dan mencapai tujuan nasional.
b. Hubungan antara gatra politik dan keempat gatra lain dalam pancagatra. Kehidupan politik yang
mapan dan dinamis dalam menjalankan kebenaran ideologi memberikan iklim kondusif untuk
pengembangan gatra-gatra lain.
c. Hubungan antara gatra ekonomi dan keempat gatra lain dalam pancagatra. Kehidupan ekonomi
yang tumbuh konstan dengan penyebaran merata akan meyakinkan kebenaran ideologi yang
dianut, membuat kehidupan politik menjadi dinamis, dan mengembangkan kehidupan sosial
budaya serta pertahanan dan keamanan.
d. Hubungan antara gatra sosial budaya dan keempat gatra lain dalam pancagatra. Kehidupan
sosial budaya yang serasi, dinamis, berkepribadian, dan berkebudayaan akan meyakinkan
kebenaran ideologi, kehidupan ekonomi yang mementingkan kebersamaan, serta pertahanan
dan keamanan yang menghormati hak-hak individu.
e. Hubungan antara gatra pertahanan dan keamanan dengan keempat gatra lain dalam
pancagatra. Kehidupan pertahanan dan keamanan yang stabil akan meyakinkan kebenaran
ideologi dan memberikan iklim kondusif untuk pengembangan gatra-gatra lain.
7. Penduduk adalah semua manusia yang menempati suatu negara. Terdapat sejumlah hal yang terkait
dengan keadaan penduduk suatu negara, antara lain sebagai berikut.
a. Jumlah penduduk dan perubahan jumlah penduduk yang disebabkan fertilitas (kelahiran),
mortalitas (kematian) dan migrasi (perpindahan).
b. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
c. Persebaran penduduk.
Kemampuan penduduk salah satunya berkaitan dengan tingkat pendidikan rata-rata penduduk di
suatu negara. Kemampuan penduduk dapat ditingkatkan antara lain dengan penambahan jumlah
guru, sekolah, dan pelatihan.
8. Implementasi wawasan nusantara dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik dapat diartikan bahwa seluruh
kehidupan, ketatanegaraan, baik menyangkut dasar dan sistem pemerintahan Indonesia, harus
mengutamakan persatuan dan kesatuan serta wilayah Indonesia
b. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara merata dan adil
c. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya menciptakan kehidupan
masyarakat yang tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, dan status sosialnya
d. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan kemananan bertujuan
untuk menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa yang lebih lanjut akan
membentuk sikap bela negara setiap warga negara Indonesia
e. Implementasi wawasan nusantara menjadi nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-
undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh wilayah negara sehingga menggambarkan
sikap dan perilaku, paham serta semangat kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi yang
merupakan identitas atau jati diri bangsa Indonesia
9. Hal ini disebabkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat, khususnya
teknologi informasi. Hal ini mengakibatkan batas-batas antar wilayah menjadi samar. Hal tersebut
menjadikan berbagai nilai-nilai dan budaya yang negatif seperti individualisme, hedonisme, dan
konsumerisme mudah tersebar. Inilah mengapa di era globalisasi menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa menjadi suatu tantangan yang berat.
10. Tiga contoh penerapan wawasan nusantara:
a. Selalu menjaga sikap toleransi dan menghargai antarsiswa yang berbeda agama, keyakinan, dan
budaya sebagai perwujudan kebersamaan dalam Bhinneka Tunggal Ika.
b. Berperan aktif dalam kegiatan sosial ataupun kegiatan yang bertemakan kebangsaan, misalnya
karang taruna yang harus aktif dalam perayaan hari kemerdekaan dan hari nasional lainnya.
c. Bersikap menghormati dan menghargai segala perbedaan yang ada di masyarakat dan
lingkungan setempat terkait dengan agama, keyakinan, suku, ras, atau bahasa sebagai
perwujudan dari semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

EVALUASI 1
I. Pilihan Ganda
1. A 8. B 15. D 22. D 29. D
2. A 9. C 16. D 23. B 30. B
3. D 10. B 17. A 24. D 31. C
4. E 11. C 18. C 25. E 32. D
5. B 12. C 19. A 26. C 33. C
6. C 13. C 20. D 27. B 34. B
7. E 14. C 21. A/C 28. D 35. D

II. Uraian
1. Selama abad pertengahan, teori kedaulatan Tuhan berkembang menjadi teori kedaulatan raja. Raja
dianggap bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Kekuasaan raja berada di atas konstitusi.
Peletak teori ini adalah Nicolo Machiavelli (1467–1527) dan Thomas Hobbes (1588–1679).
2. Persamaan teori kedaulatan rakyat John Locke dengan Montesquieu adalah pandangan mereka
bahwa kekuasaan negara berasal dari rakyat, bukan dari raja. Perbedaan di antara keduanya terlihat
dari pernyataan John Locke yang menurutnya perjanjian masyarakat menghasilkan penyerahan hak-
hak rakyat kepada pemerintah dan pemerintah mengembalikan hak dan kewajiban asasi kepada
rakyat melalui peraturan perundang-undangan. Sedangkan Montesquieu memisahkan kekuasaan
negara menjadi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif ( trias politika).
3. Perpres No. 7 Tahun 2015 membagi kementerian dalam tiga kelompok. Kedudukan semua
kementerian tersebut berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden. Adapun
pembagian tiga kelompok kementerian adalah sebagai berikut.
a. Kelompok I adalah kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang nomenklatur
kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD NRI Tahun 1945.Fungsi kementerian yang
tergabung dalam Kelompok I adalah:
 perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
 pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
 pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
 pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah;
 koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian;
 pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian; dan
 menyelenggarakan fungsi yang menunjukkan karakteristik tugas dan fungsi masing-masing
Kementerian.
b. Kelompok II adalah kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya
disebutkan dalam UUD NRI Tahun 1945. Fungsi kementerian yang tergabung dalam Kelompok II
adalah:
 perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
 pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
 pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
 pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian di
daerah;
 koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian;
 pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian; dan
 menyelenggarakan fungsi yang menunjukkan karakteristik tugas dan fungsi masing-masing
Kementerian.
c. Kelompok III adalah kementerian yang menangani urusan pemerintahan dalam rangka
penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah. Fungsi kementerian yang
tergabung dalam Kelompok III adalah:
 perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya;
 koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
 pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
 pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
 koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian;
 menyelenggarakan fungsi yang menunjukkan karakteristik tugas dan fungsi masing-masing
Kementerian.
4. Nilai subjektif Pancasila dapat dijabarkan sebagai berikut.

 Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sebagai hasil penilaian dan hasil pemikiran
bangsa Indonesia.
 Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
 Nilai-nilai Pancasila mengandung tujuh nilai kerohanian, yaitu nilai kebenaran, keadilan,
kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis, dan religius yang perwujudannya sesuaidengan
kepribadian bangsa Indonesia.
5. Rumusan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memiliki makna kepaduan sifat-sifat, keadaan
serta hakikatn negara dengan hakikat manusia yang bersifat “monopluralis”. Hakikat manusia
sebagai monopluralis adalah manusia memiliki hubungan banyak segi, yaitu dengan dirinya, dengan
manusia lain, serta dengan Tuhannya, tetapi semua menjadi satu kesatuan. Berdasarkan pengertian
tersebut, pengertian adil dan beradab dapat dirumuskan sebagai berikut.

 Adil, dalam kaitannya dengan kemanusiaan, yaitu adil terhadap dirinya sendiri, terhadap
sesama, dan terhadap Tuhannya. Tidak hanya dalam pengertian kemanusiaan, dalam praktik
hubungan internasional juga harus terjelma pengertian adil. Adil yang dimaksud adalah adil
dalam hubungan dengan sesama bangsa dan negara di dunia.
 Beradab, yaitu terlaksananya semua unsur hakikat manusia seperti jiwa, akal, raga, makhluk
individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut terwujud dalam
bentuk pelaksanaan hidup yang bermartabat setinggi-tingginya. Manusia beradab adalah
manusia yang melaksanakan kemanusiaannya dan hakikatnya sebagai manusia (monopluralis)
secara optimal. Berdasarkan hal tersebut, dalam realisasi tujuan pembangunan manusia
Indonesia adalah bagaimana menciptakan manusia Indonesia seutuhnya.
6. Pada tahun 1982, ditetapkan traktat multilateral di Montego Bay, Jamaika. Berdasarkan traktat
tersebut, ditetapkan bahwa batas lautan ditentukan oleh batas-batas sebagai berikut (BPHN, 2015).
 Batas laut teritorial merupakan wilayah yang menjadi hak kedaulatan penuh suatu negara di
laut. Batas laut teritorial negara adalah 12 mil laut diukur dari pulau terluar kepulauan suatu
negara ketika air laut surut.
 Batas zona bersebelahan merupakan wilayah di luar batas laut teritorial sejauh 12 mil laut atau
24 mil dari pantai. Di dalam wilayah ini negara pantai dapat mengambil tindakan dan
menghukum pihak-pihak yang melanggar undangundang bea cukai, fi skal, imigrasi, dan
ketertiban negara.
 Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) merupakan wilayah laut sejauh 200 mil diukur dari pantai ke
laut bebas. Di dalam wilayah ini, negara pantai yang bersangkutan berhak menggali kekayaan
laut dan menangkap nelayan asing yang kedapatan menangkap ikan di wilayah ini serta
melakukan kegiatan ekonomi lainnya. Negara lain bebasberlayar atau terbang di atas wilayah itu
serta bebas pula memasang kabel dan pipa di bawah laut.
 Batas landas benua merupakan wilayah laut suatu negara yang jaraknya lebih dari 200 mil laut
dari pantai. Dalam wilayah ini negara pantai boleh melakukan eksplorasi dan eksploitasi dengan
kewajiban membagi keuntungan dengan masyarakat internasional.
7. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 Pasal 9, permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh
pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut.

 Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.


 Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun
tidak berturut-turut.
 Sehat jasmani dan rohani.
 Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih.
 Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda.
 Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
 Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.
8. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006, warga negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika
terjadi salah satu hal sebagai berikut.
 Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
 Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
 Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas permohonannya sendiri, yang
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di
luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi
tanpa kewarganegaraan.
9. Dalam rangka mencapai masyarakat adil dan makmur, baik secara materiil maupun spiritual, yang
berlandaskan kepada Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, maka diperlukan pola hidup toleran yang
dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pola hidup yang sebaiknya
dilakukan antara lain sebagai berikut.
 Seluruh warga saling menghormati agama lain.
 Seluruh warga menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
 Seluruh warga meningkatkan kerukunan hidup antarumat seagama.
 Seluruh warga meningkatkan kerukunan hidup antarumatberbeda agama.
 Seluruh warga meningkatkan kerukunan hidup antara umat beragama dengan pemerintah.
 Seluruh warga mengembangkan kualitas keimanan dan ketakwaannya.
 Seluruh warga memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa tanpa membedakan agama dan
kepercayaan masingmasing.
10. 1) Sarana Komunikasi Politik ( Political Communication) Partai politik (parpol) mengumpulkan
berbagai aspirasi dan pendapat dari berbagai pihak, baik perorangan ataupun sekelompok orang (
interest aggregation). Berbagai aspirasi dan pendapat tersebut digabungkan dan diolah menjadi
suatu bentuk aspirasi atau pendapat yang lebih teratur ( interest articulation). Setelah itu, parpol
dapat merumuskannya menjadi usul kebijakan. Usul kebijakan tersebut dimasukkan ke dalam
program atau platform partai yang akan disampaikan dan diperjuangkan kepada pemerintah agar
dapat dijadikan sebagai kebijakan umum ( public policy).
2) Sarana Sosialisasi Politik ( Political Socialization) Sosialisasi politik dalam ilmu politik dapat
diartikan sebagai suatu proses yang dilalui seseorang untuk memperoleh sikap dan orientasi
terhadap fenomena politik yang umumnya berlaku dalam masyarakat tempatnya berada. Fungsi
sosialisasi politik adalah upaya menciptakan citra (image) bahwa ia memperjuangkan kepentingan
umum.
3) Sarana Rekrutmen Politik ( Political Recruitment) Fungsi ini berkaitan dengan seleksi, terutama
dalam kepemimpinan, baik kepemimpinan internal partai maupun kepemimpinan nasional yang
lebih luas. Setiap partai membutuhkan kader-kader yang berkualitas karena hal ini sangat
memengaruhi perkembangan partai. Dengan memiliki kader yang berkualitas, partai tersebut tidak
akan kesulitan menentukan pemimpinnya sendiri dan dapat meraih peluang mengajukan calon
untuk masuk ke bursa kepemimpinan nasional.
4) Sarana Pengatur Konfl ik ( Confl ict Management) Partai politik berfungsi membantu mengatasi
potensi konflik di masyarakat baik dari segi etnis, sosialekonomi, maupun agama. Partai politik dapat
menjadi penghubung psikologis dan organisasional antara warga negara dan pemerintah, serta
melakukan konsolidasi
11. Adapun anggota DPR mempunyai hak sebagai berikut:
 mengajukan usul rancangan undang-undang;
 mengajukan pertanyaan;
 menyampaikan usul dan pendapat;
 memilih dan dipilih;
 membela diri;
 imunitas;
 protokoler;
 keuangan dan administratif;
 pengawasan;
 mengusulkan dan memperjuangkan program pembangunan daerah pemilihan; dan
 melakukan sosialisasi undang-undang.
12. Laode Ida menyatakan ciri-ciri good governance adalah sebagai berikut (Pasaribu, 2013).
 Terwujudnya interaksi yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, terutama bekerja
sama dalam pengaturan kehidupan sosial politik dan sosioekonomi.
 Komunikasi, yakni adanya jaringan multisistem (pemerintah, swasta, dan masyarakat) yang
melakukan sinergi untuk menghasilkan output yang berkualitas.
 Proses penguatan diri sendiri (self enforcing processi), yakni ada upaya untuk mendirikan
pemerintah (self governing) dalam mengatasi kekacauan dalam kondisi lingkungan dan dinamika
masyarakat yang tinggi.
 Keseimbangan kekuatan (balance of forces), yakni dalam rangka menciptakan pembangunan
yang berkelanjutan (sustainable development), ketiga elemen yang ada menciptakan dinamika,
kesatuan dalam kompleksitas, harmoni, dan kerja sama.
 Interdependensi, yakni menciptakan saling ketergantungan yang dinamis antara pemerintah,
swasta, dan masyarakat melalui koordinasi yang fasilitasi.
13. Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD NRI Tahun 1945 yang berkaitan dengan
pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Nilai tersebut adalah sebagai berikut (Made
Suwandi, 2002).
 Nilai unitaris diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia akan memiliki kesatuan
pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara. Ini berarti, kedaulatan yang melekat pada
rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan
pemerintahan.
 Nilai desentralisasi teritorial diwujudkan dalam peneyelenggaraan pemeritahan di daerah dalam
bentuk otonomi daerah.
14. Kota Yogyakarta dijadikan sebagai salah satu daerah istimewa disebabkan karena kota ini pernah
menjadi ibu kota negara Indonesia. Selain itu, Kota Yogyakarta pun termasuk sebuah kota yang
memiliki sejarah kerajaan yang panjang dan masih berlangsung serta sangat melekat bagi
masyarakatnya dalam berbagai hal terutama norma-norma. Akibatnya, Yogyakarta dijadikan
sebagai daerah istimewa.
15. Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah timbul sebagai konsekuensi atas
dianutnya asas desentralisasi dalam pemerintahan negara. Secara umum, hubungan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat dilihat dari masing-masing peranan yang dimiliki,
di antaranya sebagai berikut.
 Pemerintah pusat berperan sebagai pihak yang mengatur hubungan antara pusat dan daerah.
Aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat tertuang dalam peraturan perundang-
undangan yang bersifat mengikat kedua belah pihak. Namun, agar aturan yang dibuat dapat
bersinergi antara pusat dan daerah, pengaturan hubungan tersebut harus memperhatikan
aspirasi daerah.
 Pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan
yang diserahkan kepada daerah dan pemerintah pusat bertanggung jawab terhadap dampak
akhir dari penyelenggaraan urusan tersebut.
 Peran pemerintah pusat dalam kerangka otonomi daerah cenderung bersifat menentukan
kebijakan makro, melakukan pengawasan, evaluasi, kendali, dan pemberdayaan. Adapun peran
daerah cenderung bersifat pelaksanaan otonomi tersebut, seperti wewenang membuat
kebijakan daerah yang selaras dengan kebijakan peraturan perundangan yang lebih tinggi.

EVALUASI 2
I. Pilihan Ganda
1. B 8. A 15. D 22. A 29. B
2. C 9. A 16. D 23. B 30. A
3. D 10. C 17. E 24. B 31. C
4. A 11. C 18. C 25. A 32. D
5. E 12. D 19. B 26. D 33. B
6. C 13. D 20. E 27. C 34. D
7. A 14. A 21. E 28. E 35. B

II. Uraian
1. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bagi bangsa Indonesia yang artinya walaupun
berbeda-beda namun tetap satu jua. Makna dari semboyan ini menggambarkan persatuan dan
kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap,dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Gotong Royong, bekerja bersama-
sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan
tolong menolong secara ikhlas.
3. Integrasi nasional terdiri dari dua kata dasar, yaitu integrasi dan nasional. Integrasi berasal
dari bahasa Inggris, integration yang berarti proses membentuk suatu keseluruhan. Kata
nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang berarti ‘bangsa’. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, integrasi berarti ‘pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau
bulat’. Adapun nasional berarti ‘bersifat kebangsaan; berkenaan atau berasal dari bangsa
sendiri; meliputi suatu bangsa’. Jadi, integrasi nasional dapat berarti pembauran suatu bangsa
hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Sementara itu, Safroedin Bahar menyatakan
integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah
dan wilayahnya.
4. Adapun Sunyoto Usman menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi
apabila memiliki tiga faktor berikut.
 Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang menjadi
rujukan bersama.
 Masyarakat terhimpun dalam unit sosial dan memiliki cross cutting affi liation (berbagai
kesatuan sosial) sehingga menghasilkan cross cuting loyalties (loyalitas ganda).
 Masyarakat berada di atas ketergantungan di antara unitunit sosial yang terhimpun di
dalamnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
5. Upaya bela negara berdasarkan UU No. 3 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat (2):
 Pendidikan kewarganegaraan. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, disebutkan pendidikan kewarganegaraan termuat dalam kurikulum
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi. Penjelasan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan
pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memilikin rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan
moral Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
 Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib. Latihan Dasar Militer adalah pemberian
pembekalan dalam rangka pembentukan sikap, mental, dan fisik yang tangguh serta
untuk meningkatkan kesadaran kemampuan bela negara. Latihan dasar militer antara
lain diberikan kepada anggota resimen mahasiswa. Resimen mahasiswa adalah satuan
organisasi atau wadah penyaluran keikutsertaan mahasiswa dalam upaya pembelaan
negara secara perorangan.
 Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara
wajib. Prajurit sukarela adalah warga negara yang atas kemauan sendiri mengabdikan
diri dalam dinas keprajuritan. Prajurit wajib adalah warga negara yang mengabdikan diri
dalam dinas keprajuritan karena diwajibkan berdasarkan peraturan perundangundangan.
Prajurit berkewajiban menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan oleh bangsa dan
negara untuk melakukan usaha pembelaan negara sebagaimana termuat dalam Sumpah
Prajurit.
 Pengabdian sesuai dengan profesi. Pengabdian sesuai dengan profesi adalah pengabdian
warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negara
termasuk dalam menanggulangi dan/ atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh
perang, bencana alam, atau bencana lainnya.
6. Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dalam negeri maupun luar negeri yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
7. Spionase merupakan aktivitas pengumpulan informasi dan data yang dilakukan oleh suatu
negara terhadap negara lain dengan tujuan mendapatkan informasi dan dokumen strategis
melalui berbagai cara dan metode.Contoh dari kasus ini adalah ketika australia memata-matai
dengan menyadap telepon gengam Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
8. Perubahan iklim dapat mengancam keutuhan NKRI. Contoh perubahan iklim yang menjadi
ancaman adalah pemanasan global. Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan
dapat terancam karena meningginya permukaan laut yang berakibat terancamnya pulau-pulau
di Indonesia.
9. Globalisasi merupakan proses dunia menjadi satu jaringan tanpa batas antarbangsa akibat
kemajuan teknologi dan komunikasi. Batas antarbangsa menjadi samar. Masyarakat dapat
mengakses informasi, mendapatkan barang, serta bepergian dengan mudah.
10. Ancaman dalam bidang politik dapat dilakukan dari dua aspek, yaitu dari dalam negeri dan
luar negeri. Ancaman yang berasal dari dalam negeri dapat dilakukan oleh sekelompok orang
yang menggunakan kekuasaan dan kekuatan dengan melakukan mobilisasi massa. Mereka
berusaha menumbangkan kekuasaan pemerintahan atau melakukan pelemahan-pelemahan
terhadap pemerintahan yang berkuasa. Contoh dalam kasus ini adalah demonstrasi untuk
melakukan makar. Selain itu, ancaman politik dari luar negeri dapat dilakukan oleh suatu
negara dengan mengintimidasi, melakukan tekanan politik, provokasi, atau blokade politik.
Contoh dalam kasus ini adalah penggunaan isu HAM oleh negara lain untuk mengganggu
kestabilan dalam negeri.
11. Wawasan nusantara dapat didefi nisikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Wawasan nusantara diperlukan untuk mengatasi
segala bentuk hambatan, ancaman, tantangan, dan gangguan dalam rangka mewujudkan cita-
cita dan tujuan nasional.
12. Asas-asas wawasan nusantara:
a. Kepentingan yang sama, yaitu menghadapi penjajahan baru. Bangsa Indonesia telah
menghadapi penjajah secara fisik dari berbagai bangsa asing. Sekarang, bangsa Indonesia
harus menghadapi penjajahan cara yang berbeda. Misalnya, cara “adu domba” dan
“memecah belah” bangsa dengan menggunakan dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan
hidup.
b. Tujuan yang sama, yaitu tercapainya kesejahteraan dan keamanan yang lebih baik dari
sebelumnya.
c. Keadilan yang berarti kesesuaian pembagian dari hasil jerih payah usaha dan kegiatan
baik perseorangan, kelompok, golongan, maupun daerah.
d. Kejujuran, yaitu keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai ketentuan yang benar
meskipun sangat pahit.
e. Solidaritas, yaitu rasa setia kawan, siap berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan
ciri khas dan karakter budaya masing-masing.
f. Kerja sama, yaitu koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga
tujuan antarkelompok dapat tercapai secara sinergi.
g. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan Negara
Indonesia. Pergerakan ini dimulai, dicetuskan, dan dirintis oleh Boedi Oetomo tahun
1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama ini sangat penting dan menjadi tonggak utama
terciptanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.
13. Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu
dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara
negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia yang
mengutamakan kepentingan nasional. Selain itu, wawasan nusantara juga memiliki fungsi
sebagai berikut.
a. Menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta semangat kebangsaan Indonesia.
b. Menanamkan dan memupuk kecintaan terhadap tanah air Indonesia sehingga muncul
kerelaan berkorban untuk membelanya.
c. Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab
warga negara yang bangga terbadap negara Indonesia.
d. Mengembangkan kehidupan bersama yang multikultural dan plural berdasarkan nilai-
nilai persatuan dan kesatuan.
e. Mengembangkan keberadaan masyarakat madani sebagai pengembangan kekuasaan
pemerintah.
14. Wawasan nusantara membuat rasa persatuan antara penduduk Indonesia yang saling
berbhinneka tunggal ika makin erat. Adanya konsep wawasan nusantara memiliki manfaat
antara lain sebagai berikut.
 Setiap warga negara Indonesia (WNI) mengenal dan mengetahui bahwa kedaulatan RI
memiliki wilayah hukum dengan pengakuan internasional.
 Setiap WNI wajib mempertahankan dan menjaga wilayah Indonesia dari ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan dari pihak mana pun, baik dari dalam maupun luar
negeri.
15.Trigatra merupakan aspek-aspek suatu negara yang memang sudah melekat pada sebuah
negara.
a) Posisi dan Kondisi Geografis
b) Keadaan dan Kemampuan Penduduk
c) Keadaan dan Kekayaan Alam

Anda mungkin juga menyukai