Anda di halaman 1dari 7

Penghulu Tiga Lorong

Legenda Penghulu Tiga Lorong


Asal Daerah : Riau
Kelompok kelas : XD
Ketua tim : Mayrella Nurkurnia Putri

Anggota :

- Samuel Adinata Wibowo.


- Andromeda Darma Waskitho.
- Yolanda Viatika Risti.
- Justinus Dananjaya Sinatrya Setiaji.
- Kezia Rosauli.
- Atallah Dwi Risky Efendi.
- Naomi Simanjuntak
- Adzhani Firliyanza Diastama
- Leonardo Sagala.
- Deppy setyawati.

Sinopsis :

Hiduplah 3 bersaudara yang pandai, gagah perkasa, dan mahir menggunakan senjata. Mereka
adalah Tiala, Sabila Jati, dan Jo Mahkota. Mereka hidup di Batu Jongko namun pindah ke Koto
Siambul, karena tempat tersebut lebih baik. Sementara itu, di Kerajaan, Raja Indragiri sangat resah
karena Datuk Dobalang yang berkuasa di Negeri Sibuai bertingkah semena-mena dan kejam. Lalu
Raja memanggil Duli Yang Dipertuan Besar Indragiri untuk menaklukkan Datu Dobalang. Duli Yang
Dipertuan Besar Indragiri meminta bantuan pada 3 bersaudara tersebut karena mendengar kehebatan
mereka. 3 bersaudara itu mau namun harus dengan syarat. 3 bersaudara itu bertanding sabung ayam
dengan Datuk Dobalang, dan dimenangkan oleh 3 bersaudara itu. Raja Indragiri berterimakasih dan
akan memberi hadiah apapun untuk 3 bersaudara tersebut.
Plot babak seri : 5 babak

babak 1 → Tiala, Sabila Jati, dan Jo Mahkota mencari-cari tempat yang lebih baik untuk ditinggali.
babak 2 → Raja Indragiri resah karena Datuk Dobalang.
babak 3 → Duli Yang Dipertuan Besar Indragiri meminta bantuan pada Tiala, Sabila Jati, dan
Jo Mahkota untuk menaklukkan Datuk Dobalang.
babak 4 → Tiala, Sabila Jati, dan Jo Mahkota ditantang untuk bersabung ayam oleh Datuk Dobalang.
babak 5 → Raja berterimakasih kepada Tiala, Sabila Jati, dan Jo Mahkota dan akan memberikan
hadiah apapun untuk mereka.

Prolog :

Terlihat tiga orang pemuda sedang bergelut senjata namun tidak terluka satu sama lain. Mereka
adalah Tiala Sabila Jati dan Jo Mahkota, tiga bersaudara yang sangat pandai, gagah perkasa, dan
sangat mahir menggunakan senjata. Panas tak menghalangi mereka untuk berlatih bela diri, Namun
namanya juga manusia pasti akan merasakan haus apalagi jika beraktivitas berat di teriknya matahari.
Sangat disayangkan stok air dirumah mereka telah habis, mau mencari air pun tidak bisa karena
tempat mereka, Batu Jangko sangatlah kering dan tidak subur. Mereka bertiga pun bertekad untuk
pindah dari tempat itu untuk mencari tempat yang lebih layak untuk hidup. Tempat pertama yang
mereka datangi berada di dekat danau, namun danau tersebut berisi ikan-ikan yang tidak jinak. Tempat
kedua yang mereka datangi udaranya sangat panas. Pada akhirnya mereka menetap di tempat
ketiga yang mereka datangi, yaitu bernama Koto Siambul karena tempat itu dirasa cukup subur dan
layak untuk dijadikan tempat hidup. (babak 1)
Di tempat lain, di Kerajaan Indragiri, Raja Indragiri sangat resah karena Datuk Dobalang yang
berkuasa di Negeri Sibuai Tinggi berlaku semena-mena. Dia berjudi, menyabung ayam, bermabuk-
mabukan, dan memperlakukan rakyatnya dengan kejam. Raja Indragiri kemudian memanggil Duli
Yang Dipertuan Besar Indragiri untuk menaklukan Datuk Dobalang.

Raja Indragiri : " Aku ingin kau menaklukkan Datuk Dobalang dengan cara apapun itu!" Duli Yang
Dipertuan Besar Indragiri pun hanya bisa mengiyakan perintah Rajanya. Padahal
dia bingung, bagaimana caranya menaklukkan Datuk Dobalang, karena Datuk
Dobalang itu sangat memiliki kuasa. (babak 2)

Duli Yang Dipertuan Besar Indragiri pun kesana kemari mencari-cari orang yang sekiranya
mampu dan bisa menaklukkan Datuk Dobalang. Teman dari Duli Yang Dipertuan Besar Indragiri
memberikan informasi bahwa di tempatnya ada pendatang baru, dilihatnya pendatang baru tersebut
sangat cerdas dan mahir bela diri, pendatang tersebut adalah Tiala, Sabila Jati, dan Jo
Mahkota.Mendengar informasi dari rekannya tersebut, Duli Yang Dipertuan Besar Indragiri pun
bergegas menuju ke rumah 3 bersaudara itu dengan tujuan meminta bantuan pada mereka.
Sesampainya di kediaman Tiala, Sabila Jati, dan Jo Mahkota, Duli Yang Dipertuan Besar Indragiri pun
dipersilahkan duduk dan disuguhkan jamuan seadanya oleh pemilik rumah.
Duli : " Tidak usah repot-repot"
ujar Duli Yang Dipertuan Besar Indragiri melihat jamuan yang ada di meja..
Sabila Jati : "Tidak repot kok, kami justru senang ada yang berkunjung ke rumah kami."
Jo Mahkota : "Jadi ada maksud apa bapak datang kemari?" tanya Jo Mahkota dengan penuh
penasaran.
Duli : " Jadi begini semuanya, kedatangan saya kemari adalah untuk meminta bantuan
kepada kalian."
Jo Mahkota : " Bantuan apa?" tanya Jo Mahkota lagi.
Duli : " Jadi begini, Raja Indragiri telah mengutus saya untuk menaklukkan Datuk Dobalang
yang sedang menguasai Negeri Sibuai Tinggi, saya merasa kalian bertiga mampu
untuk menghadapinya, apakah kalian bersedia? Saya harap kalian bersedia, karena
apa kalian tidak kasian kepada rakyat yang ada disana?"
Tiala : " Kami bertiga bersedia, namun harus ada syaratnya, dan semua syarat itu harus
terpenuhi dengan sempurna."
Duli : " Baiklah, yang terpenting kalian mengharap Raja terlebih dahulu, besok saya akan
kembali lagi kesini, saya antar kalian ke Istana Kerajaan Indragiri." Ajak Duli Yang
Dipertuan Besar Indragiri kepada ketiga saudara tersebut.

“Duli Yang Dipertuan Besar Indragiri pun beranjak pergi dari kediaman Tiala, Sabila Jati, dan
Jo Mahkota untuk kembali ke Istana Kerajaan. Sesampainya di Istana Kerajaan Indragiri, Duli Yang
Dipertuan Besar Indragiri pun memberitahukan kepada Raja bahwa ada tiga orang pemuda yang
bersedia untuk menghadapi Datuk Dobalang.”
“Keesokan harinya ketiga pemuda bersaudara itu pergi menghadap ke depan Raja Indragiri
dengan dijemput oleh Duli Yang Dipertuan Besar Indragiri.” Dengan percakapan sebagai berikut :
Raja : "Ternyata benar kata orang-orang, kalian sangat gagah perkasa." Gurau sang Raja
untuk basa-basi agar tidak canggung.
Sabila Jati : "Raja ini bisa saja." balas Sabila Jati

Raja : "Jadi langsung saja, kami bermaksud meminta bantuan kalian


untuk menakhlukkan Datuk Dobalang yang telah bertindak semena – mena di
Negri Sibuai Tinggi"
Jo Mahkota : "Kami bersedia baginda, namun masing-masing dari kami ingin mengajukan
permintaan sebagai bekal melawan Datuk Dobalang nantinya."
Raja : "Sebutkan saja apa kemauan kalian, akan aku penuhi semua"
Tiala : " Saya meminta seekor ayam sabung betina dan dua buah keris bersarung emas
buatan Majapahit"
Sabila Jati : " Saya meminta pedang Jawi yang hulunya bertatahkan intan dengan tulisan
Muhammad"
Jo Mahkota : " Saya meminta lembing dengan sarung emas dan suasa, Tuan." ucap Jo Mahkota.
Raja :"Baiklah beri kami waktu tiga hari untuk menyiapkan itu semua, tiga hari lagi kalian
akan dijemput oleh orang-orang dari istana untuk berangkat ke Negeri Sibuai Tinggi,
sekarang kalian boleh meninggalkan Istana ini".

Ketiga pemuda itupun pergi meninggalkan istana setelah berpamitan. Sementara di istana
kerajaan, Raja Indragiri pun memerintahkan Duli Yang Dipertuan Besar Indragiri untuk mencarikan
syarat-syarat yang diajukan oleh ketiga bersaudara itu tadi.

Tiga hari kemudian, perlengkapan mereka pun telah dipenuhi oleh sang Raja. Berangkatlah
tiga bersaudara tersebut ke Sibuai Tinggi dengan sebuah perahu yang dikayuh oleh 12 orang. Perjalan
menuju Negeri Sibuai Tinggi pun cukup lama, kurang lebih dua hari mereka baru tiba disana. Namun
baru saja sampai di Sibuai Tinggi, mereka langsung ditemui oleh Datuk Dobalang.
Dobalang :" Hei kalian anak muda! ada maksud apa kamu datang ke wilayahku?"
Jo Mahkota :"Kami datang kesini hanya untuk bermain-main saja, bukan untuk bermaksud
buruk."
Dobalang :" Kulihat-lihat itu seperti ayam untuk bersabung, bagaimana kalau kalian kutantang
untuk bersabung ayam? apa kalian berani?"
Tiala :"boleh saja, untuk apa kami takut denganmu."
Dobalang :"Aku mengajukan empat pantangan.
Pantangan antara lain:
1. dilarang bersorak dan bertepuk tangan.
2. dilarang memekik dan menghentak tanah.
3. dilarang menyingsingkan lengan baju.
4. dilarang memutar keris ke depan.
Yang melanggar aturan itu dianggap kalah. Bagaimana, apa kalian sanggup?"
tanya Datuk Dobalang dengan angkuhnya.
Jo Mahkota : "Lalu apa yang akan kau pertaruhkan dipertandingan ini?"
Dobalang :" Aku akan mempertaruhkan tanah Inuman di kiri Sungai Indragiri, yang lebar dan
panjangnya sejauh mata memandang dari gelanggang Sibuai tinggi."
Sabila Jati :"Baiklah, kami akan mempertaruhkan tanah Koto Siambul di kiri Sungai Indragiri,
lebar dan panjangnya sehabis mata memandang dari gelanggang Sibuai Tinggi.

Jo Mahkota mendengar yang dikatakan oleh Sabila Jati pun menahan tawa. Bagaimana tidak,
sebab Koto Siambul tidak dapat dilihat dari Sibuai Tinggi. Sesungguhnya mereka tidak
mempertaruhkan apa-apa. Namun, Datuk Dobalang tak menyadarinya. Sabung ayam dilaksanakan
pada hari ketiga. Semua penduduk berkumpul di gelanggang Sibuai Tinggi untuk menyaksikannya.
Ayam milik Datuk Dobalang dan Tiga Bersaudara yang berlaga dengan seru.

Dalam persabungan itu, ayam Tiga bersaudara terkena kelepau hingga sayapnya patah.
Datuk Dobalang sangat gembira hingga bersorak, bahkan memekik dan menghentak tanah. Semua
aturan yang dibuatnya, dilanggarnya sendiri. Tiga Bersaudara mengingatkan bahwa Datuk Dobalang
telah melanggar peraturan sehingga kalah.
Namun, Datuk Dobalang tidak perduli. Bahkan menjadi berang dan menyerang Tiga
Bersaudara. Tiga Bersaudara dengan mudah mengelak dan balas menyerang. Senjata-senjata sakti dari
Raja Indragiri dikeluarkan. Datuk Dobalang pun tewas tersungkur.
Jasad Datuk Dobalang selanjutnya dimasukkan ke dalam peti dan dibawa ke hadapan Raja
Indragiri. Sang Raja sangat gembira melihat keberhasilan Tiga Bersaudara yang telah mengalahkan
Datuk Dobalang.
Dia meminta Tiga Bersaudara menyebutkan hadiah yang diinginkan.
"Kami meminta sesuatu yang tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk karena hujan seumur hidup.
Bukan uang, emas atau lainnya." Kata Tiala mewakili saudara-saudaranya.

Selama delapan hari Raja dan para menteri serta orang-orang tua bijak mengadakan rapat dan berpikir
keras mencari apa yang dimaksud oleh tiga kakak beradik tersebut.
Atas petunjuk Tuhan, mereka menyimpulkan bahwa yang diinginkan mereka ialah pangkat.
Ketiga kakak beradik tersebut selanjutnya diangkat menjadi Penghulu Tiga Lorong.

1. Tiala diangkat menjadi Lelo Diraja Penghulu Baturijal Hilir lawan Sungai Indragiri dengan
bendera berwarna putih.
2. Sabila Jati diangkat menjadi Dana Lelo Penghulu Pematang lawan Batanghari dengan bendera
berwarna hitam. Adapun
3. Jo Mahkota diangkat menjadi Penghulu Baturijal Hulu dengan anugrah dua bendera yaitu
bendera merah dari Raja Indragiri dan bendera hitam dari Raja Kuantan.
Atas anungrah pangkat yang mereka terima, Penghulu Tiga Lorong bersumpah:

"Tiada boleh akal buruk, budi merangkak. Menggunting dalam lipatan. Memakan darah di dalam.
Makan sumpah 1000 siang 1000 malam. Ke atas dak bapucuk. Ke bawah dak baurat. Dikutuk kitab
Al-Qur'an 30 juz"

Tiga Bersaudara selanjutnya menerima hadiah tanah Tiga Lorong yang tanahnya subur,
udaranya sejuk, airnya jernih, rumputnya segar, serta ikannya jinak. Mereka membangun wilayah Tiga
Lorong sehingga hasil pertaniannya berlimpah, jalan-jalan dan bangunannya tertata rapi,
perniagaannya maju, serta keseniannya berkembang pesat. Rakyat yang terdiri dari berbagai suku
hidup rukun, saling menghargai, serta menjalankan syariat agama dengan taat

Amanat :
“ Suatu negeri jika dipimpin oleh pemimpin yang tamak dan kejam maka rakyat
pun ikut sengsara. Namun sebaliknya, jika pemimpinnya adil maka rakyat pun
akan hidup bahagia.”

Anda mungkin juga menyukai