Anda di halaman 1dari 8

Naskah Drama Bahasa Inggris (Kelompok 9)

“Batu Menangis”
Peran :
Moderator & Penjual B : M. Fazli Nur Ramadhan
Darmi : Gusti Mona Nadilla
Ibu Darmi : Aliyya Putri
Teman Darmi (LK) : Muhammad Azhar Khairi Syarif
Teman Darmi (PR) : Nurzaida Hayaty
Penjual A : Riska Rahmawati

Properti :
Darmi : Make up, sisir rambut, handuk payung
Ibu Darmi : Topi Purun, keranjang, gelas minum, berapa lembar uang
Tambahan : Meja kosong (pake kursi aja)
Penjual A & B : Meja jualan

Dahulu kala, hidup seorang ibu dengan anak perempuannya yang bernama Darmi. Ayah Darmi
telah lama meninggal. Dahulu mereka hidup berkecukupan. Namun setelah ayahnya meninggal,
ibu Darmi harus bekerja keras di ladang demi hidup mereka.
Setiap hari bekerja di ladang membuat kulit ibu Darmi jadi kian gelap. Berat tubuhnya juga
menyusut. Semua dilakukannya demi Darmi putri satu-satunya. Namun Darmi tidak mau
membantu ibunya. Kerjanya setiap hari hanya berdandan dan enggan keluar rumah karena takut
kulitnya gelap seperti ibunya.

Suatu hari ibu Darmi hendak bekerja di ladang. Dia akan bekerja sampai sore hari. Sebab musim
panen sudah tiba dan ibunya berkata pada Darmi.

Ibu Darmi : Darmi bisakah kamu memasak hari ini, nak? Ibu tidak bisa pulang siang ini karena
harus menyelesaikan panen kita. Jika sudah selesai memasak maukah mengantarkannya ke
ladang untuk ibu?
Darmi yang sedang menyisir rambutnya yang indah pun terkejut.

Darmi : Tidak mau bu jika aku memasak. Rambut ku bisa bau tungku bu. Aku kan habis
keramas, lalu jika aku mengantarkan makan ke ladang nanti kulitku jadi hitam. Aku kan habis
luluran,

Ibu Darmi yang mendengar jawaban tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan
sedih. Saat di ladang, ibu Darmi bekerja dengan keras dia mengumpulkan hasil panen dan besok
akan dijualnya ke pasar. Ibu Darmi bekerja keras tanpa mempedulikan perutnya yang lapar.

Saat lelah dia beristirahat sambil meminum air kendi yang dibawanya. Dia pun berdoa dalam
hati.

Ibu Darmi : Ya Tuhan tolong kami. Ubahlah anakku dan lepaskan dia dari sifat malasnya

Setelah pulang dari ladang, dia langsung pergi ke rumahnya. Betapa terkejutnya di sana tidak ada
makanan yang bisa untuk dimakan. Ternyata Darmi sama sekali tidak memasak, Darmi yang
melihat ibunya pulang malah marah-marah.

Darmi : Ibu ini ke mana saja sih. Masa tidak ada makanan di rumah. Aku kan lapar seharian
tidak makan

Ibunya pun menjawabnya dengan sabar.

Ibu Darmi : Darmi, tadi kan ibu sudah menyuruhmu untuk memasak.

Darmi yang mendengar jawaban itu langsung pergi meninggalkan ibunya yang kelaparan dan
juga lelah.

Keesokan harinya, ibu Darmi sudah bersiap dengan hasil panennya. Dia akan pergi ke pasar,

Ibu Darmi : Darmi ikutlah ibu ke pasar nak, ibu membutuhkanmu untuk membawa hasil ladang
kita

Darmi : Tidak mau bu. Nnti kulitku kotor apalagi pasar kan becek. Aduh aku tidak bisa
membayangkan kulitku yang bersih ikutan kotor
Akhirnya, ibu ke pasar sendiri dengan membawa hasil ladang itu. Sorenya, ibu Darmi membawa
uang hasil panen. Tidak terlalu banyak, tapi cukup untuk membeli kebutuhan beberapa hari.
Darmi yang melihat ibunya sedang menghitung uang segera mendekati ibunya.

Darmi : Bu, bedakku habis tolong belikan dong bu

Ibu Darmi : Iya ibu belikan tapi kamu harus ikut supaya ibu tidak salah beli,

Akhirnya Darmi dengan terpaksa ikut perginya ke pasar dengan menggunakan payung, tapi dia
berbisik kepada ibunya.

Darmi : Bu nanti kita jalannya jangan berdampingan, ibu dibelakang ku saja

Mendengar hal itu ibunya pun bertanya,

Ibu Darmi : kenapa Darmi?

Tanpa memberikan alasan, Darmi pun tetap memaksa ibunya untuk berjalan di belakangnya.
Darmi sebenarnya malu berjalan bersama ibunya yang berkulit gelap dan wajah yang tak terawat.

Tiba-tiba di tengah jalan ada seorang perempuan yang merupakan teman Darmi yang
menghampiri dan bertanya.

Teman Darmi : Hai Darmi kamu mau kemana?

Darmi : Aku mau ke pasar

Teman perempuan Darmi yang melihat ibunya dengan pandangan bertanya,

Teman Darmi : Dia siapa Darmi? Ibumu ya?

Darmi yang tak ingin temannya tahu jika dia mempunyai ibu yang kotor dan jelek segera
menjawab.

Darmi : Oh ini pembantuku, tentu saja bukan ibuku. Ih amit amit deh.

Betapa sedihnya sang Ibu mendengarnya, namun hanya ditahan dalam hati.

Mereka melanjutkan perjalanan, Darmi bertemu dengan seorang laki-laki yaitu temannya yang
lain.
Teman Darmi (LK) : Darmi kamu mau kemana?"

Darmi : Aku mau ke pasar

Teman Darmi (LK) : Ngomong-ngomong siapa di belakangmu? Dia ibumu?

Darmi langsung menjawab,

Darmi : Bukan dia bukan ibuku, tetapi pembantuku

Sungguh hati Ibu Darmi semakin sedih melihat anaknya yang begitu tega, mengakui dirinya
sebagai pembantu. Namun sekuat tenaga dia berusaha menahannya.

Sampailah Darmi dan ibunya di pasar. Saat mereka akan memasuki pasar ada penjual yang
menyapa Ibu darmi,

Penjual A : wah Bu Darmi sudah lama aku tidak melihhatmu, siapa ini? Anakmu ya?

Penjual B : Cantik sekali anakmu Darmi, kulitnya sangat putih

Ibu Darmi tersenyum kepada mereka dan saat Ibu Darmi ingin menjawab pertanyaan mereka,
tiba-tiba Darmi membuka suaranya dengan ekspresinya yang terlihat songong

Darmi : Ah kalian ini salah sangka, aku bukan anaknya, aku ini anak majikannya dan
terimakasih atas pujianmu kulit ku ini memang sangat putih

Penjual A : Oh maaf aku pikir kamu anaknya Bu Darmi

Ibu Darmi tak kuasa menahan air matanya, dia sudah tidak tahan lagi dengan apa yang dikatakan
anaknya itu. Maka dia pun berdoa dalam hati.

Ibu darmi : Ya Tuhan, hamba sudah tidak kuat lagi dengan sikap anak hamba. Tolong hukumlah
dia agar menjadi jera

Setelah selesai berdoa, tiba-tiba Darmi menjerit.

Darmi : Aaaahhhhh, ibu kenapa aku? Ada apa dengan kakiku? Kenapa tidak bisa digerakkan
lagi,

Sedikit demi sedikit Darmi pun menjadi batu. Ibunya menangis pilu.

Ibu Darmi : Maafkan aku nak, ini semua karena perlakuanmu terhadap ibu (menangis)
Darmi : Ampun bu. Ampun. Ampun bu. Darmi tidak akan mengulanginya lagi

Darmi pun menangis dan merintih kesakitan sambil meminta ampunan kepada ibunya. Sayang,
semua tak bisa kembali. Darmi pun tetap menjadi batu.

Dia harus menanggung hukuman atas perbuatannya karena durhaka terhadap ibunya yang sudah
merawat dan menjaganya hingga dia besar.

Once upon a time, there lived a mother and her daughter named Darmi. Darmi's father died long
ago. Previously they lived well. However, after her father died, Darmi's mother had to work hard
in the fields for their living.

Every day working in the fields makes Darmi's mother's skin darker. His body weight also
decreased. Everything she did was for Darmi, his only daughter. But Darmi didn't want to help
her mother. All she does is dress up every day and is reluctant to leave the house because she is
afraid her skin will be dark like her mother.

One day Darmi's mother wanted to work in the fields. She will work until the afternoon. Because
the harvest season had arrived and his mother said to Darmi.

Darmi's mother: Darmi, can you cook today? Mother can't come home this afternoon because she
has to finish our harvest. When you have finished cooking, will you take it to the field for
mother?

Darmi, who was combing her beautiful hair, was shocked.


Darmi : I don't want it ma'am if I cook. My hair smells like a furnace, ma'am. I've just washed
my hair, and if I take food to the fields my skin will turn black. I'm all over the place,

Darmi's mother, who heard this answer, could only shake her head sadly. While in the fields,
Darmi's mother worked hard to collect the harvest and tomorrow she would sell it at the market.
Darmi's mother worked hard without caring about her hungry stomach.

When she was tired she rested while drinking the jug of water she brought. She also prayed.

Mrs. Darmi: Oh God, help us. Change my daughter and free her from his lazy nature

After returning from the field, she went straight to his house. What a surprise there was no food
there to eat. It turned out that Darmi didn't cook at all. When Darmi saw her mother coming
home, she got angry.

Darmi : Where has this mother gone? There's no food at home. I've been hungry all day without
eating

His mother answered him patiently.

Darmi's mother: Darmi, earlier mother told you to cook.

Darmi, who heard the answer, immediately left, leaving her mother who was hungry and tired.

The next day, Darmi's mother prepared the harvest. He will go to the market,

Darmi's mother: Darmi, come with me to the market, I need you to bring the produce from our
fields

Darmi : I don't want to ma'am. My skin will get dirty, especially since the market is muddy. Oh, I
can't imagine my clean skin getting dirty

Finally, mother went to the market herself with the produce from the field. In the afternoon,
Darmi's mother brought the money from the harvest. Not too much, but enough to buy a few
days' needs. Darmi, who saw her mother counting money, immediately approached her mother.

Darmi : Ma'am, I'm out of powder, please buy it, ma'am


Darmi's mother: Yes, I bought it, but you have to come along so that I don't buy the wrong one.

Finally, Darmi was forced to go to the market with an umbrella, but she whispered to her mother.

Darmi: Ma'am, let's not walk side by side, ma'am, just behind me

Hearing this his mother asked,

Darmi's mother: why Darmi?

Without giving a reason, Darmi still forced his mother to walk behind him. Darmi was actually
embarrassed to walk with her mother, who had dark skin and an unkempt face.

Suddenly, in the middle of the road, a woman who was Darmi's friend approached her and asked.

Darmi's friend: Hi Darmi, where are you going?

Darmi : I want to go to the market

Darmi's female friend looked at her mother with a questioning look,

Darmi's friend: Who is Darmi? Your mother huh?

Darmi, who didn't want her friends to know that she had a dirty and ugly mother, immediately
answered.

Darmi : Oh this is my maid, of course not my mother. Oh, God forbid.

How sad the mother heard it, but only held it in her heart.

They continued their journey, Darmi met a man who was another friend.

Darmi's friend (LK): Darmi, where are you going?

Darmi : I want to go to the market

Darmi's Friend (LK): By the way, who is behind you? She's your mother?

Darmi immediately answered,

Darmi : No, she's not my mother, but my maid


Mrs. Darmi's heart became even more sad when she saw her daughter who had the heart to admit
that he was a servant. But as hard as she could, she tried to hold it in.

Darmi and her mother arrived at the market. When they were about to enter the market there was
a seller who greeted Mrs. Darmi,

Seller A: Wow, Miss Darmi, I haven't seen you for a long time, who is this? Your daughter, huh?

Seller B: Your daughter Darmi is very beautiful, her skin is very white

Mrs. Darmi smiled at them and when Mrs. Darmi wanted to answer their questions, Darmi
suddenly opened her voice with an expression that looked arrogant.

Darmi : Ah, you guys think wrongly, I'm not her daughter, I'm her master's daughter and thank
you for your compliment, my skin is really white.

Seller A: Oh sorry, I thought you were Mrs. Darmi's daughter

Darmi's mother couldn't hold back her tears, she couldn't stand what her daughter had said any
longer. So she prayed silently.

Darmi's mother: Oh my God, I can no longer stand my child's attitude. Please punish him so that
she becomes a deterrent

After finishing praying, Darmi suddenly screamed.

Darmi : Aaaahhhhh, mother, why me? What's wrong with my feet? Why can't it be moved
anymore?

Little by little Darmi became a stone. His mother cried bitterly.

Darmi's mother: I'm sorry, this is all because of your treatment of mother (crying)

Darmi : Sorry ma'am. Sorry. Sorry ma'am. Darmi will not do it again

Darmi cried and groaned in pain while asking her mother for forgiveness. Unfortunately,
everything can't come back. Darmi remains a rock.

She had to bear the punishment for his actions because she disobeyed his mother who had cared
for and looked after him until he grew up.

Anda mungkin juga menyukai