Nama Kelompok :
1. Analla Febrian Malindo (5)
2. Heni Surya Wulandari (22)
3. Octadian Rachmadi (29)
4. Revita Choirus Sabila (33)
5. Sherina Nur Adiya Sari (34)
BAB III
CARA
MENGATASI
MASALAH
EKONOMI
Tujuan
Pembelajaran
A.
Dalam
Dalam
1.
2.
3.
4.
5.
Ada
a)
b)
c)
Jawab :
Biaya peluang yang dapat menambah tabungannya
adalah sebesar selisih ongkos naik angkutan bus dan
naik taksi. Jadi, biaya peluang naik taksi adalah
Rp50.000 Rp15.000=Rp35.000. tetapi jika kita
menghitung laba rugi, ,ala yang dipersoalkan adalah
Rp35.000 dengan waktu yang dihemat dan
kenyamanan. Jika waktu yang dihemat ditambah
kenyamanan nilainya lebih tinggi dari
Rp35.000,maka pilihan naik taksi dianggap tepat.
Tetapi jika nilai Rp35.000 lebih tinggi dari waktu
yang dihemat dan ditambah kenyamanannya, maka
pilihan naik taksi tidaklah tepat.
C. Skala Prioritas
1). Skala Prioritas
kebutuhan penting, harus didahulukan pemenuhannya dari
pada kebutuhan lainnya
Contoh :
Setiap minggu shiane mendapat uang saku sebesar
Rp50.000,- uang saku itu harus dapat memenuhi kebutuhan
selama satu minggu, antara lain transportasi, membeli
keperluan sekolah, jajan, dan menabung. Pada suatu pekan
shiane mempunyai berbagai macam kebutuhan. Selain
pengeluaran rutin Shiane harus membeli buku baru. Selain
itu, Shiane juga harus membeli kado ulang tahun untuk
sahabatnya, Popy.
Untuk memenuhi kebutuhan itu shiane harus menentukan
skala prioritas kebutuhan yang harus dipenuhinya.
Berdasarkan skala prioritas itu, Shiane membuat daftar
kebutuhan sehari-hari.
No
Kebutuhan
Biaya (Rp)
Transportasi
12.000
Buku
10.000
Jajan
13.000
Tabungan
10.000
5.000
Total
50.000
Prioritas II
Kebutuhan
skunder
Kebutuhan masa
datang
Prioritas III
Kebutuhan
tersier
Ekonomi Mikro
Ekonomi Makro
Harga
Unit analisis
Analisis tentang
permasalahan ekonomi
secara keseluruhan seperti
produksi
nasional,pengangguran,da
n pertumbuhan ekonomi
Tujuan analisis
Memahami bagaimana
mengalokasikan faktor
produksi agar dicapai
kombinasi yang tepat
Menganalisis pengaruh
kegiatan ekonomi
tertentu terhadap
kinerja perekonomian
secara nasional
1.
2.
3.
4.
5.