Anda di halaman 1dari 2

Nama : Clara Zanetha

Kelas : XII IIS 2

No :4

Novel Laskar Pelangi


1. Latar Sosial Budaya Novel Laskar Pelangi
Secara garis besar, novel ini menceritakan tentang perjuangan anak-anak dengan
ekonomi rendah di Pulau Belitung. SD Muhammadiyah yang menjadi tempat mereka
menimbah ilmu terancam akan ditutup, namun takdir berkata lain, sekolah tersebut tidak
jadi ditutup karena muridnya genap berjumlah sepuluh. “Laskar Pelangi”, gelar yang
diberikan oleh guru mereka kepada sepuluh anak luar biasa ini. Novel ini menceritakan
berbagai perjuangan, tawa dan haru, serta sedikit kisah percintaan didalamnya. Nilai
sosial yang dapat diambil dari novel ini secara keseluruhan adalah nilai Kebhinnekaan
yang berarti berbeda-beda namun tetap satu. Anggota laskar pelangi berasal dari suku,
ras, latar belakang yang berbeda namun mereka memiliki perasaan senasib
sepenanggungan yang pada akhirnya menjadi sama-sama berjuang untuk mewujudkan
mimpi tiap mereka. Nilai sosial yang lainnya adalah bahwa manusia dalam hidupnya
harus memiliki tekad. Sebagaimana pun prihatinnya keadaan seseorang, orang tersebut
harus punya tekad yang kuat untuk merubah nasib dan keluar dari keadaan tersebut,
seperti halnya Lintang yang rela menempuh jarak 80KM untuk bisa bersekolah. Nilai
sosial lainnya adalah menghargai. SD Muhammadiyah memiliki seorang murid dengan
keterbelakangan bernama Harun, namun mereka tetap menerima Harun apa adanya dan
mau untuk berbaur. Nilai budaya dari novel ini adalah pada saat murid-murid SD
Muhammadiyah mengikuti lomba karnival. Mereka menari seperti kesetanan karena
menggunakan aksesoris berupa tumbuhan langka yang dapat membuat badan gatal-gatal.

2. Kesamaan Latar Belakang Sosial Budaya dalam Novel Laskar Pelangi dengan Kehidupan
Pengarang
Novel Laskar Pelangi ini bersumber dari cerita hidup yang dialami oleh Andrea Hirata
sang penulis. Andrea Hirata lahir di sebuah desa yang terbilang miskin di Pulau Belitung.
Ayahnya hanya seorang pegawai dengan jabatan rendah di PN Timah, sehingga dia tidak
berhak untuk bersekolah di Sekolah PN Timah dan terpaksa harus masuk di SD
Muhammadyah. Menurut cerita novel dan yang dialami penulis, bangunan SD
Muhammadyah bahkan lebih mirip seperti kandang hewan. Kesamaan antara penulis
dengan cerita novel ini dititik beratkan pada pendidikan dan perjuangan meraih impian.
Andrea Hirata adalah sosok yang periang dan pemikir saat menimba ilmu di SD
Muhammadiyah. Di dalam novel terdapat tokoh Bu Mus, tokoh ini memang benar-benar
ada di dalam dunia nyata. Pada novel digambarkan bahwa murid-murid sangat
menghormati Bu Mus, dikehidupan nyata penulis, Andrea memang sangat mengangumi
Bu Mus. Baginya Bu Mus adalah salah seorang yang membuatnya semangat
mewujudkan mimpinya menjadi seorang penulis. Kesamaan yang lainnya adalah
dibagian-bagian akhir novel diceritakan semua anggota lascar pelangi menjadi orang
yang berguna dan berhasil keluar dari keadaan terpuruk mereka, seperti halnya dengan
kehidupan penulis. Andrea Hirata mendapat gelar sarjana ekonomi dari Universitas
Indonesia dan mendapatkan beasiswa di luar negeri dan lulus dengan gelar cum laude.

Anda mungkin juga menyukai