Anda di halaman 1dari 15

X

K-13

s
Kela
bahasa indonesia
TEKS EKSPOSISI

Semester 1 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK – Kurikulum 2013

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


5. Memahami, menerapkan, menganalisis 5.1. Memahami struktur dan kaidah
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural kebahasaan teks eksposisi.
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep dasar teks eksposisi.
2. Memahami struktur teks teks eksposisi.
3. Memahami kaidah/unsur kebahasaan teks eksposisi.

1
A. TEKS EKSPOSISI
a. Pengertian Teks Eksposisi
Teks eksposisi merupakan teks yang berfungsi mengungkapkan gagasan atau
mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat.

b. Tujuan dan Ciri-Ciri Teks Eksposisi


1. Tujuannya adalah mengungkapkan gagasan di dalam tulisan berdasarkan pendapat
yang kuat agar pembaca menyetujui atau melakukan tindakan sesuai yang diinginkan
penulis.
2. Ciri-ciri teks eksposisi
• Terdapat topik dan isu.
• Penyampaian lugas dan komunikatif.
• Terdapat fakta berupa data dan angka.

B. STRUKTUR TEKS EKSPOSISI


a. Struktur Teks
1. Tesis. Pada bagian ini, berisikan pendapat atau prediksi dari penulis berdasarkan
sebuah fakta.
2. Argumentasi. Bagian ini berisi argumen-argumen yang mendukung pernyataan
penulis. Penulis memaparkan serangkaian argumen yang disertai dengan bukti/
fakta untuk memperkuat argumen tersebut.
3. Penegasan ulang pendapat. Bagian ini merupakan bagian akhir dari sebuah teks
eksposisi yang berupa penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh
fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Pada bagian ini bisa berisi saran atau hal-hal
yang patut diperhatikan agar pendapat penulis dapat dibuktikan.

Super "Solusi Quipper"


Ingat struktur teks eksposisi, ingat TAP.
Tesis-Argumentasi-Penegasan ulang
Ingat pula ciri-cirinya.
Tesis → pernyataan pendapat
Argumentasi → Dalam struktur dikenali dengan adanya konjungsi sebab akibat atau
kalimat yang mengandung alasan.
Penegasan ulang → Dalam struktur dikenali dengan adanya partikel penegasan untuk
menegaskan ulang pendapat.

2
b. Bagan Struktur Teks Eksposisi

TESIS

STRUKTUR
TEKS ARGUMENTASI
EKPOSISI

PENEGASAN ULANG
PENDAPAT

c. Contoh Teks Eksposisi


“Kegembiraan dalam Belajar”
Ahmad Baedowi , Direktur Pendidikan Yayasan Sukma, Jakarta
Media Indonesia, 09 November 2015

Tesis

Saya sering memberikan pertanyaan kepada guru dan siswa tentang makna pengalaman
belajar (learning experience). Rata-rata jawaban mereka adalah kurangnya kegembiraan
dalam belajar. Memang, baik guru maupun siswa mengenal istilah fun learning, tetapi
implementasinya jauh dari memadai. Banyak guru sekadar mencari kesenangan dalam
belajar dengan cara mengajak siswa bermain, menari, dan bernyanyi. Namun jarang
sekali dari mereka memahami hakikat kegembiraan dalam belajar (joyful learning).
Pasalnya, apa yang mereka rekayasa dalam bentuk permainan tidak nyambung (out of
context) dengan bidang studi yang diajarkan.

Argumentasi

Kegembiraan anak dalam belajar sebenarnya merupakan hak fundamental yang


harus diberikan sepenuhnya. Kegembiraan bukan semata-mata memberikan mereka
permainan di luar ketika mereka belajar tanpa tujuan yang jelas, melainkan sebuah
cara yang menyatu dengan tujuan pembelajaran berjangka panjang. Banyak sekolah
misalnya menghabiskan begitu banyak waktu untuk bermain, tetapi tak bertujuan serta
membuat program kunjungan sekolah hanya pada waktu libur. Kegembiraan hanya
berlangsung sesaat. Bagi para siswa, tentu saja permainan dan kunjungan wisata yang
hanya sesekali itu malah memberikan mereka beban karena begitu mereka kembali ke
sekolah, hanya kebosanan yang mereka dapatkan.

3
Salah satu contoh kebosanan mereka dalam belajar dapat terlihat, misalnya, ketika
jam belajar selesai. Semuanya bersorak dan ingin cepat pulang, atau ketika mereka
mendapatkan hari libur. Semuanya merupakan penanda bahwa sekolah dan belajar
merupakan kegiatan yang melelahkan, membosankan, bahkan menyebalkan. Jika
kenyataan-kenyataan ini diperoleh anak-anak kita, apa yang akan terjadi dengan
perkembangan jiwa mereka di masa datang.

Beberapa hasil riset tentang perkembangan mental dan kejiwaan anak-anak yang
dialami ketika mereka belajar menunjukkan secara konsisten dan kuat bahwa kurangnya
keceriaan dan kegembiraan dalam belajar berpengaruh terhadap kesuksesan masa
depan seorang anak. Dalam laporan Center on the Developing Child (2007) ditunjukkan
secara khusus bahwa efek belajar yang menggembirakan dapat meningkatkan
kapasitas arsitektur otak anak, yaitu pada saatnya otak tersebut akan memberikan
pengaruh yang baik dalam membentuk perilaku sosial dan emosi anak yang cerdas.
Ini artinya, pengalaman belajar anak, jika terjadi secara benar dapat membentuk jalan
bagi tumbuhnya motivasi belajar secara benar.

Jika di masa depan kita menginginkan tumbuhnya karakter jujur dan kesalehan
sosial yang kuat pada diri seorang anak, pendampingan terhadap proses belajar yang
menggembirakan dan menyatu dengan tema yang diajarkan secara kontekstual
penting dilakukan. Penelusuran secara longitudinal terhadap keberhasilan seorang
anak menunjukkan jejak yang kuat bahwa pengenalan konsep ilmu dan pendampingan
orang dewasa menjadi dua hal yang signifikan untuk dilakukan secara benar.

Dengan demikian, belajar dengan gembira dan ceria yang terprogram dan terencana
secara baik dan berkesinambungan harus ditata secara baik dan benar dalam
sebuah rangkaian yang tidak terpisahkan dengan setiap bidang studi yang diajarkan
(Schweinhart et al, 2005). Namun demikian, masih banyak kita lihat kesalahan
fundamental terjadi dalam proses meletakkan kegembiraan dalam belajar.

Beberapa kesalahan itu terlihat dalam proses belajar yang lebih banyak didominasi
tuntutan perkembangan kapasitas akademik anak sehingga anak tak memperoleh
pengalaman belajar yang autentik berdasarkan konteks sosial dan budaya yang terjadi
di tengah-tengah kehidupannya. Selain itu, tak sedikit dijumpai paradigma yang salah
dari para pendidik yang memandang pengalaman belajar (learning experience) sebagai
sebuah kondisi yang sepenuhnya di bawah kendali dan dipegang guru.

4
Jika secara definitif makna pengalaman belajar adalah sebuah proses belajar itu selalu
sesuai dengan kondisi aktual yang dialami para siswa, kegembiraan dalam belajar
yang terstruktur dan inovatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki setiap guru.
Ralph Tyler dalam Basic Principles of Curriculum and Instruction (1926) mendefinisikan
pengalaman belajar dengan kalimat berikut, “The term learning experience is not the
same as the content with which a course deal nor the activities performed by the teacher.
The term learning experience refers to the interaction between the learner and the external
conditions of the environment to which he can react. Learning takes place through the
active behavior of the student; it is what he does that he learns, not what the teacher
does”. Jelas sekali bahwa pemaknaan pengalaman belajar yang salah lebih banyak
disebabkan faktor guru yang tak memiliki kreativitas dalam merancang pembelajaran
yang berkualitas dan menyenangkan.

Pentingnya pemahaman yang benar tentang pengalaman belajar anak jelas akan
memberikan pengaruh terhadap kemampuan anak di masa depan. Jika anak dididik
berdasarkan target perkembangan kognisinya semata, kekhawatiran terhadap masa
depan Indonesia akan memiliki cukup alasan. Meskipun dalam naskah akademik
Kemendikbud tentang pendidikan anak usia dini, misalnya, menyisir paradigma filsafat
pendidikan pragmatisme, pemerintah dengan tegas meminta agar para pendidik tidak
boleh memaksakan suatu ide atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik.

Dari sisi ini, evaluasi terhadap tenaga pengajar yang tidak memahami makna
pengalaman belajar dan arti pentingnya bagi masa depan pertumbuhan anak menjadi
wajib untuk dilakukan.

Penegasan Ulang Pendapat


Dengan berkaca pada hasil-hasil riset tersebut, jelas sekali harus ada niat baik dari para
penggagas dan praktisi pendidikan untuk mengubah gaya mengajar mereka menjadi
lebih kreatif. Contextual based learning harus menjadi acuan dalam proses belajar
mengajar yang menggembirakan agar anak-anak tumbuh dan berkembang dengan
karakter yang kuat, kecerdasan yang memikat, serta kepedulian terhadap sesama yang
mengikat rasa persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa.

5
C. CIRI KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI
a. Pronomina
Pronomina biasanya digunakan dalam menyatakan pendapat. Pronomina persona yang
sering digunakan seperti kita, kami, dan saya. Terlebih kata pronomina persona saya
banyak digunakan ketika menyatakan pendapat pribadi.
Contoh:
1. Saya sering memberikan pertanyaan kepada guru dan siswa tentang makna
pengalaman belajar (learning experience).
2. Rata-rata jawaban mereka adalah kurangnya kegembiraan dalam belajar.

b. Verba
Verba yang digunakan adalah yang menyatakan persepsi, seperti percaya dan meyakini. Verba
tersebut digunakan untuk mengubah persepsi pembaca agar menerima pendapat penulis.
Contoh:
Saya percaya, pentingnya pemahaman yang benar tentang pengalaman belajar anak jelas
akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan anak di masa depan.

c. Konjungsi
Konjungsi yang banyak digunakan adalah yang menghubungkan fakta-fakta sehingga
tersaji runtut (pada kenyataannya, kemudian, dan lebih lanjut) dan konjungsi yang
menyatakan sebab akibat (sebab, karena, sehingga, oleh sebab itu, oleh karena itu)
Contoh:
1. Bagi para siswa, tentu saja permainan dan kunjungan wisata yang hanya sesekali
itu malah memberikan mereka beban karena begitu kembali ke sekolah, hanya
kebosanan yang didapatkan.
2. Beberapa kesalahan itu terlihat dalam proses belajar yang lebih banyak didominasi
tuntutan perkembangan kapasitas akademik anak sehingga anak tak memperoleh
pengalaman belajar yang autentik berdasarkan konteks sosial dan budaya yang
terjadi di tengah-tengah kehidupannya.

d. Argumentasinya Satu Sisi


Argumentasi satu sisi yaitu sisi yang mendukung atau menolak.
Contoh:
1. Kegembiraan anak dalam belajar sebenarnya merupakan hak fundamental yang
harus diberikan sepenuhnya. (mendukung)

6
2. Beberapa kesalahan itu terlihat dalam proses belajar yang lebih banyak didominasi
tuntutan perkembangan kapasitas akademik anak sehingga anak tak memperoleh
pengalaman belajar yang autentik berdasarkan konteks sosial dan budaya yang
terjadi di tengah-tengah kehidupannya. (menolak)
3. Selain itu, tak sedikit dijumpai paradigma yang salah dari para pendidik yang
memandang pengalaman belajar (learning experience) sebagai sebuah kondisi yang
sepenuhnya di bawah kendali dan dipegang guru. (menolak)

e. Kohesi
Kohesi adalah keterkaitan antar-unsur dalam struktur sintaksis atau struktur wacana yang
ditandai antara lain oleh konjungsi, repetisi, dan pelesapan.
Contoh:
Kegembiraan anak dalam belajar sebenarnya merupakan hak fundamental yang
harus diberikan sepenuhnya. Kegembiraan bukan semata-mata memberikan mereka
permainan di luar ketika mereka belajar tanpa tujuan yang jelas, melainkan sebuah cara
yang menyatu dengan tujuan pembelajaran berjangka panjang. Banyak sekolah, misalnya,
menghabiskan begitu banyak waktu untuk bermain, tetapi tak bertujuan serta membuat
program kunjungan sekolah hanya pada waktu libur. Kegembiraan hanya berlangsung
sesaat. Bagi para siswa, tentu saja permainan dan kunjungan wisata yang hanya sesekali
itu malah memberikan mereka beban karena begitu mereka kembali ke sekolah, hanya
kebosanan yang mereka dapatkan.

f. Koherensi
Koherensi adalah hubungan logis antarbagian karangan atau antarkalimat dalam satu
paragraf.
Contoh:
Salah satu contoh kebosanan mereka dalam belajar dapat terlihat, misalnya, ketika
jam belajar selesai. Semuanya bersorak dan ingin cepat pulang, atau ketika mereka
mendapatkan hari libur. Semuanya merupakan penanda bahwa sekolah dan belajar
merupakan kegiatan yang melelahkan, membosankan, bahkan menyebalkan. Jika
kenyataan-kenyataan ini diperoleh anak-anak kita, apa yang akan terjadi dengan
perkembangan jiwa mereka di masa datang.

g. Kata Baku dan Ejaan


Kata baku dan ejaan bahasa Indonesia yang tepat merupakan unsur kebahasaan teks
eksposisi karena teks tersebut merupakan karya ilmiah.

7
1. Kata baku adalah kata yang sudah distandardisasikan.
Contoh:
Jelas sekali bahwa pemaknaan pengalaman belajar yang salah lebih banyak di-
sebabkan faktor guru yang tak memiliki kreativitas dalam merancang pembelajaran
yang berkualitas dan menyenangkan.

Baku Tidak Baku Baku Tidak Baku

aktif aktive, aktip manajer manager

aktivitas aktifitas manajemen managemen

apotek apotik mengubah merubah

analisis analisa mengesampingkan mengenyampingkan

antre antri menyontek mencontek

asas azas memesona mempesona

asasi asasi, azazi mengkritik mengeritik

atlet atlit metode metoda

atmosfer atmosfir mesti musti

autopsi otopsi motif motip

audigram odiogram nasihat nasehat

aerobik erobik november nopember

cenderamata cinderamata peletakan perletakan

definisi defenisi, difinisi putra putera

desain disain putri puteri

diesel disel produktivitas produktifitas

dolar dollar rezeki rejeki, rizki

ekstrem ekstrim risiko resiko

ekspor eksport roboh rubuh

film filem, pilem sekretaris sekertaris

foto fhoto silakan silahkan

8
Baku Tidak Baku Baku Tidak Baku

fotokopi photo copi sistem sistim

formal formil standardisasi standarisasi

hakikat hakekat subjektif subyektif

hipotesis hipotesa sejarawan sejarahwan

hierarki hirarki sutera sutra

hemoglobin haemoglobin sumatra sumatera

hidraulik hidrolik survei survai

ilmuan ilmiawan stasiun setasiun

ijazah ijasah syukur sukur

insaf insyaf telentang terlentang

isap hisap telepon telfon

izin ijin teoretis teoritis

jadwal jadual tradisional tradisionil

jenazah jenasah trotoar trotoir

jenderal jendral teknik tekhnik

kaidah kaedah terampil trampil

karisma kharisma tim team

karier karir varietas varitas

konduite kondite wasalam wasallam

konkret kongkrit wujud ujud

khotbah khutbah zaman jaman

kualitas kwalitas zona zone

kuitansi kwitansi

lembap lembab

lubang lobang

9
2. Ejaan adalah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagai-
nya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf ) serta penggunaan tanda baca. Teks eksposisi
ditulis dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang benar, misalnya penulisan huruf
kapital, huruf miring, angka dan lambang bilangan, akronim dan singkatan, tanda
baca (titik, koma, titik dua, dan lain-lain), penulisan partikel (–lah,-tah,-kah,-pun), dan
gabungan kata. Pada bagian ini kita hanya akan membahas beberapa tanda baca
yang produktif.
• Tanda titik (.)
- Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat
atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Contoh:
1 April 1985
Yth. Sdr. Moh. Hasan
Jalan Arif 43
Palembang
atau
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
- Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
Kampung itu berpenduduk 23.555 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.321 jiwa.
- Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Bejo lahir pada 1982 di Padang.
Lihat halaman 1153 dan seterusnya.

• Tanda koma (,)


- Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Contoh:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

10
- Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti sedangkan,
tetapi, melainkan.
Contoh:
Daya beli masyarakat akan kendaraan terus meningkat, sedangkan solusi
tepat dalam mengatasi kemacetan belum ditemukan.
- Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
- Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Oleh karena itu, …
Jadi, …
- Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi
Contoh:
Ketua OSIS di sekolahku, Rani, pandai dan jago basket.

• Tanda hubung (-)


- Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
Anak-anak, berulang-ulang.
- Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (1) hubungan bagian-
bagian kata atau ungkapan, dan (2) penghilangan bagian-bagian
kelompok kata.
Contoh:
ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 x5000)
bandingkan:
be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1x5000)
- Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (1) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka
dengan –an, (4) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata,
dan (5) nama jabatan rangkap.

11
Contoh:
se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-an,
sinar-X, Menteri-Sekretaris
- Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa Asing.
Contoh:
di-smash, pen-tackle-an.

• Tanda pisah (—)


Tanda pisah dipakai untuk hal-hal berikut.
- Pengapit keterangan tambahan dalam kalimat.
Contoh:
Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
- Menyatakan makna ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’ di antara bilangan, tanggal,
tempat.
Contoh:
1910—1945, tanggal 5—10 April 1970, Jakarta— Bandung

LATIHAN SOAL

Bacalah dengan saksama penggalan teks eksposisi berikut untuk menjawab soal nomor 1 – 2.
… Apapun maksud pembedaan itu, satu hal perlu ditegaskan di sini yaitu pengajaran dan
pendidikan bisa dibedakan, tetapi tak pernah bisa dipisahkan. Alasannya, pengajaran yang
diajarkan di sekolah tak dimaksudkan hanya untuk menjadi transfer pengetahuan. Pengajaran
memang bertujuan menyampaikan pengetahuan, tetapi pengetahuan yang ditransfer tersebut
harus menjadi sarana bagi pendidikan anak didik, dan unsur dalam membentuk kepribadian
mereka.

1. Penggalan teks ekposisi tersebut merupakan struktur teks eksposisi bagian ….


A. tesis
B. argumentasi
C. penegasan ulang pendapat

12
D. tujuan
E. pernyataan umum

2. Pada penggalan teks eksposisi tersebut terdapat kesalahan penulisan ejaan. Perbaikan
yang tidak sesuai adalah ….
A. Kata apapun seharusnya ditulis apa pun.
B. Sebelum kata yaitu diberi tanda koma.
C. Tidak menggunakan tanda koma sebelum dan.
D. Kata tak seharusnya ditulis tidak.
E. Kata membentuk seharusnya ditulis pembentukan.

3. Apakah kritik dan kreativitas, disiplin dan kebebasan, metodologi dan imajinasi, menjadi
perhatian di sekolah-sekolah sekarang, dan dikembangkan dalam perimbangan yang
optimal, itulah pertanyaan dasar tentang pendidikan di Indonesia sekarang.

Penggalan teks ekposisi tersebut merupakan struktur teks eksposisi bagian ….


A. tesis
B. argumentasi
C. penegasan ulang pendapat
D. tujuan
E. aspek yang dilaporkan

4. Beberapa kesalahan itu terlihat dalam proses belajar yang lebih banyak … tuntutan
perkembangan kapasitas akademik anak sehingga anak tak … pengalaman belajar yang
… berdasarkan … sosial dan budaya yang terjadi di tengah-tengah kehidupannya.

Kata-kata yang tepat untuk mengisi bagian rumpang pada teks eksposisi tersebut adalah
….
A. mendominasi, memeroleh, otentik, kontek
B. didominasi, memperoleh, autentik, konteks
C. mendominan, diperoleh, outentik, konteks
D. didominasi, memeroleh, autentik, kontek
E. didominasi, memperoleh, autentik, konteks

5. Kita yakin dan percaya, jargon tersebut tepat karena yang asalnya dari rakyat dan
dikerjakan oleh rakyat pastilah hasilnya dinikmati rakyat bukan orang lain.

Pada penggalan teks eksposisi tersebut terdapat verba yang menyatakan persepsi dan
konjungsi sebab akibat, yaitu ….

13
A. percaya, karena
B. dan, dari
C. yakin, dan
D. percaya, oleh
E. yakin, yang

6. Pada kenyataannya kegiatan ekonomi rakyat, bukanlah perkebunan atau peternak besar
atau MNC pertanian dan sejenisnya melainkan didominasi oleh perdagangan.

Pada kutipan teks eksposisi tersebut terdapat konjungsi yang menghubungkan fakta-
fakta supaya tersaji runtut, yaitu ….
A. atau
B. dan
C. pada kenyataannya
D. –nya
E. –lah

Bacalah teks eksposisi berikut untuk menjawab soal nomor 7 – 10.


Saya sering memberikan pertanyaan kepada guru dan siswa tentang makna pengalaman belajar
(learning experience). Rata-rata jawaban mereka adalah kurangnya kegembiraan dalam belajar.
Memang, baik guru maupun siswa mengenal istilah fun learning, tetapi implementasinya jauh
dari memadai. Banyak guru sekadar mencari kesenangan dalam belajar dengan cara mengajak
siswa bermain, menari, dan bernyanyi, tetapi jarang sekali dari mereka memahami hakikat
kegembiraan dalam belajar (joyful learning). Pasalnya, apa yang mereka rekayasa dalam bentuk
permainan tidak nyambung (out of context) dengan bidang studi yang diajarkan.

7. Penggalan teks tersebut merupakan struktur teks eksposisi bagian ….


A. tesis
B. argumentasi
C. penegasan ulang pendapat
D. tujuan
E. aspek yang dilaporkan

8. Dalam petikan teks eksposisi di atas, kata –nya pada implementasinya merujuk kepada
….
A. guru
B. siswa
C. fun learning

14
D. learning experience
E. makna pengalaman belajar

9. Pronomina persona yang terdapat dalam penggalan teks eksposisi tersebut adalah ….
A. guru, siswa
B. saya, mereka
C. –nya
D. dan, tetapi
E. kepada, ialah

10. Pada teks eksposisi tersebut terdapat kata serapan yang penulisannya tidak baku yaitu
….
A. hakikat
B. sekadar
C. implementasi
D. studi
E. pasalnya

15

Anda mungkin juga menyukai