Anda di halaman 1dari 12

X

K-13

s
Kela
bahasa indonesia
MEMPRODUKSI DAN MENGABSTRAKSI TEKS ANEKDOT

SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK – KURIKULUM 2013

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


10. Memahami, menerapkan, dan menganalisis 10.1 Memproduksi dan mengabstraksi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, teks anekdot.
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusian, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep dasar memproduksi dan mengabstraksi teks anekdot.
2. Memproduksi teks anekdot.
3. Mengabstraksi teks anekdot.
A. Memproduksi Teks Anekdot
1. Pengertian Memproduksi Teks Anekdot
Produksi adalah proses mengeluarkan hasil atau ada yang dihasilkan (KBBI). Memproduksi
teks anekdot berarti menulis teks anekdot atau menghasilkan teks anekdot.
Hal-hal yang harus dipahami sebelum membuat teks anekdot adalah sebagai berikut.
a. Pada dasarnya memproduksi teks anekdot sama dengan menulis sebuah cerita.
Teks anekdot dapat berbentuk narasi dan dialog (seperti drama). Akan tetapi, tidak
sepanjang cerpen dan drama.
b. Teks anekdot merupakan cerita fiksi singkat yang lucu, konyol, atau menjengkelkan.
Terkadang teks anekdot juga tidak mesti lucu, tetapi menarik karena di dalamnya
terdapat kritikan tidak langsung berupa sindiran kepada orang tertentu.
c. Struktur teks anekdot adalah abstraksi–orientasi–krisis–reaksi–koda. Abstraksi dan
koda bersifat opsional: boleh ada dan boleh tidak.
d. Teks anekdot memiliki unsur kebahasaan, seperti ada partisipan, latar, alur, majas
(personifikasi, ironi, dan retoris), dan kalimat langsung.

2. Langkah-Langkah Menulis Teks Anekdot


a. Menentukan Tema dan Pesan
Tema adalah ide cerita yang akan dibuat teks. Dalam langkah pertama ini, kita
menentukan tema yang menggelitik, lucu, konyol, atau jengkel. Namun, di dalamnya,
terdapat hikmah atau pelajaran berupa sindiran.
b. Menentukan Tujuan
Tujuan membuat teks anekdot adalah memberikan pesan dalam bentuk kritik berupa
sindiran secara tidak langsung kepada orang dengan unsur humor, kejengkelan, atau
kekonyolan.
c. Mengumpulkan Bahan
Bahan dapat diperoleh dari buku, majalah, koran, internet, observasi lapangan, dan
imajinasi atau daya khayal.
d. Menyusun Kerangka Teks
Dari tema yang telah ditentukan, buatlah sub-sub tema yang akan dijadikan kerangka
sesuai dengan alur cerita yang telah ditentukan berdasarkan struktur teks anekdot
sebagai berikut.
1) Abstraksi adalah bagian awal dari teks yang berfungsi untuk memberikan
gambaran yang jelas mengenai isi. Biasanya, bagian ini menunjukkan hal unik
yang terdapat di dalam teks, bersifat opsional.

2
2) Orientasi adalah bagian yang menunjukkan latar belakang sebuah peristiwa
terjadi atau bagian yang menunjukkan awal kejadian.
3) Krisis adalah bagian ketika terjadi masalah yang tidak biasa yang terjadi pada
si penulis atau orang yang diceritakan.
4) Reaksi adalah bagian yang berisi cara penulis atau orang yang ditulis
menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi.
5) Koda adalah bagian akhir dari cerita. Dalam koda, bisa juga berisi simpulan
tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. Koda bersifat
opsional.
e. Mengembangkan Kerangka Teks
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan kerangka teks yang telah dibuat
menjadi teks anekdot yang lengkap.
f. Mengendapkan Tulisan Beberapa Saat
Pengendapan ini bertujuan untuk memberi jeda sebelum diedit. Setelah itu, bacalah
kembali. Apakah masih ada yang harus diperbaiki atau sudah sesuai dengan harapan.
g. Menyunting Teks
Menyunting teks, yaitu mengoreksi teks yang sudah dibuat. Koreksi teks berdasarkan
kesesuaian isi dengan topik, kaidah, dan bahasa. Penulis menulis ulang teks yang
sudah disunting lalu berilah judul yang menarik pembaca.

3. Contoh Memproduksi Teks Anekdot


a. Langkah-langkah memproduksi teks anekdot politik
1) Tema: jawaban pejabat yang menjengkelkan.
2) Tujuan: mengkritik staf terdekat yang membantu pejabat dalam mengambil
keputusan.
3) Bahan: mencari referensi tentang Sri Ratu Inggris dan cara mengambil
keputusan. Bahan-bahan dapat diambil dari buku, majalah, artikel, atau
anekdot seputar politik.
4) Menyusun kerangka teks
a) Abstraksi: pejabat melakukan kunjungan kenegaraan.
b) Orientasi: pejabat tertarik kepada kepemimpinan monarki Inggris.
c) Krisis:
• Cara Sri Ratu mempertahankan rasa hormat rakyat.
• Pendapat orang-orang yang pintar di sekililing Sri Ratu.
• Pertanyaan ujian kepada David.

3
• Perdana Menteri Inggris menjawab dengan tepat pertanyaan Ratu.
• Pejabat pulang ke tanah air.
d) Reaksi:
• Pejabat meniru pertanyaan Ratu Inggris kepada stafnya.
• Staf ahli meminta waktu untuk menjawab pertanyaan pejabat.
• Staf ahli menelepon ajudan meminta jawaban pertanyaan pejabat.
• Ajudan memberi jawaban dengan tepat.
• Staf ahli salah menangkap maksud jawaban ajudan dan jawaban
menjadi salah.
• Pejabat ngeloyor lagi ke kamar tidur.
e) Koda: pejabat berharap jawaban itu semua cuma mimpi buruk.
5) Mengembangkan kerangka teks menjadi teks lengkap.
6) Menyunting teks dengan mengoreksi teks yang sudah dibuat tentang
kesesuaian isi dengan topik, kaidah, dan bahasa. Setelah itu, memberi judul
“Pejabat Meniru Cara Ratu”.

b. Hasil Memproduksi Teks Anekdot

Pejabat Meniru Cara Ratu

Pada suatu waktu, pejabat RI melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris, beliau


pun diterima secara resmi oleh Ratu Inggris dalam acara jamuan minum teh. Pejabat
mempunyai ketertarikan terhadap kepemimpinan monarki Inggris yang sangat
dihormati rakyatnya, beliau pun bertanya pada Sri Ratu.

Pejabat : "Jika boleh saya bertanya kepada Paduka Ratu, bagaimana caranya Anda
bisa mempertahankan rasa hormat rakyat Anda terhadap monarki Yang
Mulia ?"
Sri Ratu : "Itu mudah saja Tuan Pejabat, dalam mengambil keputusan, monarki selalu
dikelilingi orang-orang yang pintar untuk bisa dimintai pendapatnya."
(Karena Pejabat masih terlihat kebingungan, Ratu meletakan gelas tehnya dan
berkata lagi) .
Sri Ratu : "Anda masih bingung? Ini saya coba demonstrasikan."
(Ratu mengambil telepon dan menelepon Downing Street untuk menghubungi
perdana menteri).

4
Sri Ratu : "Halo David, saya ingin mengajukan pertanyaan ujian untuk Anda."
PM Inggris : "Keinginan Yang Mulia adalah perintah bagi saya, silakan Paduka!"
Sri Ratu : "Ayahmu punya anak, ibumu punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan
bukan pula adikmu, siapakah anak itu?"
PM Inggris : "Anak itu adalah saya Yang Mulia"
Sri Ratu : "Bagus, pintar kamu!"
(Ratu meletakkan telepon dan memandang pejabat melihat reaksinya, Pejabat RI
mengerti dan terlihat manggut-manggut).

Sepulangnya ke tanah air, pejabat langsung mencoba cara Ratu mengetes kepintaran
orang-orang yang dia mintai pendapat. Beliau pun dengan segera mengumpulkan
para staf khusus dan staf ahli di kediamannya, bertanyalah pejabat.

Pejabat : "Ayahmu punya anak, ibumu punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan
bukan pula adikmu, siapakah anak itu?"

Ruangan pun bergemuruh oleh celotehan para staf pejabat. Setelah sekian lama
berunding, tak dicapai kesepakatan jawaban. Salah seorang staf ahli memberanikan
diri berkata.

Staf Ahli : "Pak Pejabat, bolehkah kami meminta waktu tambahan untuk
merundingkan jawabannya?"
Pejabat : "Silakan, saya tinggal tidur dulu. Besok pagi kalian harus mendapatkan
jawaban yang bisa memuaskan saya, selamat malam!"

Karena takut ini merupakan pertanyaan jebakan dan jawabannya salah, seorang staf
pejabat memutuskan untuk menelepon orang kepercayaan pejabat, yaitu ajudannya.
Setelah dijelaskan pertanyaan pejabat oleh staf, ajudan dengan nada marah karena
tidurnya terganggu menjawab dengan ketus.

Ajudan : "Jika anak itu bukan kakak aku dan bukan pula adikku, anak itu jelas
adalah aku!!” (Brak, telepon pun dibanting ajudan. Para staf terlihat
sangat puas mendapat jawaban).

5
Bangun dari tidur Pejabat mendatangi mereka dan bertanya.
Pejabat : "Bagaimana, dilihat dari muka kalian tampaknya sudah
punya jawabannya?"
Salah seorang staf Pejabat : "Sudah Pak, anak itu adalah Pak Ajudan!"

Mendapat jawaban seperti itu tanpa berkata apa pun pejabat ngeloyor lagi ke kamar
tidur sambil berharap ini semua hanya mimpi buruk.

Sumber: tamao-feryzawa.blog dengan pengubahan

B. Mengabstraksi Teks Anekdot


1. Pengertian Mengabstraksi Teks Anekdot
Dalam KBBI, disebutkan abstrak adalah ikhtisar (karangan, laporan, dan sebagainya),
ringkasan, atau inti. Abstrak adalah hasil tulisan ringkas dari beberapa uraian. Mengabstraksi
adalah proses menghasilkan abstrak (ringkasan). Uraian-uraian pokok yang ada dalam teks
disusun menjadi sebuah teks baru yang ringkas, tetapi masih memperlihatkan sosok teks
aslinya. Isi abstrak sudah meliputi seluruh bagian yang ada dalam teks.
Mengabstraksi teks anekdot berarti meringkas teks anekdot menjadi lebih pendek
dari teks aslinya, tetapi masih memperlihatkan sosok aslinya.

Ada dua cara mengabstraksi atau meringkas adalah sebagai berikut.


a. Merangkum hasilnya adalah rangkuman, yaitu cara mengabstraksi dengan
mengurutkan setiap pokok-pokok pikiran kemudian disusun tanpa mengubah
struktur tetap teks aslinya.
b. Ikhtisar hasilnya adalah ikhtisar, yaitu mengabstraksi dengan menyusun pikiran-
pikiran pokok lalu pikiran-pikiran pokok tersebut dirangkai dengan cara tidak
berurutan. Penulis ikhtisar bebas mengombinasikan kata-kata asal tidak menyimpang
dari inti.

Ketika mengabstraksi, kita harus mengetahui pokok-pokok penting teks anekdot.


Pokok-pokok penting tersebut, yaitu partisipan, inti peristiwa dari setiap bagian (abstraksi-
orientasi-krisis-reaksi-koda), latar, kelucuan, kejengkelan, kekonyolan, dan hikmah. Pokok-
pokok penting tersebut harus terdapat dalam hasil mengabstraksi yang kita buat.

6
2. Langkah-Langkah Mengabstraksi Teks Anekdot
Langkah-langkah mengabstraksi teks anekdot sebagai berikut.
a. Membaca teks anekdot.
b. Menentukan pokok-pokok teks anekdot.
1) Partisipan yang ada di teks harus terdapat dalam ringkasan.
2) Gagasan-gagasan pokok pada setiap bagian struktur teks anekdot.
c. Mendata latar tempat, waktu, dan suasana kejadian.
d. Memutuskan kandungan cerita: kelucuan, kejengkelan, atau kekonyolan.
e. Memuat hikmah atau pesan yang ada di teks anekdot.
f. Merangkai pokok-pokok anekdot dengan cara rangkuman atau ikhtisar.

3. Mengabstraksi Teks Anekdot “Pejabat Meniru Cara Ratu ”


Langkah-langkah mengabstraksi sebagai berikut.
a. Membaca kesuluruhan teks anekdot “Pejabat Meniru Cara Ratu Mengetes Kepintaran”.
b. Mendata partisipan: Sri Ratu Inggris, David (Perdana Menteri Inggris), Pejabat RI, Staf
Pejabat (staf khusus dan staf ahli), dan ajudan.
c. Gagasan pokok pada setiap peristiwa sesuai dengan yang ada pada bagian
struktur teks.
1) Abstraksi: Pejabat RI melakukan kunjungan kenegaraan.
2) Orientasi: Pejabat tertarik kepada kepemimpinan monarki Inggris.
3) Krisis:
• Cara Sri Ratu mempertahankan rasa hormat rakyat.
• Pendapat orang-orang yang pintar di sekeliling Sri Ratu.
• Pertanyaan ujian kepada David.
• Perdana Menteri Inggris menjawab dengan tepat pertanyaan Ratu.
• Pejabat pulang ke tanah air.
4) Reaksi:
• Pejabat RI meniru Sri Ratu kepada stafnya.
• Staf ahli meminta waktu untuk menjawab pertanyaan pejabat.
• Staf ahli menelepon ajudan meminta jawaban pertanyaan pejabat.
• Ajudan memberi jawaban dengan tepat.
• Staf ahli memberi jawabannya, yaitu Pak Ajudan.
• Pejabat ngeloyor lagi ke kamar tidur.

7
5) Koda: Pejabat berharap jawaban itu semua cuma mimpi buruk.
d. Latar tempat di Kerajaan Inggris dan kediaman pejabat. Latar waktu saat malam hari
dan pagi hari. Latar suasana membingungkan dan menjengkelkan.
e. Hikmah atau pesan yang ada di teks anekdot.
f. Mengabstraksi teks berdasarkan pokok-pokok penting tersebut.

4. Hasil Mengabstraksi Teks Anekdot “Pejabat Meniru Cara Ratu”

Pejabat Meniru Cara Ratu

Terjadi dialog antara Pejabat RI dengan Sri Ratu saat kunjungan bisnis ke Inggris. Pejabat
itu bertanya kepada Sri Ratu cara mempertahankan rasa hormat rakyat terhadapnya.
Jawaban Sri Ratu adalah karena dalam mengambil keputusan, dikelilingi orang-orang
yang pintar untuk bisa dimintai pendapatnya. Pejabat masih terlihat kebingungan. Ratu
mendemonstrasikan dengan menelepon David, perdana menterinya untuk menjawab
pertanyaan ujian.
“Ayahmu punya anak, ibumu punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan bukan pula
adikmu, siapakah anak itu ?"
David pun menjawab, "Anak itu adalah saya yang mulia."

Sepulangnya ke tanah air, pejabat langsung mencoba cara Ratu. Para staf khusus dan staf
ahli di kediamannya dikumpulkan dan bertanyalah pejabat, "Ayahmu punya anak, ibumu
punya anak. Anak itu bukan kakakmu dan bukan pula adikmu, siapakah anak itu?" salah
satu staf ahli meminta waktu tambahan untuk merundingkan jawabannya. Pejabat pun
pergi tidur.

Staf ahli langsung menelepon ajudan untuk meminta jawaban atas pertanyaan pejabat.
Dengan nada marah, ajudan menjawab, “Jika anak itu bukan kakak aku dan bukan pula
adikku, anak itu jelas adalah aku!"

Bangun dari tidur, pejabat mendatangi kumpulan staf-nya dan meminta jawabannya. Kata
salah seorang staf pejabat, "Sudah, Pak, anak itu adalah Pak Ajudan!" Mendapat jawaban
seperti itu, tanpa berkata apa pun pejabat ngeloyor lagi ke kamar tidur sambil berharap ini
semua hanya mimpi buruk.

8
LATIHAN SOAL

Bacalah teks anekdot di bawah ini dengan cermat untuk menjawab soal nomor 1–3.

Mengukur Kedalaman Banjir Memakai Badan

Banjir merupakan fenomena alam yang kerap terjadi di beberapa kota besar di Indonesia. Salah
satu wilayah yang rajin adalah ibu kota tercinta, Jakarta. Pada tahun 2015 kemarin, menjadi
berita utama di berbagai media berita.

Banyak sekali yang meliput mengenai betapa memprihatinkannya kondisi area yang terkena banjir.

Namun, dalam peliputan berita, para jurnalis kerap mengalami kesulitan dalam melakukan
pelaporan banjir besar yang melanda karena kebanyakan orang tidak mengukur dengan
satuan sentimeter, meter, dan inchi. Akan tetapi, menggunakan ukuran sendiri dengan ukuran
mata kaki, dengkul, betis, pinggang, bahkan dada.

Apalah daya si jurnalis tersebut, mau tidak mau ia harus tetap melaporkan berita sesuai
pemikirannya.

Akhirnya liputan mengenai banjir tetap bisa terlaksana dengan baik dengan menggunakan
ukuran sentimeter.
(Sumber: eduspensa.com)

1. Teks anekdot di atas adalah hasil memproduksi dengan ide cerita atau tema yang diambil,
yaitu ….
A. Jakarta sering kebanjiran
B. ukuran tinggi banjir di Jakarta
C. jurnalis kesulitan melaporkan berita banjir
D. jurnalis menggunakan ukuran banjir yang dipahami orang kebanyakan
E. Jakarta menjadi berita utama media massa

2. Bagian abstraksi teks anekdot tersebut dikembangkan dari gagasan pokok ….


A. banyak yang meliput banjir di Jakarta
B. jurnalis mengalami kesulitan
C. ukuran banjir kebanyakan orang Jakarta memakai badan

9
D. banjir kerap kali melanda Kota Jakarta
E. jurnalis melaporkan ketinggian banjir dengan satuan sentimeter

3. Kelucuan yang terdapat pada teks anekdot tersebut adalah ….


A. Jurnalis memberikan laporan berita banjir dengan menggunakan satuan sedengkul,
sepinggang, dan sedada orang dewasa.
B. Jurnalis sambil berendam banjir melaporkan hasil liputannya.
C. Jurnalis tetap melaporkan ketinggian banjir dengan satuan sentimeter sesuai dengan
pemikirannya.
D. Jurnalis membawa alat pengukur banjir dan mengukurnya sendiri.
E. Sambil memain-mainkan air banjir saat melaporkan berita.

Bacalah dengan cermat penggalan teks anekdot berikut untuk menjawab soal nomor 4 dan 5.

Nelayan : "Begini, aku mencoba membom ikan di dalam waduk dengan sebuah detonator
atau bom kecil kemudian berhasil, ada 3 ekor ikan mengambang di permukaan air
setelah alat yang saya gunakan meledak."
Napi : "Wah kalau cuman itu harusnya beberapa hari saja, tidak sampai seumur hidup
dong?"
Nelayan : "Belum selesai, permasalahannya adalah setelah ikan yang mengapung, tak lama
kemudian ada 2 mayat penyelam yang ikut mengapung!"

4. Hasil produksi teks anekdot tersebut harus disunting. Penyuntingan yang tepat di bawah
ini, kecuali ….
A. 3 ekor ikan seharusnya dua ekor ikan dan 2 mayat seharusnya dua mayat
B. membom seharusnya mengebom
C. menggunakan tanda baca koma (,) setelah wah
D. mengganti bom kecil kemudian menjadi bom kecil lalu
E. menggunakan tanda baca titik (.) setelah kata meledak

5. Pesan yang penulis maksud dalam penggalan teks anekdot tersebut adalah ….
A. Nelayan seharusnya tidak menggunakan bom untuk mendapatkan ikan.
B. Keputusan pengadilan bagi nelayan yang mengebom untuk dapat ikan terlalu lama.
C. Ikan yang berhasil dibom hanya tiga ekor padahal dapat mencelakakan manusia.
D. Bom atau detonator digunakan untuk kepentingan nelayan mendapatkan ikan jika
tidak membahayakan orang lain.
E. Bom dapat membunuh orang ada baiknya nelayan gunakan buat menangkap ikan.

10
6. Apabila kita memproduksi teks anekdot, hal yang terpenting perlu kita dahulukan adalah ….
A. Menulis judul semenarik mungkin karena judul sebagai daya pikat bagi pembaca.
B. Membuat kerangka teks sesuai dengan alur dan struktur teks anekdot agar jalinan
peristiwa menjadi enak dibaca.
C. Menentukan tema dengan unsur lucu, jengkel, atau konyol serta pesan yang ingin
disampaikan pembaca karena itulah yang menjadi ciri khas teks anekdot.
D. Membuat hal-hal lucu saja yang akan kita masukkan ke dalam teks anekdot karena
tujuan teks aneldot sekadar membuat orang tertawa.
E. Mencari bahan-bahan atau referensi dengan sering membaca buku-buku humor dan
sering berimajinasi.

7. Di bawah ini berhubungan dengan perihal mengabstraksi teks anekdot, kecuali ….


A. Mengabstraksi teks anekdot, yaitu meringkas teks anekdot menjadi lebih pendek dari
teks aslinya dan masih memperlihatkan sosok aslinya.
B. Ada dua cara mengabstraksi teks anekdot, yaitu merangkum dan ikhtisar.
C. Hanya unsur lucu saja yang kita masukkan ke dalam abstraksi, sedangkan unsur
sindiran ditiadakan.
D. Partisipan yang ada pada teks anekdot yang akan diabstraksi jangan sampai satu pun
yang tertinggal.
E. Latar harus termuat di dalam abstraksi.

Bacalah teks anekdot berikut untuk menjawab soal nomor 8–10.

Politisi Blusukan Banjir

Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan, termasuk Darman
(maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Darman mendatangi kampung
yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di sana banyak wartawan meliput sehingga dia
makin semangat menyerahkan bingkisan.

Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari strategi agar
tetap menjadi perhatian media. Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan
diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air. Darman berusaha
sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak berdaya, dia hanyut.

Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisa
diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di bangsal. Waktu itu, semua
bangsal penuh oleh orang pingsan. Darman kaget melihat orang yang ada di situ. Semuanya dia
kenal, para politisi sedang blusukan. Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di dinding:
“Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas”. Darman pingsan!
(Sumber: http://arje.blog.esaunggul.ac.id/)

11
8. Inti dari teks anekdot tersebut adalah ….
A. Para politisi yang blusukan dan niatnya tidak ikhlas akan mendapat bencana: hanyut
terbawa banjir.
B. Darman dapat diselamatkan oleh regu penolong saat terseret banjir cukup jauh.
C. Politisi blusukan banjir semuanya pingsan.
D. Politisi memberikan sumbangan kepada korban banjir dengan harapan di sorot media.
E. Tulisan doa di posko banjir “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas.”

9. Apabila kita ingin mengabstraksi teks anekdot tersebut harus semua partisipan masuk ke
dalam ringkasan. Partisipan yang tidak terdapat pada teks tersebut adalah ….
A. Darman
B. wartawan
C. regu penolong
D. masyarakat
E. polisi

10. Peristiwa penting pada malam Jumat, sejumlah politisi melakukan blusukan ke daerah-
daerah banjir. Mereka membawa sembako untuk dibagi-bagikan kepada korban banjir.
Tidak ketinggalan, Darman juga meninjau salah satu daerah yang menjadi korban banjir.
Ia menebar senyum dan menjadi pusat perhatian warga. Akan tetapi, Darman sial. Ia
terperosok ke selokan dan terseret oleh banjir. Darman ditolong oleh regu penyelamat.
Lalu, ia dibawa ke tempat yang aman. Darman pingsan setelah melihat ada tulisan “Ya
Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas” yang menempel di dinding.

Ringkasan di atas merupakan hasil mengabstraksi teks anekdot “Politisi Blusukan Banjir”.
Berikut ini pernyataan yang tidak menggambarkan perbedaan di antara hasil abstraksi
dan teks aslinya adalah .…
A. sejumlah politisi melakukan blusukan ke daerah-daerah banjir seharusnya paling
banyak ditemukan politisi
B. mereka membawa sembako untuk dibagi-bagikan kepada korban banjir seharusnya
bingkisan
C. “Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas” seharusnya “Ya Allah, hanyutkanlah
mereka yang tidak ikhlas”
D. lalu, ia dibawa ke tempat yang aman seharusnya dia dibawa ke posko kesehatan
E. setelah melihat ada tulisan seharusnya doa tertulis di dinding

12

Anda mungkin juga menyukai