NIS : 2203
X MIA 6
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karna atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik mungkin. Saya juga merasa beruntung karna memiliki Kedua Orang Tua
yang selalu memberikan doa dan dukungan agar makalah ini dapat selesai dengan
semaksimal mungkin. Selanjutnya saya juga ingin mengucapkan banyak
terimakasih kepada Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bapak Masrani M.pd,
yang telah banyak membimbing saya agar makalah ini dapat berjalan dengan baik
dan tidak lupa kepada semua teman-teman yang selalu menyemangati dan
mengingatkan saya agar makalah ini dapat selesai tepat waktu. Sekali lagi terima
kasih buat orang-orang yang telah banyak membantu saya dalam mengerjakan
tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Saya juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
agar berguna dalam penulisan makalah selanjutnya.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anekdot terkadang bersifat sindiran alami dan selalu disajikan
berdasarkan pada kejadian nyata yang melibatkan orang-orang yang
sebenarnya, apakah terkenal atau tidak. Namun, seiring waktu, modifikasi
pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu
menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tapi "terlalu bagus
untuk nyata". Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan
utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk
mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu
sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia
menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya.
Kata 'anekdot' dalam (Yunani: ἀνέκδοτον "tidak diterbitkan", secara
harfiah "tidak dikeluarkan") berasal dari Procopius of Caesarea, penulis
biografi dari Justinian I, yang membuat sebuah karya berjudἈνέκδοτα (Aul
nekdota, secara beragam diterjemahkan dengan Memoar yang tak diterbitkan
atau Kisah Rahasia), yaitu sebuah koleksi kejadian-kejadian singkat dari
kehidupan pribadi dari istana Bizantin. Secara bertahap, makna anekdot
dipakai untuk setiap kisah singkat yang digunakan untuk menekankan atau
mengilustrasikan apapun poin yang si penulis inginkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1. Apa pengertian dari teks anekdot?
2. Apa saja struktur dan ciri bahasa teks anekdot?
3. Bagaimana cara menulis teks anekdot?
4. Bagaimana cara menganalisis teks anekdot?
5. Bagaimana cara mengevaluasi teks anekdot?
4
6. Bagaimana cara menginterpretasi makna teks anekdot?
7. Seperti apakah contoh dari teks anekdot?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk menjelaskan pengertian dari teks anekdot.
2. Untuk memahami struktur dan ciri bahasa teks anekdot.
3. Untuk mengetahui cara menulis teks anekdot.
4. Untuk mengetahui cara menganalisis teks anekdot.
5. Untuk mengetahui cara mengevaluasi teks anekdot.
6. Untuk mengetahui cara menginterpretasi makna teks anekdot.
7. Untuk mengetahui contoh dari teks anekdot.
BAB II
PEMBAHASAN
5
Menurut para ahli, anekdot adalah sebuah cerita singkat yang lucu
dan menarik yang menggambarkan kejadian seseorang atau terhadap gagasan
tertentu. Sedangkan pengertian anekdot menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indoneisa) yang dituliskan bahwa anekdot adalah cerita lucu karena menarik
dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan
berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Dengan bentuk dan gambaran yang
singkat dan pendek, anekdot mempunyai sifat yang lentur sehingga memiliki
banyak pembaca. Meskipun tujuan anekdot adalah untuk menghibur, tetapi
ada maksud tersembunyi dari penulisnya.
6
sedangkan peribahasa adalah kalimat yang memiliki makna kias.
Contoh : daun muda yang bermakna gadis (ungkapan).
2. Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan,
dan lawan kata atau antonim.
Contoh:
Peristiwa yang terjadi di Indonesia diandaikan jika terjadi di negeri
orang (sindiran dengan pengandaian).
Badannya semakin lama semakin kurus seperti es lilin (perbandingan).
Orang pintar dikatakan bodoh dan orang bodoh dikatakan pintar
(antonim).
3. Pertanyaan retoris
Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
Contoh : Apakah kamu mau meninggal hari ini?
4. Kalimat yang menyatakan ajaran moral/pesan kebaikan
5. Kalimat yang mengandung unsur lucu/konyol/jengkel
6. Konjungsi
Konjungsi adalah kata hubung. Kata hubung yang sering digunakan
dalam teks anekdot adalah kata hubung waktu (konjungsi temporal) yaitu
setelah, lalu, kemudian dan sebab-akibat yaitu, maka, karena, oleh sebab
itu. Kalimat pengandaian digunakan penulis untuk berandai-andai.
7
3. Menentukan pesan yang akan disampaikan atau sindiran yang akan
disampaikan bisa tersirat (implisit) maupun tersurat (eksplisit)
Contoh:
Katakanlah hal kebenaran.
Perhatikan kehidupan orang miskin.
Kesenangan sesaat akan menghancurkan masa depan.
4. Menentukan unsur lucu/konyol/jengkel
Contoh:
Ibu yang memuji tindakan anak yang salah.
5. Menentukan alur cerita berdasarkan struktur teks anekdot
6. Mengembangkan struktur teks anekdot berdasarkan struktur yang sudah
dibuat tadi
7. Menyunting teks
Menyunting yaitu mengoreksi teks yang sudah dibuat. Koreksi teks
berdasarkan kesesuaian isi dengan topik, kaidah, dan bahasa.
8. Merevisi teks sesuai dengan hasil suntingan
Pada tahap ini, penulis menulis ulang teks yang sudah disunting atau
dikoreksi
9. Pengendapan ide
Teks yang sudah dibuat diendapkan dulu atau ditinggalkan dulu, setelah
beberapa jam, teks yang sudah ditulis bacalah! Apakah masih ada yang
salah? Atau sudah sesuai dengan harapan? Kalau masih ada yang salah perlu
dibenahi lagi.
10. Memberi judul
Judul yang dipilih haruslah yang menarik pembaca
8
2. Memahami teks
3. Menganalisis struktur teks yaitu memisahkan bagian abstraksi, orientasi,
krisis, reaksi, dan koda
4. Menemukan kata kias, konjungsi, kalimat retoris (jika ada)
5. Menemukan kalimat yang mengandung unsur lucu/konyol/jengkel
6. Menentukan sindiran
7. Menentukan amanat atau pesan moral
9
1. Pak Kamil memelihara 5 kambing hitam.
2. Dia merasa sudah dijadikan kambing hitam dalam peristiwa kebakaran
semalam.
Kata kambing hitam pada kalimat pertama bermakna denotasi yang artinya
kambing yang berwarna hitam. Sedangkan, kata kambing hitam dalam
kalimat kedua bermakna konotasi yang artinya dipersalahkan atau dijadikan
tumpuan kesalahan.
2) Istilah
Istilah dalam bahasa Indonesia adalah kata yang merujuk pada konsep yang
khas dari bidang tertentu.
Contoh:
1. Benalu artinya tanaman yang menempel pada tanaman lain dan
mengambil makanan dari tanaman yang dijadikan inangnya.
2. Suku cadang artinya komponen kendaraan yang dijadikan untuk
perbaikan kerusakan
3) Ungkapan
Ungkapan adalah gabungan kata yang menghasilkan makna baru.
Contoh:
1. Tangan besi artinya memerintah dengan keras.
2. Bertangan dingin artinya selalu berhasil dalam melakukan sesuatu.
3. Naik kuda hijau artinya dalam keadaan mabuk.
G. Cara mengonversi teks anekdot menjadi teks monolog dan teks drama
Ada beberapa bentuk teks anekdot, yakni naratif (monolog), dialog
(drama), dan puisi.
Bentuk teks anekdot bisa diubah dari naratif (monolog) menjadi dialog
(drama) atau sebaliknya dari dialog (drama) menjadi teks monolog (naratif).
10
11