Batuk dan lemas terceruk Marah dan terbaret-baret Cinta membuat kita bertahan dengan secuil redup harapan
Kita berjalan terseok-seok
Mengira lelah akan hilang di ujung terowongan yang terang Namun cinta tidak membawa kita memahami satu sama lain
Kadang kita merasa beruntung
Namun harusnya kita merenung Akankah kita sampai di altar Dengan berlari terpatah-patah Mengapa cinta tak mengajari kita Untuk berhenti berpura-pura?
Kita meleleh dan tergerus
Serut-serut sinar matahari Sementara kita sudah lupa rasanya mengalir bersama kehidupan Melupakan hal-hal kecil yang dulu termaafkan
Mengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa marah dengan keadaan? Mengapa lari ketika sesuatu membengkak jika dibiarkan? Kita percaya pada cinta Yang borok dan tak sederhana Kita tertangkap jatuh terperangkap Dalam balada orang-orang tercinta CONTOH PUISI ROMANSA Sajak Putih Karya: Chairil Anwar
Buat tunanganku Mirat
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja Di hitam matamu kembang mawar dan melati Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa Dan dalam dadaku memerdu lagu Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah Selama kau darah mengalir dari luka Antara kita Mati datang tidak membelah
Buat miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
Dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini! Kucuplah aku terus, kucuplah Dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku CONTOH PUISI ELEGI
Seorang Musafir Tua
Karya: Moeflich Hasbullah
Selamat tinggal siang
aku harus kembali pada pelukan malam letih sekali rasanya hari ini telah ketelusuri semua lorong mata angin menyapa setiap butir kehidupan kutinggalkan jejak-jejak langkah pada setiap debu jalanan kutorehkan catatan di setiap sudut persinggahan Pada luasnya samudra, kusimpan kenangan pada kapal-kapal pada dalamnya laut, kutinggalkan cerita pada ikan-ikan pada riak ombak, kutitipkan nyanyian kerinduan pada pasir pantai, kulukiskan sketsa kehidupan pada anak-anak jalanan, kutanamkan benih-benih harapan pada diri, kesembunyikan beratnya kehidupan pada batu-batu karang, kuguratkan prasasti kesaksian: bahwa arti hidup adalah melangkah dan melangkah! Wahai senja, jemputlah, aku kelelahan! mega-mega yang perkasa, tolong antar matahari ke peraduan duhai malam, tolong nyalakan rembulan gubukku yang setia, sambutlah ini aku datang tikar dan selimut tolong hamparkan CONTOH PUISI SERENADA
SERENADA MERAH PADAM
Sekawan kucing berpasang-pasangan mengeyong di kegelapan. Sekawan kucing mengeyong dengan bising mengeyong dengan panas di kegelapan. Manisku! Manisku! Sekawan kucing berpasang-pasang saling menggosokkan tubuhnya di kegelapan.
Seekor kucing jantan
menyapukan kumisnya yang keras ke bulu perut betinanya. Maka yang betina berguling-guling di atas debu tanah. Menggeliat dan berguling-guling tak terang pandang matanya.
Serta dari mulutnya
keluar suara panjang, kerna telah dilemahkan seluruh urat badannya. Manisku! Manisku! Dengarlah bunyi kucing mengganas di kegelapan. Seekor kucing jantan menggeram dengan dalam di leher betinanya. Maka selagi sang betina kecapaian ia pun menyeringai di kegelapan. CONTOH PUISI ODE Teratai Karya : Sanusi Pane
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai Tersembunyi kembang indah permai Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri Laksmi mengarang Biarpun ia diabaikan orang Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat Biarpun engkau tidak diminat Engkau turut menjaga Zaman CONTOH PUISI SATIRE
Entah, andai Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya
Amplop amplop di negeri amplop mengatur dengan teratur
Hal hal yang tak teratur menjadi teratur
Hal hal yang teratur menjadi tak teratur
Memutuskan putusan yang tak putus
Membatalkan putusan yang sudah putus
Amplop amplop menguasai penguasa
Dan mengendalikan orang orang biasa
Amplop amplop membeberkan dan menyembunyikan
Mencairkan dan membekukan
Mengganjal dan melicinkan
Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa nafsu
Orang sakti bisa mati
CONTOH PUISI KRITIK SOSIAL
ADA APA DENGAN INDONESIA ?
Oleh: Iis Sugiarti
ada apa denganmu, Indonesia?
harga penghidupan naik,
ke langit kaum kolong bumi terkapar menanak batu berasap luka mencipta tawa kaum berada
ada apa denganmu, Indonesia?
katanya bumimu subur seharusnya rakyatmu makmur namun kini mereka lekang terserimpung pelakon politik
ada apa denganmu, Indonesia?
semakin tua umurmu semakin renta pemerintahanmu kenapa wakil rakyat alih fungsi menjala uang dari kantong negeri lalu berkelit di hadapan hakim ada apa denganmu, Indonesia?
kenapa kau pincingkan matamu
pada tragedi kesengsaraan rakyat, yang kini berumah di bawah payung hitam sambil memamah sekam