“ DRAMA “
NO NAMA NIM
1. NURUL RISMAWATI 1902101058
2. DEVITA SABRINA A. 1902101067
3. FANNY FADHILLAH A.F 1902101083
4. RICO ARDIANSYAH 1902101081
5. FIORENNICA AGUSTIN 1902101085
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah yang berjudul “Naskah Drama” ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, guna memenuhi tugas mata kuliah Kajian
Kebahasaan dan Kesastraan Indonesia.
Makalah ini dibuat dengan harapan agar yang membaca mendapatkan ilmu yang
bermanfaat serta membuka wawasan pembaca tentang drama itu sendiri.
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Hakikat Drama................................................................................................................2
B. Jenis Drama.....................................................................................................................2
C. Unsur Pembentuk Drama................................................................................................4
D. Membuat Drama..............................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah
imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan
kreatif pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk
mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada
umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan
sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan
eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Drama adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang, bahkan di zaman
ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang drama. Contohnya sinetron, film
layar lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk
hidup. Selain itu, seni drama juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini,
penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta menjadi terkenal,
tetapi sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang
profesionalitas agar dapat berkembang terus.
B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian hakikat drama?
b) Bagaimana jenis drama dalam bahasa Indonesia
c) Bagaimana menjelaskan dan menganalilis unsur pembentuk drama dalam
bahasa Indonesia?
d) Bagaimana membuat drama satu babak dengan kaidah penulisan drama?
C. Tujuan
a) Untuk menjelaskan hakikat dari drama
b) Untuk mengidentifikasi jenis drama dalam bahasa Indonesia
c) Untuk menjelaskan dan menganalisis unsur pembentuk drama dalam bahasa
Indonesia
d) Membuat drama satu babak dengan kaidah penulisan drama
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku,
bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Drama adalah hidup yang
dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG
Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara. Drama (Yunani Kuno) adalah satu
bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini
berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan
dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga
terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.
Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan
secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada (Budianta
dkk., 2002: 95). Dalam pertunjukkan drama yang paling penting adalah dialog atau
percakapan yang terjadi di atas panggung karena dialog tersebut menentukan isi dari
cerita drama yang dipertunjukkan. Tujuan utama drama adalah untuk dipertunjukkan
di atas panggung,namun drama juga bias dibaca seperti layaknya puisi, prosa, atau
novel. Dalam proses membaca sebuah drama pikiran dan perasaan akan
membayangkan bagaimana dialog-dialog yang dibaca diungkapkan dalam sebuah
pertunjukkan. Oleh karena itu, drama termasuk jenis karya sastra imajinatif.
Pada umumnya, naskah-naskah drama dibagi ke dalam babak-babak. Babak
adalah bagian dari naskah drama yang merangkum semua peristiwa yang terjadi di
suatu tempat pada urutan waktu tertentu. Suatu babak biasanya dibagi lagi ke dalam
adegan. Adegan adalah peristiwa berhubung datangnya atau perginya seseorang atau
lebih tokoh cerita ke atas pentas. Drama yang terdiri atas tiga atau lima babak disebut
drama panjang. Kalau drama itu terdiri atas satu babak disebut drama pendek atau
sering disebut drama satu babak (Sumardjo & Saini, 1986: 32).
B. Jenis Drama
1. Berdasarkan isi ceritanya
Drama tragedy (drama duka), Tragedy atau drama duka adalah drama
yang melukiskan kisah sedih yang besar dan agung. Contonya Hamlet,
Othello, dan Macbet karya William Shakespeare
Melodrama, Melodrama adalah drama yang sangat menyentuh
perasaan (sentimental), mendebarkan hati, dan mengharukan.
Contonya Hamlet, Othello, dan Macbet karya William Shakespeare
Komedi (drama ria), Komedi adalah drama ringan yang sifatnya
menghibur dan didalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat
menyindir dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Contohnya A
Midsummer Night’s Dream karya William Shakespeare
Dagelan, Dagelan adalah drama kocak dan ringan. Isi cerita dagelan
biasanya kasar, lentur, dan vulgar. Dalam dagelan tidak terdapat
kesetiaan terhadap alur cerita. Contohnya ketoprak dan wayang
2. Berdasarkan cara penyajianya
Closed Drama (drama untuk dibaca), Closed drama adalah drama yang
dibuat hanya untuk dibaca dan hanya indah untuk dibaca.
Drama treatikal (Drama yang dipentaskan), Drama treatikal adalah
drama yang dapat dipentaskan. Drama treatikal dipentaskan di atas
pentas atau panggung.
Drama radio, Drama radio adalah drama yang ditayangkan atau
dipentaskan melalui radio. Drama radio mementingkan dialog yang
diucapkan melalui media radio.
Drama televise, Drama televisi adalah drama yang ditayangkan atau
dipentaskan melalui media televisi. Contonya sinetron dan film
3. Berdasarkan bentuknya
Sandiwara, Sandiwara berasal dari dua kata bahasa jawa, yaitu sandi
yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara berarti
suatu pengajaran yang diberikan secara rahasia dalam bentuk tontonan.
Contonya Romeo dan Juliet
Teater rakyat, Teater rakyat adalah segala jenis tontonan yang
dipertunjukan di depan orang banyak dan bersifat kerakyatan.
Contohnya Mak Yong, Randai, Lenong
Opera, Opera adalah drama yang berisikan nyanyian dan music pada
saat pementasanya. Contohnya West Side Story, The Fantasticks, Hair,
A Chorus Line, Les Misérables, The Phantom of the Opera, Rent, The
Producers dan Wicked.
Sendratari, Sendratari adalah seni drama tari atau drama tanpa dialog
dari pemainanya. Suasana dan adegan dinyatakan dengan gerak yang
berunsur tari. Contonya Ramayana, Mahabrata dan Panji
Pantomim, Pantomim adalah pertunjukan drama tanpa kata-kata yang
hanya dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah biasanya diiringi
music. Contohnya Mr Bean, Tom and Jerry
Operet atau Operette, Operet adalah opera yang ceritanya lebih
pendek. Contonya Pantomim
Passie, Passie adalah drama yang mengandung unsur agama atau
religius. Contonya wali songo
Wayang, Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka
wayang. Contohnya wayang kulit, wayang golek, wayang beber
Minikata, Drama dengan cakapan singkat yang mengandalkan gerak
treatikal.
4. Menurut masanya drama dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu
Drama Baru (Modern), Drama baru adalah drama yang memiliki
tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang
umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. Contonya sinetron,
opera, film
Drama Lama (Klasik), Drama lama adalah drama khayalan yang
umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau
kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain
sebagainya. Contonya wayang, lenong, ketoprak
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik drama merupakan unsur-unsur pembentuk drama dari
luar. Komponen-komponen yang termasuk sebagai unsur ekstrinsik drama
antara lain adalah :
1) Latar belakang pengarang
2) Nilai agama dan kepercayaan
3) Kondisi politik negara
4) Psikologis pengarang
5) Situasi sosial budaya
Latar belakang pengarang, tentu berbeda-beda, sehingga menghasilkan
karya drama yang berbeda-beda pula antar satu pengarang dengan pengarang
lain. Nilai-nilai lain seperti nilai agama, politik, sosial dan budaya juga turut
mempengaruhi drama. Hal ini melandasi jalan cerita hingga perwatakan yang
dibuat oleh pengarang. Kondisi psikologis pengarang juga turut menjadi unsur
ekstrinsik drama yang cukup penting.
D. Membuat Drama
Langkah – langkah :
1. Menentukan tema
Tema merupakan unsur yang sangat penting dalam penulisan naskah, baik
puisi, prosa, maupun drama. Tema merupakan gagasan pokok yang
terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik
melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya kehidupan,
persahabatan, kesedihan, dan kesedihan. Kriteria tema yang baik yaitu:
1) Aktual, Aktual dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar
terjadi atau sesuai dengan kenyataan.
2) Tidak menyinggung SARA, SARA adalah kependekan dari suku,
agama, ras, dan antargolongan. Artinya, tema sebuah karya sastra tidak
boleh menyinggung suku, agama, ras, atau antargolongan tertentu.
3) Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi pembacanya, Tema
sebuah cerita yang baik adalah yang dapat memberikan pengajaran dan
pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema yang dipilih
bukanlah tema yang tidak bermanfaat.
2. Mendata Satuan Peristiwa
Peristiwa yang kita alami sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk
menulis sebuah naskah drama. Coba pilihlah satu peristiwa yang paling
berkesan atau sangat istimewa dalam kehidupanmu untuk diangkat menjadi
naskah drama. Pada materi ini, kita akanmempelajari cara membuat naskah
drama satu babak. Satu babak dalam naskah drama terdiri atas beberapa
adegan. Sebuah drama terdiri atas beberapa babak. Babak adalah bagian besar
dalam suatu drama atau lakon yang terdiri atas beberapa adegan. Adegan
adalah bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi atau posisi
pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri atas satuan-satuan peristiwa.
3. Menyusun Sinopsis/Kerangka
Contoh identifikasi peristiwa yang umumnya pernah dialami, yaitu
a. Saat pertama kali belajar naik sepeda,
b. Saat menanti pengumuman kelulusan dari Sekolah Dasar,
c. Saat orang tua sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, datalah
satuan-satuan peristiwa. Satuan-satuan peristiwa tersebut telah menjadi
kerangka dasar. Setelah langkah ini, satuan-satuan peristiwa tersebut dapat
dibuat menjadi sebuah sinopsis. Data satuan peristiwa yang sudah disusun
kemudian dikembangkan menjadi sinopsis atau kerangka naskah yang
selanjutnya disusun menjadi naskah drama satu babak. Setiap karangan
biasanya terdiri atas tiga bagian struktur pokok atau kerangka karangan, yaitu :
a. Pendahuluan
Bagian pendahuluan adalah bagian yang menjelaskan tema yang akan
diterangkan pada karya tulis tersebut secara padat, jelas, dan ringkas
kepada para pembaca.
b. Puncak/Klimaks.
Bagian klimaks adalah bagian yang memunculkan konflik cerita yang
terjadi di antara tokoh-tokoh. Kejadian dalam konflik bisa bermacam-
macam bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang rumit,
c. Penyelesaian
Bagian Penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian
dari konflik dalam cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir
bahagia dan bisa juga berakhir tragis.
4. Mengembangkan Sinopsis Menjadi Naskah Satu Babak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan
secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada. Dalam
pertunjukkan drama yang paling penting adalah dialog atau percakapan yang terjadi di
atas panggung karena dialog tersebut menentukan isi dari cerita drama yang
dipertunjukkan. Jenis-jenis dari drama terdapat drama berdasarkan isi ceritanya,
berdasarkan cara penyajianya, berdasarkan bentuknya, drama berdasarkan masanya
dibagi menjadi drama modern dan drama klasik. Unsur-unsur drama terdiri dari unsur
ekstrinsik (dari luar) dan unsur intrisik (dari dalam).
B. Saran
Sebuah naskah drama hendaknya tidak semata-mata hanya diciptakan tanpa
mempunyai tujuan atau manfaat bagi pembaca atau penonton jika naskah tersebut
dipentaskan. Sebuah naskah drama hendaknya mempunyai pesan-pesan yang
mendidik di dalamnya yang dikemas secara menarik melalui konflik-konflik dalam
setiap adegan yang dibuat. Selain itu, naskah drama akan lebih bagus jika kontekstual
dengan situasi jaman, maksudnya adalah informasi atau keadaan yang diceritakan di
dalamnya tidak ketinggalan jaman dan mampu mencerminkan kondisi jamannya.
DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII, Semarang: CV. Aneka
Ilmu
Yuli eti, Nunung, dkk, 2005, Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Klaten: Intan Pariwara
Syamsuddin. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Mujiyanto, Yant. 2007. Panduan Pembelajaran Bahasa Indonesia XI. Surakarta: Mediatama.
Efendi, Joko Santoso Anwar. 2005. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA
XI. Surabaya: SIC