Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KAJIAN KEBAHASAAN DAN KESASTRAAN INDONESIA

“ DRAMA “

Dosen Pengampu : Cerianing Putri Pratiwi, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 7

NO NAMA NIM
1. NURUL RISMAWATI 1902101058
2. DEVITA SABRINA A. 1902101067
3. FANNY FADHILLAH A.F 1902101083
4. RICO ARDIANSYAH 1902101081
5. FIORENNICA AGUSTIN 1902101085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah yang berjudul “Naskah Drama” ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya, guna memenuhi tugas mata kuliah Kajian
Kebahasaan dan Kesastraan Indonesia.

Makalah ini dibuat dengan harapan agar yang membaca mendapatkan ilmu yang
bermanfaat serta membuka wawasan pembaca tentang drama itu sendiri.

Semoga makalah ini  dapat menambah pengetahuan kita, khususnya selaku


penulis, kami sadar dalam makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal isi maupun
penulisan, untuk itu penulis sampaikan maaf yang sebesar besarnya dan mengharapkan kritik
dan saran yang dapat membangun untuk penyusunan makalah kedepannya. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Hakikat Drama................................................................................................................2
B. Jenis Drama.....................................................................................................................2
C. Unsur Pembentuk Drama................................................................................................4
D. Membuat Drama..............................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah
imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan
kreatif pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk
mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada
umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan
sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan
eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).

Drama adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang, bahkan di zaman
ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang drama. Contohnya sinetron, film
layar lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain yang menggambarkan kehidupan makhluk
hidup. Selain itu, seni drama juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal ini,
penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta menjadi terkenal,
tetapi sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang
profesionalitas agar dapat berkembang terus.

B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian hakikat drama?
b) Bagaimana jenis drama dalam bahasa Indonesia
c) Bagaimana menjelaskan dan menganalilis unsur pembentuk drama dalam
bahasa Indonesia?
d) Bagaimana membuat drama satu babak dengan kaidah penulisan drama?

C. Tujuan
a) Untuk menjelaskan hakikat dari drama
b) Untuk mengidentifikasi jenis drama dalam bahasa Indonesia
c) Untuk menjelaskan dan menganalisis unsur pembentuk drama dalam bahasa
Indonesia
d) Membuat drama satu babak dengan kaidah penulisan drama
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku,
bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Drama adalah hidup yang
dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG
Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara. Drama (Yunani Kuno) adalah satu
bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini
berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan
dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga
terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.
Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan
secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada (Budianta
dkk., 2002: 95). Dalam pertunjukkan drama yang paling penting adalah dialog atau
percakapan yang terjadi di atas panggung karena dialog tersebut menentukan isi dari
cerita drama yang dipertunjukkan. Tujuan utama drama adalah untuk dipertunjukkan
di atas panggung,namun drama juga bias dibaca seperti layaknya puisi, prosa, atau
novel. Dalam proses membaca sebuah drama pikiran dan perasaan akan
membayangkan bagaimana dialog-dialog yang dibaca diungkapkan dalam sebuah
pertunjukkan. Oleh karena itu, drama termasuk jenis karya sastra imajinatif.
Pada umumnya, naskah-naskah drama dibagi ke dalam babak-babak. Babak
adalah bagian dari naskah drama yang merangkum semua peristiwa yang terjadi di
suatu tempat pada urutan waktu tertentu. Suatu babak biasanya dibagi lagi ke dalam
adegan. Adegan adalah peristiwa berhubung datangnya atau perginya seseorang atau
lebih tokoh cerita ke atas pentas. Drama yang terdiri atas tiga atau lima babak disebut
drama panjang. Kalau drama itu terdiri atas satu babak disebut drama pendek atau
sering disebut drama satu babak (Sumardjo & Saini, 1986: 32).

B. Jenis Drama
1. Berdasarkan isi ceritanya
 Drama tragedy (drama duka), Tragedy atau drama duka adalah drama
yang melukiskan kisah sedih yang besar dan agung. Contonya Hamlet,
Othello, dan Macbet karya William Shakespeare
 Melodrama, Melodrama adalah drama yang sangat menyentuh
perasaan (sentimental), mendebarkan hati, dan mengharukan.
Contonya Hamlet, Othello, dan Macbet karya William Shakespeare
 Komedi (drama ria), Komedi adalah drama ringan yang sifatnya
menghibur dan didalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat
menyindir dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Contohnya A
Midsummer Night’s Dream karya William Shakespeare
 Dagelan, Dagelan adalah drama kocak dan ringan. Isi cerita dagelan
biasanya kasar, lentur, dan vulgar. Dalam dagelan tidak terdapat
kesetiaan terhadap alur cerita. Contohnya ketoprak dan wayang
2. Berdasarkan cara penyajianya
 Closed Drama (drama untuk dibaca), Closed drama adalah drama yang
dibuat hanya untuk dibaca dan hanya indah untuk dibaca.
 Drama treatikal (Drama yang dipentaskan), Drama treatikal adalah
drama yang dapat dipentaskan. Drama treatikal dipentaskan di atas
pentas atau panggung.
 Drama radio, Drama radio adalah drama yang ditayangkan atau
dipentaskan melalui radio. Drama radio mementingkan dialog yang
diucapkan melalui media radio.
 Drama televise, Drama televisi adalah drama yang ditayangkan atau
dipentaskan melalui media televisi. Contonya sinetron dan film
3. Berdasarkan bentuknya
 Sandiwara, Sandiwara berasal dari dua kata bahasa jawa, yaitu sandi
yang berarti rahasia dan warah yang berarti ajaran. Sandiwara berarti
suatu pengajaran yang diberikan secara rahasia dalam bentuk tontonan.
Contonya Romeo dan Juliet
 Teater rakyat, Teater rakyat adalah segala jenis tontonan yang
dipertunjukan di depan orang banyak dan bersifat kerakyatan.
Contohnya Mak Yong, Randai, Lenong
 Opera, Opera adalah drama yang berisikan nyanyian dan music pada
saat pementasanya. Contohnya West Side Story, The Fantasticks, Hair,
A Chorus Line, Les Misérables, The Phantom of the Opera, Rent, The
Producers dan Wicked.
 Sendratari, Sendratari adalah seni drama tari atau drama tanpa dialog
dari pemainanya. Suasana dan adegan dinyatakan dengan gerak yang
berunsur tari. Contonya Ramayana, Mahabrata dan Panji
 Pantomim, Pantomim adalah pertunjukan drama tanpa kata-kata yang
hanya dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah biasanya diiringi
music. Contohnya Mr Bean, Tom and Jerry
 Operet atau Operette, Operet adalah opera yang ceritanya lebih
pendek. Contonya Pantomim
 Passie, Passie adalah drama yang mengandung unsur agama atau
religius. Contonya wali songo
 Wayang, Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka
wayang. Contohnya wayang kulit, wayang golek, wayang beber
 Minikata, Drama dengan cakapan singkat yang mengandalkan gerak
treatikal.
4. Menurut masanya drama dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu
 Drama Baru (Modern), Drama baru adalah drama yang memiliki
tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang
umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. Contonya sinetron,
opera, film
 Drama Lama (Klasik), Drama lama adalah drama khayalan yang
umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau
kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain
sebagainya. Contonya wayang, lenong, ketoprak

C. Unsur Pembentuk Drama


Secara umum unsur-unsur drama dibedakan menjadi unsur intrinsik dan ekstrinsik
drama.
1. Unsur Intrinsik
1) Tema, tema dalam drama merupakan salah satu unsur intrinsik drama.
Pengertian tema pada drama merupakan ide pokok atau gagasan utama
sebuah cerita drama. Bisa dibilang bahwa tema adalah gagasan pokok
dari keseluruhan isi cerita dalam drama.
2) Alur, Yang dimaksud alur dalam drama adalah jalan cerita dari sebuah
pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga babak terakhir. Alur
disebut juga dengan istilah plot. Umumnya alur cerita dimulai dari
tahapan eksposisi, komplikasi, klimaks dan resolusi.
3) Tokoh, Yang dimaksud tokoh merupakan pemeran yang ada dalam
cerita. Tokoh dibedakan menjadi beberapa jenis misalnya seperti tokoh
protagonis atau tokoh utama serta tokoh figuran yang menjadi peran
pembantu.
4) Latar / Setting, Latar terdiri dari latar tempat untuk menggambarkan
lokasi drama, latar waktu untuk memberi info kapan terjadinya adegan
dalam drama serta latar situasi untuk menjelaskan suasana dalam cerita
di drama tersebut.
5) Dialog, Pengertian dialog merupakan serangkaian percakapan dalam
cerita. Dialog bisa terdiri satu tokoh dengan tokoh yang lain, bisa juga
berupa dialog sendiri atau disebut sebagai monolog, Adanya dialog
memberi penjelasan terkait jalannya cerita, biasanya juga disertai gaya
atau mimik wajah
6) Bahasa, Bahasa merupakan kata-kata yang digunakan dalam
percakapan cerita drama. Bahasa juga bisa menggambarkan watak
tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi.
7) Konflik, Arti konflik adalah pertentangan atau masalah yang terjadi
pada suatu drama. Adanya konflik menjadi inti permasalahan yang ada
dalam drama. Dalam sebuah drama bisa terjadi 1 konflik atau bahkan
lebih.
8) Amanat, Yang dimaksud amanat adalah pesan yang ingin disampaikan
oleh pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan
disampaikan melalui peran para tokoh dalam cerita drama.

2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik drama merupakan unsur-unsur pembentuk drama dari
luar. Komponen-komponen yang termasuk sebagai unsur ekstrinsik drama
antara lain adalah :
1) Latar belakang pengarang
2) Nilai agama dan kepercayaan
3) Kondisi politik negara
4) Psikologis pengarang
5) Situasi sosial budaya
Latar belakang pengarang, tentu berbeda-beda, sehingga menghasilkan
karya drama yang berbeda-beda pula antar satu pengarang dengan pengarang
lain. Nilai-nilai lain seperti nilai agama, politik, sosial dan budaya juga turut
mempengaruhi drama. Hal ini melandasi jalan cerita hingga perwatakan yang
dibuat oleh pengarang. Kondisi psikologis pengarang juga turut menjadi unsur
ekstrinsik drama yang cukup penting.

D. Membuat Drama
Langkah – langkah :
1. Menentukan tema
Tema merupakan unsur yang sangat penting dalam penulisan naskah, baik
puisi, prosa, maupun drama. Tema merupakan gagasan pokok yang
terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik
melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya kehidupan,
persahabatan, kesedihan, dan kesedihan. Kriteria tema yang baik yaitu:
1) Aktual, Aktual dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar
terjadi atau sesuai dengan kenyataan.
2) Tidak menyinggung SARA, SARA adalah kependekan dari suku,
agama, ras, dan antargolongan. Artinya, tema sebuah karya sastra tidak
boleh menyinggung suku, agama, ras, atau antargolongan tertentu.
3) Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi pembacanya, Tema
sebuah cerita yang baik adalah yang dapat memberikan pengajaran dan
pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema yang dipilih
bukanlah tema yang tidak bermanfaat.
2. Mendata Satuan Peristiwa
Peristiwa yang kita alami sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk
menulis sebuah naskah drama. Coba pilihlah satu peristiwa yang paling
berkesan atau sangat istimewa dalam kehidupanmu untuk diangkat menjadi
naskah drama. Pada materi ini, kita akanmempelajari cara membuat naskah
drama satu babak. Satu babak dalam naskah drama terdiri atas beberapa
adegan. Sebuah drama terdiri atas beberapa babak. Babak adalah bagian besar
dalam suatu drama atau lakon yang terdiri atas beberapa adegan. Adegan
adalah bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi atau posisi
pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri atas satuan-satuan peristiwa.
3. Menyusun Sinopsis/Kerangka
Contoh identifikasi peristiwa yang umumnya pernah dialami, yaitu
a. Saat pertama kali belajar naik sepeda,
b. Saat menanti pengumuman kelulusan dari Sekolah Dasar,
c. Saat orang tua sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang pernah dialami, datalah
satuan-satuan peristiwa. Satuan-satuan peristiwa tersebut telah menjadi
kerangka dasar. Setelah langkah ini, satuan-satuan peristiwa tersebut dapat
dibuat menjadi sebuah sinopsis. Data satuan peristiwa yang sudah disusun
kemudian dikembangkan menjadi sinopsis atau kerangka naskah yang
selanjutnya disusun menjadi naskah drama satu babak. Setiap karangan
biasanya terdiri atas tiga bagian struktur pokok atau kerangka karangan, yaitu :
a. Pendahuluan
Bagian pendahuluan adalah bagian yang menjelaskan tema yang akan
diterangkan pada karya tulis tersebut secara padat, jelas, dan ringkas
kepada para pembaca.
b. Puncak/Klimaks.
Bagian klimaks adalah bagian yang memunculkan konflik cerita yang
terjadi di antara tokoh-tokoh. Kejadian dalam konflik bisa bermacam-
macam bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang rumit,
c. Penyelesaian
Bagian Penyelesaian adalah bagian yang berisi jawaban penyelesaian
dari konflik dalam cerita. Kesimpulan akhir cerita bisa berakhir
bahagia dan bisa juga berakhir tragis.
4. Mengembangkan Sinopsis Menjadi Naskah Satu Babak
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan
secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada. Dalam
pertunjukkan drama yang paling penting adalah dialog atau percakapan yang terjadi di
atas panggung karena dialog tersebut menentukan isi dari cerita drama yang
dipertunjukkan. Jenis-jenis dari drama terdapat drama berdasarkan isi ceritanya,
berdasarkan cara penyajianya, berdasarkan bentuknya, drama berdasarkan masanya
dibagi menjadi drama modern dan drama klasik. Unsur-unsur drama terdiri dari unsur
ekstrinsik (dari luar) dan unsur intrisik (dari dalam).

B. Saran
Sebuah naskah drama hendaknya tidak semata-mata hanya diciptakan tanpa
mempunyai tujuan atau manfaat bagi pembaca atau penonton jika naskah tersebut
dipentaskan. Sebuah naskah drama hendaknya mempunyai pesan-pesan yang
mendidik di dalamnya yang dikemas secara menarik melalui konflik-konflik dalam
setiap adegan yang dibuat. Selain itu, naskah drama akan lebih bagus jika kontekstual
dengan situasi jaman, maksudnya adalah informasi atau keadaan yang diceritakan di
dalamnya tidak ketinggalan jaman dan mampu mencerminkan kondisi jamannya.
DAFTAR PUSTAKA

Maryati, Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII, Semarang: CV. Aneka
Ilmu

Noor, Redyanto, dkk, 2004, Pengantar Pengkajian Sastra, Semarang: fasindo

Yuli eti, Nunung, dkk, 2005, Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Klaten: Intan Pariwara

Syamsuddin. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Mujiyanto, Yant. 2007. Panduan Pembelajaran Bahasa Indonesia XI. Surakarta: Mediatama.

Efendi, Joko Santoso Anwar. 2005. Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA
XI. Surabaya: SIC

Wiyanto, Asul. 2011. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo


DAFTAR PERTANYAAN

1. Kukuh Khoirudin (1902101082)


Pertanyaan :
Menurut anda mengapa drama modern lebih digemari anak muda? Dan drama klasik
digemari oleh orang tua. Lalu saat kita tua nanti apakah juga akan menggemari drama
klasik?
Dijawab :
1) Fiorennica Agustin (1902101085)
Menurut saya anak muda lebih menggemari drama modern karena drama
modern lebih nyata dengan kehidupan sekarang yang modern. Tergantung dari
setiap orangnya masing-masing. Drama klasik sendiri untuk zaman seperti
sekarang kurang diminati, karena anak muda lebih condong ke drama modern.
Menurut saya, ketika kita tua nanti mungkin akan menggemari drama klasik
karena sesuai dengan usia kita.
2) Nurul Rismawati (1902101058)
pada masa sekarang banyak televisi yang menayangkan cerita yang sesuai
dengan kenyataan sedangkan pada masa dahulu belum ada cerita seperti itu
ada nya cerita seperti wayang dll jadi drama modern banyak disukai anak
remaja dan orang tua lebih codong suka dengan drama klasik

2. Dwi Febriani Prayitno (1902101068)


Pertanyaan :
Didalam unsur intrinsik drama terdapat bahasa, pertanyaan saya bagaimana contoh
bahasa yang menggambarkan perwatakan tokoh, latar atau peristiwa dalam suatu
unsur drama tersebut?
Dijawab :
1) Nurul Rismawati (1902101058)
bahasa yang menggambarkan perwatakan tokoh atau peristiwa itu tergantung
dari mau menggunakan drama yang seperti apa contohnya menggunakan
drama modern atau klasik jadi bahasa yang digunakan itu tergantung jenis
drama apa yang digunakan
3. Wahyu Kusuma (1902101073)
Pertanyaan :
Mengapa setiap cerpen dan novel bisa diadaptasi menjadi naskah drama ? Dan
menurut Saudara sekalian bagaimana cara mengubah cerpen dan novel menjadi
sebuah naskah drama yang baik dan benar ?
Dijawab :
1) Devita Sabrina (1902101067)
pada dasarnya setiap karya cerpen dan novel sudah terbentuk satu struktur
alur cerita. Sehingga ketika cerpen dan novel mau diadaptasi menjadi
naskah drama tinggal menuliskan dialognya.Cara mengubah cerpen atau
novel menjadi naskah drama yang pertama harus diperhatikan adalah
memahami isi cerita dengan baik. Kemudian kita tinggal mengubah
peristiwa-peristiwa yang ada di dalam cerpen atau novel. Tidak semua
peristiwa yang ada pada cerpen atau novel bisa diubah menjadi naskah
drama. Selanjutnya cari dan pilih peristiwa-peristiwa yang menarik.
Selanjutnya peristiwa tersebut diubah ke dalam dialog antar tokoh.

4. Allisya Sendy (1902101065)


Pertanyaan :
terkait dengan pemaparan saudara penyaji, apa saja kesulitan dalam membuat drama
dan bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut? Kemudian apakah drama cocok
diterapkan pada pembelajaran di sekolah dasar?
Dijawab :
1) Fiorennica Agustin (1902101085)
Untuk membuat naskah drama pasti ada kesulitannya yaitu, dalam menulis
naskah drama membutuhkan ketekunan, artinya tidak ada seorang pun
yang dapat menulis naskah drama secara instan untuk menghasilkan
tulisan yang sempurna. Hal tersebut dikarenakan aktivitas menulis
merupakan aktivitas yang rumit dan kompleks. Dikatakan rumit karena
menulis melibatkan berbagai faktor, seperti perhatian, minat, kemampuan
berbahasa, pengetahuan, dan motivasi. Untuk cara mengatasinya kita bisa
mencari berbagai sumber dari buku, ataupun dari lingkungan sekitar.
Untuk drama tersendiri cocok diterapkan di sekolah dasar, karena dapat
melatih siswa sekolah dasar aktif dalam kegiatan di sekolah kemudian
siswa tidak hanya mengetahui teori tetapi juga dapat langsung
mempraktikkan dengan cara mementaskan sebuah drama secara sederhana.

5. Sevi Anisa Endi (1902101064)


Pertanyaan :
berikan contoh mengkaji unsur intrinsik serta ekstrinsik sebuah drama?
Dijawab :
1) Rico Ardiansyah (1902101081)
jadi dalam drama juga memiliki unsur intrisik dan ekstrinsik dimana
adalah fakyor pembetukn drama dari dalam dan luar yang mencangkup
daei beberapa hal, oleh karena itu maka seandainya kita ingin mengkaji
keduahal tersebut kita sebaiknya memperhatikan kompone pembetuknya
lalu kemudian dikaji dan di jabarkan satu persatu, misal mengkaji undur
intrisik drama yaitu menjabarkan mulai dari judul, tema, alur atau plot,
latar atu seting, dialog, konflik, bahasa, dan amanat. Sedangkan unsur
ekstrinsik iyalah penjabaran latar belakang pengarang, nilau agama dan
kepercayaan, kondisi politik sosial budaya, dan hal yang mempengaruhi
bersifat dari luar.

6. Dbriyan Gusti (1902101061)


Pertanyaan :
Banyak hal.yang mirip seperti ketoprak ,ludruk , wayang wong , teater . Apakah itu
juga masih termask dalam lingkup drama ? Dan bagaimana menurut anda penyajian
drama dengan hanya pesan tersirat saja ?
Dijawab :
1) Rico Ardiansyah (1902101081)
Iya termasuk dalam lingkup drama, karena penampilan penyajianya iyalah
juga menggunakan naskah, sesuatu yang direncanakan secara sengaja
sehingga terjadinya kerya seni berupa drama berbentuk penampilan. Sperti
wayanh juga mempunyai alur cerita, mempunyai teks naskah, dan ada
pemeranya. Begitu juga ludruk ketoprak dan lainya. Sedangkan untuk
penyajian drama dengan pesan tersirat saja kalau menurut saya itu
mungkin masih lingkup drama namun seperti bisa di sebutkan musikalisasi
pusisi, itu menurut saya mungkin bisa di perjelas oleh ibu dosen

7. Deni Saputra (1902101080)


Pertanyaan :
Dalam Pembentukan sebuah drama kan ada yang nama nya unsur pembentuk drama ,
yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik , nah apabila dalam pembentukan drama tidak ada
kedua unsur tersebut atau hanya salah satu apakah bisa ? mohon penjelasnnya
Dijawab :
1) Saya Devita Sabrina izin menjawab pertanyaan dari saudara Deni, menurut
saya sebuah karya tak bisa disebut karya sastra jika salah satu unsur tak
terdapat di dalamnya. Sebelum menciptakan sebuah karya sastra,
mengetahui tentang unsur intrinsik yang harus ada di dalamnya merupakan
hal yang utama. Makna dari karya sastra sendiri yakni suatu karangan yang
dibuat oleh seseorang secara khusus dengan menggunakan bahasa yang
indah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat suatu
karya sastra, karya sastra memiliki dua unsur diantaranya yaitu intrinsik
dan unsuk ekstrinsik. Salah satu contoh kayra sastra adalah drama. Unsur
instrinsik ialah unsur yang membangun suatu drama. Drama merupakan
jenis sastra yang menggambarkan gerak kehidupan manusia. Dapat
dikatakan, unsur ini ialah komponen yang terdapat di dalam suatu drama.
Bagian- bagian yang membangun suatu drama. Selain itu, penting juga
mengetahui tentang unsur ekstrinsik drama atau unsur dari luarnya.

Anda mungkin juga menyukai