Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP II) dan
penyusunan laporan ini dapat berjalan dengan lancar.Laporan ini disusun sebagai
pertanggung jawaban dari pelaksanaan PLP II yang telah berlangsung pada (tanggal berapa-
sampai tanggal berapa, bulan tahun) di SDN Ngegong. Dalam pelaksanaan PLP II sampai
dengan penyusunan laporan PLP banyak pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan
kegiatan sehingga tak lupa penyusun menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Nur Samsiyah, S.Pd.SD., M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan(DPL) yang
telah memberikan bantuan, bimbingan dan masukan selama pelaksanaan PLP II di
SDN 02 Madiun Lor.
2. Bapak Mahfur Gunawan, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 02 Madiun Lor yangtelah
memfasilitasi seluruh program PLP II kami.
3. Ibu Sisilia Ary Widianti, S.Pd selaku Koordinator PLPII SDN 02 Madiun Lor yang
telah memberikan bantuan dan mengkoordinasikan pelaksanaan PLP II kami.
4. Bapak dan Ibu guru SDN 02 Madiun Lor yang telah memberikan bantuandan
masukan kepada kami ketika praktik mengajar di kelas.
5. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan moral dan material kepada
kami.
6. Rekan-rekan mahasiswa PLP II di SDN 02 Madiun Lor yang telah bekerja
samamelaksanakan seluruh program PLP II dengan semangat kekeluargaan.
7. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu pelaksanaan PLP II di SDN 02
Madiun Lor yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengenalan lapangan Persekolahan (PLP) merupaka proses pengamatan atau
observasi dan pemagangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa untuk mempelajari aspek
pembelajaran dan pengelolaan Pendidikan di satuan pendidikan. Program ini
memberikan pengenalan kepada calon pendidik agar dapat menerapkan segala teori
pengetahuan, keterampilan, dan wawasan yang diperoleh dari mata kuliah yang telah
diajarkan dan dipraktikan secara langsung dalam kelas yang sesungguhnya.Pelaksanaan
PLP ini memiliki sasaran dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun
kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran.
Sebagai calon pendidik atau tenaga kependidikan yang sesuai dengan UU Guru dan
Dosen nomor 14 tahun 2005, guru dituntut untuk memiliki sejumlah kompetensi
diantaranya, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional,
serta kompetensi sosial. Sedangkan dalam pelaksanaan pengenalan lapangan
persekolahan (PLP) standar kompetensi yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yakni,
mahasiswa dapat memahami karakteristik peserta didik, mahasiswa dapat menguasai
bidang studi, menguasai metodologi pembelajaran yang mendidik, dan memiliki empat
kompetensi sebagai guru yang terdapat dalam undang-undang Guru dan Dosen nomor 14
tahun 2005.
Kegiatan PLP ini dilaksanakan di SDN 02 Madiun Lor KecamatanManguharjo Kota
Madiun. Kegiatan PLP yang dilaksanakan di SD tersebutmencakup penyusunan
perangkat persiapan pembelajaran, praktik mengajarterbimbing, menyusun dan
mengembangkan media pembelajaran, menerapkaninovasi pembelajaran, ujian praktik
mengajar, serta kegiatan-kegiatan lainseperti melaksanakan pembuatan mading,
pelaksanaan kegiatan senambersama, dan lain sebagainya.
Dengan dilaksankannya program PLP diharapkan dapat memberikan dampak yang
bermakna untuk semua pijhak yang terkait, baik pada mahasiswa, sekolah, dan siswa-
siswi di tempat pelaksanaan kegiatan tersebut terlaksana, sehingga dapat meningkatkan
dan mengembangkan tugas dan fungsinya masing-masing.
1
PLP II tidak hanya kegiatan mengajar yang harus ditempuh oleh mahasiswa, tetapi
juga menyangkut kemampuan berpartisipasi membangun atau mengembangkan potensi
pendidikan dimana ia praktik. Partisipasi dapat berupa peran aktif dalam kegiatan-
kegiatan yang ada di sekolah.
B. Rumusan
1. Bagaimana kegiatan pembelajaran abad-21 di SDN 02 Madiun Lor?
2. Bagaimana implementasi Problem Based Learning di SDN 02 Madiun Lor ?
3. Bagaimana pembelajaran berbasis HOTS di SDN 02 Madiun Lor ?
4. Bagaimana pembuatan perangkat pembelajaran Mahasiswa PLP 2 di SDN 02
Madiun Lor ?
C. Tujuan
Dalam program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pengenalan Lapangan Persekolahan
(PLP) merupakan suatu program yang memberikankesempatan kepada calon seorang
guru untuk berlatih secara bertahap dansistematis dalam mengenal tugas di lapangan dan
menerapkan berbagai pengetahuan keterampilan, wawasan serta nilai yang dikuasai.
Pembentukankemampuan keguruan pada dasarnya tidak dapat dilakukan
denganpenguasaan teoritis saja, akan tetapi harus diaplikasikan dalam bentuk
praktik.Adapun tujuan praktik pengenalan lapangan persekolahan, antara lain:
1. Tujuan Umum
Pengenalan lapangan persekolahan (PLP) dilaksanakan oleh mahasiswa program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).Praktik dapat direncanakan dan
diprogramkan dengan tujuan untuk menciptakan pribadi calon guru yang memiliki
seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai, serta pola tingkah laku yang sesuai
dan diperlukan oleh profesi keguruan yang terampil mengajar dan memahami
keseluruhan sistem pendidikan serta permasalahan persekolahan. Untuk menunjang
profesionalitas guru, maka seorang guru dituntut memiliki empat kompetensi,
seperti:
a. Kompetensi Pedagogik
b. Kompetensi Profesional
c. Kompetensi Kepribadian
d. Kompetensi Sosial
2
Keempat kompetensi tersebut merupakan materi pokok dalam kegiatan
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP).Kompetensi itulah yang harus dilatih
secara intensif dan terpadu kepada mahasiswa calon guru atau pendidik.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) adalah untuk
melatih calon guru agar mendapatkan pengalaman nyata di sekolah tentang teknik-
teknik mengajar serta seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
persekolahan.Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) ini juga berguna untuk
mengembangkan kemandirian mahasiswa sebagai guru sampai merasa yakin dan
mantap dalam mengambil alih kegiatan pembelajaran serta untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang peserta didik dan kesempatan
dalam memanfaatkan pengetahuan tersebut pada pembelajaran dan pengolahan
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian diharapkan para lulusan FKIP siap terjun
dalam pendidikan khususnya dalam proses kegiatan belajar mengajar.
a. Untuk mahasiswa
Manfaat Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) bagimahasiswa itu
sendiri yaitu agar dapat mengetahui serta melaksanakanlangsung tugas-tugas
sebagai seorang guru dan mendapat pengalamanyang belum didapatkan selama
menempuh pendidikan diperkuliahan.
b. Untuk Universitas PGRI Madiun
Sasaran yang ingin dicapai dengan adanya program PLP II yang
diselenggarakan oleh kampus adalah membentuk dan mewujudkan pribadi calon
guru yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan nilai serta pola
tingkah laku yang diperlukan bagi keguruan atau kependidikan yang dapat
digunakan secara tepat dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran
untuk dunia pendidikan di Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
teknologi dalam pembelajaran. Demikian juga dengan penelitian Ersan (2016) yang
TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge) dicetuskan pertama kali
oleh Shulman (1987) tentang TPACK yang menjelaskan mengenai pemahaman guru
tentang teknologi pendidikan dan interaksi PCK satu dengan yang lain untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif menggunakan teknologi. Dalam model ini,
terdapat tiga komponen utama mengenai pengetahuan guru: konten, pedagogi, dan
teknologi. Konsepsi TPACK dijelaskan di sini telah berkembang dari waktu ke waktu
dan melalui serangkaian publikasi, dengan deskripsi paling lengkap dari kerangka
yang ditemukan di Mishra & Koehler (2006) dan publikasi berikutnya oleh Koehler &
Mishra (2008:62).
Technology, Pedagogy, and Content Knowledge (TPACK).TPACK adalah bentuk
pengetahuan yang meliputi tiga komponen utama yaitu konten, pedagogi, dan
teknologi.Pengetahuan teknologi konten pedagogis adalah pemahaman yang muncul
dari interaksi antara konten, pedagogi, dan teknologi pengetahuan.TPACK adalah
dasar pengajaran yang benar-benar bermakna dan sangat terampil dengan teknologi,
ini berbeda dari pengetahuan tentang tiga konsep secara individual. Sebaliknya,
TPACK adalah dasar dari mengajar yang efektif dengan teknologi, memerlukan
pemahaman tentang representasi dari konsep-konsep yang menggunakan teknologi;
teknik pedagogis yang menggunakan teknologi dalam cara yang konstruktif untuk
mengajarkan materi/konten; pengetahuan tentang apa yang membuat konsepkonsep
sulit atau mudah untuk belajar dan bagaimana teknologi dapat membantu
memperbaiki beberapa masalah yang dihadapi siswa; pengetahuan siswa dan teori-
teori Epistemologi; dan pengetahuan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan
untuk membangun pengetahuan untuk mengembangkan metode/cara-cara baru atau
memperkuat yang lama.
Guru profesional harus memiliki kompetensi TPACK yang memadai karena
TPACK berada dalam ranah empat kompetensi utama seorang guru yang meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (UU Nomor 14 tahun 2005
Pasal 10). Apalagi jika dikaitkan dengan tren pendidikan global seperti “Framework
21st century learning”, lalu pengintegrasian “4C” dalam pembelajaran yaitu
Communication, Collaboration, Creativity dan Critical Thinking. Marzano &
Heflebower (2012:3- 4) dalam bukunya yang berjudul “Teaching & Assessing 21 st
Century Skills” menjelaskan bahwa ada empat aspek atau bidang yang harus dimiliki
5
oleh seorang lulusan sekolah, yaitu: 1) Subjek dan tema inti, 2) Keterampilan
pembelajaran dan inovasi, 3) Keterampilan informasi, media dan teknologi, 4)
Kecakapan hidup dan karier. Tentunya, hal tersebut harus dimulai dari sisi guru
sebagai fasilitator pembelajaran.Oleh sebab itu, pola pengembangan kompetensi guru
dengan istilah “TPACK” merupakan sebuah jalan cerdas untuk menjamin
terlaksananya pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi.
Sebelum melakukan program-program pemberdayaan dan pengembangan
kompetensi guru, maka diperlukan sebuah penelitian untuk mengetahui dan
menganalisis kondisi ‘TPACK” guru yang akan menjadi landasan perumusan
kebijakan selanjutnya.Penerapan pembelajaran berbasis TPACK sudah diterapkan
pada SDN 02 Madiun Lor. Yang mana dalam pembelajaran berbasis TPACK
diterapkan melalui cara menggunakan laptop, LCD dan speaker aktif. Setiap
pembelajaran dari kelas rendah sampai tinggi penggunaan TPACK memang mash
perlu peningkatan dan perbaikan agar setiap siswa bisa memahami apa yang
disampaikan oleh guru. Mulai dari menariknya media yang digunakan kemudian
pengembangan media tersebut dapat membuat siswa tertarik ketika pembelajaran
berlangsung.Untuk itu, kemampuan guru dalam menguasai teknologi harus
ditingkatkan dan dikembangkan lagi agar bisa menciptakan suasana pembelajaran
yang dulu penggunaan teknologi masih pasif dan kedepannya guru harus
menggabungkan antara materi pembelajaran dengan media teknologi yang sudah
berkembang.
8
untukmendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam bentuk
suatuproduk atau kinerja.
Lebih lanjut Dasna menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model PBL
dimulai oleh adanya masalah (dapat dimunculkan oleh siswaatau guru), kemudian
siswa memperdalam pengetahuannya tentang apayang mereka telah ketahui dan
apa yang mereka perlu ketahui untukmemecahkan masalah tersebut. Siswa dapat
memilih masalah yangdianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka
terdorong berperanaktif dalam belajar.
Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapatdiselesaikan siswa
kelas atas SDN 02 Madiun Lor melalui kerja kelompoksehingga dapat memberi
pengalaman pengalaman belajar yang beragampada siswa seperti kerjasama dan
interaksi dalam kelompok, disampingpengalaman belajar yang berhubungan
dengan pemecahan masalah sepertimembuat hipotesis, merancang percobaan,
melakukan penyelidikan,mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat
kesimpulan,mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat laporan. Keadaan
tersebutmenunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman
yangkaya kepada siswa. Dengan kata lain, penggunaan PBL dapatmeningkatkan
pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajarisehingga diharapkan mereka
dapat menerapkannya dalam kondisi nyatapada kehidupan sehari-hari.
3. Pengaruh Metode Problem-Based Learning TerhadapPeningkatan Aspek-Aspek
Psikologis Siswa (PrestasiBelajar Dan Motivasi Berprestasi)
Hasil belajar adalah seluruh kecakapan dalam segala hal yangdiperoleh
melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakandengan angka dan
diukur dengan menggunakan tes hasil belajar (Briggsdalam leslie, 1979). Senada
dengan pendapat tersebut, Adkinsmendefinisikan hasil belajar sebagai
kemampuan yang dapat diukur secaralangsung dengan tes. (dalam Dorothy C
Adkins, 1974). SedangkanSudjana menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuanyang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya.(Sudjana,1995).
Dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar yang dicapai oleh siswaditunjukkan
oleh perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan,pemahaman, keterampilan,
analisis, sintesis, tes serta nilai dan sikap.Adanya perubahan itu tercermin dalam
prestasi belajar yang diperolehsiswa.Salah satu aspek kognitif yang dapat diukur
adalah Prestasi HasilBelajar Menurut Winkel (1989) suatu bukti dari keberhasilan
9
dan usahayang dicapai adalah prestasi.Suryabrata (1993) menyatakan
bahwaprestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam
belajar.Prestasi belajar ini dinyatakan dalam nilai rapor atau indeks prestasi
yangdiperoleh berdasarkan hasil pengukuran proses belajar. Menurut
Chaplin(1981) prestasi belajar merupakan keberhasilan yang bersifat khususdalam
melakukan tugas belajar atau merupakan tingkat penguasaantertentu dalam
menjalankan tugas belajar atau tugas akademik di sekolah.
Prestasi belajar dikumpulkan lewat tes prestasi sebagai hasil akhirdari sebuah
pembelajaran.Sebuah temuan mendeskripsikan bahwa metodePBL lebih Efektif
digunakan dalam sebuah pembelajaran yang diterapkankepada anak didik
dibandingkan dengan metode yang tradisional (metodeceramah dan tanpa
melibatkan keaktifan dan kreatifitas anak didik dalammemperoleh bahan
ajar).Model PBL menuntut siswa untuk belajar aktif,menuntut pembelajar mampu
memecahkan masalah yang dibuatpengajarnya ataupun masalah yang di uat oleh
pembelajar sendiri.hal iniakan memacu prestasi dan hasil belajar pembalajar
secara efektif. Sepertitelah disebutkan bahwa Penerapan metode pemebelajaran
dengan modelPBL (Problem based learning) mempunyai efek pada
kognitif.Selainmempunyai efek pada kognitif, PBL juga mempengaruhi
motivasi(Subramaniam, 2006).
Menurut Atkinson (1992) motivasi berprestasi mempunyai kecenderungan
seseorang mengadakan reaksi untuk mencapai tujuandalam suasana kompetisi
demi mencapai atau melebihi ukuran yang lebihbaik dari sebelumnya.Mc Clelland
(1981) menyatakan bahwa dalammotivasi berprestasi itu berarti kecenderungan
berprestasi dalammenyelesaikan suatu aktivitas atau pekerjaan dengan usaha yang
aktifsehingga memberikan hasil yang terbaik.Kebutuhan berprestasi (N-Ach)
tercermin dari perilaku individu yang selalu mengarah pada suatu
standarkeunggulan (standar of exellence).
Dari karakteristik model pembelajranPBL, yang telah ditarangkan di atas,
yaitu dimulai oleh adanya masalah(dapat dimunculkan oleh siswa atau guru),
kemudian siswa memperdalampengetahuannya tentang apa yang mereka telah
ketahui dan apa yangmereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut.
Siswa dapatmemilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan
sehinggamereka terdorong berperan aktif dalam belajar.Hal ini
merangsangseseorang untuk mengadakan reaksi untuk mencapai tujuan dalam
10
suasanakompetisi demi mencapai sesuatu.Sehingga diasumsikan bahwa
modelpembelajaran PBL ini mempunyai kontribusi yang positif
dalammeningkatkan motivasi berprestasi.
13