Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN LITERATUR PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA

DIDIK MELALUI PENERAPAN PROFIL PELAJAR PANCASILA BAGI


SISWA KELAS TINGGI DI SDN 02 MADIUN LOR
FIORENNICA AGUSTIN

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Madiun

e-mail : fiorennicaagustin01@gmail.com

Abstrak

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui bagaimana guru melakukan
strategi dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Melalui Penerapan Profil Pelajar Pancasila Bagi
Siswa Kelas Tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Madiun Lor. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kajian literatur yaitu peneliti melakukan kajian teori yang berkaitan dengan topik
penelitian yang dibuat dan cara peneliti menetapkan topik penelitianya. Subjek yang diteliti adalah
siswa kelas tinggi yang berpusat pada kelas 6 yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti adalah dengan wawancara dan dokumentasi. Hasil observasi yang sudah
dilakukan peneliti mengetahui bagaimana guru melakukan strategi dalam Pembentukan Karakter
Peserta Didik Melalui Penerapan Profil Pelajar Pancasila yaitu menggunakan strategi belajar projek
dan pembiasaan, dan belajar berdiferensiasi. Strategi yang digunakan oleh guru sudah berjalan dengan
baik dan benar. Peneliti sudah membuktiktikan adanya data nilai mata pelajaran peserta didik dan
dokumentasi dari berbagai macam kegiatan peserta didik di sekolah.

Kata Kunci : Profil pelajar pancasila, karakter

Abstract :
Research conducted by researchers aims to find out how teachers carry out strategies in the
Formation of Student Character Through the Application of Pancasila Student Profiles for
High Grade Students. This research was conducted at SDN 02 Madiun Lor. The type of
research used is a literature review, namely the researcher conducts a theoretical study related
to the research topic being made and the way the researcher determines the research topic.
The subjects studied were high grade students centered on grade 6, totaling 30 students. Data
collection techniques used by researchers are interviews and documentation. The results of
observations that have been made by researchers know how teachers carry out strategies in
the Formation of Student Character through the Application of Pancasila Student Profiles,
namely using project learning strategies and habituation, and differentiation learning. The
strategy used by the teacher has been going well and correctly. Researchers have proven that
there is data on student subject values and documentation of various kinds of student
activities at school.
Keywords : Pancasila student profile, Character

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang semakin pesat di zaman sekarang banyak sekali tantangan dan
perubahan yang dapat menentukan kualitas kehidupan bangsa dan masyarakatnya. Masyarakat
memandang bahwa pendidikan merupakan subjek perubahan yang membentuk suatu transformasi
(Gemnafle & Batlolona, 2021). UU No. 23 Tahun 2003 Pasal 3 mengatur tentang sistem pendidikan
nasional yang berbunyi “pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
(Suryana, 2020). Kedudukan pembelajaran nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan meningkatkan kompetensi seseorang, menjadikan bangsa yang mempunyai kepribadian yang
baik dan bermartabat .dengan demikian, pembelajaran tidak hanya berkaitan prestasi seseorang,
namun juga berkaitan dengan pembentukan kepribadian peserta didik.

Pendidikan karakter merupakan salah satu pendidikan yang diwajibkan untuk dimiliki di
dalam diri peserta didik. Pendidikan karakter merupakan cara melatih anak agar dapat berperilaku
baik dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya
pendidikan karakter memberikan pengaruh positif anak terhadap lingkungannya (Asnani, Mislia, n.d).
Pendidikan di Indonesia mayoritas melahirkan lulusan manusia dengan tingkat pengetahuan yang
minim dan kurang memadai. Berdasarkan penelitian dari peneliti banyak dari lulusan sekolah yang
memiliki nilai tinggi, cerdas, brilian, serta mampu menyelesaikan permasalahan di dalam mata
pelajaran dengan sangat cepat, tetapi tidak sedikit dari orang Indonesia yang memiliki perilaku cerdas
serta kurang mempunyai sopan santun atau karakter yang baik. Beberapa orang berpendapat bahwa
perilaku intoleransi di kalangan pelajar salah satunya Kirnandita (2017). Contoh perilaku intoleransi
adalah banyaknya perudungan/pembullyan di kalangan pelajar yang dapat berkaitan maupun
berhubungan dengan isu agama. Permasalahan tersebut akan mengancam NKRI jika tidak adanya
solusi.
Kebijakan Kemendikbud yang berpusat pada upaya mewujudkan Pelajar Pancasila
disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim yang
mengatakan bahwa penguatan maupun pembentukan pendidikan karakter peserta didik dapat
diwujudkan. Mulai dari jenjang Pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Enam ciri utama Pelajar
Pancasila utama, yaitu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, peserta didik harus berakhlak mulia, mempunyai jiwa gotong royong, dan berkebhinekaan
global. Selain melalui berbagai kebijakan yang mengarah kepada pembentukan profil Pelajar
Pancasila, mekanisme penyebarluasan penumbuhan karakter dilakukan dengan konten kepada satuan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Pusat Penguatan Karakter
Kemendikbud (PPKK) (Kemendikbud, 2020). Beberapa penelitian terdahulu yang beririsan dengan
artikel ini diantaranya dilakukan oleh Sherly et al., (2021) tentang implementasi profil pelajar
Pancasila, hasil dari sosialisasi yang dilakukan membantu pendidik dan peserta didik dalam mengenal
dan menerapkan Profil Pelajar Pancasila melalui pembiasaan, pembinaan dan pembelajaran daring
sehingga mampu mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi AKM dan survei karakter.

Pelajar Pancasila dibuat untuk memberikan solusi mengenai permasalahan yang terjadi di
sistem pendidikan Indonesia. Survei peneliti di lapangan menunjukkan suatu kebenaran pada generasi
muda yang memprihatinkan kurangnya implementasi pengamalan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Nurjanah (2017) menunjukan fakta bahwa memudarnya nilai-nilai Pancasila
pada generasi muda yang dibuktikan dengan ketidaktahuan terhadap sejarah dan filosofi dari
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Banyak di kalangan pelajar mengikuti budaya asing
sehingga Pancasila semakin ditinggalkan dan melupakan bahwa Pancasila sebagai pedoman dan
pegangan dalam bertingkah laku. Kita ketahui bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang
multikutural. Maka kita perlu menanamkan nilai Pancasila pada generasi muda secara struktur dan
sistematis perlu dilaksanakan dengan konsekuen dan baik.

Pemerintah berupaya bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya dengan


memasukkan pendidikan karakter di dalam mata pelajaran, penyempurnaan pendidikan dengan cara
merdeka belajar, pengimplementasian kurikulum merdeka dan penguatan profil pelajar Pancasila pada
mata pelajaran yang diajarkan. Dengan adanya upaya pemerintah dalam peningkatan kualitas
pendidikan tersebut diharapkan mampu membentuk karakter peserta didik maupun generasi muda
yang lebih baik , Snyder et al., (2012). Pemerintah terus memperbarui standar pendidikan agar nilai-
nilai karakter pancasila dapat terealisasikan kepada siswa dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (2022). Tujuan pemerintah mengeluarkan peraturan adalah
semata-mata agar pendidikan di indonesia terus mengalami peningkatan dan pembaharuan.
Harapan ke depan peneliti bagi pelajar Indonesia agar dapat menjadi generasi pembelajar
sepanjang hayat dan memiliki perilaku yang mencerminkan nilai-nilai pancasila nilai-nilai Pancasila,
bisa berkontribusi dalam kancah pembangunan global yang berkesinambungan serta kuat dalam
berbagai tantangan. Kompetensi yang dimaksud adalah menyadari posisinya sebagai warga negara
Indonesia yang baik, memiliki jiwa demokratis dan unggul serta produktif di era kekinian karena
pelajar indonesia sebagai output dalam sistem pendidikan. Usaha yang ditempuh guna menciptakan
pelajar Pancasila melalui beberapa cara seperti projek penguatan profil pelajar Pancasila dan budaya
kerja, sekolah berbudaya kerja, ekstrakurikuler, dan intrakurikuler yang terintegrasi dengan mata
pelajaran (Juliani & Bastian, 2021).

Bersumber dari pernyataan di atas, sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tanggung
jawab dalam mengembangkan dan menguatkan karakter untuk menghasilkan peserta didik yang
berkarakter. Guru mempunyai peran penting ketika berada di sekolah salah satunya sebagai contoh
atau model yang baik untuk ditiru peserta didik. Dengan adanya kebijakan Kemendikbud tentang
Profil Pelajar Pancasila tersebut para guru harus sudah memahami dan mampu menerapkan Profil
Pelajar Pancasila di sekolah, Namun permasalahannya apakah dunia pendidikan kita sudah mengenal
profil pelajar Pancasila ini, apakah sosialisasi sudah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, utamanya di lapangan atau dalam hal ini di tingkat satuan pendidikan/sekolah. Sehingga
peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian mengenai “Kajian Literatur Pembentukan Karakter
Peserta Didik Melalui Penerapan Profil Pelajar Pancasila Bagi Siswa Kelas Rendah di SDN 02
Madiun Lor”.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan studi literatur, menurut Nazir (1998 : 112) studi
pustaka ialah cara peneliti menetapkan tema atau topik penelitianya dimana peneliti melakukan kajian
teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dibuat. Peneliti akan mencari dan mengumpulkan
informasi yang dapat diperoleh dari buku, majalah, jurnal dan hasil penelitian (tesis dan disertasi) dan
lain-lain.

Kutipan penjelasan studi literatur merupakan penelitian yang dilakukan dengan


mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah yang berkaitan dengan suatu masalah dan tujuan
penelitian. Dalam penelitian ini, pengumpulan data diperoleh dari artikel-artikel pada jurnal online.
Peneliti melakukan pencarian artikel dengan menggunakan kata kunci “Pembentukan Karakter
Peserta Didik” dan “Profil Pelajar Pancasila”.
Artikel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 12 artikel, kemudian dipilih artikel yang
paling relevan dan diperoleh 6 artikel. Teknik penelitian dilakukan dengan wawancara, dokumentasi,
yaitu mencari data mengenai variabel yang berupa makalah atau artikel dan jurnal. Dalam uji validitas
peneliti menggunakan triangulasi sumber data. Analisis dilakukan dengan 4 tahap, antara lain 1)
pengumpulan data; 2) reduksi data; 3) display data dan 4) Kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mempunyai


solusi dalam memecah masalah sistem pendidikan di Indonesia yaitu dengan konsep “Merdeka
Belajar”. Dengan adanya konsep Merdeka Belajar diharapkan siswa dapat menanamkan pelajar yang
berani, mandiri, berpikir kritis, sopan, beradap dan berakhlak mulia. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim juga menjelaskan bahwa konsep Merdeka Belajar
memiliki beberapa keunggulan dengan konsep pendidikan sebelumnya. Di dalam konsep pendidikan
sebelumnya siswa cenderung pasif sedangkan dalam konsep Merdeka Belajar siswa cenderung aktif
sehingga dapat menggali informasi baru yang dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaranya
sediri. Sistem dari konsep Merdeka Belajar merombak Kegiatan Belajar Mengajar yang biasanya
terpaku di dalam kelas, kini dapat merasakan hal baru yakni belajar di luar kelas sebagai sebuah
strategi pembelajaran yang di pakai oleh Guru Penggerak.

Profil pelajar pancasila adalah suatu program dalam kurikulum merdeka sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pendidikan karakter. Penguatan profil pelajar
pancasila sudah mulai dilaksanakan pada sekolah penggerak yakni pada tingkatan SD, SMP, dan
SMA yang dilaksanakan melalui pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler, budaya sekolah,
serta budaya kerja (Rachmawati dkk., 2022). Dengan adanya Profil pelajar pancasila diharapkan dapat
mewujudkan lulusan yang berkarakter serta kemampuan atau keterampilan yang diperlukan dan dapat
dicapai serta meneguhkan nilai-nilai luhur pancasila pada peserta didik serta para pemangku atau
penyelenggara kepentingan (Syafi’i, 2022). Profil Pelajar Pancasila dicapai dalam program Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui pembelajaran dalam berbagai disiplin ilmu untuk
mengatasi isu dalam lingkungan sekitar peserta didik. Sesuai dengan namanya, Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan dengan pendekatan Project-Based Learning, sehingga peserta
didik diberi kesempatan agar lebih aktif, interaktif, dan kontekstual, dan mendapat pengalaman secara
langsung dengan lingkungan sekitar yang dapat menguatkan nilai karakter dalam Profil Pelajar
Pancasila (Kemendikbud Ristek, 2021).
Terdapat Enam aspek Profil Pelajar Pancasila yang dirumuskan Kemendikbud yaitu: 1)
Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, 2) Kreatif, 3) Gotong
Royong, 4) Berkebinekaan Global, 5) Bernalar Kritis, 6) Mandiri. Menurut Nazir (1998 : 145 ) faktor
pendukung pembentukan profil Pelajar Pancasila dibagi menjadi indikator internal dan eksternal
sebagai berikut: 1) Pembawaan (internal), merupakan sifat maupun perilaku manusia yang sudah
dimiliki sejak lahir di dunia. Sifat maupun perilaku yang menjadi faktor pendukung ialah mengurangi
kenakalan remaja, beribadah kepada Allah dengan taat, tidak hanya mementingkan duniawi, dan
fokus kepada cita-cita. 2) Kepribadian (internal), merupakan perkembangan bagaimana kepribadian
yang dialami manusia ketika mengalami sebuah peristiwa atau kejadian yang telah di lalui
sebelumnya. Kepribadian dengan faktor pendukung contohnya sopan, tekun, disiplin dan rajin. 3)
Keluarga (eksternal), salah satu contohnya adalah peran keluarga sebagai faktor pendorong yaitu:
bagaimana memperhatikan anak tentang pendidikanya di sekolah, selalu mendukung keputusan anak
jika baik untuk dirinya. 4) Guru/pendidik (eksternal), peran dan pengaruh seorang pendidik terhadap
peserta didik sangat kuat salah satunya adalah guru mempunyai peran penting dalam menunjukkan
akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. 5) Lingkungan (eksternal), faktor pendukung dalam
lingkungan salah satunya adalah , jika lingkungan yang kita tempati bernilai positif maka dapat
mengarahkan anak untuk mempunyai sifat seperti nilai-nilai Pancasila.

Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kementerian Pendidikan,


Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020- 2024, menyatakan bahwa “Pelajar Pancasila
adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pelajar Pancasila mempunyai enam ciri
utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global,
bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif”.

Gambar 2 Profil Pelajar Pancasila beserta 6 Indikatornya (Versi Puspeka)


Gambar 1. Profil Pelajar Pancasila (Adit, 2021 ; Kemendikbud Ristek, 2021)

Pembelajaran dengan projek yang mengacu pada tema-tema projek yang ada di dalam
kurikulum merdeka mengacu pada penerapan profil pelajar pancasila yang terdapat di sekolah. Projek
yang ditunjukan untuk penguatan karakter peserta didik disesuaikan dengan keadaan yang terjadi di
sekolah. Di SDN 02 Madiun Lor projek dilaksanakan setiap hari rabu dan kamis yang mana projek ini
mengangkat tema mengenai Gaya Hidup Berkelanjutan, Bhineka Tunggal Ika, Kewirausahaan. Untuk
saat ini tema yang dijalankan adalah Gaya Hidup Berkelanjutan mengenai sampah. Sebelum
menggunakan kurikulum merdeka belajar sekolah sudah menerapkan strategi dalam menggunakan
maupun mencegah penggunaan sampah plastik. Tujuannya adalah untuk mengajarkan siswa mengenai
jenis sampah serta bagaimana dampak menggunakan sampah plastik dalam jangka panjang dan
bagaimana cara mengolah sampah plastik dengan baik.

Pelaksanaan projet di SDN 02 Madiun Lor dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap awal
adalah memanfaatkan barang bekas yang kemudian dijadikan berbagai macam bentuk barang seperti
tas, keranjang, dll dengan menggunakan teknik menganyam. Pada minggu pertama peserta didik
dibeerikan materi mengenai seni karya anyaman kemudian dilanjutkan dengan menunjukkan video
bagaimana teknik pembuatan anyaman. Untuk memudahkan peserta didik dalam pembuatan
anyaman, peserta didik belajar menganyam dengan menggunakan kertas origami terlebih dahulu.
Kegiatan pembuatan barang dengan teknik anyaman ini berlangsung selama 7 minggu. Hasil akhir
dari kegiatan ini adalah peserta didik dapat membentuk anyaman menjadi benda maupun karya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki. Pelaksanaan projek ini dilaksanakan disekolah saja, jika peserta
didik tidak selesai dalam pembuatan maka tidak boleh dilanjutkan dirumah.
Tujuan adanya projek ini adalah dapat membentuk karakter peserta didik sesuai dengan
dengan profil pelajar pancasila yang kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan tugas projeknya. Untuk
projek kedua dengan meminimalis sampah serta bagaimana cara pengolahannya. Tahapan pertama
yaitu dengan mengamati video mengenai permasalahan sampah. Minggu selanjutnya guru
memberikan materi terkait definisi dan jenis sampah serta peserta didik dapat bertanya mengenai
pengelompokan sampah. Untuk tahap akhir dari projek pengenalan sampah guru meminta peserta
didik untuk membuat laporan sederhana terkait bagaimana peserta didik menjaga lingkungan, definisi
dari sampah, dan pengelompokan sampah serta tindakan yang harus dilakukan untuk meminimalisir
sampah. Tujuan dari projek ini adalah untuk menguatkan karakter peserta didir untuk menjaga
lingkungan dalam lingkungan sekolah. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila harus dilaksanakan
disekolah baik di jenjang SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi dimana dengan menerpakan P5
ini bertujuan untuk membangun karakter peserta didik sesuai degan ciri dari profil pelajar pancasila.

Projek yang dilaksanakan pada P5 ini harus dikemas dengan mempertimbangkan karakteristik
peserta didik agar dapat melakukan investigasi kemudian mereka dapat dengan mudah memecahkan
masalah dan dilanjutkan dengan mengambil keputusan. Penilaian P5 dilakukan melalui pengamatan
yang sudah terdapat rubrik-rubrik nilai sesuai dengan projek yang dijalankan pada sekolah tersebut.
SDN 02 Madiun Lor juga menerapkan pembiasaan dalam membantu peserta didik untuk menguatkan
karakter sesuai dengan pelajar pancasila. Kegiatan pembiasaan yang dilakukan di SDN 02 Madiun
Lor meliputi nilai religius, nilai tanggung jawab, nilai jujur dan nilai karakter yang diterapkan didalam
kelas maupun diluar kelas. Guru menjadi salah satu contoh dalam membangun karakter peserta didik
ketika berada di sekolah. Tutur kata perilaku ucapan dari guru akan menjadikan siswa mengidolan
guru dan akan menjadi panutan dalam membangun karakter peserta didik di SDN 02 Madiun Lor.
Selain itu, guru juga membiasakan peserta didik untuk mencontoh perilaku baik guru di dalam
lingkungan sekolah, kehidupan sehari-hari dan dilingkungan masyarakat. Dalam membangun karakter
peserta didik tidak hanya guru saja yang melakukan pembiasaan tetapi peran orang tua, keluarga dan
lingkungan masyarakat harus ikut andil.

Karakter peserta didik di sekolah disesuaikan dengan profil pelajar pancasila dimana dalam
proses tumbuh kembang peserta didik mendapatkan cukup ruang untuk mengekspresikan diri mereka
secara leluasa. Salah satu contohnya dalah

1. Kegiatan pembiasaan di SDN 02 Madiun Lor


a. Pembiasaan rutin
 Berjabat tangan
Peserta didik berjabat tangan dan melakukan pengecekan suhu dengan guru ketika
tiba di sekolah, dan guru menyambut peserta didik di depan kelas. Tujuan kegiatan
tersebut adalah agar menambah keakraban guru dan peserta didik.
 Berdoa sebelum memulai kegiatan
Tujuan dari pembiasaan ini agar peserta didik lancar dalam melakukan segala
aktifitas pembelajaran.
 Membaca asmaul husna
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari jumat dan di baca bersama-sama dengan peserta
didik lain mulai dari kelas rendah maupun kelas tinggi dengan didampingi dari guru.
Kegiatan membaca asmaul husna dilakukan di halam sekolah pada padi hari sebelum
pembelajaran berlangsung.
 Kegiata apel setiap hari
Tujuan adanya kegiatan apel bagi peserta didik adalah untuk melatih kedisiplinan,
menumbuhkan rasa cinta tanah air bagi peserta didik.
 Infaq
Kegiatan infaq dilaksanakan pada hari jumat. Peserta didik memberikan infaq tidak
ditentukan berapa jumlah nominalnya. Tujuan dari kegiatan infaq adalah membantu
orang yang kurang mampu dan melatih peserta didik untuk gemar bersedekah.
 Membawa bekal
Peserta didik dianjurkan untuk membawa bekal makanan dan minuman. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengurangi sampah plastik. Jajanan yang tersedia di sekolah juga
sudah menggunakan wadah yang dapat digunakan kembali.
 Sholat berjamaah
Kegiatan sholat jamaah dilaksanakan setelah waktu dzuhur, dimana kelas 4, 5, dan 6
yang melaksanakan sholat berjamaah sementara kelas 1, 2, dan 3 tidak melaksanakan
sholat karena jadwal pulang jam 12 siang.
 Kegiatan menari tradisional kelas 1 dan 2
Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu minggu sekali dengan tujuan untuk
memperkenalkan budaya indonesia dan peserta didik mencintai kebudayaan negara
sendiri.
 Kegiatan pramuka
Kegiatan pramukan dilakukan diluar lingkungan sekolah dengan adanya kegiatan ini
diharapkan peserta didik dapat aktif dan mencintai lingkungan.
b. Kegiatan spontan
 Menyapa dan mengucapkan salam
Peserta didik dibiasakan untuk mengucapkan salam dan menyapa bapak ibu guru
maupun kepada teman-teman dengan sopan. Tujuan kegiatan ini untuk menciptakan
sausana rukun dan akrab.
 Membiasakan Bertutur Kata Sopan dan Santun
Tujuan dari kegiatan ini untuk melatih peserta didik agar saling menghargai dan
mengasihi antar satu sama lain.
 Membuang sampah pada tempatnya
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar peserta didik mencintai dan menjaga lingkungan
sekitar sekolah.
 Membiasakan meminta izin
Peserta didik dibiasakan untuk ijin saat hendak keluar kelas, selain itu, peserta didik
dibiasakan untuk ijin jika meminjam barang yang bukan miliknya.
2. Nilai karakter yang diterapkan sesuai dengan profil pelajar pancasila
Nilai karakter peserta didik dihasilkan melalui strategi guru di di SDN 02 Madiur Lor dengan
pembelajaran berdiferensiasi, pembelejaran projek dan pembiasaan yang mana di sesuaikan
dengan ciri utama dari Profil Pelajar Pancasila antara lain;
a. Bertaqwa Kepad Tuhan Yang Maha Esa
Dengan membiasakan berdo’a, Membaca Asma’ul Husna, melaksanakan Sholat
Dzuhur Berjama’ah.
b. Berkebhinekaan Global
Dengan Melaksanakan Kegiatan Apel, melaksanakan Kegiatan Menari Tradisional,
Melaksanakan Pramuka, Mengucap salam dan Menyapa.
c. Gotong Royong
Bergotong Royong Dalam Menjaga Lingkungan, Menolong Teman Yang Kesulitan
dan Menghargai Tanpa Membedakan Ras, Suku Maupun Agama.
d. Mandiri
Memiliki Kesadaran Akan Tugas Sekolah, Berkata Jujur, Menyelsaikan Projek P5,
Berpakaian Rapi, Hidup Sederhana, Datang Tepat Waktu, Membuang Sampah Pada
Tempatnya, Bertutur Kata Sopan, Mmembawa Kotak Makan, Meminta Ijin Ketika
Keluar Kelas.
e. Bernalar Kritis
Aktif dalam kegiatan pembelajaran
f. Kreatif
Mengasilkan produk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas
PGRI Madiun di SDN 02 Madiun Lor mendapatkan hasil bahwa untuk mencapai profil pelajar
pancasila untuk membentuk karakter peserta didik terdapat 3 strategi yang dilakukan oleh guru yaitu
strategi Berdiferensiasi, pembelajaran dengan projek dan pembiasaan. Penanaman strategi pendidikan
karakter melalui profil pelajar pancasila yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru sudah
dilaksanakan dengan baik di SDN 02 Madiun Lor. Dengan adanya kegiatan pembiasaan yang
dilakukan sekolah diharapkan peserta didik mempunyai karakter sesuai dengan ciri utama dari profil
pelajar pancasila.

Dengan menggunakan profil pelajar pancasila dalam membentuk karakter peserta didik dapat
termotivasi untuk menjadikan dirinya sebagai individu yang baik. Menurut Bapak Maghfur Gunawan
Kepala Sekolah SDN 02 Madiun Lor “Kurikulum merdeka belum bisa di katakan cocok karena masih
dalam proses penerapan awal, tetapi dalam kurikulum ini terdapat elemen yang dapat mendukung
untuk menguatkan karakter peserta didik. dalam kurikulum ini juga dapat melatih kreatifitas guru
dalam kegaitan pembelajaran”. Menurut anang santoso menulis sebuah artikel dalam jurnal TEQIB
mengatakan “Guru yang hebat bagi saya adalah variabel yang amat penting dalam menyukseskan
berbagai macam pembaharuan dalam kurikulum. Kurikulum boleh tidak sempurna, cacat, atau
amburadul, tetapi guru hebat akan dapat mengolah kegiatan belajar mengajar menjadi bagus untuk
menghasilkan keluaran yang dapat diandalkan. Apapun kurikulumnya guru tetap menjadi faktor
penentu keberhasilan yang amat penting (Korthagen, 2017).

Menurut ibu Sisilia Ary selaku wali kelas 6 di SDN 02 Madiun Lor berpendapat untuk
mencapai keberhasilan dalam membentuk karakter peserta didik perlu adanya guru yang kreatif dan
dapat merancang pembelajaran. Jika terdapat peserta didik di SDN 02 Madiun Lor yang tidak sesuai
dengan penerapan profil pelajar pancasila guru akan menganalisis peserta didik tersebut kemudian
mencari minat dan bakat peserta didik tersebut agar nyaman dalam setiap kegiatan pembelajaran”.
Selain peran guru di sekolah, peran orang tua sangat penting dan diperlukan dalam membentuk
karakter peserta didik. Dalam penerapan profil pelajar pancasila di SDN 02 Madiun Lor tidak
ditemukan hambatan yang serius hanya saja butuh proses dan penyesuaian dalam pelaksanaanya.
Nilai-nilai pancasila tidak sekedar untuk dipahami, tetapi yang sangat penting dan bermanfaat dalam
mempraktekannya di kehidupan sehari-hari di keluarga, masyarakat, satuan pendidikan (Pan & Chen,
2021; Strom & Viesca, 2021).

Penanaman nilai karakter melalui kurikulum merdeka belajar yang mengacu pada profil
pelajar pancasila sudah berjalan dengan baik. Namun, masih terdapat beberapa peserta didik yang
kurang dalam memahami materi pelajaran (Sari & Puspita, 2019; Tan & Amiel, 2022). Dalam hal ini
dapat dilihat dari data nilai mata pelajaran peserta didik. Menurut ibu Sisilia Ary selaku wali kelas 6
“terdapat beberapa peserta didik yang masih memiliki nilai dibawah KKM, permasalahan tersebut
dapat diatasi dengan mengamati peserta didik melalui pendekatan dan menyesuaikan apa minat dan
bakat peserta didik agar capaian pembelajaran tersampaikan dengan baik”. Selain melalui strategi
berdiferensiasi, pembelajaran dengan proyek dan pembiasaan di sekolah ini sudah terlaksana dengan
baik. Dari hasil wawancara peserta didik sangat senang dengan adanya pembelajaran poyek dan
pembiasaan yang dilaksanakan di sekolah, karena dengan adanya kegiatan ini mereka belajar secara
bebas dan tidak membosankan.
SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 3 strategi yang digunakan di SDN 02 Madiun Lor yaitu
pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran dengan projek dan pembiasaan. Strategi yang digunakan
untuk membantu peserta didik untuk menguatkan karakter yang mengacu pada profil pelajar
pancasila. Berdasarkan hasil pengamat dari peneliti bahwa strategi yang yang dilaksanakan berjalan
dengan baik tetapi masih terdapat peserta didik yang lupa menjalankannya. Upaya yang dilakukan
oleh guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah guru melakukan strategi secara terus
menerus dengan berbagai inovasi agar strategi dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan
untuk menguatkan karakter peserta didik melalui pelajar pelajar pancasila. Penerapan profil pelajar
pancasila ditetapkan pada semua kelas, tetapi fokus penelitian pada kelas tinggi yaitu kelas 6. Peserta
didik kelas 6 sudah menerapkan kegiatan P5 (Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila) dan kegiatan
pembiasaan dengan baik. Dengan adanya strategi yang dilaksanakan oleh guru di harapkan peserta
didik menjadi individu yang sesuai dengan profil pelajar pancasila terutama dalam kegiatan menjaga
lingkungan. Dimana hal ini sesuai dengan tema hidup berkelanjutan dan ciri utama dari profil pelajar
pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

Adit, A. (2021). Kemendikbud: Ini 6 Profil Pelajar Pancasila. Kompas.Com.


Baihaqi, M. B. (2017). Pendidikan dan Digitalisasi di Era Milenial. Sabtu, 23/12/17.
Bisri, M. (2020). Komponen-Komponen dan Model Pengembangan Kurikulum. Prosiding Nasional,
3.

Kemendikbud. (2021). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. In


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud Ristek. (2021a). Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Kemendikbud Ristek. (2021b). Profil Pelajar Pancasila. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Mariati. (2021). Tantangan Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka di


Perguruan Tinggi. Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial Dan Humaniora, 1(1)

Rusnaini, R., Raharjo, R., Suryaningsih, A., & Noventari, W. (2021). Intensifikasi Profil Pelajar
Pancasila dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa. Jurnal Ketahanan Nasional, 27(2).
https://doi.org/10.22146/jkn.67613.

Anda mungkin juga menyukai