Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan kurikulum merdeka pada sekolah
penggerak dalam membentuk karakter profil pelajar pancasila peserta didik sekolah dasar di SDN
3 Tlanak Kabupaten Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara kepada kepala sekolah dan guru yang
menerapkan kurikulum merdeka, dokumentasi, observasi dan studi pustaka. Data yang di peroleh
selanjutnya dianalisis dengan reduksi, penyajian, dan menyimpulkan. Hasil penelitian diperoleh
bahwa dalam membentuk karakter profil pelajar Pancasila dapat ditanamkan melalui kegiatan
intrakulikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Keberhasilan dalam pembentukan
karakter profil pelajar Pancasila terjadi apabila guru berhasil dalam mengimplementasikan
pembelajaran berdiferensiasi. Satuan Pendidikan memiliki keleluasaan dalam Menyusun
This is an open access article
perencanaan pembelajaran dengan mengacu pada fase atau capaian pembelajaran yang sesuai
under the Creative Commons karakteristik peserta didik. Kegiatan P5 yang dilaksanakan di SDN 3 Tlanak berhasil menanamkan
Attribution-ShareAlike 4.0 karakter berfikir kritis, gotong royong dan mandiri pada tema gaya hidup berkelanjutan. Kolaborasi
International license. yang baik antara kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua, serta masyarakat menjadi salah
satu faktor penunjang dalam mensukseskan implementasi kurikulum merdeka .
Abstract
e-ISSN 2597-4122 The purpose of this research is to describe the implementation of the independent curriculum in
(Online) sekolah penggerak in shaping the character profile of Pancasila students at SDN 3 Tlanak,
p-ISSN 2581-1800 Lamongan Regency. The method used in this study is descriptive qualitative. Data were collected
(Print) through interviews with the school principal and teacher who implement the independent
curriculum, documentation, observation, and literature review. The collected data were then
*Correspondence: analyzed through reduction, presentation, and conclusion. The research findings indicate that
shaping the character profile of Pancasila students can be instilled through intracurricular activities
Ummu Khairiyah
and the Stundent Profile Strengthening Project (P5). Success in forming the character profile of
ummukhairiyah@unisla.ac.
Pancasila students occurs when teachers succeed in implementing differentiated learning.
id Educational institutions have the flexibility to develop learning plans based on the phases or
learning outcomes that match the characteristics of the students. The P5 activities carried out at
Received: 02-01-2023 SDN 3 Tlanak successfully instilled the character of critical thinking, mutual cooperation, and
Accepted: 10-08-2023 independence in the theme of sustainable lifestyle. Effective collaboration among the school
Published: 11-08-2023 principal, teachers, students, parents, and the community becomes one of the supporting factors
in the successful implementation of the independent curriculum.
DOI
http://dx.doi.org/10.30 Keywords: Kurikulum Merdeka; Profile of Pancasila Students; P5
651/else.v7i2.196924
Gambar 3. Kegiatan P5 memanfaatkan botol barang bekas menjadi pot untuk tanaman toga.
bekas untuk menanam tanaman TOGA Tahapan yang dilakukan peserta didik dalam
kegiatan ini yaitu peserta didik berdiskusi
1. Menciptakan Karakter Berpikir Kritis
menyusun jadwal penyelesaian pembuatan pot,
Menurut (Schafersman, 1991), karakter berpikir berdiskusi pemilihan bahan yang digunakan serta
kritis penting untuk dikembangkan dan dilatihkan model pot yang akan dibuat, yang terakhir
pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. berkolaborasi membuat pot sesuai hasil
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 kesepakatan bersama. Menurut Effendi (2013),
dan 4, peserta didik melalui kegiatan P5 pada gotong royong tercipta atas kesadaran dan
tahap pengenalan disajikan suatu permasalahan semangat untuk mengerjakan pekerjaan secara
terkait isu-isu yang berkembang dalam mengatasi bersama-sama dengan mengutamakan nilai
penyakit yang terjadi di masyarakat yang bisa kebersamaan tanpa memikirkan keuntungan
disembuhkan menggunakan tanaman toga. pribadi. Kegiatan pemanfaatan barang bekas
Peserta didik di arahkan memecahkan masalah menjadi pot untuk tanaman toga ini dapat
dan menganalisis manfaat dari macam-macam menanamkan karakter gotong royong karena
tanaman TOGA yang diketahui. Sejalan dengan dalam penyelesaiannya dibutuhkan suatu
pendapat (Hartini, 2017), apabila guru terbiasa kerjasama yang baik antar individu.
menyajikan pertanyaan dan membantu peserta
3. Karakter Mandiri
didik berpikir dalam memecahkan masalah, maka
keterampilan berpikir kritis peserta didik akan Penanaman karakter mandiri di SDN 3 Tlanak
berkembang. berdasarkan hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi dapat dibentuk dengan memberikan
Selama pembelajaran, guru memberikan
kesempatan untuk bertanggung jawab terhadap
pertanyaan pemantik dan penguatan-penguatan
apa yang dilakukannya serta memperoleh
yang bertujuan untuk memberikan pemahaman
kemandirian baik secara sosial, emosi maupun
yang setara kepada peserta didik yang memiliki
intelektual. Peserta didik mampu mengatasi
kemampuan yang berbeda. Dalam penyampaian
persoalan yang menghadangnya. Kemandirian
materi guru memberikan kesempatan kepada
sangat erat kaitanya sebagai individu yang
peserta didik untuk melakukan diskusi, bertanya,
mempunyai konsep diri, penghargaan terhadap
menganalisis, menyimpulkan serta diakhir
diri sendiri (self esteem), dan mengatur diri (self
kegiatan project peserta didik diberikan
regulation) dapat terlihat melalui perilaku dan
kesempatan untuk melakukan refleksi dan
pembiasaan peserta didik dalam kehidupan
membuat kesimpulan. Menurut Ernawati &
sehari-hari disekolah maupun di lingkungan
Rahmawati (2022) indikator karakter bernalar kritis
rumah. Penanaman sifat kemandirian ini harus
yakni memperoleh dan memproses informasi,
dimulai sejak anak prasekolah (sebelum sekolah)
menhanalisis dan mengevaluasi penalaran, serta
(Familia,2006) tetapi harus dalam kerangka proses
merefleksi dan mengevaluasi.
perkembangan manusia, artinya orang tua tidak
2. Menciptakan Karakter Gotong Royong boleh melupakan bahwa anak bukanlah miniatur
orang dewasa, sehingga ia tidak bisa dituntut
Karakter gotong royong dalam kegiatan P5 dapat
menjadi orang dewasa sebelum waktunya, serta
terbentuk ketika peserta didik terlibat secara
orang tua harus mempunyai kepekaan terhadap
kolaboratif menyelesaikan projek yang diberikan
setiap proses perkembangan anak dan menjadi
oleh guru. Peserta didik SDN 3 Tlanak
menyelesaikan projek dengan memanfaatkan
fasilitator bagi perkembangannya (Yamin dan Pancasila yang lain dapat dirancang pada
Sanan., 2012) kegiatan project selanjutnya, sehingga
penanaman karakter profil pelajar pancasila
Kesuksesan dalam mewujudkan karakter dapat lebih optimal. Implementasi kurikulum
profil pelajar Pancasila akan bisa dicapai apabila merdeka melalui kegiatan intrakulikuler dan P5
adanya kolaborasi dan bekerjasama antara orang berpotensi menjadikan peserta didik memiliki
tua, guru, peserta didik, dan semua instansi di karakter profil pelajar Pancasila. Peserta didik
masyarakat (Kahfi, 2022). PPK pada satuan diberikan beragam kegiatan pembelajaran sesuai
pendidikan formal diselenggarakan dengan minat dan kebutuhan. Kurikulum merdeka
mengoptimalkan fungsi kemitraan pendidikan memiliki potensi dalam mewujudkan profil pelajar
dengan tiga pusat, yaitu: a) sekolah, b) keluarga, c) Pancasila apabila dalam implementasinya adanya
masyarakat (Permendikbud No. 20 Tahun 2018). kolaborasi yang baik antara kepala sekolah, guru,
peserta didik, orang tua, serta masyarakat.
Menurut Lickona, Schapss, dan Lewis (2003),
.
orang tua dan sekolah merupakan mitra dalam
mengembangkan karakter siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Kunci penting dalam mengelola kegiatan Christina, E. (2013). Pendidikan yang
untuk menanamkan karakter profil pelajar Memanusiakan Manusia. Jurnal Humaniora,
Pancasila adalah keterlibatan peserta didik dalam 4(1), 398–410.
proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik Creswell, J. W. (2016). Research Design
sebagai fasilitator pembelajaran perlu terus Pendekatan Metode Kulaitatif, Kuantitatif
berkreasi dan inovatif untuk meningkatkan dan Campuran. Pustaka Pelajar.
partisipasi belajar seluruh peserta didik dalam
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Guru dapat Effendi, T. N. (2013). Budaya Gotong-Royong
melakukan evaluasi dan refleksi dari setiap Masyarakat dalam Perubahan Sosial Saat Ini.
perencanaan pembelajaran. Evaluasi tidak Jurnal Pemikiran Sosiologi, 2(1), 1–18.
ditujukan untuk mencari kesalahan atau menilai Ernawati, Y., & Rahmawati, F. P. (2022). Analisis
keberhasilan pendidik/ satuan Pendidikan dalam Profil Pelajar Pancasila Elemen Bernalar Kritis
menanamkan karakter profil pelajar pancasila, dalam Modul Belajar Siswa Literasi dan
namun untuk menemukan kebermaknaan dari Numerasi Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal
proses implementasi kurikulum merdeka. Basicedu, 6(4).
Jayanti, G. D., Setiawan, F., Rivaldo, A., & Siregar, Miles, M. B. J. S., Huberman, A. M., & Saldana, J.
N. P. (2021). Analisis Kebijakan Peta Jalan (2019). Qualitative Data Analysis A Methods
Pendidikan Nasional 2020-2035. Jurnal Sourcebook. Sage Publications.
Pendidikan Dasar Dan Keguruan, 6(1), 40–48.
MS, B., & Swadayani, T. B. (2014). Implementasi
Kahfi, A. (2022). Implementasi Profil Pelajar program pendidikan karakter di SMP. Jurnal
Pancasila Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Karakter, 5(3), 235–244.
Karakter Siswa Di Sekolah. DIRASAH: Jurnal
Mukhadis, A. (2013). Sosok Manusia Indonesia
Pemikiran Dan Pendidikan Dasar, 5(2), 138–
Unggul dan Berkarakter Dalam Bidang
151.
Teknologi Sebagai Tuntutan Hidup di Era
https://doi.org/https://doi.org/10.51476/dir
Globalisasi. Jurnal Pendidikan Karakter, 4(2).
asah.v5i2.402
Nurdyansyah, F., Muflihati, I., Muliani Dwi Ujianti,
Kemendikbud. (2021). Panduan Pengembangan
R., Novita, M., Kusumo, H., Mujiono, M., &
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Charles Ryan, J. (2022). Indonesian Character
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Building Strategy: Planning the Pancasila
Lubaba, M. N., & Alfiansyah, I. (2022). Analisis Student Profile Strengthening Project in
Penerapan Profil Pelajar Pancasila Dalam Kurikulum Merdeka. KnE Social Sciences,
Pembentukan Karakter Peserta Didik Di 362–369.
Sekolah Dasar. Edusaintek: Jurnal https://doi.org/10.18502/kss.v7i19.12456
Pendidikan, Sains Dan Teknologi, 9(3), 687–
Rahayuningsih, F. (2021). Internalisasi Filosofi
706.
Pendidikan Ki Hajar Dewantara Dalam
Marisa, M. (2021). Inovasi Kurikulum “Merdeka Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. SOCIAL:
Belajar” di Era Society 5.0. Santhet: Jurnal Jurnal Inovasi Pendidikan IPS, 1(3), 177–187.
Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora, 5(1),
Schafersman, S. D. (1991). An Introduction to
66–78.
Critical Thinking.
Marlina, M., Efrina, E., & Kusmastuti, G. (2020).
Model Asesmen Pembelajaran
Berdiferensiasi Bagi Siswa Berkebutuhan
Khusus Di Sekolah Inklusif. Jurnal
Orthopedagogik, 1(3).