Anda di halaman 1dari 7

FENOMENA PENERAPAN KURIKULUM

MERDEKA DALAM PEMBENTUKAN


KARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA
SISWA SEKOLAH DASAR
ELSE (Elementary Ummu Khairiyah1*, Gusmaniarti2, Berda Asmara3, Suryanti4, Wiryanto4,
Sulistiyono5
School Education Universitas Islam Lamongan, Lamongan, Indonesia1

Journal) Universitas Muhammadiyah Surabaya, Surabaya, Indonesia 2


Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Surabaya, Indonesia 3
Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia 4
Universitas Terbuka, Indonesia5

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan kurikulum merdeka pada sekolah
penggerak dalam membentuk karakter profil pelajar pancasila peserta didik sekolah dasar di SDN
3 Tlanak Kabupaten Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara kepada kepala sekolah dan guru yang
menerapkan kurikulum merdeka, dokumentasi, observasi dan studi pustaka. Data yang di peroleh
selanjutnya dianalisis dengan reduksi, penyajian, dan menyimpulkan. Hasil penelitian diperoleh
bahwa dalam membentuk karakter profil pelajar Pancasila dapat ditanamkan melalui kegiatan
intrakulikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Keberhasilan dalam pembentukan
karakter profil pelajar Pancasila terjadi apabila guru berhasil dalam mengimplementasikan
pembelajaran berdiferensiasi. Satuan Pendidikan memiliki keleluasaan dalam Menyusun
This is an open access article
perencanaan pembelajaran dengan mengacu pada fase atau capaian pembelajaran yang sesuai
under the Creative Commons karakteristik peserta didik. Kegiatan P5 yang dilaksanakan di SDN 3 Tlanak berhasil menanamkan
Attribution-ShareAlike 4.0 karakter berfikir kritis, gotong royong dan mandiri pada tema gaya hidup berkelanjutan. Kolaborasi
International license. yang baik antara kepala sekolah, guru, peserta didik, orang tua, serta masyarakat menjadi salah
satu faktor penunjang dalam mensukseskan implementasi kurikulum merdeka .

Kata Kunci: Kurikulum Merdeka; Profil Pelajar Pancasila; P5

Abstract
e-ISSN 2597-4122 The purpose of this research is to describe the implementation of the independent curriculum in
(Online) sekolah penggerak in shaping the character profile of Pancasila students at SDN 3 Tlanak,
p-ISSN 2581-1800 Lamongan Regency. The method used in this study is descriptive qualitative. Data were collected
(Print) through interviews with the school principal and teacher who implement the independent
curriculum, documentation, observation, and literature review. The collected data were then
*Correspondence: analyzed through reduction, presentation, and conclusion. The research findings indicate that
shaping the character profile of Pancasila students can be instilled through intracurricular activities
Ummu Khairiyah
and the Stundent Profile Strengthening Project (P5). Success in forming the character profile of
ummukhairiyah@unisla.ac.
Pancasila students occurs when teachers succeed in implementing differentiated learning.
id Educational institutions have the flexibility to develop learning plans based on the phases or
learning outcomes that match the characteristics of the students. The P5 activities carried out at
Received: 02-01-2023 SDN 3 Tlanak successfully instilled the character of critical thinking, mutual cooperation, and
Accepted: 10-08-2023 independence in the theme of sustainable lifestyle. Effective collaboration among the school
Published: 11-08-2023 principal, teachers, students, parents, and the community becomes one of the supporting factors
in the successful implementation of the independent curriculum.
DOI
http://dx.doi.org/10.30 Keywords: Kurikulum Merdeka; Profile of Pancasila Students; P5
651/else.v7i2.196924

https://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/pgsd 172 Vol. 7 | No. 2 | Agustus 2023


PENDAHULUAN beragam dari peserta didik sesuai dengan bakat
Abad Ke-21 yang dikenal sebagai masa dan minat yang dimiliki sehingga bakat dan minat
pengetahuan (knowledge age) menuntut yang dimiliki peserta didik dapat berkembang
pendidikan dapat memenuhi kebutuhan hidup secara optimal (Marlina, Efrina, & Kusmastuti,
setiap individu untuk tumbuh lebih produktif, 2020; Handa, 2019).
lebih fokus dan menjadi lebih baik dalam Implementasi kurikulum merdeka dirancang
menghadapi tantangan masa depan (Mukhadis, untuk mewujudkan karakter profil pelajar
2013). Kebijakan perubahan kurikulum yang Pancasila. Pembentukan karakter profil pelajar
terjadi di Indonesia merupakan upaya pemerintah Pancasila sangat relevan diintegrasikan dalam
untuk mempersiapkan peserta didik tumbuh kurikulum merdeka sehingga dapat
menjadi individu yang berkualitas dan siap menumbuhkan nilai-nilai budaya di Indonesia
menghadapi tantangan abad ke-21. Melalui dan Pancasila yang merupakan dasar negara
kurikulum akan tercipta suatu keberhasilan dalam Republik Indonesia (Jayanti, et al. 2021). MS &
proses pelaksanaan pendidikan (Lubaba & Swadayani (2014) dan (Marzuki, 2012)
Alfiansyah, 2022). Pendidikan merupakan salah mengungkapkan untuk menanamkan dan
satu proses penentu kualitas kehidupan manusia mengembangkan nilai-nilai karakter suatu
dalam wujud transformasi (Gemnafle & Batlolona, bangsa, maka satuan pendidikan perlu
2021). mengintegrasikan pendidikan karakter melalui
Kurikulum Merdeka merupakan bentuk proses pembelajaran.
optimalisasi pengembangan pendidikan yang Penelitian yang dilakukan oleh Nurdyansyah
disesuaikan dengan berbagai perkembangan et al., (2022) menjelaskan bahwa melalui kegiatan
yang terjadi di masyarakat (Marisa, 2021). proyek penguatan profil pelajar pancasila sebagai
Kurikulum Merdeka dirancang sebagai wujud dari sarana pencapaian profil pelajar pencasila,
cita-cita yang dicanangkan oleh Ki Hajar memberikan kesempatan kepada peserta didik
Dewantara, bahwa melalui proses pembelajaran untuk mengalami pengetahuan sebagai proses
yang merdeka dengan memberi kebebasan penguatan karakter dan kesempatan untuk
kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri belajar dari lingkungan sekitarnya. Melalui
dan kreatif akan terbentuk karakter yang merdeka kegiatan P5 inilah peserta didik dapat
pula (Fitriyah & Wardani, 2022). Sejalan dengan mempelajari tema-tema atau isu-isu esensial
pendapat Christina (2013) bahwa pendidikan sehingga mereka dapat mengambil Tindakan
harus diciptakan melalui sebuah proses belajar nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai
mandiri bukan hanya untuk mempersiapkan dengan tahapan pembelajaran dan
dalam kehidupan masa depan saja. kebutuhannya.
Implementasi kurikulum merdeka dalam Profil pelajar Pancasila terwujud melalui
struktur kurikulum merdeka terbagi menjadi enam dimensi yaitu berakhlak mulia, mandiri,
kegiatan intrakulikuler, ektrakulikuler dan Projek bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). berkebinekaan global (Martant, Widodo,
Pembelajaran intrakulikuler yang Rusdarti, & Priyanto, 2022). Melalui enam dimensi
diimplementasikan dalam kurikulum merdeka ini diharapkan karakter jiwa Pancasila dapat
dilakukan secara terdiferensiasi dan berpusat tertanam di diri peserta didik (Rahayuningsih,
pada peserta didik. Sehingga peserta didik 2021). Penerapan pembelajaran berbasis projek
memiliki cukup waktu untuk memperkuat menjadi pilihan yang mendasar dan dapat
kompetensi dan mendalami konsep yang dipercaya mendukung pemulihan pembelajaran
dipelajari. Pembelajaran yang berdiferensiasi karakter peserta didik melalui profil pelajar
mengakomodasi kebutuhan belajar yang Pancasila (Lubaba & Alfiansyah, 2022).

https://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/pgsd 173 Vol. 7 | No. 2 | Agustus 2023


FENOMENA PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA SISWA
Ummu Khairiyah, dkk. SEKOLAH DASAR

(Kemendikbud, 2021) mencanangkan kegiatan P5 Pustaka dilakukan untuk menghimpun informasi


dengan tujuan agar karakteristik peserta didik yang relevan berdasarkan temuan selama
kuat sesuai dengan dimensi profil pelajar penelitian.
pancasila. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
Dengan latar belakang yang telah diuraikan, sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman
maka fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan (2019) bahwa dilakukan reduksi data, penyajian
pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
yang dilakukan oleh Sekolah Dasar yang
tergabung pada sekolah penggerak yang berada HASIL DAN PEMBAHASAN
di Kabupaten Lamongan utamanya di SDN 3 Penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka
Tlanak Kab. Lamongan dalam pembentukan
SDN 3 Tlanak Kecamatan Kedungpring
karakter profil pelajar Pancasila serta
Kabupaten Lamongan merupakan sekolah
mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi
oleh satuan pendidikan selama implementasi penggerak angkatan 2 yang
kurikulum merdeka. mengimplementasikan kurikulum merdeka. Mulai
tahun ajaran 2022/ 2023, SDN 3 Tlanak
METODE PENELITIAN menerapkan kurikulum merdeka pada peserta
Metode yang digunakan dalam penelitian didik kelas 1 dan 4. Sedangkan untuk kelas 2,3,5
ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek yang dan 6 menerapkan kurikulum 2013 dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah kepala menggunakan strategi pembelajaran yang tidak
sekolah, dan guru kelas 1 dan 4 SDN 3 Tlanak jauh berbeda dengan kurikulum merdeka yakni
Kab.Lamongan yang tergabung dalam sekolah pembelajaran berdiferensiasi dan berbasis projek
penggerak dan telah menerapkan kurikulum penguatan profil pelajar Pancasila.
merdeka. Di dalam penelitian ini peneliti tidak
melakukan manipulasi atau memberikan Bedasarkan hasil wawancara dan
perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel observasi, sebelum satuan pendidikan
atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi menerapkan kurikulum merdeka, kepala sekolah
pada variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, beserta guru melakukan perancangan Kurikulum
kejadian, aspek, komponen atau variabel berjalan Operasional Satuan Pendidikan (KOSP). KOSP
sebagaimana adanya (Creswell, 2016). yang dirancang berdasarkan hasil analisis kondisi
Teknik pengumpulan data berupa
lingkungan, sarana prasarana, SDM tenaga
wawancara, dokumentasi, observasi dan studi
pendidik dan kependidikan di satuan pendidikan
pustaka. Wawancara dilakukan untuk menggali
dengan melibatkan perwakilan peserta didik dan
implementasi kurikulum merdeka di SDN 3 Tlanak
dalam menanamkan karakter profil pelajar orang tua.
Pancasila, faktor pendukung dan penghambat Perencanaan pembelajaran yang disusun
selama pengimplementasian kurikulum merdeka. dalam bentuk modul ajar dikombinasikan dengan
Teknik dokumentasi dilakukan untuk melihat
menyesuaikan konteks lokal dan kebutuhan
beberapa dokumentasi terkait modul ajar yang
peserta didik. Guru menyusun Alur Tujuan
telah disusun, bahan ajar yang digunakan, serta
Pembelajaran (ATP) berdasarkan analisis asesmen
dokumentasi hasil belajar peserta didik. Teknik
observasi dilakukan untuk melihat aktivitas formatif sehingga kegiatan pembelajaran bisa
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.
sehingga akan terlihat bagaimana penerapan Apabila hasil asesmen tersebut dapat
kurikulum merdeka dalam menanamkan karakter dikembangkan secara maksimal, maka
profil pelajar Pancasila. Sedangkan Teknik studi pembelajaran akan benar-benar dapat

https://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/pgsd 174 Vol. 7 | No. 2 | Agustus 2023


FENOMENA PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA SISWA
Ummu Khairiyah, dkk. SEKOLAH DASAR

mencerminkan pembelajaran berdiferensiasi inovatif. Namun yang terjadi, selama mengikuti


(Martant et al., 2022). Namun yang terjadi, guru Program Sekolah Penggerak, banyak sekali
merasa kesulitan dalam menyusun alur tujuan kegiatan yang perlu diikuti oleh guru dan kepala
pembelajaran yang mengakomodir kegiatan sekolah. Sehingga tidak cukup waktu untuk
pembelajaran secara berdiferensiasi. Pemahaman menambah referensi. Pemerintah telah
guru tentang pembelajaran berdiferensiasi masih mempersiapkan platform merdeka mengajar
terfragmentasi. sehingga dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
saling berbagi praktik baik dalam kegiatan
Dalam pengimplementasian pembelajaran
pembelajaran.
berdiferensiasi yang dilaksanakan di SDN 3 Tlanak
dilakukan melalui empat bentuk diferensiasi yakni
diferensiasi proses, konten, produk dan
lingkungan belajar. Namun dalam
implementasinya masih belum dilakukan secara
maksimal. Guru masih merasa kesulitan dalam
mengelola kelas dan membuat modul ajar.

Gambar 2. Kegiatan koordinasi antara kepala


sekolah dan guru yang dilaksanakan 1 bulan sekali

Penanaman Karakter Profil Pelajar Pancasila

Karakter profil pelajar Pancasila dibagi dalam


Gambar 1. Kegiatan pembelajaran
enam dimensi yaitu berakhlak mulia, mandiri,
berdiferensiasi
bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan
Pembelajaran berdiferensiasi dalam berkebinekaan global (Martant dkk., 2022). Hasil
kurikulum merdeka harus dapat menempatkan wawancara, observasi, dan dokumentasi,
guru dalam mengembangkan bakat dan bahwasannya, penanaman karakter profil pelajar
kemampuan peserta didik (Handa, 2019). Guru Pancasila dilakukan pada kegiatan projek. Dalam
perlu didampingi secara langsung dalam kegiatan projek, guru melakukan observasi untuk
implementasi pembelajaran berdiferensiasi menilai capaian elemen karakter dimensi profil
sehingga paham akan konsep pembelajaran pelajar Pancasila. Kegiatan projek yang dilakukan
berdiferensiasi. di SDN 3 Tlanak yaitu gaya hidup berkelanjutan.
Dalam projek ini membangun tiga dimensi profil
Salah satu faktor pendorong keberhasilan
pelajar Pancasila yaitu berpikir kritis, gotong
pembelajaran berdiferensiasi yakni peran kepala
royong dan mandiri.
sekolah yang selalu memotivasi guru dan
mengadakan pendampingan melalui berbagai
kegiatan yakni in house training, webinar, dan
seminar dalam menyusun modul ajar. Kegiatan
tersebut akan lebih efektif apabila guru juga
memiliki pegangan referensi untuk membangun
kegiatan pembelajaran yang beragam dan

https://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/pgsd 175 Vol. 7 | No. 2 | Agustus 2023


FENOMENA PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA SISWA
Ummu Khairiyah, dkk. SEKOLAH DASAR

Gambar 3. Kegiatan P5 memanfaatkan botol barang bekas menjadi pot untuk tanaman toga.
bekas untuk menanam tanaman TOGA Tahapan yang dilakukan peserta didik dalam
kegiatan ini yaitu peserta didik berdiskusi
1. Menciptakan Karakter Berpikir Kritis
menyusun jadwal penyelesaian pembuatan pot,
Menurut (Schafersman, 1991), karakter berpikir berdiskusi pemilihan bahan yang digunakan serta
kritis penting untuk dikembangkan dan dilatihkan model pot yang akan dibuat, yang terakhir
pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. berkolaborasi membuat pot sesuai hasil
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 kesepakatan bersama. Menurut Effendi (2013),
dan 4, peserta didik melalui kegiatan P5 pada gotong royong tercipta atas kesadaran dan
tahap pengenalan disajikan suatu permasalahan semangat untuk mengerjakan pekerjaan secara
terkait isu-isu yang berkembang dalam mengatasi bersama-sama dengan mengutamakan nilai
penyakit yang terjadi di masyarakat yang bisa kebersamaan tanpa memikirkan keuntungan
disembuhkan menggunakan tanaman toga. pribadi. Kegiatan pemanfaatan barang bekas
Peserta didik di arahkan memecahkan masalah menjadi pot untuk tanaman toga ini dapat
dan menganalisis manfaat dari macam-macam menanamkan karakter gotong royong karena
tanaman TOGA yang diketahui. Sejalan dengan dalam penyelesaiannya dibutuhkan suatu
pendapat (Hartini, 2017), apabila guru terbiasa kerjasama yang baik antar individu.
menyajikan pertanyaan dan membantu peserta
3. Karakter Mandiri
didik berpikir dalam memecahkan masalah, maka
keterampilan berpikir kritis peserta didik akan Penanaman karakter mandiri di SDN 3 Tlanak
berkembang. berdasarkan hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi dapat dibentuk dengan memberikan
Selama pembelajaran, guru memberikan
kesempatan untuk bertanggung jawab terhadap
pertanyaan pemantik dan penguatan-penguatan
apa yang dilakukannya serta memperoleh
yang bertujuan untuk memberikan pemahaman
kemandirian baik secara sosial, emosi maupun
yang setara kepada peserta didik yang memiliki
intelektual. Peserta didik mampu mengatasi
kemampuan yang berbeda. Dalam penyampaian
persoalan yang menghadangnya. Kemandirian
materi guru memberikan kesempatan kepada
sangat erat kaitanya sebagai individu yang
peserta didik untuk melakukan diskusi, bertanya,
mempunyai konsep diri, penghargaan terhadap
menganalisis, menyimpulkan serta diakhir
diri sendiri (self esteem), dan mengatur diri (self
kegiatan project peserta didik diberikan
regulation) dapat terlihat melalui perilaku dan
kesempatan untuk melakukan refleksi dan
pembiasaan peserta didik dalam kehidupan
membuat kesimpulan. Menurut Ernawati &
sehari-hari disekolah maupun di lingkungan
Rahmawati (2022) indikator karakter bernalar kritis
rumah. Penanaman sifat kemandirian ini harus
yakni memperoleh dan memproses informasi,
dimulai sejak anak prasekolah (sebelum sekolah)
menhanalisis dan mengevaluasi penalaran, serta
(Familia,2006) tetapi harus dalam kerangka proses
merefleksi dan mengevaluasi.
perkembangan manusia, artinya orang tua tidak
2. Menciptakan Karakter Gotong Royong boleh melupakan bahwa anak bukanlah miniatur
orang dewasa, sehingga ia tidak bisa dituntut
Karakter gotong royong dalam kegiatan P5 dapat
menjadi orang dewasa sebelum waktunya, serta
terbentuk ketika peserta didik terlibat secara
orang tua harus mempunyai kepekaan terhadap
kolaboratif menyelesaikan projek yang diberikan
setiap proses perkembangan anak dan menjadi
oleh guru. Peserta didik SDN 3 Tlanak
menyelesaikan projek dengan memanfaatkan

https://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/pgsd 176 Vol. 7 | No. 2 | Agustus 2023


FENOMENA PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA SISWA
Ummu Khairiyah, dkk. SEKOLAH DASAR

fasilitator bagi perkembangannya (Yamin dan Pancasila yang lain dapat dirancang pada
Sanan., 2012) kegiatan project selanjutnya, sehingga
penanaman karakter profil pelajar pancasila
Kesuksesan dalam mewujudkan karakter dapat lebih optimal. Implementasi kurikulum
profil pelajar Pancasila akan bisa dicapai apabila merdeka melalui kegiatan intrakulikuler dan P5
adanya kolaborasi dan bekerjasama antara orang berpotensi menjadikan peserta didik memiliki
tua, guru, peserta didik, dan semua instansi di karakter profil pelajar Pancasila. Peserta didik
masyarakat (Kahfi, 2022). PPK pada satuan diberikan beragam kegiatan pembelajaran sesuai
pendidikan formal diselenggarakan dengan minat dan kebutuhan. Kurikulum merdeka
mengoptimalkan fungsi kemitraan pendidikan memiliki potensi dalam mewujudkan profil pelajar
dengan tiga pusat, yaitu: a) sekolah, b) keluarga, c) Pancasila apabila dalam implementasinya adanya
masyarakat (Permendikbud No. 20 Tahun 2018). kolaborasi yang baik antara kepala sekolah, guru,
peserta didik, orang tua, serta masyarakat.
Menurut Lickona, Schapss, dan Lewis (2003),
.
orang tua dan sekolah merupakan mitra dalam
mengembangkan karakter siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Kunci penting dalam mengelola kegiatan Christina, E. (2013). Pendidikan yang
untuk menanamkan karakter profil pelajar Memanusiakan Manusia. Jurnal Humaniora,
Pancasila adalah keterlibatan peserta didik dalam 4(1), 398–410.
proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik Creswell, J. W. (2016). Research Design
sebagai fasilitator pembelajaran perlu terus Pendekatan Metode Kulaitatif, Kuantitatif
berkreasi dan inovatif untuk meningkatkan dan Campuran. Pustaka Pelajar.
partisipasi belajar seluruh peserta didik dalam
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Guru dapat Effendi, T. N. (2013). Budaya Gotong-Royong
melakukan evaluasi dan refleksi dari setiap Masyarakat dalam Perubahan Sosial Saat Ini.
perencanaan pembelajaran. Evaluasi tidak Jurnal Pemikiran Sosiologi, 2(1), 1–18.
ditujukan untuk mencari kesalahan atau menilai Ernawati, Y., & Rahmawati, F. P. (2022). Analisis
keberhasilan pendidik/ satuan Pendidikan dalam Profil Pelajar Pancasila Elemen Bernalar Kritis
menanamkan karakter profil pelajar pancasila, dalam Modul Belajar Siswa Literasi dan
namun untuk menemukan kebermaknaan dari Numerasi Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal
proses implementasi kurikulum merdeka. Basicedu, 6(4).

Fitriyah, C. Z., & Wardani, R. P. (2022). Paradigma


Kurikulum Merdeka Bagi Guru Sekolah
KESIMPULAN DAN SARAN
Dasar. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Simpulan dalam penulisan ini adalah SDN 3
Kebudayaan, 12(3), 236–243.
Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten
Lamongan mengimplementasikan sistem dua Gemnafle, M., & Batlolona, J. R. (2021).
kurikulum, yakni kurikulum merdeka dan Manajemen Pembelajaran. Jurnal Pendidikan
kurikulum 2013, dimana keduanya menggunakan Profesi Guru Indonesia, 1(1), 28–42.
strategi pembelajaran berdiferensiasi dan
berbasis projek penguatan profil pelajar Handa, M. C. (2019b). Leading Differentiated
Pancasila. Kegiatan projek gaya hidup Learning for the Gifted. Roeper Review, 41(2).
berkelanjutan membangun tiga dimensi profil
pelajar Pancasila yaitu berpikir kritis, gotong Hartini, A. (2017). Pengembangan Perangkat
royong, dan mandiri. Dimensi profil pelajar Pembelajaran Model Project Based Learning

https://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/pgsd 177 Vol. 7 | No. 2 | Agustus 2023


FENOMENA PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA SISWA
Ummu Khairiyah, dkk. SEKOLAH DASAR

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Marzuki. (2012). Pengintegrasian Pendidikan


Kritis Siswa Sekolah Dasar. ELSE (Elementary Karakter Dalam Pembelajaran Di Sekolah.
School Education Journal), 1(2a), 6–16. Jurnal Pendidikan Karakter, 3(1), 33–44.

Jayanti, G. D., Setiawan, F., Rivaldo, A., & Siregar, Miles, M. B. J. S., Huberman, A. M., & Saldana, J.
N. P. (2021). Analisis Kebijakan Peta Jalan (2019). Qualitative Data Analysis A Methods
Pendidikan Nasional 2020-2035. Jurnal Sourcebook. Sage Publications.
Pendidikan Dasar Dan Keguruan, 6(1), 40–48.
MS, B., & Swadayani, T. B. (2014). Implementasi
Kahfi, A. (2022). Implementasi Profil Pelajar program pendidikan karakter di SMP. Jurnal
Pancasila Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Karakter, 5(3), 235–244.
Karakter Siswa Di Sekolah. DIRASAH: Jurnal
Mukhadis, A. (2013). Sosok Manusia Indonesia
Pemikiran Dan Pendidikan Dasar, 5(2), 138–
Unggul dan Berkarakter Dalam Bidang
151.
Teknologi Sebagai Tuntutan Hidup di Era
https://doi.org/https://doi.org/10.51476/dir
Globalisasi. Jurnal Pendidikan Karakter, 4(2).
asah.v5i2.402
Nurdyansyah, F., Muflihati, I., Muliani Dwi Ujianti,
Kemendikbud. (2021). Panduan Pengembangan
R., Novita, M., Kusumo, H., Mujiono, M., &
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Charles Ryan, J. (2022). Indonesian Character
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Building Strategy: Planning the Pancasila
Lubaba, M. N., & Alfiansyah, I. (2022). Analisis Student Profile Strengthening Project in
Penerapan Profil Pelajar Pancasila Dalam Kurikulum Merdeka. KnE Social Sciences,
Pembentukan Karakter Peserta Didik Di 362–369.
Sekolah Dasar. Edusaintek: Jurnal https://doi.org/10.18502/kss.v7i19.12456
Pendidikan, Sains Dan Teknologi, 9(3), 687–
Rahayuningsih, F. (2021). Internalisasi Filosofi
706.
Pendidikan Ki Hajar Dewantara Dalam
Marisa, M. (2021). Inovasi Kurikulum “Merdeka Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. SOCIAL:
Belajar” di Era Society 5.0. Santhet: Jurnal Jurnal Inovasi Pendidikan IPS, 1(3), 177–187.
Sejarah, Pendidikan Dan Humaniora, 5(1),
Schafersman, S. D. (1991). An Introduction to
66–78.
Critical Thinking.
Marlina, M., Efrina, E., & Kusmastuti, G. (2020).
Model Asesmen Pembelajaran
Berdiferensiasi Bagi Siswa Berkebutuhan
Khusus Di Sekolah Inklusif. Jurnal
Orthopedagogik, 1(3).

Martant, F., Widodo, J., Rusdarti, R., & Priyanto,


agustinus sugeng. (2022). Penguatan Profil
Pelajar Pancasila Melalui Pembelajaran
Diferensiasi Pada Mata Pelajaran IPS di
Sekolah Penggerak. Prosiding Seminar
Nasional Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang, 412–417.

https://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/pgsd 178 Vol. 7 | No. 2 | Agustus 2023

Anda mungkin juga menyukai