Anda di halaman 1dari 48

IMPLEMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM

MERDEKA PADA ANAK KELOMPOK B DI TKIT KHADIJAH DESA

DUKUHMULYO KECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

PROPOSAL

Diajukan untuk disidangkan dalam seminar proposal skripsi

Oleh:

Sunita

NIM: 20.12.00236

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH

PATI

2024
A. Latar Belakang

Usia dini merupakan masa awal yang paling penting dan mendasar

pada sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Masa ini

ditandai oleh berbagai periode penting yang mendasar dalam kehidupan

anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. 1 Salah satu

periode yang menjadi ciri khas pada masa usia dini adalah the golden ages

atau masa keemasan. Banyak pendapat atau fakta ditemukan yang

menjelaskan tentang periode keemas an pada masa anak usia dini. Periode

keemas an merupakan kondisi dimana saat semua potensi anak berkembang

paling cepat. Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia

dini adalah masa eksplorasi, masa imitasi, masa peka, masa bermain, dan

membangkan seluruh aspek perkembangan anak.2

Usia dini merupakan masa sangat tepat untuk untuk memberikan

stimulasi pada anak atau dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik,

bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai nilai agama,

serta kemampuan mebawa diri dalam kehidupan sehari-hari yang diberikan

secara terintegrasi dalam proses pembelejaran. Maka dari itu dibutuhkan

kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar

pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai, hal itu semua dapat tercapai

salah satunya adalah melalui kegiatan pembelajaran dalam Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD) yang sesuai dengan dengan kebutuhan anak.

1
Masganti, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, (Medan: Perdana Publishing,
2015), hlm. 3.
2
Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifaru Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini,
Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD, (Jogjakarata: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 23.

1
2

Melalui kegiatan pembelajaran yang sesuai maka akan memberikan

pengalaman belajar anak yang sesuai dengan perkembangan anak dan

pemberian rangsangan yang baik.3

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

membelajarkan subjek didik atau pembelajar yang direncanakan atau

didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik

dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran

dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah

komponen yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran atau

alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak

lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan). 4 Dengan demikian, dapat

disimpulkan hakikat pembelajaran adalah proses yang dilakukan guru

dengan suatu rancangan kegiatan untuk membuat siswa belajar.

Pendidikan di Indonesia, terus menerus mengalami siklus

perkembangan yang pesat dalam rangka menghasilkan berbagai model

pembelajaran, baik berupa strategi, metode, media serta yang ada kaitannya

dengan administrasi atau bahkan desain pelaksanaan pembelajaran. Saat

ini di indoensia telah ditetapkan kurikulum baru yakni kurikum merdeka.

Kurikulum merdeka pertama kali diluncurkan pada tahun 2022 oleh

3
Muhammad Fadillah dan Lilif Mualifaru Khorida, Pendidikan Karakter Anak..., hlm.
40.
4
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011),
hlm. 3.
3

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Risat, dan Teknologi yaitu Nadiem

akarim. Setelah dirumuskan, akhirnya kurikulum mulai disosialisasikan

pada tahun 2022.5 Salah satu tujuan penerapan kurikulum merdeka adalah

ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia. Adanya kurikulum

merdeka ini membuat konsep pembelajaran termasuk di lembaga PAUD

juga harus menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Konsep

pembelajaran berbasis kurikulum merdeka tentunya ialah menyesuaikan

ketentuan sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum merdeka.6

Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran

intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta

didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan

kompetensi. Guru memiliki kebebasan untuk memilih berbagai media

pembelajaran sehingga pembelajaran dapat disesuakan dengan kebutuhan

belajar dan minat peserta didik.7 Pada kurikulum merdeka terdapat projek

penguatan profil pelajar yang merupakan kegiatan kokurikuler berbasis

projek dan dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi

serta karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila yang disusun

berdasarkan standar kompetensi lulusan. Pelaksanaan projek penguatan

profil pelajar pancasila dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan,

5
Khoirurrijal, dkk, Pengembangan Kurikulum Merdeka, (Malang: CV. Literasi Nusantara
Abadi, 2022), hlm. 2
6
Detikedu, “Apa Itu Kurikulum Merdeka? Ini Pengertian & Prinsip Pembelajarannya”
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6818335/apa-itu-kurikulum-merdeka-ini-pengertian--
prinsip-pembelajarannya, diakses tanggal 25 November 2023 pukul 20.00 WIB.
7
Tsuraya, Febia Ghina, et al. "Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Sekolah
Penggerak." Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya. Nomor. 1/IV/2022, hlm. 180.
4

kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Projek penguatan profil pelajar pancasila

dirancang terpisah dari pembelajaran intrakurikuler.8

Proyek penguatan profil pelajar pancasila dilaksanakan dalam

konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan perwujudan enam karakter

profil pelajar Pancasila pada fase fondasi. Tema-tema utama projek

penguatan profil pelajar pancasila yang dapat dipilih oleh satuan PAUD

diantaranya Aku Sayang Bumi, Aku Cinta Indonesia, Kita Semua

Bersaudara, Imajinasi dan Kreativitasku.9 Pendekatan pembelajaran yang

digunakan dalam kurikulum merdeka adalah pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berorientasi pada

anak dan memberi ruang untuk melakukan kegiatan belajar sesuai minat

dan cara yang berbeda. Melalui pembelajaran ini diharapkan anak bisa

mengeksplor diri sesuai dengan keinginannya dengan minatnya yang

tentunya berbeda antara satu dengan yang lain dalam kegiatan bermain.10

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi pada kurikulum merdeka

ini bukan tanpa alasan, melainkan karena pemerintah ingin semua

institusi pendidikan di Indonesia memiliki suasana belajar yang

bahagia, dimana bahagia yang dimaksud adalah bahagia bagi pendidik,


8
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran, Lampiran 1, hlm. 1.
9
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan..., hlm. 72.
10
Meilina Durrotun Nafisah dan Ruqqoyah Fitri, “Implementasi Kurikulum Merdeka
Dalam Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di Lembaga PAUD”, Jurnal Studi Guru dan
Pembelajaran, Nomor. II/VI.2023, hlm. 180.
5

bahagia bagi anak, dan bahagia bagi wali murid atau orang tua.

Karena seharusnya pembelajaran anak usia dini tidak terbatas pada

interaksi antara guru dan peserta didik di ruang kelas. Relasi antara orang

tua, guru, dan anak juga dapat terjadi dimana saja. Maka dari itu,

pembelajaran berdiferensiasi pada implementasi kurikulum merdeka pada

jenjang PAUD ini mewujudkan konsep merdeka belajar. 11 Aksi nyata dari

konsep ini tentunya memberikan cukup banyak manfaatnya untuk para

peserta didik. Jika sebelumnya proses pembelajaran akan berfokus pada

guru, merdeka belajar justru lebih fokus ke para peserta didik. Dengan

begitu diharapkan para peserta didik tidak akan merasa bosan ketika

pelajaran berlangsung. Melalui konsep ini peserta didik juga bisa lebih aktif

serta memaknai setiap pembelajaran yang akan diterima. 12

Implementasi atau contoh pendekatan berdiferensiasi pada jenjang

pendidikan PAUD adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk

memilih jenis kegiatan belajar yang mereka inginkan. Selain itu para pihak

pengajar memiliki kewajiban untuk memenuhi hak anak yakni bermain.

Melalui pendekatan berdiferiensiaadi dan konsep meredeka belajar anak

dapat belajar dengan merdeka tidak menuntut anak anak untuk belajar

membaca, menulis atau berhitung dengan menggunakan sistem

pembelajaran yang monoton atau lembar kerja anak. Sebaliknya,

gagasan kegiatan pembelajaran ini dapat membantu anak anak


11
Regil Sriandila, Dadan Suryana dan Nenny Mahyuddin, “Implementasi Kurikulum
Merdeka di PAUD Nurul Ikhlas Kecamantan Kebalai Kabupaten Kerinci”, Jurnal on Education,
Nomor. I/V/2023, hlm. 1.
12
Ana Widyastuti, Merdeka Belajar Pendidikan Anak Usia Dini Dan Implementasinya
Merdeka Belajar, Merdeka Bermain, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2022), hlm. 34.
6

berpartisipasi dalam kegiatan, menjadi lebih kreatif, dan berbicara

dengan lebih baik.13

Adanya hal tersebut, maka guru di PAUD diharapkan untuk

dapat mengelola kegiatan pembelajaran sebagaimana ketentuan yang ada.

Guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan dan menarik, serta melibatkan anak didik dalam proses

pembelajaran sehingga mereka dapat aktif berpartisipasi. 14 Kurikulum

merdeka PAUD mengutamakan pengalaman belajar yang

menyenangkan dan bermain untuk membantu anak-anak dalam

memperole pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang positif.

Tujuannya adalah keinginan untuk membuat pembelajaran menjadi

menyenangkan bagi semua orang yang terlibat dalam prosesnya. Pada

kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka guru juga diharapkan

untuk tidak hanya fokus pada pembelajaran akademik tetapi juga

memberikan perhatian yang cukup pada pengembangan aspek sosial

dan emosional peserta didik sehingga diharapkan peserta didik akan

terbiasa dengan belajar yang menyenangkan dan mempunyai motivasi

yang tinggi dalam menimba ilmu pengetahuan.15

13
Ana Widyastuti, Merdeka Belajar Pendidikan Anak Usia Dini Dan Implementasinya
Merdeka Belajar,,,, hlm. 36.
14
Munawar Muniroh, "Penguatan Komite Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka pada Pendidikan Anak Usia Dini", Tinta Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini,
Nomor. I/I/2022, hlm. 65.

15
Fitri Rahmawati “Analisis Kesiapan Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum Merdeka di
TK ABA”, 2st ICIE: International Conference on Islamic Education ,Nomor. I/II/2022, hlm. 8.
7

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di Taman Kanak-

kanak Islam Terpadu (TKIT) Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan

Jakenan Kabupaten Pati, TK tersebut pada tahu pelajaran 2023/2024 ini

sudah menerapkan kurikulum merdeka, sehingga dengan adanya hal

tersebut pembelaajran yang dilaksanakan di TK IT Khadijah termasuk pada

anak kelompok B ialah pembelaajaran berbasis kurikulum merdeka. Pada

kegiatan pembelajaran yang berbasis kurikulum merdeka ini di TKIT

Khadijah melaksanakan kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan projek

penguatan profil pelajar pancasila.16

Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran harian

yang dilaksanakan sehari-hari. Dalam pembelajaran ini guru menggunakan

pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang berpusat pada anak.

Contohnya adalah dalam proses pembelajaran guru menyiapkan ragam

kegiatan main, media, dan juga ragam penilaian. Sebagai salah satu contoh

dari praktik pembelajaran adalah pembelajaran topik tanaman dengan sub

topik tanaman sayur kangkung. Pada tahap awal guru memperkenalkan

terlebih dahulu tanaman kangkung melalui berbagai media, seperti video

tentang manfaat kangkung dan juga tanaman kangkung asli. Dalam

pengenalan ini guru mengenalkan apa itu tanaman kangkung, bagian-

bagian tanaman kangkung, manfaat kangkung, serta aneka olahan

kangkung.17

16
Observasi awal di TKIT Khadijah Dukuhmulyo Juwana Pati, tanggal 21 November
2023 pukul 08.30 WIB.
17
Observasi awal di TKIT Khadijah Dukuhmulyo Juwana Pati, tanggal 21 November
2023 pukul 08.30 WIB.
8

Kemudian guru memperkenalkan ragam main yang sudah disiapkan

oleh guru dalam beberapa densitas, mulai dari memetik kangkung,

merangkai huruf “Kangkung” dari loose part, meronce batang kangkung,

serta menggambar kangkung. Dalam masing-masing kegiatan main tersebut

juga terdiri dari ragam media. Dalam kegiatan memetik kangkung, peserta

didik dibebaskan mau memetik dari daun, dari batang, ataupun dari

akarnya. Dari kegiatan merangkai huruf, media yang disediakan adalah biji

kangkung, kerikil, biji bunga matahari, dan lainnya. Untuk kegiatan

meronce, media yang disediakan adalah batang kangkung, sedotan, manik-

manik, dan lainnya. Sedangkan untuk menggambar kangkung media yang

disediakan adalah krayon, spidol, dan lainnya. Melalui kegiatan ini anak

dapat memilih kegiatan sesuai dengan minatnya dan memiliki kebebasan

untuk berpikir, bergerak, berinovasi, dan berkreativitas.18

Pada kegiatan proyek penguatan profil pelajar pancasila di TKIT

Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati

dilaksanakan selama 7 kali pada tahun pelajaran 2023/2024 ini. Contoh

kegiatan proyek yang sudah terlaksana adalah kegiatan dengan Topik

Imajinasi dan Kretivitasku dan Sub Topik Hari Santri (Kirab Santri/Gema

Shalawat). Kegiatan proyek dengan Topik Imajinasi dan Kretivitasku dan

Sub Topik Hari Santri (Kirab Santri/Gema Shalawat) ini dilaksanakan

melalui tahap permulaan, pengembangan, dan penyimpulan. Tahap

18
Observasi awal di TKIT Khadijah Dukuhmulyo Juwana Pati, tanggal 21 November
2023 pukul 09.00 WIB.
9

permulaan dimulai dari anak dikenalkan dengan Hari Santri, kemudian

anak diajak untuk menyiapkan konsep gebyar hari santri.

Setelah tahap permulaan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

proyek pelajar pancasila dilanjutan dengan tahap pengembangan. Tahap

pengembangan dilakukan dengan anak diajak untuk membuat berbagai

macam hiasan untuk digunakan dalam kegiatan kirab saat Hari Santri,

contoh hiasan yang dibuat adalah mahkotaa, sleyer dari kertas, kemudian

papan nama maupun papan ucapan selamat hari santri. Pada kegiatan

pengembangan anak juga berlatih petas seni rebana untuk ditampilkan saat

Hari Santri tiba. Mendekatai tibanya hari santi Anak juga diajak untuk

menghias tempat yang akan dijadikan pentas saat perayaan Hari Santri.

Ketika Hari Santri tiba kegiatan yang dilaksanakan adalah Kirab dan pentas

shlawat. Kegiatan akhir adalah penyimpulan, pada kegiatan ini anak diajak

melakukan review atas semua kegiatan dalam rangka perayaan hari santri

yang telah dilakukan. Kegiatan pembelajaran tersebut berjalan dengan baik

dan mendorong anak berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Anak-anak juga kreatif serta dapat bereksplorasi sehingga mampu

menghasilkan karya yang berbeda dan beragam karena mereka memliki

kebebasan untuk menuangkan ide dan gagasan yang dimiliki.19

Berdasarkan pada uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan merumuskan judul penelitian “Implementasi

Kegiatan Pembelajaran Berbasis Kurikulum Merdeka pada Anak kelompok


19
Observasi awal di TKIT Khadijah Dukuhmulyo Juwana Pati, tanggal 02 Oktober
November 2023 pukul 08.15 WIB.
10

B di TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten

Pati Tahun Pelajaran 2023/2024”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan sebelumnya,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah:

1. Bagaimana implementasi kegiatan pembelajaran berbasis

kurikulum merdeka pada anak kelompok B di TKIT Khadijah

Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati tahun

pelajaran 2023/2024?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi

kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka pada anak

kelompok B di TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan

Jakenan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2023/2024?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dalam

penelitian ini ialah:

a. Mengetahui implementasi kegiatan pembelajaran berbasis

kurikulum merdeka pada anak kelompok B di TKIT Khadijah

Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati tahun

pelajaran 2023/2024.

b. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam

implementasi kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum

merdeka pada anak kelompok B di TKIT Khadijah Desa


11

Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati tahun

pelajaran 2023/2024.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam dan menambah khazanah

ilmu pengetahuan khususnya mengenai implementasi kegiatan

pembelajaran berbasis kurikulum merdeka bagi anak usia dini di lembaga

PAUD.

b. Penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

mengatasi permasalahan dalam implementasi kegiatan pembelajaran

berbasis kurikulum merdeka bagi anak usia dini di lembaga PAUD.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

ide dalam implementasi kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum

merdeka bagi anak usia dini di lembaga PAUD.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dihatapkan dapat bermanfaat bagi guru, yaitu bisa

menjadi bahan untuk melakukan evaluasi bagi guru khususnya pada

Satuan PAUD di jenjang TK terhadap implementasi kegiatan

pembelajaran berbasis kurikulum merdeka bagi anak usia dini di

lembaga PAUD.
12

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua, yaitu

sebagai sarana pembelajaran untuk orang tua bagaimana hakikat

implementasi kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka bagi

anak usia dini di lembaga PAUD yang juga membutuhkan peran serta

dan kerjasama dari orang tua.

c. Penlitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga, khususnya

TKIT Khdijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati,

yaitu sebagai bahan masukan dan evaluasi agar implementasi kegiatan

pembelajaran berbasis kurikulum merdeka di lembaga tersebut terus

meningkat,

d. Sebagai masukan berupa koleksi pustaka Fakultas Tarbiyah Institut

Pesantren Mathali’ul Falah.

E. Kajian Pustaka

Sebagai acuan dalam penelitian ini peneliti melakukan kajian

pustaka dari berbagai hasil penelitian sebelumnya, baik dari skripsi

maupun jurnal yang bertujuan untuk dijadikan landasan berpikir dan

memberikan gambaran secara ringkas pada penelitian terdahulu yang

relevan dengan penelitian ini, sehingga akan diketahui titik perbedaan dan

persamaan yang jelas antara penelitian yang dilakukan peneliti dengan

penelitian-penelitian sebelumnya.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Rukhaini Fitri Rahmawati

dari Institut Agama Islam Negeri Kudus “Analisis Kesiapan Guru dalam

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka di TK ABA V Gondangmanis Kudus ”


13

tahun 2022. Hasil penelitian ini ialah kesiapan para guru di TK ABA V

Gondangmanis Kudus berdasarkan pada 6 indikator yang diajukan

menunjukkan bahwa pada secara konsep ataupun teori para guru sudah

baik dalam memahami kurikulum merdeka, namun pada tataran

praktiknya, belum dapat dikatakan baik atau hanya cukup saja. Hal

tersebut dikarenakan para guru masih belum memiliki gambaran yang

jelas ataupun belum ada contoh nyata pembelajaran di PAUD yang

menerapkan kurikulum merdeka. Tingkat kesiapan yang ditunjukkan dapat

menjadi pertimbangan bagi sekolah, komite ataupun yayasan untuk segera

merespon permasalahan. Selain itu konsep kurikulum merdeka ini perlu

dipahami oleh seluruh unsur dari lembaga pendidikan, agar dalam

implementasinya dapat berjalan secara optimal, efektif dan efisien serta

mampu mencapai tujuan kurikum merdeka itu sendiri.20

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang penulis

lakukan ialah sama-sama mengkaji terkait penerapan kurikulum merdeka

di satuan PAUD yang salah satu kajiannya adalah bagaimana proses

pembelaajran akan dilakukan. Penelitian ini dan penelitian yang dilakukan

peneliti juha sama-sama menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

Sedangkan perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang peneliti

laksanakan pada penelitian di atas mengkaji secara keseluruhan terkait

kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum merdeka di satuan PAUD

20
Fitri Rahmawati, “Analisis Kesiapan Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum..., hlm. 8.
14

sedangkan penelitian yang laksanakan oleh peneliti membahas proses

pembelajaran berbasis kurikulum merdeka di satuan PAUD.

Kedua, peneliitan yang dilakukan oleh Indah Noer Ashfarina,

Soedjarwo, dan Dewie Tri Wijayati W dengan judul “Implementasi

Kurikulum Merdeka Belajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)”

tahun 2023. Penelitian ini dilakukan di TK Al Ibrah Gresik. Hasil

penelitian ini ialah bahwa implementasi kurikulum merdeka di TK Al

Ibrah Gresik dilakukan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.. Adanya implementasi kurikulum merdeka belajar yang optimal

yang mampu meningkatkan prestasi siswa, dan ditemukan juga adanya

hambatan yaitu budaya belajar. Kunci keberhasilan dari adanya penerapan

kurikulum merdeka belajar adalah guru dan siswa meningkatkan mindset

untuk mau melakukan perubahan sehingga kurikulum merdeka dapat

diterapkan secara maksimal. Pengimplementasian kurikulum merdeka

belajar akan membangun karakter siswa yang lebih kreatif, mandiri,

bertanggung jawab, bekerja sama, kritis, dan komunikatif.21

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan

peneliti lakukan ialah sama-sama mengkaji terkait penerapan kurikulum

merdeka di satuan PAUD dan menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif. Sedangkan perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang

di laksanakan oleh peneliti ialah pada penelitian di atas mengkaji secara

21
Indah Noer Ashfarina, Soedjarwo, dan Dewie Tri Wijayati W, “Implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)”, EDUKASIA: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, Nomor. II/IV/2023, hlm. 1364.
15

keseluruhan implementasi kurikulum merdeka di satuan PAUD sedangkan

penelitian yang laksanakan oleh peneliti fokus terhadap pokok bahasan

kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka di satuan PAUD.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ad Dieni Maulana Rizka

dan Joko Pamungkas dengan judul “Analisis Implementasi Mandiri

Belajar pada Kurikulum Merdeka di Taman Kanak-kanak” tahun 2023.

Penelitian ini dilakukan di TK ABA Ngabean 2. Hasil penelitian ini ialah

salah satu model implementasi kurikulum merdeka yaitu dengan

menggunakan kurikulum merdeka mandiri belajar. Kurikulum tersebut

menggunakan gabungan dari kurikulum 2013 dengan kurikulum merdeka

sebagai acuan belajar anak. Implementasi kurikulum merdeka mandiri

belajar di TK ABA Ngabean 2 dilakukan dengan melakukan perencanaan

hingga refleksi dan didukung dengan program inovasi serta muncul

perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan kurikulum merdeka.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat alur implementasi mandiri

belajar dalam kurikulum merdeka yang memberikan dampak bagi lembaga

pendidikan khususnya pada sistem pembelajaran.22

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan

peneliti lakukan ialah sama-sama mengkaji terkait penerapan kurikulum

merdeka di satuan PAUD yang kajian di dalamnya termasuk membahas

proses pembelajaran dalam kurikulum merdeka dan menggunakan

22
Ad Dieni Maulana Rizka dan Joko Pamungkas, “Analisis Implementasi Mandiri Belajar
pada Kurikulum Merdeka di Taman Kanak-kanak”, Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, Nomor. II/VII/2023, hlm. 1381.
16

penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan perbedaan penelitian di atas

dengan penelitian yang peneliti laksanakan ialah penelitian di atasa

mengkaji secara keseluruhan implementasi kurikulum merdeka di satuan

PAUD, selain itu pada peelitian di atas lebih fokus pada implementasi

kurikulum merdeka belajar, dimana penerapan kurikulum ini merupakan

perpaduan antara kurikulum merdeka dan kurikulum 2013 sedangkan

penelitian yang laksanakan oleh peneliti fokus terhadap pokok bahasan

kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka di satuan PAUD dan

murni berasis kurikulum merdeka. Tidak menggunakan perpaduan antara

kurikulum merdeka dan kurikulum 2013.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Istiqomatun Nisa dengan

judul “Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Pembelajaran Anak Usia

Dini di RaAAl Fattah Desa Dukutalit Kecamatan Juwana Kabupaten Pati”

tahun 2023. Hasil penelitian ini adalah implementasi kurikulum merdeka

dalam pembelajaran anak usia dini di RA Al Fattah Desa Dukutalit

Kecamatan Juwana Kabupaten Pati tahun pelajaran 2023/2024 dilakukan

meliputi perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Dalam kegiatan

perencanana adalah menyusun kurikulum operasional sekolah (KSOP)

atau jika di RA disebut kurikulum operasional Raudhatul Athfal (KORA).

Secara garis besar kurikulum RA Al Fattah Dukutalit Juwana Pati memuat

konsep pembelajaran berbasis kurikulum merdeka. Setelah menyusun

KORA dilanjutkan menysuusn modul ajar. Kedua, yaitu tahap

pelaksanaan, tahap ini merupakan tahap pelaksanaan kegiatan


17

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam bentuk kegiatan

intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar pancasila serta

pembelajaran ekstrakurikuler. Tahap ketiga dalam implementasi

kurikulum merdeka di RA Al Fattah Dukutalit Juwana Pati adalah tahap

evaluasi. Terkait evaluasi ada dua hal pokok yang dilakukan. Pertama

adalah evaluasi terhadap pcapaian pembelajaran anak dan evaluasi

terhadap impelembtasi kurikukum merdeka. Faktor pendukung

impelementasi kurikulum merdeka dalam pembelajaran anak usia dini di

RA Al Fattah Dukutalit Juwana Pati pada tahun pelajaran 2023/2024 ialah

managemen sekolah dengan kepala sekolah yang berkompeten, guru atau

tenaga pendidik yang yang berkompeten , adanya semangat dan

antusiasme peserta didik untuk belajar, media pembelajaran yang

mencukupi dan relevan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Faktor implementasi kurikulum merdeka dalam pembelajaran anak usia

dini di RA Al Fattah Dukutalit Juwana Pati adalah kurang adanya

dukungan orang tua.23

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan

peneliti lakukan ialah sama-sama mengkaji terkait penerapan kurikulum

merdeka di satuan PAUD yang kajian di dalamnya termasuk membahas

proses pembelajaran dalam kurikulum merdeka dan menggunakan

penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan perbedaan penelitian di atas

dengan penelitian yang peneliti laksanakan ialah penelitian di atas


23
Istiqomatun Nisa, “Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Pembelajaran Anak Usia
Dini di RaAAl Fattah Desa Dukutalit Kecamatan Juwana Kabupaten Pati”, Skripsi, (Pati: Institut
Pesantren Mathali’ul Falah, 2023), hlm. xi.
18

mengkaji secara keseluruhan implementasi kurikulum merdeka di satuan

PAUD, sedangkan penelitian yang laksanakan oleh peneliti fokus terhadap

pokok bahasan kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka di

satuan PAUD.

F. Kerangka Teoritik

1. Implementasi Pembelajaran

Implementasi menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI)

diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Secara umum implementasi

adalah suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun secara

rinci.24 Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, kebijakan atau

inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik

berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. 25

Implementasi juga mempunyai arti bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan

atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas,

tapi suatu kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan kegiatan. Sejalan

dengan pengertian tersebut, implementasi juga diartikan sebagai perluasan

aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan

tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksanaan,

birokrasi yang efektif.26 Sesuai dengan bebeerapa pendapat tersebut, dapat

disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu penerapan ide-konsep,

24
Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013 Mkajian Teoritis dan Praktis, (Bandung:
Interes Media, 2014), hlm. 6.
25
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), hlm. 93.
26
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 2.
19

kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga mendapatkan

dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.27 Pendapat lain mengatakan

pembelajaran secara sederhana ialah sebuah upaya untuk membelajarkan

orang atau kelompok orang melalui berbagai upaya.28 Disamping itu,

dikatakan juga bahwa pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh

seorang guru atau yang lain untuk membelajarkan siswa yang belajar. 29 Ada

juga pendapat yang mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem

atau proses membelajarkan pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan

dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan-

tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.30 Dari beberapa pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya yang

dilakukan oleh guru menggunakan komunikasi dua arah yang di dalamnya

terdapat suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

material fasilitas, perlengkapan dan prosedur kemudian direncanakan,

dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Pengertian implementasi pembelajaran menurut Asep Jihad adalah

27
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.
284.
28
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran..., h. 286.
29
Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Keguruan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm.
85.
30
Komalasari, Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: Refika Adiatama, 2013), hlm. 3.
20

suatu proses peletakan ke dalam praktek tentang suatu ide, program atau

seperangkat aktivitas baru bagi orang dalam mencapai atau mengharapkan

perubahan.31 Sedangkan menurut Hamzah, implementasi pembelajaran

adalah menerapkan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa

yang saling bertukar informasi.32

Secara sederhana implementasi dalam bidang pembelajaran dapat

diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan dalam pembelajaran. Secara

garis besar, implementasi pembelajaran merupakan suatu tindakan atau

pelaksanaan dari sebuah rencana yang disusun secara matang dan terperinci

dalam melakukan proses pembelajaran.33 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa impelementasi pembelajaran adalah proses penerapan

dalam pembelajaran untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat

aktivitas baru. Hal inii dengan mengharapkan ada perubahan dalam diri

orang yang diajarkan.

Kegiatan pokok dalam implementasi pembelajaranmeliputi

pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. 34

Pengembangan program merupakan bagian dari perencanaan awal yang

mencakup pengembangan program tahunan (program umum setiap mata

pelajaran), program semester (berisi hal-hal yang akan disampaikan dalam

semester tersebut), program modul atau pokok bahasan (lembar kerja,

31
Nurdin dan Usman, Implementasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Rajawali Pers, 2011),
hlm. 12.
32
Hamzah B. Uno, Perencanaan..., hlm. 2
33
Nurdin dan Usman, Implementasi..., hlm. 34.
34
M. Joko Susilo, Kurikulum Tingkat..., hlm. 129.
21

kunci, soal dan jawaban), program mingguan dan harian (untuk mengetahui

kemajuan dan kesulitan peserta didik), program pengayaan dan remidial,

serta program bimbingan dan konseling. Pelaksanaan merupakan realisasi

terjadinya proses pembelajaran yang meliputi kegiatan pembukaan, inti, dan

penutup. Evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan

sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tujuan pembelajaran sudah

tercapai, yang mana hasil dari evaluasi ini dapat dijadikan sebagai acuan

untuk mengambil keputusan.35

2. Kurikulum Merdeka dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Kurikulum merdeka pertama diluncurkan pada tahun 2022 oleh

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Risat, dan Teknologi yaitu Nadiem

Makarim. Setelah dirumuskan, akhirnya kurikulum mulai disosialisasikan

pada tahun 2022.36 Salah satu tujuan penerapan kurikulum merdeka adalah

ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia.

Melalui kurikulum merdeka maka ditetapkanlah konsep merdeka belajar,

keadaa ini merupakan langkah tepat mencapai pendidikan ideal yang sesuai

dengan kondisi saat ini. Tujuannya untuk mempersiapkan generasi yang

tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki karakter sesui dengan nilai-nilai

bangsa Indonesia. Merdeka belajar sangat memiliki relevansi dengan

35
M. Joko Susilo, Kurikulum Tingkat..., hlm. 129.
36
Pyayitno, Dasar Teori dan Praktis..., hlm. 7.
22

pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan yang

mempertimbangkan aspek keseimbangan cipta, rasa, dan karsa. Merdeka

belajar memberi kebebasan kepada peserta didik dan guru untuk

mengembangkan bakat dan keterampilan yang ada dalam diri mereka.

Selama ini pendidikan lebih menekankan terhadap aspek pengetahuan.37

Struktur kurikulum merdeka pada satuan PAUD terdiri atas kegiatan

pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan pancasila. Kegiatan

pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai

kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran. Intisari kegiatan

pembelajaran intrakurikuler merupakan bermain bermakna sebagai

perwujudan “Merdeka Belajar, Merdeka Bermain”. Kegiatan yang dipilih

harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan mampu

meningkatkan capaian anak. Kegiatan perlu didukung oleh penggunaan

sumber-sumber belajar yang nyata dan ada di lingkungan sekitar anak.

Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata dapat dihadirkan dengan

dukungan teknologi dan buku bacaan anak.38

Proyek penguatan profil pelajar pancasila merupakan kegiatan

kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya

pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila

yang disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan. Pelaksanaan projek

37
Detikedu, “Apa Itu Kurikulum Merdeka? Ini Pengertian & Prinsip Pembelajarannya”
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6818335/apa-itu-kurikulum-merdeka-ini-pengertian--
prinsip-pembelajarannya, diakses tanggal 25 November 2023 pukul 20.00 WIB.
38
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan..., hlm. 1.
23

penguatan profil pelajar pancasila dilakukan secara fleksibel, dari segi

muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Projek penguatan profil pelajar

pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler.39

Penguatan profil pelajar pancasila dilaksanakan dalam konteks

perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk menguatkan perwujudan enam karakter profil pelajar

Pancasila pada fase fondasi. Dalam 1 (satu) tahun ajaran, peserta didik

mengikuti projek penguatan profil pelajar pancasila yang dilakukan dengan

ketentuan 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) projek dengan tema berbeda di

PAUD. Untuk pelaksanaan kegiatan di PAUD, pemerintah menetapkan

tema-tema utama yang dapat dikerucutkan menjadi topik oleh satuan

pendidikan sesuai dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik.

Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar pancasila yang dapat

dipilih oleh satuan PAUD diantaranya Aku Sayang Bumi, Aku Cinta

Indonesia, Kita Semua Bersaudara, Imajinasi dan Kreativitasku.40

Pendekatan pembelajaran yang digunakana adalah pembelajaran

berdiferensiasi. Pembelaajran berdiferensiasi pada hakikatnya pembelajaran

yang memandang bahwa siswa atau peserta didik itu berbeda dan dinamis.

Pembelajaran berdiferensiasi itu adalah pembelajaran yang berorientasi

pada anak, yang memberi ruang untuk melakukan kegiatan belajar sesuai

39
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan..., hlm. 1.
40
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan..., hlm. 72.
24

minat dan cara yang berbeda. Jadi pembelajaran ini diharapkan anak itu

bisa mengeksplor sesuai dengan keinginannya dengan minatnya yang

tentunya berbeda antara satu dengan yang lain dalam kegiatan bermain.41

Ada beberapa alasan melakukan pembelajaran diferensiasi yaitu

sebagai berikut:42

a. Karakteristik dan tahap perkembangan anak itu berbeda. Setiap

anak punya karakteristik yang berbeda dan tentunya itu menjadi

keunikan dari anak-anak itu masing-masing.

b. Potensi dari tiap anak berbeda-beda.

c. Minat/keinginan setiap anak berbeda.

d. Cara belajar mereka akan berbeda.

Berdasarkan karakteristik di atas, maka perlu dipahami bahwa

keinginan anak, kemauan anak itu berbeda sehingga membutuhkan perlakuan

yang berbeda pula. Sehingga para pendidi atau guru dan siapapun yang

berperan di situ pasti paham karakteristik dan tahap perkembangan. Karena

sesuai usia sesuai perkembangannya juga akan berbeda cara bermainnya juga

akan berbeda.

Pada kurikulum merdeka pemerintah menetapkan capaian

pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian,

sebagai kebijakan tentang target pembelajaran yang perlu dicapai setiap

41
Meilina Durrotun Nafisah dan Ruqqoyah Fitri, “Implementasi Kurikulum Merdeka
Dalam Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di Lembaga PAUD”, Jurnal Studi..., hlm. 180.
42
Meilina Durrotun Nafisah dan Ruqqoyah Fitri, “Implementasi Kurikulum Merdeka
Dalam Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di Lembaga PAUD”, Jurnal Studi..., hlm. 182.
25

peserta didik, CP tidak cukup konkret untuk memandu kegiatan

pembelajaran sehari-hari. Oleh karena itu, pengembang kurikulum

operasional ataupun pendidik perlu menyusun dokumen yang lebih

operasional yang dapat memandu proses pembelajaran intrakurikuler, yang

dikenal dengan istilah alur tujuan pembelajaran. Pengembangan alur tujuan

pembelajaran dijelaskan lebih terperinci dalam Panduan Pembelajaran dan

Asesmen.43

CP disusun per fase bukan per tahun. Artinya, CP adalah capaian

pada akhir fase fondasi (TK B) atau saat anak selesai pada jenjang PAUD

dan bukan capaian yang ingin dicapai pada setiap jenjang PAUD. Ada 3

(Tiga) elemen CP PAUD terkait kurikulum dengan pembelajaran pardigma

baru ini, yaitu CP nilai agama dan budi pekerti, CP jati diri, CP dasar-dasar

literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa,dan seni (STEAM).44

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka

biasa disebut dengan modul ajar. Modul ajar merupakan salah satu jenis

perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk

membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai capaian

pembelajaran (CP). Pendidik harus membuat modul berdasarkan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan pada kurikulum operasional sekolah.

Tujuan pembelajaran yang telah dibuat pada kurikulum operasional sekolah

diturunkan menjadi tujuan kegiatan harian atau mingguan. Pendidik dapat

memilih membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mingguan atau


43
Maria Melita Rahardjo Sisilia Maryati, Pengembangan Pembelajaran..., hlm. 29.
44
Maria Melita Rahardjo Sisilia Maryati, Pengembangan Pembelajaran..., hlm. 29.
26

harian saja. Pilihan pendidik untuk membuat perencanaan dalam bentuk

harian atau mingguan disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan kelas.

Namun, prinsipnya, rencana mingguan atau rencana harian harus

sederhana, dapat dipertanggungjawabkan, dan pendidik memiliki waktu

lebih banyak untuk mendampingi proses bermain-belajar peserta didik.45

Prinsip pembelajaran dalam kurikulum merdeka ialah sebagai

berikut:46

a. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap

perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai

dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan

perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran

menjadi bermakna dan menyenangkan;

b. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun

kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;

c. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan

karakter peserta didik secara holistik;

d. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang

sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta

melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan

e. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

3. Anak Usia Dini


45
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan..., hlm. 46.
46
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan..., hlm. 67.
27

Pengertian anak usia dini sesuai pendapat Novan Ardy Wiyana ialah

anak dengan rentan usia 0-6 tahun yang telah melewati masa bayi dan batita.

Pada fase ini anak menunjukkan proses perkembangan yang berbeda, baik

secara normal maupun tidak normal sehingga dapat menyebabkan kelainan

pada perkembangan selanjutnya.47 Subdirektorst Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) membatasi pengertian istilah usia dini pada anak usia 0-6 tahun,

yaitu hingga anak menyelesaikan masa taman kanak-kanak. Hal ini sejalan

dengan pengertian anak usia dini menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa anak usia

dini adalah anak yang berada pada usia 0-6 tahun. 48 E Mulyasa

mendefinisikan anak usia dini sebagai individu yang mengalami

perkembangan dan pertumbuhan pesat sehingga dikatakan sebagai lompatan

perkembangan.49 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini

ialah anak yang berusia 0-6 tahun. Usia dini pada umumnya terbagi menjadi

tiga tahapan, yaitu:50

a. Usia lahir-0.12 bulan (Masa Bayi)

b. Usia 1.0 – 3.0 tahun (Masa Balita)

c. Usia 3.0 - 6.0 tahun (Masa Prasekolah)

Usia dini dikenal dengan istilah golden age dimana anak mengalami

masa peka dan perkembangan yang meningkat lebih cepat. Anak usia dini

47
Novan Ardy Wiyani, Konsep Dasar PAUD, (Yogyakarta; Penerbit Gava Media, 2016);
hlm. 98.
48
Ahmad Susanto, Pendidikan Anak..., hlm 1.
49
E. Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: Rosdakarya, 2014), hlm. 16.
50
Soegeng Santoso, Dasar-dasar Pendidikan..., hlm. .3.
28

juga memiliki beberapa karakterterisitik. Karakteristik yang dimiliki oleh

anak ialah:51

a. Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sebab

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi maka anak terbiasa aktif

bertanya dan ingin mengetahui segala sesuatu yang ada di

sekelilingnya.

b. Anak usia dini adalah pribadi yang unik, meskipun seorang anak

terlahir kembar, namun setiap anak pasti memiliki keunikan

tersendri.

c. Anak senang berfantasi dan berimajinasi, biasanya seorang anak

menanyakan suatu hal yang sulit ditebak oleh orang dewasa, hal

itu dikarenakan anak mempunyai fantasi yang luar biasa dan

berkembang melebihi dari apa yang dilihat oleh anak.

d. Anak usia dini memiliki sikap egosentris, maksudnya ialah dalam

memahami dan melihat sesuatu lebih cenderung atas kepentingan

maupun kemauan anak sendiri.

e. Anak aktif dan energik dalam melakukan aktivitas, anak juga

seolah tidak lelah, tidak pernah bosan, dan tidak pernah berhenti

dari aktivitas.

f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, yaitu sekitar 10

menit, dimana mereka bisa untuk dapat melalukan duduk tenang,

kecuali untuk hal-hal yang membuat mereka senang.

51
Suyadi, Konsep Dasar PAUD, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 1.
29

g. Spontan, maksudnya ialah anak usia dini memiliki perilaku yang

umumnya relatif asli, alami, dan tanpa dibuat-buat. Jadi, perilkau

yang ditampilkan oleh anak adalah merefleksikan apa yang ada

dalam perasaan dan pikiran mereka.

Berdasarkan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pendidikan

kepada anak dari lahir usia 0-6 tahun dengan memberi stimulus yang dapat

membantu tumbuh kembang anak baik jasmani maupun rohani agar siap

memasuki pendidikan tahap selanjutnya.52 Jadi, PAUD dapat diartikan

dengan proses pembinaan tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun, baik

mencakup aspek fisik maupun non fisik dengan menyediakan fasilitas

yang dibutuhkan untuk memberi rangsangan yang tepat. Tujuan PAUD

atau pendidikan prasekolah adalah membantu tumbuh kembang anak baik

dari pengetahuan, keterampilan, moral dalam penyesuaian diri dengan

lingkungan.53 PAUD dijadikan sebagai dasar sebelum melanjutkan

pendidikan sebenarnya baik berupa perkembangan sikap, pengetahuan dan

keterampilan anak.

Menurut Harmi Saputri, PAUD memiliki tujuan dalam mengasuh,

membimbing melalui pemberian kegiatan pembelajaran yang akan

menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak.6 Jadi tujuan utama

PAUD ialajh mengembangkan seluruh kemampuan anak sesuai tahap

52
Mursid, Belajar dan Pembelajaran PAUD, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015),
hlm. 16.
53
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm.
15.
30

perkembangannya. Karena pada masa golden age, anak mampu menerima

dan belajar dari apa yang dilihat dan didengarnya, sehingga sangat

diperlukan kesadaran untuk memperhatikan pendidikan agar anak

mendapatkan rangsangan yang baik dari lingkungan sekitar.54

PAUD memiliki karakteristik tertentu untuk membedakan dengan

pendidikan selanjutnya. diantaranya: 55

a. Pembinaan dimulai dari usia 0-6 tahun.

b. Kegiatan berupa rangsangan dalam tumbuh kembang jasmani

dan rohani.

c. Menyiapkan kemampuan anak untuk memasuki pendidikan

lebih lanjut.

Menurut para ahli karakteristik pendidikan anak usia dini, yaitu:56

a. Menumbuhkembangkan seluruh segi kecerdasan anak, yaitu

kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan

spiritual.

b. Mendahulukan kegiatan yang mampu mendorong

perkembanngan anak.

c. Melakukan proses pembelajaran melalui bermain.

d. Kegiatan seni dan fisik dilaksanakan dengan suasana

menyenagkan sebagai menu utama pembelajaran.


54
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak..., hlm. 17.
55
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), hlm. 2.
56
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak..., hlm. 20.
31

PAUD bisa dilaksanakan melalui pendidikan formal, nonformal,

dan informal. PAUD pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-Kanak

(TK), Raudhatul Athfal (RA), dan bentuk lain yang sederajat. PAUD

untuk jalur nonformal ialah berbentuk Kelompok Bermain (KB) dan

Taman Penitipan Anak (TPA), sedangkan PAUD pada jalur pendidikan

informal ialah berbentuk pendidikan keluarga atau berbentuk pendidikan

yang diselenggarakan oleh lingkungan, misalnya adalah Posyandu dan

Bina Keluarga Balita yang dalam pelaksanaannya terintegrasi dengan

PAUD atau yang dikenal juga dengan Satuan PAUD Sejenis (SPS).57

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Menurut Sugiyono, metode deskriptif kualitatif adalah metode

penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik

pengumpulan data dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk

menggambarkan, melukiskan, menerangkan, menjelaskan dan menjawab

secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari

57
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), hlm. 2.
32

semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu

kejadian.58

Jenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode

penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara

deskriptif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif kerap digunakan untuk

menganalisis kejadian, fenomena atau keadaan secara sosial. Penelitian

desktiptif kualitatif merupakan suatu penelitian yang bermaksud

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.59 Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada

penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai

implementasi kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka pada

anak kelompok B di TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan

Jakenan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2023/2024.

2. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo

Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2023/2024.

b. Waktu Penelitian
58
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2014), hlm. 3.

59
Tohirin, Metode penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 3.
33

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Februari

2023 sampai dengan Maret 2024..

3. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan

sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. 60

Data primer dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui observasi dan

wawancara yang dilakukan peneliti terhadap kepala sekolah dan guru

kelas B TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jaken Kabupaten

Pati dan perangkat pembelajaran, meliputi program tahunan (PROTA),

program semester (PROSEM), serta modul ajar yang berkaitan dengan

implementasi kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum pada anak

kelompok B merdeka di TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan

Jakenan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2023/2024.

b. Data Sekunder

60
Suharsimi Arikunto, Penilaian dan Penelitian dalam Bidang Bimbingan dan
Konseling, (Yogyakarta: Aditya Media, 2011), hlm. 80.
34

Data sekunder merupakan data yang telah disusun dan dijadikan

menjadi bentuk dokumen-dokumen.61 Data sekunder merupakan data

pendukung dari sumber data primer. Data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh melalui peninggalan tertulis, buku, dokumen grafis, foto,

jurnal, artikel yang memiliki keterkaitan dengan implementasi kegiatan

pembelajaran berbasis kurikulum merdeka pada anak kelompok B di

TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati

tahun pelajaran 2023/2024.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan cara untuk pengumpulan data yang

dilaksanakan lewat kegiatan tanya jawab sepihak dan dilakukan secara

sistematis juga berlandaskan pada tujuan dari suatu penelitian. 62

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

wawancara yang bersifat semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur

adalah wawancara yang berlangsung mengacu pada satu rangkaian

pertanyaan terbuka. Metode ini memungkinkan pertanyaan baru muncul

karena jawaban yang diberikan oleh narasumber sehingga selama sesi

berlangsung penggalian informasi dapat dilakukan lebih mendalam.63

61
Suharsimi Arikunto, Penilaian dan Penelitian dalam Bidang..., hlm. 83.
62
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014), hlm. 236.
63
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), hlm. 163.
35

Wawancara digunakan peneliti sebagai teknik pengumpulan data

untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

Wawancara ini digunakan peneliti untuk mengetahui implementasi

kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka pada anak kelompok

B di TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten

Pati tahun pelajaran 2023/2024.Wawancara dalam penelitian ini

dilakukan kepada kepala sekolah dan guru kelas B TKIT Khadijah Desa

Dukuhmulyo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

b. Observasi

Observasi ialah suatu metode pengumpulan data yang

pelaksanaannya dilakukan dengan melakukan pengamatan secara

langsung dengan cermat dan teliti terhadap objek penelitian. 64 Observasi

yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi terstruktur

karena peneliti dalam melakukan pengamatan telah mempersiapkan

secara sistematis tentang apa yang akan diamati. 65 Adapun beberapa hal

yang akan diobservasi yaitu tentang implementasi kegiatan

pembelajaran berbasis kurikulum merdeka pada anak kelompok B di

TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati

tahun pelajaran 2023/2024.

c. Dokumentasi

64
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif ..., hlm. 168.
65
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 205.
36

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dalam

bentuk dokumen atau suatu benda yang tertulis, seperti buku-buku,

majalah-majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, maupun

catatan harian.66 Dokumentasi merupakan pelengkap dari wawancara

dan observasi. Teknik ini digunakan utuk menggali data-data penelitian

di TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten

Pati tahun pelajaran 2023/2024. Adapun dokumentasi dalam penelitian

ini peneliti memotret kegiatan yang dilakukan terkait proses

implementasi kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka pada

anak kelompok B di TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan

Jakenan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2023/2024. Selain itu, dalam

penelitian ini teknik dokumentasi digunakan mengamati secara langsung

data-data yang didokumentasikan, seperti data peserta didik, data guru,

dan data lembaga TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan

Jakenan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2023/2024.

5. Instrumen Peneltiian

Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri,

tetapi setelah fokus penelitian menjadi jelas, kemungkinan instrumen

penelitian tersebut dikembangkan secara sederhana yang diharapkan dapat

melengkapi data dan membandingkan data yang telah ditemukan melalui

66
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan..., hlm. 231.
37

observasi dan wawancara.67 Adapun instrumen-instrumen dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Key instrumen, yakni peneliti sendirilah yang berperan sebagai

alat utama dalam penelitian.

b. Instrumen lainnya berupa pedoman wawancara, pedoman

observasi, alat perekam wawancara, alat pengambilan gambar

(kamera foto dan video).

6. Pengecekan Keabsahan Data

Pada penelitian kualitatif hasil peneliti yang diolah dan dianalisa

harus memiliki nilai keabsahan yang tinggi agar hasil penelitian dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya dan dapat dibuktikan

keabsahannya. Untuk mengecek keabsahan temuan, teknik yang dipakai

peneliti adalah triangulasi.68

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Tringulasi tidak hanya membandingkan data dari berbagai

sumber data, akan tetapi menggunakan berbagai teknik dan metode untuk

meneliti menjaring data fenomena yang sama. Triangulasi yang digunakan

pada penelitian ini menggunakan triangulasi, yaitu:

a. Triangulasi sumber, penggunaan triangulasi sumber dalam

pengecekan keabsahan data dilaksanakan dengan melakukan


67
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 240
68
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 241.
38

pengecekan terhadap data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber.69

b. Triangulasi teknik, penggunaan triangulasi teknik dalam

pengecekan keabsahan data pada penelitian ini dilaksanakan

melalui pengecekan data kepada sumber yang sama dengan

mempergunakan teknik yang berbeda.70

c. Triangulasi waktu, penggunaan triangulasi waktu dalam

pengecekan keabsahan data pada penelitian ini diwujudkan

dengan diterapkannya teknik pengumpulan data melalui

wawancara dan observasi yang dilaksanakan di pagi hari ketika

narasumber masih semangat dan segar, belum banyak masalah,

sehingga dapat mendukung pemberian data yang bersifat valid

dan lebih kredibel.71

7. Teknik Analisis Data

Setelah dilakukan penelitian, data yang dikumpulkan masih

merupakan data mentah, sehingga perlu diolah dan dianalisis terlebih

dahulu guna menghasilkan informasi yang jelas. Teknik ini terdiri dari

tiga alur yang secara terus menerus berlangsung, yaitu meliputi: reduksi

data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.

a. Reduksi Data

69
Iskandar, Metodelogi Penelitian Pendidikan..., hlm. 232.
70
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 270-274.
71
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hlm. 270-274.
39

Reduksi data (Data Reduction) adalah merangkum,

memilih hal-hal pokok yang mengfokuskan pada hal-hal penting, dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah

direduksi untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan

mencarinya bila diperlukan kan untuk memberikan keterangan yang

lebih jelas dan mempermudah peneliti.26 Reduksi data dalam penelitian

ini adalah aktivitas memilih data yang dianggap relevan yang berkaitan

dengan implementasi kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum

merdeka pada anak kelompok B di TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo

Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2023/2024.

b. Penyajian Data

Penyajian data (Data Display) adalah menyajikan data pokok,

sehingga dapat memeberikan gambaran yang lebih tajam mengenai

hasil observasi, wawancara, serta dokumentasi. Dalam penelitian

kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk deskriptif atau

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Tujuan untuk memudahkan membaca dan menarik

kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan

cara deskriptif yang didasarkan kepada aspek yang diteliti.

Penyajian data dalam penelitian ini dengan cara penyajian data

pokok yang mencakup keseluruhan hasil penelitian. Hal ini sesuai

dengan masalah penelitian yang diteliti, yaitu implementasi kegiatan


40

pembelajaran berbasis kurikulum merdeka pada anak kelompok B di

TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati

tahun pelajaran 2023/2024.

c. Penarikan Kesimpulan

Setelah data dianalisis selanjutnya dilakukan penarikan

kesimpulan. Penarikan kesimpulan (Verification) merupakan salah satu

bagian dari konfigurasi yang utuh. Makna-makna yang muncul dari

data yang dikumpulkan diuji kebenarannya dan kesesuaiannya

sehingga validitas dari data yang dikumpulkan tersebut terjamin.72

Pada penelitian kualitatif, kesimpulan yang didapat dari hasil

penelitian yang diharapkan ialah suatu temuan baru yang belum pernah

ada pada penelitian sebelumnya. Temuan baru yang dimaksud di sini

dapat berupa deskripsi atau merupakan gambaran akan suatu obyek

yang masih belum jelas sehingga setelah dilakukan penelitian akan

menjadi lebih jelas, temuan baru yang dihasilkan dapat berupa suatu

hubungan kausal atau hubungan interaktif, hipotesis, dan bisa juga

teori.73 Penelitian ini peneliti menyajikan sebuah kesimpulan yang akan

menjawab rumusan masalah, yakni tentang implementasi kegiatan

pembelajaran berbasis kurikulum merdeka pada anak kelompok B di

TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati

tahun pelajaran 2023/2024 serta faktor pendukung dan penghambat

72
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hlm. 344.
73
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hlm. 345.
41

dalam implementasi kegiatan pembelajaran berbasis kurikulum

merdeka pada anak kelompok B di TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo

Kecamatan Jaken Kabupaten Pati tahun pelajaran 2023/2024.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulsian skripsi dalam peneltiian ini ialah terdiri dari:

1. Bagian depan, terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing,

halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata

pengantar, pedoman transliterasi, daftar isi dan daftar tabel.

2. Bagian inti, meliputi :

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka

teoretik, variabel penelitian, metode dan sitematika

penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas implementasi pembelajaran, kurikukum

merdeka, dan anak usia dini.


42

BAB III : DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

Bab ini membahas pertama, gambaran umum TKIT

Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan

Kabupaten Pati tahun pelajaran 2023/2024 yang meliputi

sejarah berdiri, letak geografis, visi, misi dan tujuan,

struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa,

karakteristik kurikulum, serta keadaan sarana dan

prasarana.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang implementasi kegiatan

pembelajaran berbasis kurikulum merdeka pada anak

kelompok B di TKIT Khadijah Desa Dukuhmulyo

Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati tahun pelajaran

2023/2024 serta faktor pendukung dan penghambat

dalamimplementasi kegiatan pembelajaran berbasis

kurikulum merdeka pada anak kelompok B di TKIT

Khadijah Desa Dukuhmulyo Kecamatan Jakenan

Kabupaten Pati tahun pelajaran 2023/2024.

BAB V : PENUTUP

Berisi Kesimpulan, saran dan rekomendasi, kata penutup.

Bagian akhir, terdiri dari daftar kepustakaan, lampiran-

lampiran dan riwayat hidup peneliti.


43
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Penilaian dan Penelitian dalam Bidang Bimbingan dan

Konseling, Yogyakarta: Aditya Media, 2011.

, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2014.

Fadillah, Muhammad dan Lilif Mualifaru Khorida, Pendidikan Karakter Anak

Usia Dini, Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD, Jogjakarata: Ar-

Ruzz Media, 2013.

Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Jakarta: Bumi

Aksara, 2013.

Hasanah, Aan, Pengembangan Profesi Keguruan, Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Hasan, Maimunah, Pendidikan Anak Usia Dini, Jogjakarta: DIVA Press, 2013.

Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik

Indonesia Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor

56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka

Pemulihan Pembelajaran, Lampiran 1, hlm. 1.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.

Khoirurrijal, dkk, Pengembangan Kurikulum Merdeka, Malang: CV. Literasi

Nusantara Abadi, 2022.

44
45

Komalasari, Kokom, Pembelajaran Kontekstual, Bandung: PT Refika Aditama,

2011.

Majid, Abdul, Implementasi Kurikulum 2013 Mkajian Teoritis dan Praktis,

Bandung: Interes Media, 2014.

, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.

Masganti, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, Medan: Perdana Publishing,

2015.

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan

Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016.

Mulyasa, E., Manajemen PAUD, Bandung: Rosdakarya, 2014.

Mursid, Belajar dan Pembelajaran PAUD, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2015.

Nurdin dan Usman, Implementasi Pembelajaran, Yogyakarta: Rajawali Pers,

2011.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan

R&D, Bandung: Alfabeta, 2017.

, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2014.

Suyadi, Konsep Dasar PAUD, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015.

Tohirin, Metode penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan

Konseling, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.

Uno, Hamzah B., Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Widyastuti, Ana, Merdeka Belajar Pendidikan Anak Usia Dini Dan

Implementasinya Merdeka Belajar, Merdeka Bermain, Jakarta:


46

Kompas Gramedia, 2022.

Wiyani, Novan Ardy, Konsep Dasar PAUD, Yogyakarta; Penerbit Gava Media,

2016.

Ashfarina, Indah Noer, Soedjarwo, dan Dewie Tri Wijayati W, “Implementasi

Kurikulum Merdeka Belajar di Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD)”, EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran,

Nomor. II/IV/2023, hlm. 1364.

Muniroh, Munawar, "Penguatan Komite Pembelajaran dalam Implementasi

Kurikulum Merdeka pada Pendidikan Anak Usia Dini", Tinta Emas:

Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol. 1, No. 1:665. 2022.

Nafisah, Meilina Durrotun dan Ruqqoyah Fitri, “Implementasi Kurikulum

Merdeka Dalam Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di

Lembaga PAUD”, Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, Vol. 6, No.

2:180. 2023.

Rahmawati, “Fitri, Analisis Kesiapan Guru dalam Pelaksanaan Kurikulum

Merdeka di TK ABA”, 2st ICIE: International Conference on

Islamic Education, Vol. 2, No. 1:8. 2022.

Rizka, Ad Dieni Maulana dan Joko Pamungkas, “Analisis Implementasi Mandiri

Belajar pada Kurikulum Merdeka di Taman Kanak-kanak”, Jurnal

Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 7, No. 2:1381.

2023.

Tsuraya, Febia Ghina, et al. "Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Sekolah

Penggerak." Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya, Vol. 4, No.


47

1:180. 2022.

Sriandila, Regil, Dadan Suryana dan Nenny Mahyuddin, “Implementasi

Kurikulum Merdeka di PAUD Nurul Ikhlas Kecamantan Kebalai

Kabupaten Kerinci”, Jurnal on Education, Vol. 5, No. 1:1. 2023.

Nisa, Istiqomatun, “Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Pembelajaran Anak

Usia Dini di RaAAl Fattah Desa Dukutalit Kecamatan Juwana

Kabupaten Pati”, Skripsi, Pati: Institut Pesantren Mathali’ul Falah,

2023.

Detikedu, “Apa Itu Kurikulum Merdeka? Ini Pengertian & Prinsip

Pembelajarannya”

https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6818335/apa-itu-kurikulum-

merdeka-ini-pengertian--prinsip-pembelajarannya, diakses tanggal

25 November 2023. Pukul 20.00 WIB.

Observasi awal di TKIT Khadijah Dukuhmulyo Juwana Pati, tanggal 21

November 2023 pukul 08.30 WIB.

Observasi awal di TKIT Khadijah Dukuhmulyo Juwana Pati, tanggal 21

November 2023 pukul 08.30 WIB.

Observasi awal di TKIT Khadijah Dukuhmulyo Juwana Pati, tanggal 21

November 2023 pukul 09.00 WIB.

Observasi awal di TKIT Khadijah Dukuhmulyo Juwana Pati, tanggal 02 Oktober

November 2023 pukul 08.15 WIB.

Anda mungkin juga menyukai