Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Pengembangan Kurikulum dengan judul topik “Permasalahan
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Untuk Semua Jenjang Pendidikan”
dengan tepat waktu.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum ,Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca.
Tomohon, 3 Oktober,2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Merdeka………………………………………………………….
B. Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar……………………………………………………
C. Permasalahan Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Disekolah Dasar……..
D. Cara Mengatasi Permasalahan Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran ialah sebuah tahapan atau proses agar peserta didik melakukan aktivitas belajar.
Pembelajaran merupakan kegiatan mempengaruhi peserta didik untuk senantiasa
mengembangkan segala potensinya melalui proses belajar mengajar. Dalam sebuah
pembelajaran, guru dituntut untuk dapat mengembangkan potensi peserta didik tersebut, dalam
aspek kognitif, afektif, dan keterampilannya. Implementasi pendidikan tersebut harus selalu
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, karena pendidikan merupakan bekal yang
harus dimiliki oleh setiap umat manusia dalam menjalani kehidupan yang semakin maju dan
berkembang. Karena hal inilah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik
Indonesia, Nadiem Anwar Makarim mencetuskan program “Merdeka Belajar” yang bertujuan
untuk merespons kebutuhan pendidikan terhadap era revolusi industry 4.0. Konsep merdeka
belajar sendiri memiliki esensi bahwa peserta didik nantinya akan memiliki kebebasan dalam
berpikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga di masa mendatang dapat melahirkan
peserta didik yang unggul, kritis, kreatif, kolaboratif, inovatif, serta partisipasi. Implementasi
kebijakan merdeka belajar mendorong peran guru baik dalam pengembangan kurikulum maupun
dalam proses pembelajaran (Daga, 2021). Dalam hal ini, selain siswa ataupun mahasiswa
yang menjadi objek sasaran pelaksanaan merdeka belajar, guru dan orang tua juga turut
andil dalam proses pengembangan pengajaran merdeka belajar tersebut. Seperti yang kita
ketahui bahwa siswa sekolah dalam proses pengajarannya dipatok untuk mencapai nilai tertentu
yang mengakibatkan para siswa menjadi stress dan tertekan. Dalam hal ini, guru dan orang tua
juga mengalami hal yang sama, sehingga peristiwa tersebut akan mengakibatkan proses
pengajaran berarti tidak berjalan dengan optimal.
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Kurikulum Merdeka Belajar
2. Untuk Mengetahui Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar
3. Untuk Mengetahui Permasalahan Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
Disekolah Dasar
4. Untuk Mengetahui Cara Mengatasi Permasalahan Dalam Mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka
BAB II
PEMBAHASAN
Pertama, tantangan kesiapan sumber daya manusia (guru) sebagai pilar utama pelaksanan
kurikulum merdeka. Eksistensi guru dalam penerapan kurikulum merdeka merupakan
sebagai lokomotif dan penggerak keberhasilan berbagai program merdeka belajar seperti
pembejaran berdiferensiasi, pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar pancasila dan
asesmen pembelajaran serta pemberdayaan teknologi sebagai alat pendukung pembelajaran.
Oleh karena itu, penguatan keberadaan guru melalui program pengembangan sesuai
kebutuhan perlu dilakukan secara terus menerus secara konsisten, apalagi jika melihat hasil
program pengembangan profesi guru selama ini belum memiliki dampak yang signifikan
terhadap peningkatan kualitas mutu di Indonesia.Cakupan pengembangan kompetensi guru
tentunya tidak selalu pada aspek yang sifat teoritik dan berbasis pengetahuan saja tetapi juga
penguatan aspek psikologis, kultural, keterampilan dan sikap adaptif terhadap perkembangan
dinamika sosial. Penguatan dan perubahan paradigma guru (shift paradigm) dapat menjadi
prioritas dalam pengembangan program, tujuan dapat memberikan bekal secara filosofis,
pemulihan idealisme dan dorongan untuk selalu menyatakan adaptif dalam setiap perubahan.
Berbagai upaya pengembangan yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan melalui
brainstorming awal, in house training , workshop , kegiatan focus group discusion (FGD)
antar guru, seminar-seminar, fourm berbagi praktik baik dan pemberdayaan jaringan program
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) serta terlibat dalam platform pemberdayaan
merdeka mengajar (PMM).
Kedua , tantangan kemampuan guru dalam pemberdayaan fasilitas teknologi berbasis digital.
Sebagaiamana arah proses pembelajaran dalam kurikulum merdeka berbasis teknologi, maka
pemberdayaan teknologi digital sudah saatnya dilakukan bagi setiap guru mata pelajaran
dalam layanan pembelajaran, terutama dalam pencarian dan penggunaan berbagai sumber
pembelajaran. Hal ini menandakan bahwa saat ini dan kedepannya setiap guru diwajibkan
untuk menguasai teknologi digital sebagai dasar dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
kondisi seperti inilah, maka guru seyogianya sudah mulai mengenal dan memanfaatkan
platform pembelajaran, email , hybrid learning , e-learning, sumber dan median pembelajaran
berbasis digital. Dengan upaya ini, pembelajaran dapat dibuat menjadi lebih luas
cakupannya, menarik, interaktif, kontekstual dan memungkinkan terjadinya pengembangan
materi secara lebih mendalam sesuai kebutuhan. Melalui pembelajaran pemberdayaan
berbasis digital, peserta didik sekaligus dilatih untuk memanfaatkan teknologi secara positif,
adaptif dan inovatif terhadap perkembangan teknologi.
ketiga , tantangan untuk memperkuat jaringan komunikasi dan kemitraan antara satuan
pendidikan dengan pemangku kepentingan terkait. Secanggih dan sehebat apapun kurikulum
pembelajaran didesain tetapi tanpa adanya dukungan jaringan komunikasi dan kemitraan
yang efektif oleh satuan pendidikan dengan pemangku kepentingan terkait, maka
pelaksanaan kurikulum akan berjalan kurang optimal bahkan bisa jadi akan menemukan
hambatan. Urgensi adanya dukungan jaringan komunikasi dan kemitraan yang dilakukan
sekolah adalah untuk memperkuat pelaksanaan kurikulum merdeka melalui sinergi gotong
royong, saling berbagi inspirasi dan dukungan mewujudkan pembelajaran berkmakna bagi
peserta didik.
1. Perencanaan
Sebelum mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, sekolah perlu memahami
aturan dan menyusun dokumen pendukung yang diperlukan untuk proses tersebut.
Para guru, harus mengidentifikasi apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti
perangkat pembelajaran, media, dan persiapan guru untuk mengajar selama satu tahun
ajaran dengan konsep Kurikulum Merdeka. Hal ini sangat penting karena
implementasi Kurikulum Merdeka melibatkan perubahan yang signifikan dalam
pembelajaran. Namun dalam membuat perencanan kendala utama yang sering
dihadapi dalam implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar antara lain
kurangnya pemahaman tentang kurikulum tersebut, dan kesulitan dalam
mengaplikasikan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Adanya perubahan
dalam mendesain pembelajaran dari kurikulum sebelumnya dengan kurikulum
merdeka yang membuat guru-guru kesulitan. Didalam penerapan kurikulum merdeka,
guru harus mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dengan melihat
kondisi dan keadaan di lingkungan sekitar. hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dikemukakan oleh (Miladiah, Sugandi and Sulastini 2023) bahwa persiapan
yang harus dilakukan termasuk melakukan analisis tujuan awal tentang materi atau
konten apa yang harus diajarkan oleh guru kepada siswa dalam proses pembelajaran.
Setelah itu, guru harus menyusun Capaian Pembelajaran (CP) beserta Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP) dan materi yang akan diajarkan. Setelah itu, guru dapat
menyusun perangkat pembelajaran. Terakhir, guru harus memahami prinsip asesmen
atau penilaian pembelajaran Kurikulum Merdeka agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai dan terukur dengan baik.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran Kurikulum Merdeka di dalam kelas disesuaikan dengan
pendekatan yang digunakan dalam kurikulum tersebut, yaitu pendekatan holistik dan
kontekstual. Guru memperhatikan kebutuhan siswa secara individu dan memfasilitasi
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru membuka ruang dialog dan
diskusi dengan siswa untuk memfasilitasi pemahaman mereka terhadap materi yang
diajarkan. Selain itu, guru juga menyediakan berbagai macam sumber belajar yang
dapat diakses oleh siswa, baik dalam bentuk bahan cetak atau digital. Guru juga harus
mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dan karakter sesuai amanat dalam profil
pelajar pancasila ke dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menjadi generasi yang
memiliki kepribadian yang baik dan menghargai keragaman budaya di Indonesia. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian (Irawati, et al. 2022) bahwa Profil pelajar Pancasila
merupakan kebijakan yang mendukung tercapainya tujuanpendidikan nasional serta
kelanjutan dari program penguatan karakter. Kebijakan ini bertujuan untuk
membentuk karakter siswa yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas juga ditemukan bahwa beberapa
faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar adalah
kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia yang
tersedia. Terdapat kendala dalam menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
untuk mendukung pelaksanaan kurikulum merdeka, yakni keterbatasan ruang kelas,
kurangnya fasilitas laboratorium atau perpustakaan, serta minimnya buku pelajaran
atau sumber belajar lainnya. Selain itu, kekurangan sumber daya manusia yang
berkualitas dan terampil dalam mengaplikasikan metode pembelajaran yang kreatif
dan inovatif juga menjadi kendala dalam implementasi kurikulum merdeka di sekolah
dasar. Hal lain adalah bahwa kualifikasi pendidikan guru yang kurang mumpuni dan
kurangnya pengalaman mengajar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Saputra and
Hadi 2022) bahwa faktor yang mempengaruhi guru dalam membuat rancangan
pembelajaran diantaranya adalah kualifikasi pendidikan.
3. Evaluasi
Dalam Kurikulum Merdeka, evaluasi memiliki peran penting dalam mengukur
keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka tidak hanya
sebatas pada penilaian akhir atau ujian, tetapi juga meliputi penilaian formatif dan
sumatif yang dilakukan secara berkelanjutan. Penilaian formatif dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung, dengan tujuan memberikan umpan balik dan
bimbingan bagi siswa dalam memperbaiki pemahaman dan keterampilan mereka.
Penilaian formatif juga membantu guru dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar
siswa dan menyesuaikan metode pengajaran yang lebih efektif. Penilaian sumatif
dilakukan pada akhir proses pembelajaran, seperti ujian akhir semester atau tahun
ajaran, dengan tujuan mengukur pencapaian siswa terhadap kompetensi yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Selain itu, dalam Kurikulum Merdeka, evaluasi juga
meliputi aspek pengembangan karakter siswa. Evaluasi karakter tidak hanya
mengukur aspek kognitif siswa, tetapi juga meliputi aspek afektif dan psikomotorik.
Selain itu dibawah ini juga beberapa permasalahan implementasi Kurikulum Merdeka.
Beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu:
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Merdeka Belajar yang diterapkan dalam dunia pendidikin dirasa memiliki dampak positif
yang lebih besar daripada dampak negatifnya. Namun, penerapannya juga harus tetap
mendapat penjelasan atau guru/tenaga pendidiki juga turut adil berperan dalam proses
pembelajaran untuk menjelaskan suatu materi terlebih dahulu agar para siswa menangkap
maksud dari materi tersebut. Di samping itu, para siswa juga tetap optimis untuk belajar
dan tidak menyepelekan pembelajaran karena dirasa suatu nilai tidak penting.
DAFTAR PUSTAKA
https://kspstendik.kemdikbud.go.id/read-news/tantangan-dalam-penerapan-kurikulum-merdeka
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-surakarta/pengembangan-
kurikulum-pembelajaran-assesmen/40-permasalahan-implementasi-kurikulum-merdeka-
belajar-program-studi-pendidikan-bahasa-indonesia/46253177
https://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/sokoguru/article/download/
1417/1511/4431#:~:text=Terdapat%20kendala%20dalam%20menyediakan
%20sarana,pelajaran%20atau%20sumber%20belajar%20lainnya.
https://www.researchgate.net/publication/
365500540_MAKALAH_PENDIDIKAN_IMPLEMENTASI_MERDEKA_BELAJAR_
DALAM_DUNIA_PENDIDIKAN