Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN KURIKULUM

“Permasalahan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Untuk Semua Jenjang


Pendidikan”

Dosen Pengampuh: Dr.ZOYA F.SUMAMPOW,S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 7:

Ayu Angriani Kartikasari Mamantung (22105289)

Desyta Lisanthy Wangkai (22105220)

Riada Gok Mauli (22105148)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR TAHUN


AKADEMIK 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Pengembangan Kurikulum dengan judul topik “Permasalahan
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Untuk Semua Jenjang Pendidikan”
dengan tepat waktu.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum ,Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca.

Terima kasih kepada Ibu Dr.ZOYA F.SUMAMPOW,S.Pd,M.Pd selaku dosen


pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum, yang telah memberikan tugas
menyusun makalah pada mata kuliah ini. Kami menyadari, makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami terima dengan senang hati demi mengoreksi kesalahan
yang ada.

Tomohon, 3 Oktober,2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………

A. Latar Belakang………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Merdeka………………………………………………………….
B. Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar……………………………………………………
C. Permasalahan Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Disekolah Dasar……..
D. Cara Mengatasi Permasalahan Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka………

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran ialah sebuah tahapan atau proses agar peserta didik melakukan aktivitas belajar.
Pembelajaran merupakan kegiatan mempengaruhi peserta didik untuk senantiasa
mengembangkan segala potensinya melalui proses belajar mengajar. Dalam sebuah
pembelajaran, guru dituntut untuk dapat mengembangkan potensi peserta didik tersebut, dalam
aspek kognitif, afektif, dan keterampilannya. Implementasi pendidikan tersebut harus selalu
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, karena pendidikan merupakan bekal yang
harus dimiliki oleh setiap umat manusia dalam menjalani kehidupan yang semakin maju dan
berkembang. Karena hal inilah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik
Indonesia, Nadiem Anwar Makarim mencetuskan program “Merdeka Belajar” yang bertujuan
untuk merespons kebutuhan pendidikan terhadap era revolusi industry 4.0. Konsep merdeka
belajar sendiri memiliki esensi bahwa peserta didik nantinya akan memiliki kebebasan dalam
berpikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga di masa mendatang dapat melahirkan
peserta didik yang unggul, kritis, kreatif, kolaboratif, inovatif, serta partisipasi. Implementasi
kebijakan merdeka belajar mendorong peran guru baik dalam pengembangan kurikulum maupun
dalam proses pembelajaran (Daga, 2021). Dalam hal ini, selain siswa ataupun mahasiswa
yang menjadi objek sasaran pelaksanaan merdeka belajar, guru dan orang tua juga turut
andil dalam proses pengembangan pengajaran merdeka belajar tersebut. Seperti yang kita
ketahui bahwa siswa sekolah dalam proses pengajarannya dipatok untuk mencapai nilai tertentu
yang mengakibatkan para siswa menjadi stress dan tertekan. Dalam hal ini, guru dan orang tua
juga mengalami hal yang sama, sehingga peristiwa tersebut akan mengakibatkan proses
pengajaran berarti tidak berjalan dengan optimal.

B. mencetuskan program “Merdeka Belajar” yang bertujuan untuk merespons kebutuhan


pendidikan terhadap era revolusi industri 4.0. Kurikulum Merdeka akan menghasilkan
lulusan yang memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan zaman di era 4.0 (Kadek
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kurikulum Merdeka Belajar?
2. Bagaimana Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar?
3. Apa saja Permasalahan Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Disekolah
Dasar?
4. Bagaimana Cara Mengatasi Permasalahan Dalam Mengimplementasikan Kurikulum
Merdeka?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Kurikulum Merdeka Belajar
2. Untuk Mengetahui Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar
3. Untuk Mengetahui Permasalahan Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka
Disekolah Dasar
4. Untuk Mengetahui Cara Mengatasi Permasalahan Dalam Mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KURIKULUM MERDEKA

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di


mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat
peserta didik.Tujuan utama dari Kurikulum Merdeka Belajar adalah untuk mendorong siswa
agar lebih aktif, kreatif, dan mandiri dalam proses pembelajaran mereka. Kurikulum ini
bertujuan untuk menggeser paradigma pembelajaran yang terpusat pada guru ke
pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, dengan memberikan fleksibilitas yang lebih
besar dalam memilih materi pembelajaran, metode, dan gaya belajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan minat masing-masing siswa.
Merdeka belajar merupakan suatu langkah yang tepat untuk mencapai pendidikan yang ideal
yang sesuai dengan kondisi saat ini dengan tujuan untuk mempersiapkan generasi yang
tangguh, cerdas, kreatif, dan memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.
Kedua gagasan merdeka belajar memiliki relevansi dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara
tentang pendidikan mempertimbangkan aspek keseimbangan cipta, rasa, dan karsa. Merdeka
belajar memberi kebebasan pada siswa dan guru untuk mengembangkan bakat dan
keterampilan yang ada dalam diri karena selama ini pendidikan lebih menekankan pada
aspek pengetahuan. Ketiga, merdeka belajar merupakan salah satu strategi dalam
pengembangan pendidikan karakter. Dengan merdeka belajar, siswa diharapkan lebih banyak
praktek implementasi nilai-nilai karakter bangsa Indonesiadalam kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar. Untuk tercapainya pendidikan yang ideal dan sesuai dengan nilai-nilai
bangsa Indonesia menjadi tanggung jawab dan kesadaran Bersama.

B. PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR


Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, pembelajarannya berpusat pada peserta didik yaitu
dengan berfokus pada pribadi peserta didik, pengalaman, latar belakang, perspektif,bakat,
minat, kapasitas dan kebutuhan mereka pada pembelajaran. Dalam hal ini, strategi
pendidikan baru harus mendorong interaksi antara pendidik dan peserta didik. Praktikkreatif
dalam pendidikan harus membantu peserta didik untuk bekerja membangun pengetahuan
mereka dalam mendefinisikan hal-hal yang sangat penting di mata mereka dan dalam
prosesnya, memperkuat rasa percaya diri dan individualitas mereka. Mereka jugamelibatkan
pengembangan kualitas pribadi peserta didik, termasuk rasa tanggung jawab yang kuat dalam
diri sendiri dan orang lain.(Sibagariang et al., 2021). Dan pada Kurikulum Merdeka Belajar
ini, Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi acuan yang memandu segala kebijakan dan
pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran dan asesmennya.
(Pusat Asesmen danPembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pembukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, 2021). Oleh karena itu dalam Kurikulum
Merdeka Belajar, Profil Pelajar Pancasila merupakan petunjuk bagi pendidik dan peserta
didik sehingga semua pembelajaran, program, dan kegiataan di satuan pendidikanbertujuan
akhir ke Profil Pelajar Pancasila yakni bahwa setiap pelajar Indonesia itu harusmemiliki
kompetensi dan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.Esensi dari kurikulum
merdeka adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan menghasilkan
generasi masa depan yang kuat secara intelektualitas, karakter dan memiliki semangat
sebagai pembelajar sepanjang hayat. Oleh karena itu, dalam cakupannya konten kurikulum
merdeka terdiri dari kompetensi, pelaksanaan pembelajaran yang fleksibel dan karakter
pelajar pancasila. Sedangkan spiritnya, pihak satuan pendidikan, guru dan peserta didik
diberikan keleluasaan untuk pengembangan proses pembelajaran. Satuan pendidikan juga
didorong dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak pemangku kepentingan seperti industri
dunia, perguruan tinggi, praktisi dan masyarakat untuk mewujudkan merdeka belajar.

Penerapan kurikulum merdeka, selain untuk memberikan jawaban terhadap beberapa


permasalahan yang melekat pada kualitas manusia Indonesia dan permasalahan pendidikan
selama ini, secara spesifik juga dimaksudkan untuk mendorong agar peserta didik dalam
pembelajaran mampu berkembang sesuai dengan minat, bakat, potensi dan kebutuhan
kodratinya. Peserta didik juga diberikan keleluasaan untuk menjadi subyek dan bagian dari
agen perubahan dalam proses pembelajaran. Dalam proses penerapannya, tentunya tidak
seperti yang dibayangkan, tetapi terdapat berbagai tantangan yang perlu dijabarkan dan
dicapai untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dalam kerangka kurikulum
merdeka.Tantangan dan tanggung jawab itu tentunya perlu direspon secara kritis dan
komprehensif oleh para pemangku kepentingan khusus pihak pendidikan, apabila
menginginkan tujuan penerapan kriteria merdeka yang ideal tercapai. Dalam kaitannya
dengan hal itu, setidaknya beberapa tantangan yang perlu direspon oleh kepala sekolah
sebagai pemimpin pembelajaran di satuan pendidikan, agar dalam pelaksanaan kurikulum
merdeka dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Pertama, tantangan kesiapan sumber daya manusia (guru) sebagai pilar utama pelaksanan
kurikulum merdeka. Eksistensi guru dalam penerapan kurikulum merdeka merupakan
sebagai lokomotif dan penggerak keberhasilan berbagai program merdeka belajar seperti
pembejaran berdiferensiasi, pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar pancasila dan
asesmen pembelajaran serta pemberdayaan teknologi sebagai alat pendukung pembelajaran.
Oleh karena itu, penguatan keberadaan guru melalui program pengembangan sesuai
kebutuhan perlu dilakukan secara terus menerus secara konsisten, apalagi jika melihat hasil
program pengembangan profesi guru selama ini belum memiliki dampak yang signifikan
terhadap peningkatan kualitas mutu di Indonesia.Cakupan pengembangan kompetensi guru
tentunya tidak selalu pada aspek yang sifat teoritik dan berbasis pengetahuan saja tetapi juga
penguatan aspek psikologis, kultural, keterampilan dan sikap adaptif terhadap perkembangan
dinamika sosial. Penguatan dan perubahan paradigma guru (shift paradigm) dapat menjadi
prioritas dalam pengembangan program, tujuan dapat memberikan bekal secara filosofis,
pemulihan idealisme dan dorongan untuk selalu menyatakan adaptif dalam setiap perubahan.
Berbagai upaya pengembangan yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan melalui
brainstorming awal, in house training , workshop , kegiatan focus group discusion (FGD)
antar guru, seminar-seminar, fourm berbagi praktik baik dan pemberdayaan jaringan program
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) serta terlibat dalam platform pemberdayaan
merdeka mengajar (PMM).

Kedua , tantangan kemampuan guru dalam pemberdayaan fasilitas teknologi berbasis digital.
Sebagaiamana arah proses pembelajaran dalam kurikulum merdeka berbasis teknologi, maka
pemberdayaan teknologi digital sudah saatnya dilakukan bagi setiap guru mata pelajaran
dalam layanan pembelajaran, terutama dalam pencarian dan penggunaan berbagai sumber
pembelajaran. Hal ini menandakan bahwa saat ini dan kedepannya setiap guru diwajibkan
untuk menguasai teknologi digital sebagai dasar dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
kondisi seperti inilah, maka guru seyogianya sudah mulai mengenal dan memanfaatkan
platform pembelajaran, email , hybrid learning , e-learning, sumber dan median pembelajaran
berbasis digital. Dengan upaya ini, pembelajaran dapat dibuat menjadi lebih luas
cakupannya, menarik, interaktif, kontekstual dan memungkinkan terjadinya pengembangan
materi secara lebih mendalam sesuai kebutuhan. Melalui pembelajaran pemberdayaan
berbasis digital, peserta didik sekaligus dilatih untuk memanfaatkan teknologi secara positif,
adaptif dan inovatif terhadap perkembangan teknologi.

ketiga , tantangan untuk memperkuat jaringan komunikasi dan kemitraan antara satuan
pendidikan dengan pemangku kepentingan terkait. Secanggih dan sehebat apapun kurikulum
pembelajaran didesain tetapi tanpa adanya dukungan jaringan komunikasi dan kemitraan
yang efektif oleh satuan pendidikan dengan pemangku kepentingan terkait, maka
pelaksanaan kurikulum akan berjalan kurang optimal bahkan bisa jadi akan menemukan
hambatan. Urgensi adanya dukungan jaringan komunikasi dan kemitraan yang dilakukan
sekolah adalah untuk memperkuat pelaksanaan kurikulum merdeka melalui sinergi gotong
royong, saling berbagi inspirasi dan dukungan mewujudkan pembelajaran berkmakna bagi
peserta didik.

Keempat , tantangan untuk menjalankan fungsi asesmen pembelajaran yang merupakan


bagian terpadu dalam pembelajaran. Salah satu aspek penting yang sering diabaikan sekolah
dalam pencapaian tujuan pelaksanaan kurikulum adalah pelaksanaan asesmen pembelajaran.
Saat ini asesmen pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian guru umum secara masih
terbatas dan terfokus pada asesmen akhir/sumatif pembelajaran), padahal jika Merujuk pada
konsep dalam teori evaluasi dan pembelajaran, pelaksanaan asesmen harusnya mencakup
pada asesmen awal, asesmen proses (penilaian untuk dan sebagai pembelajaran ) dan akhir
pembelajaran (penilaian pembelajaran) . Rangkaian proses asesmen tersebut juga merupakan
satu kesatuan yang saling terkait dan terintegrasi dalam proses pembelajaran, bersifat siklus
dan tidak linier.

C. PERMASALAHAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM


MERDEKA DISEKOLAH DASAR

Permasalahan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di sekolah dasar, diantarnya


terdapat tiga hal antara lain:

1. Perencanaan
Sebelum mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, sekolah perlu memahami
aturan dan menyusun dokumen pendukung yang diperlukan untuk proses tersebut.
Para guru, harus mengidentifikasi apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti
perangkat pembelajaran, media, dan persiapan guru untuk mengajar selama satu tahun
ajaran dengan konsep Kurikulum Merdeka. Hal ini sangat penting karena
implementasi Kurikulum Merdeka melibatkan perubahan yang signifikan dalam
pembelajaran. Namun dalam membuat perencanan kendala utama yang sering
dihadapi dalam implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar antara lain
kurangnya pemahaman tentang kurikulum tersebut, dan kesulitan dalam
mengaplikasikan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Adanya perubahan
dalam mendesain pembelajaran dari kurikulum sebelumnya dengan kurikulum
merdeka yang membuat guru-guru kesulitan. Didalam penerapan kurikulum merdeka,
guru harus mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dengan melihat
kondisi dan keadaan di lingkungan sekitar. hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dikemukakan oleh (Miladiah, Sugandi and Sulastini 2023) bahwa persiapan
yang harus dilakukan termasuk melakukan analisis tujuan awal tentang materi atau
konten apa yang harus diajarkan oleh guru kepada siswa dalam proses pembelajaran.
Setelah itu, guru harus menyusun Capaian Pembelajaran (CP) beserta Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP) dan materi yang akan diajarkan. Setelah itu, guru dapat
menyusun perangkat pembelajaran. Terakhir, guru harus memahami prinsip asesmen
atau penilaian pembelajaran Kurikulum Merdeka agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai dan terukur dengan baik.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran Kurikulum Merdeka di dalam kelas disesuaikan dengan
pendekatan yang digunakan dalam kurikulum tersebut, yaitu pendekatan holistik dan
kontekstual. Guru memperhatikan kebutuhan siswa secara individu dan memfasilitasi
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru membuka ruang dialog dan
diskusi dengan siswa untuk memfasilitasi pemahaman mereka terhadap materi yang
diajarkan. Selain itu, guru juga menyediakan berbagai macam sumber belajar yang
dapat diakses oleh siswa, baik dalam bentuk bahan cetak atau digital. Guru juga harus
mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dan karakter sesuai amanat dalam profil
pelajar pancasila ke dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menjadi generasi yang
memiliki kepribadian yang baik dan menghargai keragaman budaya di Indonesia. Hal
ini sejalan dengan hasil penelitian (Irawati, et al. 2022) bahwa Profil pelajar Pancasila
merupakan kebijakan yang mendukung tercapainya tujuanpendidikan nasional serta
kelanjutan dari program penguatan karakter. Kebijakan ini bertujuan untuk
membentuk karakter siswa yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas juga ditemukan bahwa beberapa
faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar adalah
kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia yang
tersedia. Terdapat kendala dalam menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
untuk mendukung pelaksanaan kurikulum merdeka, yakni keterbatasan ruang kelas,
kurangnya fasilitas laboratorium atau perpustakaan, serta minimnya buku pelajaran
atau sumber belajar lainnya. Selain itu, kekurangan sumber daya manusia yang
berkualitas dan terampil dalam mengaplikasikan metode pembelajaran yang kreatif
dan inovatif juga menjadi kendala dalam implementasi kurikulum merdeka di sekolah
dasar. Hal lain adalah bahwa kualifikasi pendidikan guru yang kurang mumpuni dan
kurangnya pengalaman mengajar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Saputra and
Hadi 2022) bahwa faktor yang mempengaruhi guru dalam membuat rancangan
pembelajaran diantaranya adalah kualifikasi pendidikan.

3. Evaluasi
Dalam Kurikulum Merdeka, evaluasi memiliki peran penting dalam mengukur
keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka tidak hanya
sebatas pada penilaian akhir atau ujian, tetapi juga meliputi penilaian formatif dan
sumatif yang dilakukan secara berkelanjutan. Penilaian formatif dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung, dengan tujuan memberikan umpan balik dan
bimbingan bagi siswa dalam memperbaiki pemahaman dan keterampilan mereka.
Penilaian formatif juga membantu guru dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar
siswa dan menyesuaikan metode pengajaran yang lebih efektif. Penilaian sumatif
dilakukan pada akhir proses pembelajaran, seperti ujian akhir semester atau tahun
ajaran, dengan tujuan mengukur pencapaian siswa terhadap kompetensi yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Selain itu, dalam Kurikulum Merdeka, evaluasi juga
meliputi aspek pengembangan karakter siswa. Evaluasi karakter tidak hanya
mengukur aspek kognitif siswa, tetapi juga meliputi aspek afektif dan psikomotorik.

Selain itu dibawah ini juga beberapa permasalahan implementasi Kurikulum Merdeka.
Beberapa permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Kurangnya Pemahaman dan Persiapan Guru


Kurangnya pemahaman dan persiapan guru menjadi salah satu kendala dalam
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di SD. Guru membutuhkan pemahaman yang
baik tentang Kurikulum Merdeka, baik dari segi konsep, strategi pembelajaran, hingga
penilaian hasil belajar. Kurangnya pemahaman dan persiapan guru dapat menghambat
efektivitas implementasi Kurikulum Merdeka di SD. Selain itu, keterbatasan sumber daya
juga menjadi kendala dalam implementasi Kurikulum Merdeka di SD. Implementasi
Kurikulum Merdeka membutuhkan sumber daya yang cukup, termasuk buku-buku teks,
perangkat pembelajaran, dan pelatihan untuk guru. Keterbatasan sumber daya dapat
menjadi hambatan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di SD.
2. Perubahan Sikap dan Pola Pikir Siswa
Perubahan sikap dan pola pikir siswa menjadi kendala dalam implementasi Kurikulum
Merdeka di SD. Kurikulum Merdeka juga membutuhkan perubahan sikap dan pola pikir
siswa, seperti meningkatkan rasa ingin tahu, kemandirian, dan kecerdasan sosial.
Perubahan ini tidak terjadi secara instan dan membutuhkan waktu yang cukup untuk
diimplementasikan. Tantangan adaptasi dengan kebijakan sebelumnya juga menjadi
problematika dalam implementasi Kurikulum Merdeka di SD. Kurikulum Merdeka
sebagai kurikulum baru juga membutuhkan adaptasi terhadap kebijakan sebelumnya,
seperti kurikulum 2013. Kurangnya koordinasi antara Kurikulum Merdeka dan kebijakan
sebelumnya dapat menimbulkan problematika dalam implementasi di SD.
3. Tantangan Dalam Mengintegrasikan Nilai-Nilai Patriotisme dan Kebangsaan
Tantangan dalam mengintegrasikan nilai-nilai patriotisme dan kebangsaan menjadi
kendala dalam implementasi Kurikulum Merdeka di SD. Kurikulum Merdeka
menekankan pada pengembangan nilai-nilai patriotisme dan kebangsaan pada siswa.
Namun, mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam pembelajaran dapat menjadi tantangan,
terutama jika siswa dan guru belum memahami arti penting dari nilai-nilai tersebut.
Tujuan Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pengembangan kreativitas,
kemandirian, kecerdasan sosial, dan keterampilan siswa membutuhkan waktu dan upaya
yang cukup. Tujuan Kurikulum Merdeka hadir sebagai upaya dalam mengembangkan 16
keahlian yang terbagi dalam kategori utama yaitu literasi, kompetensi, dan kualitas
karakter sebagai jawaban untuk menghadapi keterampilan abad-21 (Firdaus, et al. 2022).
Implementasi Kurikulum Merdeka di SD membutuhkan perencanaan yang baik dan
strategi pembelajaran yang tepat agar tujuan tersebut dapat tercapai.
D. CARA MENGATASI PERMASALAHAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN
KURIKULUM MERDEKA

Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi kurikulum merdeka di


sekolah dasar, beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah antara lain:

1. Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi Guru dan Staf Pendidikan


Peningkatan kemampuan guru dan staf pendidikan dalam mengaplikasikan metode
pembelajaran yang kreatif dan inovatif akan membantu dalam menciptakan lingkungan
belajar yang lebih kondusif dan mendukung bagi siswa.
2. Peningkatan Dukungan dari Orang tua dan Masyarakat.
Peran orang tua dan masyarakat sangat penting dalam mendukung pelaksanaan
kurikulum merdeka di sekolah dasar. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
meningkatkan pemahaman dan partisipasi mereka dalam proses pendidikan.
3. Peningkatan Fasilitas dan Sarana Prasarana
Upaya untuk meningkatkan fasilitas dan sarana prasarana seperti ruang kelas, fasilitas
laboratorium, perpustakaan, dan buku pelajaran akan membantu dalam menciptakan
lingkungan belajar yang lebih kondusif dan mendukung bagi siswa.
4. Peningkatan Pengawasan dan Monitoring
Diperlukan upaya untuk meningkatkan pengawasan dan monitoring terhadap pelaksanaan
kurikulum merdeka di sekolah dasar. Hal ini dapat membantu dalam mengidentifikasi
kendala dan masalah yang muncul selama proses implementasi dan mencari solusi yang
tepat.
5. Pengembangan Kerjasama Antar Stakeholder Pendidikan
Diperlukan kerjasama antar stakeholder pendidikan seperti guru, kepala sekolah, orang
tua, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
mendukung bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan dan potensi mereka.

Dengan implementasi solusi-solusi di atas, diharapkan implementasi kurikulum merdeka di


sekolah dasar dapat berjalan dengan lebih baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi
perkembangan siswa.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan diatas Permasalahan Implementasi Kurikulum Merdeka di


Sekolah Dasar, dapat disimpulkan bahwa implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar
masih menghadapi tantangan dan kendala yang signifikan. Kendala-kendala tersebut antara
lain terkait dengan pemahaman dan keterampilan guru dalam mengaplikasikan metode
pembelajaran yang kreatif dan inovatif, kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana,
serta sumber daya manusia yang tersedia. Namun demikian, kendala-kendala tersebut dapat
diatasi dengan upaya yang tepat dan dukungan dari stakeholder pendidikan. Beberapa solusi
yang dapat dilakukan antara lain pelatihan dan pengembangan kompetensi guru dan staf
pendidikan, peningkatan dukungan dari orang tua dan masyarakat, peningkatan fasilitas dan
sarana prasarana, peningkatan pengawasan dan monitoring, pengembangan kerjasama antar
stakeholder pendidikan, dan dorongan untuk mengikuti program guru penggerak.

B. SARAN

Merdeka Belajar yang diterapkan dalam dunia pendidikin dirasa memiliki dampak positif
yang lebih besar daripada dampak negatifnya. Namun, penerapannya juga harus tetap
mendapat penjelasan atau guru/tenaga pendidiki juga turut adil berperan dalam proses
pembelajaran untuk menjelaskan suatu materi terlebih dahulu agar para siswa menangkap
maksud dari materi tersebut. Di samping itu, para siswa juga tetap optimis untuk belajar
dan tidak menyepelekan pembelajaran karena dirasa suatu nilai tidak penting.
DAFTAR PUSTAKA

https://kspstendik.kemdikbud.go.id/read-news/tantangan-dalam-penerapan-kurikulum-merdeka
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-surakarta/pengembangan-
kurikulum-pembelajaran-assesmen/40-permasalahan-implementasi-kurikulum-merdeka-
belajar-program-studi-pendidikan-bahasa-indonesia/46253177
https://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php/sokoguru/article/download/
1417/1511/4431#:~:text=Terdapat%20kendala%20dalam%20menyediakan
%20sarana,pelajaran%20atau%20sumber%20belajar%20lainnya.
https://www.researchgate.net/publication/
365500540_MAKALAH_PENDIDIKAN_IMPLEMENTASI_MERDEKA_BELAJAR_
DALAM_DUNIA_PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai