PENGEMBANGAN KURIKULUM
DISUSUN OLEH :
NICKLANS PENDONG
200101010
KELAS A
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena anugerah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan, perkembangan dan
peningkatkan ilmu pengetahuan para pembaca. Sebelumnya saya memohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Nicklans Pendong
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN.............................................................................2
BAB II..................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. PENGERTIAN MERDEKA BELAJAR........................................................2
BAB III.................................................................................................................2
PENUTUP...........................................................................................................2
A. KESIMPULAN.............................................................................................2
B. SARAN........................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pembelajaran ialah sebuah tahapan atau proses agar peserta didik
melakukan aktivitas belajar. Pembelajaran merupakan kegiatan
mempengaruhi peserta didik untuk senantiasa mengembangkan segala
potensinya melalui proses belajar mengajar. Dalam sebuah pembelajaran,
guru dituntut untuk dapat mengembangkan potensi peserta didik tersebut,
dalam aspek kognitif, afektif, dan keterampilannya.
Dalam hal ini, selain siswa ataupun mahasiswa yang menjadi objek
sasaran pelaksanaan merdeka belajar, guru dan orang tua juga turut andil
dalam proses pengembangan pengajaran merdeka belajar tersebut. Seperti
yang kita ketahui bahwa siswa sekolah dalam proses pengajarannya dipatok
untuk mencapai nilai tertentu yang mengakibatkan para siswa menjadi stress
dan tertekan. Dalam hal ini, guru dan orang tua juga mengalami hal yang
sama, sehingga peristiwa tersebut akan mengakibatkan proses pengajaran
berarti tidak berjalan dengan optimal. Disamping itu juga, beberapa anak yang
lebih unggul potensinya dalam pendidikan akan dimanfaatkan oleh beberapa
kelompok- kelompok belajar tertentu yang lebih menguntungkan mreka
daripada siswa berprestasi tersebut.
Seperti yang kita ketahui bahwa siswa sekolah dasar masih terlalu dini
untuk mendapat pengajaran yang sifatnya keras dan dipatok nilai, apalagi di
usia mereka sedang dalam usia perkembangan untuk mengenali apa yang
mereka sukai dan bukan berdasarkan tuntutan. Maka dari itu, dengan adanya
konsep merdea belajar ini dapat membuat siswa terutama siswa sekolah
dasar mengembangkan bakat yang mereka miliki dan belajar untuk
mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi serta melatih dalam proses
pemecahan masalah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan merdeka belajar?
2. Mengapa harus mengenal konsep merdeka belajar?
3. Apa saja yang menjadi faktor kendala dalam pelaksanaan merdeka
belajar?
4. Bagaimana implementasi merdeka belajar?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah agar penulis dapat memahami
bagaimana konsep dari merdeka belajar, faktor penghambat, serta harapan
dari adanya proses pelaksanaan pengajaran dengan merdeka belajar.
D. MANFAAT PENULISAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MERDEKA BELAJAR
Konsep pendidikan “merdeka belajar” di Indonesia yang dicanangkan
oleh Mendikbud RI yang baru dinilai sebagai kebijakan besar untuk
menjadikan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dan semakin maju.
Selain itu, konsep “merdeka belajar” memiliki arah dan tujuan yang sama
dengan konsep aliran filsafat pendidikan progresivisme John Dewey. Dimana,
keduanya sama-sama menawarkan kemerdekaan dan keleluasaan kepada
lembaga pendidikan untuk mengekplorasi potensi peserta didiknya secara
maksimal dengan menyesuaikan minat, bakat serta kecenderungan masing-
masing peserta didik. Dengan kemerdekaan dan kebebasan ini, diharapkan
pendidikan di Indonesia menjadi semakin maju dan berkualitas, yang ke
depannya mampu memberikan dampak positif secara langsung terhadap
kemajuan bangsa dan negara. Progresivisme adalah salah satu aliran filsafat
pendidikan modern yang menginginkan adanya perubahan mendasar
terhadap pelaksanaan pendidikan ke arah yang lebih baik, berkualitas dan
memberikan manfaat yang nyata bagi peserta didik. Aliran progresivisme
menekankan akan pentingnya dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan
kepada peserta didik. Peserta didik diberikan keleluasaan untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa
terhambat aturan-aturan formal yang terkadang justru membelenggu
kreativitas dan daya pikirnya untuk menjadi lebih baik.
a) Tujuan Pendidikan
Substansi Program Kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Belajar
yang mengutamakan praktik di lapangan (link and match)
dikhawatirkan akan dapat melupakan atau mengesampingkan tujuan
utama pendidikan. Kebijakan ini sangat kental dengan pendekatan
pasar untuk kebutuhan industri, bukan untuk membentuk karakter
mahasiswa yang berakhlak mulia, menerapkan nilai-nilai Pancasila,
dan cinta tanah air. Dikhawatirkan pula, perguruan tinggi hanya akan
melahirkan manusia-manusia pekerja, bukan manusia pemikir yang
kritis.
b) Kebijakan Masih Parsial
Butir-butir dalam kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka
masih saling berhubungan dan belum menuju ke titik tujuan yang ingin
dicapai, belum terintegrasi dengan tujuan yang terintegrasi dengan
landasan keilmuan, kemampuan berpikir, regulasi, dan filosofi dasar
negara serta tatanan beragama.
c) Panduan untuk Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus
Belajar Kegiatan implementasi, termasuk implementasi Kurikulum
Merdeka Belajar dan Kampus Belajar diperlukan aturan atau acuan
dari pimpinan perguruan tinggi maupun antarperguruan tinggi. Acuan
berupa peraturan, surat keputusan, buku panduan, petunjuk
pelaksanaan, prosedur operasional, dan sejenisnya sangat diperlukan
untuk segera diwujudkan. Tanpa panduan dan rambu-rambu yang
jelas dari perguruan tinggi yang akan melaksanakan Kurikulum
Merdeka Belajar dan Kampus Belajar, tentu program kegiatan tidak
akan berjalan dengan baik.
d) Pola Pikir
Sampai sekarang masih banyak perguruan tinggi yang belum siap
menjalankan kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka, realitas
yang kita hadapi, yaitu perubahan mindset (pola pikir) yang masih
butuh waktu.
e) Penyusunan Kurikulum di Program Studi
Penyusunan Kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Belajar di
Program Studi yang tetap mengacu pada KKNI bukanlah pekerjaan
yang mudah. Banyak kesulitan yang dihadapi oleh tim penyusun di
program studi yang baru saja selesai menyusun kurikulum KKNI l dan
baru saja dilaksanakan, lalu harus menyusun kembali Kurikulum
Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Secara teori tentu mudah,
dengan mengundang para pakar kurikulum kemudian mencoba
menyusunnya, tetapi dalam praktiknya tentu tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Apalagi Kurikulum KKNI di program studi
belum lama dilaksanakan, yang dimana tentu belum dievaluasi dan
dikaji oleh program studi secara mendalam dan tuntas sehingga belum
diketahui secara pasti kelebihan dan kelemahannya.
f) Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi Lain
Kerja sama dengan perguruan tinggi lain bukan suatu persoalan yang
mudah. Perguruan tinggi yang sudah mapan tentu mempersyaratkan
kerja sama dengan perguruan tinggi lain. Bagi perguruan tinggi yang
nilai akreditasinya unggul tentu tidak akan menerima mahasiswa yang
berasal dari perguruan tinggi yang nilai akreditasinya di bawahnya. Hal
ini tentu tidak menguntungkan bagi mahasiswa yang berasal dari
perguruan tinggi yang status akreditasinya masih belum unggul,
banyak perguruan tinggi swasta di daerah akan merasakan hal ini.
g) Kerja Sama dengan Industri atau Perusahaan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan merupakan bagian terpenting bagi setiap umat manusia
untuk dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki keterampilan dan
berpikir kreatif. Pembelajaran dengan aliran progresivisme dinilai kurang
relevan diterapkan di tengah era globalisasi ini dengan manusianya yang suka
dengan pemikiran luas dan terbuka. Oleh sebab itu, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia mencanangkan konsep Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka kepada siswa dan mahasiswa agar mereka dapat melatih
kemampuan berpikir kritis serta kemampuan untuk mengemukakan ide-ide
dalam dirinya. Disamping itu, konsep merdeka belajar ini juga dapat
mengembangkan potensi bakat dan minat siswa tanpa harus merasa
terbebani akan adanya tolak ukur nilai seperti KKM.
Implementasi merdeka belajar pada sekolah tidak terlepas dari hambatan
yang umum terjadi pada negara dengan banyak pulau seperti Indonesia ini.
Hambatan bagi tenaga pendidik sekolah misalnya tidak memiliki pengalaman
kemerdekaan belajar, keterbatasan referensi, akses yang dimiliki dalam
pembelajaran, manajemen waktu, dan kompetensi (skill) yang memadai.
Hambatan tersebut sebagai hambatan bagi tenaga pendidik untuk dapat
menjalankan pendidikan sesuai dengan konsep merdeka belajar.
B. SARAN
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang diterapkan dalam dunia
pendidikin dirasa memiliki dampak positif yang lebih besar daripada dampak
negatifnya. Namun, penerapannya juga harus tetap mendapat penjelasan atau
guru/tenaga pendidiki juga turut andil berperan dalam proses pembelajaran
untuk menjelaskan suatu materi terlebih dahulu agar para siswa/mahasiswa
mengangkap maksud dari materi tersebut. Di samping itu, para
siswa/mahasiswa juga tetap optimis untuk belajar dan tidak menyepelekan
pembelajaran karena dirasa suatu nilai tidak penting.
DAFTAR PUSTAKA
Baro’ah, S. (n.d.). KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR SEBAGAI
STRATEGI
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN. In Jurnal Tawadhu (Vol. 4, Issue
1).
Kadek Suartama, I., Usman, M., Triwahyuni, E., Subiyantoro, S., Abbas, S.,
Umar, Hastuti, W. D., & Salehudin, M. (2020). Development of E-learning
oriented inquiry learning based on character education in multimedia
course. European Journal of Educational Research, 9(4), 1591–1603.
https://doi.org/10.12973/EU-JER.9.4.1591
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini,
P. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak. Jurnal Basicedu, 6(4), 6313–6319.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3237