Anda di halaman 1dari 10

JENIS KURIKULUM DAN DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDIDIKAN FORMAL DI INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata kuliah Manajemen Pendidikan Formal

DosenPengampu :
Dr. Marudut Situmorang,M.Pd.
Dr.Pardomuan Simanullang,M.Pd.

Di susun Oleh :

KELOMPOK III

1.Walden Pasaribu
2.Nugra Henny
3.Asna Sinaga

PRODI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

INSTITUT AGAMA NEGERI KRISTEN TARUTUNG

2022

1
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur dipersembahkan kehadirat Yang Maha kuasa atas
nikmat,taufik,dan pengetahuan yang diberikan-Nya sehingga penulisan makalah ini
dapat diselesaikan sebagaimana diharapkan. Berbagai tuntutan internal dan eksternal
bagi pemberdayaan pendidikan terus dikumandangkan. Semuanva bermuara
pemberdayaan sekolah di era otonomi pendidikan dewasa ini. Para pimpinan yayasan,
sekolah,dan madrasah saat ini menghadapi persoalan bagaimana menyikapi otonomi
bidang pendidikan dengan ragam problem yang mengiring memberdayakan pimpinan
lembaga pendidikan, konsekuensinya adalah pemberdavaan kenala sekolah
memperluas pengetahuan dan keterampilan pembuatan keputusan. Pada pokoknya,
banyak buku yang berbicara tentang pengambilan keputusan, tetapi agak sukar
menemukan aplikasi langsung dalam bidang pendidikan.
Terdorong akan hal itu maka penulis berusaha mengumpulkan berbagai
teori,prinsip,dan konsep tentang pengambilan keputusan untuk disintesiskan dengan
pentingnya keputusan dalam bidang pendidikan. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada berbagai pihak yang turut memberikan dorongan semangat untuk menyelesaikan
penulisan Makalah ini. Dengan menyadari kemungkinan kesalahan dan kekurangan
dalam buku ini, penulis dengan senang hati mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak guna penyempurnaan pada edisi berikutnya.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI...........................................................................................................2
A. Pengertian Kurikulum...................................................................................................2
B. Fungsi dan Tujuan Manajemen Kurikulum................................................................3
C. Jenis Kurikulum.............................................................................................................4
D. Dasar Pengembangan Kurikulum.................................................................................6
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Kurikulum merupakan suatu alat yang penting bagi pendidikan karena pendidikan
dan kurikulum saling berkaitan. Jika diibaratkan, kurikulum laiknya jantung dalam
tubuh manusia. Jika jantung masih berfungsi dengan baik, maka tubuh akan tetap hidup
dan berfungsi dengan baik. Begitu pula dengan kurikulum dan pendidikan. Apabila
kurikulum berjalan dengan baik dan didukung dengan komponen-komponen yang
berjalan baik pula, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan
menghasilkan peserta didik yang baik pula.
Kurikulum akan berubah secara terus menerus dan berkelanjutan. Perubahan kurikulum
yang terus menerus dan berkelanjutan, semestinya juga diikuti dengan kesiapan untuk
berubah dari seluruh pihak yang bersangkutan dengan pendidikan di Indonesia karena
kurikulum bersifat dinamis, bukan statis. Jika kurikulum bersifat statis, maka kurikulum
tersebut merupakan kurikulum yang tidak baik karena tidak menyesuaikan dengan
perkembangan-perkembangan yang ada di zamannya. Di sinilah peran guru sangat
diperlukan.
Menurut Kurinasih dan Sani (2014), salah satu hal yang krusial dalam implementasi
Kurikulum 2013 adalah masalah kesiapan para pendidik atau guru. Persoalan guru
dirasakan krusial karena apabila guru tidak siap mengimplementasikan kurikulum baru,
maka kurikulum sebaik apapun tidak akan membawa perubahan apapun pada dunia
pendidikan nasional.
Dalam bukunya yang lain, Kurinasih dan Sani (2014) menyatakan bahwa “Kesiapan
guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru akan berdampak
pada kegiatan guru dalam mendorong mampu lebih baik dalam melakukan observasi,
bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah
menerima materi pelajaran.” Jadi, guru merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013 ini, karena guru selain harus melaksanakan apa yang tertuang dalam
kurikulum, juga harus memastikan materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa-
siswanya.
B. RumusanMasalah
1. Apakah itu Manajemen Kurikulum ?
2. Bagaimana kaitan Manajemen Kurikulum dengan sistem pendidikan nasional?
3. Bagaimana cara menerapkan Manajemen Kurikulum ?
C. Tujuan dan ManfaatPenelitian
1. Untuk mengetahui apa pengertian Manajemen Kurikulum.
2. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Kurikulum dalam sistem pendidikan.
3. Untuk mengetahui kaitan Manajemen Kurikulum dengan sistem pendidikan.

1
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kurikulum
Banyak orang yang menganggap kurikulum berkaitan dengan bahan ajar atau buku-
buku pelajaran yang harus dimiliki anak didik, sehingga perubahan kurikulum identik
dengan perubahan buku pelajaran. Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku
ajar, akan tetapi banyak persoalan lainnya termasuk persoalan arah dan tujuan
pendidikan, persoalan materi pelajaran, serta persoalan-persoalan lainnya yang terkait
dengan hal itu. Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada
zaman Yunani Kuno yang berasal dari kata curir dan curere. Selanjutnya istilah
kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki
penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian, dalam penafsiran yang
berbeda itu, ada juga kesamaan . kesamaan tersebut adalah, bahwa kurikulum
berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. (Sanjaya, 2008:3)
Secara tminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu sejumlah
pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna
mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut UU No.20 tahun 2003
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan sebuah pengaturan berkaitan dengan
tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggara
kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional.
Prof. DR. S. Nasution, M. A.
Kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan
belajar mengajar di bawah naungan, bimbingan dan tanggung jawab sekolah/lembaga
pendidikan.
George A. Beaucham (1976)
Kurikulum diartikan sebagai dokumen tertulis yang berisikan seluruh mata pelajaran yang
akan diajarkan kepada peserta didik melalui pilihan berbagai disiplin ilmu dan rumusan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.

B. Fungsi dan Tujuan Manajemen Kurikulum


Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban fungsi tertentu. Sesuai
dengan peran yang haru “dimainkan” kurikulum sebagai alat dan pedoman pendidikan,
maka isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Mengapa demikian?
Sebab tujuan yang harus di capai oleh pendidikan pada dasarnya mengkristal dalam
pelaksanaan perannya itu sendiri. Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil
(1990) isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu (1) fungsi pendidikan umum (common
and general education), (2) Suplementasi (suplementation), (3) eksplorasi (exploration),
dan (4) Keahlian (specialization). ( Sanjaya, 2008:12 )
1. Fungsi Pendidikan Umum (common and general education).
Fungsi pendidikan umum (common and general education), yaitu fungsi kurikulum
untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang
bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan pengalaman belajar kepada setiap
peserta didik agar mampu menginternalisasi nilai-nilai dalam kehidupan, memahami setiap
hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan makhluk sosial. Dengan

2
demikian, fungsi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap siswa pada jenjang dan level atau
jenis pendidikan manapun.
2. Suplementasi (suplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan,
perbedaan minat, maupun perbedaan bakat. Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya
dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.
Dengan demikian, setiap anak memiliki kesempatan untuk menambah kemampuan dan
wawasan yang lebih baik sesuai dengan minat dan bakatnya. Artinya, peserta didik yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata harus terlayani untuk mengembangkan
kemampuannya secara optimal; sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-
rata juga harus terlayani sesuai dengan kemampuannya.
3. Eksplorasi (exploration)
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi ini siswa
diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga memungkinkan
mereka akan belajar tanpa adanya paksaan. Namun demikian, proses eksplorasi terhadap
minat dan bakat siswa bukan pekerjaan yang mudah. Adakalanya terjadi pemaksaan dari
pihak luar, misalnya para orangtua, yang sebenarnya anak tidak memiliki bakat dan minat
terhadap bidang tertentu, mereka dipaksa untuk memilihnya hanya karena alasan-alasan
tertentu yang sebenarnya tidak rasional. Oleh sebab itu para pengembang kurikulum mesti
dapat menggali rahasia keberbakatan anak yang kadang-kadang tersembunyi.
(Sanjaya, 2008:13)
4. Keahlian (spesialization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan
keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. Dengan demikian, kurikulum
harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya perdagangan, pertanian,
industri atau disiplin akademik. Bidang-bidang semacam itu yang diberikan sebagai pilihan,
yang pada akhirnya.
C.Jenis Kurikulum
Bahwasanya ada 3 macam jenis-jenis kurikulum, yaitu sebagai berikut:

1.  Separate Subject Curriculum


Separate subject curriculum adalah jenis organisasi kurikulum yang terdiri atas
mata pelajaran yang terpisah-pisah. Istilah lain dari kurikulum ini ialah kurikulum mata
pelajaran terpisah atau tidak menyatu, dikatakan demikian karena data-data pelajaran
disajikan pada peserta didik dalam bentuk subject atau mata pelajaran yang terpisah satu
dengan yang lainnya. Penyusunannya didasarkan atas pengalaman dan kebudayaan
umat manusia sepanjang masa, lalu disederhanakan dan disusun secara logis, kemudian
disesuaikan dengan umur dan perkembangan anak didik. Pengetahuan-pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman itu dituangkan ke dalam kurikulum dari suatu lembaga
pendidikan (Sekolah); dibagi-bagi menurut keperluan setiap tingkatan kelas serta
ditentukan scopenya masing-masing.
Pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh anak didik dengan menggunakan jenis
kurikulum ini, hanya berupa pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau saja.
Jadi sifatnya hanya memopakkan pengetahuan-pengetahuan agar menghafal dan
mengingatnya. Tidak ada unsur membimbing anak didik agar suka menyelidiki atau
mengembangkan pengetahuan yang diperoleh untuk kemajuan.
Kurikulum yang bersifat subject matter cenderung mengadakan uniformitas
dengan melaksanakan rencana pelajaran terurai yang menentukan bahan pelajaran setiap
minggunya, bahkan setiap jam pelajaran. Selain itu dalam penyajian bahan pelajaran
cenderung menyamaratakan kemampuan semua murid.
2. Correlated Curriculum (Kurikulum Korelatif atau Pelajaran Saling Berhubungan)
Correlated curriculum adalah jenis kurikulum di mana beberapa mata pelajaran
yang ada hubungannya disatukan menjadi satu mata pelajaran atau bidang studi
tersendiri. Mata pelajaran baru disebut “Broad Field”. Pada mulanya penggunaan
kurikulum ini hanya sekedar menyinggung bahan mata pelajaran jarang ada kaitannya,
kemudian berkembang menjadi “Fution” atau “Broad Field” dalam arti korelasi dari
mata pelajar   yang lebih luas.
Mata pelajaran dalam kurikulum ini harus dihubungkan dan disusun sedemikian
rupa sehingga yang satu memperkuat yang lain, yang satu melengkapi yang lain. Jadi
mata pelajaran itu dihubungkan antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak berdiri
sendiri-sendiri.
3. Intergrated Curriculum (Kurikulum yang di Padukan)
Kurikulum integrasi merupakan jenis organisasi kurikulum yang dipadukan yakni
beberapa mata pelajaran disatukan atau dipadukan dalam arti mengahapuskan segala
pemisahan dari bermacam-macam mata pelajaran yang lepas-lepas. Dengan kata lain
penyajian bahan pelajarannya dalam bentuk keseluruhan. Pada jenis kurikulum ini
diutamakan pencapaian tujuan, yaitu membentuk manusia dalam kepribadian yang bulat
(integrated)dan harmonis.
Pengorganisasian bahan pada jenis kurikulum ini didasarkan atas 3 unsur atau
segi, yaitu:
a. Unsur aktifitas anak atau child centered curriculum
b. Unsur sosial
c. Unsur minat dan kebutuhan anak
Ketiga unsur tersebut digunakan sebagai dasar perumusan dan penyusunan
kurikulum integrasi. Pada prinsipnya kegiatan atau bahan pengajaran yang dituangkan
dalam kurikulum integrasi adalah kegiatan-kegiatan yang berkembang dalam
masyarakat, yang sesuai dengan kehidupan anak didik. Sehingga apa yang diajarkan
disekolah disesuaikan dengan kehidupan luar sekolah. Dengan sendirinya pelajaran
yang diberikan itu dapat membantu anak dalam menghadapi masalah-masalah yang
ditemuinya.
Dalam perumusan serta penyusunan bahan pengajaran yang hendak dituangkan
dalam kurikulum integrasi hendaknya menggambarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Adanya hubungan erat antara pelajaran disekolah dengan masalah-masalah
kehidupan dalam masyarakatnya.
b. Tujuan yang akan dicapai, kebutuhan dan minat anak didik harus tercermin atau
digariskan di dalam kurikulum integrasi itu.
c. Setelah itu, maka murid sanggup menggunakan pengetahuan yang diperolehnya.
d. Program kegiatan yang dirumuskan hendaknya dapat mengembangkan seluruh
pribadi anak didik baik jasmani, emosi, sosial dan intelektual
e. Hendaknya dapat bertanggung jawab dan bersifat sosial
D.Dasar Pengembangan Kurikulum

 Prinsip-prinsip umum
Ada beberapa prinsip umum pengembangan kurikulum yaitu:[6]
a.       Prinsip relevansi Kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan
kebutuhan dan kehidupan peserta didik, kurikulum juga harus bias menyiapkan siswa untuk
bias hidup dan bekerja dalam masyarakat.
b.      Prinsip fleksibelitas Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel, artinya
kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan yang sekarang dan kehidupan yang akan
dating.
c.       Prinsip kontonuitas Kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjang pendidikan disusun
secara berkesinambungan.
d.      Prinsip praktis/efisiensi Kurikulum hendaknya mudah untuk dilaksanakan, menggunakan
alat-alat sederhana dan biaya yang murah juga.
e.       Prinsip efektivitas Walaupun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan murah,
tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Keberhasilan tersebut baik secara kualitas
maupun kuantitas
2.      Prinsip-prinsip khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum, prinsip
tersebut berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar dan penilaian :[7]
a.       Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan pendidikan tersebut bersumber
pada:
1)      Ketentuan dan kebijakan pemerintah
2)      Servei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan peserta didik
3)      Survey mengenai pandangan para ahli
4)      Pengalaman dari Negara-negara lain
5)      Penelitian
b.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para
perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
1)      Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran kedalam bentuk perbuatan hasil belajar
yang khusus dan sederhana.
2)      Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
3)      Unit-uit kurikulum harus  disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
c.       Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1)      Apakah metode atau teknik mengajar cocok untuk digunakan
2)      Apakah metode atau teknik mengajar memberikan kegiatan yang bervariasi, sehingga
mampu melayani perbedaan individu peserta didik
3)      Apakah metode atau teknik mengajar menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan
kognitif, afektik dan psikomotor.
4)      Apakah metode atau teknik mengajar lebih  mengkatifkan peserta didik.
d.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-
alat bantu pengajaran yang tepat

e.       Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penialain


Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran:
1)      Dalam menyusun alat penilaian (test), hendaknya diikuti langkah-langkah
berikut :Rumuskan tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah kognitis, afektif dan
psikomotorik.
2)      Dalam merencanakan suatu penilaian, hendaknya diperhatikan beberapa hal : tingkatan
kelas, usia, dan kemampuan yang akan dites, waktu yang dibutuhkan, bentuk tes (uaraian atau
objektif),  jumlah butir tes yang diberikan.
3)      Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal berikut: norma apa
yang digunakan didalam pengolahan hasil tes, bagaimana pengubahan skor kedalam skor
masak, standar skor, dan tujuan hasil tes yang digunakan.
.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku ajar, akan tetapi banyak
persoalan lainnya termasuk persoalan arah dan tujuan pendidikan, persoalan materi
pelajaran, serta persoalan-persoalan lainnya yang terkait dengan hal itu. Istilah
kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani Kuno yang
berasal dari kata curir dan curere. Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan
secara sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan
siswa. Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban fungsi tertentu. Sesuai
dengan peran yang haru “dimainkan” kurikulum sebagai alat dan pedoman pendidikan,
maka isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri.
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) dan manajemen berbasis sekolah (MBS). Ruang lingkup
manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih
mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional
(standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah
yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas
dengan peserta didik maupun dengan lingkungan sekolah.
B. Saran

Sesuai dengan perkembangan dan ilmu pengetahuan sebaiknya kurikulum disesuaikan


dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kurikulum perlu dikembangkan secara
dinamis sesuai dengantuntutan dan perubahan kurikulum harus mengacu pada
sumber hukum yaitu pancasila dan undang-undang dasar 1945.

Anda mungkin juga menyukai