Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM
Tentang
KOMPONEN KURIKULUM

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Nur Faizah : 2114010049
Fadlul Rahman : 2114010068
Fitri Rahmatika Aulia : 2114010092

Dosen Pengampu:
Rilci Kurnia Illahi, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (IV-B)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Puja dan puji syukur pemakalah haturkan kepada Allah Subhanahu
Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik, dan hidayah. Sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Komponen Kurikulum”
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Shalawat serta salam mudah-
mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu
‘Alaihi Wassalam yang telah menunjukkan jalan benar yakni agama Islam.
Makalah ini telah pemakalah selesaikan dengan maksimal dengan bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Pemakalah sebagai manusia biasa menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik
dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala
kerendahan hati, pemakalah selaku penyusun menerima segala kritik dan saran
yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa pemakalah sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Padang, 8 Maret 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Tujuan ................................................................................................. 3
B. Materi/Bahan ...................................................................................... 7
C. Metode/Proses .................................................................................... 9
D. Evaluasi .............................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................................ 15
B. Saran ................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum dapat diartikan dengan beragam variasi. Ada yang
memandangnya secara sempit, yaitu kurikulum sebagai kumpulan mata
pelajaran atau bahan ajar. Ada yang mengartikannya secara luas, meliputi
semua pengalaman yang diperoleh siswa karena pengarahan, bimbingan
dan tanggung jawab sekolah. Kurikulum juga diartikan sebagai dokumen
tertulis dari suatu rencana atau program pendidikan, dan juga sebagai
pelaksanaan dari rencana yang sudah direncanakan. Tidak semua yang ada
dalam kurikulum tertulis, kemungkinan dilaksanakan dikelas.
Komponen kurikulum merujuk pada elemen-elemen yang
membentuk kurikulum, yaitu rencana pengajaran yang mencakup tujuan,
isi, metode, dan penilaian. Komponen-komponen ini perlu diperhatikan
serta sering digunakan sebagai acuan dalam merancang, mengembangkan,
dan mengevaluasi kurikulum. Pentingnya memperhatikan komponen-
komponen kurikulum adalah karena kurikulum berperan penting dalam
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi individu yang terampil,
kreatif, dan mandiri. Oleh karena itu, pembuatan kurikulum harus
didasarkan pada kebutuhan dan kondisi aktual peserta didik serta tuntutan
kemajuan zaman. Dalam konteks Indonesia, pembuatan kurikulum
dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang dibantu
oleh para ahli dan praktisi pendidikan. Kurikulum yang telah disusun
kemudian diimplementasikan oleh lembaga-lembaga pendidikan dari
tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Oleh karena itu, makalah mengenai komponen kurikulum
sangatlah penting untuk membahas dan menganalisis bagaimana
komponen-komponen tersebut dapat dirancang dan diimplementasikan
agar dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dan mempersiapkan mereka
menjadi individu yang berkualitas dan mampu bersaing di era global.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tujuan dalam kurikulum?
2. Bagaimana materi/bahan dalam kurikulum?
3. Bagaimana metode/proses dalam kurikulum?
4. Bagaimana evaluasi dalam kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tujuan dalam kurikulum.
2. Untuk mengetahui materi/bahan dalam kurikulum.
3. Untuk mengetahui metode/proses dalam kurikulum.
4. Untuk mengetahui evaluasi dalam kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan
Tujuan kurikulum adalah arah atau sasaran yang hendak dituju
oleh proses penyelenggaraan pendidikan.1 Komponen tujuan dalam
kurikulum merujuk pada pernyataan tujuan yang ingin dicapai melalui
proses pembelajaran yang direncanakan. Tujuan tersebut membantu guru
dan siswa untuk memfokuskan perhatian pada hasil yang ingin dicapai dan
memberikan arahan dalam merancang pengalaman pembelajaran yang
relevan dan bermakna. Tujuan harus dinyatakan dengan jelas dan
mengarah pada perilaku yang dapat diukur, serta harus
2
mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan siswa. Tujuan kurikulum
terdiri dari tiga jenis, yaitu tujuan umum, tujuan khusus, dan tujuan
operasional
Tujuan umum adalah tujuan yang bersifat global dan dapat berlaku
untuk seluruh mata pelajaran atau bidang studi. Tujuan khusus adalah
tujuan yang berkaitan dengan bidang studi tertentu dan dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa sub-bidang atau sub-topik. Sementara
itu, tujuan operasional adalah tujuan yang sangat spesifik dan terkait
dengan aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.3 Dalam merancang
tujuan kurikulum, perlu diingat bahwa tujuan harus berorientasi pada
siswa, mempertimbangkan kebutuhan dan minat mereka, serta
memungkinkan mereka untuk mencapai potensi maksimal mereka. Hal ini
penting untuk memastikan bahwa proses pembelajaran relevan dan

1
Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2008), h. 52-53.
2
Ornstein & Hunkins, Curriculum: Foundations, Principles, and Issues, (Boston:
Pearson, 2017), h. 77-78.
3
Suryosubroto, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), h. 56-57.

3
4

bermakna bagi siswa.4 Kemudian dalam menentukan dan merumuskan


tujuan kurikulum ada sejumlah sumber yang dapat digunakan, yakni:
1. Falsafah bangsa.
Falsafah bangsa Indonesia adalah Pancasila. Oleh karena itu
rumusan tujuan kurikulum harus mencerminkan dan mengupayakan
adanya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Nilai-nilai
tersebut harus menjiwai dalam setiap rumusan tujuan kurikulum, yakni
tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan mata pelajaran dan tujuan
pengajaran/instruksional.
2. Strategi pembangunan
Pendidikan selalu dipandang sebagai human invesment, yakni
sumber daya manusia yang akan menentukan keberhasilan
pembangunan. Pembangunan pada hakikatnya adalah pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat untuk
mewujudkan masyarakat adil makmur yang merata material dan
spiritual. Makna dan hakikat tersebut harus tercermin dalam tujuan
kurikulum sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
memiliki potensi untuk melaksanakan pembangunan.
3. Hakikat anak didik
Tujuan pendidikan dan tujuan kurikulum pada dasarnya untuk
anak didik. Oleh karena itu memperhatikan kepentingan anak didik
dalam merumuskan dan menetapkan tujuan pendidikan sangat
diperlukan. Kemampuan, minat dan perhatian, sikap dan perilaku serta
ciri kepribadian anak didik merupakan dimensi-dimensi penting untuk
diperhatikan.
4. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi menentukan kehidupan
manusia yang serba modern ini. Dengan ilmu dan teknologi
memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

4
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), h. 39.
5

Mengingat pesatnya kemajuan ilmu dan teknologi, pendidikan harus


sanggup mengadaptasinya sehingga peserta didik dapat menguasainya
sebagai modal dasar kehidupannya sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat tempat ia hidup.
Keempat sumber diatas dapat dijadikan landasan dalam
menentukan dan merumuskan tujuan pendidikan dan tujuan kurikulum.
Sintesis dari semua sumber tersebut tentu saja akan menghasilkan tujuan
pendidikan yang lebih baik dalam pengertian akan dapat mewujudkan
manusia Indonesia yang memiliki kemampuan dan kepribadian terpadu.5
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang
sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat
diukur, yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan
diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling
umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman
oleh setiap usaha pendidikan. Artinya, setiap lembaga dan
penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang
sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan formal, informal maupun nonformal.
Tujuan Pendidikan Nasional merupakan sumber dan pedoman
dalam usaha penyelenggaraan pendidikan. Secara jelas tujuan
Pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila
dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3,
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

5
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2008), h. 22-23.
6

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga


negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Tujuan Institusional (TI)
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh
setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat
didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa
setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu
lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan
antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk
kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya standar
kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jenjang
pendidikan tinggi.
3. Tujuan Kurikuler (TK)
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat
didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki siswa setelah
mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu
lembaga pendidikan. Dalam kurikulum yang berorientasi pada
pencapaian kompetensi, tujuan kurikuler tergambarkan pada standar isi
setiap mata pelajaran atau bidang studi yang harus dikuasai siswa pada
setiap satuan pendidikan. Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan
instruksional atau yang sekarang lebih populer dengan tujuan
pembelajaran, merupakan tujuan yang paling khusus.
4. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)
Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan
kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki
oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam
bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru
yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik
siswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka
menjabarkan tujuan pembelajaran adalah tugas guru. Sebelum guru
7

melakukan proses belajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan


pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka
selesai mengikuti pelajaran.6

B. Materi/Bahan
Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Isi
kurikulum menitikberatkan pada pengalaman belajar yang harus dimiliki
oleh setiap peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi
kurikulum hendaknya memuat segala aspek yang berhubungan dengan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terdapat pada isi setiap
mata pelajaran yang disampaikan dengan kegiatan proses pembelajaran.
Isi kurikulum dan kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan
dari semua aspek tersebut.7
Isi kurikulum memuat tentang pengetahuan ilmiah dan pengalaman
belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan isi
kurikulum, kriteria tersebut antara lain:8
1. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan
siswa.
2. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai
dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.
3. Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya
mangandung aspek-aspek intelektual, moral, dan sosial secara
seimbang.
4. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji,
artinya tidak cepat lapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup
sehari-hari.

6
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum & Pembelajaran,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), h. 47-48.
7
Pratiwi Bernadetta Purba, dkk, Kurikulum dan Pembelajaran, (Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2021), h. 28.
8
Fauzan dan Fatkhul Arifin, Desain Kurikulum dan Pembelajaran Abad 21, (Jakarta:
Kencana, 2022), h. 117-118.
8

5. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip,


konsep yang terdapat di dalamnya bukan hanya sekadar informasi
faktual.
6. Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Sebagaimana dalam Undang-undang Pendidikan tentang Sistem
Pendidikan Nasional telah ditetapkan, bahwa "Isi kurikulum merupakan
bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional" (Bab IX, Pasal. 39). Sesuai dengan rumusan tersebut,
isi kurikulum dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:9
1. Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari bahan
kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam
proses belajar dan pembelajaran
2. Materi kurikulum mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing
satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan bahan
pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan pendidikan tersebut
3. Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Dalam hal ini, tujuan pendidikan nasional merupakan target
tertinggi yang hendak dicapai melalui penyampaian materi kurikulum.
Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan
tujuan kurikulum, yang meliputi:10
1. Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan preposisi
yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik
tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara
variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.

9
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 25.
10
Ibid., h. 26.
9

2. Konsep, adalah suatu abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dari


kekhususan-kekhususan. Konsep adalah definisi singkat dan
sekelompok fakta atau gejala.
3. Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang
khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam
penelitian.
4. Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5. Prosedur, adalah suatu seri langkah-langkah yang berurutan dalam
materi pelajaran yang harus dilakukan oleh siswa.
6. Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap
penting, terdiri dari terminologi, orang dan tempat, dan kejadian.
7. Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang
diperkenalkan dalam materi.
8. Contoh atau illustrasi, ialah suatu hal atau tindakan atau proses yang
bertujuan untuk memperjelas suatu uraian atau pendapat.
9. Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang
suatu hal/suatu kata dalam garis besamya.
10. Preposisi, adalah suatu pernyataan atau theorem, atau pendapat yang
tidak perlu diberi argumentasi. Preposisi hampir sama dengan asumsi
dan paradigma.

C. Metode/Proses
Istilah metode secara sederhana sering diartikan cara yang cepat
dan tepat. Secara etimologis, kata metode berasal dari kata meta dan hodos
yang sering diartikan dengan melalui dan jalan dalam mengerjakan
sesuatu. Adapun pengertian metode secara terminologi metode adalah cara
yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya
mencapai tujuan kurikulum.
Suatu metode mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru
dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan
10

melalui prosedur tertentu. Sekarang ini, keaktifan siswa belajar mendapat


tekanan utama dibandingkan dengan keaktifan siswa yang bertindak
sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa. Karena itu, istilah metode
lebih menekankan pada kegiatan guru, selanjutnya diganti dengan istilah
strategi pembelajaran yang menekankan pada kegiatan siswa.
Metode atau strategi pembelajaran, menempati fungsi yang penting
dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh
siswa dan guru. Karena itu, penyusunannya hendaknya berdasarkan
analisis tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasarkan
perilaku awal siswa.11 Dalam hubungan ini, ada tiga alternative
pendekatan yang dapat digunakan, yakni:12
1. Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran, di mana materi
pembelajaran terutama, bersumber dari mata ajaran. Penyampaiannya
dilakukan melalui komunikasi antara guru dan siswa. Guru sebagai
penyampai pesan atau komunikator, siswa sebagai penerima pesan,
bahan pelajaran adalah pesan itu sendiri, dalam rangkaian komunikasi
tersebut dapat digunakan berbagai metode mengajar.
2. Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan, minat dan kemampuan siswa. Dalam
pendekatan ini lebih banyak digunakan metode dalam rangka
individualisasi pembelajaran. Seperti belajar mandiri, belajar moduler,
paket belajar dan sebagainya.
3. Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan
ini bertujuan mengintegritaskan sekolah dan masyarakat dan untuk
memperbaiki kehidupan masyarakat. Prosedur yang ditempuh ialah
dengan mengundang masyarakat ke sekolah atau siswa berkunjung ke
masyarakat. Metode yang digunakan terdiri dari karyawisata,
narasumber, kerja pengalaman, survey, proyek pengabdian atau
pelayanan masyarakat.
11
Buyung Surahman, Pengembangan Kurikulum SD/MI, (Yogyakarta: Samudra Biru,
2018), h. 33.
12
Ibid., h. 34.
11

Komponen metode atau proses pembelajaran perlu disusun secara


sistematis dan melibatkan beberapa pakar, baik itu guru, ahli pembelajaran
dan media pembelajaran. Sehingga dapat menghasilkan sebuah rumusan
yang mudah untuk dilaksanakan oleh guru di lapangan. Peran penting di
sini adalah guru, gurulah yang menjadi ujung tombak keberhasilan dari
dua komponen terdahulu, di tangan gurulah bagaimana tujuan yang
ditetapkan dengan materi yang ada bisa sampai kepada siswa. Untuk bisa
mencapai ke tempat sasaran muncul beragam metode pengajaran yang
terbaru, guru tidak lagi mengajar secara konvensional tetapi harus
modern.13

D. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum
adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dalam
pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa
tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan
melalui kurikulum yang bersangkutan.14 Ada dua aspek yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan evaluasi. Pertama, evaluasi harus menilai
apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah dirumuskan. Kedua, evaluasi sebaiknya
15
menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu.
Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.
Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu
sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu
dilakukan.16

13
Muhammad Arifin, dkk, Modul Kurikulum dan Pembelajaran, (Medan: Umsu Press,
2020), h. 74.
14
Lismina, Pengembangan Kurikulum, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2017), h.
22.
15
Yayah Huliatunisa, Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar, (Suka Bumi:
Jejak, 2022), h, 54.
16
Oemar Hamalik, Op. Cit, h. 29.
12

Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum,


sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum
perlu diperhatikan atau tidak, dan bagian-bagian mana yang harus
disempurnakan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum,
atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi
yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut adalah evaluasi sebagai fungsi
sumatif dan evaluasi sebagai fungsi formatif.17
Selain itu, evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu
kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi,
efektivitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapai tujuan
pendidikan. Efisiensi berkenaan dengan penggunaan waktu, tenaga, sarana
dan sumber-sumber lainnya secara optimal. Efektivitas berkenaan dengan
pemilihan atau penggunaan cara atau jalan utama yang paling tepat dalam
mencapai suatu tujuan. Relevansi berkenaan dengan kesesuaian suatu
program dan pelaksanaannya dengan tuntutan dan kebutuhan baik dari
kepentingan masyarakat maupun siswa. Produktivitas berkenaan dengan
optimalnya hasil yang dicapai dari suatu program.
Kurikulum sebagai program pendidikan untuk anak didik dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan dapat dinilai dari sudut sistem.
Kurikulum sebagai sistem dapat diidentifikasi; masukan atau input
program, proses pelaksanaan program, hasil atau output/outcome program,
dan dampak dari program. Dari sudut ini maka ruang lingkup atau objek
dari evaluasi kurikulum adalah input, proses, output/outcome dan dampak.
Evaluasi terhadap input kurikulum mencakup evaluasi semua
sumber daya yang dapat menunjang program pendidikan, seperti dana,
sarana, tenaga, konteks sosial dan penilaian terhadap siswa sebelum
menempuh program. Evaluasi proses mencakup penilaian terhadap strategi
pelaksanaan kurikulum mencakup proses belajar mengajar, bimbingan
penyuluhan, administrasi supervisi, sarana intruksional, penilaian hasil

17
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Op. Cit, h. 56.
13

belajar. Evaluasi output/outcome adalah penilaian terhadap lulusan


pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, sesuai dengan
program yang ditempuhnya. Evaluasi dampak kurikulum, artinya penilaian
terhadap kemampuan lulusan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya sesuai dengan profesi yang
disandangnya. Lebih jauh dari itu menilai kompetensi lulusan dari sudut
pribadi, profesi dan sebagai anggota masyarakat.
Selain itu, itu perlu juga diperhatikan bahwa penilaian harus
bersifat objektif, dilakukan berdasarkan tanggung jawab kelompok guru,
rencana yang rinci dan terkait dengan pelaksanaan kurikulum, sesuai
dengan tujuan dan materi kurikulum, menggunakan alat ukur yang handal
dan mudah dilaksanakan serta memberikan hasil yang akurat. 18 Untuk
dapat melakukan evaluasi kurikulum secara lebih baik, harus dipegang
prinsip-prinsip dalam melakukan evaluasi. Prinsip-prinsip itu adalah
sebagai berikut:
1. Evaluasi mengacu kepada tujuan
Sebagaimana dikemukakan, fungsi utama evaluasi adalah
untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan. Agar dapat diketahui
secara jelas apakah pelaksanaan kurikulum telah mencapai tujuan,
maka evaluasi harus mengacu kepada tujuan yang telah dirumuskan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari evaluasi, selanjutnya dapat
dilakukan kajian tentang perlu atau tidaknya dilakukan revisi terhadap
tujuan-tujuan itu, atau dilakukan kajian di mana letak kelemahan atau
keunggulan kurikulum dalam mengantarkan siswa ke arah yang dituju.
2. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh
Seringkali terjadi, kita melakukan evaluasi kurikulum hanya
terhadap bagian-bagian tertentu saja. Evaluasi dilakukan terhadap
hasilnya saja misalnya, atau terhadap prosesnya saja. Bila hal-hal
semacam itu yang dilakukan dalam evaluasi, maka berarti evaluasi
hanya menyangkut bagian-bagian tertentu saja, atau tidak menyeluruh

18
Oemar Hamalik, Op. Cit, h. 30.
14

terhadap apa yang seharusnya dievaluasi. Evaluasi kurikulum


seharusnya menjangkau aspek yang luas, termasuk hasil belajar,
proses, juga kegunaan dari apa yang dipelajari bagi kehidupan. Ini
memang bukan pekerjaan mudah. Namun bila dilakukan secara cermat
dengan menggunakan teknik-teknik yang relevan dapat memberi
manfaat yang cukup berarti bagi kurikulum itu sendiri.
3. Evaluasi harus obyektif
Keputusan yang dibuat terhadap hasil evaluasi kurikulum harus
dibuat berdasarkan data yang sebenarnya. Data itu diperoleh
berdasarkan hasil yang dicapai dengan teknik-teknik pengumpulan
tertentu, sehingga apa yang digambarkan itu dipandang sebagai suatu
yang realistis. Bila semua keputusan itu dibuat berdasarkan data yang
obyektif, maka kurikulum dapat menjadi alat yang efektif dalam proses
pendidikan, karena segala perbaikan maupun perubahan selalu
didasarkan atas pengalaman empirik.
Melakukan evaluasi dengan berpegang pada prinsip-prinsip di atas
dapat menggunakan berbagai teknik. Teknik-teknik itu ada kalanya berupa
pengumpulan data obyektif dari siswa, adakalanya dari pandangan orang
luar (masyarakat) terhadap kurikulum yang digunakan di sekolah. Kedua-
duanya sepatutnya menjadi dasar pertimbangan dalam melakukan
evaluasi. Sebab, bagaimana pun proses pendidikan itu dampaknya akan
dirasakan bukan semata-mata oleh anak didik itu sendiri saja, tetapi juga
oleh masyarakat yang akan menerima atau memakai lulusan sekolah.19

19
Muhammad Ali, Op. Cit, h. 61-62.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah mengenai komponen kurikulum, dapat
disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu rencana pembelajaran yang
terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait dan memiliki peran
penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen
tersebut meliputi tujuan, materi/bahan, metode/proses pembelajaran, serta
evaluasi.
Tujuan kurikulum bertujuan untuk memandu kegiatan
pembelajaran agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sementara isi
atau materi kurikulum meliputi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh
siswa. Metode atau strategi pembelajaran memungkinkan guru untuk
menentukan cara-cara yang tepat untuk mengajar dan memfasilitasi proses
belajar siswa. Evaluasi atau penilaian berguna untuk mengetahui sejauh
mana tujuan pembelajaran telah tercapai dan membantu guru dalam
menentukan pengembangan kurikulum selanjutnya. Dengan memahami
dan memperhatikan setiap komponen dalam kurikulum, diharapkan dapat
menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan
kebutuhan siswa.

B. Saran
Kami sebagai pemakalah, menyadari bahwa makalah ini mungkin
sangat jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan
yang penulis miliki. Walaupun demikian semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pemakalah dan umumnya bagi pembaca. Oleh kerena itu,
pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi sempurnanya makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2008. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru


Algensindo.
Arifin, M, dkk. 2020. Modul Kurikulum dan Pembelajaran. Medan: Umsu Press.
Fauzan dan Fatkhul Arifin. 2022. Desain Kurikulum dan Pembelajaran Abad 21.
Jakarta: Kencana.
Hamalik, O. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Huliatunisa, Y. 2022. Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar. Suka
Bumi: Jejak.
Lismina. 2017. Pengembangan Kurikulum. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Mulyasa, E. 2013. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ornstein & Hunkins. 2017. Curriculum: Foundations, Principles, and Issues.
Boston: Pearson.
Purba, P, B, dkk. 2021. Kurikulum dan Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita
Menulis
Sudjana, N. 2008. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Surahman, B. 2018. Pengembangan Kurikulum SD/MI, (Yogyakarta: Samudra
Biru
Suryosubroto. 2014. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Deepublish.
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2015. Kurikulum &
Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai