Anda di halaman 1dari 17

Makalah Pengembangan Kurikulum

SUMBER DAYA PENDUKUNG KEBERHASILAN


IMPLEMENTASI KURIKULUM

Disusun Oleh :

Kelompok 9

1. Syifa Indah Kirana (18219598)


2. Tursina (18219600)

Dosen Pembimbing :

Dr. Makmun Ibrahim

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
PTI AL-HILAL, SIGLI
2021/2022
KATA PENGANTAR
 
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Filsafat Pendidikan Islam dengan judul “ Konsep Pemikiran Menurut Ibnu
Maskawaih”

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan


tentunya dengan bantuan berbagai pihak dan juga dosen pembimbing Dr.
Makmun Ibrahim sehingga dapat dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lain.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat


mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

9 Juli 2021

    
                  Kelompok 9

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pendekatan Sumber Belajar Dan Penggunaan Media Pembelajaran.........3
1. Pendekatan Sumber Belajar............................................................................3
2. Penggunaan Media.........................................................................................4
B. Manajemen Sekolah...................................................................................4
C. Strategi Dan Model-Model Pembelajaran.................................................5
D. Kualitas Dan Kinerja Guru........................................................................8
1. Pengertian Kinerja Guru.................................................................................8
E. Monitoring Dan Pelaksanaan Kurikulum................................................11
1. Pengertian Pemantauan (Monitoring)...........................................................11
2. Cara Pelaksanaan Monitoring.......................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................1
A. Kesimpulan................................................................................................1
B. Saran..........................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................2

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu upaya membina dan membangun generasi muda yang tangguh
dan mumpuni diantaranya adalah melalui pendidikan, baik yang diberikan
dalam lingkungan keluarga, melalui pendidikan formal di sekolah, maupun
pendidikan dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal harus ditentukan oleh adanya pelaksanaan
kurikulum sekolah itu. Keberhasilan sumber daya manusia dalam segi
pendidikan sangat dipengaruhi oleh adanya pemahaman seluruh personal di
sekolah itu dalam melaksanakan kurikulum.
Secara teoritis, kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
memuat: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, bahasa,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, seni dan
budaya, Pendidikan  Jasmani dan Olahraga, keterampilan atau kejuruan.
(UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 1). Pada dasarnya kurikulum adalah
suatu cara untuk mempersiapkan siswa agar berpartisipasi sebagai anggota
yang produktif dalam masyarakatnya. Dalam kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) mengenai sasaran penelitian dan pengembangan kurikulum adalah
diperolehnya kompetensi lulusan yang sesuai dengan berbagai tuntutan pasar.
KBK kemudian mendapat tanggapan, kritik dan saran dari pada praktisi serta
masyarakat mengenai substansi isi kurikulum tersebut sehingga dikembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diharapkan menjadi lebih
baik dan sesuai perkembangan ilmu dan teknologi serta sesuai dengan
semangat desentralisasi. Seluruh komponen bangsa ikut memberikan dorongan
bagi penyelenggara pendidikan untuk selalu melakukan proses perbaikan,
modifikasi, dan evaluasi pada kurikulum yang digunakan.
Oleh karena itu, untuk mendukung keberhasilan kurikulum pada
kesempatan kali ini kami akan  membahas tentang sumber-sumber pendukung
keberhasilan kurikulum.

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pendekatan sumber belajar dan penggunaan media pembelajaran?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan manajemen sekolah?
3. Jelaskan strategi dan model-model pembelajaran?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan kualitas dan kinerja guru?
5. Jelaskan monitoring dan pelaksanaan kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahuai pendekatan sumber belajar dan penggunaan media
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui manajemen sekolah.
3. Untuk mengetahui strategi dan model-model pembelajaran.
4. Untuk mengetahui kualitas dan kinerja guru.
5. Untuk mengetahui monitoring dan pelaksanaan kurikulum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Sumber Belajar Dan Penggunaan Media Pembelajaran


1. Pendekatan Sumber Belajar
Pendekatan (Approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
a. pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach).
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach).
Adapun pengertian Pendekatan menurut seorang ahli bernama T. Raka
Joni dalam Diktat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMA Jenjang
Dasar oleh Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang ialah
menunjukan cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian,
sehingga berdampak, ibarat seorang yang memakai kacamata dengan warna
tertentu di dalam memandang alam sekitar. Kacamata berwarna hijau akan
menyebabkan lingkungan kelihatan kehijau-hijauan dan seterusnya. Contoh
pendekatan ekonomis dalam memandang permasalahan pendidikan akan
menyebabkan hampir semua pengkajiannya dibawa ke dalam terminologi
investasi dan hasil usaha, pendekatan CBSA dalam memandang pembelajaran
selalu peserta didik yang menjadi orientasi setiap kegiatan. Macam-macam
pendekatan pembelajaran yaitu:
a. Pendekatan Pembelajaran ditinjau dari segi dan proses.
b. Pendekatan pembelajaran ditinjau dari segi materi pembelajaran.

3
2. Penggunaan Media
Briggs menyatakan media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi
peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sementara itu, mengenai evektivitas
media, Brown mengaris bawahi bahwa media yang digunakan guru atau siswa
dengan baik dapat memengaruhi evektivitas program belajar mengajar. Dari
pendapat diatas, dapat dikembangkan beberapa pemahaman tentang posisi
media serta peran dan kontribusinya dalam kegiatan pembelajaran ataupun
kegiatan pendidikan dan pelatihan.
a. Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Kedudukan media dalam komponen pembelajaran sangat ppenting
bahkan sejajar dengan metode pembelajaran, karena metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang dapat
diintegrasikan dan diadaptasikan dengan kondisi yang dihadapi. Maka,
kedudukan media dalam suatu pembelajaran sangatlah penting dan
menentukan.
Dalam proses pembelajaran terdapat tingkatan proses aktivitas yang
melibatkan keberadaan media pembelajaran, yaitu 1). Tingkat peengolahan
informasi, 2). Tingkat penyampaian informasi, 3). Tingkat penerimaan
informasi, 4). Tingkat respons dari siswa, 5). Tingkat diagnosis dari guru, 6).
Tingkat penilaian, dan 7). Tingkat penyampaian hasil.

B. Manajemen Sekolah
Konsep manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian menjadi suatu rangkaian
kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar atau menyeluruh
dalam proses pendayagunaan segala sumberdaya secara efisien disertai
penetapan cara pelaksanaannya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen merupakan suatu proses, yaitu
sumber-sumber yang semula tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, lalu
diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh untuk mencapai tujuan
organisasi.

4
Manajemen sekolah adalah proses dan instansi yang memimpin dan
membimbing penyelenggaraan pekerjaan sekolah sebagai suatu organisasi
dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah
ditetapkan.
Manajemen sekolah sebagai bagian dari manajemen pendidikan nasional,
dalam perkembangannya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang
menuntut penyesuaian-penyesuaian terhadap berbagai perubahan-perubahan
yang menggambarkan kategori menajemen tersebut.
Aspek penting dalam manajemen sekolah adalah bagaimana proses
pengambilan keputusan sekolah dilakukan dengan cermat
mengimplementasikan konsep maupun teori manajemen dan pengorganisasian.
Oleh karena itu manajemen sekolah harus difahami sebagai usaha menumbuh
kembangkan kekuatan dan potensi sumber daya sekolah untuk mengeksploitasi
peluang yang muncul sehingga mencapai tujuan pendidikan yang bermutu.1
C. Strategi Dan Model-Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model
pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Nah, berikut ini ulasan singkat
tentang perbedaan istilah tersebut.
Paradigma pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan siswa
untuk berpikir kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata,
menguasai teknologi informasi komunikasi, dan berkolaborasi. Pencapaian
ketrampilan tersebut dapat dicapai dengan penerapan metode pembelajaran
yang sesuai dari sisi penguasaan materi dan keterampilan. Beberapa model
pembelajaran yang dapat kami bahas di sini di antaranya:
1. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) atau biasa
disingkat CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata,

1
Syiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2007), Hlm. 59

5
sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi
hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah memberikan
kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana
dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi
pembelajaran yang berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar.
2. Bermain Peran (Role Playing)
Bermain peran merupakan salah satu model pembelajaran yang
diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan
hubungan antarmanusia (interpersonal relationship), terutama yang
menyangkut kehidupan peserta didik.
Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi, kemampuan
kerjasama, komunikatif, dan menginterprestasikan suatu kejadianMelalui
bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan
antarmanusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga
secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi parasaan-
perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan masalah.
3. Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Dengan
meminjam pemikiran Knowles, menyebutkan indikator pembelajaran
partsipatif, yaitu: 1). Adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik,
2). Adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian tujuan dan, 3). Dalam kegiatan belajar terdapat hal yang
menguntungkan peserta didik.
4. Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat semua
peserta didik mampu belajar dengan baik, dan memperoleh hasil yang
maksimal terhadap seluruh materi yang dipelajari. Agar semua peserta didik
memperoleh hasil belajar secara maksimal, pembelajaran harus dilaksanakan

6
dengan sistematis. Kesistematisan akan tercermin dari strategi pembelajaran
yang dilaksanakan, terutama dalam mengorganisir tujuan dan bahan belajar,
melaksanakan evaluasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik
yang gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Pembelajaran Dengan Modul (Modular Instruction)
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan
tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk
digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk
para guru. Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan
beberapa komponen, diantaranya: 1). Lembar kegiatan peserta didik, 2).
Lembar kerja, 3). Kunci lembar kerja, 4). Lembar soal, 5). Lembar jawaban
dan, 6). Kunci jawaban. Tugas utama guru dalam pembelajaran sistem modul
adalah mengorganisasikan dan mengatur proses belajar, antara lain: 1).
Menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif, 2). Membantu peserta didik
yang mengalami kesulitan dalam memahami isi modul atau pelaksanaan tugas,
3). Melaksanakan penelitian terhadap setiap peserta didik.
6. Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Model-model Pembelajaran terbaru dapat dilihat dibawah ini:
a. Lesson study,
b. Examples Non Examples,
c. Picture and Picture,
d. Numbered Heads Together,
e. Cooperative Script,
f. Pembelajaran Berdasarkan Masalah,
g. Explicit Instruction (Pengajaran Langsung),
h. Inside -Outside -Circle (Lingkaran kecil-Lingkaran besar),
i. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC),
j. Student Facilitator and Explaining,

7
k. Course Review Horay,
l. Talking Stick,
m. Bertukar Pasangan,
n. Snowball Throwing,
o. Artikulasi,
p. Mind Mapping,
q. Student Teams-Achievement Divisions (STAD),
r. Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Number Heads),
s. Scramble,
t. Word Square,
u. Kartu Arisan,
v. Concept Sentence,
w. Make-A Match (Mencari Pasangan),
x. Take and Give,
y. Tebak Kata,
z. Metode Diskusi, dan
aa. Metode jingaw.

D. Kualitas Dan Kinerja Guru


1. Pengertian Kinerja Guru
Menurut Rivai kinerja merupakan terjemahan dari kata performance yang
didefinisikan sebagai hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu untuk melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran
atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama. Menurut pendapat Sedarmayanti dalam Suharsaputra, bahwa
pengertian kinerja menunjuk pada ciri-ciri atau indikator sebagai berikut:
”Kinerja dalam suatu organisasi dapat dikatakan meningkat jika memenuhi
indikator-indikator antara lain: kualitas hasil kerja, ketepatan waktu, inisiatif,
kecakapan, dan komunikasi yang baik”.
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas, dapat
dinyatakan bahwa kinerja guru merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang

8
guru dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya selama periode tertentu
sesuai standar kompetensi dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan
tersebut. Kinerja seorang guru tidak dapat terlepas dari kompetensi yang
melekat dan harus dikuasai. Kompetensi guru merupakan bagian penting yang
dapat menentukan tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai seorang pengajar yang merupakan hasil kerja dan dapat diperlihatkan
melalui suatu kualitas hasil kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kecepatan dan
komunikasi yang baik.
a. Menjadi Guru Yang Berkualitas
Menjadi guru yang berkualitas memang bukan perkara mudah. Berikut
ini adalah beberapa hal yang perlu anda perhatikan untuk menjadi atau
mencari guru yang berkualitas.
b. Guru harus memiliki profesionalisme di bidangnya
Profesionalisme disini berarti guru tersebut harus memiliki pengetahuan
yang luas tentang bidang yang diajarnya. Sebagai contoh, jika guru
mengajar Bahasa Indonesia, maka dia perlu memahami semua hal yang
berhubungan dengan Bahasa Indonesia dan perkembangannya. Hal ini
untuk mengantisipasi berbagai macam pertanyaan dari siswa. Apalagi
siswa sekarang lebih kritis dan cerdas dalam bertanya.
c. Guru harus mempersiapkan bahan ajar
Salah satu hal yang membuat guru lebih pandai dibandingkan muridnya
adalah karena guru telah mempelajari materinya terlebih dahulu. Oleh
sebab itu, guru yang baik adalah guru yang telah mempersiapkan bahan
ajarnya terlebih dahulu. Selain itu, gurupun sebaiknya memiliki bahan
ajar yang lebih “kaya” dan lengkap daripada muridnya. Sebab, biasanya
ada siswa yang belajar terlebih dahulu dari buku paket yang diberikan
pihak sekolah.
d. Guru harus dapat menyampaikan materi dengan jelas
Hal ini berhubungan dengan cara mengajar guru tersebut. Guru yang
mengajar dengan metode kuno (satu arah) dan menjemukan biasanya
membuat siswa tidak bersemangat dalam belajar. Oleh sebab itu, guru
harus mengajar dengan metode dua arah dan kreatif dalam mengajar. Jika

9
perlu, selipkan beberapa humor agar suasana belajar-mengajar tidak
kaku, tetapi menyenangkan. Penerapan metode Ice Breaker mungkin bisa
digunakan pada saat siswa mulai di landa kejenuhan mengikuti pelajaran.
e. Guru harus dapat mengelola kelas
Menjadi seorang guru berarti harus siap berhadapan dengan berbagai
macam jenis siswa. Mulai dari yang baik, rajin, patuh, hingga yang
malas. Oleh sebab itu, seorang guru sebaiknya memiliki kemampuan
mengelola kelas dengan baik.
Hal ini dapat dilakukan dengan tidak membedakan antara siswa yang
pandai dengan yang malas. Sebab, jika siswa yang malas diberi
kepercayaan lebih dari seorang guru, biasanya mereka akan lebih
termotivasi untuk belajar lebih baik lagi.
f. Guru harus melakukan evaluasi
Evaluasi ini menyangkut evaluasi dirinya sendiri dan evaluasi ke siswa.
Biasanya guru memberikan evaluasi ke siswa melalui ujian, siswa
memperoleh nilai yang kurang baik, sebaiknya guru tersebut
mengevaluasinya. Evaluasi ini dapat dimulai dengan instropeksi diri
ketika mengajar, setelah itu bahaslah bersama-sama siswa tentang bagian
mana yang belum mereka mengerti.
g. Guru harus dapat berhubungan baik dengan orang tua siswa
Selain berhubungan dengan siswa, guru pun sebaiknya dapat
berhubungan baik dengan orang tua siswa.
Guru yang berkualitas ternyata dapat mewujudkan pendidikan berkualitas
bagi anak-anak. Ukuran kualitas seorang guru bukan diukur dari banyaknya
pelatihan/seminar yang diikuti, atau lamanya masa mengajar.

10
E. Monitoring Dan Pelaksanaan Kurikulum
1. Pengertian Pemantauan (Monitoring)
Menurut Websterns monitoring atau pemantauan yaitu kegiatan yang
dilakukan untuk mengecek penampilan dan aktifitas yang dikerjakan. Kegiatan
monitoring terhadap pelaksanaan kurikulum pada dasarnya dimaksudkan untuk
mengetahui sampai di mana kurikulum baru itu telah dilaksanakan di sekolah-
sekolah dan persoalan-persoalan apa yang dirasakan di dalam melaksanakan
kurikulum tersebut. Dengan kata lain, kegiatan monitoring ini sebenarnya
merupakan kegiatan mengikuti jalannya pelaksanaan kurikulum di sekolah
pada tahun-tahun permulaan ditetapkannya kurikulum tersebut. Untuk
mengumpulkan keterangan di dalam pelaksanaan monitoring tersebut dapat
digunakan wawancara, observasi maupun angket untuk para pelaksanaan.
Monitoring dilakukan pada tahun-tahun permulaan dilaksanakanna
kurikulum baru di sekolah-sekolah, dimana kegiatan ini dilakukan oleh pihak
pengembang kurikulum untuk mengambil tindakan guna
memperlancarpenyebaran dan pelaksanaan kurikulum di sekolah-sekolah.
2. Cara Pelaksanaan Monitoring
Cara pelaksanaan pemantauan (monitoring) terhadap kurikulum dapat
dilakukan melalui dua cara yaitu cara langsung dan tidak langsung. Kedua cara
tersebut dilakukan dengan seperangkat kegiatan monitoring yang sama yaitu
kegiatan ang berkaitan dengan mengumpulkan, mencatat, mengolah informasi
dan pelaksanaan suatu proyek, kemudian dituangkan dalam suatu laporan
monitoring. Jenis monitoring:
a. Pemantaun Langsung
Pengertian pemantauan langsung adalah pemantauan yang dilakukan
dengan cara mengunjungi lokasi proyek. Dengan cara demikian petugas
monitoring dapat secara bebas mengumpulkan informasi ang diperlukan.
Agar pengumpulan informasi dapat berjalan secara efesien maka
diperlukan strategi pengumpulan data yaitu:
1) Mempersiapkan instrument pengumpulan data: misalnya dengan
menyiapkan daftar isi.

11
2) Menggali informasi pada orang-orang penting yang memegang posisi
dalam pelaksanaan kurikulum tersebut.
3) Melakukan pemantauan langsung ke lapangan dan petugas monitoring
dapat mencatat informasi yang diperlukan sesuai dengan kehendaknya
(sesuai dengan tujuan monitoring).
b. Pemantauan Tidak Langsung
Cara ini menghendaki petugas monitoring tidak perlu terjun langsung ke
lokasi; tetapi penggalian data dilakukan dengan cara mengirim seperangkat
daftar isian untuk diisi oleh orang lain di lokasi penelitian. Cara tidak langsung
ini juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan data melalui laporan-laporan
yang dibuat pimpinan pemantau.2

2
Nana Sudjana, Dasar -Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2007), Hlm. 108.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum dapat dikatakan berhasil baik jika para pengelola pendidikan
mampu melibatkan stake holders terutama peningkatan kinerja dan kualitas
tenaga kependidikan, peningkatan mutu sekolah dengan cara memaksimalkan
pelaksanaan manajemen sekolah dengan dinamis dan seimbang serta
melakukan monitoring terhadap kurikulum. Kepimpinan kepala sekolah yang
efektif dan kemampuannya mendayagunakan seluruh potensi sekolah dalam
membangun kerjasama yang baik terhadap unsure sekolah sangat penting baik
secara external maupun internal. Dalam proses pembelajaran terdapat tingkatan
prroses aktivitas yang melibatkan keberadaan media pembelajaran.
Aspek-aspek dalam setiap model dapat digunakan untuk merancang
kurikulum. Pemilihannya sebaiknya bergantung pada lingkungan sekolah,
sumber yang tersedia, dan outcomes yang diinginkan. Ketika berencana
memasukkan salah satu atau beebrapa moel ke dalam suatu program tertentu,
guru seharusnya menggunakan kerangka kerja kurikulum yang didalamnya
berisi prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran untuk memandu belajar
siswa, serta penilaian atau assessment untuk melihat hasil akademik yang telah
diperoleh siswa.
B. Saran
Jika ada yang salah dalam makalah ini kami meminta kritikan dan saran
untuk makalah ini dari pembaca. Agar makalah ini lebih menunjang
pengetahuan dan menjadi manfaat bagi penulis dan pembaca.

1
DAFTAR PUSTAKA

Nana Sudjana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru


Algesindo. 2007.
Mulyasa. Implementasi Kurikulum Tingka Satuan Pendidikan. Bandung: PT Bumi
Aksara. 2009.
Syiful Sagala. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta. 2007.

Anda mungkin juga menyukai