Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah tentang "Sumber Daya Pendukung Keberhasilan
Implementasi Kurikulum".

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam Makalah ini. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki Makalah ini.

Penulis berharap semoga Makalah yang penulis susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Sumedang, 1 Juli 2023

Penulis

i|Perkembangan Kurikulum
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii
BAB 1 ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ...................................................................................................................... 2
BAB 2 ................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 3
A. Pemanfaatan Sumber Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran ............................... 3
B. Manajemen Sekolah ................................................................................................................ 4
C. Penerapan Strategi dan Model-Model Pembelajaran .......................................................... 5
D. Kualitas dan Kinerja Guru .................................................................................................... 7
E. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum ..................................................................... 9
BAB III .............................................................................................................................................. 13
PENUTUP ......................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 13

ii | P e r k e m b a n g a n K u r i k u l u m
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya membina dan membangun generasi muda yang tangguh dan
mumpunidiantaranya adalah melalui pendidikan, baik yang diberikan dalam lingkungan
keluarga,melalui pendidikan formal di sekolah, maupun pendidikan dalam lingkungan masyarakat.Oleh
karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus ditentukan oleh adanya pelaksanaan
kurikulum sekolah itu. Keberhasilan sumber daya manusia dalam segi pendidikan sangat dipengaruhi
oleh adanya pemahaman seluruh personal di sekolah itu dalammelaksanakan kurikulum.Secara teoritis,
kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: PendidikanAgama, Pendidikan
Kewarganegaraan, bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, IlmuPengetahuan Sosial, seni dan
budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, keterampilan ataukejuruan. (UUSPN No. 20 tahun 2003
pasal 37 ayat 1). Pada dasarnya kurikulum adalahsuatu cara untuk mempersiapkan siswa agar
berpartisipasi sebagai anggota yang produktifdalam masyarakatnya. Kurikulum memang bukan satu-
satunya penentu mutu pendidikan. Ia juga bukan perangkat tunggal penjabaran visi pendidikan. Fungsi
kurikukulum dalam peningkatan mutu pendidikan dan penjabaran visi tergantung kecakapan guru,
ketercakupansubtansi kurikulum dalam buku pelajaran, evaluasi proses belajar, sumber belajar,
danmedia.

Yang kesemuanya itu memerlukan kinerja kepala sekolah dan guru dalammemanajemen sekolah
dan pembelajaran karena keberhasilan manajemen kurikulum disekolah tidak terlepas dari manajemen
sumber daya pendukungnya, diantaranya manajemensekolah, manajemen pemanfaatan sumber belajar,
manajemen penggunaan media pembelajaran, penggunaan strategi dan model-model pembelajaran,
pemantauan pelaksanaan pembelajaran dan manajemen peningkataan mutu pendidikan.Manajemen
merupakan suatu proses pengelolaan sumber daya yang ada mempunyai beberapa fungsi, yang diantara
para ahli berbeda dalam pembagian dan sebutannya. Namun bagaimanapun pembagiannya atau apapun
sebutannya tetapi unsur-unsur kegiatan tersebuttetap berkaitan satu sama lain. Pada dasarnya fungsi-
fungsi tersebut mencakup: 1)Perencanaan; 2) Pengorganisasian; 3) Penggerakan; dan 4) Pengawasan,
yang dilakukan

untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dansumber daya lainnyaOleh karena itu, untuk mendukung keberhasilan kurikulum pada kesempatan
kali inikami akan membahas tentang sumber-sumber pendukung keberhasilan kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1. Pemanfaatan Sumber Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran ?
2. Manajemen Sekolah ?
3. Strategi dan Model-model Pembelajaran ?

1|Perkembangan Kurikulum
4. Kualitas dan Kinerja Guru ?
5. Monitoring Pelaksanaan Kurikulum ?

C. Tujuan Masalah
Sejalan dengan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan masalah sebagai berikut :diatas
dapat dibuat tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Mengetahui Pemanfaatan Sumber Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran


2. Mengetahui Manajemen Sekolah
3. Mengetahui Strategi dan Model-model Pembelajaran
4. Mengetahui Kualitas dan Kinerja Guru
5. Mengetahui monitoring pelaksanaan kurikulum

2|Perkembangan Kurikulum
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pemanfaatan Sumber Belajar dan Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut (Aan, 2009:130), sumber belajar merupakan salah satu komponen yangmembantu
dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya yang dapat dimanfaatkan guna
kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidaklangsung, sebagian atau secara
keseluruhan.

Pendidikan konvensional memiliki paradigma bahwa guru adalah satu-satunya sumber belajar,
sehingga dianggap orang yang paling memiliki pengetahuan. paradigma itu kenudian bergeser menjadi
guru lebih dahulu tahu. Namun, sekarang dengan perkembangan ilmu danteknologi bukan saja
pengetahuan guru biasa sama dengan murid, bahkan murid biasa lebihdahulu tahu daripada gurunya.
Itu semua dapat terjadi akibat perkembangan media informasidi sekitar kita sehingga pada saat ini guru
bukan lagi satu-satunya sumber belajar, melainkanguru memiliki fungsi lebih luas yaitu sebagai
penyedia fasilitas belajar agar siswa mau belajar. Menurut (Aan, 2009:134), sumber belajar memiliki
fungsi yang sangat penting dalamkegiatan pembelajaran. Kalau media pembelajaran sekedar media
untuk menyampaikan pesan, sedangkan sumber belajar tidah hanya memiliki fungsi tersebut, tetapi juga
termasukstrategi, metode, dan tekniknya.

Menurut (Aan, 2009:135), manfaat sumber belajar adalah sebagai berikut:

1. Manfaat sumber belajar, yaitu untuk memberikan pengalaman belajar yang konkret
tidaklangsung.
2. Menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, di-kunjungi, atau dilihat secaralangsung dan
konkret, menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalamkelas, memberikan
informasi yang akurat dan yang terbaru, seperti buku teks, ensiklopedi,narasumber, dan lain-lain.
3. Membantu memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran baik dalam lingkunganmakro
maupun lingkungan mikro.
4. Memberikan motivasi yang positif, lebih-lebih bila diran-cang penggunaannya secaratepat.
5. Merangsang untuk berfikir, bersikap, dan berkembang lebih lanjut, seperti buku teks, buku
bacaan, film, dan lainnya yang mengandung daya penalaran yang mampu membuat
siswaterangsang untuk berfikir, menganalisis dan berkembang lebih lanjut.

Penggunaan Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak darikata medium yang secara
harfiah dapat di artikan sebagai ‘perantara’. Lesle J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media
pembelajaran sebagai “the physicalmeans of conveyinginstructional content…..book, films, videotapes,
ect.” Lebih jauh briggs menyatakan media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik
supaya terjadi proses belajar.

3|Perkembangan Kurikulum
Sementara itu, mengenai evektivitas media, Brown (1970) mengaris bawahi bahwa mediayang
digunakan guru atau siswa dengan baik dapat memengaruhi evektivitas program belajar mengajar. Dari
pendapat diatas, dapat dikembangkan beberapa pemahaman tentang posisimedia serta peran dan
kontribusinya dalam kegiatan pembelajaran ataupun kegiatan pendidikan dan pelatihan.Media
merupakan sarana prasanan dalam pengajaran.

Media merupakan alat bantuuntuk memudahkan dalam menerapkan materi dan muatan
kurikulum, sehingga lebih mudahdimengerti atau dipahami peserta didik. Pemakaian media dalam
proses belajar mengajar perlu dilaksanakan oleh pendidik agar apa yang disampaikannya dapat
memiliki makna danarti penting bagi peserta didik.Ketepatan memilih alat media, menurut subandiyah
dalam Asrori, merupakan tuntutan bagi seorang pendidik agar proses belajar-mengajar bisa berjalan
sebagaimana mestinya dantujuan pengajaran atau pendidikan dapat tercapai dengan baik. Di samping
itu, penetapanmedia dan sarana prasarana penilaian itu harus didasarkan pada kesesuaian bahan
dengantujuan dan kesesuaian bahan dengan landasan psikologis belajar maupun perkembangan peserta
didik.

B. Manajemen Sekolah
Manajemen merupakan suatu proses pengelolaan sumber daya yang ada mempunyai beberapa
fungsi, yang diantara para ahli berbeda dalam pembagian dan sebutannya. Namun bagaimanapun
pembagiannya atau apapun sebutannya tetapi unsur-unsur kegiatan tersebuttetap berkaitan satu sama
lain. Pada dasarnya fungsi-fungsi tersebut mencakup: 1)Perencanaan; 2) Pengorganisasian; 3)
Penggerakan; dan 4) Pengawasan, yang dilakukanuntuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya

Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Oleh karena itu
manajemenmerupakan suatu system tingkah laku manusia yang kooperatif dalam melaksanakan
tugasdan tanggung jawabnya dengan kepemimpinan yang teratur melalui usaha yang terusmenerus
yang dilandasi tindakan yang rasional. Di katakan sebagai ilmu karena manajemendipandang sebagai
suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahamimengapa dan bagaimana orang
bekerjasama.Dikatakan sebagai kiat atau seni karenamanajemen mencapai sasaran melalui cara-cara
dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas. Sedangkan dikatakan sebagai profesi karena
manajemen dilandasi olehkeahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para professional
dituntun olehsuatu kode etik. Menurut Albert Lepawsky bahwa manajemen adalah tenaga, kekuatan
yang memimpin, memberi petunjuk, dan membimbing suatu organisasi dalam mencapai suatutujuan
yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Dalam konteks pendidikan, manajemen pendidikan merupakan keseluruhan proseskerja sama


dengan menfaatkan semua sumber personel dan material yang tersedia dan sesuaiuntuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah diterapkan secara efektif dan efisien. Manajemen pendidikan sebagai rangkaian

4|Perkembangan Kurikulum
kegiatan atau keseluruhan proses pengendalianusaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan
pendidikan secara sistmatisdiselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan
formal.

Manajemen sekolah sebagai bagian dari manajemen pendidikan nasional, dalam


perkembangannya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang menuntut penyesuaian-penyesuaian
terhadap berbagai perubahan-perubahan yang menggambarkan kategori menajemen tersebut. Aspek
penting dalam manajemen sekolah adalah bagaimana proses pengambilan keputusan sekolah dilakukan
dengan cermat mengimplementasikan konsepmaupun teori manajemen dan pengorganisasian.Oleh
karena itu manajemen sekolah harusdifahami sebagai usaha menumbuh kembangkan kekuatan dan
potensi sumber daya sekolahuntuk mengeksploitasi peluang yang muncul sehingga mencapai tujuan
pendidikan yang bermutu.Prinsip-prinsip manajemen sekolah yang dapat dipegang adalah memperoleh
hasilyang paling efektif melalui orang-orang yang professional mengacu pada visi dan misisekolah
dengan jalan melakukan proses manajemen, yakni menjalankan fungsi pokok program sekolah yang
ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan sekolah sebagai penanggung jawab institusi sekolah,
guru sebagai penaggung jawab pelayanan belajar pada peserta didik, dan tenaga kependidikan sebagai
penggung jawab pelayanan tekniskependidikan di sekolah yang menerapkan fungsi-fungsi manajemen
yaitu : perencanaan( planning ) program kegiatan sekolah, pengorganisasian ( organizing ) tugas-tugas
pokoksekolah, penggerakan ( actuating ) seluruh system sekolah, dan pengawasan ( controlling )kinerja
sekolah., fungsi pengarahan dan fungsi. Pengkoordinasian.

Setiap sekolah melaksanakan manajemen peningkatan mutu dengan Langkah-langkah:

▪ Merumuskan visi, misi, tujuan dan target peningkatan mutu secara berkelanjutan
▪ Menyusun perencanaan sekolah meggunakan model perencanaan strategic.
▪ Melaksanakan program sekolah sesuai formulasi perencanaan.
▪ Melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap program kerja yang dilaksanakanuntuk
mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas serta kualitas penyelenggaraanprogram sekolah
▪ Menyusun laporan kemajuan sekolah dan melaporkannya kepada orang tua siswa
▪ Merumuskan program baru sebagai hasil evaluasi program sekolah dan kelanjutan dari program
yang telah dilaksanakan menggunakan perencanaan strategic sekolah

C. Penerapan Strategi dan Model-Model Pembelajaran


Secara moral berbagai persoalan yang timbul sebagai akibat dari kemajuan merupakantanggung
jawab kalangan dunia pendidikan untuk mencari solusinya melalui strategi pembelajaran yang efektif
dan efisien. Secara sosiologis ada beberapa strategi pembelajaranyang diperkirakan dapat mengatasi
permasalahan tersebut. Di antaranya, kalangan dunia pendidikan perlu merumuskan visinya yang jelas
terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.

5|Perkembangan Kurikulum
Jika visi tentang lulusan lembaga pendidikan telah disepakati, maka konsekuensinya perlu
dirumuskan kembali konsep kurikulum yang lebih berorientasi pada konstruksi sosial,yaitu kurikulum
yang dirancang dalam rangka melakukan perubahan sosial. Kurikulum semacam ini dinamis, karena
apa yang dirancang akan disesuaikan dengan tuntutan perubahan sosial. Jika pandangan kurikulum yang
bersifat integratif tersebut telah dipilih, maka tahap selanjutnya adalah perlu diikuti oleh proses belajar
mengajar yang strateginyalebih berorientasi pada murid, siswa, atau mahasiswa.

Dalam menerapkan kurikulum, diperlukan strategi pembelajaran yang jitu agar tujuan kurikulum
tercapai. Strategi sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan kurikulumtersebut. Strategi
pembelajaran adalah pola umum untuk mewujudkan proses belajarmengajar. Secara operasional srategi
pembelajaran adalah prosedur dan metode yangditempuh oleh dosen (pengajar) untuk memberikan
kemudahan bagi siswa (peserta didik) melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. Suatustrategi pembelajaran merupakan suatu sistem menyeluruh yang terdiri dari
lima variabel,yakni tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode dan tehnik mengajar,
siswa/mahasiswa,guru/tenaga kependidikan lainnya, dan logistik/unsur penunjang.

Ada beberapa jenis strategi pembelajaran yang dapat ditawarakan sebagai pilihan dalam
merancang strategi pembelajaran yang selanjutnya dituangkan dalam kurikulum yang terdiri dari:

▪ Latihan dan praktik yang bertujuan membantu mahasiswa peserta didik untuk
menguasaiketerampilan secara tepat serta prilaku yang cepat dan otomatik.
▪ Sinektik yang bertujuan untuk menciptakan kelas menjadi masyarakat intelektual yangmemberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan prilaku kreatif.
▪ Yurisprudential yang bertujuan membantu peserta didik memiliki pendirian yang mantapmengenai
masalah-masalah sosial politik.
▪ Diskoveri-inkuiri yakni suatu prosedur yang meitikberatkan pada belajar individual,manipulasi
objek-objek eksperimen, dan pengambilan kesimpulan.
▪ Modifikasi tingkah laku yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku dengan caramenempatkannya
dalam kondisi yang terkontrol dan kemudian dimanipulasi.
▪ Paket kegiatan belajar yang berasaskan akuntabilitas, kesadaran siswa, belajar individual,dan
menyediakan variasi-variasi, visual, cara-cara belajar dan waktu belajar.
▪ Pembelajaran kelompok kecil melalui teknik klinis, menitikberatkan kepadatanggungjawab belajar
pada diri peserta didik sedangkan pengajar bertindak sebagai narasumber.
▪ Pembelajaran berprogram yakni suatu pembelajaran dimana peserta didik belajar sendiriuntuk
mencapai tujuan tingkah laku berdasarkan materi pelajaran yang telah disiapkansebelumnya.
▪ Pengajaran dengan contoh yang dilaksanakan dalam bentuk demonstrasi, ilustrasi, danmodelling.

6|Perkembangan Kurikulum
▪ Simulasi yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku dan dilaksanakan dalam bentuk latihan
simulasi untuk mengembangkan keterampilan produktif dan keterampilanreproduktif. Strategi ini
dilaksanakan dalam bentuk permainan simulasi, studi kasus, bermain peran.

Metode-metode mengajar secara garis besar dapat dibedakan dalam dua kelompok,yaitu
pembelajaran terori dan pembelajaran praktik. Pembelajaran teori dibedakan pula antara pembelajaran
ekspositori, seperti ceramah, tanya jawab, dan demontrasi. Pembelajarankelompok seperti: diskusi,
diskusi panel, kerja kelompok, simulasi, bermain peran, danseminar, dan pembelajaran berbuat, seperti:
eksperimen, pengamatan, penelitian sederhana,dan pemecahan masalah.

Adapun pembelajaran praktik dapat dibedakan antara pembelajaran praktik disekolah dan praktik
di lingkungan kerja. Pembelajaran praktik berkenaan dengan pengembangan kompetensi vokasional
dan keterampilan psikomotorik di luar keterampilanintelektual. Sesungguhnya pembelajaran berbuat
juga sudah merupakan pembelajaran praktik, tetapi lebih berfokus pada praktik aplikasi dari penguasaan
keterampilan intelektual,walaupun aplikasi keterampulan sosial dan fisik-motorik juga terkait.

D. Kualitas dan Kinerja Guru


Guru mempunyai peranan yang penting dalam implementasi kurikulum. Peran gurutersebut
terutama dalam menjadikan kurikulum sebagai sesuatu yang aktual (actualcurriculum) dalam kegiatan
pembelajaran. Altirchter (2005:9) menyebutkan tiga faktor penting dari guru sebagai faktor-faktor yang
membatasi implementasi kurikulum, yaitu (1)competencies and attitude; (2)decision-making
participation; and (3) quality of collegialrelationship. Ketiga faktor yang dikemukakan Altirchter
tersebut menunjuk pada kompetensi, baik kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian maupunkompetensi sosial. Partisipasi dalam pengambilan keputusan menunjuk pada
kemampuan partisipatif guru dalam pengambilan keputusan, baik pengembangan kurikulum maupun
pembelajaran. Demikian juga dengan kualitas hubungan kolegial di sekolah dengan sesamaguru.
Kualitas hubungan kolegial tersebut penting untuk memperkuat kemampuan parsisipatif guru. Bennie
& Newstead (2005:4) menyebutkan bahwa teachers’ content knowledge merupakan salah satu factor
rintangan dalam implementasi kurikulum baru. Melalui penelitian yang mereka lakukan, ditemukan
bahwa teacher content knowledge does influence classroom instruction and the richness of learners’
mathematical experiences

Hasil penelitian tersebut memperkuat proposisi mengenai peran pengetahuankonseptual guru


yang melandasi bahan ajar. Guru sudah harus memiliki pengetahuankonseptual yang kuat, baik konten
bidang studi maupun pengetahuan konseptual pedogogikdan pembelajaran. Penguasan konten
pedagogik dan keilmuan bidang studi akan memperkuatkemampuan guru dalam mengembangkan
silabus, bahan ajar, dan pendekatan-pendekatanmetodologis pembelajaran. Pengembangan kemampuan
guru untuk implementasi kurikulum baru memerlukan suatu manajemen kuat dan baik yang mencakup
pengembangankompetensi, baik kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian maupun sosial.

7|Perkembangan Kurikulum
Terdapat beberapa aspek yang memerlukan tata kelola atau manajemen yang baik, yaitu
perencanaandalam pembinaan dan pengembangan kompetensi, pemanfaatan dan
pendayagunaan,monitoring dan evaluasi, serta manajemen sistem pendukung baik regulasi, sarana dan
prasarana, maupun dukungan finansial.

Jujur harus dikatakan bahwa proses pembelajaran dan pembetukan karakter akanmenghasilkan
manfaat besar jika didasarkan pada bimbingan wahyu Tuhan. Sebab rasiomanusisa bukan nomor satu
tapi nomor dua setelah wahyu. Di sisi lain juga harusmeniscayakan cara-cara pembelajaran yang penuh
kelembutan, kasih sayang, kedekatan dan sikap-sikap yang simpatik, karena itu factor sosio-geografis
sangat berpengaruh dalamsituasi pembelajaran.

a. Menjadi Guru Yang Berkualitas


1) Guru harus memiliki profesionalisme di bidangnya.
2) Guru harus mempersiapkan bahan ajar
3) Guru harus dapat menyampaikan materi dengan jelas.
4) Guru harus dapat mengelola kelas
5) Guru harus melakukan evaluasi
6) Guru harus dapat berhubungan baik dengan orang tua siswa
b. Kriteria Guru Berkualitas:
1) Selalu punya energi untuk siswanya.
2) Punya tujuan jelas untuk Pelajaran3) Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif.
3) Punya keterampilan manajemen kelas yang
4) Bisa berkomunikasi yang Baik dengan Orang Tua6) Punya harapan yang tinggi pada
5) Pengetahuan tentang Kurikulum.

Menurut Nata, secara garis besar ada tiga ciri-ciri profesionalisme seorang guru,yaitu:

a. Seorang guru yang profesional harus menguasai bidang ilmu pengetahuan yang akandiajarkannya
baik. Ia benar-benar seorang ahli dalam bidang ilmu yang diajarkannya.Selanjutnya karena
pengetahuan apa pun selalu mengalami pekembangan, maka seorangguru profesional juga harus
terus-menerus meningkatkan dan mengembangkan ilmuyang diajarkan, sehingga mereka tidak
ketinggalan zaman. Untuk dapat melakukan peningkatan dan pengembangan ilmu yang
diajarkannya itu, seorang guru denganmenggunakan berbagai macam metode.
b. Seorang guru profesional harus memiliki kemampuan menyampaikan atau mengajarkanilmu yang
dimilikinya (transfer of knowlede) kepada murid-muridnya secara efektif danefisien. Untuk ini,
seorang guru harus memiliki ilmu keguruan.
c. Seorang guru yang profesional harus berpegang teguh kepda kode etik profesional. Kodeetik disini
lebih dikhususkan lagi tekanannya, pada perlunya memiliki akhlak yangmulia. Dengan akhlak yang
demikian, maka seorang guru akan dijadikan panutan,contoh, dan teladan. Dengan demikian ilmu

8|Perkembangan Kurikulum
yang diajarkan atau nasihat yangdiberikannya kepada para siswa akan didengarkannya dan
dilaksanakannya dengan baik. Imam al-ghazali mengatakan bahwa seorang guru yang
menyampaikan ilmu pengetahuan harus berhati bersih, berbuat dan bersikap yang terpuji. Lebih
lanjut al-Ghazali mengatakan bahwa guru harus bersikap sebagai pengayom, berkasih
sayangterhadap murid-muridnya, dan hendaknya memperlakukan mereka seperti anak sendiri.Guru
harus selalu megontrol, menasihati, memberikan pesan-pesan moral tentang ilmudan masa depan
anak didiknya dan tidak membeiarkan mereka melanjutkan pelajarannya kepda yang lebih tinggi
sebelum menguasai pelajaran sebelumnya dan memiliki akhlakyang mulia. Keseimbangan
perkembangan keilmuan (akal) dan akhlak (budi pekerti)merupakan hal yang harus selalu dikontrol
oleh guru.

Pekerjaan professional dapat diselenggarakan dengan baik dan berhasil jika gurumemiliki
kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan tuntutan tugas dan perannya.Pengertian kemampuan
(competency) Jhonson dalam hal ini merumuskan sebagai berikut: Acompetency as rational
performance which satifactory meets the objectives for a desiredcondition. Rational berarti si pelaku
mempunyai arah dan tujuan tertentu setelah melalui berbagai pertimbangan. Performance berarti
tingkah laku, baik yang dapat diamati maupunyang tidak dapat diamati. Satifactorily berarti
kemampuan itu kuat dan memadai untukmencapai tujuan. Objectives berarti sesuatu yang menunjukkan
pada hasil-hasil yangdiharapkan. A desired conditionberarti keadaan dimana tingkah laku itu
diinginkan.

Keberhasilan pelaksanaan tugas dan peranan guru banyak ditentukan oleh faktorkemampuan
yang dimilikinya. Karena itu, guru harus mampu melaksanakan tanggung jawabuntuk mengembangkan
kognitif siswa, yang berkenaan dengan perkembangan intelektual,tanggung jawab mengembangkan
hubungan sosial para siswa dan tanggung jawabmengembangkan aspek kepribadian siswa khususnya
yang berkenaan dengan perkembanganemosional. Pelaksanaan tanggung jawab ini membutuhkan
kemampuan profesional yakniyang berkenaan dengan kemampuan dalam proses belajar-mengajar.
Kemampuan sosialdengan para siswa, dan kemampuan ini penting maknanya kepribadian terutama
aspek sikapdan nilai, yang berfungsi membantu pelaksanaan pengajaran, bahkan merupakan salah
satukomponen dalam kemampuan profesional itu.

E. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum


Menurut Websterns dalam Rindang (2014:2-3) monitoring atau pemantauan yaitukegiatan yang
dilakukan untuk mengecek penampilan dan aktifitas yang dikerjakan. Kegiatanmonitoring terhadap
pelaksanaan kurikulum pada dasarnya dimaksudkan untuk mengetahuisampai di mana kurikulum baru
itu telah dilaksanakan di sekolah-sekolah dan persoalan- persoalan apa yang dirasakan di dalam
melaksanakan kurikulum tersebut. Dengan kata lain,kegiatan monitoring ini sebenarnya merupakan

9|Perkembangan Kurikulum
kegiatan mengikuti jalannya pelaksanaankurikulum di sekolah pada tahun-tahun permulaan
ditetapkannya kurikulum tersebut.

Sasaran di dalam kegiatan monitoring ini lebih dipusatkan pada pemantauanterhadap kelancaran
proses pelaksanaan kurikulum serta sarana yang diperlukan di dalamkegiatan pelaksanaan tersebut. Segi
hasil belajar murid tidak menjadi sasaran utama di dalamkegiatan monitoring ini. Untuk mengumpulkan
keterangan di dalam pelaksanaan monitoringtersebut dapat digunakan wawancara, observasi maupun
angket untuk para pelaksana.Monitoring dilakukan pada tahun-tahun permulaan dilaksanakanna
kurikulum baru di sekolah-sekolah, dimana kegiatan ini dilakukan oleh pihak pengembang kurikulum
untukmengambil tindakan guna memperlancar penyebaran dan pelaksanaan kurikulum di sekolah-
sekolah.

Hal-hal yang dijadikan sebagai sasaran pemantauan adalah:

▪ Persiapan pelaksanaan kurikulum yang meliputi lahan, kegiatan dan prasarana, tenaga, jadwal dan
waktu, biaya, dan unsur penunjang lainnya.
▪ Pelaksanaan kurikulum yang terdiri dari program kegiatan, metode/prosedur, diklat,media
pendidikan, bimbingan dan pelayanan, penilaian, permasalahan, dan hambatan,sumber-sumber
materi ajaran serta penggunaan lainnya.
▪ Hasil pelaksanaan kurikulum atau hasil diklat, yang terdiri dari jumlah lulusan dankualitas lulusan
dan produktivitas serta dampak program pendidikan.
▪ Tindak lanjut pemanfaatan diklat, yang terdiri dari penempatan dan penyebar luasan lulusan,
bidang tugas lokasi, pada lembaga apa, siapa pembina/pengawasnya, tempattinggalnya, respon
masyarakat dan lain-lain.

Cara pelaksanaan pemantauan (monitoring) terhadap kurikulum dapat dilakukan melaluidua cara
yaitu cara langsung dan tidak langsung. Kedua cara tersebut dilakukan denganseperangkat kegiatan
monitoring yang sama yaitu kegiatan ang berkaitan denganmengumpulkan, mencatat, mengolah
informasi dan pelaksanaan suatu proyek; kemudiandituangkan dalam suatu laporan monitoring.

a. Pemantaun Langsung

Pengertian pemantauan langsung adalah pemantauan yang dilakukan dengan caramengunjungi


lokasi proyek. Memantau pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatanmonitoring yang menyertakan
proses pengumpulan, penganalisisan, pencatatan, pelaporan,dan penggunaan informasi manajemen
tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Fokuskegiatan memantau pelaksanaan pembelajaran
ada pada kegiatan dan tingkat capaian dari perencanaan pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan
tujuan yang telah ditetapkan.

Kegiatan pemantauan pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan penilaian terhadap


pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pengidentifikasian tindakan untuk

10 | P e r k e m b a n g a n K u r i k u l u m
memperbaikikekurangan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan cara demikian
petugas monitoring dapat secara bebas mengumpulkan informasi ang diperlukan. Agar
pengumpulan informasi dapat berjalan secara efesien maka diperlukan strategi pengumpulandata
yaitu;

1) Mempersiapkan instrument pengumpulan data ; misalnya dengan menyiapkan daftarisi.


2) Menggali informasi pada orang-orang penting yang memegang posisi dalam pelaksanaan
kurikulum tersebut.
3) Melakukan pemantauan langsung ke lapangan dan petugas monitoring dapat mencatatinformasi
yang diperlukan sesuai dengan kehendaknya (sesuai dengan tujuanmonitoring).

Berdasarkan pembahasan diatas dalam pelaksanaan monitoring secara langsung initerdapat


kelebihan dan kelemahannya, kelebihan cara ini diantaranya sebagai berikut;

▪ Didapatkan data yang sesuai dengan yang dimaksudkan.


▪ Data yang dikumpulakan adalah data yang relative lebih akurat karena data dikumpulkansendiri
oleh petugas monitoring dan merupakan data primer.
▪ Dengan cara langsung ini petugas bukan saja mengumpulan data tetapi juga dapatmemberikan
saran-saran bila tidak sesuai dengan apa yang direncanakan.

Sedangkan kelemahan dari cara monitoring langsung ini antara kain dapat disebutkan ;

▪ Memerlukan biaya yang relative besar karena bukan saja factor jarak (tranformasi) tetapi juga
untuk mengirim petugas monitoring ke lokasi.
▪ Memerlukan ketelitian yang lebih, sebab dengan wawancara langsung, seringkali hasilnyatidak
sesuai bila petugas monitoring tidak pandai-pandai mengali data yang baikdan benar.
b. Pemantauan Tidak Langsung.
Cara ini menghendaki petugas monitoring tidak perlu terjun langsung ke lokasi; tetapi
penggalian data dilakukan dengan cara mengirim seperangkat daftar isian untuk diisi olehorang
lain di lokasi penelitian. Cara tidak langsung ini juga dapat dilakukan denganmengumpulkan
data melalui laporan-laporan yang dibuat pimpinan pemantau.
Seperti halnya pemantauan langsung, cara ini pun masih terdapat kelebihan dan
kekurangannya, kelebihan dari cara ini yaitu ;
▪ Relative murah, karena petugas tidak perlu pergi ke tempat lokasi.
▪ Responden tidak perlu ragu-ragu atau malu dalam mengisi daftar isian. Dan juga bilaterdapat
kritik atau saran maka dapat dituliskan secara bebas
▪ Pelaksanaannya relative mudah bil daftar isiantersebut dilengkapi dengan cara pengisian.
▪ Data yang dikumpulkan dapat sebanyak mungkin; sesuai yang dikehendaki tanpa adahambatan
biaya yang berarti.
Sedangkan kelemahannya yaitu;

11 | P e r k e m b a n g a n K u r i k u l u m
▪ Baik-buruknya data sulit dicek.
▪ Adanya perbedaan persepsi dalam pengisian daftar isian.
▪ Masalah muncul bila daftar isian jatuh pada responden yang serius mengisi daftar isian.
▪ Hasil isian tidak relative sesuai dengan kenyataan

12 | P e r k e m b a n g a n K u r i k u l u m
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes)yang
diharapkan dari suatu pembelajaran. Kurikulum ini bias berhasil tatkala didukung berbagai aspek, yakni
Manajemen sekolah yang merupakan proses dan instansi yangmemimpin dan membimbing
penyelenggaraan pekerjaan sekolah sebagai suatu organisasi dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan
tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Yang kedua adalah sumber belajar yang merupakan salah satu
komponen yang membantu dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya yang
dapat dimanfaatkan gunakepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung, sebagianatau secara keseluruhan.

Media juga tak kalah penting, media merupakan sarana prasarana dalam pengajaran.Selain media
juga ada metode-metode mengajar yang secara garis besar dapat dibedakandalam dua kelompok, yaitu
pembelajaran terori dan pembelajaran praktik yang juga didukung penerapan strategi dan model-model
pengajaran yang sesuai.

Guru mempunyai peranan yang penting dalam implementasi kurikulum. Peran gurutersebut
terutama dalam menjadikan kurikulum sebagai sesuatu yang aktual (actualcurriculum) dalam kegiatan
pembelajaran.begitu juga dengan kegiatan monitoring jugasangat diperlukan dalam rangka
mengevaluasi dan menindak lanjuti hasil penerapankurikulum tersebut

13 | P e r k e m b a n g a n K u r i k u l u m
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/395219519/makalah-fix-docx

http://nurulwahdah.iain-palangkaraya.ac.id/2017/01/manajemen-sumber-daya-pendukung.html

http://ejournal.fiaiunisi.ac.id/index.php/al-afkar/article/view/96

http://aanperdana96.blogspot.com/2017/01/makalah-sumber-daya-pendukung.html

http://apriliakartiana.blogspot.com/2013/05/sumber-daya-pendukung-keberhasilan_6.html

14 | P e r k e m b a n g a n K u r i k u l u m

Anda mungkin juga menyukai