Anda di halaman 1dari 43

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA SISWA


KELAS 1 DI SD NEGERI 3 SUKOHARJO I

(Proposal Penelitian)
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Kualitatif
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Juhri Abdul Muin, M.Pd.

Disusun Oleh :
Marcella Silviana Putri
2020406405027

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
proposal ini. Proposal ini disususn untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif pada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Lampung. Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai Penerapan Metode Picture And Picture Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Siswa Kelas 1 Di SD
Negeri 3 Sukoharjo I.
Dalam menyelesaikan proposal ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan, saran, dan masukan-masukan dari berbagai pihak, terutama
dosen pengampu. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Drs. H. Wanawir AM., M.M., M.Pd., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
2. Yunni Arnidha, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah
Pringsewu lampung.
3. Prof. Dr. H. Juhri Abdul Muin, M.Pd., selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif.
4. Ayah dan ibuku tercinta yang selalu mendoakan dan memberiku
motivasi.
5. Kakakku yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan
proposal ini.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan beliau yang
telah diberikan kepada penulis. Dan semoga proposal ini dapat
ii
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Selain itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan guna perbaikan penulisan di masa datang.

Sukoharjo, 3 Januari 2023


Penulis

Marcella Silviana Putri

iii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI / KAJIAN PUSTAKA


A. Fokus Masalah ..................................................................... 9

B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 23

C. Kerangka Berfikir .............................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian .......................................................... 27

B. Sumber Data........................................................................ 29

C. Instrumen Penelitian ........................................................... 30

D. Pengujian Keabsahan Data ................................................. 33

E. Teknik Analisis Data .......................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................ 26

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-
orang yang terlibat di dalamnya untuk bekerja sama secara
maksimal, penuh rasa tanggung jawab dan loyalitas yang tinggi
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Melalui pendidikan inilah
suatu bangsa dapat menjadi bangsa yang tangguh, mandiri dan
berkarakter dan berdaya saing. Selain itu, pendidikan juga
dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok
dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda di
masa yang akan datang.
Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode
tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman
dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Sebagian
orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena
pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran.
Selain itu, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki oleh individu,membentuk kepribadian
individu yang cakap dan kreatif serta bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1
(ayat 1) yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
1
2

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak


mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirimya, masyarakat,
bagsa dan negara.
Guru memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung
keberhasilan siswanya. Guru harus mampu dalam memilih
strategi, teknik, pendekatan, metode, sumber belajar serta media
yang tepat dalam pembelajaran sesuai kurikulum yang digunakan.
Pembelajaran diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan
efesien. Salah satu metode pembelajaran yang memiliki ciri
inovativ, aktif, kreatif, dan menyenangkan adalah metode picture.
Metode Picture adalah sebuah metode yang mana guru
menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan
sebuah materi dan menanamkan pesan yang ada dalam materi
tersebut. Apabila menggunakan alat bantu atau media gambar,
diharapkan mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik
dan dalam kondisi yang menyenangkan. Oleh karena itu, apa pun
pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu
meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.
Komponen yang mempengaruhi kualitas pembelajaran
diantaranya adalah, siswa, guru, kurikulum, dana, sarana dan
prasarana. Komponen guru sangat penting karena sebagai
pengelola serta pemroses pembelajaran. Guru propesional
setidaknya menguasai tiga hal yaitu menguasai materi, memiliki
kemampuan menyampaikan materi, dan memiliki kepribadian, dan
budi pekerti yang mulia.
Dalam upaya meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar
mengajar, media pembelajaran mempunyai peranan dan fungsi
yang sangat penting sebagai alat bantu menunjang kegiatan
3

pembelajaran. Media pembelajaran dalam proses belajar mengajar


khususnya keterampilan berbicara masih sangat kurang.
Berbicara merupakan suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan
informasi secara lisan. Keterampilan berbicara merupakan salah
satu keterampilan yang diperkenalkan kepada siswa kelas 1.
Pengenalan keterampilan berbicara diharapkan menjadi pintu
gerbang dalam pengenalan disiplin ilmu lainnya, salah satu teknik
berbicara adalah perkenalan diri.
Keterampilan membaca sangat penting dalam kehidupan
mendatang karena setiap aspek kehidupan tidak luput dari kegiatan
membaca. Keterampilan membaca dan menulis, khususnya
keterampilan membaca harus segera dikuasai oleh para siswa di
SD karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan
seluruh proses belajar siswa di SD. Siswa yang tidak mampu
membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan
mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi
yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan
penunjang dan sumber-sumber belajar dengan teman-temannya
yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca.
Membaca di SD terbagi menjadi dua yaitu membaca di kelas
awal atau membaca permulaan dan membaca di kelas tinggi atau
membaca lanjut. Di dalam membaca permulaan siswa belajar
untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik
membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh sebab itu
guru sebaiknya harus mempersiapkan diri dalam menyiapkan
bahan ajar, kegiatan yang dilakukannya bersama siswa dan media
4

yang akan di pergunakan sesuai dengan tingkat perkembangan


siswa. Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar
membaca dipengaruhi oleh keaktifan dan kreatifitas guru yang
mengajar di kelas 1.
Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis
dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa. Peranan
strategi tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator,
motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses
pembelajaran. Guru yang berkompetensi tinggi akan sanggup
menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa,
mengembangkan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan
membentuk ilmuwan dan tenaga alih. Pada intinya di dalam dunia
pendidikan, terdapat beraneka ragam sisi dan sudut pandang yang
berbeda-beda, baik dari sudut pandang guru dan siswa. Maka,
berbicara mengenai materi yang hendak disampaikan, perlu
adanya media untuk menunjang proses pembelajaran.
Keterampilan membaca siswa di sekolah dasar tingkat rendah
sampai saat ini masih kurang diperhatikan, walaupun beberapa
sekolah telah menerapkan tes membaca sebelum masuk sekolah
yang itu masih diperdebatkan, pemanfaatan media dalam proses
belajar mengajar mengalami perkembangan yang cukup berarti.
Mulai dari sekedar alat praga sampai membawa informasi.
Namun, saat ini alat peraga belum ditempatkan sebagai salah satu
komponen sistem pengajaran di sekolah, sehingga
pemanfaatannya belum digunakan secara optimal dan itu
merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi belajar
siswa.
5

Kelemahan membaca, banyak di temukan di kelas 1. Mulai


siswa yang belum lancar membaca sampai siswa yang sama sekali
belum dapat membaca. Kelemahan ini juga dipengaruhi oleh
banyak hal seperti metode yang digunakan guru, kurangnya media,
serta pemanfaatan yang tidak begitu maksimal digunakan untuk
membaca. Dalam proses pembelajaran membaca, banyak
dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang menggunakan dengan
media, adapula yang tidak menggunakan media untuk
menyampaikan pesan. Siswa kelas rendah cenderung suka
bermain. Jika diperhatikan siswa akan lebih tertarik jika di dalam
pembelajarannya terdapat gambar.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat di gunakan untuk
meningkatkan kemampuan membaca adalah metode pembelajaran
picture. Metode pembelajaran Picture merupakan metode
pembelajaran yang menarik karena menggunakan gambar yang
dapat menarik siswa untuk belajar membaca. Metode
pembelajaran ini cocok di terapkan untuk kelas 1 SD karena di
dalam metode pembelajaran picture terdapat gambar yang
berfungsi untuk menarik perhatian siswa dan menyatukan
imajinasi anak-anak yang berbeda-beda dapat tertuang menjadi
satu persepsi. Dengan adanya gambar, membantu siswa untuk
berkata-kata sehingga mempermudah membaca. Metode
pembelajaran picture merupakan metode pembelajaran yang
kooperatif atau mengutamakan adanya kelompok-kelompok
dengan menggunakan media gambar yang dipasangkan atau
diurutkan menjadi urutan yang logis.
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti melakukan
prariset atau penelitian awal mengenai keadaan siswa yang ada di
6

SD Negeri 3 Sukoharjo 1. Hasil dari pengamatan awal yang


dilakukan oleh peneliti dilihat dari sikap peserta didik itu sendiri
yakni kurangnya minat dalam belajar membaca karena pendidik
belum mampu membuat media pembelajaran yang kreatif,
inovatif, dan menyenangkan sehingga membuat anak didik
cenderung kurang aktif. Berdasarkan latar belakang masalah yang
diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Bagaimana Penerapan Metode Picture And Picture
Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Siswa Kelas 1
SD Negeri 3 Sukoharjo 1”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan
Metode Picture And Picture Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pada Siswa Kelas 1 Di SD Negeri 3 Sukoharjo 1?".
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini
bertujuan: ”Mendeskripsikan Penerapan Metode Picture And
Picture Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Siswa
Kelas 1 Di SD Negeri 3 Sukoharjo 1".
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan masalah diatas, maka penelitian ini
bermanfaat:
1. Bagi Sekolah
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan sekolah yang bersangkutan.
b. Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan
strategi belajar mengajar serta mutu pengajaran.
7

c. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengkaji beberapa


metode pembelajaran untuk menciptakan proses
pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.
2. Bagi Kepala Sekolah
Untuk meningkatkan supervisi pendidikan di SD Negeri 3
Sukoharjo 1.
3. Bagi Guru
Untuk dijadikan sebagai bahan referensi oleh para tenaga
pendidik pada umumnya, dan secara khususnya para pendidik di
SD Negeri 3 Sukoharjo 1.
4. Bagi Siswa
a. Mempermudah siswa dalam belajar membaca.
b. Menambah sumber belajar bagi siswa.
c. Memberikan pengalaman dan latihan yang menarik serta
menimbulkan kegairahan, rasa ingin tahu dalam belajar
membaca.
d. Memberikan suasana yang menyenangkan dan tidak
monoton dalam proses belajar sehingga siswa lebih antusias
untuk mengikuti pembelajaran.
5. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan serta wawasan mengenai metode
pembelajaran dalam mengajar para peserta didik untuk
kedepannya bisa menerapakan pengetahuan yang didapat serta
dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam menerapakan
teori yang di dapat.
6. Bagi Peneliti Lainnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan bahan referensi
dan acuan dalam penelitian yang lain dan diharapkan dapat
8

memperbaiki dan mengembangkan penelitian menjadi lebih


baik.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Fokus Masalah
1. Metode Picture
a. Pengertian Metode Picture
Metode picture merupakan pembelajaran koopertif yang
menggunakan media gambar sehingga dapat menarik
perhatian siswa serta dapat membangun motivasi siswa
dalam belajar biologi. Penggunaan metode pembelajaran
cooperative adalah cara yang bagus untuk memelihari
ketertarikan dan motivasi.
Gambar dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
Adanya gambar sangatlah membantu pada teks yang
kompleks. Penjelasan dengan gambar akan sangat berguna
pade materi pembelajaran yang menjelaskan tentang sebab
akibat suatu sistem atau proses yang kompleks.
Pada dasarnya merupakan sebuah varian diskusi
kelompok, ciri khas dari picture adalah materi yang
disajikan dalam bentuk gambar-gambar yang diurutkan
menjadi suatu pokok bahasan materi. Cara tersebut
menjamin ketertarikan siswa terhadap materi yang disajikan
dalam bentuk gambar dan dapat merangsang motivasi siswa.
Metode picture adalah sebuah metode yang mana guru
menggunakan alat bantu atau media gambar untuk
menerangkan sebuah materi dan menanamkan pesan yang
ada dalam materi tersebut. Apabila menggunakan alat bantu
atau media gambar, diharapkan mampu mengikuti pelajaran
9
10

dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang


menyenangkan. Oleh karena itu, apa pun pesan yang
disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap
dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.
Metode picture merupakan metode pembelajaran yang
dikategorikan sebagai suatu metode yang dapat menciptakan
pembelajaran aktif di sekolah dasar. Metode picture juga
didesain untuk membantu peserta didik lebih mudah
memahami konsep.
Metode picture dapat mengembangkan rasa ingin tahu
siswa, menyelidiki sendiri melalui gambar yang diberikan,
hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan mereka,
tidak akan mudah dilupakan oleh siswa. Melalui kegiatan
mengamati dan analisis gambar, siswa diharapkan mampu
menciptakan ide-ide kreatif dalam memecahkan masalah.
Model pembelajaran picture adalah suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif,
inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Metode pembelajaran
picture ini mengandalkan gambar sebagai media dalam
proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor
utama dalam proses pembelajaran.
Metode picture mengandalkan gambar sebagai media
dalam proses pembelajaran. Penggunaan media gambar
dalam pembelajaran menulis bertujuan agar peserta didik
agar lebih termotivasi dan tertarik dalam pembelajaran.
Peserta didik dapat melihat secara langsung gambar yang
11

akan dijadikan objek tulisan, sehingga peserta didik


memperoleh kemudahan dalam kegiatan menulis.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Picture
Langkah-langkah pembelajaran dengan metode picture,
yaitu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Kemudian, guru menyajikan materi sebagai pengantar.
Langkah berikutnya, guru menunjukkan atau
memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi. Setelah itu, guru menunjuk atau memanggil siswa
secara begantian memasang atau mengurutkan gambar-
gambar menjadi urutan yang logis. Lalu, guru menanyakan
alasan atau dasar pemikiran utama gambar tersebut.
Berdasarkan alasan atau urutan gambar tersebut guru mulai
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai. Langkah terakhit, guru memberikan
kesimpulan atau rangkuman.
Pembelajaran dengan menggunakan picture diawali
dengan. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok,
kemudian didepan kelas guru menunjukkan beberapa
gambar yang harus di urutkan oleh siswa pada tiap
kelompok. Tiap-tiap kelompok berdiskusi memikirkan
urutan gambar menjadi suatu urutan materi. Guru
memanggil tiap-tiap kelompok untuk mempersentasikan
hasil urutan tersebut dan menanyakan dasar urutan gambar
tersebut, guru dapat mengembangkan jalannya diskusi
secara lebih mendalam, sehingga terbentuk suatu
kesimpulan materi. Penerapan pembelajaran kooperatif
12

picture di harapkan dapat meningkatkan motivasi belajar


biologi siswa.
Langkah-langkah dalam pembelajaran picture guru
menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Gambar
Dasar mata pembelajaran yang bersangkutan. Dengan
demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana
yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus
menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD,
sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat
dicapai oleh peserta didik.
1) Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi
sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini
guru memberikan momentum permulaan pembelajaran.
Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai
dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang
menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap.
Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian
materi akan menarik minta siswa untuk belajar lebih
jauh tentang materi yang dipelajari.
2) Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-
gambar kegiatan berkaitan dengan materi. Dalam proses
penyajian materi guru mengajar siswa ikut terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap
gambar yang ditunjukkan oleh guru atau oleh temannya.
Dengan picture atau gambar kita akan menghemat
energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami
materi yang diajarkan. Dalam perkembangan
selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar
13

atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi


yang kegiatan tertentu.
3) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian
memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi
uruta yang logis. Di langkah ini guru harus dapat
melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung
kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum.
Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa
merasa memang harus menjalankan tugas yang harus
diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh
siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
4) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan
gambar tersebut. Setelah itu ajaklah siswa menemukan
rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan
indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-
banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk
membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin
menarik.
5) Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai
menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi
dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan
penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan
meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau
bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal
tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator
yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah
menguasai indikator yang telah ditetapkan.
14

6) Kesimpulan atau rangkuman di akhir pembelajaran,


guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai
penguatan materi pelajaran.
c. Ciri-Ciri Metode Pembelajaran Picture
Terdapat beberapa ciri-ciri metode pembelajaran picture
antara lain:
1) Aktif
Dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif picture and picture siswa atau peserta didik
akan menjadi lebih aktif, hal ini dikarenakan dalam
metode pembelajaran ini guru menggunakan media
gambar dalam memberikan pembelajaran, sehingga
siswa menjadi lebih aktif dan meningkatkan rasa ingin
taunya menjadi lebih besar. Selain itu dalam
pelaksanaan metode ini seorang siswa juga dianjurkan
untuk bisa merancang atau menggabungkan gambar
sebagai media pembelajaran yang digunakan, dengan
demikian siswa tidak hanya mendengarkan guru tetapi
juga mengikuti pembelajaran dengan lebih aktif.
2) Inovatif
Dalam metode pembelajaran picture and picture
seorang siswa dan guru sebagai pengajar akan menjadi
lebih aktif, hal ini dikarenakan menggunakan suatu
pembaharuan dalam proses pembelajaran, tidak semata
hanya guru menerangkan dan siswa yang mencatat.
3) Kreatif
Dalam hal ini selama proses pembelajaran dengan
metode picture and picture selain guru, siswa juga akan
15

ikut menjadi lebih kreatif. Karena dalam kegiatan ini


terjadi interaksi langsung antar siswa, ketika seorang
guru memberikan gambar, mengacaknya, dan siswa
diharapkan untuk bisa menyusunnya kembali.
Dalam kegiatan tersebut siswa diharapkan untuk
bisa lebih kreatif dalam mengatasi rasa bosannya. Guru
sebagai pengajar juga di tuntut untuk bisa lebih kreatif,
seorang guru diharapkan mampu menyajikan sebuah
gambar-gambar atau slide yang bisa membuat siswa
menjadi lebih tertarik dengan proses pembelajaran.
4) Menyenangkan
Pada awalnya mungkin bagi beberapa guru metode
ini di anggap akan menimbulkan kegaduhan di dalam
kelas karena terlalu banyak aktifitas siswanya. Namun
bagi siswa apabila guru menerapkan metode ini dalam
pembelajarannya mereka akan lebih tertarik dan merasa
senang selama proses belajar berlangsung. Hal ini
disebabkan karena metode pembelajaran picture and
picture bisa juga di sebut sebagai metode belajar sambil
bermain, sehingga siswa tidak merasa bosan ketika
proses belajar mengajar berlangsung.

d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Picture


1) Kelebihan Metode Picture
a) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing
siswa.
b) Melatih berpikir logis dan sistematis.
16

c) Membantu meningkatkan intelektual seperti daya nalar


atau daya pikir siswa.
d) Membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi
ajar.
e) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih
baik.
f) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan
kelas.
g) Siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah
dipersiapkan oleh guru sehingga pembelajaran lebih
berkesan.
h) Siswa mampu bekerjasama dengan siswa lainnya
sehingga terciptalah kemampuan bersosialisasi antar
siswa.
i) Menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai
pendapat orang lain.
j) Memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih
efektif.
2) Kekurangan Metode Picture
a) Memakan banyak waktu.
b) Beberapa siswa menjadi pasif.
c) Terjadi kekacauan di kelas.
d) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh
bekerjasama dengan yang lain.
e) Tidak dapat ditrapkan pada semua materi
pembelajaran.
2. Kemampuan Membaca
a. Pengertian Membaca
17

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang


melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan
tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai prosess visual
membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis
(huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses
berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman liberal, interpretasi, membaca kritis, dan
pemahaman kreatif.
Tiga istilah sering digunakan untuk memberikan
komponen dasar dari proses membaca, yaitu recording,
decoding, dan meaning.
Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat,
kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyian
sesuai dengan system tulisan yang digunakan, sedangkan
proses decoding (penyandian) merujuk pada proses
penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata- kata.
Di samping keterampilan decoding, pembaca juga harus
memiliki keterampilan memahami makna (meaning).
Pemahaman makna berlangsung melalui berbagai tingkat,
mulai dari tingkat pemahaman literal sampai kepada
pemahaman interpretative, kreatif, dan evaluative. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa membaca merupakan
gabungan proses perspektual dan kognitif.
Membaca sebagai proses visual merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis kedalam bunyi. Sebagai suatu
proses berpikir, membaca mencakup pengenalan kata,
pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis (critical
18

reading), dan membaca kreatif (creative reading). Membaca


sebagai proses linguistic, schemata pembaca membantunya
membangun makna, sedangkan fonologi. semantik, dan fitur
sintaksis membantunya mengomunikasikan dan
menginterpretasikan pesan-pesan. Proses metakognitif
melibatkan perencanaan, pembetulan, suatu strategi,
pemonitoran, dan pengevaluasian.
Membaca juga merupakan suatu strategi. Pembaca yang
efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang
sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk
makna ketika membaca.Strategi ini bervariasi sesuai dengan
jenis teks dan tujuan membaca.
b. Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena
seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung
lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak
mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, guru
seharusnya menyusun tujuan. Dalam kegiatan membaca di
kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan
menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan
membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu
sendiri. Tujuan membaca mencakup:
1) Kesenangan.
2) Menyempurnakan membaca nyaring.
3) Menggunakan strategi tertentu.
4) Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik.
5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
diketahuinya
19

6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis


7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
8) Menampilkan suatu eksprimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa
cara lain dan mempelajari tentang struktur teks
9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
c. Prinsip-prinsip Membaca
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa banyak
faktor yang memengaruhi keberhasilan membaca. Prinsip-
prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang
paling memengaruhi pemahaman membaca ialah seperti
yang dikemukakan berikut ini:
1) Pemahaman merupakan proses konstruktivis. Teori
konstruktivis memandang pemahaman dan penyusunan
bahasa sebagai suatu proses membangun. Anak-anak
terus menerus membangun makna baru pada dasar
pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki untuk
proses komunikasi. Sebagai metaphor untuk belajar
bahasa, maksud konstruktivisme ialah pemakai bahasa
adalah pembangun makna, apa yang mereka bangun dan
pengetahuan sebelumnya adalah bahan untuk
membangun makna.
2) Keseimbangan kemahiraksaraan merupakan kerangka
kerja yang membantu perkembangan pemahaman.
Keseimbangan kemahiraksaraan merupakan kerangka
kerja kurikulum yang memberikan kedudukan yang
sama antara membaca dan menulis serta mengenal
pentingnya dimensi kognitif dan afekif
20

kemahiraksaraan. Kemahiraksaraan makna membuatnya


terlibat dalam proses membaca dan menulis secara
penuh, walaupun mengenal pentingnya strategi dan
keterampilan yang digunakan oleh pembaca dan penulis
yang ahli.
3) Guru membaca yang unggul memengaruhi belajar
siswa. Guru yang unggul mengetahui pentingnya setiap
siswa memilikipengalaman kemahiraksaraan. Peranan
guru dalam proses membaca, antara lain menciptakan
pengalaman yang memperkenalkan, memelihara atau
memperluas kemampuan siswa untuk memahami teks.
Guru yang unggul yakin bahwa semua anak bisa belajar.
Mereka mendasarkan pengajarannya pada kebutuhan
siswa secara pribadi. Guru tersebut tahu bahwa motivasi
merupakan unsur penting dari belajar mengajar.
4) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis
dan berperan aktif dalam proses membaca. Pembaca
yang baik adalah pembaca yang berpartisipasi aktif
dalam proses membaca. Mereka mempunyai tujuan
yang jelas serta memonitor tujuan membaca mereka dari
teks yang mereka baca. Pembaca yang baik
menggunakan strategi pemahaman untuk mempermudah
membangun makna.
5) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang
bermakna. Siswa perlu setiap hari mengakrabi teks
dalam berbagai tingkat kesukaran. Ketika tingkat teks
yang sedang digunakan maka guru membantu siswa
meningkatkan pengalaman belajar dan siswa menerim
21

berbagai tingkat dukungan, tergantung pada tujuan dan


setting pengajaran.
6) Siswa menemukan manfaat dari bertransaksi dengan
berbagai teks pada berbagai tingkat. Pengalaman
membaca berbagai jenis materi bacaan memberikan
siswa pengetahuan sejumlah struktur teks dan
meningkatkan proses memahami suatu teks.
7) Perkembangan kosakata dan pengajaran memengaruhi
pemahaman membaca. Awal pada proses perkembangan
bahasa, mereka belajar membedakan antara antonim,
sinonim, makna ganda, definisi abstrak. Pengajaran
kosakata secara langsung dan belajar dari konteks
sebaiknya seimbang. Pengajaran sebaiknya bermakna
bagi siswa, mencakup kata-kata dari bacaan siswa dan
memfokuskan pada berbagai strategi untuk menentukan
makna kata-kata yang tidak dikenal siswa.
8) Pengikutsertaan merupakan faktor kunci dalam proses
pemahaman. Keterlibatan pembaca termotivasi untuk
membaca dengan berbagai tujuan, memanfaatkan
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman
sebelumnya untuk membangkitkan pemahaman baru
serta berpartisipasi dalam interaksi sosial yang
bermakna tentang bahan bacaan.
9) Strategi dan keterampilan pemahaman bisa diajarkan.
Ketika siswa mengalami strategi pengajaran pemahaman
langsung. strategi tersebut meningkatkan pemahaman
teks tentang topik baru.
22

10) Asesmen dinamis menginformasikan pengajaran


pemahaman. Asesmen merupakan koleksi data, seperti
nilai tes dan catatan- catatan informal untuk mengukur
hasil belajar siswa, sedangkan evaluasi adalah
interpretasi dan analisis dari data. Menilai kemajuan
siswa penting karena memungkinkan guru menemukan
kelebihan dan kekurangan, merencanakan pengajaran
dengan tepat, mengomunikasikan kemjuan siswa kepada
orang tua, dan untuk mengevaluasi keefektifan strategi
mengajar."7
e. Manfaat Membaca
Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital
dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang
tidak memehami pentingnya belajar membaca tidak akan
termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan
usaha yang terus menerus, dan anak-anak yang melihat
tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan pribadinya
akanlebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang
tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca.
Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat
yang semakin kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan
kegiatan membaca. Tanda-tanda jalan mengarahkan orang
yang bepergian sampai pada tujuannya, menginformasikan
pengemudi mengenai bahaya di jalan, dan mengingatkan
aturan-aturan lalu lintas.
Pengusaha ketering tidak harus pergi ke pasar untuk
mengetahui harha bahan-bahan yang akan dibutuhkan. Dia
cukup membaca surat kabar untuk mendapatkan informasi
23

tersebut. Kemudian, dia bisa merencanakan apa saja yang


harus dibelinya disesuaikan dengan informasi tentang
bahan-bahan yang dibutuhkannya.
Kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas
kehidupan sehari-hari manusia. Beribu judul buku dan
berjuta Koran diterbitkan setiap hari. Ledakan informasi ini
menimbulkan tekanan pada guru untuk menyiapkan bacaan
yang memuat informasi yang relevan untuk siswa-siswanya.
Walaupun tidak semua informasi perlu dibaca, tetapi jenis-
jenis bacaan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan
kepentingan kita tentu perlu dibaca.
Walaupun informasi bisa ditemukan dari media lain
seperti televise dan radio, namun peran membaca tidak
dapat digantikan sepenuhnya. Membaca tetap memegang
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena tidak
semua informasi bisa didapatkan dari media televise dan
radio.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan terdahulu beberapa
karya ilmiah yang terkait dengan Metode Picture, diantaranya:
a. Dalam skripsi Wilda Ashofa yang berjudul “Peran Model
Pembelajaraan Kooperatif Tipe Picture And Picture Dalam
Menumbuhkan Minat Belajar IPS Siswa Kelas VII D Di SMP
Negeri 1 Balong Ponorogo”. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian yang bersifat studi kasus. Hasil penelitianya
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menggunakan
metode picture and picture sangat disukai oleh siswa karena
24

lebih menyenangkan dan juga tidak monoton seperti


menggunakan metode ceramah sehingga siswa tidak merasa
cepat bosan. Selain itu, penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture berhasil dalam
menumbuhkan minat siswa dalam belajar IPS.
b. Dalam skripsi Hardiati yang berjudul “Penerapan Metode
Pemblajaran Picture And Picture Dalam meningkatkan
Keterampilan Membaca Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Aisyiyah Cabang Makassar”. Jenis penelitian yang digunakan
yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)
yang terdiri dari 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode picture and picture dapat meningkatkan
ketrampilan membaca siswa. Hal ini dapat dibuktikan pada
siklus 1 dimana hasil belajar siswa memiliki rata-rata 76,30%
yang masih dalam kategori kurang, sedangkan pada siklus 2
hasil belajar siswa memiliki rata-rata 94,1% yang termaksud
kategori baik dan tuntas. Perubahan tingkah laku yang nampak
dalam proses pembelajaran melalui metode pembelajaran
picture and picture ini yaitu siswa merasa senang, ceria, lebih
semangat, aktif, dan lebih mudah memahami teks Bahasa Arab.
c. Dalam skripsi Wulandari Budi Asrinimhtyas yang berjudul
"Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan
Metode Picture And Picture Siswa Kelas IV Sumbersari 03
Jember Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah
PTK model spiral Hopkins dengan tahapan perencanaan,
penerapan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara
siswa setelah diterapkan metode picture and picture. Hal ini
25

dapat diketahui dari rata-rata penguasaan aspek keterampilan


berbicara siswa. Rata-rata pada prasiklus sebesar 58,6% dan
pada siklus I meningkat sebesar 13,8% sehingga menjadi
71,4%. Pada siklus II terjadi peningkatan 6,8% dari siklus I,
sehingga menjadi 78,2%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa penerapan model picture and picture dapat meningkatkan
keterampilan berbicara menjelaskan petunjuk penggunaan alat
pada siswa kelas IV B SDN Sumbersari 03 Jember.
d. Dalam skripsi Rofidah Nurnaningsih yang berjudul " Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membaca Dan Menulis Dengan
Media Gambar Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas II MIN
Ngawen Gunungkidul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan menggunakan media gambar, kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan sehingga siswa hasil belajar siswa
meningkat, yaitu hasil dari siklus I ke siklus II terdapat
peningkatan. Pada siklus I rata-rata nilai yang diperoleh siswa
adalah 64,33 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal adalah
45%, nilai tidak tuntas pada siklus I adalah 55%, sedangkan
pada siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 85,67
dengan tingkat ketuntasan secara klasikal menjadi 90%
sehingga terjadi peningkatan ketuntasan secara klasikal
sebanyak 50%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan
menulis kata siswa kelas II SDN Wata Kecamatan Bungku
Barat Kabupaten Morowali.
26

C. Kerangka Berpikir
Model picture merupakan suatu model belajar yang
menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi
urutan logis. Model picture mengandalkan gambar sebagai media
dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan pernyataan diatas,
Suyatno menyatakan bahwa penggunaan media gambar dalam
pembelajaran menulis deskripsi bertujuan agar siswa dapat
merangsang siswa agar lebih termotivasi dan tertarik dalam
pembelajaran. Siswa dapat melihat secara langsung gambar yang
akan dideskripsikan, sehingga siswa memperoleh kemudahan
dalam kegiatan menulis deskripsi.
Kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan
sehari-hari manusia. Beribu judul buku dan berjuta Koran
diterbitkan setiap hari. Ledakan informasi ini menimbulkan
tekanan pada guru untuk menyiapkan bacaan yang memuat
informasi yang relevan untuk siswasiswanya. Walaupun tidak
semua informasi perlu dibaca, tetapi jenis-jenis bacaan tertentu
yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan kita tentu perlu
dibaca.
Gambar Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Metode Picture

Kemampuan
Membaca
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif. Sejalan dengan Cannole, dkk dalam Muh. Fitrah dan
Luthfiyah mengatakan bahwa metode kualitatif adalah penelitian
yang memfokuskan pada kegiatan-kegiatan mengidentifikasi,
mendokumentasi, dan mengetahui dengan intrepretasi mendalam
gejala-gejala nilai, makna, keyakinan, pikiran, dan karakteristik
umum seseorang atau sekelompok masyarakat tentang peristiwa-
peristiwa kehidupan. Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi. Objek dalam penelitian kualitatif adalah
objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode
penelitian ini sering disebut sebagai metode naturalistik. Objek
yang alamiah adalah objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi
oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki objek,
setelah berada di objek dan setelah keluar dari objek relatif tidak
berubah. Sebagai lawannya dari metode ini adalah metode
eksperimen dimana peneliti dalam melakukan penelitiannya
berada di laboraturium yang merupakan kondisi buatan, dan
peneliti melakukan manipulasi terhadap variabel.

27
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Gay
penelitian deskriptif adalah kegiatan pengumpulan data dalam
rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang
menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok
suatu penelitian. Travers menyatakan bahwa tujuan utama dalam
penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat suatu
keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan,
dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Menurut
Best dalam Sukardi penelitian deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi
objek dengan apa adanya. Menurut Iskandar dalam Ni Nym. Yuni
Darijani, I Gd. Meter, I Gst. Agung Oka Negara mengatakan
bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi
uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan
mendeskripsikan nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih. Menurut Lehman dalam M. Fahli Zatra Hadi dan Zubaidah
penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang
bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat populasi, atau menggambarkan
fenomena secara detail.
Ciri-ciri penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan
adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu
disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu,
semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci
terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan
penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari
naskah wawancara, catatan lapangan, foto, atau dokumen resmi
28
lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan suatu
keadaan, melukiskan dan menggambarkan mengenai Penerapan
Metode Picture And Picture Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pada Siswa Kelas 1 Di SD Negeri 3 Sukoharjo 1.

B. Sumber Data
Data merupakan kumpulan bahan keterangan dari hasil
pencatatan penelitian, baik berupa fakta maupun angka yang dapat
dijadikan bahan untuk menyusun sebuah informasi. Data artinya
informasi yang didapat melalui pengukuran-pengukuran tertentu
untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi
logis menjadi fakta. Data diperoleh dari fakta atau permasalahan
yang terjadi. Pada penelitian ini, sumber data peneliti dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan orang yang memberikan
data pokok dalam sebuah penelitian. Sumber data primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data pada
pengumpulan data. Adapun dalam penelitian ini yang menjadi
sumber data primer adalah hasil wawancara langsung terhadap
Kepala Sekolah, ibu wali kelas 1 dan 10 orang siswa kelas 1 SD
Negeri 3 Sukoharjo 1.
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder yang disebut juga sebagai data penunjang.
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak
langsung memberikan data pada pengumpulan data, misalnya
melalui orang lain atau melalui dokumen. Data sekunder dalam

29
penelitian ini adalah dokumen tentang SD Negeri 3 Sukoharjo
1.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau
mengumpulkan, mengolah, menganalisa, dan menyajikan data-
data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan
suatu persoalan. Menurut Gulo (2000), instrumen penelitian
adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan,
atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi. Berikut instrumen penelitian yang digunakan oleh
peneliti untuk melakukan pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Dalam penelitian kualitatif, pada umumnya sumber data
utamanya (primer) adalah manusia yang berkedudukan sebagai
informan. Oleh sebab itu, wawancara mendalam merupakan
teknik penggalian data yang utama yang sangat memungkinkan
peneliti untuk mendapatkan data yang sebanyak-banyaknya,
yang lengkap, dan mendalam. Untuk keperluan triangulasi data
dan triangulasi sumber data, teknik pengamatan juga penting
untuk dilakukan. Selain itu, teknik dokumentasi ataupun
kuesioner juga dapat dimanfaatkan sebagai teknik yang
memperkaya atau memperkuat pemerolehan data jika sumber
data primer sudah digali melalui teknik yang lainnya.
Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa
yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling
berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara
30
meminta informasi atau ungkapkan kepada orang yang diteliti
yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya.
Wawancara harus mempunyai tujuan tertentu agar tidak
menjadi suatu percakapan yang tidak sistematis atau melakukan
pengamatan yang tidak mempunyai ujung pangkal. Oleh karena
itu,bpeneliti yang melakukan wawancara mempunyai tiga
kewajiban, yaitu :
a. Memberitahu informan tentang hakikat penelitian dan
pentingnya kerja sama mereka dengan peneliti;
b. Menghargai informan atas kerja samanya; dan
c. Memperoleh informasi dan data yang diinginkannya.
Wawancara memungkinkan peneliti mengamati perilaku
individu dan kelompok dan mengetahui pendapat dan keyakinan
mereka dan terhadap apa yang berubah dengan perubahan
pribadi dan kondisi mereka. Wawancara dengan demikian dapat
membantu menetapkan keabsahan data yang telah diperoleh
peneliti dari sumber-sumber lain atau melalui instrumen lain
atau untuk mengungkapkan berbagai pertentangan yang muncul
diantara sumber-sumber tersebut.
2. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner
selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang
31
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan,
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),
cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk
gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa,dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni yang
dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.
Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih
kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh foto-foto
atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Tetapi perlu
dicermati tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang
tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang tidak mencerminkan
keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu.
Demikian autobiografi yang ditulis untuk dirinya sendiri, sering
tidak subyektif.

32
D. Pengujian Keabsahan Data
Teknik pengujian keabsahan data merupakan hal yang sangat
menentukan kualitas hasil penelitian. Keabsahan data merupakan
konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan
(validitas) dan keandalan (reliabilitas). Dalam bagian ini peneliti
harus mempertegas teknik apa yang digunakan dalam mengadakan
pengecekan keabsahan data yang ditemukan.
Uji keabsahan data meliputi kredibilitas data, uji
dependabilitas data, uji transferabilitas, dan uji konfirmabilitas.
Namun yang utama adalah uji kredibilitas data. Uji kredibilitas
dilakukan dengan beberapa teknik seperti perpanjangan
keikutsertaan pengamatan, ketekunan pengamatan, triangulasi,
pemeriksaan teman sejawat, pengecekan anggota, kecukupan
referensial, dan analisis kasus negatif. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa teknik pengecekan keabsahan data dalam
proses penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perpanjangan Keikutsertaan Pengamatan
Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah istrumen itu
sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam
pengumpulan data. Dalam hal ini keikutsertaan tersebut tidak
hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan
perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang
sangat relevan dengan persoalan atau isu yang dicari. Jadi
pengamatan yang tekun sangat dibutuhkan untuk mendalami
kajian penelitian.
33
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
yang digunakan dalam pengecekan dan keabsahan data yaitu
Triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Ada tiga macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk
mencapai keabsahan, yaitu triangulasi sumber, triangulasi
teknik dan triangulasi waktu.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam penelitian ini
peneliti akan menggunakan Triangulasi teknik. Triangulasi
teknik adalah cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh
dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi dokumentasi
atau kuesioner.
Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa peneliti akan
mengecek ulang terhadap informasi yang didapat, yang awalnya
peneliti peroleh dari hasil wawancara maka dapat di cek ulang
dengan cara observasi. Selanjutnya, Triangulasi waktu adalah
cara melakukan pengecekan data pada teknik yang sama dengan
waktu yang berbeda. Dan dalam penelitian ini peneliti
mengecek ulang informasinya dengan teknik wawancara tetapi
pada waktu yang berbeda.

34
E. Teknik Analisis Data
Sejalan dengan Miles and Huberman dalam Sugiyono
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sampai data yang diperoleh sudah jenuh atau tidak
ditemukan data baru. Kegiatan analisis data sudah dimulai sejak
peneliti mengambil data data sampai data penelitian selesai
dikumpulkan. Menurut Miles dan Huberman terdapat beberapa
macam aktivitas dalam analisis data kualitatif, yaitu:
1. Data Collection (Pengumpulan Data)
Kegiatan utama pada saat penelitian adalah pengumpulan
data. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan
observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi atau
gabungan ketiganya. Pengumpulan data dilakukan berhari-hari
bahkan berbulan-bulan, sehingga data yang diperoleh akan
banyak. Pada tahap awal peneliti melakukan penjelajahan
secara umum terhadap situasi sosial/obyek yang diteliti, semua
yang dilihat dan didengar direkam semua. Dengan demikian
peneliti akan mendapatkan data yang sangat banyak dan
bervariasi.
2. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti
35
komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek
tertentu.
3. Data Display (Penyajian Data)
Miles and Huberman menyarankan dalam display data,
selain dilakukan secara naratif dalam bentuk teks, juga dapat
berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.
Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah
dipahami.
4. Conclusion drawing/verification (kesimpulan/ferifikasi data)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah
dikemukakan masalah dan ruumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah penelitian berada di lapangan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Ati, Aster Pujaning. (2018). Penerapan Metode Picture And Picture


Untuk Peningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Pada Siswa
Kelas VIII SMP Al Ihsan dan SMP Tashfia Kota Bekasi. Hal.
32-33.

Efendi, Anwar. (2008). Bahasa dan Sastra Dalam Berbagai


Perspektif. Yogyakarta: Tiara Wacana. Hal. 317.

Emzir. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data.


Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal. 2.

Emzir. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data.


Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal. 49-51.

Emzir. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data.


Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal. 129-135.

Farida, Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.


Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal. 2-3.

Farida, Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.


Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal. 11-12.

Farida, Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.


Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal. 3-11.

Fathoni, Abdurrahman. (2011). Metodologi Penelitian dan Teknik


Penyusuan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 104.

Fauzi, Rahmat. (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Picture And


Picture Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi Siswa
37
Kelas VIII D SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran
2011/2012. Vol. 3, No. 3, Hal. 74.

Mabruroh, Laily Husniyah. Pengaruh Metode Picture and Picture


Terhadap Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar. Hal. 103.

Moelong, Lexy J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:


Rosda. Hal. 224.

Sa'adah, Jumailatus. (2017). Metode Pembelajaran “Picture and


Picture” Dalam Menulis Teks Cerita Fiksi Novel Pada Buku
Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri Dan Akademik SMA / MA/
SMK/ MAK Kelas X11 Semester 2 Kurikulum 2013. Vol. 37,
No. 1, Hal. 47.

Saputra, Tomy. Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Pada


Mata Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Model Picture
And Picture Di Kelas 1 SDN 187/III Kota Kapeh. Hal. 2.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta. Hal. 240.

Syukron, Ahmad. Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama


Dengan Metode Picture And Picture. Hal. 51.

Syah Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan


Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wulandari, Yesi Tri. (2015). Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra


Indonesia dan Pengajarannya. Vol. 3, No. 2, Hal. 4-5.

Wulandari, Yesi Tri. (2015). Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra


Indonesia dan Pengajarannya. Vol. 3, No. 2, Hal. 5.
38

Anda mungkin juga menyukai