Disusun Oleh :
ELVINA SYAHLITA
( 2002090277 )
2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih dan maha penyayang.
Puji syukur kehadirat allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya.
i
4. Bapak Ismail Saleh Nasution, S.Pd., M.Pd sekretaris Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara
5. Ibu Chairunnisa Amelia, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan dengan baik dan benar dalam penulisan seminar
proposal
6. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dari awal sampai
akhir dalam penyelesaian seminar proposal ini.
Akhir kata penulis ucapkan semoga allah swt selalu melimpahkan berkahnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama penulisan seminar proposal
ini. Penulisan menyadari bahwa penulisan seminar proposal ini tidak luput dari
kekurangan yang jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Semoga seminar proposal ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Indonesia (Tim Penyusun, 2007:740) adalah cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar terapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Menurut Suyanto dan Asep Djihat (2013:130) bahwa metode
pembelajaran merupakan cara mengajar atau cara menyampaikan materi
pelajaran kepasa siswa yang sedang belajar. Di dalam pembelajaran dan
pengajaran seorang guru harus cermat dalam melihat masalah-masalah yang
terjadi di kelasnya. Mencermati masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas ini
sebagai titik tolak seorang guru untuk mencari, menemukan dan menerapkan
solusi-solusi atas masalah tersebut dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran dan pengajaran. Menggunakan metode yang benar-benar
melibatkan siswa selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung akan
memberi peluang besar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
Bekal utama yang perlu dikuasai siswa sekolah dasar adalah pengenalan
huruf sebagai awal kemampuan membaca. Huruf merupakan simbol sekunder
bahasa. Bagi anak, kehadiran huruf memiliki makna jika huruf-huruf itu mereka
perlukan dalam kehidupan berbahasa. Anak-anak perlu mengenal huruf karena
mereka tertarik membaca nama toko, nama jalan, tulisan peringatan, merek,
cerita singkat bergambar, judul film anak-anak dan alamat surat. Anak-anak
mungkin juga perlu mengenal huruf karena mereka tertarik untuk menulis
identitas diri, menulis pesan singkat atau mencatat hal-hal yang mereka sukai.
Oleh karena itu, materi menulis dan membaca harus dimulai dari minat dan
kebutuhan anak itu.
Samsu Somadayo (2011: 4) Mengungkapkan bahwa membaca adalah
suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung di
dalam bahasa tulis. Semua yang diperoleh dari bacaan itu akan membuat daya
pikir semakin berkembang, mempertajam pandangan dan memperluas wawasan
seorang anak. Dengan belajar membaca anak akan mudah memperoleh ilmu,
membaca bukanlah suatu hal yang harus dipaksakan lagi karena akan timbul
kesadaran di diri anak betapa pentingnya membaca, melatih kemampuan berfikir
anak dengan membaca dapat pula membantu kemampuan berpikir awal mereka.
Kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat
berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut. Sebagai kemampuan yang
mendasari kemampuan berikutnya maka kemampuan membaca permulaan Oleh
karena itu, membaca dijadikan sebagai topik penelitian ini.
2
Dari hasil observasi yang saya lakukan pada saat PLP di SD ditemukan
beberapa permasalahan yang dihadapi seorang guru ketika mengajarkan belajar
membaca permulaan. Dimana masih banyaknya siswa yang belum bisa
membaca dengan fasih yang tentunya akan menyulitkan siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar, melihat metode yang digunakan oleh guru ketika
proses pembelajaran membaca kurang sesuai, dimana juga minimnya metode
belajar yang digunakan oleh guru sehingga kemampuan membaca siswa masih
tergolong rendah dimana siswa masih ada yang belum mengenal huruf sehingga
dari penelitian tersebut saya menggunakan metode Suku Kata untuk sebagai
solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan yaitu
metode Suku Kata yang kurang bermakna bagi siswa. Siswa di perkenalkan
dengan huruf abjad dari a sampai z baik itu huruf kapital maupun huruf kecil
kemudian menghafal huruf-huruf tersebut. Setelah siswa hafal, kemudian
menerapkan metode eja dalam membaca kata atau kalimat.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 6) menyatakan sebuah kelas
memiliki kelompok anak yang mempunyai berbagai perilaku yang berbeda,
tingkat kecerdasan yang beragam, daya serap yang berbeda, dan sebagainya
selalu ada variasinya. Oleh sebab itu diperlukan metode yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik anak berkesulitan belajar membaca. Metode yang
digunakan hendaknya sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang
memandang sebagai satuan bahasa terkecil yang digunakan untuk
berkomunikasi adalah kalimat. Rendahnya keterampilan membaca siswa kelas 1
di SDN 067775 Kecamatan Medan Johor Kabupaten Medan di latar belakangi
oleh beberapa hal, Guru hanya memberikan kesempatan kepada siswa membaca
secara bersama-sama tetapi tidak diberikan kesempatan secara individu,
akhirnya banyak siswa yang tidak lancar membaca karena hanya, ikut-ikutan
dalam kegiatan membaca dan banyak faktor lain yang mengakibatkan siswa
kurang lancar dalam membaca. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang
mampu memberikan kemudahan dalam memahami dan meningkatkan
keterampilan membaca permulaan siswa.
Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran membaca khususnya membaca permulaan bagi siswa bekesulitan
membaca adalah dengan penerapan metode Suku Kata. Metode ini dianggap
cocok untuk pembelajaran membaca permulaan karena manganut prinsip ilmu
3
bahasa umum dan berdasarkan pengalaman bahasa anak. Teknik pelaksanaan
pada metode tersebut yakni keterampilan memilih kartu huruf, kartu kata, dan
kartu kata yang disusun menjadi kalimat (R.I.Suhartin 2010: 94). Dalam hal ini
akan melibatkan kemampuan visual dan persepsi siswa, sehingga kemampuan
membaca permulaan anak nantinya akan meningkat.
Metode suku kata adalah suatu metode yang memulai pengajaran
membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah di rangkai
menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu di rangkai, yang terakhir
merangkai kata menjadi kalimat..
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, hal inilah
yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Penerapan Metode Suku Kata Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan DI Kelas 1 SDN 067775”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
4. Peserta didik tidak antusias dan cenderung pasif dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
4
C. BATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah maka saya membatasi masalah yang saya teliti
yaitu :
D. RUMUSAN MASALAH
E. TUJUAN PENELITIAN
5
F. MANFAAT PENELITIAN
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KERANGKA TEORI
1. Metode Pembelajaran
7
kondisional. Maka hakekatnya penggunaan metode dalam proses belajar
mengajar adalah pelaksanaan sikap hati-hati dalam pekerjaan mendidik
dan mengajar. Karena metode berarti cara yang paling tepat dan cepat,
maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar
secara ilmiah.
8
kepada siswa dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu,
media juga dapat merangsang respons dan masukan lebih
dari peserta didik. Media pembelajaran merupakan bidang
kajian utama dari jenis metode ini. Oleh karena itu,
setidaknya terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan
dalam membuat media pembelajaran sebagai strategi
penyampaian pembelajaran, yakni:
1) Tujuan
9
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan
belajar-mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan
pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan
instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional
dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang dipilih
guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak
didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2) Anak didik
3) Situasi
4) Fasilitas
5) Guru
10
kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap
berbagai jenis metode menjadi kendala dalam
memilih dan menentukan metode.
11
kata yakni keterampilan membaca dengan menggunakan kartu huruf,
kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, pendidik dan sebagian
peserta didik menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi
kalimat yang berarti.
Sebagai berikut :
a. Kelebihan
12
Sedangkan kelemahan metode suku kata yaitu :
3. Membaca Permulaan
13
pikirnya, mempertajam pandangannya dan memperluas wawasannya.
Dengan demikian kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat
diperlukan oleh siapa pun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Oleh
sebab itu, pembelajaran membaca di sekolah mempunyai peran
penting. Pembelajaran membaca di sekolah dasar terdiri atas dua
bagian yakni membaca permulaan yang dilaksanakan di kelas I dan II.
Melalui membaca permulaan ini, diharapkan siswa mampu mengenal
huruf, suku kata, kata, kalimat dan mampu membaca dalam berbagai
konteks.
14
Glenn Doman dalam (Anna Yulia, 2005:19) mengemukakan
bahwa membaca merupakan salah satu fungi yang paling penting dalam
hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada
kemampuan membaca. Membaca dapat diartikan sebagai suatu metode
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-
kadang dengan orang lain yaitu mengkomunikasikan makna yang
terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Menurut
Lerner dalam (Rini Utami Aziz, 2006:15), kemampuan membaca
merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak
pada usia permulaan sekolah tidak segera memiliki kemampuan
membaca, ia akan mengalami kesulitan dalam mempelajari bidang
studi lain.Anak atau siswa dikatakan berkemampuan membaca
permulaan jika dia dapat membaca dengan lafal dan intonasi yang jelas,
benar dan wajar, serta lancar dalam membaca dan memperhatikan
tanda baca.
15
c. Pentingnya Pembelajaran Membaca Permulaan
B. KERANGKA FIKIR
17
dengan apa yang djelaskan oleh gurunya, karena pendidik sebelumnya hanya
memberikan materi kepada peserta didik tanpa menggunakan salah satu metode
apapun. Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam
kelas tersebut, peneliti ingin mencoba menggunaka metode yang bisa digunakan
dalam proses membaca permulaan bagi peserta didik kelas rendah, yaitu dengan
mencoba menggunakan metode suku kata.
Gambar 2.1
Kerangka berfikir
Berpengaruh Tidak
Hasil / Temuan
Berpengaruh
Dengan metode suku kata ini dapat di lakukan dalam proses belajar
mengajar yang akan di sampaikan kepada peserta didik yaitu dengan tahapan
yang pertama menampilkan sebuah kalimat yang utuh dahulu lalu menguraikan
kalimat tersebut setelah itu menggabungkan kembali kalimat yang telah di
uraikan ke dalam bentuk semula. untuk tercapainya suatu proses pembelajaran
yang baik dan memudahkan peserta didik dalam membaca permulaan.
18
C. PENELITIAN YANG RELEVAN
19
D. HIPOTESIS PENELITIAN
1. UJI HIPOTESIS
20
BAB III
METODE PENELITIAN
1 1 10 15 25
Jumlah 25
21
Keterangan :
L : Laki-laki
P : Perempuan
2. Sampel
C. Variabel penelitian
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu Metode Suku Kata. Variabel terikat
(Y) dalam penelitian ini yaitu kemampuan Membaca permulaan siswa kelas SDN
067775 Kecamatan Medan Johor Kabupaten Medan.
Penelitian ini menggunakan variabel yaitu Metode Suku Kata sebagai variabel
bebas (X), dan kemampuan membaca permulaan siswa sebagai variabel terikat
(Y).
Secara operasional variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1. Metode Struktural Analitik Sintetik (X), merupakan salah satu metode
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi siswa dalam proses belajar.
E. Instrumen penelitian
22
1. Observasi
a. Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudkan
untuk diukur. Validitas alat ukur tidak terganggu. Secara umum ada tiga
pendekatan dalam meneliti validitas suatu alat ukur, yaitu validitas isi, 2)
validitas konstruk, dan 3) validitas kriteria.Validitas isi adalah validitass
yang fokus kepada elemen-elemen apa yang ada dalam ukur, sehingga
analisis rasional adalah proses utama yang dilakukan dalam analisis
validitas. Pada instrumen penelitian ini dilakukan pengujian validitas isi.
Validasi mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar.Keseluruhan instrumen tes akan dinyatakan valid atau tidak valid oleh
ahli materi. Apabila ada butir soal yang masih perlu baikan, maka diperbaiki
soal tersebut. Hasil validasi expert judgment dinyatakan valid, maka
instrumen layak untuk di uji cobakan.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama
pula. Setelah dilakukan uji coba soal terdapat soal yang memiliki validitas
maka setelah dilakukan uji validitas langkah akan digunakan yaitu uji
reabilitas. Reliabilitas kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran yang
dikatakan mantap atau konsisten, apabila digunakan untuk mengukur
berulang kali, alat pengukur itu akan menunjukkan hasil yang sama, dan
dalam kondisi yang sama.
23
2. Uji Pra Syarat
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan
distribusi data. Tujuan dari uji adalah untuk mengetahui apakah data
yang terambil merupakan data berdistribusi normal atau bukan. Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji chi
kuadrat (x2 hitung), yaitu sebagai berikut:
Keterangan :
X2 = chi kuadrat
Fo = frekuensi yang observasi
Fn = frekuensi yang diharapkan
Kesimpulan :
Jika X hitung ≤ Xtabel maka distribusi data normal
Jika X hitung ≥ Xtabel makadistribusi data tidak normal
b. Uji Hipotesis
Untuk mengukur kegiatan x dan y dan membuktikan hasil
penelitian tentang pengaruh Pengaruh Metode Struktural Analitik
Sintetik (Sas) Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Di Kelas
1 Sd Swasta PAB 12.
Rumus T-tes parametris varians:
24
Kesimpulan :
Jika Thitung ≥ T tabel berarti ada pengaruh model pembelajaran Game
Based Learning.
Jika Thitung ≤ T tabel berarti tidak ada pengaruh model pembelajaran
Game Based Learning.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
L
A
M
P
I
R
A
N
27
SILABUS
PENGGALAN SILABUS PERTEMUAN KE-1
Satuan Pendidikan : SDN 067775
Kelas / Semester : 1/1
Tema : Diri Sendiri
3. Memahami
pengetahuan
faktual, dengan
cara mengamati
(mendengar,melih
at,membaca) dan
menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah, di sekolah.
4. Menyajikan
pengetahuan
28
faktual dalam
bahasa yang jelas
dan logis dan
sistematis dalam
karya yang estetis,
dalam gerakan
yang
mencerminkan
anak sehat, dan
dalam tindakan
yang
mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia.
29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. STANDAR KOMPETENSI
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
Membaca dengan menggunakan suku kata
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa mampu mengenal huru-huruf
• Siswa mampu membaca secara perlahan melalui kalimat atau suku kata Siswa
dapat menyalin/mencontoh huruf, suku kata dan kata.
30
D. MATERI PEMBELAJARAN
Mengenal huruf
E. METODE PEMBELAJARAN
Suku Kata
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal
Melakukan pembukaan dengan salam dan dilanjutkan dengan membaca doa
Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan diharapkan
dikaitkan dengan pengalaman peserta didik
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti
Pada awal pelajaran, guru menyampaikan kepada siswa mereka akan belajar mengenal
huruf.
Agar dapat mengenal huruf dengan baik, guru menulis huruf a-z pada selembar
karton/kertas berukuran lebar. Kertas/ karton itu lalu ditempel di papan tulis.
Siswa diajak untuk bernyanyi lagu “a-b-c” sambil guru menunjukkan huruf yang
dimaksud pada lembar kertas. (lihat buku siswa halaman 12).
Ulangi sekali lagi. Tunjuk salah satu siswa untuk menunjukkan huruf a-z saat teman
yang lain bernyanyi lagu “a-b-c”.
Untuk membantu menguatkan siswa tentang konsep huruf, mereka berlatih
mengidentifikasi nama tokoh dibuku dengan melihat hurufhurufnya. (Lihat
buku siswa di halaman 13)
Setiap siswa mencoba untuk memasang kartu nama pada dirinya sendiri
Siswa diajak untuk bermain kartu huruf penyusun nama benda di sekitar. Setiap
anak mendapatkan satu set kartu a-z dan satu set kartu huruf huruf “a, I,u, e, o”.
Kegiatan Penutup
31
G. PENILAIAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan guru yaitu
dengan pengamatan keterampilan dan tes pengetahuan rubric penilaian.
32
MATERI AJAR
i b u g u r u
i
bu gu ru
ibu Guru
Ibu guru
33
Membaca Nyaring Suku Kata dan Kata
dengan nyaring
34
kelapa
ke la pa
k e l a p a ini kelapa
ke la pa
kelapa
daun
da un
d a u n ini daun
da un
daun
35
LEMBAR OBSERVASI
Nama :
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Hari / Tanggal :
JUMLAH
36
37