Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PROPOSAL

PENGARUH METODE SUKU KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA


PERMULAAN DI KELAS 1 SDN 067775

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Masalah Aktual

Dosen Pembimbing : Chairunnisa Amelia, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

ELVINA SYAHLITA

( 2002090277 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah swt yang maha pengasih dan maha penyayang.
Puji syukur kehadirat allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis telah menyelesaikan seminar proposal yang berjudul “PENGARUH METODE


SUKU KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DI KELAS
1 SDN 067775”
Adapun seminar proposal ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruann dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.

Dengan kesadaran penuh dan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa


seminar proposal ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bbantuan dari
semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teristimewa penulis
ucapkan terimakasih kepada Ibu Chairunnisa Amelia.,S.Pd.,M.Pd yang telah mendidik
dan membimbing penulis dengan penuh kasih saying, dan tidak pernah berhenti
memanjatkan doa yang tulus kepada penulis, serta keluarga dan teman-teman serta
keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan doa kepada penulis dalam
menyelesaikan seminar proposal ini.

Adapun ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Agussani, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah


Sumatera Utara
2. Ibu Dr. Hj. Syamsuyurnita, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
3. Ibu Suci Perwita Sari, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara

i
4. Bapak Ismail Saleh Nasution, S.Pd., M.Pd sekretaris Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara
5. Ibu Chairunnisa Amelia, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan dengan baik dan benar dalam penulisan seminar
proposal
6. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dari awal sampai
akhir dalam penyelesaian seminar proposal ini.

Akhir kata penulis ucapkan semoga allah swt selalu melimpahkan berkahnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama penulisan seminar proposal
ini. Penulisan menyadari bahwa penulisan seminar proposal ini tidak luput dari
kekurangan yang jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Semoga seminar proposal ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Medan, 26 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4

C. Batasan Masalah .......................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

E.Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 7

A. Kerangka Teori ............................................................................................ 7

B. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 17

C. Penelitian Yang Relevan .............................................................................. 19

D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 21

A. Lokasi dan Waktu Peneitian ........................................................................ 21

B. Populasi dan Sampel .................................................................................... 21

C. Variabel Penelitian ....................................................................................... 22

D. Definisi Variabel Penelitian......................................................................... 22

E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 22

F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan


suatu Negara. Kualitas pendidikan ditentukan oleh beberapa faktor kurikulum,
guru atau tenaga pengajar, fasilitas, dan sumber belajar. Guru mempunyai
peranan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, guru dapat melakukan
pembelajaran yang inovatif di dalam kelas. Pembelajaran inovatif
mengutamakan siswa sebagi pusat pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Rini Kristiantari yang menyatakan bahwa peran guru di dalam proses
pembelajaran tetaplah menjadi kunci sukses sebuah pendidikan.
Pendidikan imemegang iperanan ipenting idalam imenghasilkan isumber
idaya mansia iyang iberkualitas. iPeningkatan ikualitas isumber daya imanusia
imerupakan salah isatu ipenekanan idari itujuan ipendidikan, i seperti
i yangitertuangidalamiUndang-UndangiNo. 20 tahun 2003 tentang tujuan
pendidikan nasional bab II Pasal 3 yang berbunyi :
“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuandan
membentuk iwatak iserta iperadaban ibangsa iyang ibermartabat idalam irangka
i mencerdaskan ibangsa, ibertujuan iuntuk iberkembangnya ipotensi ipeserta ididik
i agar imenjadi imanusia iyang iberiman idan ibertakwa ikepada iTuhan iYME,
i berakhlak mulia, isehat, iberilmu, icakap, ikreatif, imandiri idan imenjadi iwarga
i negara iyang demokratis isertaibertanggungijawab”.
Tujuanipendidikani i di i atas i dapat i tercapai i denganimelalui
i sistemipendidikan yang ibaik. iSistem ipendidikan iterdiri idari iProses, idimana
i proses ipendidikan iitu merupakan isuatu isistem iyang iterdiri idari iinput, idan
i proses ioutput. iInput merupakan ipeserta ididik iyang iakan imelakukan iaktivitas
i belajar, isedangkan ioutput merupakanihasil idari iproses iyangidilaksanakan.
Metode pembelajaran adalah salah satu aspek yang harus dikuasai oleh
seorang guru untuk menciptakan suasana tersebut, karena penggunaan metode
yang tepat akan dapat meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi
pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Metode Menurut Kamus Besar Bahasa

1
Indonesia (Tim Penyusun, 2007:740) adalah cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar terapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Menurut Suyanto dan Asep Djihat (2013:130) bahwa metode
pembelajaran merupakan cara mengajar atau cara menyampaikan materi
pelajaran kepasa siswa yang sedang belajar. Di dalam pembelajaran dan
pengajaran seorang guru harus cermat dalam melihat masalah-masalah yang
terjadi di kelasnya. Mencermati masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas ini
sebagai titik tolak seorang guru untuk mencari, menemukan dan menerapkan
solusi-solusi atas masalah tersebut dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran dan pengajaran. Menggunakan metode yang benar-benar
melibatkan siswa selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung akan
memberi peluang besar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
Bekal utama yang perlu dikuasai siswa sekolah dasar adalah pengenalan
huruf sebagai awal kemampuan membaca. Huruf merupakan simbol sekunder
bahasa. Bagi anak, kehadiran huruf memiliki makna jika huruf-huruf itu mereka
perlukan dalam kehidupan berbahasa. Anak-anak perlu mengenal huruf karena
mereka tertarik membaca nama toko, nama jalan, tulisan peringatan, merek,
cerita singkat bergambar, judul film anak-anak dan alamat surat. Anak-anak
mungkin juga perlu mengenal huruf karena mereka tertarik untuk menulis
identitas diri, menulis pesan singkat atau mencatat hal-hal yang mereka sukai.
Oleh karena itu, materi menulis dan membaca harus dimulai dari minat dan
kebutuhan anak itu.
Samsu Somadayo (2011: 4) Mengungkapkan bahwa membaca adalah
suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung di
dalam bahasa tulis. Semua yang diperoleh dari bacaan itu akan membuat daya
pikir semakin berkembang, mempertajam pandangan dan memperluas wawasan
seorang anak. Dengan belajar membaca anak akan mudah memperoleh ilmu,
membaca bukanlah suatu hal yang harus dipaksakan lagi karena akan timbul
kesadaran di diri anak betapa pentingnya membaca, melatih kemampuan berfikir
anak dengan membaca dapat pula membantu kemampuan berpikir awal mereka.
Kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat
berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut. Sebagai kemampuan yang
mendasari kemampuan berikutnya maka kemampuan membaca permulaan Oleh
karena itu, membaca dijadikan sebagai topik penelitian ini.

2
Dari hasil observasi yang saya lakukan pada saat PLP di SD ditemukan
beberapa permasalahan yang dihadapi seorang guru ketika mengajarkan belajar
membaca permulaan. Dimana masih banyaknya siswa yang belum bisa
membaca dengan fasih yang tentunya akan menyulitkan siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar, melihat metode yang digunakan oleh guru ketika
proses pembelajaran membaca kurang sesuai, dimana juga minimnya metode
belajar yang digunakan oleh guru sehingga kemampuan membaca siswa masih
tergolong rendah dimana siswa masih ada yang belum mengenal huruf sehingga
dari penelitian tersebut saya menggunakan metode Suku Kata untuk sebagai
solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan yaitu
metode Suku Kata yang kurang bermakna bagi siswa. Siswa di perkenalkan
dengan huruf abjad dari a sampai z baik itu huruf kapital maupun huruf kecil
kemudian menghafal huruf-huruf tersebut. Setelah siswa hafal, kemudian
menerapkan metode eja dalam membaca kata atau kalimat.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 6) menyatakan sebuah kelas
memiliki kelompok anak yang mempunyai berbagai perilaku yang berbeda,
tingkat kecerdasan yang beragam, daya serap yang berbeda, dan sebagainya
selalu ada variasinya. Oleh sebab itu diperlukan metode yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik anak berkesulitan belajar membaca. Metode yang
digunakan hendaknya sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang
memandang sebagai satuan bahasa terkecil yang digunakan untuk
berkomunikasi adalah kalimat. Rendahnya keterampilan membaca siswa kelas 1
di SDN 067775 Kecamatan Medan Johor Kabupaten Medan di latar belakangi
oleh beberapa hal, Guru hanya memberikan kesempatan kepada siswa membaca
secara bersama-sama tetapi tidak diberikan kesempatan secara individu,
akhirnya banyak siswa yang tidak lancar membaca karena hanya, ikut-ikutan
dalam kegiatan membaca dan banyak faktor lain yang mengakibatkan siswa
kurang lancar dalam membaca. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang
mampu memberikan kemudahan dalam memahami dan meningkatkan
keterampilan membaca permulaan siswa.
Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran membaca khususnya membaca permulaan bagi siswa bekesulitan
membaca adalah dengan penerapan metode Suku Kata. Metode ini dianggap
cocok untuk pembelajaran membaca permulaan karena manganut prinsip ilmu

3
bahasa umum dan berdasarkan pengalaman bahasa anak. Teknik pelaksanaan
pada metode tersebut yakni keterampilan memilih kartu huruf, kartu kata, dan
kartu kata yang disusun menjadi kalimat (R.I.Suhartin 2010: 94). Dalam hal ini
akan melibatkan kemampuan visual dan persepsi siswa, sehingga kemampuan
membaca permulaan anak nantinya akan meningkat.
Metode suku kata adalah suatu metode yang memulai pengajaran
membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah di rangkai
menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu di rangkai, yang terakhir
merangkai kata menjadi kalimat..
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, hal inilah
yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Penerapan Metode Suku Kata Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan DI Kelas 1 SDN 067775”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Kurangnya kemampuan pada siswa

2. Minimnya metode belajar yang digunakan dalam proses belajar membaca

3. Rendahnya kemampuan membaca yang mengakibatkan minimnya semangat


belajar siswa

4. Peserta didik tidak antusias dan cenderung pasif dalam proses kegiatan
belajar mengajar.

5. Menerapkan metode suku kata untuk meningkatkan kemampuan membaca


permulaaan

4
C. BATASAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah maka saya membatasi masalah yang saya teliti
yaitu :

1. Pada kemampuan membaca permulaan bagi siswa kelas 1 disekolah SDN


067775
2. Metode yang digunakan metode suku kata

D. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Terdapat pengaruh metode suku kata untuk kemampuan membaca


permulaan di kelas 1?

2. Bagaimana kemampuan membaca permulaan siswa dikelas 1 setelah


menggunakan metode suku kata?

E. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode suku kata dalam


kemampuan membaca permulaan

2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan membaca permulaan dikelas 1


setelah menggunakan metode suku kata

5
F. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat antara lain:


1. Manfaat segi teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya hasil penelitian
yang telah ada serta dapat memberi gambaran mengenai pengaruh penerapan
metode Suku Kata terhadap kemampuan membaca permulaan siswa.
2. Manfaat segi praktis

1. Bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka memperbaiki


metode pembelajaran di SDN 067775

2. Bagi guru, sebagai masukkan dalam peningkatkan kemampuan


membaca dengan mengetahui pengaruh penerapan metode Suku Kata
terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 SDN 067775
Kecamatan Medan Johor Kabupaten Medan. Guru dapat memperhatikan
hal tersebut untuk menunjang kemampuan membaca.

3. Bagi penelitian, agar dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan


berfikir secara ilmiah serta menambah metode belajar mengajar bagi
calon peserta didik.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. KERANGKA TEORI

1. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari


bahasa Yunani, yaitu methodos. Kata ini berasal dari dua suku kata,
yaitu metha yang berarti “melewati” atau “melalui”, dan hodos yang
berarti “jalan” atau “cara”. Oleh karena itu, metode memiliki arti suatu
jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Para ahli mendefinisikan
beberapa pengertian tentang metode antara lain yaitu Menurut
Purwadarminta dalam menjelaskan bahwa, metode adalah cara yang
teratur dan terpikir baik-baikk untuk mencapai suatu maksud. Menurut
Zulkifli metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Heri Rahyubi (2012: 236) mengartikan “metode adalah suatu


model cara yang dapat dilakukan untuk menggelar aktivitas belajar-
mengajar agar berjalan dengan baik”. menurut Sri Anitah dan Yetti
Supriyati (2008: 4.3) “metode adalah suatu cara yang teratur atau yang
telah dipikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai
sesuatu”. Hamid Darmadi (2010: 42) berpendapat bahwa “metode
adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”.

Jadi, dari beberapa pendapat ahli diatas dapat saya simpulkan


bahwa metode merupakan suatu cara agar tujuan pengajaran tercapai
sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik. Pemilihan metode
yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, Sehingga
metode juga bisa diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah disusun. Metode disini hanya
sebagai alat, dan bukan sebagai tujuan sehingga metode mengandung
implikasi bahwasannya proses penggunaannya harus sistematis dan

7
kondisional. Maka hakekatnya penggunaan metode dalam proses belajar
mengajar adalah pelaksanaan sikap hati-hati dalam pekerjaan mendidik
dan mengajar. Karena metode berarti cara yang paling tepat dan cepat,
maka urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar
secara ilmiah.

b. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran

Menurut Uno (2011, hlm. 17) variabel metode pembelajaran


diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: a) berdasarkan strategi
pengorganisasian, b) berdasarkan penyampaian pembelajaran, c)
berdasarkan strategi pengelolaan pembelajaran. Di bawah ini adalah
penjabaran masing-masing jenis.

a) Berdasarkan Strategi Pengorganisasian

Berarti jenis metode pembelajaran yang secara khusus


memanfaatkan cara pengorganisasian pembelajaran agar
lebih efektif dan berdampak pada peserta didik.
“Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan seperti
pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, dan
format lainnya yang setingkat. Strategi pengorganisasian,
lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Strategi Mikro, mengacu kepada metode untuk


pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada
satu konsep, prosedur, atau prinsip.

b. Strategi Makro, mengacu kepada metode untuk


mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan
lebih dari satu konsep, prosedur, atau prinsip.

b) Berdasarkan Penyampaian Pembelajaran

Merupakan jenis metode yang fokus pada penyusunan


strategi penyampaian pembelajaran yang biasanya
menggunakan media pembelajaran sebagai alat utamanya.
Media digunakan untuk menyampaikan pembelajaran

8
kepada siswa dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu,
media juga dapat merangsang respons dan masukan lebih
dari peserta didik. Media pembelajaran merupakan bidang
kajian utama dari jenis metode ini. Oleh karena itu,
setidaknya terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan
dalam membuat media pembelajaran sebagai strategi
penyampaian pembelajaran, yakni:

a. Tingkat kecermatan dalam menggambarkan sesuatu.

b. Tingkat interaksi yang mampu ditimbulkannya.

c. Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya.

d. Tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya.

e. Tingkat biaya yang diperlukan.

c) Berdasarkan Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Merupakan jenis metode yang secara khusus


menata interaksi antara peserta didik dan variabel metode
pembelajaran lainnya. Strategi dalam jenis metode ini
berkaitan dengan pengambilan keputusan mengenai
strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

c. Faktor-Faktor Penggunaan Metode Pembelajaran

Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi


dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan
metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus
dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam
mengajar sperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad dalam
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010: 46) diantaranya :

1) Tujuan

9
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan
belajar-mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan
pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan
instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional
dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang dipilih
guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak
didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2) Anak didik

Anak didik adalah manusia berpotensi yang


menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang
berkewajiban mendidiknya. Perbedaan individual
anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan
psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru
ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.

3) Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan


tidak selamanya sama dari hari ke hari.Guru harus
memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan
situasi yang diciptakan itu.

4) Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi


pemilihan dan penentuan metode pembelajaran.
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar
anak didik di sekolah.

5) Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda.


Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi

10
kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap
berbagai jenis metode menjadi kendala dalam
memilih dan menentukan metode.

2. Metode Suku Kata

a. Pengertian Metode Suku Kata


Metode suku kata adalah suatu metode yang memulai pengajaran
membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah di
rangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu di rangkai,
yang terakhir merangkai kata menjadi kalimat. Metode suku kata
menurut Depdikbud (1992:12) metode suku kata adalah suatu metode
yang mulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-
kata yang sudah di rangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku
kata itu di rangkai menjadi kata yang terakhir merangkai kata menjadi
kalimat. Sedangkan Pendapat Muhammad Amin (1995:207) metode
suku kata adalah “suatu metode yang di mulai dengan mengeja suku-
suku kata kemudian suku kata di gabungkan menjadi kata dan
diuraikan menjadi huruf”. Jadi metode suku kata ada dua macam .
Kedua metode ini sama penerapnnya menggunakan cara
mengurai dan merangkai. Menurut depdikbud (2005 : 12) Metode suku
kata adalah suatu metode yang memulai pengajaran membaca
permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah dirangkai menjadi
suku kata, kemudian suku-suku kata itu dirangkai menjadi kata yang
terakhir merangkai kata menjadi kalimat.

Dari pendapat diatas dapat saya simpulkan bahwa Metode Suku


Kata yaitu suatu cara yang dapat di gunakan dalam kegiatan belajar
membaca permulaan dikelas rendah yang mana pada dasarnya memiliki
tahapan yaitu tahap awal menampilkan keseluruhan dan mengenalkan
sebuah kalimat utuh, lalu melakukan sebuah penguraian dan sintetik
menggabungkan kembali ke bentuk struktur semula. Untuk tercapainya
suatu proses pembelajaran yang baik dan memudahkan peserta didik
untuk membaca maka teknik pelaksanaan pembelajaran metode suku

11
kata yakni keterampilan membaca dengan menggunakan kartu huruf,
kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, pendidik dan sebagian
peserta didik menempel kata-kata yang tersusun sehingga menjadi
kalimat yang berarti.

b. Langkah-Langkah Metode Suku Kata

Langkah-langkah pembelajaran dapat pula dilakukan dengan cara

Sebagai berikut :

a) I-ni dimulai dengan suku kata dibaca ini

b) I- ma dimulai dengan suku kata Ima

c) Dua kata di atas dirangkai menjadi yaitu ini Ima.

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Suku Kata

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan


kekurangan. Demikian juga dengan metode suku kata memiliki
kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode suku yaitu :

a. Kelebihan

1. Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf


sehingga mempercepat proses penguasaan kemampuan
membaca permulaan.
2. Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau
menguraikan suku kata yang dipergunakan dalam unsur-
unsur hurufnya
3. Penyajian tidak memakan waktu yang lama
4. Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata

12
Sedangkan kelemahan metode suku kata yaitu :

Bagi anak kesuliatan belajar yang kurang mengenal huruf, akan


mengalami kesulitan merangkaikan huruf menjadi suku kata
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di tegaskan keuntungan
metode suku kata ini adalah untuk membantu siswa terhadap
pembelajaran membaca sehingga metode suku kata ini dapat di gunakan
untuk meningkatkan keterampilan membaca permula.

3. Membaca Permulaan

a. Pengertian Membaca Permulaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:623),


“kemampuan” berarti kesanggupan atau kecakapan. “Membaca” berarti
melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, atau mengeja dan
melafalkan apa yang tertulis. Menurut St. Y. Slamet (2008: 57) bahwa
Membaca dan Menulis Permulaan (MMP) merupakan dua aspek
kemampuan berbahasa yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan.

Menurut Lerner dalam (Mulyono, 2003:200) mengungkapkan


bahwa kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai
berbagai bidang studi. Apabila anak pada usia sekolah permulaan tidak
segera memiliki kemampuan membaca, maka anak akan mengalami
banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas
berikutnya. Anak harus belajar membaca agar dapat membaca untuk
belajar. Menurut Wahidah (2016 : 12) membaca permulaan merupakan
tahapan prosese belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal.
Membaca permulaan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang
bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang
akan dapat memperoleh informasi, memperoleh ilmu pengetahuan serta
pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan
itu akan memungkinkan orang tersebut mampu meningkatkan daya

13
pikirnya, mempertajam pandangannya dan memperluas wawasannya.
Dengan demikian kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat
diperlukan oleh siapa pun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Oleh
sebab itu, pembelajaran membaca di sekolah mempunyai peran
penting. Pembelajaran membaca di sekolah dasar terdiri atas dua
bagian yakni membaca permulaan yang dilaksanakan di kelas I dan II.
Melalui membaca permulaan ini, diharapkan siswa mampu mengenal
huruf, suku kata, kata, kalimat dan mampu membaca dalam berbagai
konteks.

Terdapat beberapa tahap dalam proses belajar membaca. Initial


reading (membaca permulaan) merupakan tahap kedua dalam membaca
menurut Mercer dalam (Abdurrahman, 2003:201). Tahap ini ditandai
dengan penguasaan kode alfabetik, di mana anak hanya sebatas
membaca huruf per huruf atau membaca secara teknis. Membaca secara
teknis juga mengandung makna bahwa dalam tahap ini anak belajar
mengenal fonem dan menggabungkan (blending) fonem menjadi suku
kata atau kata. Kemampuan membaca ini berbeda dengan kemampuan
membaca secara formal (membaca pemahaman), di mana seseorang
telah memahami makna suatu bacaan. Tidak ada rentang usia yang
mendasari pembagian tahapan dalam proses membaca, karena hal ini
tergantung pada tugastugas yang harus dikuasai pembaca pada tahapan
tertentu.

Menurut Datmiyati Zuchdi dan Budiasih (2001: 58), membaca


permulaan diberikan secara bertahap, yakni pramembaca dan membaca.
Pada tahap pramembaca, kepada siswa diajarkan: (1) sikap duduk yang
baik pada waktu membaca; (2) cara meletakkan buku di meja; (3) cara
memegang buku; (4) cara membuka dan membalik halaman buku; dan
(5) melihat dan memperhatikan tulisan. Pembelajaran membaca
permulaan dititik beratkan pada aspek-aspek yang bersifat teknis
seperti ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan intonasi yang wajar,
kelancaran dan kejelasan suara.

14
Glenn Doman dalam (Anna Yulia, 2005:19) mengemukakan
bahwa membaca merupakan salah satu fungi yang paling penting dalam
hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada
kemampuan membaca. Membaca dapat diartikan sebagai suatu metode
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-
kadang dengan orang lain yaitu mengkomunikasikan makna yang
terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Menurut
Lerner dalam (Rini Utami Aziz, 2006:15), kemampuan membaca
merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak
pada usia permulaan sekolah tidak segera memiliki kemampuan
membaca, ia akan mengalami kesulitan dalam mempelajari bidang
studi lain.Anak atau siswa dikatakan berkemampuan membaca
permulaan jika dia dapat membaca dengan lafal dan intonasi yang jelas,
benar dan wajar, serta lancar dalam membaca dan memperhatikan
tanda baca.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan


membaca permulaan adalah kesanggupan peserta didik membaca
dengan lafal dan intonasi yang jelas, benar dan wajar serta
memperhatikan tanda baca. Pengajaranmembaca permulaan lebih
ditekankan pada pengembangan kemampuan dasar membaca. Siswa-
siswi dituntut untuk dapat menyuarakan huruf, suku kata, kata dan
kalimat yang disajikan dalam bentuk tulisan ke dalam bentuk lisan.

b. Tujuan Membaca Permulaan

Iskandarwassid (2008: 289) menyampaikan bahwa tujuan


pembelajaran membaca permulaan bagi siswa adalah sebagai berikut:

a. Mengenali lambang-lambang (simbol-simbol bahasa),


b. Mengenali kata dan kalimat,
c. Menemukan ide pokok dan kata-kata kunci,
d. Menceritakan kembali isi bacaan pendek.

15
c. Pentingnya Pembelajaran Membaca Permulaan

Kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan


akan sangatberpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut. Sebagai
kemampuan yang mendasari kemampuan berikutnya maka kemampuan
membaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru, sebab,
jika dasar itu tidak kuat, pada tahap membaca lanjut siswa akan
mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan membaca yang
me madai. Seperti yang telah diuraikan pada awal bab ini, kemampuan
membaca sangat diperlukan oleh setiap orang yang ingin memperluas
pengetahuan dan pengalaman, mempertinggi daya nalar, mempertajam
penalaran, mencapai kemajuan dan peningkatan diri. Oleh sebab itu,
bagaimana pun guru kelas I haruslah berusaha sungguh-sungguh agar
dapat memberikan dasar kemampuan membaca kepada anak didiknya.
Hal itu akan dapat terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran, baik
mengenai materi, metode, maupun pengembangannya.

Glenn Doman (Anna Yulia 2005: 19) mengemukakan bahwa


membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam
hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada
kemampuan membaca. Kemampuan membaca dapat diartikan sebagai
suatu metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri
dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengkomunikasikan
makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis
(Henry Guntur Tarigan, 1985: 8). Menurut Godman (dalam
Solehuddin, dkk, 2009: 7.2) membaca bukan hanya kegiatan
membunyikan huruf huruf, tetapi juga memberi makna pada tulisan
yang dibaca, sehingga anak akan mampu berpikir tentang apa yang
dibaca.

Menurut Lerner (Rini Utami Aziz , 2006: 15), kemampuan


membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi.
Jika anak pada usia permulaan sekolah tidak segera memiliki
kemampuan membaca, ia akan mengalami kesulitan dalam
mempelajari bidang studi lain.
16
Dari uraian beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pentingnya kemampuan membaca permulaan yaitu sebagai
suatu proses untuk menafsirkan simbol-simbol dan lambang-lambang
dalam bahasa yang diikuti oleh pengalaman pembaca yang digunakan
sebagai alat untuk menginterprestasikan simbol-simbol dan lambang-
lambang tersebut menjadi suatu kata atau kalimat yang mempunyai
makna.

B. KERANGKA FIKIR

Pada pelaksanaan pembelajaran peserta didik harus di tekankan pada


suatu proses pembelajaran dalam kegiatan membaca peserta didik harus di bantu
supaya dapat tercapainya proses pembelajaran membaca peserta didik.

Menurut (Taringan, 1958:7) menyebutkan bahwa membaca adalah suatu


proses memetik dan memahami arti atau makna yang terkandung didalam
bahasa tulis. Maka dari keempat keterampilan tersebut, keterampilan membaca
sangat berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa lainnya. Apabila seorang
anak tidak dapat membaca dengan baik, maka anak akan mengalami kesulitan
dalam mengikuti berbagai macam disiplin ilmu lainnya. Anak akan kesulitan
dalam menulis apa yang ingin ditulisnya, anak akan kesulitan dalam berbicara
dengan orang lain karena keterbatasan informasi yang dimilikinya, dan anak
akan kesulitan dalam menyimak karena keterbatasan kosakata yang dimilikinya
karena tidak tau membaca. Selain itu, apabila anak tidak diajarkan membaca
diusia dini yakni pada anak kelas I dan II Sekolah Dasar, maka anak akan
mengalami kesulitan pada kelas-kelas tinggi nantinya. Tentunya hal ini yang
harus dihindari oleh setiap guru.

Kenyataannya dalam proses pembelajarannya peserta didik fokus


mendengar apa yang di sampaikan oleh pendidik. Oleh sebab itu dalam
kemampuan membaca peserta didik belum di perhatikan. Maka dari itu materi
dengan metode yang di sampaikan harus benar-benar di sampaikan dengan baik.
Salah satu faktor yang merupakan suatu pembelajaran kurang memperhatikan
yaitu dari penggunaan metodenya sendiri yang kurang menarik perhatian peserta
didik, jadi peserta didik yang berada didalam kelas tersebut merasa bosan

17
dengan apa yang djelaskan oleh gurunya, karena pendidik sebelumnya hanya
memberikan materi kepada peserta didik tanpa menggunakan salah satu metode
apapun. Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam
kelas tersebut, peneliti ingin mencoba menggunaka metode yang bisa digunakan
dalam proses membaca permulaan bagi peserta didik kelas rendah, yaitu dengan
mencoba menggunakan metode suku kata.

Gambar 2.1

Kerangka berfikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pengaruh Metode Suku Kata


Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Siswa

Metode Suku Kata

Berpengaruh Tidak
Hasil / Temuan
Berpengaruh

Dengan metode suku kata ini dapat di lakukan dalam proses belajar
mengajar yang akan di sampaikan kepada peserta didik yaitu dengan tahapan
yang pertama menampilkan sebuah kalimat yang utuh dahulu lalu menguraikan
kalimat tersebut setelah itu menggabungkan kembali kalimat yang telah di
uraikan ke dalam bentuk semula. untuk tercapainya suatu proses pembelajaran
yang baik dan memudahkan peserta didik dalam membaca permulaan.

18
C. PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian yang dilakukan didukung oleh beberapa hasil penelitian


sebelumnya :

Hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini diantaranya


Ibdillah Khairu Umma dengan judul “ Upaya Peningkatan Keterampilan
Membaca Melalui Metode Suku Kata Pada Siswa kelas I MI Muhammadiyah
Krendetan Kecamatan Bagelen Kabupaten Purwarejo” berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
penggunaan metode suku kata berpengaruh terhadap keterampilan membaca
permulaan Siswa Kelas I. Hal ini dibuktikan dalam nilai nilai rata-rata siklus 1
sebesar 66.30 pada siklus II sebesar 69.70.

Erna sundari dengan judul “ Pengaruh Metode Permainan Pola Suku


Kata dan kartu kata bergambar terhadap kemampuan membaca awal siswa
Kelompok B6 TK Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2013, dari analisis
deskrkipsi yang diperoleh dapat digambarkan bahwa metode permainan suku
kata berpengaruh terhadap kemampuan membaca awal. Hal ini dibuktikan dari
nilai rata-rata yang diperoleh yaitu pretest 67.8 sedangkan posttestnya sebesar
74.9 metode suku kata dengan hasilbelajar bahasa indonesia pada murid kelas I
SD Negeri Parang Tambung I kecamatan Tamalate Kota Makassar dapat
disimpulkan dari hasil penelitian yang dilakukan tersebut menyatakan bahwa
ada hubungan yang sangat signifikan dari membaca permulaan dengan
menggunkan metode suku kata, ini dibuktikan dari hasil yang diperoleh yaitu
Pengujian analisis data menunjukkan nilai r hitung sebesar 0,860 jumlah r
hitung merupakan hasil dari analisis product moment yang diambil dari hasil tes
membaca permulaan melalui metode suku kata dan hasil belajar bahasa
Indonesia, sedangkan nilai r tabel sebesar 0,355, hal ini dapat dilihat pada taraf
signifikan 5 % dengan N= 31.

19
D. HIPOTESIS PENELITIAN

1. UJI HIPOTESIS

Sugiyono menyatakan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap


rumusan masalah. Arikunto menyatakan bahwa ada dua jenis hipotesis yang
digunakan yaitu alternatif (Ha) dan alternatif nol (0). Hipotesis alternatif
menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh Metode Suku Kata terhadap kemampuan


membaca permulaan siswa kelas 1 SDN 067775 Kecamatan Medan Johor
Kabupaten Medan.

Ha : terdapat pengaruh Metode Suku Kata terhadap kemampuan membaca


permulaan siswa kelas 1 SDN 067775 Kecamatan Medan Johor Kabupaten
Medan.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu penelitian


1. Lokasi
Lokasi Penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian yaitu
di sekolah dasar 067775, lokasi ini sangat penting dalam penelitian kuantatif
karena mempermudah peneliti melakukan objek dan tujuannya.
2. Waktu
Menurut sugiyono waktu Penelitian adalah tidak ada cara yang mudah untuk
menentukan berapa lama penelitian dilaksanakan. Tetapi lama nya penelitian
akan tergantung pada keberadaan sumber data dan tujuan penelitian.
Sehingga waktu dalam penelitian ini dimulai dari tanggal 20 Desember 2022
sampai tanggal 2 Februari 2023.

B. Populasi dan sampel


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2014:80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

Berdasarkan pandangan di atas, maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud


dengan populasi seluruh anggota atau objek yang akan diteliti disuatu
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas I
SDN 067775 yang berjumlah 25 orang. Berikut ini merupakan tabel
jumlah peserta didik.
No. Kelas L P Jumlah

1 1 10 15 25

Jumlah 25

21
Keterangan :
L : Laki-laki
P : Perempuan

2. Sampel

Menurut Arikunto (dalam Ernawati,2012) Sampel merupakan bagian dari


keseluruhan yang menjadi objek sesungguhnya dari suatu penelitian
sedangkan metode yang digunakan menyeleksi disebut sampling. Apabila
populasi terlalu banyak, jalan yang ditempuh adalah mengambil sampel
sebagai wakil dari popuasi yang ditetapkan. Penentuan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik “total sampilng” artinya peneliti
mengambil seluruh jumlah populasi sebagai anggota sampel. Dengan
pertimbangan bahwa jumlah murid hanya 25 orang.

C. Variabel penelitian

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu Metode Suku Kata. Variabel terikat
(Y) dalam penelitian ini yaitu kemampuan Membaca permulaan siswa kelas SDN
067775 Kecamatan Medan Johor Kabupaten Medan.

D. Definisi variabel penelitian

Penelitian ini menggunakan variabel yaitu Metode Suku Kata sebagai variabel
bebas (X), dan kemampuan membaca permulaan siswa sebagai variabel terikat
(Y).
Secara operasional variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1. Metode Struktural Analitik Sintetik (X), merupakan salah satu metode
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi siswa dalam proses belajar.

2. Kemampuan membaca siswa (Y) adalah perubahan-perubahan yang tejadi


pada siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar bahasa indonesia.

E. Instrumen penelitian

Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data


yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan
informasi di lapangan (Sukardi, 2003:75). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yakni :

22
1. Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan


dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana aktivitas
serta peran guru terhadap peserta didik selama proses pembelajaran dapat
berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan. Sasaran observasi
adalah kondisi proses belajar mengajar di kelas 1 SDN 067775 Kecamatan
Medan Johor Kabupaten Medan.

F. Teknik analisis data

1. Uji Coba Instrument

a. Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang dimaksudkan
untuk diukur. Validitas alat ukur tidak terganggu. Secara umum ada tiga
pendekatan dalam meneliti validitas suatu alat ukur, yaitu validitas isi, 2)
validitas konstruk, dan 3) validitas kriteria.Validitas isi adalah validitass
yang fokus kepada elemen-elemen apa yang ada dalam ukur, sehingga
analisis rasional adalah proses utama yang dilakukan dalam analisis
validitas. Pada instrumen penelitian ini dilakukan pengujian validitas isi.
Validasi mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar.Keseluruhan instrumen tes akan dinyatakan valid atau tidak valid oleh
ahli materi. Apabila ada butir soal yang masih perlu baikan, maka diperbaiki
soal tersebut. Hasil validasi expert judgment dinyatakan valid, maka
instrumen layak untuk di uji cobakan.

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama
pula. Setelah dilakukan uji coba soal terdapat soal yang memiliki validitas
maka setelah dilakukan uji validitas langkah akan digunakan yaitu uji
reabilitas. Reliabilitas kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran yang
dikatakan mantap atau konsisten, apabila digunakan untuk mengukur
berulang kali, alat pengukur itu akan menunjukkan hasil yang sama, dan
dalam kondisi yang sama.

23
2. Uji Pra Syarat
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan
distribusi data. Tujuan dari uji adalah untuk mengetahui apakah data
yang terambil merupakan data berdistribusi normal atau bukan. Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji chi
kuadrat (x2 hitung), yaitu sebagai berikut:

Keterangan :
X2 = chi kuadrat
Fo = frekuensi yang observasi
Fn = frekuensi yang diharapkan
Kesimpulan :
Jika X hitung ≤ Xtabel maka distribusi data normal
Jika X hitung ≥ Xtabel makadistribusi data tidak normal

b. Uji Hipotesis
Untuk mengukur kegiatan x dan y dan membuktikan hasil
penelitian tentang pengaruh Pengaruh Metode Struktural Analitik
Sintetik (Sas) Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Di Kelas
1 Sd Swasta PAB 12.
Rumus T-tes parametris varians:

24
Kesimpulan :
Jika Thitung ≥ T tabel berarti ada pengaruh model pembelajaran Game
Based Learning.
Jika Thitung ≤ T tabel berarti tidak ada pengaruh model pembelajaran
Game Based Learning.

25
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. : Angkasa

Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Depok: PT Raja Grafindo, 2015).

Akhadiah,dkk.1991. Pengertian membaca.Jakarta: Departemen Pedidikan Dan


Kebudayaan Direkrorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Kependidikan.

Sisdiknas, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Bab II, Pasal 2, Jakarta. Sinar Grafika. Dalman. 2013 .Pengertian membaca.
Jakarta:Raja Grafindo.
Puspita Linda dkk, 2000. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar.
Bandung : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi PJS. Direktur Ketenagaan
https://www.e-jurnal.com/2013/12/metode-suku-kata.html
http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JMSG/article/view/457/436

Badan Standart Nasional Pendidikan, Standar Kompetansi dan Kompetensi Dasar


SD/MI, Jakarta, 2006.
Suyanto & Asep Jihad. 2013. Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo

Rini Utami Aziz.2006.Kemampuan Membaca.Jakarta:Direkrorat Jenderal Pendidikan


Tinggi.

Margono,S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka


Cipta.membaca permulaan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, (Online), Vol. 2,
Supardi, 1992. Tahapan Membaca Permulaan.
Jakarta : Depdikbud
Murni, Siti. 2015. Keefektifan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Metode
Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Ali, Muhammad. 2009. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Sugiono, metode penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014).

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan


R&G. Bandung: Alfabeta.

26
L
A
M
P
I
R
A
N

27
SILABUS
PENGGALAN SILABUS PERTEMUAN KE-1
Satuan Pendidikan : SDN 067775
Kelas / Semester : 1/1
Tema : Diri Sendiri

Kompetensi inti Kompetensi Materi indikator Penilaian Alokasi


dasar pokok waktu
1. Menerima , Mengenal Melafalkan 1. Menunjukkan Jenis / Teknik : 2 x 35
menjalankan, dan lambang huruf vokal membaca menit
1. Kterampilan
menghargai ajaran bunyi vokal dan nyaring dalam
dan konsonan konsonan : lembar
agama yang sutu kata yang
dalam kata suku kata observasi
dianutnya. terkait dengan
suku kata benda disekitar 2. Pengetahuan
2. Menunjukkan bahasa
: tes tulis
perilaku jujur, indonesia 2. Menunjukkan
disiplin, tanggung huruf konsonan Instrumen :
jawab, santun, dalam suatu
1. Soal tes
peduli, dan kata yang
percaya diri dalam terkait dengan 2. Lembar
berinteraksi benda disekitar observasi
dengan keluarga,
teman, dan guru .

3. Memahami
pengetahuan
faktual, dengan
cara mengamati
(mendengar,melih
at,membaca) dan
menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah, di sekolah.

4. Menyajikan
pengetahuan

28
faktual dalam
bahasa yang jelas
dan logis dan
sistematis dalam
karya yang estetis,
dalam gerakan
yang
mencerminkan
anak sehat, dan
dalam tindakan
yang
mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia.

29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 067775


Kelas / Semester : I (Satu) / ganjil
Tema : Diri Sendiri
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

1. Menerima , menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan


percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru .

3. Memahami pengetahuan faktual, dengan cara mengamati


(mendengar,melihat,membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
Membaca dengan menggunakan suku kata

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
• Siswa mampu mengenal huru-huruf
• Siswa mampu membaca secara perlahan melalui kalimat atau suku kata Siswa
dapat menyalin/mencontoh huruf, suku kata dan kata.

30
D. MATERI PEMBELAJARAN
Mengenal huruf

E. METODE PEMBELAJARAN
Suku Kata

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal
 Melakukan pembukaan dengan salam dan dilanjutkan dengan membaca doa
 Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan diharapkan
dikaitkan dengan pengalaman peserta didik
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti
 Pada awal pelajaran, guru menyampaikan kepada siswa mereka akan belajar mengenal
huruf.
 Agar dapat mengenal huruf dengan baik, guru menulis huruf a-z pada selembar
karton/kertas berukuran lebar. Kertas/ karton itu lalu ditempel di papan tulis.
 Siswa diajak untuk bernyanyi lagu “a-b-c” sambil guru menunjukkan huruf yang
dimaksud pada lembar kertas. (lihat buku siswa halaman 12).
 Ulangi sekali lagi. Tunjuk salah satu siswa untuk menunjukkan huruf a-z saat teman
yang lain bernyanyi lagu “a-b-c”.
 Untuk membantu menguatkan siswa tentang konsep huruf, mereka berlatih
mengidentifikasi nama tokoh dibuku dengan melihat hurufhurufnya. (Lihat
buku siswa di halaman 13)
 Setiap siswa mencoba untuk memasang kartu nama pada dirinya sendiri
 Siswa diajak untuk bermain kartu huruf penyusun nama benda di sekitar. Setiap
anak mendapatkan satu set kartu a-z dan satu set kartu huruf huruf “a, I,u, e, o”.

Kegiatan Penutup

 Kegiatan ditutup dengan diskusi mengenai kegiatan hari ini. Siswa


menceritakan perasaan dan kesulitannya saat bermain kartu huruf
 Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi yang baru saja dilakukan

 Kemudian guru memeriksa pekerjaan siswa yang telah selesai dikerjakan

31
G. PENILAIAN

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan guru yaitu
dengan pengamatan keterampilan dan tes pengetahuan rubric penilaian.

Mengetahui : Medan 26 Desember 2022


Guru Kelas I Peneliti

Mutiara Elvina Syahlita


196911251997032003 2002090277

32
MATERI AJAR

Membaca Suku Kata dan Kata

Ayo membaca suku kata dan kata


bacalah dengan nyaring nyaring
berarti bersuara keras ayo bacalah
dengan nyaring

i b u g u r u

i
bu gu ru

ibu Guru

Ibu guru

33
Membaca Nyaring Suku Kata dan Kata

Kamu sudah belajar membaca membaca nyaring

huruf vokal dan konsonan kamu akan mempelajari

kembali ayo bacalah huruf dan kata berikut bacalah

dengan nyaring

34
kelapa
ke la pa
k e l a p a ini kelapa
ke la pa
kelapa

daun
da un
d a u n ini daun
da un
daun

35
LEMBAR OBSERVASI

Nama :
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Hari / Tanggal :

Berilah Tanda Cek ( √ ) Pada Kolom Yang Sesuai!


NO KEGIATAN SKOR
1 2 3 4 JS
1 Mampu mengetahui huruf-huruf abjad

2 Mampu membaca huruf

3 Mampu membaca suku kata

4 mampu membaca kata

5 Mampu membaca kalimat sederhana

JUMLAH

Keterangan : (1) Kurang Baik


(2) Cukup Baik
(3) Baik
(4) Sangat Baik

36
37

Anda mungkin juga menyukai