Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi dan Asesmen Pendidikan
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Wiwi Isnaeni, M.S.
Disusun oleh :
Ghina Afifah 2399010011
Sulastina 2399010013
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga
penyusunan makalah yang berjudul “Asesmen dalam Kurikulum Merdeka” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis dalam pembuatan makalah ini dan juga berbagai sumber yang telah menjadi
referensi, sumber data dan fakta bagi penulis makalah ini.
Adapun maksud penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan mata kuliah
Evaluasi dan Asesmen Pendidikan, pada makalah ini kami mengambil pembahasan mengenai
“Asesmen Diagnostik, Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif”. Penulis berharap semoga
gagasan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan referensi untuk menambah
wawasan bagi pembaca pada umumnya.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya semua
yang membaca makalah ini.
Penulis,
Semarang, 17 April 2024
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum Merdeka Belajar dilatar Kurikulum Merdeka Belajar dilatar belakangi oleh
adanya hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan
bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawahkompetensi minimum dalam
memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Skor PISA ini
tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10-15 tahun terakhir. Selain
itu,terdapat kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal
kualitas belajar yang diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.
Kurikulum Merdeka diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2022. Kurikulum ini memberikan otonomi
kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik murid.
Asesmen merupakan bagian penting dalam pembelajaran untuk mengetahui kemajuan
belajar murid. Asesmen yang baik dapat membantu guru dalam memahami kebutuhan
belajar murid, memberikan umpan balik yang efektif, dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Dalam Kurikulum Merdeka penilaian menggunakan istilah asesmen yang diartikan
sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan
belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya keterpaduan pembelajaran dengan
asesmen, terutama asesmen formatif, sebagai suatu siklus belajar. Prinsip-psinsip
pembelajaran yang digandengakan dengan prinsip-prinsip asesmen mengindikasikan
pentingnya pengembangan strategi pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar
peserta didik atau yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right level (TaRL).
Asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti
ketercapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus,
dimana asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang,
kemudian asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung.
Oleh karena itu, asesmen yang diutamakan adalah asesmen formatif yang berorientasi pada
perkembangan kompetensi peserta didik. Pembelajaran dan asesmen merupakan satu
kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu:
1. Apa definisi asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
2. Apa tujuan asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
3. Adakah keterkaitan pembelajaran dengan asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
4. Apa saja prinsip-prinsip asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
5. Apa saja jenis-jenis asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
6. Apa saja manfaat asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
7. Apa saja tantangan dan bagaimana solusi asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
8. Bagaimana integrasi asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
C. Tujuan Masalah
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui definisi asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
2. Mengetahui tujuan asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
3. Mengetahui adanya keterkaitan pembelajaran dengan asesmen dalam Kurikulum
Merdeka?
4. Mengetahui prinsip-prinsip asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
5. Mengetahui jenis-jenis asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
6. Mengetahui manfaat asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
7. Mengetahui tantangan dan solusi asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
8. Mengetahui integrasi asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asesmen
Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris, yaitu assessment yang artinya
penilaian. Dalam dunia pendidikan, asesmen adalah serangkaian kegiatan yang
meliputi pengumpulan data, analisis data, hingga interpretasi data yang bertujuan untuk
mengetahui Tingkat pemahaman dan kinerja siswa selama proses pembelajaran.
Asesmen ini tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran saja, tapi juga selama proses
pembelajaran berlangsung. Biasanya, asesmen terhadap siswa ini dilakukan oleh
masing-masing guru pengampu mata pelajaran.
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada guru untuk menciptakan
pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta
didik. Peserta didik juga menjadi fokus utama pembelajaran dan asesmen.
Pembelajaran meliputi aktivitas merumuspakan capaian pembelajaran yang menjadi
tujuan pembelajaran dan cara mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara
asesmen adalah aktivitas selama proses pembelajaran untuk mencari bukti ketercapaian
tujuan pembelajaran. Pembelajaran dan asesmen merupakan satu siklus; dimana
asesmen memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang, kemudian
asesmen digunakan untuk mengecek efektivitas pembelajaran yang berlangsung.
Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada guru dalam memilih
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Asesmen merupakan
bagian penting dalam pembelajaran untuk mengetahui kemajuan belajar murid. Ada
tiga jenis asesmen utama dalam Kurikulum Merdeka: asesmen diagnostik, asesmen
formatif, dan asesmen sumatif.
3
2. Memberikan informasi yang lebih rinci mengenai kemajuan siswa dalam
pembelajaran
3. Memperlihatkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dari proses
pembelajaran yang diikutinya
4. Memberikan informasi mengenai efektivitas pembelajaran yang dilakukan
5. Memberikan ruang kepada guru untuk dapat memberikan umpan balik kepada
siswa
6. Memotivasi siswa untuk meningkatkan atau mempertahankan hasil belajarnya
7. Memudahkan guru untuk mengetahui potensi dan minat siswa
4
peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan prinsip-prinsip
asesmen, pendidik diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitas pembelajaran,
dan penyediaan informasi yang holistic, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta
didik dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi
pembelajaran selanjutnya
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan Keputusan tentang Langkah dan
sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan infomari yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan orang
tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
5
Tujuan asesmen diagnostic non-kognitif antara lain:
• Mengetahui kesehajteraan psikologi dan sosial emosi siswa
• Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah
• Mengetahui kondisi keluarga siswa
• Mengetahui latar belakang pergaulan siswa
• Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa
Tujuan asesmen diagnostic kognitif antara lain:
• Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
• Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa
• Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang
kompetensinya di bawah rata-rata
Contoh kegiatan pelaksanaan asesmen diagnostic non-kognitif adalah meminta
siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah serta menjelaskan
aktivitasnya seperti bercerita, menulis dan menggambar. Sedangkan contoh kegiatan
pelaksanaan asesmen diagnostic kognitif adalah perencanaan soal hingga tindak lanjut.
2. Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memberikan
informasi atau umpan balik kepada guru maupun siswa agar memperbaiki proses
belajar. Asesmen ini dilakukan di awal pembelajaran, pertengaharan pembelajaran,
maupun sepanjang pembelajaran berlangsung. Asesmen formatif dilakukan di awal
pembelajaran untuk memberikan informasi kepada guru mengenai kesiapan siswa
dalam mempelajari materi pelajaran sekaligus kesiapan mereka dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan. Artinya, asesmen ini tidak digunakan untuk
keperluan penilaian hasil belajar siswa yang dilaporkan dalam rapor.
Sementara jika asesmen formatif dilakukan di pertengahan, akhir atau
sepanjang pembelajaran berlangsung bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa
sekaligus memberikan umpan balik yang cepat kepada guru, misalnya mengenai
pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dijelaskan. Jika siswa sudah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran, maka guru dapat menlanjutkan ke tujuan pembelajaran
berikutnya. Namun, jika tujuan pembelajaran belum tercapai, maka guru perlu
melakukan penguatan terlebih dahulu sebelum lanjut ke tujuan pembelajaran.
6
Dilansir dari Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kemendikbud, asesmen
formatif adalah asesmen yang diutamakan daripada asesmen sumatif. Hal ini
dikarenakan, asesmen ini lebih terfokus pada perkembangan kompetensi siwa daripada
hasil akhir. Harapannya, asesmen ini akan meningkatkan kesadaran siswa bahwa proses
pembelajaran lebih penting daripada hasil belajar.
Contoh penerapan asesmen formatif yaitu guru dapat menggunakan kuis dan tes
harian untuk memantau kemajuan belajar murid secara berkala. Hasil kuis dan tes ini
dapat digunakan guru untuk memberikan umpan balik kepada murid tentang apa yang
telah mereka pelajari dan apa yang perlu mereka perbaiki. Guru juga dapat
menggunakan informasi ini untuk menyesuaikan pembelajarannya agar lebih efektif.
3. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memastikan tercapai
tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Itulah mengapa, asesmen ini sering dilakukan
di akhir proses pembelajaran, seperti di akhir semester, akhir tahun ajaran atau akhir
jenjang pendidikan. Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif dapat
mempengaruhi nilai rapor siswa dan menentukan kelanjutan poroses belajar siswa di
kelas atau jenjang pendidikan berikutnya. Itu artinya, siswa yang tidak dapat mencapai
tujuan pembelajaran atau tidak memenuhi standar pencapaian pembelajaran yang telah
ditetapkan, bisa saja tidak naik kelas atau tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan
berikutnya. Perlu diketahui bahwa guru tidak hanya dapat menggunakan teknik atau
instrument tertentu untuk melakukan asesmen sumatif, seperti ters tertulis, tapi juga
menggunakan teknik lain seperti observasi, praktik, mengerjakan proyek, dan membuat
portofolio.
Contoh penerapan asesmen sumatif adalah guru dapat menggunakan tes akhir
semester untuk mengukur hasil belajar murid secara keseluruhan. Hasil tes ini dapat
digunakan guru untuk menilai pencapaian standar pembelajaran murid dan memberikan
rapor kepada murid.
7
• Membantu guru dalam menyesuaikan pembelajaran
• Meningkatkan kualitas pembelajaran
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didik, yang
hasilnya kemudian digunakan sebagai bahan refleksi serta landasan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran. Satuan pendidikan dan pendidik diberikan kebebasan untuk
mengembangkan pembelajaran, perangkat ajar, dan asesmen sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan daerahnya. Satuan pendidikan dan
pendidik juga memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk instrumen, dan
waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan, maka dari itu penulis
berharap kepada pembaca supaya memberikan masukan dan saran yang membangun
terhadap penulis.
9
DAFTAR PUSTAKA
Kemdikbud. 2020. Asesmen Diagnostik. Direktorat Sekolah Dasar: artikel diakses pada link
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/asesmen-diagnostik
Kemendikbudristek RI. 2021. Panduan Pembelajaran dan Asesmen (Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah SD/MI, SMP/MTs?SMA SMK/MA.
Kemendikbudristek RI. 2021. Panduan Pembelajaran dan Asesmen (Pendidikan anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah).
10