Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pengampu:Imam Mashuri, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 1


Siti Mutmainnah
NIM: 2016390100308
Dimas Fathurrohim
NIM: 2016390100286
Ach. Achsanul Faqih
NIM: 2016390100315

Kelas: PAI 7C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
GENTENG BANYUWANGI
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang senantiasa memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, keluarga dan
para sahabatnya.
Alhamdulillah akhirnya kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “KONSEP DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM”. Ucapan
terimakasih kami haturkan kepada Bapak Imam Mashuri, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI yang banyak memberikan
arahan dalam penyusunan makalah ini. Dan juga semua rekan-rekan yang turut
membantu dalam penulisan makalah. Kami menyadari akan kodrat kami sebagai
manusia biasa, yang tak luput dari salah dan lupa. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini dan pada tugas-
tugas berikutnya.

Banyuwangi, 21 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
A. Definisi Kurikulum ................................................................................ 3
B. Ciri-ciri Kurikulum ................................................................................. 5
C. Cakupan Kurikulum Pendidikan ............................................................ 7
D. Manfaat Pengembangan Kurikulum....................................................... 8
E. Ruang Lingkup Pengembangan Kurikulum ........................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting
dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan
tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan
tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus
dimiliki setiap siswa.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana
pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup dan urutan
isi, serta proses pendidikan. Kurikulum dalam sistem persekolahan merupakan
suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Kurikulum yang baik harus selalu berkembang dari waktu ke
waktu sesuai dengan perkembangan zaman.
Salah satu wujud dari otonomi pendidikan yaitu setiap satuan pendidikan
diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulum sendiri yang harus
disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah atau madrasah merupakan
strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Karena dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang
yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya
melibatkan banyak orang. Oleh sebab itu, perlu adanya pemahaman tentang
apakah itu kurikulum, apa manfaat dari pengembangan kurikulum, dan ciri-ciri
dari kurikulum itu sendiri seperti apa, atau yang lebih dikenal dengan konsep
dasar pengembangan kurikulum, dengan harapan agar tercipta pendidikan yang
sesuai tujuan yang ingin dicapai. Karena latar belakang masalah inilah, kami
menyususn makalah yang berjudul “Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum”.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi kurikulum?
2. Apasaja ciri-ciri kurikulum?
3. Apasaja cakupan kurikulum pendidikan?
4. Apasaja manfaat pengembangan kurikulum?
5. Apa ruang lingkup pengembangan kurikulum?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi kurikulum.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri kurikulum.
3. Untuk mengetahui cakupan kurikulum pendidikan.
4. Untuk mengetahui manfaat pengembangan kurikulum.
5. Untuk mengetahui ruang lingkup pengembangan kurikulum.

D. Manfaat
1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang konsep dasar
pengembangan kurikulum.
2. Sebagai acuan atau bahan pertimbangan bagi pengembang kurikulum
dalam implementasi di lembaga pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kurikulum
Kata kurikulum muncul pertama pada kamus Webster pada tahun 1856,
yang digunakan dalam bidang olahraga pada zaman Yunani Kuno yang berasal
dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berlari), yang artinya jarak yang
harus ditempuh oleh pelari atau kereta mulai awal sampai akhir atau mulai strat
sampai finish. Kemudian pada tahun 1955 kata kurikulum muncul dalam
kamus tersebut, khusus digunakan dalam bidang pendidikan (Zaini, 2009: 1).
Dalam dunia pendidikan sendiri, para ahli memiliki pandangan yang
beragam tentang kurikulum. Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan
perkembangan praktik dan teori pendidikan. Dalam pandangan lama,
kurikulum dipandang sebagai kumpulan mata pelajaran yang harus
disampaikan oleh guru atau dipelajari oleh peserta didik. Pelajaran-pelajaran
dan materi apa yang harus di tempuh di sekolah atau madrasah, itulah kurikum.
(Asrohah, 2015: 28)
Kurikulum juga dapat diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran di
sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah, ini menurut Zaini (2009: 1). Dan
menurut Kurniasih (2014: 3) kurikulum dapat diartikan sebagai rencana dan
pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik
dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.
Di indonesia sendiri, pengertian kurikulum terdapat dalam pasal 1 butir
19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Kurniasih,
2014: 3)

3
Guru besar dari Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Dr. H.
Engkoswara, M. Ed. dalam Kurniasih (2014: 4), telah mencoba untuk
merumuskan perkembangan pengertian kurikulum dengan menggunakan
formula-formula sebagai berikut:
1. K = , artinya kurikulum adalah jarak yang harus ditempuh oleh
pelari.
a. K = ∑ MP , artinya kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik.
b. K = ∑ MP + KK , artinya kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran
dan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan sekolah yang harus
ditempuh oleh peserta didik.
c. K = ∑ MP + KK + SS + TP , artinya kurikulum adalah sejumlah mata
pelajaran dan kegiatan-kegiatan dan segala sesuatu yang berpengaruh
terhadap pembentukan pribadi peserta didik sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau sekolah.
Selain itu ada beberapa pendapat dari para ahli yang mendefinisikan
tentang kurikulum. Berikut ini beberapa definisi kurikulum yang diambil dari
beberapa sumber, yaitu:
1. Menurut John Franklin Bobbit (1918), “Curriculum as an idea, has its roots
in the Latin word for race-course, explaining the curriculum as the course
of deeds and experiences through which children become the adults they
should be, for success in adult society”. Artinya kurikulum, sebagai suatu
gagasan, telah memiliki akar kata bahasa Latin Race-Source, menjelaskan
kurikulum sebagai “mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman yang
dialami anak-anak sampai menjadi dewasa, agar kelak sukses dalam
masyarakata orang dewasa.
2. Menurut Hilda Taba (1962), “Curriculum is a plan for learning”. Artinya,
kurikulum adalah rencana pembelajaran.
3. Menurut Caswell and Campbell (1935), “Curriculum is all of the
experiences children have under the guidence of teachers”. Artinya,

4
kurikulum merupakan seluruh pengalaman dari anak yang berada dalam
pengawasan guru.
4. Menurut Edward A. Krug (1957), “A curriculum consists of the means used
to achieve or carry out given purposes of schooling”. Artinya, kurikulum
terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan
yang diberikan sekolah. (Kurniasih, 2014: 5)
Dari berbagai definisi kurikulum yang telah diuraikan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa definisi kurikulum adalah suatu perangkat yang
dijadikan acuan dalam mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berisi
kegiatan-kegiatan peserta didik yang akan dapat diusahakan untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran khususnya dan tujuan pendidikan secara umum.
Menurut Hamalik dalam Kurniasih (2014: 9-10) pengembangan
kurikulum harus berlandasan pada pada beberapa faktor, seperti:
1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional, yang dijadikan sebagai dasar untuk
merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan
dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
2. Sosial budaya dan agama, yang berlaku dalam masyarakat.
3. Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karakteristik
perkembangan peserta didik.
4. Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi,
lingkungan kebudayaan termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
lingkungan alam.
5. Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan pembangunan di
bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, dan sebagainya.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sesuai dengan
sistem nilai dan kemanusiaan serta budaya bangsa.

B. Ciri-ciri Kurikulum
Setelah kita memahami pengertian kurikulum dan dinamikanya,
selanjutnya lebih spisifik kita memahami ciri kurikulum pendidikan Islam yang
tentunya memiliki perbedaan dengan kurikulum pendidikan pada umumnya.

5
Secara umum ciri kurikulum pendidikan Islam merupakan pencerminan nilai-
nilai Islami yang diperoleh dari hasil pemikiran kefilsafatan dan diprektekkan
dalam semua kegiatan kependidikan. Maka bisa dikatakan bahwa ciri
kurikulum pendidikan Islam selalu memiliki keterkaitan dengan al-Qur’an dan
al-Hadits. Konsep inilah yang membedakan dengan pendidikan pada
umumnya. (Nizar, 2002: 61)
Menurut al-Syabani (1979: 490) ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam
sebagaimana berikut :
1. Kurikulum pendidikan Islam mengedepankan dan mengutamakan agama
dan akhlak dalam berbagai tujuannya. Materi dalam kurikulum pendidikan
Islam haruslah mencerminkan nilai-nilai keIslaman dan bersumber pada al-
Qur’an dan as-Sunnah, metode pembelajaran yang diterapkan, alat dan
teknik dalam kurikulum pendidikan Islam juga mencerminkan nilai-nilai ke
agamaan.
2. Kandungan dan cakupan kurikulum pendidikan Islam bersifat menyeluruh
yang mencerminkan semangat pemikiran dan ajaran Islam yang bersifat
universal dan menjangkau semua aspek kehidupan, baik intelektual,
psikologis, social dan spiritual.
3. Kurikulum pendidikan Islam mempunyai keseimbangan yang relative di
dalam muatan keilmuannya baik ilmi-ilmu syariat, ilmu akal dan bahasa
serta seni. Disamping Kurikulum pendidikan Islam menyeluruh cakupan
dan kandungannya, ia juga memperhatikan keseimbangan relative, disebut
keseimbangan relative karena mengakui bahwa tidak ada keseimbangan
yang mutlak pada kurikulum pengajaran. Keseimbangan kurikulum
pendidikan Islam juga diakui oleh para pendidik muslim pada zaman klasik
seperti Al-Faraby yang memunji keseimbangan kurikulum di negeri
Andalusia dimana ia tinggal, Ibnu Khaldun juga membeikan penilaian
terhadap keseimbangan kurikulm di dunia Barat dan dunia timur.
4. Kurikulum pendidikan Islam mencakup kesemua materi pelajaran yang
dibutuhkan oleh peserta didik, baik yang bersifat kerelegiusan maupun yang
bersifat keduniaan. Materi keAgamaan digunakan untuk memahami hakikat

6
hubungan manusia dengan sang pencipta sementara keprofan-dunia
digunakan untuk mencukupi kebutuhan primer dan sekunder manusia dalam
hubungannya dengan sesame manusia.
5. Kurikulum pendidikan Islam terkait dengan minat, bakat dan kemampuan
peserta didik, sehingga murid tidak mempelajari suatu mata pelajaran
kecuali ia merasa senang dengan materi tersebut, kurikulum pendidikan
Islam juga memperhatikan keterkaitan antara lingkungan dengan lembaga
pendidikan dan peserta didik, sehingga penyusunan kurikulum selalu
disesuaikan dengan kebutuhan social masyarakat di wilayah tertentu, dari
segi lain pendidikan Islam bersifat dinamis dan bisa menerima dinamika
perubahan bila diperlukan, kurikulum pendidikan Islam juga mempunyai
sifat keserasian antara mata pelajaran, kandungan, dan kegiatan-kegiatan
pembelajaran.

C. Cakupan Kurikulum
Kurikulum itu hendaknya terdiri dari empat unsur, yaitu:
1. Unsur yang pertama dari kurikulum adalah Tujuan. Demikian pula Islam
mengutamakan tujuan yang hendak dicapai secara jelas. Tujuan yang utama
dari pendidikan Islam adalah membentuk pribadi muslim yang paripurna
(Insan Kamil). Memahami dirinya yang terdiri dari dua dimensi. Dimensi
‘abdun (hamba) dan dimensi khalifah (pemimpin). (Hermawan, 2012: 227)
2. Unsur yang kedua adalah Isi. Isi kurikulum senantiasa disusun dalam bentuk
program pengajaran bidang studi. Materi kurikulum secara struktural
memiliki keseimbangan, serasi dengan lingkungan, keluwesan,
berkesinambungan, yang disusun dalam urutan topik-topik pelajaran dalam
ruang lingkup tertentu (Winarso, 2015: 21).
3. Unsur ketiga adalah pola pengajaran atau metode pembelajaran.
4. Unsur yang keempat adalah Evaluasi. Untuk dapat menentukan tercapai
tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan
tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil belajar yang bertujuan untuk
melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi

7
pengajaran yang telah dipelajari tujuan yang ditetapkan. (Hermawan, 2012:
227)
Berdasarkan perkembangan dan kemajuan zaman, para ahli menetapkan
cakupan kurikulum meliputi empat bagian, yaitu:
1. Bagian-bagian yang berkaiatan dengan proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Bagian-bagian yang berisikan tentang ilmu pengetahuan, informasi, data-
data, aktivitas, pengalaman yang kemudian disusun menjadi bahan pelajaran
yang kemudian dimasukkan dalam bentuk silabus.
3. Bagian yang berisi tentang metode atau cara penyampaian mata pelajaran.
4. Bagian yang berisi metode, penilaian dan pengukuran atas hasil mata
pelajaran tertentu. (Hermawan, 2012: 227)
Dan dalam Undang-undang Nomor 81A Tahun 2013 pasal 2 ayat 1
Tentang Implementasi Kurikulum (Lembaran Republik Indonesia) menyatakan
bahwa dalam Implementasi kurikulum pada SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA,
dan SNAK/MAK menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang
mencakup: 1) Pedoman penyusunan dan pengelolahan Kurikulum. 2) Pedoman
Pengembangan Muatan Lokal. 3) Pedoman Kegiatan Ekstrakulikuler. 4)
Pedoman umum pembelajaran. 5) Pedoman evaluasi kurikulum. (Permendikbu
d81A2013ImplementasiK13Lengkap)

D. Manfaat Pengembangan Kurikulum


Manfaat kurikulim dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Manfaat kurikulum bagi guru
a. Kurikulum sebagai pedoman bagi guru dalam merancang, malaksanakan,
dan menilai kegiatan pembelajaran.
b. Membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar.
c. Membantu guru menunjang situasi belajar ke arah yang lebih baik.
d. Membantu guru dalam mengadakan evaluasi kemajuan kegiatan belajar
mengajar.

8
e. Memberikan pengertian dan pemahaman yang baik bagi guru untuk
menjalankan tugas sebagai pengajar yang baik di kelas.
f. Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan program
pendidikan.
2. Manfaat kurikulum bagi sekolah
a. Kurikulum dijadikan sebagai alat untuk mencapai suatu
tujuanpendidikan, baik itu dalam tujuan nasional, institusional, kurikuler,
maupun dalam tujuan instruksional. Dengan adanya suatu kurikulum
maka tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah tertentu
dapat tercapai.
b. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan (KTSP).
c. Memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan (KTSP).
3. Manfaat kurikulum bagi masyarakat
a. Sebagai acuan untuk berpartisipasi dalam membimbing putra/putrinya di
sekolah (dalam hal ini orang tua sebagai bagian dari masyarakat).
b. Dengan mengetahui suatu kurikulum sekolah, masyarakat dapat
berpartisipasi dalam rangka memperlancar program pendidikan, serta
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan program pendidikan di sekolah.
4. Manfaat kurikulum bagi Orang Tua
Bagi orang tua, kurikulum bermanfaat sebagai bentuk adanya partisipasi
orang tua dalam membantu usaha sekolah dalam memajukan putra putrinya.
Bantuan yang dimaksud dapat berupa konsultasi langsung dengan
sekolah/guru mengenai masalah-masalah menyangkut anak-anak mereka.
Bantuan berupa materi dari orang tua anak dapat melalui lembaga BP-3.
Dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah, para orang tua dapat
mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak-anak mereka,
sehingga partisipasi orang tua ini pun tidak kalah pentingnya dalam
menyukseskan proses belajar mengajar disekolah.

9
5. Manfaat kurikulum bagi Siswa itu sendiri
Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu
persiapan bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapatkan sejumlah
pengalaman baru yang dikemudian hari dapat dikembangkan seirama
dengan perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.
Kalau kita kaitkan dengan pendidikan Islam, pendidikan mestinya
diorientasikan kepada kepentingan peserta didik, dan perlu diberi bekal
pengetahuan untuk hidup pada zamannya kelak. (http://idaaka.blogspot.com
/2013/01manfaat-kurikulum _5470.html)

E. Ruang Lingkup Pengembangan Kurikulum


1. Konsep Kurikulum
Saylor, Alexander, dan Lewis dalam buku Wina Sanjaya (2005: 2)
menyatakan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
harusditempuh peserta didik. Pandangan tersebut lebih menekankan kurikulum
sebagai sejumlah mata pelajaran yang sering dihubungkan dengan usaha untuk
memperoleh ijazah, sedangkan ijazah tersebut menggambarkan kemampuan.
Oleh karena itu, hanya orang yang memperoleh kemampuan sesuai standar
tertentu yang akan memperoleh ijazah.
Kurikulum sebagai suatu rencana yang menjadi panduan dalam
menjalankan roda proses pendidikan di sekolah akan mempunyai bentuk beda.
Menurut McNeil dalam Ali (2008: 9), mengkategorikan konsep-konsep
kurikulum ini ke dalam tiga macam, yaitu:
a. Kurikulum sebagai substansi, yaitu suatu rencana kegiatan belajar siswa
disekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
b. Kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum, yang merupakan
bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem
masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan
prosedur kerja bagaimana cara menyususn suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakan.

10
c. Kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang studi kurikulum. Ini
merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran. Tujuannya adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan
sistem kurikulum.
2. Fungsi Kurikulum
Alwasilah (2008: 45) dalam bukunya ”Filsafat Bahasa dan Pendidikan”
menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan dibuat agar anak didik berperilaku
mulia. Karena melalui kurikulum, seorang pengajar dapat “membentuk”
karakter dan sikap seorang anak melalui pelajaran yang diajarkannya.
Kesuksesan seorang pengajar dapat dilihat melalui prestasi dan sikap
muridnya. Bila anak didiknya pada akhir kurikulum mendapatkan prestasi yang
memuaskan, memiliki karakter dan sikap sesuai dengan harapan pengajar,
maka pengajar tersebut sukses dalam mendidik.
Menurut Alexander Inglis dalam Hamalik (2007: 54) mengemukakan
enam fungsi kurikulum yaitu:
a. Fungsi penyesuaian.
b. Fungsi pengintergrasian.
c. Fungsi diferensiasi.
d. Fungsi persiapan.
e. Fungsi pemilihan.
f. Fungsi diagnostik.
3. Komponen Kurikulum
Menurut Dakir (2010: 91) kurikulum memiliki beberapa komponen,
diantaranya yaitu: tujuan, bahan ajar, strategi mengajar, media mengajar,
evaluasi pengajaran, dan penyempurnaan pengajaran.
4. Pengembangan Kurikulum
Pada dasarnya pengembangan kurikulum adalah mengarahkan kurikulum
sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai
pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam
sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya
dengan baik. Senada dengan pendapat Arif Furchan (2005), bahwa

11
pengembangan kurikulum adalah kegiatan menghasilkan kurikulum pada
tingkat satuan pendidikan atau proses yang mengaitkan satu komponen dengan
yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum. Pengembangan kurikulum juga
bisa diartikan sebagai kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian, dan
penyempurnaan kurikulum. Begitu juga dengan Mulyani Sumantri (1988),
mengartikan pengembangan kurikulum sebagai proses perencanaan
menetapkan berbagai kebutuhan, mengadakan identifikasi tujuan-tujuan dan
sasaran, memenuhi segala persyaratan kebudayaan sosial dan prbadi yang
dilayani kurikulum. (Asrohah, 2015: 9-10)
Dalam pengembangan kurikulum terdapat empat unsur yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Merencanakan, merancang, dan memprogramkan bahan ajar dan
pengalaman belajar.
b. Karakteristik peserta didik.
c. Tujuan yang akan dicapai.
d. Kriteria-kriteria untuk mencapai tujuan. (Tarigan, 2009: 71)
Menurut Tarigan (2009: 71), kurikulum dikembangkan oleh orang-
orang yang terkait dengan masalah kurikulum yaitu pihak produsen, pihak
konsumen, pihak ahli yang relevan, pihak guru. Yang sering terjadi adalah
pengembangan kurikulum pada komponen pokok misalnya:
a. Struktur program
Hampir setiap perubahan kurikulum, struktur program selalu ikut berubah
baik hilangnya maupun lahirnya mata pelajaran baru, alokasi waktu untuk
setiap program maupun untuk setiap mata pelajaran.
b. Pada silabus
Untuk menyesuaikan perkembangan zaman, maka sumber bahan, sistem
penyesuaian, dan media yang dipakai selalu menyesuaikan.
Dan menurut Kurniasih (2014: 26-27) bahwa dalam pengembangan
kurikulum ada tiga hal yang harus diketahui, yaitu:

12
a. Objek yang dikembangkan
Objek yang dikembangkan harus dari berbagai program pendidikan yang
berisi kegiatan pendidikan dan pengajaran, kemudian harus dirancang dan di
programkan secara sistematik yang sesuai dengan kriteria-kriteria:
pancasila, UUD 1945, Peraturan Pemerintah, norma-norma yang berlaku,
kebutuhan peserta didik, pengembangan IPTEKS, dan sebagainya.
b. Subjek yang mengembangkan
Pihak-pihak yang ikut serta dalam mengembangkan kurikulum adalah
orang-orang yang terkait dengan masalah kurikulum tersebut seperti
berbagai ahli yang sesuai yang ada pada lembaga pendidikan. Misalnya
beberapa narasumber yang ada di Dinas Depdiknas, Dikti, DIKDASMEN
puskur, guru-guru yang ahli dalam bidangnya dan lain sebagainya.
c. Pendekatan pengembangan
Pada dasarnya ada tiga pendekatan dalam perencanaan dan pengembangan
kurikulum, yaitu:
1) Pendekatan berdasarkan materi
2) Pendekatan berdasarkan tujuan
3) Pendekatan berdasarkan kemampuan
5. Landasan Kurikulum
Menurut Syarief (1993: 166), kurikulum merupakan rancangan
pendidikan yang memiliki kedudukan cukup sentral dalam perkembangan
pendidikan, oleh sebab itu dibutuhkan landasan yang kuat dalam
pengembangan kurikulum agar pendidikan dapat menghasilkan manusia-
manusia yang berkualitas. Adapun yang menjadi landasan dalam
pengembangan kurikulum:
a. Landasan filosofis.
b. Landasan psikologis.
c. Landasan sosiologis-teknologis.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum adalah suatu perangkat yang dijadikan acuan dalam
mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan peserta
didik yang akan dapat diusahakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran
khususnya dan tujuan pendidikan secara umum.
Kurikulum memiliki beberapa ciri-ciri kurikulum, salah satunya dalam
pendidikan Islam, seperti: 1) Kurikulum pendidikan Islam mengedepankan dan
mengutamakan Agama dan akhlak dalam berbagai tujuannya. 2) Kandungan dan
cakupan kurikulum pendidikan Islam bersifat menyeluruh yang mencerminkan
semangat pemikiran dan ajaran Islam yang bersifat universal dan menjangkau
semua aspek kehidupan, baik intelektual, psikologis, social dan spiritual. 3)
Kurikulum pendidikan Islam mempunyai keseimbangan yang relative di dalam
muatan keilmuannya baik ilmi-ilmu syariat, ilmu akal dan bahasa serta seni. 4)
Kurikulum pendidikan Islam mencakup kesemua materi pelajaran yang
dibutuhkan oleh peserta didik, baik yang bersifat kerelegiusan maupun yang
bersifat keduniaan. 5) Kurikulum pendidikan Islam terkait dengan minat, bakat
dan kemampuan peserta didik.
Cakupan kurikulum dapat dilihat berdasarkan perkembangan dan
kemajuan zaman, sehingga para ahli menetapkan cakupan kurikulum meliputi
empat bagian, yaitu: 1) Bagian-bagian yang berkaiatan dengan proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2) Bagian-bagian yang
berisikan tentang ilmu pengetahuan, informasi, data-data, aktivitas, pengalaman
yang kemudian disusun menjadi bahan pelajaran yang kemudian dimasukkan
dalam bentuk silabus. 3) Bagian yang berisi tentang metode atau cara
penyampaian mata pelajaran. 4) Bagian yang berisi metode, penilaian dan
pengukuran atas hasil mata pelajaran tertentu.

14
Manfaat pengembangan kurikulum dibagi menjadi lima, yaitu: 1) Manfaat
kurikulum bagi guru. 2) Manfaat kurikulum bagi sekolah. 3) Manfaat kurikulum
bagi masyarakat. 4) Manfaat kurikulum bagi Orang Tua. 5) Manfaat kurikulum
bagi siswa itu sendiri.
Ruang lingkup pengembangan kurikulum terdiri dari: 1) Konsep
Kurikulum. Konsep-konsep kurikulum ini ke dalam tiga macam, yaitu kurikulum
sebagai substansi, kurikulum sebagai suatu sistem, dan kurikulum sebagai suatu
bidang stud. 2) Fungsi Kurikulum. Kurikulum memiliki 6 fungsi dalam
pendidikan, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi pengintergrasian, fungsi
diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, fungsi diagnostik. 3) Komponen
Kurikulum. Kurikulum memiliki beberapa komponen, diantaranya yaitu: tujuan,
bahan ajar, strategi mengajar, media mengajar, evaluasi pengajaran, dan
penyempurnaan pengajaran. 4) Pengembangan Kurikulum. Terdapat empat unsur
yang perlu diperhatikan dalam pengembangan yaitu: a) Merencanakan,
merancang, dan memprogramkan bahan ajar dan pengalaman belajar. b)
Karakteristik peserta didik. c) Tujuan yang akan dicapai. d) Kriteria-kriteria untuk
mencapai tujuan. 5) Landasan Kurikulum. Landasan dalam pengembangan
kurikulum ada empat, yaitu: landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan
sosiologis-teknologis.

B. Saran
Kebutuhan pendidikan kini semakin kompleks, begitu pula dengan
kebutuhan kurikulum yang ada juga semakin berkembang, maka disarankan agar
tiap sekolah atau lembaga pendidikan menerapkan suatu sistem kurikulum yang
sesuai dengan keadaan lingkungan sekolahnya, karena sesuai dengan ketetapan
pemerintah kurikulum yang digunakan saat ini, maka sudah selayaknya pihak
pengembang kurikulum mengembagkan kurikulum sesuai dengan potensi
daerahnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus
disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan
perkembangan yang ada di masyakarakat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ali,Muhammad. 2008. Pengembangan Kurikulum Di Sekolah, Bandung:Sinar


Baru Algensindo.

Al-Syaibani, Omar Mohammad al-Toumy, terjemah Hasan Langgulung. 1979.


Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Alwasilah, A. Chaedar. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan.Bandung: Remaja.

Asrohah, Hanun dan Anas Amin Alamsyah. 2015. Pengembangan Kurikulum,


Cet. Ke-7. Surabaya: Koperasi IV Press.

Dakir. 2010. Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Hermawan, Heris. 2012. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Diktis.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep &
Penerapan, Cet. Ke-5. Surabaya: Kata Pena.

Nizar,Samsul. 2002.Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan


Praktis.Jakarta : Ciputat Pers.

Permendikbud 81A-2013 Implementasi K13 Lengkap.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikilum


BerbasisKompetensi. Jakarta: Prenada Media Group.

Syarief, A Hamid. 1993. Perkembangan Kurikulum. Pasuruan: Iga Roeda Buana


Indah.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Dasar-dasar Kurikulum Bahasa. Bandung:


Angkasa.

Winarso, Widodo. 2015. Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Cirebon: -.

Zaini, Muhammad. 2009. Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi


Evaluasi dan Inovasi. Yogyakarta: Teras.

http://idaaka.blogspot.com/2013/01/manfaat-kurikulum_5470.html. diambil pada


18 September 2019, pukul 21.04 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai