Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DAN KOMPONEN KURIKULUM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Pada Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu : Listiyani Siti Romlah, M.Pd

DISUSUN OLEH
Kelompok 4

1. HIKMATUL OKTAVIYANI (2111010058)


2. LEZA NURYANA (2111010078)
3. M. ARIF WAHYUDIN (2111010306)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan dan
kesempatan untuk menyelesaikan Tugas Makalah Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum dengan judul materi pembelajaraan “konsep dan
komponen kurikulum” yang insyaallah telah diselesaikan dengan baik.

Shalawat beserta salam semoga selalu curahkan kepada baginda tercinta


yakni Nabi Muhammad SAW. yang mudah-mudahan kita termasuk umat-nya
yang mendapat syafa’at-nya dihari kiamat kelak, Aamiin yarabbal’alamiin. Atas
tersusunnya Makalah ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu
Listiyani Siti Romlah, S. Pd. selaku dosen pengampu.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan baik dalam pengetikan maupun penyusunannya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar sekiranya
penyusunan makalah ini akan bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat, dipahami dan diamalkan bagi pembacanya,

Bandar Lampung, 19 September 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Pengetian Kurikulum............................................................................. 3
B. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan............................................. 4
C. Fungsi dan Peranan Kurikulum………………………………………………..5
D. Mengidentifikasi Komponen Kurikulum…………………………………..11

BAB III PENUTUP........................................................................................ 14


A. Kesimpulan.......................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah jarak yang mesti ditempuh
seorang pelari supaya mendapat medali atau penghargaan lainnya. Kemudian,
istilah Kurikulum tersebut diadaptasi dalam dunia pendidikan. Jadi pengertian
Kurikulum dalam dunia pendidikan kemudian menjadi sekumpulan mata
pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik supaya
mendapatkan ijazah atau penghargaan.

Kedudukan kurikulum dalam ranah pendidikan memuat atau


menghimpun sebagai berikut : pertama dalam proses pendidikan kurikulum
memegang peranan inti dalam sebuah pendidikan. kedua, kedudukan
kurikulum menempati perencanaan dan sampai tujuan pendidikan. ketiga,
kurikulum memuat materi pembelajaran.

Fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik


untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum
adalah segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk
guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar
bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis , diberikan oleh sekolah untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Oemar Hamalik (1990)
terdapat tiga jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu Peran
Konservatif, peran kritis dan evaluatif serta peran kreatif.

Kurikulum dapat diidentifikasi dengan 4 metode dimana diantaranya ,


yaitu: 1). Tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan. 2). Pengetahuan,
informasi, kegiatan dan pengalaman dari mana kurikulum itu dibentuk. 3).
Metode pengajaranyang diterapkan oleh guru untuk mengajar dan memotivasi
peserta didik untuk mengarah pada tujuan yang diinginkan oleh kurikulum. 4).

1
Metode evaluasi sebagai alat untuk melakukan penilaian terhadap kegiatan
atau proses dan hasil pembelajaran.

Dalam pembahasan ini, kita akan mengeksplorasi masing-masing bagian


dari hal hal yang terkait dengan materi tentang konsep dan komponen
kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian kurikulum?
2) Apa saja kedudukan kurikulum dalam pendidikan?
3) Apa saja fungsi dan peranan kurikulum?
4) Bagaimana cara mengidentifikasi komponen kurikulum?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa itu kurikulum
2) Untuk mengetahui apa saja pembagian kedudukan kurikulum dalam
prndidikan
3) Untuk mengetahui apa saja fungsi dan peranan kurikulum, dan
4) Untuk mengetahui cara mengidentifikasi komponen kurikulum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 dikemukakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan maengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar.
Secara etimologi kurikulum berasal dari bahsa Yunani yaitu curir dan
currere yang merupakan istilah bagi temoat berpacu dan berlari dari sebuah
perlombaan yang telah dibentuk semacam rute pacuan dan harus dilalui oleh
para competitor. Dengan kata lain, rute tersebut harus dipatuhi dan dilalui
oleh para kompetitor sebuah perlombaan. Kurikulum dapat diartikan secara
sempit dan secara luas. Secara sempit kurikulum diartikan sejumlah mata
pelajaran yang harus diikuti atau diambil siswauntuk dapat menamatkan
pendidikannya, Pada lembaga tertentu, sedangkan secara luas kurikulum
diartikan dengan semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada
siswa selama mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu. Usaha-
usaha untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dapat berlangsung
di dalam kelas maupun di luar kelas baik yang dirancang secara tertulis
maupun tidak, asal ditujukan untuk membentuk lulusan yang berkualitas.1
Adapun pengertian Kurikulum ini juga disampaikan dalam UU dan oleh
para ahli pendidikan, berikut pengertian menurut mereka:
1. Menurut Prof. Dr. S. NasutionProf. Dr. S. Nasution dalam bukunya
yang berjudul Kurikulum dan Pengajaran menyatakan, kurikulum
adalah serangkaian penyusunan rencana untuk melancarkan proses
belajar mengajar
2. Nana SudjanaDalam buku yang berjudul Pembinaan dan
Pengembangan Kurikulum di Sekolah karya Dr. Nana Sudjana
disebutkan, pengertian kurikulum adalah kumpulan niat dan harapan

Sri Agusti, Landasan Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rafa Production, 2018)


1

3
yang tertuang dalam bentuk program pendidikan yang kemudian
dilaksanakan dan diterapkan oleh guru di sekolah bersangkutan.
3. Harold B. AlbertyHarold menyatakan bahwa kurikulum merupakan
semua kegiatan yang diberikan kepada peserta didik atas tanggung
jawab sekolah. Kurikulum ini tak hanya terbatas pada segala hal di
dalam kelas saja, melainkan juga semua kegiatan di luar sekolah.
4. Saylor, Alexander, dan LewisMenurut ketiga tokoh tersebut,
kurikulum merupakan semua upaya yang diadakan dan dilakukan oleh
pihak sekolah untuk menstimulus peserta didik belajar, baik belajar di
dalam kelas, di halaman sekolah, maupun ketika berada di luar
sekolah.

Jadi Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah jarak yang mesti ditempuh
seorang pelari supaya mendapat medali atau penghargaan lainnya. Kemudian,
istilah Kurikulum tersebut diadaptasi dalam dunia pendidikan. Jadi pengertian
Kurikulum dalam dunia pendidikan kemudian menjadi sekumpulan mata
pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik supaya
mendapatkan ijazah dan penghargaan.2

B. Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan


Kurikulum merupakan syarat wajib dalam pembelajaran di sekolah.
Bila kurikulum bersifat wajib, berarti kurikulum merupakan bagian
integral dalam pendidikan atau pembelajaran. Kita bisa membayangkan
bagaimana proses pembelajaran tanpa memiliki kurikulum atau rencana
pendidikan yang jelas. Kurikulum mencakup komponen kegiatan
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Mauritz Johnson,
Kurikulum juga merupakan rencana pendidikan yang memuat pedoman
atau petunjuk dalam proses pembelajaran baik. Selain itu, kurikulum
dapat diartikean sebagi program studi yang di tekuni oleh para ahli
kurikulum dan sebagai sumber landasan teori bagi para pengembangan
kurikulum dalam berbagai lembaga pendidikan.3 Lembaga pendidikan
khsususnya telah membentuk kebijakan yang diimplementasikan dalam

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-fungsinya/
2

Zainal Arifin, Konsep Pengembangan Kurikulum, (PT Remaja Rosdakarya, 2012)


3

4
bentuk program pelatihan bagi para guru dalam mengelola pembelajaran.
dengan demikian eksistensi guru terhadap pengembangan kurikulum di
sekolah sangat memiliki peran central dalam sauatu kurikulum.
Berdasarkan akan hal itu kedudukan kurikulum dalam ranah
pendidikan memuat atau menghimpun sebagai berikut : pertama dalam
proses pendidikan kurikulum memegang peranan inti dalam sebuah
pendidikan. kedua, kedudukan kurikulum menempati perencanaan dan
sampai tujuan pendidikan. ketiga, kurikulum memuat materi
pembelajaran.
Undang-undang sistem pendidikan nasional, pada kurikulum Bab
X pasal 36 (UU RI Nomor 20 Tahun 2003) menetapkan: Ayat (1): dalam
melakukan pengembangan kurikulum harus mengacu pada standar
pendidikan nasional yang diharapkan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Ayat (2) Kurikulum disetiap jenjang dan jenis pendidikan
dalam melakukan perkembangan harus mengacu pada asas verifikasi
yang sesuai dengan satuan pendidikan, daerah dan peserta didik. Ayat (3)
Kurikulum dalam melakukan perkembangan menyesuaikan dengan
jenjang pendidikan dalam kerangka NKRI dengan memperhatikan
kualitas keimanan dan ketakwaan, akhlak mulia, dan intelektualitas.
Potensi dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan
ekologi, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan lapangan
pekerjaan, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
keagamaan, dinamika pembangunan global dan persatuan bangsa serta
nilai-nilai kebangsaan. Oleh karena itu kurikulum wajib di sekolah dan
sebagai pusat proses pendidikan menempati posisi sentral, sehingga
proses belajar mengajar tidak dapat mencapai tujuannya secara memadai
tanpa adanya kurikulum. Karena kurikulum memuat rencana pendidikan
sebagai alat bantu orientasi dan juga sebagai mata pelajaran yang menjadi
sumber konsep dasar bagi lembaga Pendidikan.4

C. Fungsi dan Peranan Kurikulum

1. Fungsi Kurikulum

Secara umum, fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk


membantu peserta didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan
pendidikan. Kurikulum adalah segala aspek yang mempengaruhi peserta

Ahmad Zainuri, Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan, (CV Amanah, 2018)


4

5
didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya.
Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis
dan logis , diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Menurut Mc. Neil (1990), isi kurikulum memiliki empat fungsi
yaitu, sebagai berikut:
a) Fungsi Pendidikan Umum (common and general education)
Fungsi pendidikan umum (common and general education)
yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar
mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab
sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
b) Suplementasi (Suplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari
perbedaan kemampuan, perbedaan minat, maupun perbedaan
bakat. Sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan
pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.
c) Eksplorasi (Eksploration)
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus
dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-
masing siswa. Melalui fungsi ini siswa dapat diharapkan dapat
belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga
memungkinkan mereka akan belajar tanpa adanya paksaan.
d) Keahlian (Spesilization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
anak sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan
bakatnya siswa. Dengan demikian, kurikulum harus memberikan
pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya perdagangan,
pertanian, industri atau disiplin akademik lainnya.

Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik,


terdapat enam fungsi kurikulum sebagaimana yang dikemukakan
Alexander Inglis dalam bukunya Principle of secondary Education
(1981)5, yaitu;

a) Fungsi Penyesuaian (the adjust fine of adaptive function)


Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan anak didik
agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun

5
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, 2007, Yogyakarta, Ar Ruzz Media, Hal
213

6
lingkungan social serta membekali anak didik dengan
kemampuan-kemampuan sehingga setelah selesai pendidikan,
diharapkan dapat membawa dirinya untuk berperilaku sesuai
dengan hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat, maupun
dengan lingkungan yang lain6.Sebagai makhluk Allah, anak didik
perlu diarahkan melalui program pendidikan agar dapat
menyesuaikan diri dengan masyarakat. Sebagai khalifah fil ardhi,
anak didik diharapkan mampu mengimplementasi nilai-nilai
pendidikan yang telah dimiliki untuk mengabdi kepada-Nya.

b) Fungsi Integrasi (the integrating function)


Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-
pribadi yang utuh. Dalam hal ini, orientasi dan fungsi kurikulum
adalah mendidik anak didik agar mempunyai pribadi yang integral.
Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari
masyarakat, pribadi yang integrasi itu akan memberikan
sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian
Masyarakat.

c) Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)


Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan
terhadap perbedaan individu anak didik. Pada prinsipnya, potensi
yang dimiliki anak didik itu memang berbeda-beda dan peran
pendidikanlah yang mengembangkan potensi-potensi yang ada,
sehingga anak didik dapat hidup dalam bermasyarakat yang
senantiasa beraneka ragam namun satu tujuan pembangunan
tersebut.7Jadi fungsi kurikulum sebagai pembeda dapat dimulai
dengan memprogram kurikulum pendidikan yang relevan dan
mengaplikasikannya dalam proses belajar-mengajar yang
mendorong perbedaan anak didik tersebut dapat berpikir kreatif,
kritis dan berorientasi kedepan.

d) Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)

6
Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran, 2011,
Jakarta RajawaliPers, Hal 9
7
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, 2007, Yogyakarta, Ar Ruzz Media, Hal
214

7
Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh
atau terjun ke masyarakat. Sekolah tidak mungkin memberikan
semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik minat
mereka, tetapi melalui kurikulum harus dapat memberikan
kemampuan yang diperlukan anak didik untuk melanjutkan
studinya ataupun mencari pekerjaan.

e) Fungsi Pemilihan (the selective function)


Antara perbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan
yang erat. Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan
kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang dinginkan
atas sesuatu yang menarik minatnya. Ini merupakan kebutuhan
yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga
kurikulum perlu diprogram secara fleksibel, memberikan
kesempatan pada semua anak didik untuk memperoleh pendidikan
sesuai pilihannya berdasarkan minat dan bakatnya.

f) Fungsi Diagnostik (thediacnostic function)


Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan
mengarahkan para siswa agar mereka mampu memahami dan
menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi
yang dimiliki. Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan
prognosa. Di sini Fungsi kurikulum adalah mendiagnosa dan
membimbing anak didik agar dapat mengembangkan potensinya
secara optimal.

Memperhatikan fungsi-fungsi di atas, maka jelas kurikulum


berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan baik
langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan pendidikan.
Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak berpedoman kepada
kurikulum, maka tidak akan berjalan dengan tidak efektif sebab
pembelajaran adalah proses yang bertujuan, sehingga segela sesuatu yang
dilakukan guru dan siswa diarahkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan
arah dan tujuan pembelajaran serta bagaimana cara dan strategi yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan itu merupakan komponen penting
dalam system kurikulum.

8
2. Peran Kurikulum

Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses


pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan
demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan kata lain bahwa kurikulum
sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pembentukan
manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa memegang peranan
penting dalam suatu sistem penidikan. Maka kurikulum sebagai alat
untuk mencapai tujuan harus mampu mengantarkan anak didik menjadi
manusia yang bertaqwa, cerdas, terampil dan berbudi luhur, berilmu,
bermoral, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang harus diberikan
kepada peserta didik semata, melainkan sebagai aktivitas pendidikan
yang direncanakan untuk dialami, diterima, dan dilakukan. Kurikulum
sekolah merupakan instrumen strategis untuk pengembangan kualitas
sumber daya manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang,
kurikulum sekolah juga memiliki koherensi yang amat dekat dengan
upaya pencapaian tujuan sekolah dan atau tujuan pendidikan. Oleh karena
itu perubahan dan pembaruan kurikulum harus mengikuti perkembangan,
menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan menghadapi tantangan yang
akan datang serta menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Oemar Hamalik (1990) terdapat tiga jenis peranan
kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu Peran Konservatif, peran
kritis dan evaluatif serta peran kreatif.8 Kurikulum sebagai program
pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis mengemban peran
sebagai berikut :
a) Peran Konservatif
Kurikulum memiliki tugas dan tanggung jawab
mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada generasi
muda. Sekolah sebagai suatu lembaga sosial dituntut dapat
mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa dengan
nilai- nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Hal ini sejalan
dengan peranan pendidikan sebagai suatu proses sosial. Karena itu
pendidikan pada hakekatnya berfungsi pula menjembatani antara
siswa dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang
semakin berkembang menjadi lebih kompleks, dan di sinilah
peranan kurikulum turut membantu proses tersebut. Melalui
kurikulum, siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma
dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika kembali ke

8
Zainal Arifin, konsep dan pengembangan kurikulum, ( Bandung, Remaja Rosdakarya 2011) Hal
17

9
masyarakat, dapat menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai
dengan norma-norma tersebut.
Peran ini penting bagi masyarakat, dikaitkan dengan
cepatnya pengaruh budaya asing yang masuk sebagaikonsekuensi
era globalisasi, yang dimungkinkan budaya baru yang tidak sesuai
dengan budaya lokal, akan semakin menggerogoti budaya asli.
Dengan peran konservatif kurikulum berperan menangkal
berbagai macam pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur
masyarakat, sehingga identitas masyarakat dapat selalu terjaga
dan terpelihara.

b) Peran Kreatif
Sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan
hal-hal baru sesuai dengan tuntutan zaman. Sebab, pada
kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis
yang selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah
kurikulum memiliki peran kreatif. Kurikulum melakukan
kegiatan- kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti mencipta
dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa
sekarang dan masa yang akan datang dalam masyarakat. Guna
membantu setiap individu mengembangkan semua potensi yang
ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman,
cara berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-
hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat
mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat
berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Kurikulum yang tidak mengandung unsur-unsur baru, akan
menghasilkan pendidikan yang ketinggalan zaman, sehingga
berarti bahwa apa yang diberikan sekolah bagi siswa menjadi
kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan
tuntutan sosial masyarakat.

c) Peran Kritis dan Evaluatif


Kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya
mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai,
memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam
hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial
dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Kurikulum berperan

10
untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu
dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana harus
dimiliki anak didik. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi
dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk
kehidupan anak didik.

D. Mengidentifikasi Komponen Kurikulum

Kurikulum merupakan sebuah sistem dimana di dalamnya terdapat


beberapa komponen yang saling terkait dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan mengemukakan bahwa komponen kurikulum terdiri dari :
komponen tujuan, komponen isi dan organisasi bahan pengajaran,
komponen pola dan strategi belajar-mengajar, serta komponen evaluasi.9

Keempat komponen tersebut diuraikan sebagai berikut :


a) Komponen Tujuan Kurikulum hakikatnya adalah alat untuk
mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan kurikulum sebenarnya
adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan
ditanamkan kepada diri anak didik.Tujuan pendidikan nasional
digali dari falsafah bangsa pancasila, dan dituangkan dalam UU
SISDIKNAS 2003 pasal 3 : “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
b) Komponen Isi Komponen isi/struktur kurikulum berkenaan
dengan pengetahuan ilmiah dan jelas pengalaman belajar yang
akan diberikan kepada siswa agar dapat mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.Ada beberapa kriteria yang bisa
digunakan dalam merancang isi kurikulum, yaitu: Isi kurikulum
harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa,
artinya sejalan dengan tahap perkembangan anak, Isi kurikulum
harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai dengan
tuntutan hidup nyata dalam masyarakat, Isi kurikulum dapat
mencapai tujuan yang komprehensif, artinya mengandung aspek

9
Jon Wiles Joseph Bondi, Curriculum Development A Guide To Practice, (Merril prentice Hall:
New Jersey, 2002) Hal 34

11
intelektual, dan skills secara integral. Jadi kurikulum tidak hanya
berisikan pengetauan ilmiah berupa daftar mata pelajaran semata
tanpa memperhatikan pengalaman belajar yang bermakna, justru
sebaliknya bahwa mata pelajaran itu hanyalah merupakan
kemasan pengalaman belajar yang bermakna sangat dibutuhkan
oleh anak didik dalam kehidupannya.
c) Komponen Strategi Pelaksanaan Belajar Mengajar. Strategi
pelaksanaan pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagi para
pelaksana pendidikan di lapangan untuk mampu melaksanakan
pembelajaran dengan benar. Kurikulum dalam pengertian progam
pendidikan, hakikatnya masih dalam angan angan/niat
perancangnya, yang masih harus diwujudkan oleh sekolah hingga
mampu menghantarkan anak didik mencapai tujuan yang dicita-
citakan.
d) Komponen Evaluasi Evaluasi kurikulum ini yang dimaksud
adalah meniai suatu kurikulum sebagai progam pendidikan untuk
mengetahui efisiensi, efektivitas, dan produktivitas progam dalam
mencapai tujuan pendidikan.

Di samping itu, evaluasi kurikulum dimaksudkan sebagai feedback


terhadap tujuan, materi, metode, dan sarana, dalam rangka
mengembangkan kurikulum lebih lanjut. Kurikulum sebagai progam
pendidikan untuk anak didik dapat dinilai dari sudut system. Kurikulum
sebagai system dapat diidentifikasi melalui masukan (input) progam,
proses pelaksanaan progam, hasil/output/outcome progam, dan dampak
dari progam.

Tugas kurikulum pendidikan dalam siklus atau proses pendidikan


adalah untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga kurikulum pendidikan
mengandung bagian-bagian penting dan pendukung yang memadai untuk
membantu kapasitasnya. Bagian-bagian ini disebut bagian yang saling
terkait dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan pendidikan (Oemar
Hamalik, 2001).

Sebuah kurikulum sekolah memiliki tiga komponen, yaitu tujuan,


isi, dan strategi. Dalam tujuan itu sendiri memiliki tujuan, yaitu:
a) Tujuan kurikulum; Pertama, tujuan yang ingin dicapai oleh
sekolah baik pada ranah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik.
Kedua, tujuan yang ingin dicapai pada setiap mata

12
pelajaran, yang digambrakan dala hal pengetahuan,
keterampilan dan juga sikap.
b) Isi kurikulum; berupa materi yang diprogramkan atau yang
harus ditempuh oleh peserta didik untuk mencapai sebuah
tujuan pendidikan (Muhammad Ali, 1992).
c) Media (sarana dan prasarana); sebagai fasilitator untuk
belajar mendeskripsikan kurikulum sedemikian rupa
sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa.
d) strategi; mengacu pada pendekatan dan metode pengajaran
dan teknik yang digunakan (M. Ahmad, 1998).
e) Proses pembelajaran; Komponen ini sangat penting, karena
perubahan perilaku siswadiharapkan sebagai indikator
keberhasilan implementasi kurikulum sebagai hasil dari
proses pembelajaran.
f) evaluasi; dengan evaluasi (penilaian) Anda dapat
mengetahui bagaimana mencapai tujuan (Muhammad Ali,
1992).

Hasan langgulung berpendapat bahwa kurikulum terdiri dari empat


komponen, yaitu:
a) Tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan.
b) Pengetahuan, informasi, kegiatan dan pengalaman dari
mana kurikulum itu dibentuk.
c) Metode pengajaranyang diterapkan oleh guru untuk
mengajar dan memotivasi peserta didik untuk mengarah
pada tujuan yang diinginkan oleh kurikulum.
d) Metode evaluasi sebagai alat untuk melakukan penilaian
terhadap kegiatan atau proses dan hasil pembelajaran.10

10
Ghufran Hasyim Achmad, Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan Agama Islam, (YASIN: Jurnal
Pendidikan dan Ssosial Budaya, Vol 1, no 2, 2021), Hal 253

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
dari makalah yang telah kami buat di atas dapat kami ambil kesimpulan
bahwa Kurikulum dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Dimana Secara
sempit kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
diikuti atau diambil siswauntuk dapat menamatkan pendidikannya, Pada lembaga
tertentu, sedangkan secara luas kurikulum diartikan dengan semua pengalaman
belajar yang diberikan sekolah kepada siswa selama mengikuti pendidikan pada
jenjang pendidikan tertentu. Usaha-usaha untuk memberikan pengalaman belajar
kepada siswa dapat berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas baik yang
dirancang secara tertulis maupun tidak, asal ditujukan untuk membentuk lulusan
yang berkualitas.

Kurikulum terdiri dari 6 fungsi yaitu diantaranya, adalah: Fungsi


Penyesuaian, Fungsi Integrasi, Fungsi Diferensiasi, Fungsi Persiapan, Fungsi
Pemilihan, dan Fungsi Diagnostik. Sedangkan untuk peran kurikulum itu terdiri
dari 3 peran diantaranya, yaitu: Peran Konservatif, Peran Kreatif, dan serta Peran
Kritis dan Evaluatif. Tugas kurikulum pendidikan dalam siklus atau proses
pendidikan adalah untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga kurikulum
pendidikan mengandung bagian-bagian penting dan pendukung yang memadai
untuk membantu kapasitasnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sri Astuti (2018). Landasan Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rafa


Production

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-fungsinya/

Zainal Arifin (2012). Konsep Pengembangan Kurikulum, PT Remaja


Rosdakarya

Ahmad Zainuri (2018). Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan, CV Amanah

Abdullah Idi (2007). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik,


Yogyakarta: Ar Ruzz Media, Hal 213

Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (2011).


Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, Hal 9

Abdullah Idi (2007). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik,


Yogyakarta: Ar Ruzz Media, Hal 214

Zainal Arifin (2011). konsep dan pengembangan kurikulum, Bandung:


Remaja Rosdakarya, Hal 17

Jon Wiles Joseph Bondi (2002). Curriculum Development A Guide To


Practice, Merril prentice Hall: New Jersey, Hal 34

15

Anda mungkin juga menyukai