Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM PAI


KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum PAI dengan
dosen pembimbing :
Drs. H. Hardiyat, M.Pd

Oleh : Kelompok 2
Ega Haidar Septian Septiaji (1121972013)
Eka Yulinda Puteri (1121972014)
Oktavina Damayanti Pohan (1121972031)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI NUR EL GHAZY
Jl. Raya Setu, Tambun, Kec. Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat 17510
2021/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep Pengembangan Kurikulum” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Drs. H. Hardiyat, M.Pd pada mata kuliah Telaah Kurikulum PAI. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konsep
Pengembangan Kurikulum bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Drs. H. Hardiyat, M.Pd, selaku
dosen Telaah Kurikulum PAI yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, April 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………...…… i


DAFTAR ISI ……………………………………..………………………… ii
BAB 1 PENDAHULAN ……………………………………………..………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………..… 1
B. Runusan Masalah …………………………………………………….…. 1
C. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………..…………… 3
A. Pengertian Kurikulum ……………………………………………………….. 3
B. Konsep Dasar Kurikulum ……………………………………………..… 4
C. Landasan Pengembangan Kurikulum ……………………………………….. 5
BAB III PENUTUP ……………………………………………………..… 8
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 8
B. Saran ……………………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..… 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya memanusiakan manusia menjadi
manusiawi. Melalui pendidikan, potensi manusia akan tumbuh berkembang
menjadi insan yang tertata pola pikirnya, termanifestasikan sikap dan tingkah laku
baiknya. Dengan kata lain, pendidikan mengarahkan manusia dari sebelumnya
tidak mengetahui banyak hal menjadi tahu banyak, sebelumnya berperilaku.
Untuk memanusiakan manusia menjadi manusiawi, salah satunya adalah perlu
adanya kurikulum pendidikan. Sebab kurikulum pendidikan memiliki posisi yang
sangat strategis. Hal ini karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada
kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum pendidikan, maka dalam
penyusunannya memerlukan fondasi dan landasan yang kokoh dengan melalui
penelitian dan berbagai pemikiran secara mendalam dan sebaliknya penyusunan
kurikulum “tidak asal-asalan”. Di sinilah, pada dasarnya sebuah kurikulum
merupakan suatu sistem yang saling terkait yang terdiri atas beberapa komponen
yang saling mendukung.
Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dalam pendidikan yang memuat
isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus
ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.
Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-
orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis.
Artinya, menurut urutan tertentu serta logis dan dapat diterima oleh akal dan
pikiran.
B. Rumusan Masalah
Pertanyaan yang timbul adalah:
1. Apa yang itu Kurikulum?
2. Apa yang dimaksud konsep dasar kurikulum?
3. Apa saja landasan dalam pengembangan kurikulum?

1
C. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran pada saat ini yaitu:
1. Mengetahui apa itu kurikulum.
2. Mengetahui apa yang dimaksud konsep dasar pengembangan kurikulum.
3. Mengetahui landasan-landasan pengembangan kurikulun.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum mulai dikenal di dunia pendidikan sebagai suatu istilah kurang
lebih satu abad yang lalu. Istilah kurikulum bila ditinjau dari pengertian
etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan currere
yang berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis
start sampai finish.
Dalam pengertian terminologis, istilah kurikulum dipergunakan dalam dunia
pendidikan, dengan pengertian sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang
harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau
ijazah.
Kurikulum sebagai sebuah program/rencana pembelajaran, tidaklah hanya
berisi tentang program kegiatan, tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus
ditempuh beserta alat evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan.
Di samping itu juga berisi tentang alat atau media yang diharapkan mampu
menunjang pencapaian tujuan tersebut. Kurikulum sebagai suatu rencana disusun
untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Jadi kurikulum
adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara
sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam
proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserata didik untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Penjelasan di atas ingin menegaskan bahwa kurikulum dapat diartikan
sejumlah materi pendidikan yang harus ditempuh dan diselesaikan oleh peserta
didik agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena kurikulum
merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem
pendidikan, disebabkan ia adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan

3
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Dalam kaitan ini,
Hilda Taba mengungkapkan bahwa;
“tiap kurikulum pada hakikatnya merupakan suatu cara untuk
mempersiapkan anak-anak untuk berpartisipasi sebagai anggota yang
produktif dalam masyarakat. Dan tiap kurikulum, bagaimanapun polanya,
selalu mempunyai komponen-komponen tertentu yakni pernyataan tentang
tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk
dan kegiatan belajar dan mengajar, dan akhirnya evaluasi hasil belajar”.
Pendapat Hilda Taba memiliki kesamaan dengan pernyataan Winarno
Surachmad, bahwa komponen-komponen pokok kurikulum adalah tujuan, isi,
organisasi, dan strategi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hasan Langgulung
bahwa di dalam kurikulum terkandung empat aspek, yakni;
1) Tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh kurikulum itu;
2) Pengetahuan, ilmu-ilmu, aktivitasaktivitas, dan pengalaman-pengalaman
yang menjadi sumber terbentuknya kurikulum itu;
3) Metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang diikuti murid-murid
untuk mendorong mereka ke arah yang dikehendaki oleh tujuan yang
dirancang; dan
4) Metode dan cara penilaian yang digunakan dalam mebgukur hasil proses
pendidikan yang dirancang dalam kurikulum.

B. Konsep Dasar Kurikulum


Konsep dasar kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan dan juga bervariasi dengan aliran atau teori pendidikan yang
dianut. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata pelajaran
yang harus di sampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Anggapan ini telah ada
sejak zaman Yunani kuno. Dalam lingkungan atau hubungan tertentu pandangan
ini masih dipakai sampai sekarang, yaitu, kurikulum sebagai “…a caurse of
subject matters to be mastered” (suatu kumpulan subjek yang harus dikuasai),
sehingga tidak sedikit orang tua dan guru kalau ditanya tentang kurikulum akan

4
memberikan jawaban sekitar bidang studi atau mata pelajaran. Lebih khususnya
kurikulum diartikan sebagai isi pelajaran.
Menurut Johnson, pengalaman akan muncul apabila interaksi antara siswa
dengan lingkungannya. Interaksi seperti itu bukan kurikulum, tetapi pengajaran.
Kurikulum hanya mengambarkan atau mengantisipasi hasil pembelajaran.
Johnson membedakan dengan tegas antara kurikulum dan pengajaran. Semua
yang berkenaan dengan perencanaan isi, kegiatan belajar mengajar, evaluasi
termasuk pengajaran, sedangkan kurikulum hanya berkenaan dengan hasil-hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa.
Konsep dasar kurikulum, yaitu suatu konsep yang berkembang sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Konsep kurikulum dapat juga berarti
suatu konsep yang bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang
dianut. Menurut Sutrisno ada tiga konsep kurikulum, yaitu;
a) kurikulum sebagai substansi.
b) kurikulum sebagai sistem.
c) kurikulum sebagai bidang studi.
Mauritz Johnson membedakan antara kurikulum dengan pengajaran. Yang
membedakan antara keduanya, yaitu pengajaran merupakan interaksi siswa
dengan lingkungan sekitar. Sedangkan kurikulum adalah rentetan hasil belajar
yang diharapkan atau sebagai tujuan. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan
sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun
kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu
kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten,
provinsi, ataupun seluruh negara.

C. Landasan Pengembangan Kurikulum


1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan

5
Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
2. Landasan Filosofis
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk
mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat,
pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional). Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka
pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan
bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
3. Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan
teori pendidikan berbasis kompetensi.
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar
nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap
kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi
Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan
suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005).
Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based curriculum” dan
oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi
yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil
kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan
sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh
seluruh peserta didik.
4. Landasan Empiris

6
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi
ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah
lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada.Maka,
kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu
menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jatidiri
sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai
satu entitas bangsa Indonesia.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah kurikulum bila ditinjau dari pengertian etimologis berasal dari bahasa
Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan currere yang berasal dari dunia
olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian
suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish.
Dalam pengertian terminologis, istilah kurikulum dipergunakan dalam dunia
pendidikan, dengan pengertian sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang
harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau
ijazah.
Konsep dasar kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan dan juga bervariasi dengan aliran atau teori pendidikan yang
dianut.
Landasan pengembangan kurikulum:
1. Landasan Yudiris.
2. Landasan Filosofis.
3. Landasan Teoritis.
4. Landasan Empiris.
B. Saran
Kurikulum selalu berkembang mengikuti perubahan zaman. Dalam
perkembangannya kita tetap harus mempertahankan konsep dasar dari
perkembangan kurikulum itu sendiri. Dan mengikuti landasan-landasan
kurikulum yang sudh dijelaskan dalam aturan pemerintah.

8
DAFTAR PUSTAKA
Dakir, (2004) Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Dr. Ahmad Zainuri, (2018), Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan, Palembang:
CV Amanah
Hasan Langgulung (1987), Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta: al-Husna
Irwan Sahaja, (2016) Landasan Kurikulum 2013
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2012), Dokumen Kurikulum 2013
Muhaimin, (1991) Konsep Pendidikan Islam: Sebuah Telaah Komponen Dasar
Kurikulum, Ramadhoni
S. Nasution, (1990), Asas-Asas Kurikulum, Bandung: Jemmars, 1990
Subandijah, (1993) Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Sudirman, dkk, (1987) Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Karya
Zainal Arifin, Konsep dan Pengembangan Kurikulum

Anda mungkin juga menyukai