Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANALISIS KURIKULUM

OLEH KELOMPOK 2 :

NUR ATIKA HARAHAP

CERIANI NDURU

TIO MINAR

ALDI SYAPUTRA

PENDIDIKAN AKUNTANSI

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN

T.A 2022 / 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun

untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Perkembangan Program Pengajaran dengan judul

“Analisis Kurikulum” di Program studi Pendidkan Akuntansi.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan

yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan adanya saran dan kritik

yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Terimakasih disampaikan kepada dosen mata kuliah Perkembangan Program Pengajaran yang

telah membimbing dan memberikan mata kuliah demi lancarnya tugas ini. Demikianlah makalah

ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Program

Pengajaran.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................ii

Daftar Isi.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum..........................................................................................2
B. Fungsi dan Tujuan Kurikulum............................................................................5
C. Ruang Lingkup Kurikulum..................................................................................7
D. Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum...........................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikukulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang di berikanoleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisikan rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Adanya
rancangan kurikulum merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Kurikulum juga
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran . Dapat kita
bayangkan, bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran di sekolah
yang tidak memiliki kurikulum.
Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas,
sebab perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki,
mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. Persekolahan
sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dituntut untuk memahami dan
mengaplikasikannya secara optimal dan penuh kesungguhan, sebab mutu
penyelenggaraan proses pendidikan salah satunya dilihat dari hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
Apa Pengertian Kurikulum ?
Apa Saja Fungsi dan Tujuan Kurikulum ?
Ruang Lingkup Kurikulum ?
Bagaimana Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum
Untuk mengetahui fungsi dan tujuan kurikulum
Untuk mengetahui ruang lingkup kurikulum
Untuk mengetahui proses perubahan dan pegembangan kurikulum

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Banyak orang yang menganggap kurikulum berkaitan dengan bahan ajar atau buku-
buku pelajaran yang harus dimiliki anak didik, sehingga perubahan kurikulum identik
dengan perubahan buku pelajaran. Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku
ajar, akan tetapi banyak persoalan lainnya termasuk persoalan arah dan tujuan pendidikan,
persoalan materi pelajaran, serta persoalan-persoalan lainnya yang terkait dengan hal itu.
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani Kuno
yang berasal dari kata curir dan curere. Selanjutnya istilah kurikulum digunakan
dalam dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang
kurikulum. Namun demikian, dalam penafsiran yang berbeda itu, ada juga kesamaan .
kesamaan tersebut adalah, bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha
mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. (Sanjaya, 2008:3)
Secara terminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu
sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa
guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut UU No.20 tahun 2003 Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan sebuah
pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan sebagai
pedoman dalam penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan
pendidikan nasional.
Prof. DR. S. Nasution, M. A. Kurikulum sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses kegiatan belajar mengajar di bawah naungan, bimbingan dan
tanggung jawab sekolah/lembaga pendidikan.
George A. Beaucham (1976) Kurikulum diartikan sebagai dokumen tertulis yang
berisikan seluruh mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui
pilihan berbagai disiplin ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

v
1. Kurikulum Sebagai Suatu Program Kegiatan Yang Terencana.
Berdasarkan pandangan komprehensif terhadap setiap kegiatan yang direncanakan
untuk dialami seluruh siswa, kurikulum berupaya menggabungkan ruang lingkup,
rangkaian, interpretasi, keseimbangan subject matter, teknik mengajar, dan hal lain yang
dapat direncanakan sebelumnya ( Saylor, Alexander, dan Lewis, 1986 ). (Hamalik,
2007:5)
2. Kurikulum Sebagai Hasil Belajar Yang Diharapkan.
Beberapa penulis kurikulum ( Johnson, 1977 dan Posner, 1982 ) menyatakan
bahwa kurikulum seharusnya tidak dipandang sebagai aktivitas , tetapi difokuskan secara
langsung pada berbagai hasil belajar yang diharapkan ( intended learning outcomes ).
Kajian ini menekankan perubahan cara pandang kurikulum, dari kurikulum sebagai
alat (means) menjadi kurikulum srbagai tujuan atau akhir yang akan dicapai (ends).
Salah satu alasan utama adalah karena hasil belajar yang diharapkan merupakan
dasar bagi perencanaan dan perumusan berbagai tujuan kegiatan pembelajaran.
(Hamalik, 2007:6)
3. Kurikulum Sebagai Reproduksi Kultural ( Cultural Reproduction ).
Sekolah bertugas memproduksi pengetahuan dan nilai-nilai yang penting bagi generasi
penerus. Masyarakat, negara atau bangsa bertanggung jawab mengidentifikasi
keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan berbagai apresiasi yang akan
diajarkan. Sementara itu, pihak pendidik profesional bertanggung jawab untuk
melihat apakah skill, knowledge, dan apresiasi tersebut sudah diinformasikan ke
dalam kurikulum yang dapat disampaikan kepada anak- anak dan generasi muda.
Beberapa contoh dari pandangan kurikulum sebagai reproduksi kultural ini adalah
berbagai peristiwa patriotik dalam sejarah nasional, sistem ekonomi yang dominan
(komunistik atau kapitalistik), berbagai konvensi kebudayaan, kebiasaan, dan aturan adat
istiadat (lore dan folkways), serta nilai-nilai agama yang ada di berbagai sekolah yang
bernaung di bawah lembaga keagamaan seperti parochial school dan sekolah-sekolah
umumnya. (Hamalik, 2007:6)
4. Kurikulum Sebagai Kumpulan Tugas dan Konsep Diskrit.
Pandangan ini berpendapat bahwa kurikuum merupakan satu kumpulan tugas dan
konsep (discrete tasks and concept) yang harus dikuasai siswa. Dalam hal ini,

vi
diasumsikan bahwa penguasaan tugas-tugas yang saling bersifat diskrit (berdiri sendiri)
tersebut adalah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Biasanya, tujuan yang dimaksud memiliki interpretasi behavioral yang spesifik,
misalnya mempelajari suatu tugas baru atau dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.
Pendekatan ini berkembang dari program- program training dalam bisnis, industri, dan
kemiliteran. (Hamalik, 2007:7)
5. Kurikulum Sebagai Agenda Rekonstruksi Sosial.
Sejauh mana keberanian sekolah membangun suatu tatanan sosial yang baru ( Dare
the school build a new social order )? Pertanyaan ini merupakan judul karya George S.
Counts (1932) yang dipandang sebagai salah seorang perintis rekonstruksionisme
sosial dalam pendidikan. Ide Counts tersebut banyak diperjuangkan oleh Theodore
Brameld dalam dekade 1940-an dan 1950-an, yang banyak terispirasi pemikiran
Dewey. Pandangan ini berpendapat bahwa sekolah harus mempersiapkan suatu agenda
pengetahuan dan nilai-nilai yang diyakini dapat menuntun siswa memperbaiki
masyarakat dan institusi kebudayaan, serta berbagai keyakinan dan kegiatan praktik
yang mendukungnya. (Hamalik, 2007:8)
6. Kurikulum Sebagai Currere.
Salah satu pandangan yang paling mutakhir terhadap dimensi kurikulum adalah yang
pandangan yang menekankan pada bentuk kata kerja kurikulum itu sendiri, yaitu currere.
Sebagai pengganti interpretasi dari etimologi arena pacu atau lomba (race course)
kurikulum, currere merunjuk pada jalannya lomba dan menekankan masing-masing
kapasitas individu untuk merekonseptualisasi otobiografinya sendiri. Dengan
demikian, karakter kurikulum membentuk dan dibentuk oleh berbagai hubungan
eksternal dengan pengetahuan, perspektif, dan prakti-praktik dalam domain
kependidikan lainnya seperti administrasi, supervisi, dasar-dasar pendidikan (sejarah
dan filsafat pendidikan, termasuk sosiologi, politik, ekonomi, antropologi bahkan
perspektif sastra), studi kebijakan, evaluasi, metodologi penelitian, subject areas,
jenjang dan tingkatan pendidikan, pengajaran, pendidikan khusus, psikologi
pendidikan, dan sebagainya. Oleh karena beberapa di antara bidang diatas memiliki
relevansi langsung dengan kurikulum jika dibandingkan dengan bidang lainnya, maka

vii
bidang-bidang yang lebih relevan tersebut perlu dianalisis secara lebih luas dan
mendalam. (Hamalik, 2007:8)

B. Fungsi dan Tujuan Kurikulum


Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki
empat fungsi, yaitu (1) fungsi pendidikan umum (common and general education), (2)
Suplementasi (suplementation), (3) eksplorasi (exploration), dan (4) Keahlian
(specialization). ( Sanjaya, 2008:12 )
1. Fungsi Pendidikan Umum (common and general education).
Fungsi pendidikan umum (common and general education), yaitu fungsi kurikulum
untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang
bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan pengalaman belajar kepada setiap
peserta didik agar mampu menginternalisasi nilai-nilai dalam kehidupan, memahami
setiap hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan makhluk sosial. Dengan
demikian, fungsi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap siswa pada jenjang dan level
atau jenis pendidikan manapun.
2. Suplementasi (suplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan,
perbedaan minat, maupun perbedaan bakat. Kurikulum sebagai alat pendidikan
seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan
tersebut. Dengan demikian, setiap anak memiliki kesempatan untuk menambah
kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dengan minat dan bakatnya. Artinya,
peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata harus terlayani untuk
mengembangkan kemampuannya secara optimal; sebaliknya siswa yang memiliki
kemampuan di bawah rata-rata juga harus terlayani sesuai dengan kemampuannya.
3. Eksplorasi (exploration)
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi ini siswa
diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga memungkinkan
mereka akan belajar tanpa adanya paksaan. Namun demikian, proses eksplorasi
terhadap minat dan bakat siswa bukan pekerjaan yang mudah. Adakalanya terjadi

viii
pemaksaan dari pihak luar, misalnya para orangtua, yang sebenarnya anak tidak
memiliki bakat dan minat terhadap bidang tertentu, mereka dipaksa untuk memilihnya
hanya karena alasan-alasan tertentu yang sebenarnya tidak rasional. Oleh sebab itu
para pengembang kurikulum mesti dapat menggali rahasia keberbakatan anak yang
kadang-kadang tersembunyi. (Sanjaya, 2008:13)
4. Keahlian (spesialization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan
keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. Dengan demikian,
kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya
perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik. Bidang- bidang semacam
itu yang diberikan sebagai pilihan, yang pada akhirnya setiap peserta didik memiliki
keterampilan-keterampilan sesuai dengan bidang spesialisasinya. Untuk itu
pengembangan kurikulum harus melibatkan para spesialis untuk menentukan
kemampuan apa yang harus dimiliki setiap siswa sesuai dengan bidang keahliannya.
(Sanjaya, 2008:13)
Fungsi kurikulum diartikan sebagai kegunaan atau manfaat kurikulum bagi pihak-pihak yang
terlibat dalam aktivitas pendidikan. Dilansir dari Universitas Pendidikan Indonesia, berikut
fungsi kurikulum dalam dunia pendidikan, yaitu:
a. Untuk siswa
Fungsi kurikulum untuk siswa adalah sebagian acuan belajar. Dengan adanya
kurikulum, siswa mengetahui materi apa saja yang harus dipelajari dan juga dipahami.
Sehingga siswa dapat mempersiapkan ujian dengan lebih baik.
Keberadaan kurikulum bagi siswa juga menyetarakan atau membentuj standar
pendidikan di Indonesia. Dengan adanya kurikulum, semua daerah di Indonesia
memiliki standar pelajaran yang sama. Hal tersebut sangat penting bagi pemerataan
pendidikan.
b. Untuk guru
Fungsi kurikulum untuk guru adalah sebagai pedoman pengajaran pada siswa.
Kurikulum memberikan patokan yang jelas tentang proses pengajaran juga materi
yang harus diberikan pada anak didik.
c. Untuk kepala sekolah

ix
Fungsi kurikulum untuk kepala sekolah sebagai pemimpin penyelenggaraan
pendidikan di sekolah adalah sebagai pedoman pengelolaan sistem pendidikan.
Kurikulum juga berfungsi sebagai patokan pengawasan kepala sekolah juga indikator
keberhasilan pembelajaran.
d. Untuk masyarakat atau orang tua
Fungsi kurikulum bagi masyarakat terutama orang tua siswa adalah sebagai pedoman
dalam pengawasan siswa. Pemahaman orang tua terhadap kurikulum, dapat
menentukan pola didik dan tercapainya keberhasilan kurikulum pendidikan sekolah
pada seorang anak.

Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum yaitu sebagai alat pendidikan untuk menghasilkan siswa yang berintegrasi.
Kurikulum juga membuat siswa mengerti sistem pendidikan yang diterapkan, sehingga siswa
dapat memutuskan pendidikan yang ia inginkan di jenjang selanjutnya.
Tujuan kurikulum juga untuk memeratakan pendidikan dalam negara. Membimbing serta
mendidik siswa agar menjadi pribadi yang cerdas, berpengetahuan tinggi, kreatif, inovatif,
bertanggung jawab, dan siap masuk dalam kehidupan bermasyarakat.

C. Ruang Lingkup Kurikulum


Adapun ruang lingkup Kurikulum Meliputi :
a. Konsep Kurikulum
Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan
Pendidikan.
b. Fungsi Kurikulum
1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan.
2. Fungsi kurikulum bagi anak yaitu sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan
untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi Pendidikan mereka.
3. Fungsi kurikulum bagi guru ada 3 yaitu :
a) Sebagai pedoman dalam Menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi
anak didik.
b) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak.

x
c) Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan Pendidikan dan pengajaran.
4. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembinaan sekolah yaitu sebagai pedoman
dalam mengadakan fungsi supervise, mengembangkan kurikulum lebih lanjut sebagai
pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.
5. Fungsi Kurikulum bagi orang tua murid adalah dapat turut serta membantu usaha
sekolah dalam memajukan putra putrinya.
c. Komponen Kurikulum
Adapun Komponen kurikulum terdiri dari :
1. Satu tujuan
2. Bahan pelajaran
3. Proses belajar mengajar
4. Evaluasi dan penilaian
d. Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang mengacu
untuk menghasilkan kurikulum baru.
e. Landasan-landasan pengembangan kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum harus berpijak pada landasan-landasan yang kuat dan
kokoh, karena landasan kurikulum dapat menjadi titik tolak.
Adapun landasan-landasan pengembangan kurikulum meliputi :
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Sosial Budaya
3. Landasan Psikologis
4. Landasan Organisatoris

D. Proses Perubahan dan Pengembangan Kurikulum


Proses perubahan kurikulum
Dalam perspektif soetopo dan soemanto pengertian perubahan kurikulum agak sukar untuk
dirumuskan dalam suatu devinisi. Suatu kurikulum disebut mengalami perubahan bila terdapat
adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara dua periode tertentu, yang
disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja, tentunya menuju movement yang lebih baik.
Berbeda dengan ungkapan nasution, perubahan kurikulum mengenai tujuan maupun alat-alat
atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu. Mengubah kurikulum sering berarti turut mengubah

xi
manusia, yaitu guru, pembina pendidikan, dan mereka-mereka yang mengasuh pendidikan. Itu
sebab perubahan kurikulum dianggap sebagai perubahan sosial, suatu social change. Perubahan
kurikulum juga disebut devolupment (pembaharuan) atau inovasi kurikulum.
Jenis-Jenis Perubahan
Menurut Soetopo dan Soemanto, Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian-sebagian, tapi
dapat pula bersifat menyeluruh.
1. Perubahan sebagian-sebagian
Perubahan yang terjadi hanya pada komponen (unsur) tentu saja dari kurikulum kita
sebut perubahan yang sebagian-sebagian. Perubahan dalam metode mengajar saja,
perubahan dalam itu saja, atau perubahan dalam sistem penilaian saja, adalah merupakan
contoh dari perubahan sebagian-sebagian.Dalam perubahan sebagian-sebagian ini, dapat
terjadi bahwa perubahan yang berlangsung pada komponen tertentu sama sekali tidak
berpengaruh terhadap komponen yang lain. Sebagai contoh, penambahan satu atau lebih
bidang studi kedalam suatu kurikulum dapat saja terjadi tanpa membawa perubahan
dalam cara (metode) mengajar atau sistem penilaian dalam kurikulum tersebut.
2. Perubahan menyeluruh
Disamping secara sebagian-sebagian, perubahan suatu kurikulum dapat saja terjadi
secara menyeluruh . Artinya keseluruhan sistem dari kurikulum tersebut mengalami
perubahan mana tergambar baik didalam tujuannya, isinya organisasi dan strategi dan
pelaksanaannya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan kurikulum
Menurut Soetopo dan Soemanto, ada sejumlah faktor yang dipandang mendorong terjadinya
perubahan kurikulum pada berbagai Negara dewasa ini.
Pertama, bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaum kolonialis.
Dengan merdekanya Negara-negara tersebut, mereka menyadari bahwa selama ini mereka telah
dibina dalam suatu sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan cita-cita nasional
merdeka. Untuk itu , mereka mulai merencanakan adanya perubahan yang cukup penting di
dalam kurikulum dan sistem pendidikan yang ada.
Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekali. Di satu pihak,
perkembangan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah
menghasilkan diketemukannya teori-teori yang lama. Di lain pihak, perkembangan di dalam

xii
ilmu pengetahuan psikologi, komunikasi, dan lain-lainnya menimbulkan diketemukannya teori
dan cara-cara baru di dalam proses belajar mengajar. Kedua perkembangan di atas, dengan
sendirinya mendorong timbulnya perubahan dalam isi maupun strategi pelaksanaan kurikulum.
Ketiga, pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia. Dengan bertambahnya penduduk, maka
makin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan pendidikan. Hal ini menyebabkan
bahwa cara atau pendekatan yang telah digunakan selama ini dalam pendidikan perlu ditinjau
kembali dan kalau perlu diubah agar dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan yang
semakin besar. Ketiga faktor di atas itulah yang secara umum banyak mempengaruhi timbulnya
perubahan kurikulum yang kita alami dewasa ini.
Proses Pengembangan Kurikulum
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, sekolah merupakan agen dari masyarakat, sekolah
perlu mempersiapkan anak didik untuk kehidupan dimasyarakat. Perkembangan dan perubahan
yang terjadi dimasyarakat indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, sehingga
dituntut untuk perbaikan sistem pendidikan termasuk penyempurnaan kurikulum. Tujuan dari
pengembangan kurikulum adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mewujudkan
masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, ( H.
Widyastono, 2014;63).
Menurut H. Widyastono, (2014;63) untuk menigkatan mutu pendidkan harus dilakukan secara
menyeluru yang mencakup pengembangan manusian Indonesia seutuhnya,seperti: aspek moral,
akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni, olah raga dan prilaku. Jadi isi kurikulum
hendaknya mencerminkan kondisi - kondisi di atas sehingga dapat memenuhi tuntutan dan
kebutuhan masyarakat sekitarnya.
Sekolah mendapatkan pengaruh dari kekuatan - kekuatan yang ada dalam masyarakat terutama
dari perguruan tinggi dan masyarakat.Menurut H. Dakir (2004: 89) pada perguruan tinggi
dilontarkan tujuh isu yang mendasari perkembangan kurikulum, yaitu;
1) kuantitas,
2) kualitas,
3) relevansi,
4) akuiti,
5) produktifitas,
6) masa depan,

xiii
7) dinamikan sistem pendidikan tinggi.
dan ketujuh komponen ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang diatur dalam GBHN yaitu
mencapai tujuan pendidikan dengan menghasilan sumberdaya manusia yang tangguh,, adanya
link and match, berorientasi masa depan, memperhatikan perkembangan IPTEKS.
Adapun faktor penentu dalam pengembangan kurikulum adalah:
(1) Landasan filosofis
pendidikan ada dan berada dalah kehidupan masyarakat, sehingga apa yang dikehendaki
oleh masyarakat untuk dilestarikan diselenggarakan melalui pendidikan dalam arti seluas-
luasnya (Tedjo Narsoyo. R, 2010)
(2) Landasan social budaya
realita social budaya yang ada dalam masyarakat merupakan bahan kajian pengembangan
kurikulum untuk digunakan sebagai landasan pengembangan kurikulum
(3) Landasan pengembangan teknologi dan seni
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah nilai-nilai yang bersumber pada pikiran atau
logika, sedangkan seni bersumber pada perasaan atau estetika, mengingat pendidikan
merupakan upaya penyiapan siswa menghadapi perubahan yang semakin pesat, termasuk
didalamnya perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, maka pengembangan
kurikulum haruslah berlandaskan pada pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS)
(4) Landasan kebutuhan masyarakat
pengembangan kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu yang
mencakup keterkaitannya dengan lingkungan sosial setempat, maka pada hakikatnya
pengembangan kurikulum adalah kebutuhan masyarakat yang dilayani melalui kurikulum
yang dikembangkan
(5) Landasan perkembangan masyarakat
ciri utama masyarakat adalah selalu berkambang. Perkembangan ini bisa terjadi dengan
cepat atau lambat bahkan sangat cepat. IPTEKS sangat mendukung perkembangan
masyarakat. Perkembangan masyarakat akan menuntut tersedianya proses pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat, maka diperlukan perancang berupa kurikulum
yang landasannya berupa perkembangan masyarakat itu sendiri.

Oleh karna itu menurut H. Dakir (2004) pengembangan kurikulum itu harus bersifat antisifatif,
adaptif, dan aplikatif. Sehingga dalam penyusunan pengembangan kurikulum harus

xiv
mempertimbangkan langkah-langkah dibawah ini:

1. Perumusan Tujuan
Tujuan dirumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai kebutuhan, tuntutan dan harapan.
Oleh karna itu tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan fakto masyarakat, siswa serta
ilmu pengetahuan yang dapat dituangkan dalam rumusan tujuan institusional dan tujuan
instruksional, (Tedjo Narsoyo. R, 2010: 204).
2. Menentukan Isi
Isi kurikulum merupakan pengalaman belajar yang direncanakan akan di peroleh siswa selama
mengikuti pendidikan. Pengalaman belajar ini dapat berupa mempelajari mata pelajaran atau
jenis-jenis pengalaman belajar lain sesuai dengan bentuk kurikulum.
3. Memilih Kegiatan
Organisasi dapat dirumuskan sesuai dengan tujuan dan pengalaman belajar yang menjadi isi
kurikulum, dengan mempertimbangkan bentuk kurikulum yang digunakan.
4. Merumuskan Evaluasi
Evaluasi kurikulum mengacu pada tujuan kurikulum, evaluasi perlu dilakukan untuk
memperoleh balikan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan, oleh karena itu evaluasi dapat
dilakukan secara terus menerus.

xv
BAB III

PENUTUP

A. Kesimppulan
Menurut UU No.20 tahun 2003 Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
sebuah pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan
sebagai pedoman dalam penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah
tujuan pendidikan nasional.
kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu fungsi pendidikan umum (common and
general education), Suplementasi (suplementation), eksplorasi (exploration), dan
Keahlian (specialization).
Tujuan kurikulum yaitu sebagai alat pendidikan untuk menghasilkan siswa yang
berintegrasi. Kurikulum juga membuat siswa mengerti sistem pendidikan yang
diterapkan, sehingga siswa dapat memutuskan pendidikan yang ia inginkan di jenjang
selanjutnya.
Adapun ruang lingkup Kurikulum Meliputi : Konsep Kurikulum, Fungsi Kurikulum,
Komponen Kurikulum, Pengembangan Kurikulum, Landasan-landasan pengembangan
kurikulum

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Andriyatna, Jamilah Tunnawa, Fitri Ardiani.2023. Perencanaan Pembelajaran sd Analisis


Kurikulum.Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Arrahmaniyah. Depok
https://lilisdisdik.wordpress.com/2012/10/30/perubahan-kurikulum/. Di akses pada hari selasa
03 oktober 2023. Pada jam 16.00 WIB. Di Padangsidimpuan.
http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/22-Samsila-Yurni-H.-Erwin-Bakti.pdf. Di
akses pada hari selasa 03 oktober 2023. Pada jam 17.00 WIB. Di Padangsidimpuan

xvii

Anda mungkin juga menyukai