Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TELAAH KURIKULUM

Di Susun Oleh:

Luthfi Sofarina Siska (20591104)

Melati Putri Indah Sari (20591113)

Dosen Pengampuh: Siti Zulaiha M.Pd.I

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah Telaah Kurikulum ini. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Zulaiha M.Pd.I selaku Dosen Mata Kuliah Telaah
Kurikulum yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makala ini. Makalah ini memberikan panduan dalam pembelajaran Telaah Kurikulum.
Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga makalah
ini mampu memberikan pengetahuan tentang Telaah Kurikulum.

Curup, 15 September 2022


DAFTAR ISI

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kurikulum........................................................................................................
B. Fungsi Kurikulum.............................................................................................................
C. Komponen-Komponen Kurikulum...................................................................................
D. Jenis-jenis Kurikulum.......................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pengembangan
kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang mana didalamnya mencakup beberapa hal
diantaranya adalah: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan
mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan
peserta didik.

Penerapan kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha


mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum
merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar
hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan
hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan
orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan
banyak orang. Seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur
masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.

Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan


suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang
telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata
lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui
langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama
periode waktu tertentu.

Pada umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan pengembangan kurikulum sebagai


suatu proses yang kontinu, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum
yaitu komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi. Selain harus memperhatikan unsur-
unsur diatas, di dalam mengembangkan sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa
prinsip dan melakukan pendekatan terlebih dahulu, sehingga di dalam penerapannya sebuah
kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang di harapkan dan mengenai prinsip-
prinsip dan pendekatan itu akan kami jelaskan selengkapnya dalam pembahasan.

B. Rumusan Masalah
1. apa pengertian kurikulum
2. apa fungsi dari kurikulum
3. apa komponen-komponen kurikulum
4. apa jenis-jenis dari kurikulum
C. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian kurikulum
2. untuk mengetahu fungsi dari kurikulum
3. untuk mengetahui komponen-komponen kurikulum
4. untuk mengetahui jenis-jenis dari kurikulum
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum Secara tradisional berarti sejumlah pelajaran yang harus ditempuh
peserta didik di sekolah. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan William B. Ragan
dalam bukunya yang berjudul Modern Elementary Curriculum, traditionally, the
curriculum has mean the subject tought in school, or course of study. 1 Kurikulum
diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang ditempuh atau
dikuasai peserta didik untuk mencapai tingkat atau ijazah tertentu. Kurikulum juga
diartikan sebagai rencana pelajaran yang disusun untuk mencapai sejumlah tujuan
pendidikan.
Secara modern pengertian kurikulum tidak hanya terbatas pada sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh peserta didik tetapi kurikulum diartikan secara lebih
luas lagi diantaranya:2
a. Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning”
mengatakan bahwa kurikulum adalah “sum total of the school effort to influence
learning wheather in the classroom, play ground, or out of school” keseluruhan
usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik yang berlangsung di kelas, di
halaman, maupun di luar sekolah.
b. William B Ragan dalam bukunya “Modern Elementary Curriculum” mengatakan
bahwa kurikulum adalah all the experiences of children for which the school
accept responsibility; semua pengalaman anak dalam tanggung jawab sekolah.
c. Association for Supervision Curriculum Development A Departement of The
Nation Education Assosiation dalam bukunya “Balance in The Curriculum”
dinyatakan bahwa kurikulum adalah all learning Opportunities by the School as
potential contribution to balance development of learners ; semua kesempatan
belajar yang diberikan oleh sekolah sebagai bantuan demi pengembangan peserta
didik yang seimbang.
d. Soedijarto, pakar pendidikan dari UNJ menyatakan bahwa kurikulum adalah
segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisasikan

1
Esti Ismawati, telaah kurikulum dan pengembangan bahan ajar, hlm 1
2
ibid
untuk peserta didik atau mahasiswa guna mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan oleh lembaga pendidikan.

Pada Kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan


kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan
penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua
mata pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).

B. Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum bagi peserta didik diharapkan dapat menambah pengalaman
baru yang kelak dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan
mereka yang bertujuan melengkapi bekal hidup mereka.
Fungsi Kurikulum bagi guru adalah sebagai pedoman kerja dalam menyusun
dan mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik. Sebagai pedoman untuk
mengadakan evaluasi terhadap perkembangan peserta didik dalam rangka menyerap
sejumlah pengalaman yang diberikan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan
pendidikan dan pengajaran. Sebagai alat yang berfungsi untuk mencapai tujuan-
tujuan pendidikan, kurikulum suatu sekolah berisi uraian tentang jenis-jenis program
yang diselenggarakan sekolah tersebut, bagaimana menyelenggarakannya, dan
perlengkapan apa yang dibutuhkan. Atas dasar itu sekolah akan dapat merencanakan
secara lebih tepat jenis tenaga apa yang masih dibutuhkan oleh sekolah.
Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah yang membagi
tugas kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor juga mempunyai tanggung
jawab dalam kurikulum sehingga fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman dalam
supervisi, yakni memperbaiki situasi belajar, sebagai pedoman supervisi, yakni
menciptakan dan menunjang situasi belajar agar lebih baik. Sebagai pedoman untuk
mengembangkan kurikulum dan sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi
kemajuan belajar mengajar.3
Fungsi kurikulum bagi orangtua peserta didik agar mereka turut serta
membantu usaha sekolah dalam memajukan putera-puterinya. Bantuan orangtua
dalam memajukan pendidikan dapat melalui lembaga BP3 atau yang sekarang
dinamakan Komite Sekolah. Dengan mengetahui kurikulum orangtua dapat

3
Nikharyati, pengembangan kurikulum pendididkan, bandung 2014, hlm 7
pengalaman belajar yang diperlukan putera-puterinya sehingga orangtua dapat
berpartisipasi untuk membimbingnya.

C. Komponen-Komponen Kurikulum
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan dari
pelaksanaan kurikulum. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya
dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Sedangkan dalam skala
mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-
tujuan yang lebih sempit Menurut Bloom dalam bukunya Taxonomy of Educational
Objectives tahun 1995, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat
digolongkan ke dalam tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu:
a) Domain Kognitif
Adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau
kemampuan berpikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan
memecahkan masalah Domain kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan mengingat dan kemampuan
mengungkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya (recall).
Kemampuan bidang ini dapat berupa: Pertama pengetahuan tentang sesuatu
yang khusus, misalnya mengetahui tentang terminologi atau istilah-istilah
yang dinyatakan dalam bentuk simbol simbol terbentuk baik verbal maupun
nonverbal. Pengetahuan mengingat fakta semacam ini sangat bermanfaat
untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Kedua pengatahuan tentang
cara/prosedur atau cara suatu proses tertentu. Misalnya kemampuan untuk
mengungkapkan suatu gagasan, mengurutkan angkah-langkah tertentu, dil
2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan untuk memahami suatu
objek atau subjek pembelajaran. Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari
pengetahuan Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, tetapi
berkenaan dengan kemampuan menjelaskan menerangkan menafsirkan atau
kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep. Pemahaman
menafsirkan sesuatu contohnya menafsirkan grafik.bagan atau gambar.
Sedangkan pemahaman ekstrapolasi yakni kemampuan untuk melihat dibalik
yang tersirat atau tersurat,melanjutkan atau memprediksi sesuatu berdasarkan
pola yang sudah ada.
3) Penerapan (aplication) adalah kemampuan untuk menggunakan konsep,
prinsip, prosedur pada situasi tertentu. Kemampuan menerapkan merupakan
tujuan kognitif yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan pengetahuan dan
pemahaman. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengaplikasikan
suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-rumus, dalil,
hukum, konsep, ide, dll ke dalam situasi baru yang konkret
4) Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan
pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar
bagian bahan itu. Analisis berhubungan dengan kemampuan nalar. Oleh
karena itu biasanya analisis diperutukkan bagi pencapaian tujuan pembelajaran
untuk siswa-siswa tingkat atas.
5) Sintesis Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke
dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana
atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. Sintesis
merupakan kebalikan dari analisis. Kalau analisis mampu menguraikan
6) Evaluasi Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi. Tujuan ini berkenaan
dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud
atau kriteria tertentu. Terkandung pula kemampuan untuk memberikan suatu
keputusan dengan berbagai pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu
b) Domain Afektif Domain afektif berkenaan dengan sikap.nilai-nilai dan apresiasi.
Menurut Krathwohl dan kawan-kawan (1964) dalam bukunya Taxonomy of
Education Objectives: Affective Domain, domain afektif memiliki 3 tingkatan,
yaitu:
1) Penerimaan, adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala,
kondisi keadaan atau suatu masalah. Seseorang memiliki perhatian yang
positif terhadap gejala-gejala tertentu manakala mereka memiliki kesadaran
tentang gelaja,kondisi atau objek yang ada.
2) Merespons, merespons atau menanggapi ditunjukkan oleh kemauan untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu, kemauan untuk membantu orang lain dll
respons biasanya diawali dengan diam-diam,kemudian dilakukan dengan
sungguh-sungguh.
3) Menghargai, yaitu berkenaan dengan kemauan untuk memberi penilaian atau
kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu.
4) Mengorganisasi, ini berkenaan dengan pengembangan nilai ke dalam sistem
organisasi tertentu, termasuk hubungan antarnilai dan tingkat prioritas nilai-
nilai itu Tujuan ini terdiri dari mengonseptualisasi nilai, serta mengorganisasi
suatu sistem nilai.
5) Karakerisasi Nilai Tujuan, adalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem
nilai dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang di
bangunnya itu dijadikan pandangan (falsafah) hidup serta dijadikan pedoman
dalam bertindak dan berprilaku.
c) Domain Psikomotor, adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan
keterampilan atau skill seseorang. Berikut terdapat tujuh tingkatan yang termasuk
ke dalam domain ini:
1) Presepsi (preception) Presepsi merupakan kemampuan seseorang dalam
memandang sesuatu yang dipermasalahkan.
2) Kesiapan (ser), yaitu berhubungan dengan kesediaan seseorang untuk melatih
diri tentang keterampilan tertentu yang direfleksikan dengan perilaku-perilaku
khusus.
3) Meniru (imitation), adalah kemampuan seseorang dalam mempraktikkan
gerakan gerakan sesuai dengan contoh yang diamatinya.
4) Membiasakan (habitual), adalah kemampuan seseorang untuk mempraktikkan
gerakan gerakan tertentu tanpa harus melihat contoh.
5) Menyesuaikan (adaptation), adalah gerakan atau kemampuan itu sudah
disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi yang ada.
6) Menciptakan (organization), yakni kemampuan seseorang untuk berkreasi dan
mencipta sendiri suatu karya.
1. Komponen Isi/Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman
belajar yang harus dimiliki siswa.
Untuk menentukan isi kurikulum tersebut harus disesuaikan dengan tingkat dan
jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, disamping juga tidak terlepas dari kaitannya dengan
kondisi peserta didik (psikologi anak) pada setiap jenjang pendidikan tersebut.
Kriteria pemilihan isi kurikulum dapat mempertimbangkan sebagai berikut:
1) Sesuai tujuan yang ingin dicapai
2) Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
3) Bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, bangsa dan negara baik untuk masa
sekarang maupun masa yang akan datang.
4) Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Komponen Metode/Strategi
Merupakan komponen ketiga dalam pengembangan kurikulum. Komponen ini
merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan
dengan implementasi kurikulum.
Strategi pembelajaran dalam pelaksanaan suatu kurikulum adalah cara yang
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran mengandung pengertian terlaksananya
kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting dan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kurikulum karena melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai
dan arti kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu
kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian mana yang harus
disempurnakan.
Evaluasi secara etimologis berasal dari kata "evaluation" yang berarti "penilaian
terhadap sesuatu". Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan
melalui kurikulum yang bersangkutan.

D. Jenis-jenis Kurikulum
1. Separated Subject Curriculum (Kurikulum Mata Pelajaran Terpisah Atau Tidak
Menyatu). Kurikulum ini dikatakan demikian karena data-data pelajaran disajikan
pada peserta didik dalam bentuk subjek atau mata pelajaran yang terpisah satu
dengan yang lainnya Kurikulum ini dengan tegas memisahkan antara satu mata
pelajaran dengan yang lainnya, umpamanya mata pelajaran biologi dengan
pengetahuan sosial atau yang lainnya. Akan tetapi kurikulum ini juga memiliki
beberapa keunggulan sebagai berikut:
a. Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis, sistematis dan
berkesinambungan, hal ini karena setiap bahan telah disusun dan diuraikan
secara sistematis dan logis dengan mengikuti urutan yang tepat yaitu dari yang
mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks.
b. Organisasi kurikulum bentuk ini sangat sederhana, mudah direncanakan dan
mudah dilaksanakan dan mudah juga diadakan perubahan jika diperlukan.
Adanya kesederhanaan itu sangat diperlukan karena hal itu jelas akan
menghemat tenaga sehingga menguntungkan baik dari pihak pengembang
kurikulum itu sendiri maupun guru atau satuan pendidikan untuk
melaksanakannya.

Disamping ada keunggulan-keunggulan kurikulum bentuk ini, ada pula kelemahan


kelemahannya, antara lain:

a. Kurikulum ini memberi mata pelajaran secara terpisah, satu dengan yang lain
tidak ada saling hubungan. Hal itu memungkinkan terjadinya pemerolehan
pengalaman secara lepaslepas tidak sesuai dengan kenyataan. Kurikulum bentuk
ini kurang memperhatikan masalah-masalah yang dihadapai anak secara faktual
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kurikulum ini hanya sering
mengutamakan penyampaian sejumlah pengetahuan yang kadang-kadang tidak
ada relevansinya dengan kebutuhan kehidupan.
b. Cenderung statis dan ketinggalan zaman Buku-buku pelajaran yang dijadikan
pegangan jika penyusunannya dilakukan beberapa atau bahkan puluhan tahun
yang lalu dan jika tidak dilakukan revisi untuk keperluan penyesuaian akan
ketinggalan zaman.
c. Tujuan kurikulum bentuk ini sangat terbatas karena hanya menekankan pada
perkembangan intelektual dan kurang memperhatikan faktor-faktor yang lain
seperti perkembangan emosional dan sosial.
2. Correlated curriculum (Kurikulum Korelasi Atau Pelajaran Saling Berhubungan).
Mata pelajaran dalam kurikulum ini harus dihubungkan dan disusun sedemikian
rupa sehingga yang satu memperkuat yang lain, yang satu melengkapi yang lain.
Jadi di sini mata pelajaran itu dihubungkan antara satu dengan yang lainnya
sehingga tidak berdiri sendiri. Untuk memadukan antara pelajaran yang satu
dengan yang lainnya, ditempuh dengan caracara korelasi antara lain:
 Korelasi okasional atau incidental, yaitu korelasi yang diadakan sewaktu-waktu bila
ada hubungannya
 Korelasi otis, yaitu yang bertujuan mendidik budi pekerti sebagai pusat pelajaran
diambil pendidikan agama atau budi pekerti.
 Korelasi sistematis, yaitu yang mana korelasi ini disusun oleh guru sendiri
 Korelasi informal, yang mana kurikulum ini dapat berjalan dengan cara antara
beberapa guru saling bekerja sama, saling meminta untuk mengkorelasikan antara
mata pelajaran yang dipegang guru A dengan mata pelajaran yang dipegang oleh
guru B
 Korelasi formal, yaitu kurikulum ini sebenarnya telah direncanakan oleh guru atau
tim secara bersama-sama.

Korelasi meluas (broad field), di mana korelasi ini sebenarnya merupakan


fungsi dari beberapa bidang studi yang memiliki ein khas yang sama dipadukan
menjadi satu bidang studi. Organisasi kurikulum yang disusun dalam bentuk
correlated ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
 Adanya korelasi antara berbagai mata pelajaran yang dapat menopang kebulatan
pengalaman dan pengetahuan peserta didik berhubung mereka menerimanya tidak
secara terpisah-pisah.
 Adanya korelasi antara berbagai mata pelajaran memungkinkan peserta didik
untuk menerapkan pengetahuan dan pengalamannya secara fungsional. Hal ini
disebabkan mereka dapat memanfaatkan pengetahuan dari berbagai mata
pelajaran untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya.

Adapun kurikulum correlated curriculum memiliki kelemahan-kelemahan antara lain:

1) Kurikulum bentuk ini pada hakekatnya masih bersifat subject centered dan belum
memiliki bahan yang langsung dengan minat dan kebutuhan peserta didik serta
masalahmasalah kehidupan sehari-hari.
2) Penggabungan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan dengan lingkup
yang lebih luas tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam
Pembicaraan tentang bebagai pokok masalah bagaimanapun juga tetap tidak
dipadu, karena pada dasarnya masingmasing merupakan subjek yang berbeda.
Rasanya hampir tak mungkin mempergunakan waktu yang hanya sedikit itu
untuk memberikan berbagai pokok masalah yang sebenarnya berasal dari
beberapa mata pelajaran yang berbeda.
3) Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu). Integrated Curriculum di sini
maksudnya beberapa mata pelajaran dijadikan satu atau dipadukan. Dengan
meniadakan batas-batas mata pelajaran dan bahan pelajaran yang disajikan
berupa unit atau keseluruhan.

Kurikulum ini memiliki beberapa keunggulan antara lain:

1. Segala hal yang dipelajari dalam kurikulum ini bertalian erat satu dengan yang
lainnya. Peserta didik tidak hanya mempelajari fakta-fakta yang lepas. lepas dan
kurang fungsional untuk memecahkan persoalan yang dihadapi.
2. Dengan kurikulum ini lebih dimungkinkan adanya hubungan yang erat antara
madrasah dan masyarakat, karena masyarakat dapat dijadikan laboratorium tempat
peserta didik melakukan kegiatan praktek.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penulisan ini adalah bahwa; pembelajaran aktif adalah sebuah temuan
dalam bentuk modul yang mengaktifkan potensi peserta didik dalam kerangka kurikulum
yang telah dirancang guru dan sekolah sebagai sebuah usaha yang merealisasikan tujuan
pendidikan. Kemampuan peserta didik yang multi ragam keunikan di tiap individu
menjadikan model pembelajaran aktif membuat senang dan nyaman bagi peserta didik. Unsur
pembelajaran yang memberi ruang otak untuk memiliki ide, belajar sambil bergerak kemudia
recharge sepulang sekolah materi malaikat tersbut dapat menjaga kedamaian jiwa peserta
didik yang mengarah kepada nilai pembelajaraan kesederhanaan.

Mengenal fungsi dan tugas malaikat, berdiskusi dengan kawan peserta didik, merayakan
pembelajaran di kelas menambah rasa ukhuwah yang dimiliki oleh setiap peserta didik dan
guru kelas. Kebebasan menuangkan format ide dalam memahami hal-hal yang gaib dapat
menawarkan pilihan pembelajaran aktif yang mampu membuat rencana bersama peserta didik
lain dengan tema keimanan yang lain menjadi nyata dalam amal perbuatan dan
mengedepankan tuntutan tanggung jawab dalam berintelektual. Penguasan materi keimanan
Agama Islam dapat menjadi penguat dasar-dasar aqidah dengan memanfaatkan teknologi
untuk membuktikan pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan dengan tetap
mendiskusikan nilai-nilai moral dalam agama itu sendiri. Pola pikir yang mengalir tidak
jumud dalam pemahaman klasik dan mengkolaborasikan dengan zaman modern akan
memberi rancangan untk menyambut para ahli ibadah dan ahli fikir dalam berbahagia
melaksanakan kurikulum pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

B. Saran

Sesuai dengan perkembangan dan ilmu pengetahuan sebaiknya kurikulum disesuaikan


dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kurikulum perlu dikembangkan secara dinamis
sesuai dengantuntutan dan perubahan kurikulum harus mengacu pada sumber hukum yaitu
pancasila dan undang-undang dasar 1945.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, dkk, Pengembangan Kurikulum, Ristata Setia, Bandung, 1998 Barnadib,

Blom, b.s (ed). Engelhart,M,D.E.J.Hill,W.H.Krathwohl,D.R. (1956).Taxconomy of


educational objectivives,handbook I. The congnitive domain new York david mckay co
inc.
Esti Ismawati, telaah kurikulum dan pengembangan bahan ajar

Filsafat Pendidikan pengantar mengenai Sistem dan Metode,(Yogyakarta: FIP IKIP,1985

Hamid, Hamdani, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung,


2012

Ismawati, Esmi, Telaah Kurikukulum dan Pengembangan Bahan Ajar, Penerbit Ombak,
Yogyakarta, 2015

Nikharyati, pengembangan kurikulum pendididkan, bandung 2014


Zainal Arifin, konsep dan pengembangan kurikulum. Badung: PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai