Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

“Administrasi Kurikulum”

Dosen Pembimbing : Dr. Sulastri, S.Pd, M.Pd.

Oleh Kelompok 1:

1. Giani Fahira Herma 17004086


2. Risma 18016040
3. Nadilla 18022027
4. Restu Diannisa 18052019

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah
aspek kurikulum.Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran
strategis dalam sistem pendidikan.Kurikulum merupakan suatu sistem program
pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga
kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau
berkualitas.Adanya beberapa program pembaruan dalam bidang pendidikan nasional
merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang
mampu mengembangkan kehidupan demokratis yang mantap dalam memasuki era
globalisasi dan informasi sekarang ini.Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi
keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan
kurikulum di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Pengelolaan kurikulum pada
tingkat satuan pendidikan atau sekolah perlu dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga
dan pembantu pimpinan yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS)  dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta
disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2. Bagaimana proses administrasi kurikulum?
3. Bagaimana peran guru dalam administrasi kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
Dari latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum.
2. Untuk mengetahui proses administrasi kurikulum.
3. Untuk mengetahui peran guru dalam proses administrasi kurikulum.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum berasal dari bahasa latin yang kata dasarnya adalah “currere” yang berarti
lapangan perlombaan lari yang ada garis start dan garis finis. Pada saat itu, pengertian
kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan
untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti,
bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran sebagaimana halnya
seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara suatu tempat ke tempat lainnya dan
akhirnya mencapai finish.
Pengertian kurikulum menurut para ahli :
a) Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005) – Kurikulum merupakan niat & harapan yang
dituangkan kedalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan
oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum sebagai niat & rencana, sedangkan
pelaksaannya adalah proses belajar mengajar. Yang terlibat didalam proses tersebut
yaitu pendidik dan peserta didik.
b) Prof.Dr. Henry Guntur Tarigan – Kurikulum ialah suatu formulasi pedagogis yang
termasuk paling utama dan terpenting dalam konteks proses belajar mengajar.
c) Harsono (2005) – Mengungkapkan bahwa kurikulum ialah suatu gagasan pendidikan
yang diekpresikan melalui praktik. Pengertian kurikulum saat ini semakin
berkembang, sehingga yang dimaksud dengan kurikulum itu tidak hanya sebagai
gagasan pendidikan, namun seluruh program pembelajaran yang terencana dari
institusi pendidikan nasional.
d) Drs. Cece Wijaya, dkk – Mengartikan kurikulum dalam arti yang luas yakni meliputi
keseluruhan program dan kehidupan didalam sekolah
e) George A. Beaucham (1976) – Kurikulum diartikan sebagai dokumen tertulis yang
berisikan seluruh mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui
pilihan berbagai disiplin ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa tafsiran lainnya tentang kurikulumsebagai berikut :


Kurikulum memuat isi dan materi peljaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus
ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran
dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang- orang pandai masa lampau, yang telah
disusun secara sistematis dan logis.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang
disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai
kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Disini kurikulum disrtikan sebagai serangkaian
pengalaman belajar.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat di tarik kesimpulan bahwa kurikulum itu
adalah serangkaian program, rencana, dan dokumen tertulis yang dijadikan alat atau media
untuk menyukseskan pembelajaran agar tujuan pebelajaran itu dapat tercapai dengan baik.

B. PROSES ADMINISTRASI KURIKULUM


1. Perencanaan
Perencanaan kurikulum sebagian besar dilaksanakan dan ditentukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional ditingkat pusat. Ini berarti bahwa ditingkat daerah dan sekolah tidak ada
perencanaan kurikulum. Perencanaan kurikulum yang dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional ditingkat pusat meliputi hal-hal berikut:
a. Penyusunan, program dan pengembangan kurikulum yang terdiri atas:
 Landasan, program dan pengembangan kurikulum
 Garis-garis besar program pengajaran
 Pedoman pelaksanaan kurikulum.
b. Penyusunan pedoman teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman penyusunan
kalender pendidikan, pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran,
penyusunan program pengajaran dan pedoman penyusunan persiapan pengajaran.
Perencanaan kurikulum yang akan digunakan di sekolah seperti kurikulum tingkat
satuan pendidikan harus berlandaskan kepada Pancasila sebagai falsafah negara dan Undang-
undang Dasar 1945 yang mengamanatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
merumuskan kurikulum hendaknya diperhatikan prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam
pengembangan dan perumusan kurikulum itu sendiri yaitu:
 Prinsip relevansi
 Prinsip efektifitas
 Prinsip efisiensi
 Prinsip continuitas
 Prinsip fleksibelitas.
Di samping itu, perencanaan kurikulum yang dilakukan ditingkat daerah juga meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan kurikulum seperti penyusunan kelender pendidikan untuk
setiap tahun ajaran pada masing-masing daerah. Penyusunan kalender pendidikan
dimaksudkan agar terdapat pembakuan pelaksanaan kegiatan di sekolah, sehingga setiap
kepala sekolah dapat mengadakan perencanaan dan pengaturan secara cermat terhadap
kegiatan di sekolah yang dipimpinnya.
Kalender pendidikan antara lain berisikan:
 Permulaan tahun ajaran
 Penerimaan siswa barudan persiapan tahun ajaran baru
 Kegiatan pada hari-hari pertama masuk sekolah
 Hari belajar efektif di sekolah
 Upacara-upacara sekolah
 Hari-hari libur sekolah baik libur umum, libur khusus maupun libur semester atau
catur wulan
 Ulangan semester atau catur wulan, UNAS
 Pengisian, pembagian rapor dan kenaikan kelas
 Kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler.

Dalam melaksanakan kalender pendidikan wajib memperhatikan prinsi-prinsip


operasional kegiatan sekolah antara lain:
 Setiap kegiatan mempunyai fungsi peningkatan mutu, efektifitas dan efisiensi
pendidikan.
 Setiap kegiatan mempunyai kaitan fungsional dengan kegiatan lainnya yang relevan.
 Dalam fungsinya untuk meningkatkan mutu pendidikan kegiatan kurikuler dan ekstra
kurikuler merupakan satu keseluruhan yang integratif.
 Penjadwalan kegiatan ekstra kurikuler menjamin kelancaran dan efektifitas
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler.

2. Pelaksanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah
meliputi:
a) Penyusunan Program Pengajaran Semesteran/Caturwulan
Tujuan penyusunan program pengajaran semesteran atau caturwulan ini adalah
untuk :
 Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan guru dalam proses belajar
mengajar.
 Mengarahkan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat dilakukan secara
bertahap dan tepat.
Fungsi program pengajaran semester atau caturwulan ini adalah:
 Pedoman bagi guru dalam penyelenggaraan pembelajaran selama satu semesteran dan
caturwulan
 Bahan oleh kepala sekolah dan pengawas dalam melakukan pembinaan terhadap guru.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun program pengajaran
semester/caturwulan yaitu:
 Mempelajari GBPP (Garis besar program pembelajaran) mata pelajaran yang dibina.
 Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP (Garis besar
program pembelajaran) menjadi beberapa satuan bahasan.
 Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selam satu semester/caturwulan.
 Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah (belajar) selam satu
semeter/caturwulan dengan melihat kalender pendidikan sekolah yang bersangkutan.
 Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahasan sesuai dengan
hari efektif sekolah.
 Mengatur pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan banyaknya minggu
efektif sekolah yang tersedia berdasarkan kalender pendidikan.
b) Penyusunan Persiapan Mengajar Yang Akan Digunakan Dan Dipedomani Oleh
Guru Dalam Melaksanakan Proses Belajar Mengajar Di Kelas.
c) Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
d) Kegiatan Kokurikuler dan Ekstra Kurikuler

3. Pengawasan
Pengawasan identik dengan kata controlling yang berarti pemeriksaan. Sedangkan dalam
kamus Bahasa Indonesia pengawasan adalah penilikan dan penjagaan, jadi pengawasan
berarti mempertahankan dan menjaga dengan baik. Menurut Winardi, pengawasan adalah
semua aktivitas yang dilaksankan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil
aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan.
Pengawasan adalah fungsi administratif bagi setiap administrator untuk memastikan
bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki. Pengawasan itu meliputi
pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat, instruksi-instruksi
yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
Menurut Simbolon (2004: 62) Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan
diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya. Fungsi dari pengawasan, Simbolon (2004: 62)
mengemukakan bahwa, fungsi dari Pengawasan yaitu:
 Mempertebal rasa dan tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan
wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur
yang ditentukan.
 Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian dan kelemahan,
agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
 Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan pekerjaan tidak
mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.
Dalam Pengembangan Kurikulum terdapat dua proses utama, yakni  Pengembangan
Pedoman Kurikulum dan Pengembangan Pedoman Instruksional.
a) Pedoman Kurikuklum, meliputi:
 Latar belakang yang berisi rumusan Falsafah dan tujuan lembaga pendidikan,
populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata kuliah, struktur
organisasi bahan pelajaran.
 Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni
Scope (ruang lingkup) dan Sequence-nya (urutan pengajiannya).
 Desain evaluasi termasuk strategis revisi atau perbaikan kurikulum mengenai:
Bahan pelajaran (Scope dan Sequence) Organisasi bahan dan strategi
intruksionalnya
b) pedoman instruksional
Pedoman Instruksional diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman
kurikulum agar lebis spesifik sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai
pelajaran dalam kelas. dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari
pedoman kurikulum.

4. Evaluasi
1) Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan suatu kegiatan uang dilakukan guna memberikan
berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar
yang telah dicapai siswa. Tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar adalah:
 Memberikan umpan balik kepada guru dan siswa dengan tujaun untuk memperbaiki
cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa, serta
menempatkan siswa pada situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
 Memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilannya dalam belajar
dengan tujuan untuk memperbaiki, mendalami atau memperluas pelajaran.
 Menentukan nilai hasil belajar siswa yang dibutuhkan untuk pemberian laporan
kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas, dan kelulusan siswa.
2) Evaluasi Program Pengajaran
Evaluasi program pengajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program, serta faktor-faktor yang
mendukung atau menghambat keberhasilan program tersebut.

C. PERAN GURU DALAM ADMINISTRASI KURIKULUM


Guru adalah titik sentral suatu kurikulum berkat usaha guru, maka timbul kegairahan
belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai tujuan belajar
mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru perlu memiliki
ketrampilan belajar mengajar. Di dalam pelaksanaan kurikulum, tugas guru adalah
mengkaji kurikulum tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok, dengan
demikian guru dan kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan
dalam proses pengembangan kurikulum.

Peran guru lebih banyak dalam tataran kelas, berikut ini dijelaskan peran guru dalam
administrasi kurikulum, yaitu :
1. Implementer Guru berperan dalam mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam
melaksanakan perannya, guru hanya menerima kebijakan perumus kurikulum. Guru tidak
memiliki ruang baik untuk menentukan isis kurikulum maupun menentukan target kurikulum.
Pada fase implementator peran guru dalam pengembangan kurikulum hanya sebatas
menjalankan kurikulum yang telah disusun (sebelum reformasi pendidikan).

2. Adapters Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, tetapi juga sebagai
penyelaras kurikulum dengan karakteristik kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah. Dalam
fase ini guru memberikan kewenangan untuk menyelesaikan kurikulum yang sudah ada
dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.

3. Developers Guru berwenang dalam mendesain kurikulum. Guru bukan saja dapat
menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi juga dapat
menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur
keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya, guru dapat menyususn
kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah serta sesuai dengan pengalaman
belajar yang dibutuhkan siswa.

4. Researchers Peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai bagian
dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya
sebagai guru. Dalam pelaksanaan peran guru sebagai peneliti guru memiliki tanggung jawab
untuk menguji berbagai komponen kurikulum.

Senada dengan itu, guru memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan
kurikulum, sebagai berikut :

(1) Pengelolaan administratif


(2) Pengelolaan konseling dan pengembangan kurikulum
(3) Guru sebagai tenaga profesi kependidikan
(4) Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum
(5) Meningkatkan keberhasilan sistem instruksional
(6) Pendekatan kurikulum
(7) Meningkatkan pemahaman konsep diri
(8) Memupuk hubungan yang harmonis dengan siswa
DAFTAR PUSTAKA

Abuninata. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Gaya Media Pratama. Hal. 176.

Arifin, Zainal. 2001. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Hal. 2.

Asnawir. 2004. Administrasi Kurikulum. Hal. 211.

Harun, Nasution. 1994. Azaz-Azaz Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 3.

Ramayunis. 2008. Ilmu Pendidkan Islam. Jakarta: PT. Kalam Mulia.

Rusman. 2009. Managemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sabri, Ahmad. 2000. Administrasi Pendidikan. Kudus: IB Press. Hal. 54.

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

 Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd, 2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta :Kencana.

Sabri, A.2000. ”Administrasi Pendidikan”.Kudus : IB Press.hal:54

Abuninata, MA. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: GayaMediaPratama. Hal:176

Anda mungkin juga menyukai