Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“FUNGSI DAN PERANAN PENGEMBANGAN KURIKULUM”


Mata Kuliah: Pengembangan Kurikulum Matematika

Dosen Pengampu:
Muhammad Turmuzi, S. Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 3

1. Apriani Fitri E1R021003


2. Elly Nurul Hayati E1R021008
3. Siska Dhia Pratiwi E1R021105
4. Arif Zulfahmi E1R021120

KELAS 5F
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “FUNGSI DAN
PERANAN PENGEMBANGAN KURIKULUM” dengan tepat waktu.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Kurikulum Matematika. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak
Muhammad Turmuzi, S. Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Pengembangan Kurikulum Matematika.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Mataram, September 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Definisi Pengembangan Kurikulum .................................................. 3
B. Fungsi Pengembangan Kurikulum .................................................... 3
C. Peranan Pengembangan Kurikulum .................................................. 6
D. Posisi Kurikulum Dalam Pendidikan ............................................... 8
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Istilah kurikulum secara
sederhana diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau
diselesaikan oleh anak didik untuk memperoleh ijazah. Dalam dunia
pendidikan istilah kurikulum telah dikenal sejak kurang lebih satu abad yang
lampau. Dalam kamus Webster lahuri 1856 untuk pertama kalinya digunakan
istilah kurikulum. Pada waktu itu kurikulum dipakai dalam bidang olahraga,
yaitu suatu alat yang dibawa seorang sejak start sampai finish”. Dalam kurun
waktu yang berbeda istilah kurikulum muncul dengan berbagai definisi,
misalnya diartikan sebagai mata pelajaran yang harus diambil untuk suatu
pendidikan atau training.
Kurikulum sama dengan isi buku teks, garis-garis besar program
pendidikan (GBPP), pedoman guru, serta alat pelajaran yang diperlukan suatu
mata pelajaran. Pemahaman kurikulum yang didasarkan pada permikiran atau
filsafat pendidikan klasik yang menganggap kurikulum adalah program
pendidikan yang diberikan secara direncanakan di sekolah. Dalam pengalaman
sehari-hari, sering didengarkan istilah fungsi. Fungsi membawa akibat pada
adanya hasil. Jika sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada adanya hasil.
Demikian juga sebaliknya, jika sesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada
tidak tercapainya hasil yang diharapkan (tujuan). Atas dasar tersebut, dapat
dikatakan bahwa fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen
yang ada dan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana fungsi pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana peranan pengembangan kurikulum?
4. Bagaimana posisi kurikulum dalam Pendidikan?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui bagaimana fungsi pengembangan kurikulum.
3. Untuk mengetahui peranan pengembangan kurikulum.
4. Untuk mengetahui posisi kurikulum dalam Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan
kurikulum oleh pengembang kurikulum dan kegiatan yang dilakukan agar
kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan secara nasional.

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya


mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum
adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum
membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan
yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan kurikulum atau
biasa disebut implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan
kurikulum ke dalam Tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan
tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar
hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah
direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.

B. Fungsi Pengembangan Kurkulum


Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk
menggunakan aktivitas belajar-mengajar. Kurikulum dipandang sebagai
program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam mencapai
tujuan pendidikan. Apabila masyarakat dinamismaka kebutuhan anak didik
akan dinamis pula, sehingga tidak terasing dalam masyarakat, karena memang
masyarakat berubah berdasarkan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Dalam aktivitas belajar-mengajar, kedudukan kurikulum sangat krusial,
disebabkan dengan kurikulum anak didik akan memperoleh manfaat. Namun
demikian, disamping kurikulum bermanfaat untuk anak didik ia juga
mempunyai fungsi-fungsi lain yakni:
1. Fungsi kurikulum dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan

3
Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha dalam
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah tertentu
yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai, sehingga salah satu
langkah yang perlu dilakukan, adalah meninjau kembali tujuan yang
selama ini digunakan oleh sekolah bersangkutan(Soteopo dan Soemanto,
1993:17). Maksudnya bahwa tujuan-tujuan yang diinginkan belum
tercapai, maka orang cendrung untuk meninjau kembali alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan itu. Misalnya dengan meninjau
kurikulumnya. Tujuan pendidikan tertinggi sampai tujuan pendidikan
terendah yakni tujuan akan dicapai setelah berakhirnya aktivitas belajar.
Di Indonesia dapat diketahui ada empat tujuan pendidikan yang utama
yang secara hirarki dapat dikemukakan:
a. Tujuan nasional.
b. Tujuan institusional.
c. Tujuan kurikuler.
d. Tujuan instruksional.
Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita-citakan, maka
tujuan-tujuan tersebut mesti dicapai secara bertingkat, yang saling
mendukung. Keberadaan kurikulum disini ialah suatu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan.
2. Fungsi kurikulum bagi anak didik
Bagi peserta didik, fungsi kurikulum adalah sebagai sarana untuk
mengukur kemampuan diri dan konsumsi pendidikan. Hal ini berkaitan
juga dengan pengejaran target target yang membuat peserta didik dapat
mudah memahami berbagai materi ataupun melaksanakan proses
pembelajaran setiap harinya dengan mudah.
Selain itu juga diharapkan agar peserta didik mendapatkan pengalaman
pengalaman baru yang di masa depan dapat dikembangkan sesuai dengan
perkembangannya, dan bisa menjadi bekal kehidupan nantinya.
Selain itu, fungsi kurikulum bagi peserta didik adalah mempermudah
mereka dalam memetakan jadwal yang akan mereka buat nantinya. Dengan
jadwal ini, mereka dapat membagi waktu untuk mengerjakan pekerjaan

4
pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan tuntunan oleh guru atau
pendidik nantinya.
Kurikulum akan mempermudah peserta didik dalam memetakan apa
yang harus ia kerjakan dari waktu ke waktu, dengan sesuai denga evaluasi
yang dilakukan oleh guru dalam 3 atau 6 bulan sekali.
3. Fungsi kurikulum bagi pendidik
Dengan adanya kurikulum, sudah tentu tugas guru sebagai pengajar dan
penddik lebih terarah. Pendidik juga merupakan salah satu factor yang
sangat menentukan dan sangat penting dalam proses penddikan. Adapun
fungsi kurikulum bagi guru adalah :
a. Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman
belajar kepada para anak didik.
b. Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan.
4. Fungsi kurikulum bagi sekolah
Kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor yang
mempunyai tanggungjawab kurikulum. fungsi kurikulum kepala sekolah
dan para pembina sekolah lainnya adalah;
a. Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yakni
memperbaiki situasi belajar
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam
menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak ke arah
yang lebih baik.
c. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam
memberikan bantuan kepada guru atau pendidik agar dapat
memperbaiki situasi mengajar.
5. Fungsi kurikulum bagi orang tua
Kurikulum bagi orang tua mempunyai fungsi agar orang tua dapat
berpartisipasi membantu usaha sekolah dalam memajukan putra – putrinya.
bantuan yang dimaksud dapat berupa konsultasi langsung dengan sekolah
atau guru mengenai masalah – masalah yang menyangkut anak–anak
mereka. Bantuan yang berupa materi dari para orangtua dapat melalui
lembaga BP3 dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah, para

5
orangtua tersebut dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan
anak–anak mereka dengan demikian partisipasi orangtua ini pun tidak
kalah pentingnya dalam menyukseskan proses belajar mengajar disekolah.
6. Fungsi kurikulum bagi sekolah tingkat di atasnya
Fungsi kurikulum bagi sekolah yang ada di atasnya yakni;
a. Pemeliharaan kesinambungan proses pendidikan
Fungsi Kesinambungan Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui
kurikulum yang dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat
menyesuaikan kurikulm yang diselenggarakannya.
b. Penyiapan tenaga baru
Fungsi Penyiapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang
mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga
guru tadi, baik mengenai isi, organisasi, maupun cara mengajar.

C. Peranan Pengembangan Kurikulum


Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan
pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup
dimasyarakat. Makna dapat hidup dimasyarakat itu mempunyai arti luas bukan
saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi
nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat, akan tetapi
pendidikan harus berisikan tentang pemberian pengalaman agar anak dapat
mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak
kurikulum memiliki tiga peran yaitu peran konservatif, peran kreatif serta peran
kritis dan evaluatif.
1. Peran Konservatif
Salah satu tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada
generasi muda yakni siswa. Siswa merlu memahami dan menyadari norma-
norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika mereka
kembali ke masyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berprilaku
sesuai dengan norma-norma tersebut. Peran konservatif kurikulum adalah

6
melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan
dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing
menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum
memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran konservatifnya,
kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat
merusak nilai-nilai luhur masyarakat sehingga identitas masyarakat akan
terpelihara.
2. Peran Kritis dan Evaluatif
Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab
kadang-kadang nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan nilai-
nilai lama yang masih relevan dengan keadaan dan tuntutan zaman. Dengan
demikian kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana
yang perlu dipertahankan dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus
dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif
kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan
mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan
anak didik
3. Peran Kreatif
Sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan hal-hal baru
sesuai dengan tuntunan zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat
tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis yang selalu mengalami perubahan.
Dalam rangka inilah kurikulum mempunyai peran kreatif. Kurikulum
harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya,
kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa
untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimiliki agar dapat
berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak
maju secara dinamis.
Menurut Nasution, peranan kurikulum dijelaskan sebagai berikut:
✓ Peranan pengembangan kurikulum sebagai pengembangan proses
kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan mental antara lain

7
dapat ditransfer atau diterapkan pada bidang-bidang lain. Ilmu jiwa
melakukannya dengan melatih daya mental.
✓ Peranan kurikulum juga sebagai teknologi berusaha memberikan dasar
ilmiah kepada proses mengajar yang selama ini terlampau banyak
merupakan seni.teknologi Pendidikan memiliki dua Aspek yakni,
Hardwere dan softwere, semua hal ini untuk mengontrol seluruh proses
kurikulum agar tujuan spesifik dalam kelakuan yang diamati dan
dikontrol.
✓ Kurikulum sebagai aktualisasi diri atau sering disebut dengan
humanistik, kurikulum ini lebih mengutamakan individu sebagai unsur
setral
✓ Kurikulum sebagai rekonstruksi sosial yang bertujuan untuk
mengubah kelakuan individu, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai serta
ketrampilannya.
✓ Pendidikan selalu menuju masa depan sekalipun menggunakan masa
lampau dan masa kini.
✓ Kurikulum sebagai rasionalisme akademik apapun tujuan-tujauan yang
ingin dicapai dalam pendidikan, tiap orang tua memandang sekolah
terutama sebagai tempat anak memperoleh berbagai ilmu pengetahuan
tanpa fungsi itu eksistensi sekolah kehilangan dasarnya yang paling
utama. Kurikulum rasionalisme akademik dipandang kurang
memperhatikan masalah-masalah sosial yang tidak dapat dipecahkan
berdasarkan satu disiplin. Dalam praktek pengajaran biasanya
diusahakan memanfaatkan kebaikan berbagai konsep kurikulum tanpa
memilih salah satu konsep secara ketat dan kaku.

D. Posisi Kurikulum Dalam Pendidikan


Secara singkat, posisi kurikulum dapat disimpulkan menjadi tiga.
1. Posisi pertama, adalah kurikulum adalah “construct” yang dibangun untuk
mentransfer apa yang sudah terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya
untuk dilestarikan, diteruskan atau dikembangkan. Pengertian kurikulum

8
berdasarkan pandangan filosofis perenialisme dan esensialisme sangat
mendukung posisi pertama kurikulum ini.
2. Kedua, adalah kurikulum berposisi sebagai jawaban untuk menyelesaikan
berbagai masalah social yang berkenaan dengan pendidikan. Posisi ini
dicerminkan oleh pengertian kurikulum yang didasarkan pada pandangan
filosofi progresivisme.
3. Posisi ketiga adalah kurikulum untuk membangun kehidupan masa depan
dimana kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana
pengembangan dan pembangunan bangsa.
Secara formal, tuntutan masyarakat terhadap pendidikan diterjemahkan
dalam tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan jenjang pendidikan dan
tujuan pendidikan lembaga pendidikan. Tujuan pendidikan nasional adalah
tujuan besar pendidikan bangsa Indonesia yang diharapkan tercapai melalui
pendidikan dasar. Apabila pendidikan dasar Indonesia adalah 9 tahun maka
tujuan pendidikan nasional harus tercapai dalam masa pendidikan 9 tahun
yang dialami seluruh bangsa Indonesia. Tujuan di atas pendidikan dasar tidak
mungkin tercapai oleh setiap warganegara karena pendidikan tersebut,
pendidikan menengah dan tinggi. Tidak diikuti oleh setiap warga bangsa. Oleh
karena itu kualitas yang dihasilkannya bukanlah kualitas yang harus dimiliki
seluruh warga bangsa tetapi kualitas yang dimiliki hanya oleh sebagaian dari
warga bangsa.
Undang - Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 36 ayat (3) menyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai
dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesiadengan memperhatikan:
(a) peningkatan iman dan takwa;
(b) peningkatan akhlak mulia;
(c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
(d) keragaman potensi daerah dan lingkungan;
(e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
(f) tuntutan dunia kerja;
(g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

9
(h) agama;
(i) dinamika perkembangan global; dan
(j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian
peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat
dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan
tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan
permasalahan ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini dengan
menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada
setiap jenjang pendidikan (pasal 36 ayat 2).
Posisi kurikulum yang dikemukakan di atas barulah pada posisi kurikulum
dalam mengembangkan kehidupan social yang lebih baik. Posisi ketiga yaitu
kurikulum merupakan “construct” yang dikembangkan untuk membangun
kehidupan masa depan sesuai dengan bentuk dan karakteristik masyarakat yang
diinginkan bangsa. Posisi ini bersifat konstruktif dan antisipatif untuk
mengembangkan kehidupan masa depan yang diinginkan. Dalam posisi ketiga
ini maka kurikulum seharusnya menjadi jantung pendidikan dalam membentuk
generasi baru dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
mengembangkan potensi dirinya memenuhi kualitas yang diperlukan bagi
kehidupan masa mendatang. Posisi kurikulum di jenjang pendidikan tinggi
memang berbeda dari jenjang pendidikan dasar dan menengah. Jika kurikulum
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah lebih memberikan perhatian yang
lebih tinggi berorientasi pada pengembangan keilmuan dan dunia kerja. Dalam
banyak kasus bahkan terlihat bahwa kurikulum pendidikan tinggi tidak juga
memperhatikan hal-hal yang berkenaan dengan kualitas kemanusiaan yang
seharusnya terkait dengan pengembangan ilmu dan dunia kerja. Kualitas
kemanusiaan seperti jujur, kerja keras, menghargai prestasi, disiplin, taat
aturan, menghormati hak orang lain, dan sebagainya terabaikan dalam
kurikulum pendidikan tinggi walaupun harus diakui bahwa Kepmen
232/U/1999 mencoba memberikan perhatian kepada aspek ini.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk
menggunakan aktivitas belajar-mengajar. Pengembangan kurikulum adalah
proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum
dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi
bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan secara
nasional. Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak
kurikulum memiliki tiga peran yaitu peran konservatif, peran kreatif serta peran
kritis dan evaluatif.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapakan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah
tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Turmuzi,M dan Hayati,L, 2012. Telaah Kurikulm Matematika. Arga Puji Press,
Mataram, Lombok.

Aslan dan Wahyudin. (2020). Kurikulum dalam Tantangan Perubahan. Medan:


Bookies Indonesia.

Masykur, Ruhban. (2019). Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulm. Bandar


Lampung: CV.Anugrah Utama Raharja.

Zainuri, Ahmad. (2018). Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan. Palembang:


CV.Amanah.

12

Anda mungkin juga menyukai