Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“MANAGEMENT KURIKULUM”

Disusun Oleh :

M. Panca Putra ( 352022004 )

Dosen Pengampu : Dra.Nurhayati Dina,M,Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah yang berjudul “MANAGEMENT KURIKULUM“dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Nurhayati Dina,
M.Pd. selaku dosen pengampuh mata kuliah Management Pendidikan. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi penulis dan juga
bagi pembacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan
banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidak sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Palembang, Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................…….................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan .....................................................................................................1

a) Latar Belakang .................................................................................................1


b) Rumusan Masalah ...........................................................................................2
c) Tujuan ..............................................................................................................2

BAB II Pembahasan .....................................................................................................3

1. Pengertian Kurikulum ..................................…………….......................................3


2. Organisasi Kurikulum ........................................................................................8
3. Struktur Program
Kurikulm .............................................................................13
4. Kegiatan Manajemen Kurikulum ....................................................................14

BAB III Penutup ..........................................................................................................18

Kesimpulan .................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen


tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan.
Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan
yang sejenis yang masih berkaitan dengan lembaga pendidikan guna
mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan daripada
pendidikan tersebut seoptimal mungkin. Manajemen kurikulum adalah sebuah
bentuk usaha atau upaya bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan
pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.
Dalam upaya – upaya tersebut diperlukan adanya evaluasi, perencanaan, dan
pelaksanaan yang merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
Sedangkan manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponen-
komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen pembelajaran meliputi:
peserta didik, guru, bahan ajar, kurikulum, sarana prasarana, serta strategi
pembelajaran. Dengan demikian manajemen kurikulum dan pembelajaran saling
berkaitan satu sama lain dalam suatu pendidikan, untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Manajemen kurikulum salah satu aspek yang berpengaruh terhadap
keberhasilan pembelajaran dalam pendidikan nasional. Di samping itu,
kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai
tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang
peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas.
Untuk menunjang keberhasilan kurikulum, diperlukan upaya pemberdayaan
bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum. Pengelolaan kurikulum pada
tingkat lembaga atau sekolah perlu di koordinasi oleh pihak pimpinan (manajer)
dan pembantu pimpinan (manajer) yang dikembangkan secara integral dalam
konteks 2 Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga pendidikan
yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, makalah ini ditulis untuk
membantu mempersiapkan manajemen sekolah bermutu terutama berkenaan

4
dengan manjemen kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan
pendidikan di sekolah, baik itu dilakukan oleh para guru, komite sekolah, kepala
sekolah, dan pihak pihak yang terkait dengan mengembangkan kurikulum pada
tingkat satuan pendidikan

B . Rumusan Masalah

Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Kurikulum

Apa Saja Organisasi Manajemen Kurikulum

Struktur Program Kurikulum

Kegiatan Manajemen Kurikulum

C . Tujuan

Mahasiswa Memahami Konsep Keseluruhan Manajemen Kurikulum

5
BAB II

PEMBAHASAN

1 . Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mencakup


tujuan, isi dan bahan pengajaran serta metoda yang digunakan sebagai bahan
pengajaran yang akan diselenggarakan dalam sebuah kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan


kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk
mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan.
Proses manajemen kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua
orang atau lebih secara formal dengan bantuan sumber daya yang
mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja tertentu
yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta mengacu pada
tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.

Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli :

1. Ralph Tyler

Menurut Ralph Tyler (1949) kurikulum mencakup tujuan pendidikan


yang ingin dicapai, pengalaman pendidikan yang disediakan untuk
mencapai tujuan, cara mengorganisasikan pengalaman pendidikan
tersebut secara efektif, serta indikator penentu bahwa tujuan tersebut
telah tercapai.

2. James B McDonald

Pengertian kurikulum menurut James B McDonald (1964) merujuk pada


empat model sistem dalam persekolahan, yaitu kurikulum, pengajaran
(instruction), mengajar (teaching), dan belajar (learning).

3. Mauritz Johnson

6
Mauritz Johnson (1967) mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat
tujuan belajar yang terstruktur sehingga dalam arti tersebut kurikulum
berkenaan dengan tujuan bukan dengan kegiatan. Adapun unsur
kurikulum di antaranya struktur output pembelajaran, aspek formulasi,
struktur karakteristik, instruksi, evaluasi, dan kriteria instruksi evaluasi
kurikulum.

4. Jack R Frymier

menurut Jack R Frymier (1967) unsur dasar penyusun kurikulum ada 3


yaitu aktor, artefak, dan pelaksanaan. Adapun aktor merujuk pada orang-
orang yang terlibat dalam pelaksanaan, artefak adalah isi dan rancangan
kurikulum, lalu pelaksanaan merujuk pada proses interaksi antara aktor
yang melibatkan artefak.

5. Murray Print

Menurut Murray Print, sebuah kurikulum meliputi beberapa hal di


antaranya perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga
pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil
implementasi dokumen yang telah disusun.

6. J Galen Saylor & William M Alexander

Menurut J Galen Saylor & William M Alexander (1956) pengertian


kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
peserta didik. Karena, kurikulum menjadi upaya sekolah untuk
mempengaruhi pembelajaran baik di ruang kelas, taman bermain, atau
luar sekolah.

7. Harold Alberty

Menurut Harold Alberty (1965) pengertian kurikulum merujuk pada


semua kegiatan yang disediakan sekolah bagi siswanya. Dalam hal ini
kurikulum tidak hanya sebatas mata pelajaran, tetapi juga berbagai
kegiatan lain yang diselenggarakan oleh sekolah.

7
2. . Organisasi Kurikulum

a. Organisasi kurikulum adalah susunan komponen kurikulum, seperti konten


kurikulum, kegiatan dan pengalaman belajar, yang diorganisasi menjadi mata
pelajaran, program, lessons, topik, unit, dan sebagainya untuk mencapai efekt
ivitas pendidikan (Muhammad Ansyar, 2015). Organisasi kurikulum adalah s
usunan pengalaman dan pengetahuan baku yang harus disampaikan dan dila
kukan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan (Zai
nal Arifin, 2011). Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan k
urikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari ba
han pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar,
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Tujuan pendidika
n yang dirumuskan dapat mempengaruhi pola atau desain kurikulum, karena
tujuan tersebut dapat menentukan pola atau kerangka untuk memilih, meren
canakan dan melaksanakan segala pengalaman dan kegiatan belajar di sekola
h. Organisasi kurikulum sangat terkait dengan pengaturan bahan pelajaran y
ang ada dalam kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber bahan pelajaran
dalam kurikulum adalah nilai budaya, nilai sosial, aspek siswa dan masyaraka
t serta ilmu pengetahuan dan teknologi. (Kurniawan, 2014).

b. Bentuk Bentuk Organisasi Kurikulum

1. .Separated Subject Curriculum (Kurikulum Mata Pelajaran Terpisah-


pisah) Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam
berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain,
seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu
dengan yang lain juga antara suatu kelas dengan kelas yang lain

Organisasi kurikulum ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Terdiri atas


sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, dan masing-masing
berdiri sendiri.Tiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak
tersendiri dan

8
diberikan dalam waktu tertentu. Hanya bertujuan pada penguasaan
sejumlah ilmu pengetahuan dan mengabaikan perkembangan aspek
tingkah laku lainnya.Tidak didasarkan pada kebutuhan, minat, dan
masalah yang dihadapi para siswa.Bentuk kurikulum yang tidak
mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tuntutan dalam masyarakat
yang senantiasa berubah dan berkembang.Pendekatan metodologi
mengajar yang digunakan adalah sistem penuangan (imposisi) dan
menciptakan perbedaan individual dikalangan para siswa.Guru berperan
paling aktif, dengan pelaksanaan sistem guru mata pelajaramdan
mengabaikan unsur belajar aktif dikalangan para siswa.Para siswa sama
sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan kurikulum secara kooperatif.

Kelebihan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject


curriculum)

adalah sebagai berikut: Bahan pelajaran disusun secara sistematis, logis,


sederhana dan mudah dipelajari. Kurikulum dapat dilaksanakan untuk
mewariskan nilai-nilai budaya terdahulu.Kurikulum ini mudah diubah
dan dikembangkan.Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk,
didesain, bahka mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah
disesuaikan dengan waktu yang ada. 4 Sementara itu, kekurangan po;a
mata pelajaran yang terpisah-pisah adalah sebagai berikut: Bahan
pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisah-pisah yang
menggambarkan tidak adanya hubungannya antara materi satu dengan
materi

yang lainnya.Bahan pelajaran yang diberikan atau yang dipelajari siswa


tidak bersifat

aktual. Proses belajar lebih mengutamakan aktivitas guru, sedangkan


siswa cenderung pasif. Bahan pelajaran tidak didasarkan pada aspek
permasalahan sosial yang dihadapi siswa maupun kebutuhan
masyarakat.Bahan pelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan
dari masa lalu yang terlepas dengan kejadian masa sekarang dan yang

9
akan datang.Proses dan bahan pelajaran sangat kurang memerhatikan
bakat, minat, dan kebutuhan siswa.

2. Correlated Curriculum (Kurikulum dengan Mata Pelajaran


Berkolerasi/Gabungan) Organisasi kurikulum ini menghendaki agar
mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungan, bersangkutan
walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain masih
dipertahankan. Prinsip berhubungan satu sama lain (korelasi) ini
dapat dilaksanakan dengan beberapa cara:

- Antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara insidental


- Memperbincangkan masalah-masalah tertentu dalam berbagai
macam mata pelajaran.
- Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan
batas masing-masing.

Ciri-ciri kurikulum ini diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Berbagai mata pelajaran dikorelasikan satu dengan yang lainnya.


b. Sudah dimulai adanya usaha merelevansikan pelajaran dengan
permasalahan
kehidupan sehari-hari, walaupun tujuannya masih penguasaan
pengetahuan.
c. Sudah dimulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan minat
dan kemampuan para siswa, meski pelayanan terhadap perebdaan
individual masih sangat terbatas.
d. Metode menyampaikan menggunakan metode korelasi, meski
masih banyak menghadapi kesulitan.
e. Meski guru masih memegang peran aktif, namun aktivitas siswa
sudah mulai dikembangkan.

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pola kurikulum ini.


Berikut adalah kekurangannya:

10
 Bahan pelajaran yang diberikan kurang sistematis serta kurang begitu
mendalam.
 Kurikulum ini kurang menggunakan bahan pelajaran yang aktual yang
langsung berhubungan dengan kehidupan nyata siswa.
 Apabila prinsip penggabungan belum dipahami, kemungkinan bahan
pelajaran yang disampaikan masih terlampau abstrak

Ada beberapa kekurangan maupun kelebihan dalam kurikulum bentuk ini


Kekurangan kurikulum ini diantaranya sebagai berikut:

 Ditinjau dari ujian akhir atau tes masuk yang uniform, maka
kurikulum ini akan banyak menimbulkan keberatan.
 Kurikulum dan bahan pelajaran tidak memiliki urutan yang logis dan
sistematis.
 Diperlukan waktu yang banyak dan bervariasi sesuai dengan
kebutuhan siswa maupun kelompok.
 Guru belum memiliki kemampuan untuk menerapkan kurikulum
bentuk ini.
 Masyarakat, orang tua, dan siswa belum terbiasa dengan kurikulum
ini.
 Kurikulum dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan
dan kemampuan guru secara khusus dalam pengembangan kurikulum
seperti ini.
 Bahan pelajaran tidak bersifat sederhana.
 Dapat memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda
secaramencolok
 kemungkinan akan memerlukan biaya, waktu dan tenaga yang
banyak. Oleh karena itu, perlu adanya pengorganisasian yang lebih
optimal sehingga dapat mengurangi kekurangan-kekurangan tersebut.

Sementara itu, kelebihan kurikulum ini adalah sebagai


berikut:Mempelajari bahan pelajaran melalui pemecahan maslaah
denganmemadukan beberapa mata pelajaran secara menyeluruh dalam
menyelesaikan suatu topik atau permasalahan.

11
 Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan
bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya secara individu.
 Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan
permasalahan secara komprehensif dan dapat mengembangkan
belajar secara bekerja sama (cooperative)
 Mempraktikkan nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran.
 Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara maksimal
 Memberikan kepada siswa untuk belajar berdasarkan pada
pengalamanlangsung.
 Dapat membantu meningkatkan hubungan antara sekolah dengan
masyarakat
 Dapat menghilangkan batas-batas yang terdapat dalam pola
kurikulum yang lain.

3. Elemen Elemen Organisasi Kurikulum

A . Konsep

Yaitu definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Konsep
merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan
adanya hubungan empiris. Hampir setiap bentuk organisasi
kurikulum dibangun berdasarkan konsep, seperti peserta didik,
masyarakat, kebudayaan, kuantitas, dan kualitas,ruangan, dan evolusi.

B. Generalisasi
Membuat kesimpulan-kesimpulan yang jelas dari suatu fenomena di
sekitarnya.

C. Keterampilan

Yaitu kemampuan dalam merencanakan organisasi kurikulum dan


digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang
berkesinambungan. Misalnya, organisasi pengalaman belajar

12
berhubungan dengan keterampilan komprehensif, keterampilan dasar
untuk mengerjakan matematika, dan keterampilan
menginterpretasikan data.

D. Nilai Nilai

Yaitu norma atau kepercayaan yang diagungkan, sesuatu yang bersifat


absolut untuk mengendalikan perilaku. Misalnya, menghargai diri
sendiri, menghargai kemuliaan dan kedudukan setiap orang tanpa
memperhatikan ras, agama, kebangsaan, dan status sosial-ekonomi.
Mengorganiasi unsur-unsur kurikulum bahwa mampu memilih tujuan
yang jelas yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, baik minta
maupun bakat peserta didik. Jika tujuan kurikulum berkaitan dengan
domain moral dan etika sebagai fungsi dan integratif, maka nilai-nilai
merupakan unsur organisasi yang tepat (Zainal Arifin, 2011).(Sugiana,
2018).

3 . Struktur Program Kurikulum

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum


dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam
kurikulum, dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun,
beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk
setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem
belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan
jam pelajaran per semester.

13
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu
satuan atau jenjang pendidikan. Lebih lanjut, struktur kurikulum
menggambarkan posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus
menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur
ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan
berbagai pilihan.

4 . Kegiatan Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat


satuan pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Lingkup
manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan
kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan
merelevansikan antara kurikulum nasional (standar
kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi
sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan
kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan
di mana sekolah itu berada. Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu:
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai
hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam
manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan
demokrasi, yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada
posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung
jawab untuk mencapai tujuan kurikulum

14
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum, perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai
pihak yang terlibat.
d. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbngkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan
kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurukulum tersebut sehingga
memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang
relative singkat.
e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum,
proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan
visi, misi,
dan tujuan kurikulum (Rusman, 2009: 4).

Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu dipertimbangkan kebijaksanaan


pemerintah maupun departemen pendidikan, seperti USPN No. 20 tahun
2003, kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan program,
kebijaksanaan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan
penerapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, keputusan dan peraturan pemerintah yang
berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang/ jenis sekolah yang
bersangkutan. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen
kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan
dengan efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber
belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa
fungsi dari manajemen kurikulum di antaranya sebagai berikut :
a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan
melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
b. Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk
mencapaihasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai
peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu
melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas
dalam mencapai tujuan kurikulum.

15
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola
secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
d. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional,
efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun
aktivitas siswa dalam belajar.
e. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses
pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara
desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan
demikian,ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat
dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien karena adanya
dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan
kurikulum. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu
pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara professional akan
melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber
belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dengan kebutuhan pembangunan
daerah setempat (Rusman, 2009: 5).

Pembinaan kurikulum pada dasarnya adalah usaha pelaksanaan kurikulum


disekolah, sedangkan pelaksanaan kurikulum itu sendiri direalisasikan
dalam proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan tuntutan
kurikulum yang telah dikembangkan sebelumnya bagi suatu jenjang
pendidikan atau sekolah-sekolah tertentu. Pelaksanaan kurikulum dibagi
menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan
tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah,
dan pada tingkatan kelas yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan
antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum
serta diadakan perbedaan dalam tingkat pelaksanaan administrasi, yaitu
tingkat kelas dan tingkat sekolah, namun antara kedua tingkat dalam
pelaksanaan administrasi kurikulumtersebut senantiasa bergandengan dan

16
bersama-sama bertanggungjawab melaksanakan proses administrasi
kurikulum.evaluasi kurikulum dan evaluasi pendidikan memiliki
karakteristik yang tak terpisahkan. Karakteristik itu adalah lahirnya
berbagai defenisi untuk suatu istilah teknis yang sama. Demikian juga
dengan evaluasi yang diartikan oleh berbagai pihak dengan berbagai
pengertian.hal tersebut disebabkan oleh filosofi keilmuan seorang yang
berpengaruh terhadap metodologi evaluasi, tujuanevaluasi, dan pada
gilirannya terhadap pengertian evaluasi. Rumusan evaluasi menurut
Gronlund adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis
dan interpretasi informasi/ data untuk menentukan sejauhamana siswa
telah mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu, Hopkins dan Antes
mengemukakan evaluasi adalah pemeriksaan secara terus menerus untuk
mendapatkan informasi yang meliputi siswa, guru, program pendidikan, dan
proses belajar mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan
ketepatan keputusan tentang gambaran siswa dan efektivitas program.
Menurut Tyler, evaluasi berfokus pada upaya untuk menentukan tingkat
perubahan yang terjadi pada hasil belajar. Hasil belajar tersebut biasanya
diukur dengan tes. Tujuan evaluasi menurut tyler, untuk menentukan tingkat
perubahan yang terjadi, baik secara statistic, maupun secara edukatif (Ibid).
Sementara itu McDonald berpendapat bahwa evaluation is the process of
conceiving, obtaining and communicating information for the guidance of
educational decision making with regard to a specified programme (John D.
McNeil,1990: 210). Hal senada dikemukakan oleh Stake tentang konsep
responsive evaluation, yaitu pada hakikatnya evaluasi yang responsive,
apabila secara langsung berorientasi pada kegiatan-kegiatan program,
memberikan sambutan terhadap informasi yang diperlukan oleh audiens,
dan nilai perspektifnya disajikan dalam laporan tentang keberhasilan
program/kurikulum (Stake E Robert, 1967: 115). Berdasarkan beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi lebih bersifat
komperhensif yang di dalamnya meliputi pengukuran. Disamping itu,
evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan
tentang nilai suatu objek. Keputusan evaluasi hanya didasarkan pada hasil
pengukuran,dapat pula didasarkan pada suatu hasil pengamatan.

17
BAB III

PENUTUP

Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulu


m yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu ketercapaia
n tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan.
Proses manajemen kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau l
ebih secara formal dengan bantuan sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya
dilakukan dengan metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan b
iaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.
Adapun fungsi dari manajemen kurikulum adalah untuk meningkatkan efisiens
i pemanfaatan sumber daya kurikulum, meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi p
eserta didik untuk mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidik
an yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan, meningkatkan motivasi pad
a kinerja guru dan aktifitas siswa karena adanya dukungan positif yang diciptakan dal
am kegiatan pengelolaan kurikulum, serta meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk
membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional aka
n melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar dises
uaikan dengan kebutuhan setempat.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/idaarah/article/viewFile/4274/3936

https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/download/392/287

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6964874/12-pengertian-kurikulum-
menurut-para-ahli-ayo-pelajari/amp

https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/57966/lamp%201b
%20Struktur%20kur_13-%20bu%20titik.pdf?sequence=4

http://digilib.iainkendari.ac.id/183/3/BAB%20II.pdf

http://repository.iainkudus.ac.id/2702/5/5.%20BAB%20II.pdf

https://ejournal.unugha.ac.id/index.php/pancar/article/download/196/161

19

Anda mungkin juga menyukai