Anda di halaman 1dari 14

KOMPONEN PENGEMBANGAN KURIKULUM

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Kurikulum PAI
Dosen Pengampu :
Nur Ainiyah, M.Ag.

Disusun oleh :
Yoga Saputra (21030802221029)
Iqbaludin (21030802221131)
Nurcahyadi Kusumah

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji serta syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT. Atas kenikmatan-kenikmatan yang selalu diberikan-Nya, yang salah
satunya berupa nikmat kesehatan dan kekuatan, sehingga penulis diberikan
kelancaran, dan dengan ridha-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini.
Meskipun sedikit dan masih jauh dari kata sempurna, makalah ini disusun penulis
untuk memenuhi salah satu dari mata kuliah psikologi pendidikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun dari
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri.
Bandung, 2 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan penulisan .......................................................................................... 1
D. Metode Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II...................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2
A. Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum....................................... 2
1. Pengertian Kurikulum ............................................................................... 2
2. Komponen-Komponen Kurikulum ............................................................ 3
B. Prinsip-Prinsip Kurikulum ........................................................................... 7
BAB III .................................................................................................................... 9
PENUTUP................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan suatu bahan ajar yang dikembangkan dengan
menggunakan filsafat progresivisme sebagai pijakan utamanya, maka tujuan
pendidikan lebih mengarah pada proses pengembangan dan aktualisasi diri peserta
didik serta lebih berorientasi pada pengembangan aspek afektif.
Kurikulum menggunakan filsafat filsafat rekonstraksi sebagai landasan
utamanya, maka tujuan pendidikan lebih banyak diarahkan pada upaya pemecahan
masalah-masalah sosial yang krusial dan kemampuan kerjasama. Sedangkan
kurikulum dikembangkan dengan menggunakan filosofi teknologi pendidikan dan
teori teknologi pendidikan, tujuan pendidikan lebih diarahkan pada pencapaian
kompetensi.
Dalam implementasinya analisis komponen pada pengembangan kurikulum
pendidikan merupakan tantangan yang sangat kompleks sehingga dapat dikatakan
hampir mustahil untuk merumuskan tujuan kurikulum dengan hanya berpegang
pada suatu filosofi tertentu, teori pendidikan atau model kurikulum secara konsisten
dan konsekuen. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi tantangan dan kebutuhan
pendidikan yang sangat kompleks sering digunakan model eklektik, dengan
mengambil sebaik-baiknya dan mungkin dari sumber-sumber yang ada.
Pengembangan kurikulum sangat penting untuk menjaga pendidikan sesuai
dengan kebutuhan waktu dan tempat, serta untuk memastikan bahwa pendidikan
dapat membawa manfaat yang optimal bagi masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen-komponen pengembangan kurikulum?
2. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui komponen-komponen pengembangan kurikulum
2. Mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
deskriptif analitik. Metode Deskriptif Analitik adalah suatu cara penulisan lebih
mudah dipahami dan menggambarkan apa adanya sesuai yang diamati. Dalam buku
Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah [2021: 23]. Disebutkan bahwa metode ini
digunakan karena “merupakan suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang diangkat dalam
penulisan karya tulis ilmiah tersebut melalui Analisa yang mendalam”.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan dalam suatu sistem pendidikan.

2
Kurikulum sebagai perangkat yang digunakan untuk mengembangkan
kemampuan anak secara paripurna, khususnya kemampuan memecahkan
permasalahan yang dihadapi sehari-hari perlu dipikirkan pengalaman apa yang
diperlukan oleh siswa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.(Hamdi, 2017)
Kurikulum merupakan separangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan pembelajaran dengan disertai cara yang digunakansebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan tertentu.
Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Maka hal ini berarti bahwa sebagai alat
pendidikan kurikulum memiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang
dapat mendukung operasinya secara baik. Bagian-bagian ini disebut
komponen. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan memiliki
komponen-komponen yang saling berkaitan, berinteraksi dalam rangka
dukungannya untuk mencapai tujuan itu.
2. Komponen-Komponen Kurikulum
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan
kurikulum; (2) isi/materi kurikulum; (3) strategi pembelajaran; (4) organisasi
kurikulum dan (5) evaluasi kurikulum. Kelima komponen tersebut memiliki
keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.
a. Tujuan Kurikulum
Secara sederhana, tujuan menurut Daradjat sering dimaknai sebagai
sesuatu yang diharapkan bisa tercapai setelah melakukan serangkaian proses
kegiatan.
kurikulum sebagai salah satu komponen penting pendidikan, berperan
sebagai orientasi atau arah semua kegiatan pembelajaran melalui perangkat
(media, pendekatan, teknik, metode, model dan strategi) sehingga
tercapai tujuan pembelajaran. Hal ini didasarkan pada perkembangan
zaman, tuntutan atas kondisi dan kebutuhan masyarakat, serta menjalankan amanat
UUD 1945 dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia (Nazri et al., 2022)
Tujuan kurikulum memegang peranan yang sangat penting dalam proses
pendidikan, karena tujuan akan mengarahkan semua kegiatan pendidikan dan
komponen-komponen kurikulum lainnya. Oleh karena itu, merumuskan
kurikulum harus mempertimbangkan beberapa hal seperti: didasari oleh
perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat, didasari oleh
pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama
falsafah negara atau yang mendasari suatu pendidikan tersebut.
Di dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam skala lebih luas, kurikulum merupakan suatu alat

3
pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas. Dalam kurikulum, setiap mata pelajaran memiliki tujuan untuk
dicapai tersendiri yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Tujuan mata
pembelajaran merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum.3Nana Syaodih
Sukmadinata memberikan gambaran spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai
pada tujuan pembelajaran, yakni :
• Menggambarkan apa yang diharapkandapat dilakukan oleh peserta didik,
dengan : (1) menggunakan kata-kata kerja yang menunjukkan perilaku
yang dapat diamati; (2) menunjukkan stimulus yang membangkitkan
perilaku peserta didik; dan (3) memberikan pengkhususan tentang sumber-
sumber yang dapatdigunakan peserta didik dan orang-orang yang dapat
diajak bekerja sama.
• Menunjukkan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik,
dalam bentuk: (1) ketepatan atau ketelitian respons; (2) kecepatan,
panjangnya dan frekuensi respons.
• Menggambarkan kondisi-kondisi atau lingkungan yang menunjang
perilaku peserta didik berupa : (1) kondisi atau lingkungan fisik;
dan (2) kondisi atau lingkungan psikologis.
Upaya pencapaian tujuan pembelajaran ini memiliki arti yang sangat
penting. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran pada tingkat
operasional ini akan menentukan terhadap keberhasilan tujuan pendidikan
pada tingkat berikutnya.
b. Materi/Isi
Isi program kurikulum atau bahan ajar adalah segala sesuatu yang
ditawarkan kepada siswa sebagai pelajar dalam kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi mata-mata pelajaran yang harus dipelajari
siswa dan isi program masing-masing pelajaran tersebut. Jenis-jenis mata pelajaran
ditentukan atas dasar institusional atau tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
(sekolah, madrasah, pondok pesantren dan lembaga pendidikan lain yang
bersangkutan)(Rahayu et al., 2022).
Hasil dari belajar yang menggabungkan pengetahuan, kepercayaan,
pengalaman,dan kapasitas untuk pencapaian tujuan. Untuk menyelesaikan setiap
tugas yang diberikan pada tujuan pendidikan, materi pengajaran juga
diperlukan serta topik yang menciptakan komponen pendidikan. Topik-topik
dan sub-topik spesifik membentuk pengajaran. Adagagasan pokok setiap topik
atau sub-topik dalam persyaratan materi pengajaran berkaitan dengan tujuan
yang dinyatakan dan yang dimaksudkan. Adapun prinsip perkembangan dan
pengorganisasian isi kurikulum yaitu:

4
• Materi kurikulum adalah alat instruksional yang dapat siswa
gunakan untuk belajar dengan penelaahan materi atau pokok pelajaran.
• Materi untuk kurikulum merujuk pada pencapaian dari setiap tujuan
unit pendidikan. Tujuan unit pendidikan bervariasi, yang menghasilkan
perbedaan dalam lingkup dan urutan dari materi pelajaran.
• Target pencapaian kurikulum adalah dengan tujuan pendidikan nasional.

Dalam pengembangan kurikulum, ada beberapa faktor yang perlu


diperhatikan, yaitu ruang lingkup (scope), urutan (sequence), dan
penempatan bahan (grade placement), dan bentuk organisasi isi.
Ruang lingkup materi merupakan cakupan kedalaman dan keluasan
dari keseluruhan materi, kegiatan dan pengalaman yang akan disampaikan
kepada peserta didik. Ruang lingkup menunjukkan apa yang dianggap paling
penting untuk disampaikan kepada peserta didik. Urutan, yaitu penyusunan
materi pelajaran menurut aturan dan sistematika tertentu secara berurutan.
Biasannya pengembang kurikulum berpegang pada urutan dari yang mudah
sampai yang sulit, dari yang sederhana sampai yang kompleks, dari
keseluruhan sampai bagian-bagian, dari dahulu hingga sekarang (kronologis),
dan dari yang konkret menuju yang abstrak.
Penempatan, yaitu penempatan isi/materi sesuai dengan tingkat
perkembangannya (tingkat atau kelas) tertentu. Bentuk organisasi isi
merupakan susunan atau bentuk pengemasan materi, seperti mata pelajaran,
bidang studi, berkolerasiatau terpadu. Setiap mata pelajaran (misalnya)
dikembangkan menjadi beberapa pokok bahasan dan subpokok bahasan.
c. Strategi
Metode atau strategi pembelajaran, menempati fungsi yang penting
dalam kurikulum, karena di dalamnya memuat tugas-tugas yang perlu
dikerjakan oleh siswa dan guru. Karena itu, penyusunannya hendaknya
berdasarkan analisis tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan
berdasarkan perilaku siswa (Rahayu et al., 2022).
Karena mereka terhubung dengan bagaimana kurikulum diimplementasikan,
bagian-bagian strategi memainkan peran kunci. Proses pembelajaran pengajaran
diwujudkan melalui pola dan urutan perilaku guru dan siswa yang sama yang melayani
tujuan tertentu. Dengan kata lain, strategi berisikan dua komponen yang penting:
rencana yang diaktualisasikan dalam bentuk kegiatan, dan strategi yang disusun untuk
mencapai tujuan utama. Kenyataannya, ada banyak hal yang dapat dilakukan seorang guru
untuk mengajar seorang murid, oleh karena itu taktik mengajar tidak dibatasi hanya
pada hal itu. Ada sejumlah taktik yang dapat diterapkan dalam pengajaran,
termasuk:
• Discovery-learning

5
Siswa dalam pembelajaran ini untuk melengkapi berbagai
informasi mengumpulkan tugas, pembandingan, pengelompokan,
analisis, pencampuran, organisasi, dan menarik kesimpulan siswa
dalam pembelajaran diperlukan. Melalui kegiatan-kegiatan ini, siswa
akan menguasai materi-materi ini, menerapkannya, dan mencari
kegiatan yang akan bermanfaat bagi mereka.
• Meaningful-learning

Siswa dalam pembelajaran meaningful-learning mencari makna isi


bagi siswa untuk meningkatkan pembelajaran.

• Individual-Learning
Kegiatan pembelajaran individu atau kelompok kecil diperlukan
untuk implementasi pembelajaran discovery learning.
d. Organisasi
Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum
memunculkanterjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum.
Setidaknya terdapat enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu:
1. Mata pelajaran terpisah(isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah
mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa
ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing
diberikan pada waktu tertentu dan tidak mempertimbangkan minat,
kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi diberikan sama.
2. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata
pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-
pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik
memahami pelajaran tertentu.
3. Bidang studi(broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa
pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-
ciri yang sama dan dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang
pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan “core subject”,dan
mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
4. Program yang berpusat pada anak(child centered),yaitu program
kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik,
bukan pada mata pelajaran.
5. Inti Masalah(core program), yaitu suatu programyang berupa unit-unit
masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran
tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan
belajar dalam upaya memecahkan masalahnya. Mata pelajaran-mata
pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi.
6. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan
antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.

6
e. Evaluasi
Evaluasi kurikulum merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian
tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah
tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau belum dan digunakan sebagai umpan balik dalam
perbaikan strategi yang ditetapkan. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat
tentang pelaksanaan pembelajaran, keberhasilan siswa, guru, dan proses pembelajaran.
Evaluasi dalam proses pembelajaran dilakukan ketika proses pembelajaran selesai,
peserta didik diberikan sebuah pertanyaan baik berbentuk soal maupun berupa pertanyaan,
hal tersebut dilakukan agar peserta didik dalam proses pelaksanaan pembelajaran dapat
menyimak dengan baik materi yang disampaikan oleh guru, dan dapat memahami materi
yang dipelajari pada saat itu.
Sehingga apabila dalam proses pelaksanaan pembelajaran peserta didik tidak dapat
memahami materi tersebut, guru akan memberikan penjelasan kembali terkait materi
tersebut kepada seluruh siswa, meskipun hanya satu atau dua anak yang tidak
memahaminya. Hal tersebut dilakukan agar peserta didik yang tidak memahami materi
tersebut dan tidak merasa dianggap kurang oleh teman yang lainnya.
B. Prinsip-Prinsip Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum, seorang pengembang kurikulum
biasanya menggunakan beberapa prinsip yang dijadikan sebagai acuan agar
kurikulum yang dihasilkan bisa memenuhi harapan stakeholders(pemangku
kepentingan) pendidikan yang meliputi siswa, pihak sekolah, orang tua,
masyarakat pengguna lulusan, dan pemerintah. Pada dasarnya, prinsip-prinsip
yang digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum merupakan kaidah
yang menjiwai kurikulum tersebut (Ulum, 2020).
Kurikulum dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dianutnya
(Islam et al., 1993). Prinsip itu pada dasarnya merupakan kaidah yang menjiwai
kurikulum tersebut.
1. Prinsip Umum
a. Prinsip relevansi
Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuain atau
keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Artinya
pendidikan dipandang relevan jika hasil perolehan pendidikan itu
bersifat fungsional. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu
sendiri (Hamdi, 2017)
b. Prinsip fleksibilitas
Fleksibilitas ini artinya lentur/tidak kaku dalam memberikan kebebasan
bertindak. Dalam kurikulum pengertian itu dimaksudkan kebebasan
dalam memilih program-program pendidikan bagi murid dan
mengembangkan program pendidikan bagi para guru memilih program-
program pendidikan bagi murid dan mengembangkan program
pendidikan bagi para guru.
c. Prinsip kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu berkesinambungan. Perkembangan dan proses
belajar akan berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-
putus atau berhenti-henti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman
belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan

7
anatar satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang
pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan
dengan pekerjaan.
d. Prinsip praktis
Yaitu mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dana
biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisien. Betapapun
bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian -keahlian
dan peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya, maka
kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan
pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik
keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum bukan
hanya harus ideal tetapi juga praktis.
e. Prinsip Efektifitas
Dalam sajian bidang pendidikan prinsip efektifitas ini dikaitkan dengan
efektifitas guru mengajar dan efektifitas para murid belajar. Implikasi
prinsip ini dalam pengembanagan kurikulum ialah mengusahakan agar
setiap kegiatan kurikuler membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang
mubazir dan terbuang percuma.
2. Prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum:
a. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada
tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat
umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek
(tujuan khusus).
b. Prinsip berkenaan dengan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang
telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan
beberapa hal :
• Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana
• Isi bahan harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
• Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan
siitematis.
c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya
memperlihatkan hal-hal sebagai berikut:
• Apakah metode/tekhnik belajarmengajar yang digunakan cocok
untuk mengajar bahan pelajaran?
• Apakah metode/tekhnik tersebut memberikan kegiatan yang
bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran Proses
belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh pengunaan media dan
alat-alat bantu pengajaran yang tepat:

8
• Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya
sudah tersedia? Biala laat tersebut tidak ada apa penggantinya?
• Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan:
bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiyaannya,
waktu pembuatan?
e. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran :
• Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya langkah-langkah
sebagai berikut:
Rumusan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranah-ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Uraiakan ke dalam bentuk
tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan dengna
bahan peljaran. Tuliskan butir-butir test.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan separangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan pembelajaran dengan disertai cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan Komponen kurikulum yang berkaitan dengan
pengembangan mata pelajaran mengacu pada tujuan utama pendidikan.
Bahkan, tujuan pendidikanpun dapat dikatakan sebagai bagian dari kurikulum
apabila dilihat secara general, kurikulum merupakan filosofi pendidikan yang
sesungguhnya. Hal ini karena di dalamnya termuat tujuan pendidikan, mata
pelajaran, silabus, metode belajar-mengajar, evaluasi pendidikan. Para ahli
menyebutkan bahwa komponen kurikulum terdiri atas tujuan kurikulum,
isi/materi kurikulum, strategi pembelajaran, organisasi kurikulum dan evaluasi
kurikulum.
Prinsip artinya kurikulum dikembangkan secara berkesinambungan, yang
meliputi sinambung antar mata pelajaran, antar kelas maupun antar jenjang
pendidikan. Yang mana kesinambungan itu bisa secara vertikal maupun

9
horizontal. Supaya dalam pengembangan kurikulum terdapat kesinambungan,
maka dalam penyusunan kurikulum hendaknya mempertimbangkan hal-hal
berikut: (1) Materi-materi ajar yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada
tingkat berikutnya hendaknya sudah di ajarkan pada tingkat sekolah atau
madrasah sebelumnya. (2) Materi-materi ajar yang sudah di ajarkan pada tingkat
sekolah atau madrasah sebelumnya tidak perlu lagi di ajarkan pada tingkat sekolah
berikutnya, kecuali atas dasar pertimbangan-pertimbangan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Hamdi, M. M. (2017). Konsep Pengembangan Kurikulum. Intizam: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 1(1), 1–18.
Islam, D. P. P. A. P., Hamid, P. P. A. P. I., & Syarif, A. (1993). Pengembangan
kurikulum. Surabaya: Bina Ilmu.
Nazri, E., Azmar, A., & Neliwati, N. (2022). Komponen-komponen Kurikulum
Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 1289–1298.
Rahayu, W. I., Najiah, M., & Nulhakim, L. (2022). Komponen Kurikulum, Model
Pengembangan Kurikulum. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6),
9056–9062.
Ulum, M. (2020). Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum: Relevansi dan
kontinuitas. Attanwir: Jurnal Keislaman Dan Pendidikan, 11(1), 67–75.

10
11

Anda mungkin juga menyukai