Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“STANDAR KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEBAGAI


PENGEMBANG KURIKULUM”

Disusun Oleh Kelompok 1:

Ulfa 1901414049

Wasilah 1901414053

Hermi 1901414104

St. Fatimah Alwi 1901414117

Dosen Pengampuh:

Fitriani A, S, Pd., M, Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan


makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “STANDAR
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEBAGAI PENGEMBANG
KURIKULUM”
Penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya.Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian dan tujuan pengembangan kurikulum..........................................6
2.2 faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum.......................7
2.3 Proses perubahan kurikulum.........................................................................8
2.4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru...................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah
kurikulum.Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada
semua jenis dan jenjang pendidikan, Kurikulum harus sesuai dengan falsafah dan
dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang menggambarkan pandangan
hidup suatu bangsa. Tujuan dan pola kehidupan suatu negara banyak ditentukan
oleh sistem kurikulum yang digunakannya, mulai dari kurikulum Taman kanak-
kanak sampai dengankurikulum perguruan tinggi. Jika terjadi perubahan sistem
ketatanegaraan, makadapat berakibat pada perubahan sistem pemerintahan dan
sistem pendidikan, bahkan terhadap sistem kurikulum yang berlaku. Kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan atau pengajaran dan
hasil pendidikan atau pengajaran yang harus dicapai oleh anak didik, kegiatan
belajar mengajar, pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum itu sendiri, Menurut Kurniaman (2017:2) kurikulum berfungsi sebegai
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan disekolah bagi pihak-pihak
yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti pihak guru,
kepala sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat dan pihak siswa itu sendiri.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Eksistensi adalah keberadaan,
kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut Abidin (Dalam
kompasiana, 2012) “Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi,
atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni
exsistere,yang artinya keluar dari melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak
bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami
perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam
mengaktualisasikan potensi- potensinya”.
Dalam perkembangannya, guru sebagai pengajar merupakan bagian penting
dari instrumen pendidikan di Indonesia. Peningkatan kinerja guru sangat penting
sebagai upaya penunjang profesi untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
Selain tu untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan
relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang
mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
lokal,nasional, dan global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu
guru dan dosen secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Pada masa
sekarang iniguru dituntut untuk memiliki kualifikasi, kompetensi, dan
profesionalisme. Namunironisnya, guru yang mengembang tugas mulia dan tidak
ringan serta secara sosio-kultural memiliki kedudukan yang terhormat, tidak
mendapatkan penghargaan yang setara dengan kedudukan dan tugas yang
diembannya. Untuk merealisasikan hal itu kemudian disahkan Undang-undang
No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

1.2 Rumusan masalah


1. Jelaskan pengertian dan tujuan pengembangan kurikulum?
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan
kurikulum?
3. Bagaimana proses perubahan kurikulum?
4. Jelaskan apa saja kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dan tujuan pengembangan kurikulum
2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
kurikulum
3. Dapat mengetahui proses perubahan kurikulum
4. Dapat mengetahui kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan tujuan pengembangan kurikulum
1. Pengertian Pengembangan kurikulum
Prof. Dr. Engkoswara, guru besar Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung telah membuat 4 (empat) rumus pengertian kurikulum, lengkap
dengan visualisasinya. Pertama, kurikulum adalah jarak yang harus
ditempuh oleh pelari.Kedua, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran.
Ketiga, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan oleh pesertadidik. Keempat, kurikulum adalah
sejumlah mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan,serta segala sesuati yang
akan berpengaruh dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Rumus ini memudahkan kita untuk memahami pengertian
kurikulum. Rumus ini sama sekali tidak melence ng dari definisi
yangtelah dikemukakan para ahli, misalnya Hilda Taba menjelaskan
dengan amat singkat bahwa “curriculum is a plan of learning”. Demikian
juga bila dibandingkan dengan pengertian kurikulum dalam Pasal 1 butir
19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyebutkan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran sertacara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Pengembangan kurikulum
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Ia sebagai instrument yang membantu praktisi pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat.
Pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru
melakukan tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pengembangan kurikulum tidak pernah berhenti, ia merupakan proses
yang berkelanjutan dan terus menerus sejalan dengan perkembangan
dan tuntutan jaman dan perubahan yang terjadi didalam masyarakat.

2. Tujuan Pengembangan kurikulum


Kurikulum bertujuan memeratakan pendidikan dalam suatu negara.
Membimbing serta mendidik siswa agar menjadi pribadi yang cerdas,
berpengetahuan tinggi, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, dan siap
masuk dalam kehidupan bermasyarakat.

Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang


kurikulum dalam mendesain model kurikulum yang dapat digunakan,
bahkan akan membantu guru dalam mendesain sistem pembelajaran.
Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat memberikan arahan kepada guru
dalam menentukan bahan atau materi yang harus dipelajari, menentukan
metode dan strategi pembelajaran, menentukan alat, media, dan sumber
pembelajaran, serta merancang alat evaluasi untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa selain itu, Tujuan kurikulum yang jelas dapat
digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas
pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, para pengembang
kurikulum termasuk guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah
memperoleh kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan
kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan
daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.

2.2 faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum


masyarakat dan bangsa Indonesia memiliki keragaman sosial,
budaya,   aspirasi politik, dan kemampuan ekonomi. Keragaman
tersebut   berpengaruh langsung terhadap kemampuan guru dalam
melaksanakan   kurikulum, kemampuan sekolah dalam menyediakan pengalaman
belajar, dan   kemampuan siswa dalam berproses dalam belajar serta mengolah
informasi   menjadi sesuatu yang dapat diterjemahkan sebagai hasil belajar.
Keragaman itu menjadi suatu variabel bebas yang memiliki   kontribusi sangat
signifikan terhadap keberhasilan kurikulum baik   sebagai proses maupun
kirikulum sebagai hasil. Oleh karena itu,   keragaman tersebut harus menjadi
faktor yang diperhitungkan dan   dipertimbangkan dalam penentuan filsafat, teori,
visi, pengembangan   dokumen, sosialisasi kurikulum, dan pelaksanaan
kurikulum.   Pengembangan kurikulum di Indonesia harus didasarkan pada faktor
faktor keragaman sosial budaya secara nasional, lingkungan unit pendidikan, dan
kebudayaan daerah.

1. Keragaman sosial budaya nasional menjadi   dasar dalam


mengembangkan berbagai komponen kurikulum seperti tujuan, konten,
proses, dan evaluasi
2. Lingkungan unit pendidikan yaitu guru, sumber belajar dan objek
belajar yang merupakan bagian dari kegiatan belajar siswa

2.3 Proses perubahan kurikulum


Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional
telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,
1984,1994, 2004, 2006, dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi
logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek
dalammasyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai
seperangkatrencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan
tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional
dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,
perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan
dalam merealisasikannya.Perubahan kurikulum tersebut tentu disertai dengan
tujuan pendidikan yang berbeda-beda, karena dalam setiap perubahan tersebut ada
suatu tujuan tertentuyang ingin dicapai untuk memajukan pendidikan nasional
kita. Perubahankurikulum di dunia pendidikan Indonesia beserta tujuan yang ingin
dicapai dapatdiuraikan sebagai berikut:

1. Kurikulum 1947
Kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947 Pada saat
itu,kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem
pendidikan colonialBelanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan
yang pernah digunakansebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh
dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda.
Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masihdalam semangat
juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development
conformism, bertujuan untuk membentukan karakter manusiaIndonesia
yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka
bumi ini.
2. Kurikulum 1952
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di
Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi
nama Rentjana PelajaranTerurai 1952 Kurikulum ini sudah mengarah
pada suatu sistem pendidikannasional. Yang paling menonjol dan
sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwasetiap rencana pelajaran
harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkandengan
kehidupan sehari-hari.
3. Kurikulum 1964
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah Kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama
Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang
menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyatmendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada
program Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta,
rasa, karsa, karya, dan moral (Hamalik, 2004). Mata pelajaran
diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral,
kecerdasan,emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani.
Pendidikan dasar lebihmenekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional praktis.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964,
yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhanamenjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar,
dan kecakapan khusus.Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaanUUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum1968 bertujuan
bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentukmanusia
Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan
danketerampilan jasmani, moral, budi pekerti, dankeyakinan
beragama. Isi pendidikandiarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, sertamengembangkan fisik yang sehat
dan kuat.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menekankan
pada tujuan,Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar
pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah
pengaruh konsep di bidang manejemen,yaitu MBO (management by
objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi,
Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.Lahirnya kurikulum 1975
bertujuan untuk mencapai tujuan instruksionalumum, tujuan
instruksional khusus, dan berbagai rincian lainnya. Adapun ciri-
cirilebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut: 1). Berorientasi
pada tujuan. 2).Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa
setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada
tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif. 3).Menekankan kepada
efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu. 4).Menganut
pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa
mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan
dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. 5). Dipengaruhi
psikologi tingkah laku denganmenekankan kepada stimulus respon
(rangsang-jawab) dan latihan (drill).
6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang
disempurnakan”. Posisi siswa di tempatkan sebagai subjek belajar.
Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau
Student Active Leaming (SAL).
7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984
dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989
tentang SistemPendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran,yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Dengan system caturwulan yang
pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat
memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi
pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan pada
pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan
pemecahan masalah.
8. Kurikulum 2004 (KBK)
Kurikukum 2004 ini lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis
SKompetensi (KBK)Pendidikan berbasis kompetensi menitik beratkan
pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-
tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.
Competency Based Education is education geared toward preparing
indivisuals to perform identified competencies (Scharg dalam Hamalik,
2000: 89). Hal ini mengandung arti bahwa Pendidikan mengacu pada
upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat
kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu
dikembangkan suatu kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman
pembelajaran.
9. kurikulum 2006
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Awal 2006 uji coba KBK dihentikan,
muncullah KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target
kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak
perbedaan dengan Kurikulum 2004.Perbedaan yangpaling menonjol
adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa sertakondisi
sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar
kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar
(SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah
ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan
perangkat pembelajaran,seperti silabus dan sistem penilaian merupakan
kewenangan satuan pendidikan(sekolah) dibawah koordinasi dan
supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
10. Kurikulum 2013
Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
menegaskan bahwakurikukulum terbaru 2013 ini lebih ditekankan pada
kompetensi dengan pemikirankompetensi berbasis sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum2013 yang paling mendasar
ialah menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari
tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa melakukan
observasi, bertanya, bernalar, danmengkomunikasikan apa yang telah
mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran. Sedangkan
untuk siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada
lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun.
2.4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi ini merupakan kemampuan atau keterampilan guru dalam
mengelola proses pembelajaran atau interaksi belajar mengajar dengan
peserta didik. Dalam kompetensi ini terdapat 7 aspek yang wajib dikuasai,
diantaranya;
 Karakteristik para peserta didik
 Teori belajar serta prinsip pembelajaran yang mendidik
 Pengembangan kurikulum
 Pembelajaran yang mendidik
 Pengembangan potensi para peserta didiCara berkomunikasi
 Penilaian dan evaluasi belajar

2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi berikutnya tentang kepribadian yang berkaitan dengan
karakter guru dan wajib dimiliki agar menjadi teladan bagi para peserta
didik. Selain itu, para guru juga harus mampu mendidik para muridnya
agar membantu mereka memiliki kepribadian yang baik Terdapat beberapa
kepribadian yang harus dimiliki guru antara lain;
 Kepribadian yang stabil, bertindak sesuai dengan norma sosial dan bangga
menjadi guru
 Kepribadian yang dewasa menampilkan kemandirian dalam bertindak
sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru
 Kepribadian yang arif menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir serta bertindak
 Kepribadian yang berwibawa meliputi perilaku yang berpengaruh positif
terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani
 Berakhlak mulia meliputi bertindak sesuai dengan norma religius dan
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

3. Kompetensi Profesional
Kompetensi ini adalah kemampuan atau keterampilan yang harus
dimiliki guru agar tugas-tugas perguruan dapat diselesaikan dengan baik dan
benar. Keterampilan ini berkaitan dengan hal-hal teknis serta berkaitan
langsung dengan kinerja guru. Indikator kompetensi ini adalah;

 Menguasai materi pelajaran yang diampu, meliputi struktur pelajaran,


konsep pelajaran dan pola pikir keilmuan materi tersebut
 Menguasai standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan
pembelajaran dari pelajaran yang diampu
 Mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga bisa
memberi pengetahuan reflektif demi mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan.
 Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam
proses pembelajaran serta pengembangan diri.

 
4. Kompetensi Sosial
Ini merupakan kompetensi kemampuan guru dalam berkomunikasi
secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kemampuan ini meliputi;

 Bertindak objektif, tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama,


ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun kepada sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki
keragaman sosial budaya.
 Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

 
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan , isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu. Istilah
kurikulum menjadi popular sejak tahun 1950 di Indonesia yang mana dikenalkan
oleh sejumlah kalangan pendidik lulusan amerika serikat. Ada tiga faktor yang
mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu perguruan tinggi, masyarakat, dan
sistem nilai.

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945 kurikulum Pendidikan nasional


telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,
1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi
logis dari terjadinya perubahan system politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek
dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru menurut UU No. 14 tahun 2005
yaitu kompetensi pedagonik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
kompetensi kepempinan dan kompetensi professional.

3.2 Saran
Makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan,
karena itu kepada pembaca untuk berkenan menyubmbangkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dan bertambahnya wawasan kami di bidang ini,

Akhirnya kepada allah jualah penulis memohon taufik dan hidayah semoga usaha
penulis ini mendapat manfaat yang baik, serta mendapat ridho Allah SWT . Amin
ya rabbal ‘alamin.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/429998795/Makalah-Telaah-kurikulum-1

http://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/arah-dan-perubahan-kurikulum-di-indonesia-

suatu-tinjauan-historis/

Anda mungkin juga menyukai