Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DESAIN KURIKULUM
(Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bidan Pendidik)

Oleh:
Kelompok 5

DEWI ARISANTI KADIR 201302011


ITA MUSNIATI 201302010
SUMARNI 201302115

JURUSAN D4 BIDAN PENDIDIK


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam senantias kami panjatkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW.
Kami ucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing Marlina, S.ST., M.Kes,
teman-teman, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dengan segenap kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan dan
menerima kritik serta saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat.

Makassar, 12 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II Pembahasan................................................................................................................2
A. Pengertian Kurikulum..............................................................................................3
B. Pengertian Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum.......................................3
C. Landasan dalam Pengembangan Kurikulum............................................................4
D.Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum.......................................6
E. Metode AAVIM.......................................................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pelaksanaan pendidikan di Indonesia dengan tujuan pendidikan yaitu

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa di masa depan maka deperlukannya suatu rancangan

pendidikan yang sering kita sebut dengan kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan

digunakan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan.

Pengembangan kurikulum tersebut mempunyai berbagai model dalam pendekatannya

yang digunakan sebagai proses atau langkah untuk mengembangkan kurikulum yang telah

diterapkan agar kurikulum dapat berjalan sesuai dengan rencana awal. Karena suatu

kurikulum yang ditentukan akan mempengaruhi hasil pendidikan di masa yang akan datang.

Dengan begitu pendekatan-pendekatan inilah yang nantinya akan diterapkan oleh pemerintah

dalam mengembangkan kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia ini sesuai dengan tujuan

awal diterapkannya kurikulum.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kurikulum ?

2. Apa pengertian pendekatan dalam pengembangan kurikulum ?

3. Apa landasan dalam pengembangan kurikulum ?

4. Apa Jenis-jenis pendekatan dalam pengembangan kurikulum ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian kurikulum.

2. Menjelaskan pengertian pendekatan pengembangan kurikulum.

3. Menjelaskan landasan dalam pengembangan kurikulum.

4. Menjelaskan jenis-jenis pendekatan dalam pengembangan kurikulum

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KURIKULUM

Pengertian Kurikulum adalah kumpulan rencana, tujuan, materi pembelajaran, dan

bahkan cara mengajar yang digunakan sebagai pedoman oleh para pengajar demi

tercapainya tujuan akhir pembelajaran. Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata

yang diambil dari Bahasa Yunani yaitu curir yang berarti “pelari”, serta curere yang

artinya “tempat berpacu”. Istilah ini dahulunya digunakan dalam dunia olahraga. Jika

ditinjau dari segi istilah, kata kurikulum dapat diartikan sebagai suatu jarak yang harus

ditempuh oleh seorang pelari agar dia bisa mendapatkan medali atau penghargaan

lainnya. Kemudian, hal tersebut diadaptasi ke dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah

mata pelajaran yang harus dipelajari atau ditempuh oleh seorang peserta didik demi

mendapatkan ijazah sebagai penghargaannya.

Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli

1. Undang-Undang No.20 Tahun 2003

“Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”

2. Prof. Dr. S. Nasution, M.A

Dalam bukunya yang bertajuk Kurikulum dan Pengajaran, beliau menyatakan

bahwa kurikulum adalah serangkaian rencana yang disusun demi melancarkan

2
proses belajar-mengajar. Rencana tersebut dilakukan di bawah bimbingan dan

tanggung jawab lembaga pendidikan dan para pengajar di lembaga tersebut.

3. Dr. H. Nana Sudjana

Dalam bukunya yang berjudul Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di

Sekolah, beliau berpendapat bahwa kurikulum merupakan kumpulan niat dan

harapan yang teertuang dalam bentuk program pendidikan yang mana

dilaksanakan oleh guru di sekolah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurikulum juga merupakan alat atau saran yang

dirumuskan demi tercapainya tujuan pendidikan melalui proses pengajaran.

B. PENGERTIAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang

terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian pendekatan

pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum

tentang proses pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum mempunyai makna

yang cukup luas. Menurut Sukmadinata (2010), pengembangan kurikulum bisa berarti

penyusun kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga

menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curuculum improvement). Bisa juga

kurikulum ialah perencanaan kesempatam-kesempatan belajar yang ditunjukkan untuk

membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai perubahan-

perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Pendekatan lebih menekankan pada usaha dan

penerapan langkah-langkah atau cara kerja dengan menerapkan suatu strategi dan metode

yang tepat, yang di jalankan sesuai dengan langkah-langkah yang sistematik untuk

memperoleh hasil yang lebih baik.

3
Menurut Geane, Topter dan Alicia bahwa Pengembangan Kurikulum adalah

suatu proses dimana partisipasi pada berbagai tingkatan dalam membuat keputusan

tentang tujuan, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan

apakah tujuan dan alat itu serasi dan efektif.

Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan,

menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian

terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan

belajar mengajar yang lebih baik.

 Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum pendidikan Islam tersebut

ternyata mengalami perubahan-perubahan paradigma, walau dalam beberapa hal tertentu

paradigma sebelumnya tetap dipertahankan hingga sekarang. Beberapa pendapat

mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah: the

planning of learning opportunities intended to bring about certain desired in pupils, and

assessment of the extent to which these change have taken place.

Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum adalah perencanaan kesempatan-

kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa peserta didik ke arah perubahan-

perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan tersebut telah terjadi

pada setiap peserta didik.

Yang dimaksudkan pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan

metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis

agar memperoleh kurikulum yang lebih baik.

C. Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap

seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan

4
kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara

sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasanlandasan yang kuat, yang

didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan

kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap

kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan begitu, akan berakibat pula terhadap kegagalan

proses pengembangan manusia.

Dalam hal ini, Syaodih (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam

pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis, (2) psikologis, (3) sosial-budaya dan (4)

ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diuraikan secara

ringkas keempat landasan tersebut

a. Landasan Filosofis

Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya

seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti

: perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme.

Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliranaliran filsafat

tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang

dikembangkan. Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan

keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum,

penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara selektif untuk lebih

mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait

dengan pendidikan.

b. Landasan Psikologis

Nana Syaodih (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi

yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2)

psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang

5
perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi

perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan,

aspek-aspek perkembangan, tugastugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya

yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.

c. Landasan Sosiologis

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu

rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi

bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke

lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun

memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja

dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat

. d. Landasan IPTEK

Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa

warsa terakhir telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan

pemikiran manusia sebelumnya. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah

tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat

mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup

manusia.

D. Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum

6
Dalam Finch & Crunkilton (1984: 140) Beberapa strategi / pendekatan yang dapat

digunakan dalam mengidentifikasi isi kurikulum, adalah :

1) Pendekatan Filosofis

Strategi/pendekatan filosofis didasarkan pada pemikiran para ahli filsafat yang

merupakan faktor dominan dalam menentukan isi kurikulum. Filosofi adalah

seperangkat keyakinan yang dimiliki seseorang atau kelompok yang mendasari

segenap sikap dan perbuatannya. Ciri-ciri pendekatan filosifis yaitu:

a) Penentuan isi kurikulumnya subyektif

b) Sulit menemukan kesepakatan antara ahli dengan perencana kurikulum

c) Merupakan bagian yang parsial dan kontradiktif

2) Pendekatan Introspektif

Pendekatan introspeksi juga mendasarkan pemikiran dan perasaan dari perorangan

atau kelompok yang terlibat langsung dalam pendidikan dalam menentukan isi

kurikulum. Pemikiran tersebut dimulai dengan mempelajari hal yang sudah berjalan

disertai dengan komparasi dengan program serupa di suatu negara maupun negara lain

meskipun melalui literatur. Meskipun pendekatan introspeksi lebih baik daripada

pendekatan filosofis karena lebih dekat dengan situasi pendidikan yang digarap,

namun yang terlibat dalam proses hanya terbatas orang dalam lembaga saja sehingga

validitasnya isi kurikulum tidak terjamin memenuhi kebutuhan pemakai lulusan.

Untuk menghindari kelemahan tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan personalia

dari industri atau dunia usaha yang akan mendekatkan hubungan antara kampus dan

dunia kerja. Secara singkat ciri-cirinya yaitu:

a) Penentuan isi kurikulum oleh sekelompok guru dan administrator

b) Hasil kurikulum tidak dijamin valid sesuai dengan dunia kerja

7
c) Perlu melibatkan kalangan dunia usaha dan dunia industri dalam curriculum

advisory commitee

3) Pendekatan DACUM

Variasi lain pendekatan introspektif adalah apa yang dikembangkan oleh para ahli

kurikulum di Canada dalam penentuan isi kurikulum, yaitu yang disebut DACUM

(Developing A Curriculum). Proyek pengembangan berawal dari usaha bersama

antara Departemen Tenaga Kerja dan Imigrasi dengan General Learning Corporation

di Canada, tetapi kemudian diseminasinya dilaksanakan di banyak lembaga

pendidikan kejuruan.

Menggunakan gagasan yang persis sama dengan pendekatan introspektif di atas, para

ahli yang diminta untuk memikirkan isi kurikulum ini didatangkan khusus dari para

pengusaha atau pekerja dari industri dan dunia usaha dengan tanpa melibatkan

personil sekolah sama sekali. Ini didasarkan pada asumsi bahwa dalam proses

penentuan isi kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan yang diharapkan

mempunyai relevensi yang tinggi dengan kebutuhan lapangan kerja, biasanya guru

dan instruktur yang sehari-hari terlibat dalam mengajar saja kurang dapat memberi

kontribusi yang positif.

Keunikan lain dari proses identifikasi isi kurikulum dengan pendekatan DACUM ini

ialah urutan dan intensitas partisipasi peserta yang harus ditargetkan sedemikian rupa

sehingga yang dihasilkan selama proses tersebut bukan terbatas hanya pada

inventarisasi skill atau pengetahuan spesifik yang akan menjadi kerangka isi

kurikulum, tetapi juga akan sampai pada tingkat kemahiran atau kompetensi sesuai

dengan apa yang diperlukan dalam situasi kerja yang nyata. Ini adalah kelebihan dari

cara pendekatan yang seluruhnya melibatkan pihak pengusaha dari industri dan dunia

kerja. Urutan prosesnya secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

8
1. Orientasi bagi anggota komisi atau peserta tentang program yang akan

direncanakan kurikulumnya dan apa yang diharapkan dari mereka.

2. Mengkaji/ mereview deskripsi pekerjaan dan tugas atau tanggung jawab

pekerjaan tersebut dalam situasi tempat kerja yang real.

3. Mengidentifikasi kategorisasi kompetensi umum dalam bidang kerja yang

dimaksud, yang biasanya merupakan ranah kompetensi yang nanti akan dapat

dijabarkan lebih lanjut ke dalam kompetensi-kompetensi yang lebih spesifik.

4. Mengidentifikasi seperangkat kompetensi khusus dalam tiap kategori kompetensi

umum, baik yang berwujud skill,pengetahuan, atau ketrampilan tertentu.

5. Mengorganisir kompetensi-kompetensi tersebut dalam urutan atau struktur yang

memungkinkannya dapat dijabarkan menjadi urutan belajar yang sesuai dengan

prinsip dan psikologi belajar.

6. Menentukan tingkat kelengkapan atau ”level of competence” untuk masing-

masing kompetensi sebagai acuan proses penilaian hasil belajar anak didik.

Keenam langkah atau urutan proses tersebut selalu dilakukan dengan memaparkannya

secara keseluruhan sehingga dapat dilihat oleh semua peserta dalam suatu ruangan

yang diatur khusus. Dengan demikian dapat dimungkinkan pertukaran gagasan dan

pendapat sebanyak mungkin untuk juga menghindari adanya saling tumpang tindih

antara satu kompetensi dengan yang lain.Keuntungan dari proses perencanaan isi

kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan menggunakan pendekatan DACUM ini

ialah:

1. Biaya pengembangan yang relatif murah, apalagi kalau dari pihak industri dan

dunia usaha bersedia “meminjamkan” ahlinya dengan cuma-cuma sebagai akibat

baiknya hubungan yang sudah terjalin sebelumnya.

9
2. Waktu yang relatif singkat dengan hasil yang langsung bisa dipakai, karena

biasanya sikap kerja efisien dan konsentrasi yang tinggi yang dimiliki oleh orang-

orang dari industri dan dunia usaha tersebut terbawa pada waktu mereka bekerja

sebagai anggota komisi DACUM.

3. Peluang untuk menghasilkan kurikulum yang tinggi relevansinya dengan

kebutuhan dunia kerja karena minimalnya intervensi dari kalangan akademik.

Namun yang menjadi tantangan berikutnya adalah kemampuan para guru dan

administrator untuk menerapkan apa yang sudah diidentifikasi tersebut dan

menjabarkannya menjadi kegiatan instruksional yang dapat dilaksanakan dalam

konteks kependidikan yang mempunyai iklim dan peraturan-peraturan tersendiri. Ini

memerlukan tidak saja keberanian mental tetapi juga kejelian untuk memanfaatkan

segenap peluang yang ada agar hasil sumbangan para ahli di luar kalangan pendidikan

tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan, karena pihak yang membantu tentu tidak

akan bersedia membantu lagi jika hasil jerih payah sekedar menjadi dokumen tertulis

yang tidak dapat diimplementasikan.Dalam halaman berikut diutarakan suatu contoh

hasil perangkat kompetensi yang dihasilkan dari proses DACUM, meskipun karena

keterbatasan ruang tidak dapat dicantumkan semua. Setiap kompetensi yang

merupakan blok-blok dalam profil DACUM tersebut adalah kompetensi yang harus

dikuasai oleh anak didik lengkap dengan keterangan tentang level atau tingkat

penguasaan dan yang nantinya harus dijabarkan oleh para guru dan instruksi menjadi

kegiatan atau pengalaman belajar yang secara efektif dapat membantu anak didik

menguasai kompetensi yang dimaksud.

4) Pendekatan Fungsional

10
Pendekatan fungsional lebih bersifat obyektif dibandingkan dengan tiga pendekatan

sebelumnya. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa subyek belajar pada

lembaga harus mempelajari fungsi-fungsi yang harus ada untuk menjamin

kelangsungan kerja suatu industri atau dunia usaha tertentu. Kemudian fungsi-fungsi

tersebut dijabarkan menjadi penampilan yang terkait dengan fungsi tertentu untuk

dijadikan masukan bagi perencana kurikulum. Ciri-ciri pendekatan ini yaitu:

a. Penentuan isi kurikulum lebih obyektif

b. Fungsi kerja industri dijabarkan menjadi performance yang terkait dengan

fungsi tertentu untuk dijadikan masukkan bagi perencana kurikulum

c. Proses penentuan isi kurikulum membutuhkan biaya dan waktu yang banyak

5) Pendekatan Analisis Tugas (Task Analysis)

Task analysis merupakan salah satu metode untuk menganalisis pekerjaan manusia,

apa yang dikerjakan, dengan apa mereka bekerja, dan apa yang harus mereka ketahui

(Irawan, 2017). Menurut Sonya (2014) task analysis (analisa tugas) adalah teknik

memecahkan suatu tugas atau pekerjaan menjadi langkah-langkah kecil berurutan dan

mengajarkan tiap langkah tersebut pada peserta didik. Sedangkan menurut Arends

(2001), task analysis (analisa tugas) adalah cara yang digunakan oleh pendidik untuk

mengidentifikasi langkah atau cara dari suatu pekerjaan yang terstruktur dengan baik,

yang akan diajarkan oleh guru. Selain itu task analysis menurut Wardani (1994)

merupakan metode untuk menganalisis sebuah tugas yang kompleks menjadi langkah-

langkah sederhana yang mudah dipelajari oleh peserta didik. Berdasarkan beberapa

pendapat tersebut disimpulkan bahwa task analysis merupakan metode yang

digunakan untuk memecahkan suatu pekerjaan atau tugas yang kompleks menjadi

langkah-langkah kecil berurutan sehingga mudah dipahami dan dipelajari oleh peserta

didik. Secara Umum ciri-ciri task Analysis yaitu:

11
a) Analisis dilaksanakan pada pekerja di industri (job incumbent)

b) Penentuan isi kurikulum lebih obyektif

c) Penentuan isi kurikulum lebih sistematis, teliti atau cermat

d) Dibutuhkan waktu sangat lama, biaya penelitian serta pengembangannya

sangat mahal

E. METODE AAVIM

Selain pendekatan di atas, terdapat pula terdapat pula kompetensi kejuruan yang

dirumuskan oleh lembaga-lembaga atau negara yang telah merumuskan kompetensi

guru sebagai dasar penyiapan, penilaian maupun pengembangan terhadap profesi guru

salah satunya adalah AAVIM singkatan dari American Association for Vocational

Instructional Material. Dalam hal ini menjelaskan tentang materi instruksional yang

diproduksi dan didistribusikan oleh American Association for Vocational

Instructional Materials (AAVIM), sebuah organisasi antar universitas, perguruan

tinggi, dan divisi pendidikan kejuruan negara bagian, bukan untuk bersaing tetapi

untuk melengkapi pekerjaan negara bagian. AAVIM juga menerbitkan modul

pembelajaran pendidikan guru berbasis kinerja. (MF)

AAVIM merumuskan kompetensi guru diantaranya kompetensi dalam

pembelajaran, bimbingan, komunikasi, pengembangan profesi, mengimplementasikan

competence-based education (CBE) dan mengembangkan kemampuan dasar siswa

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengertian Kurikulum adalah kumpulan rencana, tujuan, materi pembelajaran,

dan bahkan cara mengajar yang digunakan sebagai pedoman oleh para pengajar demi

tercapainya tujuan akhir pembelajaran. Pendekatan dalam pengembangan kurikulum

yaitu suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan

didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat

memberikan kondisi kegiatan belajar mengajar yang lebih baik. Dalam pengembangan

kurikulum terdapat beberapa pendekatan yang dikemukanan oleh para ahli yaitu

pendekatan filososfis, pendekatan introspektif, pendekatan DACUM, pendekatan

fungsional dan task Analysis. Selain pendekatan tersebut, dalam pengembangan

kurikulum diperlukan kompetensi guru yang dijabarkan oleh lembaga atau negara yaitu

AAVIM (American Association for Vocational Instructional Material).

13
DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. (2001). Learning to Teach. 5 th edition. Boston: McGraw Hill.

Finch Curtis.R and Crunkilton. (1984) . Curriculum Development In Vocational And


Technical Education : Planning, Content, and Implementation. Sidney. Allyn and
Bacon Inc

Finch, Curtis R. and Crunkilton, John R. 1999 Curriculum Development in Vocational and
Technical Education: Planning, Content, and Implementation. Boston: Allyn and
Bacon, Inc.,

Irawan,B. (2017) Analisis Tugas. Diakses dari https:// telkomuniversity.ac.id pada 14


Agustus 2019.

Ismail Majid. 2013. Pendekatan pengembangan kurikulum.


https://ismailmajid.wordpress.com/2013/06/17/316/ Diakses tanggal 8 November 2020

Putra. 2020. https://salamadian.com/pengertian-kurikulum/#Pengertian_Kurikulum di akses


tanggal 12 November 2020

Sonya, N. (2014). “efektifitas task analysis dalam meningkatkan kemampuan makan bagi
anak down syndrome kelas i c1 slb fan redha padang”. EJUPEKhu (Jurnal Ilmiah
Pendidikan Khusus) . Volume III, Nomor 2.

Sukmadinata, N. S. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Budaya


untuk Meningkatkan Apresiasi Siswa terhadap Budaya Lokal. Cakrawala Pendidikan,
(2), 81228.

Sukamto. (1998). Perencanaan & Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi Dan


Kejuruan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Wagiran. 2011. https://studylib.net/doc/12684458/teacher-technology-competence-


vocational-high-school-teac. Diakses tanggal 12 November 2020

Wardani, IGAK. (1994). Pengembangan Perencanaan Pengejaran Dalam Pendidikan Luar


Biasa. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI.

Yulianti 2017. “farshodiq369.blogspot.com/2017/04/pendekatan-dalam-pengembangan


kurikulum.html#:~:text=Setidaktidaknya%20ada%204%20pendekatan,akademik%2C

14
%20pendekatan%20humanistic%2C%20dan%20pendekatan;’ www.blogspot.com
Diakses tanggal 07 November 2020.

15

Anda mungkin juga menyukai