DESAIN KURIKULUM
(Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bidan Pendidik)
Oleh:
Kelompok 5
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II Pembahasan................................................................................................................2
A. Pengertian Kurikulum..............................................................................................3
B. Pengertian Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum.......................................3
C. Landasan dalam Pengembangan Kurikulum............................................................4
D.Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum.......................................6
E. Metode AAVIM.......................................................................................................12
BAB III PENUTUP...............................................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa di masa depan maka deperlukannya suatu rancangan
pendidikan yang sering kita sebut dengan kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan
yang digunakan sebagai proses atau langkah untuk mengembangkan kurikulum yang telah
diterapkan agar kurikulum dapat berjalan sesuai dengan rencana awal. Karena suatu
kurikulum yang ditentukan akan mempengaruhi hasil pendidikan di masa yang akan datang.
Dengan begitu pendekatan-pendekatan inilah yang nantinya akan diterapkan oleh pemerintah
dalam mengembangkan kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia ini sesuai dengan tujuan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KURIKULUM
bahkan cara mengajar yang digunakan sebagai pedoman oleh para pengajar demi
tercapainya tujuan akhir pembelajaran. Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata
artinya “tempat berpacu”. Istilah ini dahulunya digunakan dalam dunia olahraga. Jika
ditinjau dari segi istilah, kata kurikulum dapat diartikan sebagai suatu jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari agar dia bisa mendapatkan medali atau penghargaan
lainnya. Kemudian, hal tersebut diadaptasi ke dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah
mata pelajaran yang harus dipelajari atau ditempuh oleh seorang peserta didik demi
“Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
2
proses belajar-mengajar. Rencana tersebut dilakukan di bawah bimbingan dan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurikulum juga merupakan alat atau saran yang
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang
terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian pendekatan
pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum
yang cukup luas. Menurut Sukmadinata (2010), pengembangan kurikulum bisa berarti
penyusun kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga
perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Pendekatan lebih menekankan pada usaha dan
penerapan langkah-langkah atau cara kerja dengan menerapkan suatu strategi dan metode
yang tepat, yang di jalankan sesuai dengan langkah-langkah yang sistematik untuk
3
Menurut Geane, Topter dan Alicia bahwa Pengembangan Kurikulum adalah
suatu proses dimana partisipasi pada berbagai tingkatan dalam membuat keputusan
tentang tujuan, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan
menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian
terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan
planning of learning opportunities intended to bring about certain desired in pupils, and
kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa peserta didik ke arah perubahan-
perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan tersebut telah terjadi
Yang dimaksudkan pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap
4
kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara
kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap
kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan begitu, akan berakibat pula terhadap kegagalan
Dalam hal ini, Syaodih (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam
pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis, (2) psikologis, (3) sosial-budaya dan (4)
ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diuraikan secara
a. Landasan Filosofis
seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti
tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang
dengan pendidikan.
b. Landasan Psikologis
Nana Syaodih (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi
yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2)
5
perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi
c. Landasan Sosiologis
. d. Landasan IPTEK
Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi dalam dua dasa
teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah
manusia.
6
Dalam Finch & Crunkilton (1984: 140) Beberapa strategi / pendekatan yang dapat
1) Pendekatan Filosofis
2) Pendekatan Introspektif
atau kelompok yang terlibat langsung dalam pendidikan dalam menentukan isi
kurikulum. Pemikiran tersebut dimulai dengan mempelajari hal yang sudah berjalan
disertai dengan komparasi dengan program serupa di suatu negara maupun negara lain
pendekatan filosofis karena lebih dekat dengan situasi pendidikan yang digarap,
namun yang terlibat dalam proses hanya terbatas orang dalam lembaga saja sehingga
dari industri atau dunia usaha yang akan mendekatkan hubungan antara kampus dan
7
c) Perlu melibatkan kalangan dunia usaha dan dunia industri dalam curriculum
advisory commitee
3) Pendekatan DACUM
Variasi lain pendekatan introspektif adalah apa yang dikembangkan oleh para ahli
kurikulum di Canada dalam penentuan isi kurikulum, yaitu yang disebut DACUM
antara Departemen Tenaga Kerja dan Imigrasi dengan General Learning Corporation
pendidikan kejuruan.
Menggunakan gagasan yang persis sama dengan pendekatan introspektif di atas, para
ahli yang diminta untuk memikirkan isi kurikulum ini didatangkan khusus dari para
pengusaha atau pekerja dari industri dan dunia usaha dengan tanpa melibatkan
personil sekolah sama sekali. Ini didasarkan pada asumsi bahwa dalam proses
mempunyai relevensi yang tinggi dengan kebutuhan lapangan kerja, biasanya guru
dan instruktur yang sehari-hari terlibat dalam mengajar saja kurang dapat memberi
Keunikan lain dari proses identifikasi isi kurikulum dengan pendekatan DACUM ini
ialah urutan dan intensitas partisipasi peserta yang harus ditargetkan sedemikian rupa
sehingga yang dihasilkan selama proses tersebut bukan terbatas hanya pada
inventarisasi skill atau pengetahuan spesifik yang akan menjadi kerangka isi
kurikulum, tetapi juga akan sampai pada tingkat kemahiran atau kompetensi sesuai
dengan apa yang diperlukan dalam situasi kerja yang nyata. Ini adalah kelebihan dari
cara pendekatan yang seluruhnya melibatkan pihak pengusaha dari industri dan dunia
kerja. Urutan prosesnya secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
8
1. Orientasi bagi anggota komisi atau peserta tentang program yang akan
dimaksud, yang biasanya merupakan ranah kompetensi yang nanti akan dapat
masing kompetensi sebagai acuan proses penilaian hasil belajar anak didik.
Keenam langkah atau urutan proses tersebut selalu dilakukan dengan memaparkannya
secara keseluruhan sehingga dapat dilihat oleh semua peserta dalam suatu ruangan
yang diatur khusus. Dengan demikian dapat dimungkinkan pertukaran gagasan dan
pendapat sebanyak mungkin untuk juga menghindari adanya saling tumpang tindih
antara satu kompetensi dengan yang lain.Keuntungan dari proses perencanaan isi
ialah:
1. Biaya pengembangan yang relatif murah, apalagi kalau dari pihak industri dan
9
2. Waktu yang relatif singkat dengan hasil yang langsung bisa dipakai, karena
biasanya sikap kerja efisien dan konsentrasi yang tinggi yang dimiliki oleh orang-
orang dari industri dan dunia usaha tersebut terbawa pada waktu mereka bekerja
Namun yang menjadi tantangan berikutnya adalah kemampuan para guru dan
memerlukan tidak saja keberanian mental tetapi juga kejelian untuk memanfaatkan
segenap peluang yang ada agar hasil sumbangan para ahli di luar kalangan pendidikan
tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan, karena pihak yang membantu tentu tidak
akan bersedia membantu lagi jika hasil jerih payah sekedar menjadi dokumen tertulis
hasil perangkat kompetensi yang dihasilkan dari proses DACUM, meskipun karena
merupakan blok-blok dalam profil DACUM tersebut adalah kompetensi yang harus
dikuasai oleh anak didik lengkap dengan keterangan tentang level atau tingkat
penguasaan dan yang nantinya harus dijabarkan oleh para guru dan instruksi menjadi
kegiatan atau pengalaman belajar yang secara efektif dapat membantu anak didik
4) Pendekatan Fungsional
10
Pendekatan fungsional lebih bersifat obyektif dibandingkan dengan tiga pendekatan
sebelumnya. Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa subyek belajar pada
kelangsungan kerja suatu industri atau dunia usaha tertentu. Kemudian fungsi-fungsi
tersebut dijabarkan menjadi penampilan yang terkait dengan fungsi tertentu untuk
c. Proses penentuan isi kurikulum membutuhkan biaya dan waktu yang banyak
Task analysis merupakan salah satu metode untuk menganalisis pekerjaan manusia,
apa yang dikerjakan, dengan apa mereka bekerja, dan apa yang harus mereka ketahui
(Irawan, 2017). Menurut Sonya (2014) task analysis (analisa tugas) adalah teknik
memecahkan suatu tugas atau pekerjaan menjadi langkah-langkah kecil berurutan dan
mengajarkan tiap langkah tersebut pada peserta didik. Sedangkan menurut Arends
(2001), task analysis (analisa tugas) adalah cara yang digunakan oleh pendidik untuk
mengidentifikasi langkah atau cara dari suatu pekerjaan yang terstruktur dengan baik,
yang akan diajarkan oleh guru. Selain itu task analysis menurut Wardani (1994)
merupakan metode untuk menganalisis sebuah tugas yang kompleks menjadi langkah-
langkah sederhana yang mudah dipelajari oleh peserta didik. Berdasarkan beberapa
digunakan untuk memecahkan suatu pekerjaan atau tugas yang kompleks menjadi
langkah-langkah kecil berurutan sehingga mudah dipahami dan dipelajari oleh peserta
11
a) Analisis dilaksanakan pada pekerja di industri (job incumbent)
sangat mahal
E. METODE AAVIM
Selain pendekatan di atas, terdapat pula terdapat pula kompetensi kejuruan yang
guru sebagai dasar penyiapan, penilaian maupun pengembangan terhadap profesi guru
salah satunya adalah AAVIM singkatan dari American Association for Vocational
Instructional Material. Dalam hal ini menjelaskan tentang materi instruksional yang
tinggi, dan divisi pendidikan kejuruan negara bagian, bukan untuk bersaing tetapi
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dan bahkan cara mengajar yang digunakan sebagai pedoman oleh para pengajar demi
yaitu suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan
didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat
memberikan kondisi kegiatan belajar mengajar yang lebih baik. Dalam pengembangan
kurikulum terdapat beberapa pendekatan yang dikemukanan oleh para ahli yaitu
kurikulum diperlukan kompetensi guru yang dijabarkan oleh lembaga atau negara yaitu
13
DAFTAR PUSTAKA
Finch, Curtis R. and Crunkilton, John R. 1999 Curriculum Development in Vocational and
Technical Education: Planning, Content, and Implementation. Boston: Allyn and
Bacon, Inc.,
Sonya, N. (2014). “efektifitas task analysis dalam meningkatkan kemampuan makan bagi
anak down syndrome kelas i c1 slb fan redha padang”. EJUPEKhu (Jurnal Ilmiah
Pendidikan Khusus) . Volume III, Nomor 2.
14
%20pendekatan%20humanistic%2C%20dan%20pendekatan;’ www.blogspot.com
Diakses tanggal 07 November 2020.
15