Anda di halaman 1dari 16

PENDEKATAN DAN MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum

Dosen Pengampu: Indah Wijaya Lase, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh:

Alfinis Telaumbanua NIM 222109005


Antonius Waruwu NIM 222109012
Bobi Firman Zega NIM 222109029
Cipta Kasih Zebua NIM 222109033
Delvin Yanti Syahputri Gulo NIM 222109037
Winda Krisnasari Gea NIM 222109248
Wistin Putri Gea NIM 222109253
Yustina Imelda Waruwu NIM 222109265

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKULAH DASAR (PGSD)
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendekatan
Dan Model-Model Pengembangan Kurikulum.”
Adapun maksud dan tujuan pembuatan tugas ini hanyalah untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah telaah kurikulum yang di berikan oleh dosen, di samping itu makalah ini
di maksudkan untuk dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan pembaca mengenai
apa yang di jabarkan di dalam makalah ini.
Penulis menyadari di dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan bahan-bahan yang di gunakan dalam penulisan tugas ini. Oleh karena
itu di harapkan kritik dan saran dalam hal yang bersifat positif agar makalah ini mendekati
sempurna. Sekian dan terimakasih

Gunungsitoli, 23 September 2023


Tim Penyusun,

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
..............................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Pengertian Pendekatan, Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum.... 3
B. Pendekatan-pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum...................... 4
C. Model Pengembangan Kurikulum............................................................. 6
BAB III PENUTUP............................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang
tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar
memperoleh kurikulum yang lebih baik. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang sesrang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk
pada titik tolak atau sudut pandang seara umum tentang proses pengembangan
kurikulum. (Oemar, Hamalik. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya). Pendekatan lebih menekankan pada usaha dan
penerapan langkah-langkah atau cara kerja dengan menerapkan suatu strategi dan
beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan langkah-langkah yang
sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakannya dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial
dalam proses pendidikan. Sasaran yang dicapai bukan semata-mata memproduksi
bahan pelajaran melainkan lebih dititik beratkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Pengembangan kurikulum merupakan proses factor yang harus
dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena pengembangan
kurikulum merupakan alat untuk membantu guru dalam melakukan tugasnya
mengajarkan bahan, menarik minat dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pengembangan kurikulum
adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan
mengikuti langkah-langkah pengembangan kurikulum yang sistematis untuk
mengahasilkan kurikulum yang lebih baik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian pendekatan, kurikulum dan pengembangan kurikulum?
2. Apa saja Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum?
3. Apa saja Model Pengembangan Kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian pendekatan, kurikulum dan pengembangan
kurikulum
2. Untuk mengetahui Apa saja Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan
kurikulum
3. Untuk mengetahui apa saja model pengembangan kurikulum

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pendekatan, kurikulum dan pengembangan kurikulum


Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang
tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar
memperoleh kurikulum yang lebih baik. Pendekatan lebih menekankan pada usaha
dan penerapan langkah-langkah atau cara kerja dengan menerapkan suatu strategi
dan beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan langkah-langkah
yang sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakannya dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan Pengembangan Kurikulum menurut Geane, Topter dan Alicia
bahwa Pengembangan Kurikulum adalah suatu proses dimana partisipasi pada
berbagai tingkatan dalam membuat keputusan tentang tujuan, bagaimana tujuan
direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi
dan efektif.
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan,
menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian
terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi
kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum adalah perencanaan kesempatan-
kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa peserta didik ke arah
perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan tersebut
telah terjadi pada setiap peserta didik. Sesungguhnya pengembangan kurikulum
adalah proses siklus yang tidak pernah berakhir. Proses kurikulum tersebut terdiri
dari empat unsur yaitu:
a. Tujuan
Mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan
pertimbangan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenan dengan
mata pelajaran (subject course) maupun kurikulum secara menyeluruh.
b. Metode dan material

3
Mengembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan material
institusi untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan pertimbangan pengajar.
c. Penilaian (assesment)
Menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan dalam hubungan
dengan tujuan.
d. Balikan (feedback)
Umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh, yang pada
gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.

Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum adalah proses


penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan
kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar
dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

B. Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum


Ada beberapa pendekatan dalam pengembangan kurikulum di antaranya,
yaitu: pendekatan subyek akademis, pendekatan humanistik, pendekatan
berorientasi pada kompetensi,pendekatan teknologi, dan pendekatan rekonstruksi
social.
a. Pendekatan Subjek Akademi
Pendekatan ini adalah pendekatan yang tertua, sejak sekolah yang
pertama berdiri kurikulumnya mirip dengan tipe ini. Kurikulum disajikan
dalam bagian-bagian ilmu pengetahuan, mata pelajaran yang di
intregasikan.
Ciri-ciri ini berhubungan dengan maksud, metode, organisasi dan
evaluasi. Pendekatan subjek akademis dalam menyusun kurikulum atau
program pendidikan didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-
masing.
b. Pendekatan Humanistik
Kurikulum ini berpusat pada siswa atau peserta didik (student-
centered) dan mengutamakan perkembangan afektif peserta didik sebagai
prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik
humanistic meyakini bahwa kesejahteraan mental dan emosional peserta

4
didik harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar proses belajar
memberikan hasil yang maksimal.
Kurikulum humanistik mempunyai beberapa karakteristik,
berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Menurut para
pakar humanis kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman berharga
untuk membantu memperlancar perkembangan pribadi murid.
c. Pendekatan Kurikulum Berdasarkan Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) salah salu model kurikulum
yang mulai dikembangkan dan diterapkan pada pendidikan kejuruan. KBK
pada dasarnya membuat inventarisasi kompetensi yang diperkirakan
esensial untuk suatu pekerjaan, jabatan atau karier tertentu. Inti dari KBK
adalah kompetensi, merefleksikan kemampuan mengerjakan sesuatu.
d. Pendekatan Rekonsrtuksi Sosial
Jika dilihat dari konteks pemaknaan tentang kuriklum itu sendiri
maka, kurikulum rekonstruksi sosial meposisikan diri dalam pemaknaan
kurikulum dalam artian luas. Karena peserta didik tidak hanya berkutat di
dalam kelas menikmati hidangan (materi yang disampaikan oleh guru).
Tetapi lebih kepada pemaknaan diri, menepatkan diri ditengah-tengah
masyarakat umum, sehinga pada tataran selanjutnya peserta didik lebih
memahami posisinya di tengah masyarakat dan lebih peka terhadap kondisi
sosial masyakat pada umumnya.
Titik pusat dari kurikulum ini adalah ingin mengentaskan
permasalahan permasalah yang muncul di tengah tengah mayarakat. Karena
pendidikan bertujuan untuk saling tolong menolong antar sesama, jadi ada
interaksi sosial yang ingin dimunculkan dalam kurikulum ini.
e. Pendekatan Teknologi
Perkembangan IPTEK pada abad 21 sekarang ini, berimplikasi pada
proses dan pola pengembangan kurikulum dan program pembelajaran yang
didesain oleh para praktisi pendidikan. Memang pada awal perkembangan
teknologi sederhana para guru khususnya menerapkan dan mengunakan
teknologi sederhana seperti menggunakan kapur dan papan tulis yang pada
dasarnya masih bersifat sangat sederhana. Dan sekarang dunia teknologi
sangat berkembang pesat seperti audio dan videocassette, OHP, flm slide,
komputer dan lainnya.

5
Menurut Muhaimin, pendekatan teknologis dalam menyusun
kurikulum atau program pendidikan bertolak dari analisis kompetensi yang
dibtutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Materi yang
diajarkan , kriteria evaluasi sukses, dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai
dengan analisis tugas tersebut. Kurikulum berbasis kompetensi yang saat ini
sedang digalakkan di sekolah madrasah termasuk dalam katagori
pendekatan teknologis.

C. Model Pengembangan Kurikulum


Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur
dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan
mengeavaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model
pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem
perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar
keberhasilan dalam pendidikan.
Pengembangan kurikukulum perlu dilakukan dengan berlandaskan pada
teori yang tepat agar kurikulum yang dihasilkan bisa efektif. Model-model
pengembangan yang akan dibahas, yaitu model Ralph Tyler, Administratif, Grass
Root, Demonstrasi, Miller-Seller, Taba dan model Beauchamp.
a. Model Ralph Tyler
Model pengembangan yang dikemukakan oleh Ralph Tyler (1949)
diajukan berdasarkan pada beberapa pertanyaan yang mengarah pada
langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum.
Menurut Tyler ada empat tahap yang harus dilakukan dalam
pengembangan kurikulum yang meliputi:
1) Menentukan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan arah atau sasaran akhir yang
harus dicapai dalam program pendidikan dan pembelajaran. Tujuan
pendidikan harus menggambarkan perilaku akhir setelah peserta
didik mengikuti program pendidikan, sehingga tujuan tersebut harus
dirumuskan secara jelas sampai pada rumusan tujuan khusus guna
mempermudah pencapaian tujuan tersebut.
2) Menentukan Proses Pembelajaran

6
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam penentuan
proses pembelajaran adalah presepsi dan latar belakang kemampuan
peserta didik. Artinya, pengalaman yang sudah dimiliki siswa harus
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan proses
pembelajaran selanjutnya.
3) Menentukan Organisasi Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar di dalamnya mencakup tahapan-tahapan
belajar dan isi atau materi. Bahan yang harus dipelajari peserta didik
dan pengalaman belajar apa yang harus dilakukan, diorganisasi
sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan dalam pencapaian
tujuan.
4) Menentukan Evaluasi Pembelajaran
Menentukan jenis evaluasi apa yang cocok digunakan,
merupakan kagiatan akhir dalam model Tyler. Jenis penilaian yang
akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis dan sifat dari tujuan
pendidikan atau pembelajaran, materi pembelajaran, dan proses
belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Model Administratif
Pengembangan kurikulum model ini disebut juga dengan istilah dari
atas (top down) atau staf lini (line-staff procedure), artinya pengembangan
kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya dimulai dari para pejabat tingkat
atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan pengembangan
kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam pengembangan
kurikulum.
c. Model Grass Roots
Pengembangan kurikulum model ini kebalikan dari model
administratif. Model Grass Roots merupakan model pengembangan
kurikulum yang dimulai dari arus bawah. Dalam prosesnya pengembangan
kurikulum ini diawali atau dimulai dari gagasan guru-guru sebagai
pelaksana pendidikan di sekolah. Model Gross Roots lebih demokratis
karena pengembangan dilakukan oleh para pelaksana di lapangan, sehingga
perbaikan dan peningkatan dapat dimulai dari unit-unit terkecil dan spesifik
menuju bagian-bagian yang lebih besar.
d. Model Demonstrasi

7
Model pengembangan kurikulum ini idenya datang dari bawah
(grass roots). Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam
skala kecil yang selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas, tetapi
dalam prosesnya sering mendapat tantangan atau ketidaksetujuan dari
pihak-pihak tertentu. Menurut Smith, Stanley, dan Shores, ada dua bentuk
model pengembangan ini. Pertama, sekelompok guru dari satu sekolah atau
beberapa sekolah yang diorganisasi dan ditunjuk untuk melaksanakan suatu
uji coba atau eksperimen suatu kurikulum. Kedua, dari beberapa orang guru
yang merasa kurang puas tentang kurikulum yang ada, kemudian mereka
mengadakan eksperimen, uji coba, dan mengadakan pengembangan secara
mandiri.
e. Model Miller-Seller
Model pengembangan kurikulum Miller-Seller merupakan
pengembangan kurikulum kombinasi dari model transmisi (Gagne) dan
model transaksi (Taba’s & Robinson), dengan tahapan pengembangan
sebagai berikut:
1) Klarifikasi Orientasi Kurikulum
Langkah pertama yang dianggap sangat penting adalah
menguji dan mengklarifikasi orientasi. Orientasi ini merefleksikan
pandangan filosofis, psikologis, dan sosiologis terhadap kurikulum
yang seharusnya dikembangkan.
2) Pengembangan Tujuan
Langkah berikutnya adalah mengembangkan tujuan umum
(aims) dan mengembangkan tujuan khusus berdasarkan orientasi
kurikulum yang bersangkutan. Tujuan umum dalam konteks ini
adalah mereflesikan pandangan orang (image person) dan
pandangan (image) kemasyarakatan. Tujuan pengembangan
merupakan tujuan yang masih relatif umum. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan tujuan-tujuan yang lebih khusus hingga pada tujuan
instruksional.
3) Identifikasi Model Mengajar
Identifikasi model mengajar (strategi mengajar) harus sesuai
dengan tujuan dan orientasi kurikulum. Pada tahap ini pelaksana
kurikulum harus mengidentifikasi strategi mengajar yang akan

8
digunakan yang disesuaikan dengan tujuan dan orientasi kurikulum.
Kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan model mengajar
yang akan digunakan:
a) Disesuaikan dengan tujuan umum dan tujuan khusus
b) Strukturnya harus sesuai dengan kebutuhan siswa
c) Guru yang menerapkan kurikulum ini harus sudah
memahami secara utuh, sudah dilatih, dan mendukung
model.
d) Tersedia sumber-sumber yang esensial dalam pengembangan
model.
4) Implementasi
Langkah ini merupakan langkah menerapkan kurikulum
berdasarkan pada langkah-langkah sebelumnya. Implementasi
sebaiknya dilaksanakan dengan memerhatikan komponen-komponen
program studi, identifikasi sumber, peranan, pengembangan
profesional, penetapan waktu, komunikasi, dan sistem monitoring.
Langkah ini merupakan langkah terakhir dalam pengembangan
kurikulum.
f. Model Taba (Inverted Model)
Model Taba merupakan modifikasi dari model Tyler. Modifikasi
tersebut penekanannya terutama pada pemusatan perhatian guru. Taba
memercayai bahwa guru merupkan faktor utama dalam usaha
pengembangan kurikuum. Menurut Taba, guru harus penuh aktif dalam
pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh
guru dan memosisikan guru sebagai inovator dalam pengembangan
kurikulum merupakan karakteristik dalam model pengembangan Taba.
Dalam pengembangannya model ini lebih bersifat induktif, berbeda dengan
model tradisional yang deduktif. Langkah-langkahnya adalah:
1) Mengadakan unit-unit eksperimen bersama dengan guru-guru.
2) Menguji unti eksperimen
3) Mengadakan revisi dan konsolidasi
4) Pengembangan keseluruhan kerangka kurikuum (develoving a
framework)
5) Implementasi dan desiminasi

9
g. Model Beauchamp
Model ini dikembangkan oleh Gerge A. Beauchamp, seorang ahli
kurikulum. Menurut Beauchamp (1931), proses pengembangan kurikulum
meliputi lima tahap, yaitu:
1) Menentukan arena atau wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum
2) Menetapkan personalia
3) Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum
4) Implementasi kurikulum
5) Evaluasi kurikulum.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang
tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar
memperoleh kurikulum yang lebih baik. kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakannya dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.Kurikulum merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam sebuah sistem pendidikan. Pengembangan
kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum
(curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang
dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam rangka
mengembangkan kurikulum, diantaranya yaitu :
1. pendekatan subjek akademis
2. pendekatan humanistic
3. pendekatan kurikulum berdasarkan kompetensi
4. pendekatan rekontruksional,
5. pendekatan teknologis
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa model yang dapat
digunakan yaitu sebagai berikut :
1. Model Ralph Tyler
2. Model Grass Roots
3. Model Administratif
4. Model Demonstrasi
5. Model Miller-Seller
6. Model Taba (Inverted Model)
7. Model Beauchamp

B. Saran
Dari beberapa penjelasan diatas mengenai pendekatan serta pengembangan
kurikulum, maka penulis menyarankan untuk pembaca agar dapat memahami dan

11
mengimplementasikan yang telah dipaparkan diatas. Serta dapat memanfaatkan
beberapa model kurikulum untuk dikembangkan dengan baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai