Disusun oleh:
UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKULAH DASAR (PGSD)
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendekatan
Dan Model-Model Pengembangan Kurikulum.”
Adapun maksud dan tujuan pembuatan tugas ini hanyalah untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah telaah kurikulum yang di berikan oleh dosen, di samping itu makalah ini
di maksudkan untuk dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan pembaca mengenai
apa yang di jabarkan di dalam makalah ini.
Penulis menyadari di dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan bahan-bahan yang di gunakan dalam penulisan tugas ini. Oleh karena
itu di harapkan kritik dan saran dalam hal yang bersifat positif agar makalah ini mendekati
sempurna. Sekian dan terimakasih
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
..............................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Pengertian Pendekatan, Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum.... 3
B. Pendekatan-pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum...................... 4
C. Model Pengembangan Kurikulum............................................................. 6
BAB III PENUTUP............................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang
tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar
memperoleh kurikulum yang lebih baik. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang sesrang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk
pada titik tolak atau sudut pandang seara umum tentang proses pengembangan
kurikulum. (Oemar, Hamalik. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya). Pendekatan lebih menekankan pada usaha dan
penerapan langkah-langkah atau cara kerja dengan menerapkan suatu strategi dan
beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan langkah-langkah yang
sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakannya dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial
dalam proses pendidikan. Sasaran yang dicapai bukan semata-mata memproduksi
bahan pelajaran melainkan lebih dititik beratkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Pengembangan kurikulum merupakan proses factor yang harus
dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena pengembangan
kurikulum merupakan alat untuk membantu guru dalam melakukan tugasnya
mengajarkan bahan, menarik minat dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pengembangan kurikulum
adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan
mengikuti langkah-langkah pengembangan kurikulum yang sistematis untuk
mengahasilkan kurikulum yang lebih baik.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian pendekatan, kurikulum dan pengembangan kurikulum?
2. Apa saja Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum?
3. Apa saja Model Pengembangan Kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian pendekatan, kurikulum dan pengembangan
kurikulum
2. Untuk mengetahui Apa saja Pendekatan-pendekatan dalam pengembangan
kurikulum
3. Untuk mengetahui apa saja model pengembangan kurikulum
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Mengembangkan dan mencoba menggunakan metode-metode dan material
institusi untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan pertimbangan pengajar.
c. Penilaian (assesment)
Menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan dalam hubungan
dengan tujuan.
d. Balikan (feedback)
Umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh, yang pada
gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya.
4
didik harus dipandang sentral dalam kurikulum, agar proses belajar
memberikan hasil yang maksimal.
Kurikulum humanistik mempunyai beberapa karakteristik,
berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Menurut para
pakar humanis kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman berharga
untuk membantu memperlancar perkembangan pribadi murid.
c. Pendekatan Kurikulum Berdasarkan Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) salah salu model kurikulum
yang mulai dikembangkan dan diterapkan pada pendidikan kejuruan. KBK
pada dasarnya membuat inventarisasi kompetensi yang diperkirakan
esensial untuk suatu pekerjaan, jabatan atau karier tertentu. Inti dari KBK
adalah kompetensi, merefleksikan kemampuan mengerjakan sesuatu.
d. Pendekatan Rekonsrtuksi Sosial
Jika dilihat dari konteks pemaknaan tentang kuriklum itu sendiri
maka, kurikulum rekonstruksi sosial meposisikan diri dalam pemaknaan
kurikulum dalam artian luas. Karena peserta didik tidak hanya berkutat di
dalam kelas menikmati hidangan (materi yang disampaikan oleh guru).
Tetapi lebih kepada pemaknaan diri, menepatkan diri ditengah-tengah
masyarakat umum, sehinga pada tataran selanjutnya peserta didik lebih
memahami posisinya di tengah masyarakat dan lebih peka terhadap kondisi
sosial masyakat pada umumnya.
Titik pusat dari kurikulum ini adalah ingin mengentaskan
permasalahan permasalah yang muncul di tengah tengah mayarakat. Karena
pendidikan bertujuan untuk saling tolong menolong antar sesama, jadi ada
interaksi sosial yang ingin dimunculkan dalam kurikulum ini.
e. Pendekatan Teknologi
Perkembangan IPTEK pada abad 21 sekarang ini, berimplikasi pada
proses dan pola pengembangan kurikulum dan program pembelajaran yang
didesain oleh para praktisi pendidikan. Memang pada awal perkembangan
teknologi sederhana para guru khususnya menerapkan dan mengunakan
teknologi sederhana seperti menggunakan kapur dan papan tulis yang pada
dasarnya masih bersifat sangat sederhana. Dan sekarang dunia teknologi
sangat berkembang pesat seperti audio dan videocassette, OHP, flm slide,
komputer dan lainnya.
5
Menurut Muhaimin, pendekatan teknologis dalam menyusun
kurikulum atau program pendidikan bertolak dari analisis kompetensi yang
dibtutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Materi yang
diajarkan , kriteria evaluasi sukses, dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai
dengan analisis tugas tersebut. Kurikulum berbasis kompetensi yang saat ini
sedang digalakkan di sekolah madrasah termasuk dalam katagori
pendekatan teknologis.
6
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam penentuan
proses pembelajaran adalah presepsi dan latar belakang kemampuan
peserta didik. Artinya, pengalaman yang sudah dimiliki siswa harus
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan proses
pembelajaran selanjutnya.
3) Menentukan Organisasi Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar di dalamnya mencakup tahapan-tahapan
belajar dan isi atau materi. Bahan yang harus dipelajari peserta didik
dan pengalaman belajar apa yang harus dilakukan, diorganisasi
sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan dalam pencapaian
tujuan.
4) Menentukan Evaluasi Pembelajaran
Menentukan jenis evaluasi apa yang cocok digunakan,
merupakan kagiatan akhir dalam model Tyler. Jenis penilaian yang
akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis dan sifat dari tujuan
pendidikan atau pembelajaran, materi pembelajaran, dan proses
belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Model Administratif
Pengembangan kurikulum model ini disebut juga dengan istilah dari
atas (top down) atau staf lini (line-staff procedure), artinya pengembangan
kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya dimulai dari para pejabat tingkat
atas pembuat keputusan dan kebijakan berkaitan dengan pengembangan
kurikulum. Tim ini sekaligus sebagai tim pengarah dalam pengembangan
kurikulum.
c. Model Grass Roots
Pengembangan kurikulum model ini kebalikan dari model
administratif. Model Grass Roots merupakan model pengembangan
kurikulum yang dimulai dari arus bawah. Dalam prosesnya pengembangan
kurikulum ini diawali atau dimulai dari gagasan guru-guru sebagai
pelaksana pendidikan di sekolah. Model Gross Roots lebih demokratis
karena pengembangan dilakukan oleh para pelaksana di lapangan, sehingga
perbaikan dan peningkatan dapat dimulai dari unit-unit terkecil dan spesifik
menuju bagian-bagian yang lebih besar.
d. Model Demonstrasi
7
Model pengembangan kurikulum ini idenya datang dari bawah
(grass roots). Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam
skala kecil yang selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas, tetapi
dalam prosesnya sering mendapat tantangan atau ketidaksetujuan dari
pihak-pihak tertentu. Menurut Smith, Stanley, dan Shores, ada dua bentuk
model pengembangan ini. Pertama, sekelompok guru dari satu sekolah atau
beberapa sekolah yang diorganisasi dan ditunjuk untuk melaksanakan suatu
uji coba atau eksperimen suatu kurikulum. Kedua, dari beberapa orang guru
yang merasa kurang puas tentang kurikulum yang ada, kemudian mereka
mengadakan eksperimen, uji coba, dan mengadakan pengembangan secara
mandiri.
e. Model Miller-Seller
Model pengembangan kurikulum Miller-Seller merupakan
pengembangan kurikulum kombinasi dari model transmisi (Gagne) dan
model transaksi (Taba’s & Robinson), dengan tahapan pengembangan
sebagai berikut:
1) Klarifikasi Orientasi Kurikulum
Langkah pertama yang dianggap sangat penting adalah
menguji dan mengklarifikasi orientasi. Orientasi ini merefleksikan
pandangan filosofis, psikologis, dan sosiologis terhadap kurikulum
yang seharusnya dikembangkan.
2) Pengembangan Tujuan
Langkah berikutnya adalah mengembangkan tujuan umum
(aims) dan mengembangkan tujuan khusus berdasarkan orientasi
kurikulum yang bersangkutan. Tujuan umum dalam konteks ini
adalah mereflesikan pandangan orang (image person) dan
pandangan (image) kemasyarakatan. Tujuan pengembangan
merupakan tujuan yang masih relatif umum. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan tujuan-tujuan yang lebih khusus hingga pada tujuan
instruksional.
3) Identifikasi Model Mengajar
Identifikasi model mengajar (strategi mengajar) harus sesuai
dengan tujuan dan orientasi kurikulum. Pada tahap ini pelaksana
kurikulum harus mengidentifikasi strategi mengajar yang akan
8
digunakan yang disesuaikan dengan tujuan dan orientasi kurikulum.
Kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan model mengajar
yang akan digunakan:
a) Disesuaikan dengan tujuan umum dan tujuan khusus
b) Strukturnya harus sesuai dengan kebutuhan siswa
c) Guru yang menerapkan kurikulum ini harus sudah
memahami secara utuh, sudah dilatih, dan mendukung
model.
d) Tersedia sumber-sumber yang esensial dalam pengembangan
model.
4) Implementasi
Langkah ini merupakan langkah menerapkan kurikulum
berdasarkan pada langkah-langkah sebelumnya. Implementasi
sebaiknya dilaksanakan dengan memerhatikan komponen-komponen
program studi, identifikasi sumber, peranan, pengembangan
profesional, penetapan waktu, komunikasi, dan sistem monitoring.
Langkah ini merupakan langkah terakhir dalam pengembangan
kurikulum.
f. Model Taba (Inverted Model)
Model Taba merupakan modifikasi dari model Tyler. Modifikasi
tersebut penekanannya terutama pada pemusatan perhatian guru. Taba
memercayai bahwa guru merupkan faktor utama dalam usaha
pengembangan kurikuum. Menurut Taba, guru harus penuh aktif dalam
pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh
guru dan memosisikan guru sebagai inovator dalam pengembangan
kurikulum merupakan karakteristik dalam model pengembangan Taba.
Dalam pengembangannya model ini lebih bersifat induktif, berbeda dengan
model tradisional yang deduktif. Langkah-langkahnya adalah:
1) Mengadakan unit-unit eksperimen bersama dengan guru-guru.
2) Menguji unti eksperimen
3) Mengadakan revisi dan konsolidasi
4) Pengembangan keseluruhan kerangka kurikuum (develoving a
framework)
5) Implementasi dan desiminasi
9
g. Model Beauchamp
Model ini dikembangkan oleh Gerge A. Beauchamp, seorang ahli
kurikulum. Menurut Beauchamp (1931), proses pengembangan kurikulum
meliputi lima tahap, yaitu:
1) Menentukan arena atau wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum
2) Menetapkan personalia
3) Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum
4) Implementasi kurikulum
5) Evaluasi kurikulum.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang
tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar
memperoleh kurikulum yang lebih baik. kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakannya dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.Kurikulum merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam sebuah sistem pendidikan. Pengembangan
kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum
(curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang
dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam rangka
mengembangkan kurikulum, diantaranya yaitu :
1. pendekatan subjek akademis
2. pendekatan humanistic
3. pendekatan kurikulum berdasarkan kompetensi
4. pendekatan rekontruksional,
5. pendekatan teknologis
Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa model yang dapat
digunakan yaitu sebagai berikut :
1. Model Ralph Tyler
2. Model Grass Roots
3. Model Administratif
4. Model Demonstrasi
5. Model Miller-Seller
6. Model Taba (Inverted Model)
7. Model Beauchamp
B. Saran
Dari beberapa penjelasan diatas mengenai pendekatan serta pengembangan
kurikulum, maka penulis menyarankan untuk pembaca agar dapat memahami dan
11
mengimplementasikan yang telah dipaparkan diatas. Serta dapat memanfaatkan
beberapa model kurikulum untuk dikembangkan dengan baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
13