Dosen Pengampu:
Edward Harefa, S.Pd., M.Nat.Sc.
Dibuat Oleh :
(Winda Krisna Sari Gea)
NIM 222109246
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan saya rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga saya bisa menyusun atau
menyelesaikan tugas saya dengan tepat waktu. penulisan ini saya sajikan secara ringkas
dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang saya miliki, dan tugas ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Konsep Dasar IPA.
Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini banyak kekurangan dan kelemahan yang
menyebabkan tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas ini. Harapan penulis atas terbentuknya tugas ini semoga memberikan
informasi bagi mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
1. Latar Belakang.................................................................................................... 2
2. Masalah............................................................................................................... 2
3. Tujuan ................................................................................................................ 2
4. Metode ............................................................................................................... 3
1. Latar Belakang.................................................................................................... 7
2. Masalah............................................................................................................... 8
3. Tujuan ................................................................................................................ 8
4. Metode ............................................................................................................... 8
ii
KELEBIHAN JURNAL 2.............................................................................................. 10
iii
IDENTIFIKASI JURNAL 1
Volume VII
Halaman 51-61
Tahun 2022
Alasan saya memilih jurnal ini adalah karena saya tertarik dan penasaran dengan
judulnya serta saya ingin mengetahui dan mendalami tentang pengertian merdeka belajar
kampus merdeka dan mengetahui analisis pengetahuan mahasiswa terhadap merdeka
belajar kampus merdeka.
1
RINGKASAN JURNAL 1
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah dimana proses seseorang menuju manusia yang bahagia dan
memperoleh kesejahteraan. Pendidikan dikatakan berkualitas jika Pendidikan tersebut
mencerminkan masyarakat yang damai, maju dan bahagia. Pendidikan yang dapat
memerdekakan adalah Pendidikan yang menciptakan kebahagiaan, yang dapat
melahirkan hal-hal kreatif dan inovatif yang tertuangan pada dosen, mahasiswa bahkan
orang tua sehingga menciptakan Pendidikan Nasional. Berdasarkan hal di atas perlu
dikembangkan sistem pembelajaran yang berbasis teknologi sehingga dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Serta mahasiswa menjadi objek belajar serta
pemeran utama dalam proses tersebut, proses belajar mahasiswa tersebut dituntut untuk
menjadi siswa yang kreatif dalam proses pembelajaran (Bahar & Herli, Sundi, 2020).
Merdeka belajar dimana program yang dapat membangun suasana yang membahagian
bagi mahasiswa dan dosen serta orang tua. Membahagiakan dalam hal ini untuk dosen,
mahasiswa serta untuk semua orang tanpa adanya tekanan atau paksaan, sehingga
pembelajaran berlangsung berdasarkan kebutuhan mahasiswa.
Pembaruan dari Kemendikbud di tahun 2020 yaitu dimana terciptanya program
Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) sehingga bisa memberikan padangan
serta masukan dalam dunia Pendidikan terutama pendidiakan dalam perguruan tinggi di
Indonesia. Terdapat tujuh kegiatan dalam pelaksanaan MBKM seperti: (1)
perencanaan; (2) sosialisasi; (3) perekrutan; (4) orientasi mahasiswa; (5) penempatan
mahasiswa; (6) perkembangan mahasiswa; dan (7) pencatatan dan pelaporan. Sehingga
perencanaan tersebut dapat dijadikan program pelaksanaan MBKM terutama
pertukaran mahasiswa (Andari et al., 2021). Metode proses pembelajaran akan dibuat
secara kreatif dan inovatif untuk menyeimbangkan dinamika MBKM (Kusumo et al.,
2021).
2. Masalah
1. Bagaimana pendapat mahasiswa serta pengetahuannya tentang adanya MBKM?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendapat mahasiswa serta pengetahuannya tentang adanya
MBKM.
2
4. Metode
Proses penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang dimana
penelitian ini ingin menganalisis pengetahuan mahasiswa tentang Merdeka Belajar
Kampus Merdeka. Pelaksanaan penelitian dengan menyebarkan angket kuesioner
pertanyaan kepada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan instrument yang berkaitan
dengan pengetahuan mahasiswa terhadap program merdeka belajar kampus merdekan.
Peneliti mengolah data sampel untuk dapat melihat pemahaman mahasiswa terhadapa
Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi data.
5. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil survei yang telah dilaksanakan kepada mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan:
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa sebanyak 46% mahasiswa yang
mengetahui sebagian besar isi kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, 38%
mahasiswa yang mengetahui sedikit isi kebijakan MBKM, 12% mahasiswa belum
mengetahui sama sekali isi kebijkan MBKM dan sebanyak 4% mahasiswa yang
mengetahui isi kebijakan secara keseluruhan tentang adanya program MBKM.
Dengan program MBKM mahasiswa dapat memiliki keterampilan dan karakter
yang kuat, sehingga mahasiswa diharapkan memiliki banyak pengalaman serta
pengetahuan yang luas (Lhutfi & Mardiani, 2020).
2. Dihasilkan sebanyak 51% mahasiswa menjawab 2 semester yang dapat disetarakan
dalam bentuk MBKM diluar perguruan tinggi, 22% mahasiswa menjawab 3
semester yang dapat disetarakan dalam bentuk MBKM diluar perguruan tinggi,
sebanyak 20% mahasiswa menjawab 4 semester yang dapat disetarakan dalam
bentuk MBKM diluar perguruan tinggi dan sebanyak 7% mahasiswa yang
menjawab 1 semester yang dapat disetarakan dalam bentuk MBKM diluar
perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat mencetak lulusan yang kompetitif, unggul
dan professional dalam mengembangkan keilmuan (Alatas & Si23, 2021).
3. Dihasilkan 44% mahasiswa mengetahui informasi kebijakan MBKM melalui
kegiatan sosialisasi luring atau daring yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi,
sebanyak 15% mahasiswa mengetahui kebijakan MBKM melalui kanal daring
perguruan tinggi, 17% mahasiswa mengetahui kebijakan MBKM dari kanal daring
3
kemendikbud (laman/website, media social), sebanyak 13% mahasiswa mengetahui
kebijakan MBKM melalui media masa, sebanyak 5% mahasiswa mengetahui
kebijakan MBKM melalui kanal komunikasi komunitas (misalnya komunitas
alumni atau komunitas dosen), sebanyak 4% mahasiswa mengetahui kebijakan
MBKM melalui kegiatan sosialisasi luring atau daring yang diselenggrakan
kemendikbud, serta sebanyak 2% mahasiswa mengetahui kebijakan MBKM dari
info lainnya.
4. Sebanyak 42% mahasiswa memilih kegiatan pembelajaran diluar program studi
yaitu magang atau praktik kerja, 23% mahasiswa memilih kegiatan proses
pembelajaran diluar program studi adalah pertukaran pelajar, sebanyak 9%
mahasiswa memilih kegiatan proses pembelajaran diluar program studi yaitu
membangun desa atau kuliah kerja nyata (KKN), sebanyak 7% mahasiswa memilih
kegiatan proses pembelajaran diluar program studi yaitu kegiatan wirausaha,
sebanyak 6% mahasiswa memilih kegiatan proses pembelajaran diluar program
studi yaitu asistensi mengajar disatuan Pendidikan dan proyek kemanusiaan,
sebanyak 5% mahasiswa memilih kegiatan proses pembelajaran diluar program
studi yaitu penelitian atau riset, serta sebanyak 2% mahasiswa memilih kegiatan
proses pembelajaran diluar program studi yaitu studi atau proyek independent.
Pemerintah telah menerbitkan MBKM sebagai jawaban serta tantangan untuk
perubahan zaman. Sebagai upaya yang baik adalah dengan memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk menggali potensi yang dimilikinya serta
persepsi mahasiswa pun positif terhadap konsep MBKM (Hidayatullah, 2021).
5. Dihasilkan 56% mahasiswa ada peningkatan dengan baik terhadap soft skills yang
diperoleh setelah mengikuti kegiatan MBKM dalam pengembangan
kompetensi/keterampilan sebagai bekal kerja setelah lulus, sebanyak 33%
mahasiswa ada peningkatan cukup baik terhadap soft skills yang diperoleh setelah
mengikuti kegiatan MBKM dalam pengembangan kompetensi/keterampilan
sebagai bekal kerja setelah lulus, 7% mahasiswa menjawab ada peningkatan
dengan sangat baik terhadap soft skills yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan
MBKM, serta ada 3% mahasiswa ada peningkatan tapi kurang baik terhadap soft
skills yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan MBKM.
4
KELEBIHAN JURNAL 1
Identitas jurnal lengkap terdapat abstrak bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, dari
hasil pembahasan telah diberikan grafik sehingga pembaca mudah memahami hasil dan
KEKURANGAN JURNAL 1
Kekurangan dari jurnal ini adalah masih ada penulisan kata yang salah dan tidak
KESIMPULAN JURNAL 1
SARAN JURNAL 1
Saran saya dari isi jurnal ini adalah mahasiswa harusnya memiliki peningkatan
cukup baik terhadap soft skills dan hard skills sehingga setelah mahasiswa mengikuti
program MBKM mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan dan kompetensi yang
dimilikinya dan menjadi bekal untuk mahasiswa setelah mereka lulus nanti.
5
IDENTIFIKASI JURNAL 2
Volume 3
Halaman 50-56
Tahun 2022
Alasan saya memilih jurnal ini adalah saya tertarik dengan judulnya mengenai
kesiapan guru sekolah dalam menghadapi asesmen kompetensi minimal AKM di dasar
kota batu. saya yang awalnya kurang tau tentang AKM dan setelah membaca jurnal ini
saya tau dan memahaminya lebih dalam.
RINGKASAN JURNAL 2
6
1. Latar Belakang
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan salah satu hal pokok dalam
kebijakan Asesmen Nasional. Menurut Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (2020), AKM adalah penilaian
kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua peserta didik untuk mampu
mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif dalam masyarakat yang diukur
melalui kemampuan literasi membaca dan literasi numerasi. AKM secara esensial
mengukur kompetensi minimal pada unsur kelembagaan, personil, dan
kepribadian/karakter. Substansi isi AKM pada dasarnya merupakan hal yang
menyangkut kompetensi para personil di lembaga pendidikan yang secara teknis
maupun akademis sudah dimiliki oleh para personil yang berpendidikan sarjana S1
(Cahapay, 2020). Oleh karenanya, sebagai program yang dikembangkan selazimnya
AKM sudah bisa dipahami oleh guru secara akademis. Lazim dipahami, sebagai
personil bagian dari sebuah sistem persekolahan, seorang guru memiliki berbagai
varian pola bangun diri dalam mengembangkan profesinya.
Guru diharapkan untuk selalu terbuka dan update terkait isu-isu atau program-
program baru yang digulirkan oleh pemerintah, salah satunya tentang program
pelaksanaan AKM di sekolah dasar. Tersedianya guru yang berkompeten, diharapkan
guru dapat dengan mudah beradaptasi dan tidak mudah goyah menghadapi perubahan-
perubahan yang ada dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, patut kiranya untuk
diketahui lancar dan tidaknya pelaksanaan AKM yang dikembangkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait kesiapan guru dalam melaksanakan
program tersebut. Kesiapan-kesiapan tersebut dapat dilihat dari sisi pemahaman
konseptual, kecenderungan, dan kemauan untuk melaksanakannya. Tujuan dari
dilaksanakannya penelitian ini, yaitu untuk menggambarkan kesiapan guru dalam
menghadapi AKM di sekolah dasar Kota Batu - Jawa Timur dari segi kemauan dan
kesiapan guru menyambut inovasi AKM serta dari segi kebiasaan melaksanakan
pembelajaran.
2. Masalah
7
Bagaimana kesiapan guru dalam menghadapi AKM di sekolah dasar Kota Batu -
Jawa Timur dari segi kemauan dan kesiapan guru menyambut inovasi AKM serta dari
segi kebiasaan melaksanakan pembelajaran.
3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kesiapan guru dalam
menghadapi AKM di sekolah dasar Kota Batu - Jawa Timur dari segi kemauan dan
kesiapan guru menyambut inovasi AKM serta dari segi kebiasaan melaksanakan
pembelajaran.
4. Metode
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan teknik survey.
Kuesioner survey dirancang berdasarkan variabel, kemudian kuesioner didistribusikan
kepada guru sekolah dasar negeri dan swasta di Kota Batu – Jawa Timur.
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini yaitu guru-guru sekolah dasar di Kota Batu – Jawa
Timur. Sampel penelitian diperoleh berdasarkan penggunaan teknik random sampling.
Analisis Data
Metode analisis data terbagi menjadi empat tahapan yaitu tahap persiapan, tabulasi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
8
guru telah melakukan pembelajaran dengan muatan/materi sesuai kriteria/indikator 5-
19 pada Tabel. 1 di atas. Sebab, muatan/materi tersebut sudah termuat dalam
kurikulum sekolah dasar. Pengalaman tersebut tentunya dapat ditransfer untuk
menambah kesiapan guru untuk melaksanakan AKM yang akan datang.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas, kesiapan guru sekolah dasar negeri dan
swasta di Kota Batu – Jawa Timur dalam menghadapi AKM sebesar 83% dan 76%.
Berdasarkan prosentase hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sekolah dasar
negeri lebih siap dalam melaksanakan AKM daripada sekolah dasar swasta. Akan
tetapi, baik guru sekolah dasar negeri atau guru sekolah dasar swasta menunjukkan
bahwa guru cukup siap dalam melaksanakan AKM sebagai inovasi baru dalam
pembelajaran. Literasi merupakan fokus utama pemerintah dalam program AKM.
Kompetensi literasi perlu ditanamkan sejak dini, agar siswa memahami bahwa literasi
tidak hanya terbatas pada kemampuan dasar (membaca, menulis dan berhitung), tetapi
lebih lanjut lagi kompetensi literasi penting untuk kesejahteraan finansial, sosial, dan
pribadi siswa sebagai bekal hidup di masyarakat (Christoph, 2009). Hal tersebut
tentunya bersangkutan dengan kepentingan personal siswa. Oleh karena pentingnya
kompetensi literasi tersebut, pemerintah mengembangkan program AKM. AKM
merupakan salah satu program untuk mengevaluasi kemampuan literasi siswa.
Tentunya, sebelum evaluasi dilaksanakan guru harus mempersiapkan pembelajaran
yang didalamnya memuat komponen-komponen literasi. Komponen-komponen
tersebut diantaranya yaitu keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan
bernalar, dan keterampilan memilah serta mengolah informasi. Keterampilan-
keterampilan tersebut diinternalisasikan ke dalam konten/materi pembelajaran,
sehingga diharapkan siswa dapat menguasai keterampilan tersebut. Oleh karena itu,
guru seyogyanya mengaitkan konten/materi pembelajaran dengan kepentingan personal
siswa, kepentingan sosial budaya, dan kerangka berpikir ilmiah.
9
KELEBIHAN JURNAL 2
Kelebihan dari jurnal ini adalah identitasnya lengkap, terdapat abstrak bahasa
inggris dan bahasa Indonesia juga , serta di dalam pembuatan jurnal penulis membuat tabel
mengenai presentasi hasil kesiapan guru untuk melaksanakan AKM, sehingga pembaca
mudah memahaminya.
KEKURANGAN JURNAL 2
Kekurangan dari jurnal ini adalah tidak terdapat saran dari penulis .
Secara persepsional guru telah siap untuk melaksanakan AKM. Wujud pelaksanaan
yang dimaksud berupa kesiapan persepsional tentang AKM dan kebiasaan guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Kesiapan tersebut sangat diharapkan dapat mendukung
pelaksanaan AKM yang akan datang. Lebih lanjut lagi, agar AKM dapat terlaksana dengan
lebih baik, baiknya guru diberikan pelatihan berkala yang diselenggarakan oleh lembaga
pemerintah maupun non-pemerintah untuk lebih mematangkan kinerja guru dalam
melaksanakan AKM. AKM sebagai program baru yang akan diselenggarakan, perlu diteliti
lebih lanjut terkait dengan wilayah maupun metode penelitiannya.
10