Anda di halaman 1dari 23

cover

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MATA KULIAH : FILSAFAT HUKUM

DISUSUN OLEH :

1. NETRAL WULAN KARTIKA HALAWA NIM 222106053


2. SAUT DIMAN WARUWU NIM 222106037
3. WIBERTUS ZALUKHU NIM 222106045

DOSEN PENGAMPU : HENDRIKUS OTNIEL N. HAREFA, S.H.,M.H

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kami bisa
menyusun atau menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review ini. Penulisan ini kami
sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang kami
miliki, dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah
FILSAFAT HUKUM.

Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan , oleh


karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi kesempurnaan tugas Critical Jurnal Review ini. Dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu,
dan secara khusus kami berterimakasih kepada bapak dosen pengampu mata
kuliah filsafat hukum karena telah memberikan bimbingan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas CJR ini dengan baik hingga selesai.

Gunungsitoli, 19 Oktober2023

Penyusun

KELOMPOK 2

i
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR...........................................................1


B. Tujuan penulisan CJR........................................................................1
C. Manfaat CJR......................................................................................1
D. Identitas jurnal yang direview.............................................................1

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL.................................................................3

A. Pendahuluan .....................................................................................3
B. Deskripsi Isi Jurnal ............................................................................3

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................6

A. Pembahasan Isi Jurnal.......................................................................6


B. Kelebihan dan kekurangan isi jurnal..................................................15

BAB IV PENUTUP........................................................................................17

A. Kesimpulan.........................................................................................17
B. Saran..................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critical journal review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikan tertama
buat mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengritik satu jurnal maka
mahasiswi atau si pengkritk dapat mengetahui isi satu jurnal dapat mengetahui isi
suatu jurnal, dapat melihat hasil jurnal yang perlu diperbaiki dan mengetahui apakah
jurnal sudah baik untuk digunakan berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan
oleh penulis jurnal tersebut, setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkan
mahasiswa/i dapat membuat satu jurnal karena sudah mengetahui bagaimana
kriteria jurnal yang baik dan benar untuk digunakan dan sudah dapat mengerti
bagaimana cara menulis atau langkah –langkah apa saja yang diperlukan dalam
penulisan jurnal tersebut.

B. Tujuan penulisan CJR

Critical journal review ini dibuat bertujuan untuk belajar melalui pemenuhan
tugas mata kuliah Filsafat Hukum Universitas Nias untuk membuat Critical Journal
Review (CJR) sehingga dapat menambah pengetahuan untuk melihat jurnal yang
baik dan benar. Setelah dapat mengetahui kelebihan serta kelemahan jurnal maka
akan dapat membuat satu jurnal karena sudah membandingkan maka jurnal yang
sudah baik dan mana jurnal yang masih perlu diperbaiki dan juga karena sudah
mengerti langkah langkah dari pembuatan suatu jurnal.

C. Manfaat CJR

Manfaat penulisan Critical Journal Review (CJR) yaitu :

1. Dapat mereview satu jurnal yang berkaitan dengan Etika profesi Gruru
2. Dapat meningkatkan analisis terhadap suatu jurnal
3. Dan dapat menulis bagaimana jurnal yang baik dan benar
4. Menambah pengetahuan tentang isi-isi dari jurnal jurnal penelitian

D. Identitas Jurnal

1. Jurnal 1 (jurnal utama)

Judul jurnal : Pengaruh Kepribadian Dan Perilaku Etis Guru Pada


Integritas Guru Smpt Riyadul Mubarok Dalam Mengajar

1
Penulis : Niken Fatimatu Azzahra dan Septi Gumiandari
Penerbit jurnal : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Tahun : 2021
E-ISSN : 2460-4399
Volume : 7
Halaman : 241-247

2. Jurnal 2 (jurnal pembanding)


Judul jurnal : Peran Etika Dan Profesi Kependidikan Dalam
Membangun Nilai-Nilai Karakter Mahasiswa Calon Guru
SD
Penulis : Dewi Setiyaningsih
Penerbit jurnal : Universitas Muhammadiyah
Tahun : 2020
E-ISSN : 2614 – 8242.
Volume : 4
Halaman : 118-126

2
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

A. Pendahuluan

Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam


masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia
menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku etis karena selama ini
perilaku etis selalu diabaikan. Etis menjadi kebutuhan penting bagi semua
profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari hukum.

Menurut Mulyadi (2002) etika profesional dikeluarkan oleh organisasi


profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan profesinya di
masyarakat dan etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia disebut
dengan istilah kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai
organisasi profesi akuntan. Dalam kongresnya tahun 1973 Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan
di Indonesia. Kode etik ini kemudian disempurnakan dalam kongres IAI tahun
1981 dan tahun 1986, dan kemudian diubah lagi dalam kongres IAI tahun 1990,
1994, 1998.

Kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka


terhadap persoalan etika diantaranya dipengaruhi oleh pengalaman kerja
(Sularso dan Naim, 1999). Pengalaman kerja dipandang sebagai suatu faktor
penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik sehingga pengalaman kerja
dimasukkan sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh izin menjadi
akuntan (SK Menkeu No. 43/KMK. 017/1997). Menurut Logmann dalam Hartoko
dkk (1997: 355), Pengalaman (experience) merupakan perolehan atau
bertambahnya pengetahuan (knowledge) atau keahlian (skill) yang berasal dari
praktik dalam suatu aktifitas atau melakukan sesuatu untuk jangka waktu yang
panjang.

B. Deskripsi Isi Jurnal


 Jurnal ke-1
Pendidik yang berintegritas merupakan prasyarat bagi seorang
guru yang profesional. Kepribadian dan perilaku etis guru akan
sangat berdampak pada siswanya. Oleh karena itu, seorang guru
3
haruslah orang yang dapat digugu, ditiru dan dapat dijadikan teladan
dalam hal kepribadian, ilmu dan akhlak. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji Pengaruh Kepribadian dan Perilaku Etis Guru pada
Integritas Guru SMPT Riyadul Mubarok dalam Mengajar. Data
diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada 20 siswa SMPT
Riyadul Mubarok.

Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dengan


menggunakan sumber data yang diperoleh dari kuesioner. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa guru SMPT Riyadul Mubarok telah
memberikan contoh yang baik dalam hal integritas guru-siswa dalam
mengajar di sekolah, kemampuannya dalam proses pembelajaran,
dan telah mempengaruhi kepribadian dan perilaku moral siswanya.
Perilaku etis guru tampak pada kebiasaan guru dalam mengucapkan
salam atau menyapa ketika masuk dan keluar kelas, Mengajar yang
sesuai dengan jadwal mengajarnya, hadir di kelas, memberi tugas
saat ia berhalangan masuk kelas, memberi semangat,
menggunakan kata-kata yang baik dan sopan, memperhatikan
kerapian kelas sebelum memulai pembelajaran, membimbing siswa
yang mengalami kesulitan, memberi sanksi pada siswa yang tidak
mengerjakan tugas, tidak pilih kasih, selalu bersikap adil kepada
semua siswanya, tidak meninggalkan kelas sebelum jadwal sekolah
berakhir.

 Jurnal ke-2
Penelitian ini di latar belakangi oleh karakter-karakter
mahasiswa yang harus dibangun untuk menyiapkan mereka menjadi
calon guru SD yang berakhlak mulia dan sesuai dengan tuntutan
zaman. Dalam hal ini upaya yang dilakukan untuk membangun
karakter mahasiswa PGSD dengan cara menempatkan perkuliahan
Etika dan Profesi Kependidikan sebagai wadah untuk memberikan
pendidikan karakter bagi mahasiswa PGSD. Guru yang professional
bukan hanya guru yang mengandalkan materi semata, namun
kualitas moral dan menjunjung tinggi nilai – nilai kode etik profesi.
Penelitian ini akan membahas beberapa kajian, antara lain (1)
4
Karakter bagi calon guru SD; (2) Perencanaan Penanaman nilai-nilai
kaakter dalam mata kulia Etika dan Profesi Kependidikan; (3)
Langkah-langkah Kontribusi Mata Kuliah Etika Profesi dan
Kependidikan dalam menanamkan nilai-nilai karakter; (4) Integritas
Mata Kuliah Etika Profesi dan Kependidikan dalam membangun
Karakter Mahasiswa; (5) Evaluasi Proses Penerapan mata kuliah
etika dan profesi kependidikan.

5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Jurnal
1. Ringkasan Jurnal 1
 Pendahuluan
Perkembangan zaman telah mengubah arah dunia pendidikan. Guru
saat ini perlu memiliki moral yang lebih baik lagi. Guru masa kini harus
memiliki kepribadian, perilaku dan kemampuan profesional (Ruslan, 2016).
Seorang guru dianggap menempati posisi kunci dalam sebuah pendidikan.
Seorang guru atau pendidik juga merupakan orang yang akan berdampak
pada siswa-siswanya. Oleh karena itulah, guru atau pendidik harus dapat
membina diri, serta sebagai teladan dalam hal pribadi, pengetahuan dan
perilaku (Tanyid, 2014).

Namun, pada tahun 2016 banyak terjadi peristiwa yang mencoreng


nama baik guru. Peristiwa yang yang terjadi pada seorang guru yang bernama
Aop Saopudin itu berujung pada proses hukum. Peristiwa itu sendiri terjadi
saat Aop Saopudin menghukum 4 siswa berambut gondrong dengan
mencukur rambut 4 anak. Salah satu siswa dan orang tuanya menolak untuk
menerimanya dan menghadang Aop dengan memukul dan mencukur
gurunya. Menurut temuan penelitian ini, moralitas guru memiliki dampak yang
positif pada kepribadian guru. Etika pendidik perlu terus mengembangkan
nilai-nilai moral yang berkaitan dengan nilai-nilai moral, dan nilai-nilai moral
tersebut dapat mencerminkan individualitas pendidik yang diimplementasikan
dalam kegiatan mengajar di sekolah. Setiap guru pada semua jenjang
pendidikan sekolah perlu menerapkan pendidik moral. Kepribadian guru akan
terlihat dari nilai-nilai pribadinya yang luhur, ia mengutamakan akhlak dan
sikapnya ketika menghormati dan memperlakukan orang lain, terutama
interaksinya dengan kepala sekolah, dewan guru dan siswa. Kepribadian
dapat memrediksi berbagai aspek proses emosional.

Moralitas guru sangat berpengaruh positif terhadap kepribadian guru,


nilai-nilai moral guru dapat mencerminkan individualitas pendidik yang di
implementasikan dalam kegiatan mengajar di sekolah. Setiap guru pada
semua jenjang pendidikan sekolah perlu menerapkan pendidikan moral.
6
Kepribadian guru akan terlihat melalui nilai-nilai pribadinya yang luhur, serta
karakter dan sikapnya dalam menghargai dan memperlakukan orang lain,
khususnya dalam interaksinya dengan dewan guru, dan siswa, menunjukkan
bahwa etika profesi guru sesuai dengan apa yang dilakukan di lingkungan
sekolah terutama, namun pelaksanaannya tetap perlu ditingkatkan.

 Tinjauan Pustaka.
Etika Guru Memiliki Pengaruh Positif Terhadap Kepribadian Guru
Etika profesi guru adalah bagian dari etika umum yang mengatur
perilaku seorang guru. Norma moral berfungsi sebagai landasan atau
landasan di mana profesi tindakan yang baik dan benar dibangun. Prinsip
moral dan etika merupakan acuan penting yang harus dijadi etika
mengajar erat kaitannya dengan kompetensi dalam disiplin ilmunya
masing-masing, yaitu keterampilan, pengetahuan, serta sikap dan perilaku
(Wandi & Nurhafizah, 2019) Etika pendidik harus terus dikembangkan
dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip moral yang mencerminkan
kepribadian seorang pendidik dan tergabung dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Setiap guru pada semua jenjang pendidikan di
sekolah hendaknya menggunakan pendidik yang beretika. Nilai-nilai
pribadinya yang luhur, yang mengutamakan etika, dan sikapnya terhadap
menghormati dan memperlakukan orang, terutama ketika berinteraksi
dengan kepala sekolah, sesama pengajar, dan anak-anak, akan
mengungkapkan kepribadian guru.

Etika pendidikan ini berkaitan dengan bagaimana orang-orang


berinteraksi di dalam sekolah dan bagaimana mereka harus berperilaku
secara profesional agar pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik.
Dengan etika pendidikan, diyakini bahwa orang-orang di lingkungan
sekolah akan dapat beroperasi seefisien mungkin dan bertanggung jawab
atas tanggung jawabnya (Wijayani, 2017).

Hakikat guru pendidik adalah bahwa ia digugu dan ditiru. Guru


dapat menjadi orang yang mengerti masalah siswa, tetapi mereka juga
harus memiliki kewibawaan agar anak segan dan lebih menghormati dan
menghargai mereka sebagai seorang guru. Inti dari seorang pendidik atau
7
guru adalah ia dibina dan diteladani. Jadi, etika guru adalah perilaku
seorang guru yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam
mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang mandiri untuk melaksanakan
tranformasi diri, identias diri, dan pemahaman diri serta memiliki nilai-nilai
luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari agar dapat dicontoh
oleh peserta didiknya (Ruslan, 2016).

Perilaku Guru Memiliki Pengaruh Positif Terhadap Kepribadian Guru


Perilaku guru untuk mendukung standar moral dan etika dapat
mempengaruhi tindakan mereka. Dalam melaksanakan kewajiban
profesional seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa, perilaku guru menjadi teladan
dan panutan bagi siswa (Asikin, 2015).

Guru yang berkepribadian positif harus mampu bersosialisasi dengan


lingkungannya agar mudah untuk berbicara dengan rekan sejawat dan
berkolaborasi dalam rangka mengembangkan sistem pendidikan yang
sukses dan efisien di sekolah. Tindakan guru memiliki dampak yang
signifikan terhadap perkembangan kepribadian guru. Perubahan perilaku,
daya cipta, dan inovasi dalam pengembangan karir menunjukkan
profesionalisme dalam mengajar. Kepribadian guru berdampak pada
semangat belajar siswa (Sarjana & Khayati, 2016).

Kepribadian Guru Memiliki Pengaruh Positif Tehadap integritas guru


Etika pendidikan ini berkaitan dengan bagaimana orang-orang
berinteraksi di dalam sekolah dan bagaimana mereka harus berperilaku
secara profesional agar pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik.
Penguatan banteng (containment) diri (luar/ dalam).

Guru sebagai panggilan mulia juga dapat diibaratkan sebagai


cermin dimana siswa dapat bercermin, selain menjadi guru, pelatih, dan
pembimbing. Situasi mahasiswa dihasilkan melalui hubungan
interpersonal antara dosen dan mahasiswa yang memungkinkan
mahasiswa belajar menerapkan cita-cita yang menjadi contoh dan
memberikan contoh (Iswantir M, 2018). Hakikat guru pendidik adalah
8
bahwa ia digugu dan ditiru. Guru dapat menjadi orang yang mengerti
masalah siswa, tetapi mereka juga harus memiliki kewibawaan agar anak
segan dan lebih menghormati dan menghargai mereka sebagai seorang
guru. Inti dari seorang pendidik atau guru adalah ia dibina dan diteladani.

Kepribadian guru berdampak baik pada kejujurannya. Guru


harus memiliki kualitas kepemimpinan, cita-cita manajerial, dan keluwesan
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya agar memiliki kepribadian
yang positif. Sebagai semacam kepribadian yang diturunkan dari
keahliannya, guru profesional harus memiliki temperamen kritis dan
mampu berpikir kritis. Sifat pendidik dapat ditunjukkan dalam
komitmennya terhadap nilai-nilai yang beragam dalam melaksanakan
sistem pendidikan di lingkungan sekolah. Guru harus memainkan peran
penting dalam membangun integritas yang tinggi untuk meningkatkan
kualitas sistem pendidikan melalui upaya bersama yang ditargetkan untuk
meningkatkan sifatsifat etika, perilaku, dan kepribadian.

 Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan dan penelitian kualitatif
yang mengembangkan analisis deskriptif kualitatif dengan
menggunakan sumber data yang diperoleh dari kuesioner. Metode
angket adalah metode pengumpulan data berupa angket yang terdiri
dari sejumlah pernyataan logis (Sarjana & Khayati, 2016).

 Pembahasan
Adapun populasi penelitian ini adalah siswa-siswi SMPT Riyadul
Mubarok. Data di dapatkan dari 20 siswa-siswi SMPT Riyadul Mubarok
sebagai sampel penelitian. Data kuesioner yang di kumpulkan dari
siswa-siswi SMP yang di distribusikan melalUi email google form. Data
kuesioner yang diperoleh untuk survei penelitian ini dikumpulkan antara
tanggal 22 Mei hingga 30 Mei 2021.

 Kesimpulan Dan Saran


Kepribadian guru akan ditunjukkan melalui keyakinan pribadinya yang
luhur, yang mengutamakan etika dan kepribadian sikapnya dalam
9
menghargai dan memperlakukan orang lain, khususnya interaksinya
dengan kepala sekolah, sesama guru ataupun dengan siswa. Bak cermin
dimana siswa dapat bercermin, pribadi guru akan selalu ditiru dan digugu.
Melalui riset ini, pimpinan sekolah sebaiknya iknya terus melakukan
pengawasan dan peningkatan pada mutu kompetensi kepribadian guru,
disamping kompetensi lainnya, sehingga mutu pembelajaran dan motivasi
siswa bisa terbangun.

2. Ringkasan jurnal 2
 Pendahuluan
Guru sebagai ujung tombak pendidikan itu sendiri memiliki tugas yang
sangat besar dalam membangun nilai-nilai karakter peserta didiknya dan
memgembangkan potensi-potensi yang ada di dalam diri peserta didiknya.
Dalam mewujudkan hal ini tentunya seorang guru juga harus dituntut
mempunyai karakter serta nilai-nilai moral yang baik agar dapat memberikan
contoh bagaimana menerapkan nilai-nilai karakter kepada peserta didiknya.
Guru sebagai figure bagi peserta didik yang sejak dini menanamkan nilai –
nilai etika, moral dan norma dalam menjalankan tugasnya, bahkan dalam
setiap denyut kehidupannya, menjadi indikator dalam keberhasilannya
mengajar dan mendidik. Pandangan masyarakat, guru selalu menjunjung
tinggi etika dan moral, guru selalu benar, digugu dan ditiru, menjadi suri
tauladan dan mereka selalu memposisikan sebagai pejuang nilai, etika dan
moral di tengah – tengah masyarakat.

Sebagai cara untuk menyiapkan calon guru yang berkarakter di masa


depan maka pendidikan guru di perguruan tinggi harus diimplementasikan
secara baik. Upaya untuk menerapkan nilai-nilai karakter pada calon guru
adalah melalui mata kuliah Etika dan Profesi Kependidikan. Mata kuliah ini
merupakan mata kuliah yang membekali mahasiswa calon guru mengenai
ajaran moral untuk memperoleh orientasi kritis sebagai bekal mahasiswa
untuk menumbuhkan pemahaman moral, perasaan moral dan tindakan moral
terkait dengan profesi guru dan profesi tenaga kependidikan lainnya.
Harapannya mahasiswa bukan sekedar mengetahui tugas-tugas seorang
10
guru seperti apa, tetapi membawa mereka untuk lebih mengetahui tugas dan
tanggung jawab yang mereka harus jalankan ketika menjadi seorang guru
nantinya. Guru dihrapkan bukan hanya mampu memberikan ilmu
pengetahuan saja tetapi juga mampu memberikan contoh perilaku yang akan
menjadi pedoman bagi peserta didiknya dan lingkungan sekitarnya.

Guru yang professional bukan berarti guru yang mengandalkan materi


semata, namun kualitas moral dan menjunjung tinggi nilainilai kode etik
profesi. Dengan demikian professional guru merupakan sebuah sikap
loyalitas kepada bangsa dan negara untuk mencerdaskan tunas-tunas
bangsa berdasarkan nilai-nilai, etika dan norma perundang-undangan yang
diatur khusus untuk guru. Oleh karena itu, seorang yang berprofesi sebagai
guru harus memiliki etika. Seorang guru juga harus memilliki watak kerja
yang professional, guru yang memiliki jiwa profesionalisme adalah guru yang
memiliki pandangan, sikap, selalu berpikir, bekerja dengan sungguh –
sungguh, bekerja kelas, sepenuh waktu, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi
untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Tugas guru dalam menceerdaskan bangsa harus memiliki kecerdasan


yang tinggi, namun sampai disini guru harus memiliki jiwa yang halus,
karakteristik yang baik dalam memberikan bimbingan, pengajaran dan
pengiring cita – cita anak bangsa. Dedikasi dan nilai pengabdian yang tinggi
dengan kehalusan jiwa yang mengkristal disanubari guru yang akan
memujudkan tujuan pendidikan nasional.

 Tinjauan Pustaka.
Karakter Bagi Mahasiswa Calon Guru SD
Pendidikan karakter tidak bisa dipandang sebelah mata,
pendidikan karakter ini ditujukan untuk memperkuat seseorang
terutama dalam hal ini adalah mahasiswa calon guru sd yang dimana
mereka bukan hanya dituntut untuk mempunyai intelektual yang tinggi
tetapi juga harus mempunyai moral dan nilai karakter yang kuat agar
saat mereka sudah menjalani pekerjaanya sebagai sorang guru dan
terjun langsung di masyarakat tidak berperilaku menyimpang. Dunia
pendidikan mempunyai peran yang cukup andil terhadap
11
perkembangan moral dan karakter para generasi muda. Semua unsur-
unsur yang ada di dalam pendidikan harus memberikan perhatian dan
pendampingan terhadap para peserta didiknya untuk membentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai norma yang berlaku.

Pendidikan karakter tidak bisa dipandang sebelah mata,


pendidikan karakter ini ditujukan untuk memperkuat seseorang
terutama dalam hal ini adalah mahasiswa calon guru sd yang dimana
mereka bukan hanya dituntut untuk mempunyai intelektual yang tinggi
tetapi juga harus mempunyai moral dan nilai karakter yang kuat agar
saat mereka sudah menjalani pekerjaanya sebagai sorang guru dan
terjun langsung di masyarakat tidak berperilaku menyimpang. Dunia
pendidikan mempunyai peran yang cukup andil terhadap
perkembangan moral dan karakter para generasi muda. Semua unsur-
unsur yang ada di dalam pendidikan harus memberikan perhatian dan
pendampingan terhadap para peserta didiknya untuk membentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai norma yang berlaku.

Tentunya sebagai calon Guru SD, penanaman nila-nilai karakter


bagi seorang calon guru SD sangat dibutuhkan karena pada dasarnya
mereka bukan hanya dituntut untuk mempunyai intelektual yang tinggi
tetapi juga harus mempunyai moral dan nilai karakter yang kuat agar
saat mereka sudah menjalani pekerjaanya sebagai sorang guru dan
terjun langsung di masyarakat mereka tidak akan berperilaku
menyimpang dari tugas, hak dan kewajibannya sebagai seorang guru.
Guru yang profesional bukan berarti guru yang mengandalkan
materi semata, namun kualitas moral dan menjunjung tinggi nilai – nilai
kode etik profesi. Dengan demikian professional guru merupakan
sebuah sikap loyalitas kepada bangsa dan negara untuk
mencerdaskan tunas – tunas bangsa berdasarkan nilai – nilai, etika
dan norma perundang – undangan yang diatur khusus untuk guru.

Langkah-langkah Kontribusi Mata Kuliah Etika Profesi dan


Kependidikan dalam menanamkan nilai-nilai karakter

12
Sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai karakter pada mahasiswa
calon guru SD hal ini tentu perlu didukung oleh semua pemangku
akademik yang ada di LPTK khususnya bagi dosen dan mahasiswa
memngingat pendidikan karakter yang akan diimplemntasikan harus
sesuai dengan visi dan misi. Nilai-nilai karakter yang akan diterapkan
dalam perkuliahan etika dan profesi adapun langkah-langkah yang
akan dilaksanakan sebagai cara dalam menerapkan nilai-nilai karakter
melalui perkuliahan etika profesi dan kependidikan.

Integritas Mata Kuliah Etika Profesi dan Kependidikan dalam


membangun Karakter Mahasiswa
Etika profesi dan kependidikan adalah salah satu mata kuliah
yang ada di prodi pendidikan guru sekolah dasar. Bidang studi ini
membahas hakikat ajaran moral untuk memperoleh orientasi kritis
sebagai bekal mahasiswa untuk menumbuhkan pemahaman moral,
perasaan moral dan tindakan moral terkait dengan profesi guru dan
profesi tenaga kependidikan lainnya. Dalam perkuliahan etika dan
profesi kependidikan dosen pengampu beserta tim memodifikasi
perkuliahan dengan harapan capaian kompetensi mahasiswa dengan
mengintegrasikan nilai-nilai karakter dapat tercapai dengan baik. Model
perkuliahan yang diterapkan adalah dengan model pembelajaran aktif
yang mengajak mahasiwa untuk terlibat secara langsung sehingga
perkuliahan tidak monoton dan membosankan.

Mahasiswa mampu memahami hubungan nilai, norma, dan


sanki-sanki serta nilai-nilai dalam kode etik profesi guru. Pada tahap ini
mahasiswa melaksanakan pembelajaran dengan cara observasi ke
sekolah-sekolah, melibatkan diri sendiri untuk mencari informasi secara
langsung bagaimana hubungan anatara nilai, norma, dan sanksi-sansi
yang ada di lingkungan masyarakat serta bagaimana guru-guru yang
ada di sekolah dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan kode etik
profesi guru. Hasil yang diharapkan dari tahapan ini adalah mahasiswa
dapat meniru dan mengimplemntaasikan nilai-nilai kesantunan dan
keteladanan yang didapat dari guru-guru di sekolah, serta bertanggung
jawab dan bekerja sama atas laporan observasi kelompok.
13
Mahasiswa mampu mengeetahui tugas, hak dan kewajiban
tenaga kependidikan.pada tahap ini mahasiswa diberikan tugas kuliah
untuk mengidentifikasi secara bersama-sama mengenai peran-peran,
tugas para tenaga kependidikan yang ada di sekolah. Metode yang
dipakai dalam perkuliahan kali ini akan menggunakan diskusi kelas dan
role playing.

Mahasiswa mampu memahami kosenp profesi guru serta


bagaimana guru yang dapat dikatakan sebagai guru yang professional.
Pada tahap ini mahasiswa akan menganalisis mengenai konsep guru
dan guru yang professional dengan cara menyesuaikan setiap
kompetensi-kompetensi yang dimiliki oleh guru sesuai dengan kode
etik guru. Mahasiwa diharapkan dapat menerapkan nilai tanggung
jawab, mandiri, dan kejujuran atas tugas individunya serta secara
terbuka bersikap toleransi atas pendapat yang diberikan oleh orang
lain.

Evaluasi Proses Penerapan Mata Kuliah Etika Dan Profesi


Kependidikan
Setelah penerapan nilai-nilai karakter yang diimplementasikan
ke dalam perkuliahan etika dan profesi kependidikan terlaksana sesuai
dengan pedoman langkah-langkah pelaksanannya, kemudian pada
tahap ini dilakukan evaluasi proses yang dilakukan dengan
menyebarkan angket mengenai kepuasaan mahasiswa terhadap
perkuliahan etika dan profesi kependidikan dengan
mengimplementasikan nilai-nilai karakter.
Dari hasil tabel di atas menunjukkan bahwa ke empat
pernyataan yang berkenaan dengan nilai-nilai karakter mendapatkan
nilai presentase di atas 60%. Hal ini dapat diartikan mahasiswa telah
memberikan respon positif atas konstribusi dosen pengampu dalam
mewujudkan karakter yang mulia bagi mahasiswa, walaupun
mahasiswa tetap membutuhkan sosok yang dapat digugu dan ditiru
dari seorang dosen.

14
 Kesimpulan
pembangunan nilai-nilai karakter di dalam perkuliahan
mahasiswa calon guru SD sangatlah diperlukan. Dalam hal ini mata
kuliah etika profesi dan kependidikan menjadi wadah yang bisa
membantu dalam menanamkam nilai-nilai karakter mahasiswa calon
guru SD. Proses perkuliahan yang dilaksanan terlebih dahulu
dirancang dengan sebaik mungkin agar nilai karakter yang diharapkan
bisa terbangun di dalam diri mahasiswa. Melalui perkuliahan yang
sudah di bentuk dengan model pembelajaran yang aktif mampu
membuat nilai-nilai karakter mahasiswa yang tadinya tidak aktif menjadi
lebih aktif. Dengan konstribusi mata kuliah Etika dan Profesi
Kependidikan diharapkan mahasiswa calon guru SD bisa
meningkatkan dan mengembangakan ke empat kompetensi
professional yang harus dimiliki oleh seorang guru SD dengan turut
serta megimplementasikan nilai-nilai karakter yang mulia pada saat
terjun langsung di masyarakat, agar pekerjaan yang mereka tekuni
tidak menyimpang dari ajaran nilai dan norma yang ada, serta dapat
menjadi teladan bagi para peserta didiknya.

B. Kelebihan dan Kelemahan


 Jurnal 1
1. Kelebihan
a. Identitas jurnal lengkap, memiliki P-ISSN dan E-ISSN.
b. Memiliki catatan kaki sebagai sumber referensi yang dipakai, sehingga
menjadi pengetahuan dan wawasan baru bagi pembaca
c. Bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami, karena tidak
memakai kata-kata asing yang rumit.
d. menyertakan tabel ataupun grafik didalam jurnal
e. Penulis menggunakan sumber-sumber dan literatur yang banyak
sekali, tersusun secara sistematis dan bahasa yang digunakan mudah
dipahami.
f. Dalam penyajian jurnal sudah menggunakan EYD yang baik.
g. Penulisan daftar pustakanya sudah tepat

15
2. Kelemahan
a. Tata cara penulisan yang kurang teratur sehingga pembaca sulit
menentukan bagian-bagian materi yang ada pada jurnal tersebut
b. Kesimpulan dan saran tidak dibuat terpisah sehingga pembaca harus jeli
dalam memahami dan mengetahuinya.

 Jurnal 2
1. Kelebihan
a) Jurnal ini memiliki E-ISSN dan P-ISSN
b) Memiliki catatan kaki, sehingga menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca
c) Memuat materi dan kata kata yang mudah dimengerti oleh pihak pembaca
d) Materi didalammya cukup memberikan pengetahuan yang luas kepada pihak
pembaca terkait bagaimana kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
e) Penulis memberi kesimpulan pada setiap topik yang dijelaskan atau diuraikan

2. Kelemahan
a) Tidak ada tinjauan pustaka
b) Tidak menyertakan saran
c) Didalam jurnal terdapat pendahuluan, dan penjelasan topik yang dibahas
selanjutnya di serta mertakan saja, sehingga susah dipahami oleh pembaca
atau tidak menulis secara khusus tentang pembahasan yang dibahas,
seakan-akan semua hanya berisi pendahuluan
d) Tidak memuat gambar dalam jurnal sehingga kurang menarik minat pembaca
e) Penyesuaian huruf besar kecil masih belum rapi ,daftar pustaka
menggunakan ukuran huruf yang beda sehingga kurang sesuai
f) Referensi yang kurang memenuhi

16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika profesi guru adalah bagian dari etika umum yang mengatur perilaku
seorang guru. Norma moral berfungsi sebagai landasan atau landasan di mana
profesi tindakan yang baik dan benar dibangun. Prinsip moral dan etika
merupakan acuan penting yang harus dijadi etika mengajar erat kaitannya
dengan kompetensi dalam disiplin ilmunya masing-masing, yaitu keterampilan,
pengetahuan, serta sikap dan perilaku.

Guru yang professional bukan berarti guru yang mengandalkan materi


semata, namun kualitas moral dan menjunjung tinggi nilainilai kode etik profesi.
Dengan demikian professional guru merupakan sebuah sikap loyalitas kepada
bangsa dan negara untuk mencerdaskan tunas-tunas bangsa berdasarkan nilai-
nilai, etika dan norma perundang-undangan yang diatur khusus untuk guru.

guru sekolah dasar. Bidang studi ini membahas hakikat ajaran moral untuk
memperoleh orientasi kritis sebagai bekal mahasiswa untuk menumbuhkan
pemahaman moral, perasaan moral dan tindakan moral terkait dengan profesi
guru dan profesi tenaga kependidikan lainnya.

B. Saran
Setelah mereview jurnal ini kami banyak mendapat pengetahuan dan
serta wawasan tentang kenakalan remaja ini. Semoga dengan adanya jurnal ini
kita dapat mengerti serta mamahami bentul bahwa Etika Profesi Guru. Saran
saya kepada penulis jurnal supaya kedepannya tetap berkarya dan tetap
mengembangkan karya-karyanya baik lewat jurnal maupun yang lainnya
supaya masyarakat indonesia banyak memiliki wawasan yang luas serta
pengetahuan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Fatimatu Niken,dkk. 2021. Pengaruh Kepribadian Dan Perilaku Etis Guru Pada
Integritas Guru Smpt Riyadul Mubarok Dalam Mengajar.
Jurnal Profesi Keguruan. 7(2): 241-247

Setiyaningsih Dewi. 2020. Peran Etika Dan Profesi Kependidikan Dalam


MembanguNilai-Nilai Karakter Mahasiswa Calon Guru SD.
Jurnal Ilmiah PGSD. IV ( 1) : 118-126

18
19
20

Anda mungkin juga menyukai