Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REPORT

NAMA : NABILA UTAMI YASIR


NIM : 7213510002
DOSEN PENGAMPU : Sugianto, S,Pd.I, M.A
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Critical Jurnal Report
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Critical Jurnal
Report ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga Critical Jurnal Report ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi Critical Jurnal Report ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Critical Jurnal Report ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan Critical Jurnl Report ini.

        Medan, 9 Maret 2023


  

Nabila Utami Yasir  

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1. Latar Belakang.............................................................................................1
2. Tujuan..........................................................................................................1
3. Manfaat........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

1. Identitas Jurnal.............................................................................................2
2. Ringkasan Jurnal..........................................................................................3

BAB III PENUTUP................................................................................................10

Kesimpulan .....................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
           Dalam Critical Jurnal Report ni mahasiwa dituntut untuk mengkritisi
sebuah jurnal, dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat
dipahami oleh mahasiswa yang melakukan Critical Jurnal Report ini, termasuk
didalamnya mengerti akan kelemahan dan keunggulan dari jurnal yang akan
dikritisi.
Dalam sebuah proses pembelajaran terutama seoerang mahasiswa sangat
diperlukan pengalaman yang sangat banyak tentang penguasaan materi jurnal
penelitian dari beberapa ahli. Ini sangat penting karena didalam sebuah jurnal
terdapat sangat banyak pengetahuan suatu materi pembelajaran. Mahasiswa
biasanya sangat malas dan bahkan tidak mau jika disuru membaca sebuah jurnal,
maka dari itu dibuat tugas untuk para mahasiswa meriview jurnal agar mahasiswa
dapat mengupas isi jurnal dan tau bagaimana cara membuat jurnal nantinya.

2. Tujuan

 Untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama islam


 Untuk mengulas isi setiap materi yang dibahas dalam sebuah jurnal
 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal
 Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan
oleh setiap materi yang ada dalam sebuah jurnal

3. Tujuan

 Agar pembaca maupun penulis tanggap terhadap hal-hal penting yang ada
didalam jurnal ini

1
BAB II

PEMBAHASAN
1. IDENTITAS JURNAL

JURNAL I
Judul           : Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam
perilaku belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto

Jurnal : Journal of Islamic Religious Instruction


Penulis                : Aan Eko Khusni Ubaidillah
Volume & Nomor   : 01,02
Halaman                 : 71 - 80
Nomor ISSN            : -
Tanggal Terbit : Agustus 2017

JURNAL II
Judul       : PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK PADA ANAK
TUNAGRAHITA DALAM PENDIDIKAN
VOKASIONAL

Jurnal : Penelitian

Penulis                          : Etik Kurniawati

Volume & Nomor   : 11 , 02


Halaman                 : 263 - 280
Nomor ISSN             :-

Tanggal Terbit : Agustus 2017

2
2. Ringkasan Isi Jurnal
JURNAL I
1. Langkah-langkah Implementasi nilai nilai Etika, Moral dan Akhlak
dalam perilaku belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto
Pendidikan mempunyai aspek penting dalam usaha pembentukan
kepribadian manusia. sedangkan hubungan pendidikan dengan pembentukan
kepribadian karena manusia yang dilengkapi dengan potensi dasar yang harus
diaktualisasikan dan ditumbuh kembangkan dalam kehidupan melalui proses
pendidikan. Dan pendidikan dalam Islam berusaha untuk mengembangkan potensi dan
pemecahan
terhadap masalah dalam hidup manusia.
Seperti yang telah diketahui bahwa timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian
manusia terhadap Allah SWT adalah ukuran yang menentukan corak hidup manusia.
Akhlak atau moral adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.
Tiap-tiap perbuatan adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya
hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang
kesadaran itu. Disitulah hal yang membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh
dan tidak boleh dilakukan.
Operant (perilaku diperkuat jika akibatnya menyenangkan belajar giat jika
mengakibatkan nilai bagus) merupakan tingkah laku yang ditimbulkan oleh organism
itu sendiri. Operant belum tentu didahului oleh stimuli dari luar. Operant conditioning
dikatakan telah terbentuk bila dalam frekuensi terjadi tingkah laku Operant yang
bertambah atau bila timbul tingkah laku Operant yang tidak tampak sebelumnya.
Frekuensi terjadinya tingkah laku Operant ditentukan oleh akibat tingkah laku ini.
Pembentukan tingkah laku dalam Operant conditioning antara lain sebagai
berikut. (1) Mengidentifikasi hal-hal yang merupakan reinforcement bagi tingkah laku
yang akan dibentuk itu. (2) Melakukan analisis untuk mengidentifikasi aspek-aspek
kecil yang membentuk tingkah laku yang dimaksud. Aspek-aspek tadi diurut
untuk menuju terbentuknya tingkah laku yang dimaksud. (3) Dengan
mempergunakan secara urut aspek-aspek itu sebagai tujuan sementara, kemudian
diidentifikasikan reinforcer untuk masing-masing aspek atau komponen itu. (4)
Melakukan pembentukan tingkah laku dengan menggunakan urutan aspek-aspek
yang telah disusun itu. Kalau aspek pertama telah dilakukan, maka hadiah
atau reinforcer diberikan; ini mengakibatkan aspek itu sering dilakukan.
Operant conditioning (kondisioning operan), meskipun dekat dengan teori
Thorndike daripada teori Pavlow, berbeda dari penjelasan Thorndike mengenai
belajar. Sesuai dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya, ada 18 Nilai Etika,
Moral dan Akhlak yang harus ditanamkan dalam ucapan dan tindakan/perilaku

3
mahasiswa dalam aktivitasnya di lingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan
masyarakat, yaitu :
a. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang di anutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c. Toleransi, Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d. Disiplin, Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
e. Kerja Keras, Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaikbaiknya.
f. Kreatif, Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri, Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokratis, Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa Ingin Tahu, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
j. Semangat Kebangsaan, Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
k. Cinta Tanah Air, Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
l. Menghargai Prestasi, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/Komuniktif, Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
n. Cinta Damai, Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya).
o. Gemar Membaca, Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

4
p. Peduli Lingkungan, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
q. Peduli Sosial, Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung-jawab, Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan.
Tataran implementasi dalam sikap dan perilaku sehari-hari, 18 nilai Etika,
Moral dan Akhlak sungguh tidak mudah untuk diimplementasikan dalam
kehidupan seharihari. Bahkan harus kita akui bahwa 18 nilai Etika, Moral dan
Akhlak di atas sudah semakin luntur dan pudar bahkan menghilang dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari yang serba modern ini.

2. Faktor pendukung dan pengahambat Implementasi nilai-nilai Etika,


Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto

a. Faktor Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh
factor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud adalah: a)
Jenis Ras atau Keturunan, Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah
laku yang khas. Tingkah laku khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki
ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku ras Negroid antara lain bertemperamen keras,
tahan menderita, menonjol dalam kegiatan olah raga. Ras Mongolid mempunyai
ciri ramah, senang bergotong royong, agak tertutup/pemalu dan sering
mengadakan upacara ritual. Demikian pula beberapa ras lain memiliki ciri
perilaku yang berbeda pula. b) Jenis Kelamin, Perbedaan perilaku berdasarkan
jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan pekerjaan sehari-hari, dan
pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa dimungkikan karena faktor
hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas. Wanita seringkali
berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang lakilaki cenderug berperilaku
atau bertindak atas pertimbangan rasional. c) Sifat Fisik, Kretschmer Sheldon
membuat tipologi
perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya. Misalnya, orang yang pendek, bulat,
gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan ciri demikian dikatakan
senang bergaul, humoris, ramah dan banyak teman. d) Kepribadian, Kepribadian
adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang
digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik
yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan
kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu.

5
Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap
perilaku sehariharinya. e) Intelegensi, Intelegensia adalah keseluruhan
kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan efektif.
Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat dipengaruhi
oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah tingkah
laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah
terutama dalam mengambil keputusan. f) Bakat, Bakat adalah suatu kondisi pada
seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu
kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa kemampuan
memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.

b. Faktor Eksternal
a) Pendidikan, Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar
mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan
perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap
perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda
perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah. b) Agama, Agama akan
menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang
diajarkan oleh agama yang diyakininya. c) Kebudayaan. Kebudayaan diartikan
sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku seseorang
dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada
kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang
Papua. d) Lingkungan, Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat
merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus
berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
e) Sosial Ekonomi, Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya
suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial
ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang. Perkembangan individu
akan ditentukan oleh factor pembawaan (dasar) atau factor endogen, maupun
factor keadaan (lingkungan) atau factor eksogen. Faktor Endogen merupakan
factor yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga kelahiran. Jadi
faktor endogen bisa juga disebut sebagai faktor keturunan atau faktor pembawaan.
Faktor endogen yang dibawa oleh individu mempunyai sifat-sifat seperti orang
tuanya. Sewaktu individu lahir telah ada sifat-sifat tertentu dalam dirinya terutama
sifat-sifat yang berhubungan dengan Faktor Kejasmanian, misalnya bagaimana
kulitnya apakah hitam,putih, atau coklat. Bagaimana keadaan rambutnya. Sifat ini
merupakan sifat yang mereka dapatkan karena faktor keturunan. Disamping itu

6
individu juga punya sifat-sifat pembawaan psikologis yang erat hubungannya
dengan keadaan jasmani yaitu temperamen.
Tempramen merupakan sifat pembawaan yang hubungannya erat dengan
struktur kejasmanian seseorang, yaitu yang berhubungan dengan fungsi-fungsi
fisiologis seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain yang terdapat dalam
diri manusia.

JURNAL II
1. Penanaman Nilai-Nilai Akhlak
Pengertian akhlak secaraetimologi berasal dan kata khuluq dan jamaknya
akhlak yang berarti budi pekerti, etika, moral.5A1-Ghazali menjelaskan bahwa
khulq adalah suatu kondisi (hai‘ah) dalam jiwa (nafs) yang suci (rasikhah), dan
dari kondisi itu tumbuh suatu aktivitas yang mudah dan gampang tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.6
Menurut Sidi Gazalba7, tindakan yang mengandung nilai akhlak itu ialah
tindakan yang sadar atau yang disengaja. Tidak semua tindakan manusia
dilakukannya dengan sadar atau sengaja.Jadi akhlak hanya menyangkut laku
perbuatan manusia. Dan tidak pula segala laku perbuatannya itu mengandung nilai
baik buruk, melainkan tindakan yang dilakukan dengan sadar dan mengetahui apa
yang diperbuatnya.
Nilai-nilai akhlak merupakan bagian dari nilai-nilai Islam yang terwujud
dalam kenyataan pengalaman rohani dan jasmani.Nilai-nilai keislaman merupakan
tingkatan integritas kepribadian yang mencapai tingkat budi (insan
kamil).“Akhlak” adalah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang
baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan manusia dan menyatakan tujuan mereka
yang terakhir dan seluruh usaha dan pekerjaan mereka.
Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku
manusia.Karena itu, selain dengan akidah, akhlak tidak dapat dipisahkan dengan
syari’ah. Karena syari’ah mencakup segala aspek kehidupan manusia, maka ruang
lingkup akhlakpun dalam islam meliputi segala aktivitas aspek kehidupan
manusia, oleh karena itu, ruang lingkup akhlak sama dengan ruang lingkup ajaran
islam. Secara garis besar Yunahar Ilyas8, membagi akhlak menjadi beberapa
yakni:
a. Akhlak kepada Allah
b. Akhlak kepada sesama manusia, meliputi akhlak kepada
Rasulullah SAW, orangtua, diri sendiri dan orang lain.Akhlak
terhadap rasulullah, Akhlak terhadap orangtua, Akhlak terhadap
diri sendiri, Akhlak kepada orang lain.
c. Akhlak terhadap lingkungan sekitar

7
Metode pendidikan akhlak menurut Imam al-Ghazali yang dikutip Abudin
Nata9,misalnya mengatakan sebagai berikut:

“Seandainya akhlak itu tidak dapat menerima perubahan, maka batallah


fungsi wasiat, nasihat dan pendidikan dan tidak ada pula fungsinya hadits
nabi yang mengatakan “perbaikilah akhlak kamu sekalian”.

Mendidik memerlukan berbagai metode yang tepat agar diperoleh hasil


yang optimal. Metode pendidikan akhlak menurut Abdullah Nasih Ulwan dikutip
dalam Nur Khayati10adalah sebagai berikut:

1. Metode Keteladanan
2. Metode Pembiasaan
3. Metode Pengawasan
4. Metode Nasihat dan Peringatan
5. Metode Targhib (Hadiah) dan Tarhib (Hukuman)

Jadi, menanamkan nilai-nilai akhlak adalah menanamkan sikap atau


perilaku yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tanpa melalui
pertimbangan dan pemikiran (secara spontan).Dalam menanamkan nilai-nilai
akhlak membutuhkan rangsangan yang tepat sehingga dapat terbentuk secara baik
dalam penerapan dan perkembangannya, dimana ada beberapa faktor baik internal
maupun eksternal yang berpengaruhdalam mendorong terbentuknya akhlak yang
baik, terutama akhlak terhadap diri sendiri.

2. Anak Tunagrahita
Istilah tunagrahita berasal dari bahasa sansekerta tuna yang artinya rugi,
kurang, dan grahita artinya berfikir.Tunagrahita dipakai sebagai istilah resmi di
Indonesia sejak dikeluarkan 1991.11
Sedangkan definisi tunagrahita secara luas, ada banyak pakar yang
memberikan pengertian. Tetapi dari sekian definisi tersebut, penulis
menganggapbahwa definisi yangdikemukakan olehAmericanAssociation Mental
Deficienci (AAMD) yang kemudian pada tahun 1992berubah namanya
menjadiAmerican Association of Mental Retardation(AAMR) sudah mampu
merangkum keseluruhan makna yaitu sebagaiberikut:12
“Mental retardation refers to substantial limitation in presentfunctioning by
significantly subaverage intellectual functioning, existing concurrently with
related limitations in two or more of the following applicable adative skill

8
areas: communication, self care, home living, social skill, community use,
self-direction, healt and safety, functional academics, leisure, and work.
Mental retardation manifest before age 18”
Maksud dari kutipan di atas bahwa mental retardasi merujuk
padaketerbatasan fungsi intelektual umum dan keterbatasan pada
keterampilanadaptif, keterampilan adaptif mencakup area komunikasi, merawat
diri,home living, keterampilan sosial, bermasyarakat, mengontrol diri,funcsional
akademik, waktu luang dan kerja. Ketunagrahitaan munculsebelum usia 18 tahun.
Sedangkan pendapat Bratarana dalam M. Effendi 13, menjelaskan
seseorang dikategorikan berkelainan mental subnormal atau tunagrahita, jika ia
memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya (dibawah normal),
sehingga untuk secara spesifik, termasuk dalam program pendidikannya.
Jadi, secara umum anak tunagrahita dapat diartikan sebagai anak yang
memiliki tingkat kecerdasan dibawah anak-anak normal yang sebaya sehingga
dalam pendidikanya memerlukan penanganan khusus.

9
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
JURNAL 1
Dari penelitian yang telah dilaksanakan dengan judul Implementasi nilai-
nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar di STIT Raden Wijaya
Mojokerto, berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti melalui dokumentasi,
observasi dan interview, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-
langkah Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar
di STIT Raden Wijaya Mojokerto adalah pertama lembaga membuat perencanaan
yang matang, kemudian diterapkan dengan pola pembiasaan. 2. Untuk
mendeskripsikan faktor pendukung dan pengahambat Implementasi nilai-nilai
Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto
terdiri dari faktor internal (yang terdiri dari keturunan, jenis kelamin, sifat fisik,
kepribadian, intelegensia dan bakat) dan eksternal (terdiri dari pendidikan, agama,
kebudayaan, lingkungan dan sosial ekonomi).

JURNAL 2

Pelaksanan penerapan nilai-nilai akhlak melalui pendidikan vokasional di


Barehsos Disgranda “Rharjo” Sragen diantaranya adalah bimbingan activity daily
living(ADL).Banyak metode yang digunakan dalam pelaksanaanya.Penggunaan
metode tersebut disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi yang
dihadapi.Penggunaan sarana dan prasarana yang menunjang, lengkap, mudah
dimengerti dan dapat mengantarkan anak pada keberhasilan berinteraksi
sosial.Tahap dalam mendidik berawal dari keteladanan guru/pembimbing, dan
kemauan dari anak untuk bisa menjadi lebih baik dan berhasil kehidupannya
kelak. Metode pembiasaan yang sering diulang-ulang akan memudahkan anak
untuk mengingat apa yang telah diajarkan pembimbing. Metode nasihat untuk
mengarahkan.Metode pengawasan baik secara langsung maupun tidak
langsung.Serta metode pemberian hadiah serta hukuman untuk meningkatkan
motivasi anak adalam pembentukan akhlak kepada diri sendiri.

Akhlak yang dibentuk adalah akhlak kepada diri sendiri bagi anak
tunagrahita yang berupa kemandirian hidup, tanggung jawab terhadap
kelangsungan hidupnya dengan berbekal keterampilan, disiplin dalam setiap
kegiatan, kerjasama, mampu berinteraksi sosial dengan lingkungan.

10

Anda mungkin juga menyukai