Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REVIEW

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PENDIDIKAN PANCASILA
DOSEN PENGAMPU :
Putri Sari Margaret Julianty Silaban, S.e, M.Si

Disusun oleh :

SOPATER NDRURU
6223311038
PJKR III H 2022

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi


Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Medan
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Syukur atas kehadirat Tuhan yang maha esa. Dengan rahmat nya sehingga tugas Critical Book
Review ini terlaksanakan dengan baik Critical Book Review ini disusun dalam rangka salah
satu tugas dari Ibu Dosen Pendidikan Pancasila Ibu Putri Sari Margaret Julianty Silaban, S.e,
M.Si

Dan harapan saya semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi tugas ini agar
menjadi lebih baik lagi.

Penulis menyadari bahwa kemampuan yang penulis miliki masih sangat terbatas dalam
menyusun modul ini, sehingga masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu dengan
kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan Critical
Book Review Harapan penulis semoga Critical Book Review ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Medan, 1 Oktober 2023

Sopater Ndruru

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Identitas Jurnal................................................................................................1
1.2 Penjelasan Terkait Jurnal Kedalam Mata Kuliah........................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4
2.1 Resume Jurnal..................................................................................................4
2.1.1 Jurnal Utama..........................................................................................4
2.1.2 Jurnal Perbanding ................................................................................5
BAB III HASIL PEMBAHASAN..................................................................................8
3.1 Latar Belakang Masalah yang Dikaji............................................................7
3.2 Permasalahan yang Dikaji..............................................................................7
3.3 Kajian Teori/Konsep yang Digunakan...........................................................7
3.4 Metode yang Digunakan................................................................................10
3.5 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Jurnal.....................................10
BAB IV PENUTUP........................................................................................................13
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
4.2 Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Identitas Jurnal


A. Jurnal Utama

Judul Artikel PRAKTIK BERGOTONG-ROYONG DALAM KEHIDUPAN


BERMASYARAKAT SEBAGAI PENGAMALAN NILAI-NILAI
PANCASILA
Jurnal Jurnal Kewarganegaran
Tahun 2022
Penulis Carolus Borromeus Mulyatno dan Yosafat
Volume Vol. 6 No. 2
ISSN P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam sebagai instrumen
pengumpulan data

B. Jurnal Pembanding

Judul Artikel PENANAMAN NILAI GOTONG-ROYONG SEBAGAI


PENGAMALAN SILA PANCASILA PADA PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR
Jurnal Journal of Social Knowledge Education (JSKE)
Tahun 2022
Penulis Ida Nurdinti dan Salimah
Volume Vol. 3, No. 1
ISSN P-ISSN : 2477-5673, E-ISSN : 2614-722X
Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui teknik pengumpulan data
seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi

1
1.2 Penjelasan Terkait Jurnal Kedalam Mata Kuliah
Jurnal tentang gotong royong memiliki relevansi yang kuat dengan mata kuliah
pendidikan Pancasila karena mereka saling melengkapi dalam konteks penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa poin relevansi tersebut:
 Nilai Solidaritas: Gotong royong merupakan praktik sosial yang mencerminkan nilai
solidaritas, yang merupakan salah satu nilai Pancasila. Melalui penelitian dalam jurnal
tersebut, siswa dapat memahami bagaimana solidaritas diimplementasikan dalam
masyarakat dan bagaimana hal ini sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
 Nilai Keadilan Sosial: Pancasila menekankan pentingnya keadilan sosial. Jurnal
tentang gotong royong dapat membantu siswa memahami bagaimana praktik-praktik
gotong royong dapat berkontribusi pada menciptakan masyarakat yang lebih adil,
yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
 Pendidikan Karakter: Pendidikan Pancasila sering kali menekankan pembentukan
karakter yang baik. Jurnal tentang gotong royong dapat menjadi studi kasus yang baik
untuk memahami bagaimana praktik gotong royong dapat membentuk karakter positif
dan mengembangkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin.
 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila: Jurnal tersebut dapat memberikan contoh konkret
tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Ini membantu siswa melihat hubungan langsung antara teori dan praktik dalam
konteks Pancasila.
 Pengembangan Kesadaran Sosial: Pembacaan jurnal tentang gotong royong dapat
membantu siswa mengembangkan kesadaran sosial mereka dan memahami
pentingnya berkontribusi pada masyarakat. Ini juga sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
yang mendorong partisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan politik.

Selain nilai-nilai Pancasila, ada beberapa prinsip penting yang sebaiknya ditanamkan
pada mahasiswa selama mereka mengikuti mata kuliah pendidikan Pancasila. Beberapa
prinsip tersebut meliputi:
 Kritis dan Analitis: Mahasiswa sebaiknya diajarkan untuk menjadi pembaca,
pemikir, dan pengambil keputusan yang kritis. Mereka harus mampu menganalisis
informasi, mencari sumber yang dapat dipercaya, dan membuat keputusan yang
berdasarkan bukti.
 Toleransi: Penting untuk mendidik mahasiswa tentang pentingnya toleransi
terhadap perbedaan pendapat, agama, budaya, dan latar belakang lainnya. Ini
mencerminkan nilai Bhinneka Tunggal Ika, yang merupakan salah satu moto
Pancasila.
 Kepemimpinan: Mahasiswa sebaiknya diajarkan untuk menjadi pemimpin yang
efektif dan beretika. Mereka harus memahami tanggung jawab mereka terhadap
masyarakat dan bangsa, serta bagaimana memimpin dengan integritas dan
keadilan.
 Kebersamaan: Prinsip gotong royong dan semangat kebersamaan sebaiknya
ditanamkan pada mahasiswa. Mereka harus memahami pentingnya bekerja sama
dalam tim, berkontribusi pada masyarakat, dan saling membantu.

2
 Etika: Mahasiswa harus memahami dan menerapkan etika yang kuat dalam semua
aspek kehidupan mereka, termasuk dalam studi, pekerjaan, dan interaksi sosial.
Etika yang baik mencerminkan nilai-nilai Pancasila seperti kejujuran, keadilan,
dan kesetaraan.
 Pengabdian Masyarakat: Mahasiswa sebaiknya diajarkan untuk memiliki
semangat pengabdian kepada masyarakat dan negara. Mereka dapat memahami
bahwa pendidikan mereka seharusnya tidak hanya untuk kepentingan pribadi,
tetapi juga untuk kemajuan bangsa dan masyarakat.
 Kreativitas dan Inovasi: Pendidikan Pancasila juga seharusnya merangsang
kreativitas dan inovasi. Mahasiswa harus diajarkan untuk mencari solusi kreatif
terhadap masalah sosial dan memajukan kemajuan teknologi dan pengetahuan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, mahasiswa akan lebih siap untuk menghadapi
tantangan yang ada dalam kehidupan pribadi, akademik, dan profesional mereka sambil tetap
setia pada nilai-nilai Pancasila dan menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Resume Jurnal


2.1.1 Jurnal Utama
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan menggunakan wawancara mendalam sebagai instrumen pengumpulan data. Penelitian
ini juga menggunakan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) sebagai
kerangka analisis data. Penelitian melibatkan empat orang responden yang dipilih
berdasarkan pengalaman keterlibatan aktif mereka dalam melestarikan tradisi gotong-royong
di lingkungan masyarakat. Wawancara dilakukan dengan fokus pada eksplorasi tiga data
penting, yaitu bentuk kegiatan gotong-royong, inisiator atau pemrakarsa kegiatan, dan nilai-
nilai Pancasila yang dihayati dalam kegiatan gotong-royong. Data diambil melalui
wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 29 sampai 31 Juli 2022.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik gotong-royong merupakan bentuk
pelestarian nilai-nilai Pancasila dan revitalisasi karakter bangsa Indonesia. Praktik ini
melibatkan semua elemen masyarakat dalam membangun hidup bersama yang harmonis,
bersaudara, dan damai. Praktik gotong-royong ini juga menjadi ruang bagi warga masyarakat
dengan latar belakang agama, kepercayaan, dan budaya yang berbeda untuk bersinergi dalam
membangun bangsa.
Dalam praktik gotong-royong, terdapat tiga bentuk yang dapat diklasifikasikan, yaitu gotong-
royong dalam pelaksanaan tanggung jawab dan kepentingan bersama sebagai warga
masyarakat, gotong-royong dalam saling membantu dalam mengerjakan lahan pertanian,
merenovasi rumah, dan menyiapkan serta melaksanakan hajatan, serta gotong-royong dalam
menolong tetangga yang sedang mengalami kesusahan. Praktik gotong-royong ini didorong
oleh para pemimpin lokal, tokoh masyarakat, anggota keluarga yang memiliki hajat, dan
spontanitas warga masyarakat. Nilai-nilai Pancasila yang diwujudkan dalam praktik gotong-
royong antara lain kerjasama, kepedulian, kerukunan, persaudaraan, belarasa, kesetiakawanan
sosial, kerelaan menolong, dan kesediaan berkorban.
Penelitian ini menekankan pentingnya melestarikan dan mempromosikan semangat gotong-
royong dalam masyarakat Indonesia, karena hal ini merupakan aspek fundamental dari
identitas Indonesia dan berkontribusi pada persatuan dalam kebhinekaan. Praktik gotong-
royong juga memiliki peran penting dalam membangun dialog, kerjasama, dan saling
menghormati, serta nilai-nilai agama dalam masyarakat Indonesia.
Dalam praktik gotong-royong, terdapat tiga bentuk yang dapat diklasifikasikan. Pertama, gotong-
royong dalam pelaksanaan tanggung jawab dan kepentingan bersama sebagai warga masyarakat.
Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan, mengatasi bencana
alam, dan memperbaiki infrastruktur masyarakat. Kedua, gotong-royong dalam saling membantu
dalam mengerjakan lahan pertanian, merenovasi rumah, dan menyiapkan serta melaksanakan

4
hajatan. Ketiga, gotong-royong dalam menolong tetangga yang sedang mengalami
kesusahan, seperti memberikan bantuan finansial atau tenaga dalam situasi darurat.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah praktik gotong-royong merupakan bentuk
pelestarian nilai-nilai Pancasila dan revitalisasi karakter bangsa Indonesia. Praktik ini
melibatkan semua elemen masyarakat dalam membangun hidup bersama yang harmonis,
bersaudara, dan damai. Praktik gotong-royong juga memiliki peran penting dalam
membangun dialog, kerjasama, dan saling menghormati, serta nilai-nilai agama dalam
masyarakat Indonesia. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi data tentang
praktik gotong- royong di berbagai wilayah Indonesia.

2.1.2 Jurnal Pembanding


METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Data diperoleh melalui teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di SDN 190/VIII Perintis dengan menggunakan
pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan peran guru dalam menanamkan nilai gotong
royong pada peserta didik dan pelaksanaan tindakan gotong royong di sekolah. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman, yang
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru didapatkan bahwa di sekolah tersebut
sudah dilakukan penanaman nilai gotong royong sebagai wujud dari pengamalan makna sila-
sila pancasila. Menurut narasumber dilakukannya penanaman nilai gotong royong ini
bertujuan agar peserta didik memiliki sikap kebersamaan dan toleransi yang tinggi jika
sedang berada di sekelompok manusia di lingkungan sekolah dan lingkungan rumahnya,
memiliki sikap rela berkorban, saling menghormati, dan menghargai adanya perbedaan ketika
melakukan suatu tindakan dengan tujuan agar dapat tercapainya suatu tujuan yang maksimal.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru, dapat disimpulkan bahwa
yang digunakan oleh guru dalam menanamkan nilai gotong royong ini yaitu dengan
mengadakan perlombaan lingkungan bersih dari setiap kelas. Upaya ini dilakukan dengan
tujuan agar peserta didik dapat menumbuhkan kebersamaan dan ketentraman dlam
melakukan suatu tindakan dan meningkatkan rasa persatuan dalam diri masing-masing
individu untuk bercampur menjadi satu kesatuan.
Dengan adanya makna dari sila-sila pancasila maka banyak pengamalan yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Hubungan dan kaitan antara pelaksanaan gotong royong dan makna
sila pancasila yaitu dengan pentingnya penanaman nilai gotong royong sebagi wujud
pengamalan dari sila-sila pancasila.Dengan hal ini pengamalan sila pancasila memberikan
manfaat, peranan, dan dampak yang sangat berpengaruh bagi terlaksananya kegiatan
kehidupan sehari- hari dengan tenang dan tentram. Sesungguhnya dalam membangun nilai
dan sikap untuk menjalankan gotong royong dengan penuh tanggung jawab dan kerja sama
ialah merupakan

5
suatu wujud dari sikap nasionalisme atau cinta tanah air yang direalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan sekolah dasar
Pancasila dengan nilai kegotong-royongannya dapat memberikan sumbangan yang
dapat dijadikan sebagai nilai dan pilar utama bagi mekarnya nasionalisme dan ketahanan
nasional di Indonesia. Pada hakikatnya ilmu pengetahuan terdiri atas dua hal, yaitu
pengetahuan yang mengembangkan akal manusia, sehingga ia dapat menentukan suatu
tindakan tertentu dan pengetahuan mengenai perbuatan itu sendiri. Dengan demikian
penanaman nilai karakter gotong royong sebagai pengamalan nilai sila-sila pancasila dapat
mencerminkan tindakan saling menghargai, tumbuh semangat kerja sama dan bahu membahu
dalam menyelesaikan sesuatu demi keutuhan dan ketahanan di lingkungan sehari hari.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
penanaman nilai gotong royong sebagai pengamalan makna sila-sila pancasila telah dilakukan
oleh guru di sekolah dasar. Dalam penanaman nilai gotong royong ini upaya yang digunakan
oleh guru yaitu dengan mengadakan perlombaan lingkungan bersih dari setiap kelas.
Penanaman ini dilakukan dengan tujuan agar peserta didik dalam membersihkan lingkungan
dengan teman sekelasnya dapat memiliki jiwa yang selalu mau menerima adanya
keberagaman dan kebersamaan dari berbagai perbedaan yang ada di lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah.

6
BAB III
HASIL PEMBAHASAN

3.1 Latar Belakang Masalah yang Dikaji


Latar belakang masalah dalam jurnal ini mengenai gotong royong sebagai
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila adalah sangat
relevan. Pendidikan Pancasila memegang peran sentral dalam membentuk karakter dan
identitas warga negara Indonesia, dengan tujuan untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar
dalam kehidupan bermasyarakat. Gotong royong, sebagai salah satu nilai Pancasila, memiliki
makna mendalam dalam budaya Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk
mendalaminya dan mengungkap bagaimana gotong royong diwujudkan dalam praktek sehari-
hari. Melalui analisis ini, diharapkan dapat lebih memahami peran gotong royong dalam
membangun solidaritas sosial, membantu sesama, dan menciptakan rasa kebersamaan dalam
masyarakat.
Kesimpulannya, penelitian ini akan memberikan kontribusi penting dalam memahami
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam praktek gotong royong di Indonesia. Dengan
memahami latar belakang ini, penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih
dalam tentang pentingnya gotong royong dalam mencapai tujuan Pendidikan Pancasila dan
bagaimana nilai-nilai Pancasila tercermin dalam praktik gotong royong sehari-hari.

3.2 Permasalahan yang Dikaji


Permasalahan yang dikaji dalam jurnal ini adalah bagaimana implementasi nilai-nilai
Pancasila, khususnya nilai gotong royong, tercermin dalam praktek sehari-hari masyarakat
Indonesia. Dalam konteks mata kuliah Pendidikan Pancasila, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi hambatan, tantangan, dan aspek-aspek yang mendukung dalam mewujudkan
nilai gotong royong dalam kehidupan sosial, budaya, dan keseharian masyarakat.

3.3 Kajian Teori/Konsep yang Digunakan


A. Jurnal Utama
Dalam penelitian ini, digunakan beberapa kajian teori yang relevan. Pertama,
digunakan konsep gotong-royong sebagai praktik sosial dalam masyarakat Indonesia. Konsep
ini mengacu pada semangat kebersamaan, saling membantu, dan saling berbagi dalam
membangun kehidupan bersama yang harmonis. Gotong-royong juga merupakan salah satu
nilai yang terkandung dalam Pancasila, yaitu nilai kerjasama dan kesetiakawanan sosial.
Selain itu, digunakan juga konsep nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filosofis dalam praktik
gotong-royong. Nilai-nilai Pancasila, seperti persatuan, keadilan sosial, dan kerukunan,
menjadi landasan dalam membangun hubungan sosial yang harmonis dan saling
menghormati dalam masyarakat Indonesia.
Dalam analisis data, digunakan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA)
sebagai kerangka analisis. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami dan
7
menginterpretasikan pengalaman dan makna yang terkandung dalam praktik gotong-royong
dari sudut pandang individu yang terlibat. Dengan menggunakan kajian teori ini, penelitian
ini dapat menganalisis dan memahami secara mendalam praktik gotong-royong dalam
konteks pelestarian nilai-nilai Pancasila dan revitalisasi karakter bangsa Indonesia.
 Endro, G. (2016). Tinjauan Filosofis Praktik Gotong Royong. Respon: Jurnal Etika
Sosial, 21(1), 89-112.
 Dewantara, A. W. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini. Yogyakarta:
Kanisius.
 Widisuseno, I. (2014). Azas Filosofis Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara.
Humanika, 20(2), 62-66.
 Smith, J. A., Flower, P., & Larkin, M. (2009). Interpretative phenomenological
analysis:

B. Jurnal Pembanding
Dalam penelitian ini, kajian teorinya berfokus pada nilai gotong royong dan
pengamalan sila Pancasila dalam konteks pendidikan di sekolah dasar. Nilai gotong royong
merupakan salah satu nilai yang penting dalam budaya Indonesia, yang mengajarkan tentang
kerjasama, saling membantu, dan kebersamaan dalam menjalankan tugas dan kegiatan
bersama.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosial-konstruktivisme. Teori ini
mengemukakan bahwa individu belajar melalui interaksi sosial dan konstruksi bersama
dengan orang lain. Dalam konteks penelitian ini, peserta didik belajar dan menginternalisasi
nilai gotong royong melalui interaksi dengan guru dan teman sebaya dalam kegiatan gotong
royong di sekolah. Selain itu, penelitian ini juga mengacu pada teori pendidikan karakter.
Teori ini menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk sikap, nilai, dan
perilaku positif pada peserta didik. Dalam penelitian ini, pendidikan karakter dilakukan
melalui penanaman nilai gotong royong, yang bertujuan untuk mengembangkan sikap
kebersamaan, toleransi, dan saling menghormati pada peserta didik.
Selain itu, penelitian ini juga mengaitkan penanaman nilai gotong royong dengan pengamalan
sila Pancasila. Sila Pancasila yang relevan dalam konteks penelitian ini adalah sila ke-3
"Persatuan Indonesia". Penelitian ini menggambarkan bagaimana penanaman nilai gotong
royong di sekolah merupakan pengamalan sila Pancasila, karena nilai gotong royong
merupakan landasan dalam mencapai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan menggunakan kajian teori ini, penelitian ini dapat menjelaskan
pentingnya penanaman nilai gotong royong dalam pendidikan karakter peserta didik di
sekolah dasar, serta menghubungkannya dengan pengamalan sila Pancasila sebagai landasan
dalam mencapai persatuan dan kesat.

8
3.4 Metode yang Digunakan
A. Jurnal Utama
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam sebagai instrumen
pengumpulan data. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan Interpretative
Phenomenological Analysis (IPA) sebagai kerangka analisis data.
B. Jurnal Pembanding
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui teknik pengumpulan data seperti
wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3.5 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


A. Jurnal Utama
Kelebihan
Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara mendalam, yang
memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang kaya dan mendalam tentang
praktik gotong- royong dalam masyarakat. Penelitian ini melibatkan responden dari
berbagai kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga dapat memberikan
gambaran yang lebih representatif tentang praktik gotong-royong di wilayah tersebut.
Pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) digunakan dalam analisis
data, yang memungkinkan peneliti untuk memahami dan menginterpretasikan
pengalaman dan makna yang terkandung dalam praktik gotong-royong.
Kekurangan
Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini terbatas, yaitu hanya empat
responden. Hal ini dapat mempengaruhi generalisabilitas hasil penelitian.
Penelitian ini hanya dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga hasilnya
mungkin tidak dapat secara langsung diterapkan pada masyarakat di wilayah lain di
Indonesia.
Tidak ada penjelasan yang cukup mendalam tentang kajian teori yang digunakan
dalam penelitian ini. Informasi tentang teori dan konsep yang digunakan dalam
analisis data dapat lebih dikembangkan untuk memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif.

9
B. Jurnal Pembanding
Kelebihan
Keakuratan dan keandalan informasi: Jurnal ilmiah biasanya melalui proses peer
review yang ketat, di mana artikel-artikelnya diperiksa oleh para ahli dalam bidang
yang relevan. Hal ini memastikan bahwa informasi yang disajikan dalam jurnal
tersebut akurat dan dapat diandalkan.
Sumber informasi yang terpercaya: Jurnal ilmiah sering kali dianggap sebagai sumber
informasi yang terpercaya dan dihormati dalam dunia akademik. Artikel-artikel dalam
jurnal tersebut telah melalui proses seleksi dan evaluasi yang ketat sebelum
diterbitkan.
Update dengan penelitian terbaru: Jurnal ilmiah sering kali menerbitkan penelitian-
penelitian terbaru dan temuan-temuan terkini dalam bidang tertentu. Hal ini
memungkinkan pembaca untuk tetap terkini dengan perkembangan terbaru dalam
bidang yang diminati.
Kekurangan
Akses terbatas: Beberapa jurnal ilmiah hanya dapat diakses oleh pelanggan atau
institusi tertentu yang berlangganan. Hal ini dapat membatasi akses bagi pembaca
yang tidak memiliki akses ke jurnal tersebut.
Biaya tinggi: Beberapa jurnal ilmiah mengenakan biaya tinggi untuk mengakses
artikel- artikelnya. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi pembaca yang tidak mampu
membayar biaya tersebut.
Keterbatasan ruang: Artikel dalam jurnal sering kali memiliki batasan ruang yang
ketat, sehingga penulis harus memadatkan informasi mereka dalam jumlah kata yang
terbatas. Hal ini dapat mengurangi kedalaman dan rincian informasi yang dapat
disajikan dalam arti

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
"Praktik Gotong Royong sebagai Implementasi Nilai-Nilai Pancasila," telah
diungkapkan sejumlah aspek penting yang berkaitan dengan peran gotong royong dalam
mewujudkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Penelitian ini menyoroti pentingnya
kolaborasi dan partisipasi aktif dalam membangun harmoni sosial, yang merupakan salah satu
pilar utama Pancasila. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa praktik gotong royong
mampu memperkuat nilai-nilai demokrasi, persatuan, dan keadilan sosial yang ada dalam
Pancasila. Selain itu, gotong royong juga menjadi wujud konkret dari semangat gotong
royong yang menjadi nilai dasar dalam budaya Indonesia. Oleh karena itu, makalah ini
memperkuat pemahaman tentang pentingnya gotong royong sebagai implementasi nilai-nilai
Pancasila yang berperan dalam membangun masyarakat yang lebih bersatu, adil, dan
demokratis.
Dalam konteks kesimpulan lainnya, dapat dinyatakan bahwa makalah ini berhasil
membuktikan bahwa praktik gotong royong adalah salah satu cara efektif untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Praktik gotong royong
membantu mengatasi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan budaya yang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia. Dengan melibatkan masyarakat dalam aksi gotong royong, kita dapat
menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, adil, dan harmonis, sejalan dengan prinsip-
prinsip yang terdapat dalam Pancasila. Dalam era modern ini, praktik gotong royong tetap
relevan dan perlu ditingkatkan agar Pancasila dapat terus menjadi landasan moral dan etika
bagi bangsa Indonesia dalam membangun masa depan yang lebih baik.
4.2 Saran
1. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Penting untuk terus mengedukasi masyarakat tentang
nilai-nilai Pancasila dan peran penting gotong royong dalam mewujudkannya. Ini dapat
dilakukan melalui program-program pendidikan, seminar, dan kampanye sosial.
2. Penguatan Praktik Gotong Royong: Dukung inisiatif gotong royong di berbagai tingkatan,
termasuk di lingkungan lokal, sekolah, dan komunitas. Penguatan praktik gotong royong
akan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam tindakan nyata.
3. Peran Pemerintah: Pemerintah juga memiliki peran kunci dalam mempromosikan gotong
royong. Mereka dapat memberikan insentif, sumber daya, dan dukungan kebijakan yang
diperlukan untuk mendorong praktik gotong royong.
4. Pengembangan Etika Kerja: Gotong royong dapat diterapkan dalam dunia kerja dengan
mendorong etika kerja yang kuat, seperti saling membantu sesama kolega dan berpartisipasi
dalam kegiatan sosial bersama.
5. Penelitian dan Evaluasi: Teruskan penelitian yang mendalam tentang dampak praktik
gotong royong terhadap masyarakat dan bagaimana hal ini berkaitan dengan nilai-nilai
Pancasila. Evaluasi secara rutin dapat membantu mengukur efektivitas implementasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=praktik+gotong+royong+dalam
+kehidupan+bermasyarakat&btnG=#d=gs_qabs&t=1693737459445&u=%23p%3Dne
9rYsufDYEJ
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penanaman+nilai+gotong+royo
ng+sebagai+pengamalan+sila+pancasila&btnG=#d=gs_qabs&t=1693737499528&u=
%23p%3DJK6v7kv9FysJ
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=implementasi+gotong+royong
+dalam+program+penyediaan+air+bersih&btnG=#d=gs_qabs&t=1693737530835&u
=%23p%3DNd1ce7837QUJ

12

Anda mungkin juga menyukai