Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH”.
Tidak lupa juga ungkapan banyak terimakasih atas bantuan pihak panitia
PPG LPTK Universitas Negeri Medan dan Dosen Pembimbing, Kepala
Sekolah SDN 18 Sitiung ( ibu Yulli Masni), teman PPG Dalam Jabatan
lainnya serta keluarga yang senantiasa memberikan dukungan serta
semangatnya.
Dan harapan penulis semoga dengan Tugas Laporan ini dapat
menberikan pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca tentang
kegiatan PGP ( Pendidikan Guru Penggerak ) yang telah penulis ikuti
sampai selesai dan tugas ini adalah bentuk laporan penulis dalam
mengikuti rangkaian kegiatan PPG Dalam Jabatan di Universitas Negeri
Medan. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam laporan ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan
agar menjadi pembelajaran dan perbaikan bagi penulis. semoga laporan ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para
pembaca.
Dharmasraya, 02 Oktober 2023
Penulis,

Yurika Rahmi, S.Pd

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
RINGKASAN..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar belakang kegiatan yang telah dilakukan....................................1
1.2 Tujuan kegiatan...................................................................................2
1.3 Manfaat Kegiatan................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................4
2.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional-Ki Hajar Dewantara..................4
2.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak.................................................5
2.3 Visi Guru Penggrak..............................................................................6
2.4 Budaya Positif.....................................................................................6
BAB III. PENUTUP....................................................................................9
3. 1 Refleksi...............................................................................................9

3. 2 Tindak Lanjut......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11
LAMPIRAN.................................................................................................12
Lampiran dokumen terkait kegiatan yang di laporkan...........................................12

ii
RINGKASAN

Guru Penggerak merupakan bagian dari proses reformasi


pendidikan ke arah perubahan yang lebih baik dan memiliki peran yang
fundamental dalam implementasi merdeka belajar. Untuk menjadi Guru
Penggerak, guru harus lulus seleksi Mengikuti Pendidikan sampai
dinyatakan lulus dan mendapat sertifikat Guru Penggerak.
Dalam hal ini rangkaian kegiatan Pendidikan Guru Penggerak,
meliputi pelatihan daring, menggunakan system LMS dengan alur
MERDEKA yang merupakan singkatan dari mulai dari diri, eksplorasi
konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi konstektual, elaborasi pemahaman,
koneksi antar materi dan aksi nyata. Selanjutnya Loka karya dan
pendampingan individu yang didampingi oleh pengajar praktik selama 6
bulan. Adapun modul yang dipelajari adalah Filosofi Pendidikan KHD,
Nilai-nilai Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak dan Budaya Positif.
Diharapkan model pembelajaran yang berbasis pengalaman seperti ini
dapat mewujudkan guru dan murid merdeka yang menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Didalam pembelajaran Guru Penggerak terdapat Filosofi
pendidikan oleh KHD adalah “Ing ngarso sung tulodo, Ing Madya mangun
karso, Tut wuri handayani. Nilai yang harus dimiiki oleh guru penggerak,
yaitu berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif.
Berpihak pada murid yaitu guru dalam melakukan pembelajaran harus
berpihak pada murid, desain atau rancangan pembelajaran diharapkan
sesuai dengan kebutuhan murid. Guru Penggerak memiliki kemampuan
untuk mengarahkan perubahan baik perubahan dikelas ataupun disekolah
dengan Inkuiri Apresiatif (IA). pendekatan manajemen perubahan yang
kolaboratif dan berbasis kekuatan, proses inkuiri pada BAGJA . Budaya
Positif di sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan di sekolah
yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi
yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab yang di bentuk dalam

ii
jangka waktu yang lama. Program Guru Penggerak ini nanti nya akan
menciptakan guru yang dapat mengembangkan diri dan guru lain,
berkolaborasi dengan orangtua dan komunitas dalam mengembangkan visi
sekolah.

ii
CHAPTER 1

A. BACKGROUND

Pendidikan di indonesia sampai saat ini tidak terlepas dari Bapak


Pendidikan kita yaitu Kihajar Dewantara. Pada zaman dahulu tidak semua
rakyat indonesia menyentuh jenjang pendidikan. Padahal Pendidikan salah
satu kebutuhan yang sangat penting bagi individu untuk membentuk
karakter suatu bangsa, pendidikan juga salah satu bekal terpenting dimasa
depan. Pendidikan mengarahkan kepada pengembangan kepribadian
seseorang. Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku Ahmad Tafsir
“Pendidikan atau mendidik tidak sama dengan mengajar”. Adapun arti
mendidik itu adalah bertujuan mengembangkan aspek kepribadian
terutama dalam membentuk karakter kepribadian . Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dunia pendidikan di indonesia saat ini terus berkembang Salah
satu program Pendidikan yang di luncurkan oleh Bapak Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia saat ini yaitu Bapak Nadim
Makarin yaitu Guru Penggerak. Beliau menerbitkan surat edaran no 1
tahun 2020 tentang kebijakan Merdeka Belajar dengan konsep Kebebasan
Belajar. Guru Penggerak diharuskan lulus seleksi yang telah di tetapkan
sehingga dapat melanjutkan pemberlajaran dengan mengikuti program-
program yang telah di tentukan dari awal hingga selesai dan mendapat
sertifikat Guru Penggerak. Dengan adanya Guru Penggerak akan
menciptakan guru yang dapat mengembangkan diri dan guru lain serta
berbagi dan berkolaborasi secara mandiri. Guru penggerak Memiliki
kematangan moral, emosi serta spiritual untuk berprilaku sesuai etika.

ii
Dapat merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi
pembelajaran yang berpusat pada murid dan melibatkan peran orangtua.
Berkolaborasi dengan orangtua dan komunitas dalam mengembangkan
dan memimpin sebagai upaya mewujudkan visi dan misi sekolah yang
berpihak pada murid.
Dalam kegiatan pendidikan guru penggerak penulis sudah
melakukan berbagai kegiatan yang tentu menjalan tujuan pendidikan
sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD) dengan selalu
memperhatikan tumbuh kembang murid menjadikan murid satu-satunya
tujuan utama dalam pendidikan karakter menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan berpihak kepada murid. Penulis juga menjalankan nilai
sebagai guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan
pembelajaran yang berpihak kepada murid dan menjalankan peran sebagai
guru yang bisa bedampak kepada guru maupun sekolah. Menyusun visi
yang menjadi tujuan dalam menjalankan tujuan pendidikan yang nantinya
bisa diterapkan disekolah dan tentu penulis sudah menerapkan merdeka
belajar yang di dalamnya terdapat budaya positif.

B. PURPOSE ACTIVITY

Tujuan kegiatan dalam program aksi nyata yang saya lakukan


disekolah selama mengikuti program guru penggerak antara lain sebagai
berikut:

1. Mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas peningkatan


kompetensi pembelajaran
2. Mampu menciptakan pembelajaran yang berfokus pada murid
(student centred learning)
3. Guru dapat memanfaatkan teknologi sebagai media belajar yang
relevan

4. Guru dapat memotivasi peserta didik menjadikan mereka murid


yang berantusias dan semangat dalam belajar

ii
C. ADVANTAGES ACTIVITY

1. Meningkatkan kemampuan sebagai pemimpin pendidikan yang


berpihak pada peserta didik.
2. Menguasai visi murid impian dimasa depan yang di susun
berdasarkan Inquiri Apresiatif (IA) dalam kanvas BAGJA .
3. Menciptakan budaya positif di sekolah yang membentuk karakter
murid sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila serta dapat
menciptakan lingkungan belajar yang tenang dan nyaman bagi
peserta didik.
4. Mampu mengajak kolaborasi/ menggerakan seluruh warga sekolah
(Kepala sekolah, rekan sejawat, tenaga kependidikan, orangtua
siswa/komite) dll.
5. Mendapatkan komunitas belajar baru dan dapat berkolaborasi
dengan guru-guru disetiap jenjang dan daerah.

ii
CHAPTER II

DISCUSSION
Pada proses pembelajaran Guru Penggerak yang telah saya
selesaikan ada beberapa materi yang di pelajari di antara nya adalah : 1.
Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional – Kihajar Dewantara 2. Nilai-Nilai
dan Peran Guru Penggerak 3. Visi Guru Penggerak 4. Budaya Positif.

Dimana dalam proses pembelajaran yang di lakukan mengikuti


Alur Belajar yang dikenal dengan Alur MERDEKA. Disetiap alur ini akan
diperdalam lagi materi yang akan di pelajari yang membuat saya lebih
aktif dan paham akan materi yang sedang di pelajari. Yang mana proses
pembelajaran yang dilakukan dengan Daring. Saya melaksanakan
pembelajaran dan mengerjakan tugas di Guru Penggerak ini dengan
Learning Managemen System ( LMS). Adapun materi yang di pelajari
yaitu :
2.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional – Kihajar
Dewantara

Sebagai seorang guru terkadang pembelajaran di kelas hanya


memusatkan pada guru itu sendiri (teacher centre), siswa dibebani dengan
tuntutan tugas sehingga mereka merasa tertekan, dengan pembelajaran
yang tidak sesuai dengan kodratnya. Menurut Ki Hajar Dewantara dalam
filosofi pendidikan. Tempat persebaran benih-benih kebudayaan pada
masyarakat adalah Pendidikan. Tujuan pendidikan yaitu menuntun segala
kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat menggapai kebahagiaan dan
keselamatan setinggi-tingginya baik sebagai manusia atau anggota
masyarakat. Tentu penulis memberikan pembelajaran yang sesuai dengan
kodrat alam atau minat bakat Peserta didik dengan tidak membeda-
bedakan setiap murid karena setiap murid sudah memiliki potensi masing-
masing, tugas guru tentu hanya menuntun dan merubah sikap peserta didik
sesuai dengan budaya bangsa.
Guru adalah pembimbing bagi peserta didiknya agar mereka menjadi

ii
manusia yang bermanfaat untuk lingkungannya, maka dari itu perlu
adanya ide-ide atau gagasan yang dapat menciptakan suasana dikelas
menyenangkan berpusat pada murid (student center learning). Konsep ini
tertuang pada merdeka belajar dengan pendekatan Tarl (Teaching at The
right Level) dimana guru menyesuaikan capaian tingkat kemampuan
peserta didik bukan pada kelasnya. Dengan cara itu guru dapat dengan
mudah melihat potensi yang ada pada murid, sesuai latar belakang serta
minat dan bakatnya.
2.2 Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

Nilai guru pengerak yang harus di kembangkan adalah mandiri,


reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak kepada murid. Salah satu
contoh nilai Guru penggerak yang penulis terapkan disekolah sebagai aksi
nyata yaitu berpihak pada murid, inovatif, kolaboratif, reflektif, dan
mandiri. pada saat program Gerakan Literasi Sekolah dalam bimbingan
kegiatan literasi peserta didik di bebaskan untuk memilih jenis-jenis
review dari buku yang mereka baca dan sukai seperti jenis review
infografis, sinopsis, puisi, dll disesuaikan dengan potensi dan minat dari
peserta didik, selain itu kegiatan literasi dapat membangun kebiasaan
membaca yang memacu daya nalar peserta didik, menyaring segala jenis
informasi yang ada menjadi sumber ilmu dan dapat di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
7 kegiatan yang penulis anggap sebagai contoh peran Guru
Penggerak :
a. Mandiri (mampu memecahkan masalah, membuat keputusan
serta selalu mencari pengalaman baru dalam pengembangan diri, b.
Senantiasa menuntun dan membimbing peserta didik,agar tercipta
karakter-karakter yang berakhak mulia dan berbudi luhur, c. Selalu
mendorong dan memotivasi peserta didik, d. berinovasi dalam
mewujudkan pengembangan sekolah, f. Selalu berkoordinasi dan
berkolaborasi dengan pimpinan (kepala sekolah), teman sejawat, serta
semua pihak yang terlibat baik dalam pembelajaran dikelas atau dalam

ii
pengembangan sekolah (kurikulum), e. Menciptakan pembelajaran yang
berpihak pada murid (student centered learning) dan mengembangkan
pembelajaran berdiferensiasi (menggunakan metode pembelajaran yang
disesuaikan dengan karakter anak), f. mengevaluasi dan merefleksi setiap
kegiatan
2.3 Visi Guru Penggerak
sebagai pemimpin pembelajaran kita memerlukan sebuah visi yang
jelas menggambarkan seperti apa layanan dan lingkungan pembelajaran
yang perlu kita berikan pada murid kita. Keyakinan kita atas visi itulah
yang akan terus membuat kita terpacu untuk melakukan peningkatan
kualitas diri serta menguatkan kolaborasi di lingkungan sekolah sehingga
menjadi upaya perbaikan yang berkesinambungan. Visi adalah rangkaian
kata yang memuat cita-cita, tujuan, impian dan nilai dimasa depan,
sedangkan visi pendidikan akan terwujud apabila seorang guru memiliki
nilai dan peran guru penggerak. Di dalam perumusan visi langkah-langkah
yang diambil harus konkret, terstuktur, dan sitematis. Setelah
menyelesaikan modul pembelajaran 1.3 agar visi tersebut terwujud
hendaklah melakukan banyak komunikasi serta kolaborasi baik dengan
kepala sekolah, teman sejawat, siswa serta berbagai pemangku
kepentingan sekolah. Dari sinilah penulis mencoba membuat visi guru
penggerak yaitu mewujudkan peserta didik yang berkarakter profil pelajar
pancasila dan berteknologi digital.
2.4 Budaya Positif
Sebagai guru kita harus memahami konteks budaya positif yaitu
merubah paradigma untuk mendisiplinkan siswa, dimana setelah
mempelajari modul ini penulis jadi mengetahui bahwa guru tidak bisa
mengontrol murid tetapi murid harus diberi motivasi sesuai dengan
kebutuhannya kita harus mengetahui sejauh mana kebutuhan murid dalam
pembelajaran yang tertera sebagai kebutuhan dasar manusia, jika seorang
siswa melakukan kesalahan yakinlah bahwa mereka memiliki tujuan
tertentu guru harus membimbing. Menurut Deal dan Peterson (1999)

ii
mendefinisikan budaya sekolah sebagai berbagai tradisi dan kebiasaan
keseharian yang dibangun dalam jangka waktu yang lama oleh guru,
murid, orangtua, dan staff administrasi yang bekerjasama dalam
menghadapi berbagai krisis dan pencapaian, contoh budaya sekolah yang
sudah berjalan sudah berjalan dengan baik adalah budaya senyum, salam
dan sapa.
Menurut Nelsen (2021) berikut adalah cara kita merespon
kesalahan agar menjadi pembelajaran yang baik bagi anak adalah :
- Merespon kesalahan dengan kasih sayang dan kebaikan dibanding
menyalahkan, menuduh dan memarahi.
- Berikan pertanyaan yang bisa menimbulkan diskusi tentang
konsekuansi yang mungkin terjadi dan tindakannya.
- Melihat kesempatan terjadinya kesalahan untuk didiskusikan bersama
anak atau dengan teman-teman lain.
Dalam aksi nyata penulis menerapkan disiplin positif di kelas memalui
kesepakatan kelas yang secara langsung disepakati oleh semua murid, dengan
begitu kelas akan menjadi nyaman karena melalui kesepakatan tersebut mereka
akan bertanggung jawab atas kesepakatan yang telah disepakati. untuk
menerapkan kesepakatan kelas yang nantinya akan menjadi budaya positif
disekolah. Dalam penerapan budaya positif tentu tidak mudah guru sebagai posisi
kontrol harus selalu mengingatkan kepada murid tentang hal-hal yang sudah
menjadi kesepakatan bersama. Kesepakatan kelas ini menjadi cikal bakal budaya
positif di sekolah yang bisa membawa sifat positf pada komunitas sekolah

ii
BAB III
PENUTUP
3.1. REFLEKSI
Pada modul 1.1 Filosofi Pendidikan Nasional Menurut Ki Hajar
Dewantara, seorang guru di ibaratkan seorang petani yang hanya
membantu tumbuh kembang sesuai dengan kodrat yang dibawa sejak lahir.
Oleh karena itu penulis memahami bahwa pembelajaran akan
menyenagkan jika di sesuaikan dengan kebutuhan murid, daerah tempat
tinggal murid, dan perkembangan zaman serta karakter murid yang
sejatinya menyukai permaianan.

Pada modul 1.2 nilai dan peran guru penggerak penulis selalu
mencoba memotivasi diri untuk membuat perubahan kearah yang lebih
baik demi menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid dan
menjadi pembelajar sepanjang hayat. Membuat komunitas belajar di
sekolah maupun di luar sekolah yang memberikan dampak baik pada
pendidikan. Saling berbagi praktek baik yang sudah di lakukan supaya
memberi motivasi guru yang lain untuk belajar bersama dan berbagi.

Pada modul 1.3 disini penulis membuat visi yang merujuk ada
profil pelajar pancasila karena dengan visi tersebut pendidikan indonesia
akan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan sesuai dengan filosifi
Ki Hajar Dewantara (KHD). Dari visi tersebut penulis selalu berusaha
menjalankan apa yang menjadi visi dengan berkolaborasi dengan seluruh
elemen sekolah baik kepala sekolah, guru, wali murid, murid dan
stikholder sekolah.

Pada modul 1.4 budaya positif penulis sudah menjalankan budaya


positif di mulai dengan kesepakatan kelas dan di ikuti oleh seluruh kelas di
SMP N 1 Sitiung, kebetulan sekolah kami sekarang menjadi sekolah
penggerak angkatan 2 tentu semakin mudah bagi penulis untuk merubah
paradikma guru dalam menjalankan budaya positif. Tentu budaya positif

ii
ini butuh proses yang panjang dan berjenjang maka dari itu kami selalu
memotifasi guru untuk selalu merefleksikan dari hasil kesepakatan-
kesepakantan yang sudah di sepakati dan menyesuaikan kebutuhan.

3.2 Tindak Lanjut

Setiap program yang telah selesai dilaksanakan membutuhkan


rencana tindak lanjut (RTL). Hal ini tentu merupakan jaminan bahwa aksi
nyata tidak berhenti atau tetap berlanjut sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan, juga sebagai acuan untuk memperbaiki hal-hal yang di rasa
belum di laksanakan secara sempurna. Dalam menyusun RTL penulis
membutuhkan persiapan yang matang serta kerjasama dari semua pihak
temasuk kepala sekolah, rekan guru, dan siswa.
Berdasarkah hal – hal di atas berikut beberapa RTL setelah
mengikuti kegiatan Guru Penggerak :
1. Melakukan refleksi setelah mengikuti rangkaian kegiatan Guru
Penggerak
2. Mengembangkan potensi diri, mengikuti pelatihan-pelatihan
untuk meningkatkan kompetensi diri baik melalui komunitas
belajar ataupun pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh
kemdikbud dan yang ada di aplikasi Merdeka Mengajar.
3. Membentuk dan mengaktifkan kegiatan komunitas praktisi yang
ada di sekolah. Komunitas praktisi ini dibentuk sebagai wadah
untuk berbagi pengetahuan serta sebagai wadah untuk
mengembangkan bakat untuk guru di sekolah
4. Menata ulang program sekolah dan membuat program yang
lebih bermakna serta berkesinambungan
5. Mengembangkan budaya positif dalam bentuk kesepakatan kelas
yang lebih relevan dan sesuai dengan keadaan.
6. Bekerjasama dengan wali murid dan lingkungan masyarakat
untuk meningkatkan program-proram sekolah karena
keterlibatan wali murid dan masyarakat sangat penting dalam

ii
pelaksanaan program sekolah
Demikian itu adalah uraian RTL yang telah dilaksanakan dan terus
dilakukan perbaikan untuk menyempurnakan dampak positif untuk siswa
dan juga warga sekolah. Kegiatan RTL tersebut juga tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak termasuk kepala sekolah, guru, siswa orang tua
siswa, tokoh masyarakat dan juga warga sekitar.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Pendidikan Guru Penggerak untuk Calon Guru


Penggerak. (2020). Jakarta: Indonesia.

Buku Pegangan Pendidikan Guru Penggerak untuk Fasilitator Calon


Guru Penggerak. (2020). Jakarta: Indonesia.

Dharma, Aditya. 2020. Modul 1.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Jakarta

: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidik


Dharma, Aditya. 2020. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Jakarta :
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidik

Kemendikbud. (2020). Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Diakses


pada 30 Mei 2023, dari https://lms23- gp.simpkb.id/course/view.php?
id=153&sectionid=34819

Kemendikbud. (2020). Visi Guru Penggerak. Diakses pada 30 Mei 2023, dari
https://lms23-gp.simpkb.id/course/view.php?id=153&sectionid=34828

Petrus R, Simon. 2020. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional.


Jakarta: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Pendidik.

1
LAMPIRAN

https://youtu.be/mSTiRmkR5Mg?si=p7hv4WzGuH6bNEiO

https://youtu.be/tsfArvHDDBM?si=QDpIVbx_gTW5Q1VP

Anda mungkin juga menyukai