Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROFESI PENDIDIKAN

“ESENSI KOPETENSI DAN PRINSIP PRINSIP PENINGKATAN KOPETENSI

GURU PROFESIONAL”

Disusun Oleh :

Rintal Fauzi 1920070

Ana Nelda Putri 1920068

Rahma Yora 1820062

Oxilvi Ayanis 1920047

DOSEN PEMBIMBING:

Razali,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS ADZKIA
PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat, Taufik
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kelompok 3 dengan judul
“ESENSI KOPETENSI DAN PRINSIP PRINSIP PENINGKATAN KOPETENSI
GURU PROFESIONAL”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi kependidikan. Dengan
adanya makalah ini penulis berharapan agar pembaca mendapatkan ilmu yang bermanfaat
serta membuka wawasan pembaca tentang profesi kependidikan itu sendiri.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita khususnya kami selaku
penulis. Kami sadar dalam makalah ini masih banyak kekurangan dalam hal isi maupun
penulisan.Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk penyusunan makalah ke
depannya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Padang 10 Agustus 2022

penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang..............................................................................................I
2. Rumusan Masalah.........................................................................................I
3. Tujuan...........................................................................................................I
BAB II PEMBAHASAN
1. Prinsip peningkatan kopetensi guru............................................................... 6
2. Guru sebagai sebuah profesi ......................................................................... 6
BAB III PENUTUP
1. Simpulan...................................................................................................... 8
2. Saran............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola
struktur, dan isi kurikulum, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang
mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya,
sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal.
Seseorang dikatakan kompeten dibidang tertentu ketika seseorang tersebut mampu
menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang
bersangkutan. Istilah kompetensi berasal dari bahasa Inggris yaitu Competence yang berarti
kecakapan, kemampuan. Pengertian dasar kompetensi merupakan kemampuan dan
kecakapan. Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang
menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang
bersangkuatan.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa prinsip peningkatan kopetensi guru?
B. Bagaimana guru sebagai sebuah profesi?

C. TUJUAN
A. Untuk mengetahui apa saja prinsip peningkatan kopetensi guru
B. untuk mengetahui bagaimana guru sebagai profesi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kompetensi
Menurut Danim (2012:111) “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
dari seorang tenaga profesional”.

2. Jenis –Jenis Kompetensi


Menurut Suyanto dan Djihad (2012:48) ada tiga jenis kompetensi guru, yaitu:
a. Kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang
diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses
belajar-mengajar yang diselenggarakannya.
b. Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama
guru, maupun masyarakat luas, dalam konteks sosial.
c. Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani.

Menurut Suyanto dan Djihad (2012:49) dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional,
pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam
Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
yaitu:
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman guru terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian bagi guru merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berakhlak mulia dan
berwibawa, dan kemudian dapat menjadi teladan bagi peserta didik.
3) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4) Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang harus dikuasai guru mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
3. Esensi Peningkatan Kompetensi
Esensi peningkatan guru yaitu seorang guru harus lebih mengetahui tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai materi ajar maupun pembelajaran dimana
seorang guru dituntut meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu
mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang aktual dengan menggunakan
berbagai pendekatan, metode, dan teknlogi pembelajaran terkini. Hanya dengan cara itu guru
mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berhasil mengantarkan peserta didik
memasuki dunia kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pada zamannya.
Dampak pada siswa jika guru tidak menguasai kompetensi yang disyaratkan ditambah
dengan kurangnya kemampuan untuk menggunakan teknologi, informasi, dan komunikasi
yaitu:
1) Siswa hanya terbekali dengan kompetensi yang sudah usang atau lama, sehingga produk
sistem pendidikan dan pembelajaran tidak siap terjun ke dunia kehidupan nyata yang
terus berubah.
2) Pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru juga kurang kondusif bagi tercapainya
tujuan secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan karena tidak didukung oleh
penggunaan teknologi pembelajaran yang modern dan handal.

A. Prinsip peningkatan kompetensi guru


Ada dua ( 2 ) prinsip peningkatan kompetensi guru diantaranya : Prinsip – prinsip Umum,dan
Prinsip – prinsip Khusus.
1. Prinsip – prinsip Umum
Prinsip – Prinsip Umum sebagai berikut:
• Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai agama, nilai Kultural, dan kemajemukan bangsa.
• Satu keastuan yang sitematik dengan system terbuka dan multimakna.
• Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung sepanjang
hayat.
• Member keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreaktivitas guru
dalam proses pembelajaran.
• Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalma
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendididikan.

2. Prinsip – prinsip Khusus.


Prinsip - Prinsip Khusus seperti sebagai berikut :
• Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kompetensi dan
indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
• Relevan, rumusan berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai tenaga pendidik
professional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional
• Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
• Konsisten, adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara kompetensi indicator.
• Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat mengikuti
perkembangan IPTEK.
• Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan zaman.
• Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk diberdayakan
melalui proses pembinaan dan pengembangan profesionalitasnya, baik secara individual
maupun institusional.
• Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya dengan mengacu
kepada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indicator – indicator terukur dari
kompetensi profesinya.
• Komprehensif, setiapa guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya untuk
mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam memberikan layanan
pendidikan dalam rangka membangun generasi yang memiliki pengetahuan, kemampuan atau
kompetensi, mempu menjadi dirinya sendiri dan bisa menjalani hidup bersama orang lain.
• Memandirikan, setiap guru secara terus - menerus diberdayakan untuk mampu
meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan, sehingga memiliki kemandirian
professional dalam melaksanakan tugas dan fungsi profesionalitas.
• Professional, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
dengan mengedepankan nilai – nilai profesionalitas.
• Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilakasankan
berdasarkan thap waktu atau tahapan kualitas kompetensi yang dimiliki oleh guru.
• Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan secara
berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan kompetensi yang ada pada
standar kompetensi.
• Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta adanya kebutuhan
penyegaran kompetensi guru.
• Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik.
• Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus
mampu memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
yang tepat oleh pihak – pihak yang terkait dengan profesi dan karir lebih lanjut dalam upaya
peningkatan kompetensi dan kinerja guru.
• Efisiensi, pelaksaan pembinaan dan pengembangan profesi karir guru harus didasari
atas pertimbangan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil
yang optimal.

B. Guru sebagai sebuah profesi


Makna profesi
Secara etimologi, profesi berasal dari kata profession yang memiliki arti pekerjaan.
Dalam KBBI, mengartiakn bahwa profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian seperti ketrampilan, kejuruan dan lain sebagainya. Sedangkan secara
istilah, profesi dapat diartikan sebagai suatu bidang pekerjaan yang didasari akan keahlian
tertentu. Akan tetapi tidak semua orang yang memiliki kapasitas dan kahlian tertentu saja
akan tetapi ada syarat yang mengharuskan bahwa orang yang memiliki keahlian tersebut akan
mengabdikan dirinya pada jabatannya itu.
Sudarman Damin mengungkapkan pendapatnya berdasarkan pendapat dari Howard
M. Vollmer dan Donald L. Mills, bahwa profesi adalah suatu profesi yang menuntut
kemampuan intelektual khusus yang diperoleh dari kegiatan belajar dan pelatihan yang
bertujuan untuk menguasai ketrampilan dan keahlian kepada orang lain. Greenwood
mengidentifikasikan lima tanda profesi. Pertama, adanya perangkat teori yang sistematis.
Ketrampilan merupakan ciri suatu profesi yang timbul dari satu perangkat teori yang
dikembangkan untuk memperluas pemahaman tentang profesinya. Kedua, seorang
profesional mengetahui hal-hal yang baik untuk kliennya. Ketiga, seorang profesional
memiliki otoritas dalam bidang kompetensinya. Keempat, adanya pengawasan terhadap
otoritas kompetensi profesi. Dan kelima, terdapat kode etik profesi yang disetujui. Apabila
kode etik tersebut dilanggar maka akan dicabut dirinya dari profesinya.

2. Makna guru dan guru sebagai sebuah profesi


Makna guru atau pendidik pada prinsipnya tidak hanya memiliki kualifikasi keguruan
secara formal melainkan mereka harus memiliki kompetensi keilmuan tertentu dan dapat
menjadikan orang lain pandai baik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam
ranah kognitif maksudanya adalah menjadikan peseta didik cerdas intelektualnya, sedangkan
afektif berarti menjadikan siswa mempunyai sikap dan perilaku yang sopan. Dan secara
psikomotorik mampu menjadikan siswa terampil dalam melaksanakan aktivitasnya secara
efektif dan efisien. Kedudukan guru sebagai profesi bukan karena hasil dari cetakan sosial,
melainkankan karena seorang guru mengandung seperangkat teori yang sistematis. Selain itu
seorang guru memiliki otoritas terhadap anak didiknya dan orang tua dari peserta didiknya.
Dan yang terakhir adalah seorang guru memiliki klaim atas uang negara berupa gaji yang
diterimanya. Profesi guru merupakan sebuah jabatan yang sangat mulia dan mengemban
tugas dalam suatu pembelajaran. Tugas pokok tersebut mencakup secara keseluruhan dalam
proses belajar-mengajar. Dan tugas pokok tersebut harus dilaksanakan secara profesional.
Adapun tugas guru sebagai profesi adalah sebagai berikut:
a. Membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensinya sehingga tumbuh dan
berkembang dengan total dan sempurna
b. Membantu anak belajar sehingga kemampuan intelektualnya tumbuh dengan menguasai
berbagai ilmu keterampilan, pengalaman, nilai dan sikap
c. Menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan menggunakan
pendekatan dan metedologi yang penuh dengan kreativitas sehingga kreativitas peserta didik
tumbuh dan berkembang
d. Menanamkan berbagai nilai-nilai dalam diri pesrta didik sehingga melekat tumbuh
menjadi satu dengan perilaku peserta didik setiap hari
e. Membangun watak dan kepribadian peserta didik menjadi orang yang memiliki watak
dan kepribadian tertentu yang diperlukan oleh masyarakat luas
f. Mengajar peserta didik bagaimana berhubungan dengan orang lain
g. Mengembangkan peserta didik menjadi orang yang berakhlak mulia
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Tugas yang dimiliki oleh guru
sebagai profesi, berarti mendidik dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan peserta didiknya.
Selain itu ia mengajar untuk meneruskan, mengembangkan ilmu pengetahuan serta
tekhnologi. Dan melatih untuk mengembangkan ketrampilan, keahlian yang dimiliki peserta
didik itu dan mampu menerapkannya. Tugas guru sebagai profesi menuntut adanya
profesional dan profesionalisasi. Yang dimaksud dengan profesional adalah keahlian yang
dimiliki sseorang guru sebagai bukti akan kompetensi yang dimilikinya untuk melayani dan
membuat orang lain lebih baik lagi. Sedangkan profesionalisasi adalah usaha untuk selalu
meningkatkan profesinya tanpa ada batasan waktu dan tempat.
Menurut Al-Ghazali, guru sebagai profesi dipandang sebagai profesi yang mulia. Hal
itu berdasarkan acuan normatif, guru termasuk ke dalam pernyataan Al-Qur’’an sebagai
sandaran yaitu Allah akan meninggikan derajat bagi orang-orang yang mendapat ilmu.
Berdasarkan hal tersebut Al-Ghazali berasumsi bahwa makhluk yang paling mulia di muka
bumi ialah manusia. Komponen manusia yang paling mulia adalah kalbunya. Guru sennatiasa
menyempurnakan, menggunakan, dan menyucikan kalbu serta menuntunnya untuk dekat
kepada Allah. Menjadi guru bukan sekedar ibadah kepada Allah akan tetapi sebagai bentuk
pelaksanaan manusia sebagai khalifah Tuhan. Guru adalah khalifah-Nya. Hal ini karena
kalbu seorang guru dibuka secara sengaja oleh Allah untuk menerima anugerah ilmu yang
merupakan sifat-Nya. Yang sangat istimewa.

B. SARAN
Dalam makalah kami telah menjabarkan materi yang kami diskusikan, tentu dalam
makalah kami pasti ada kekurangan oleh sebab itu kami sangat meminta saran dan kritik
pembaca agar dalam penulisan selajutnya tidak di ulangi lagi.
DAFTAR PUSTAKA

hamalik, oemar. 2006. Pendidikan guru berdasarkn Pendekatan kompetensi Jakarta: PT Bumi
Aksara
Santosa, N. B. (2014). PRINSIP-PRINSIP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PAK
DALAM MENGHADAPI PERKEMBANGAN KARIER BERBASIS TEKNOLOGI. Jurnal
Antusias, 3(5), 161-170.
Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat Pers, Jakarta, 2002.

Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, Media Campus Publishing, Semarang, 2013.

Anda mungkin juga menyukai