Anda di halaman 1dari 8

PRINSIP-PRINSIP KOMPETENSI DAN KARIR GURU SERTA JENIS PROGRAM PENDIDIKAN

DAN LATIHAN

DOSEN :

NOVITA NUR SYNTHIAWATI M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. M.AFFIFUDIN (2280)
2. ARDI SURYA DHARMA (228014)
3. RICO ADITYA (2280)
4. SHOFIL MUBAROK (2280)
5. ROGER SATRIA P (2280)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


STKIP PGRI JOMBANG
2022
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang
sudah kita tahu “Provesi Kependidikan” itu sangat berarti untuk anak bangsa. Semuanya perlu dibahas
pada makalah ini kenapa Pendidikan Jasmani itu sangat diperlukan serta layak dijadikan bagaikan
modul pelajaran.
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang keberadaan Provesi Pendidikan untuk
kemajuan bangsa. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu, Dosen mata kuliah “Provesi
Kependidikan”. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas
perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

DAFTAR ISI

2
Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

3
PRINSIP-PRINSIP KOMPETENSI DAN KARIR GURU
SERTA JENIS PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN

4
KOMPETENSI

 Pengertian Kompetensi

Menurut Danim (2012:111) “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan


nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dari seorang
tenaga profesional”.

 Jenis –Jenis Kompetensi

Menurut Suyanto dan Djihad (2012:48) ada tiga jenis kompetensi guru, yaitu:

1. Kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang
diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar-
mengajar yang diselenggarakannya.
2. Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru,
maupun masyarakat luas, dalam konteks sosial.
3. Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani.

Menurut Suyanto dan Djihad (2012:49) dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah
telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan
Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu:

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

 Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian bagi guru merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, berakhlak mulia dan berwibawa, dan kemudian dapat menjadi
teladan bagi peserta didik.

 Kompetensi sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar.

 Kompetensi profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
harus dikuasai guru mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

 Esensi Peningkatan Kompetensi

5
Esensi peningkatan guru yaitu seorang guru harus lebih mengetahui tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), baik sebagai materi ajar maupun pembelajaran dimana seorang guru dituntut
meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu mengembangkan dan menyajikan
materi pelajaran yang aktual dengan menggunakan berbagai pendekatan, metode, dan teknlogi
pembelajaran terkini. Hanya dengan cara itu guru mampu menyelenggarakan pembelajaran yang
berhasil mengantarkan peserta didik memasuki dunia kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan
tantangan pada zamannya.

Dampak pada siswa jika guru tidak menguasai kompetensi yang disyaratkan ditambah dengan
kurangnya kemampuan untuk menggunakan teknologi, informasi, dan komunikasi yaitu:

1. Siswa hanya terbekali dengan kompetensi yang sudah usang atau lama, sehingga produk
sistem pendidikan dan pembelajaran tidak siap terjun ke dunia kehidupan nyata yang terus
berubah.
2. Pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru juga kurang kondusif bagi tercapainya tujuan
secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan karena tidak didukung oleh penggunaan
teknologi pembelajaran yang modern dan handal.

 Prinsip Peningkatan Kompetensi dan Karir Guru (Kinerja Guru)

Menurut Danim (2012:92-94) peningkatan kompetensi dan karir guru dilaksanakan atas dasar prinsip
umum dan khusus.

1. Prinsip Umum
2. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia (HAM), nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
3. Satu kesatuan yang sistematis dengan sistem terbuka dan multimakna.
4. Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung sepanjang hayat.
5. Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru dalam
proses pembelajaran.
6. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan
dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
7. Prinsip Khusus
8. Ilmiah, dimana keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kompetensi dan
indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
9. Relevan, dimana rumusannya berorientasi pada tugas pokok dan fungsi guru sebagai pendidik
profesional, yakni memiliki kompetensi kepribadian, sosial, profesional dan pedagogik.
10. Sistematis, dimana setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan secara
fungsioanal dalam mencapai kompetensi.
11. Konsisten, dimana adanya hubungan yang ajeg (teratur) dan taat asas antara kompetensi dan
indikator.
12. Aktual dan tekstual yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat mengikuti perkembangan
IPTEK.
13. Fleksibel, dimana rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan zaman.
14. Demokratis, dimana setiap guru memilki hak dan peluang yang sama untuk diberdayakan
melalui proses pembinaan dan pengembangan profesionalitasnya, baik secara individual
maupun institusional.
15. Objektif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya dengan mengacu
kepada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-indikator terukur dari
kompetensi profesinya.
16. Komprehensif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya untuk
mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam memberikan layanan

6
pendidikan dalam rangka membangun generasi yang memiliki pengetahuan, kemampuan atau
kompetensi, mampu menjadi dirinya sendiri, dan dapat menjalani hidup bersama orang lain.
17. Memandirikan, dimana setiap guru secara terus-menerus diberdayakan untuk mampu
meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan sehingga memiliki kemandirian
profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi profesinya.
18. Profesional, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
dengan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
19. Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan secara
bertahap agar guru benar-benar mencapai puncak profesionalitas.
20. Berjenjang, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan secara
berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan kompetensi yang ada pada
standar kompetensi.
21. Berkelanjutan, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
secara berkelanjutan karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta adanya
kebutuhan penyegaran kompetensi guru.
22. Accountable, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik.
23. Efektif, dimana pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus
mampu memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan yang tepat oleh pihak-pihak yang terkait dalam pembinaan dan pengembangan
profesi dan karir lebih lanjut dalam upaya peningkatan kompetensi dan kinerja guru.
24. Efisien, dimana pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus
didasari atas pertimbangan penggunaan sumber daya seminimal mungkin untuk mendapatkan
hasil yang optimal.

 Jenis-jenis program pendidikan dan latihan (diklat) guru

Menurut Danim,Khairil (2011:41-43) Peningkatan kompetensi dan karir guru, termasuk juga tenaga
kependidikan pada umumnya, dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan
pelatihan (diklat) maupun bukan diklat, antara lain sebagai berikut:

1. Pendidikan dan pelatihan


2. In-house training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang dilaksanakan
secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan
pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru tidak
harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi
yang belum dimiliki oleh guru lain, dengan strategi ini diharapkan dapat lebih menghemat
waktu dan biaya.
3. Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di dunia kerja atau
industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru. Program
magang ini diperuntukkan bagi guru dan dapat dilakukan selama periode tertentu. Misalnya,
magang di sekolah tertentu untuk belajar manajemen kelas atau manajemen sekolah yang
efektif. Program magang dipilih sebagai alternatif pembinaan dengan alasan bahwa
keterampilan tertentu memerlukan pengalaman nyata.
4. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah
yang baik dengan yang kurang baik, antara sekolah negri dengan sekolah swasta, dan
sebagainya. Jadi, pelaksanaannya dapat di sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan
lewat mitra seklah diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang
dimiliki mitra, misalnya, dibidang manajemen sekolah atau manajemen kelas.
5. Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa
menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan
sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan lewat belajar jarak jauh
dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil dapat

7
mengikuti pelatihan di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten
atau di provinsi.
6. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-
lembaga pelatihan yang diberi wewenang di mana program disusun secara berjenjang mulai
dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat
kesulitan dan jenis kompetensi. Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan
kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan baru dalam keilmuan tertentu.
7. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. Kursus singkat
dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan
seperti kemampuan melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah,
merencanakan , melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-lain sebagainya.
8. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala sekolah
dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas
mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan
sejenisnya.
9. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan
alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan guru dalam
pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberi tugas belajar baik di dalam maupun
di luar negeri bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan
menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya
pengembangan profesi.
10. Kegiatan selain pendidikan dan pelatihan
11. Diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan
topik diskusi sesuai dengan masalah yang di alami di sekolah. Melalui diskusi berkala
diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses
pembelajaran di sekolah ataupun masalah peningkatan kompetensi dan pengembangan
karirnya.
12. Seminar. Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah
juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru.
Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan
kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan.
13. Workshop. Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya. Workshop dapat
dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan
silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.
14. Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian
eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.
15. Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku
pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidikan.
16. Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat
peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.
17. Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat berupa
karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni yang
memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai