Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN ON THE JOB LEARNING

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN ( PKB )

TK KELOMPOK KOMPETENSI I
TK KELOMPOK KOMPETENSI J

NAMA GURU : YUYUN SRI UTAMI, S.Pd

MAPEL/ PAKET KEAHLIAN : TAMAN KANAK KANAK

NIP :-

UNIT KERJA : TK. FATMAWATI 2 RINGINTELU

NAMA INDTRUKTUR : 1. MUJIAMI, S.Pd

2. SUDARWATI, S.Pd

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan tugas
mandiri On The Job Learning pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Selanjutnya, sholawat beriring salam untuk Baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa
kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Laporan tugas mandiri ini disusun untuk memenuhi tugas dari program pendidikan dan
pelatihan (Diklat) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan model tatap muka In-
On-In. Isi laporan ini adalah gambaran mengenai aktivitas dan tagihan yang berupa lembar
kerja yang diselesaikan secara mandiri dan berkomunikasi dengan peserta diklat lain dan
Instruktur.
Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan ini sangat membantu penulis untuk memahami :
1. Kelompok Kompetensi I (KK-I) memuat kompetensi PEDAGOGIK: Penelitian Tindakan
Kelas, dan kompetensi PROFESIONAL: Pemanfaatan PTK Dalam Pengembangan
Anak Di TK
2. Kelompok Kompetensi J (KK-J) memuat kompetensi PEDAGOGIK: Layanan Bantuan
Peserta Didik, dan kompetensi PROFESIONAL: Pengembangan Profesi Guru

Dalam menyelesaikan tugas mandiri ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan saran dan dukungan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Instruktur Diklat yaitu Ibu Mujiami, S.Pd dan Sudarwati, S.Pd yang telah memberikan
dukungan dan pencerahan yang begitu besar.
2. Teman sejawat (peserta diklat) yang telah memberikan banyak masukan.
3. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi sempurnanya laporan ini.

Banyuwangi, .....Nopember 2017

YUYUN SRI UTAMI, S.Pd


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan anak usia dini, dasar,
dan menengah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
peserta didik sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Pentingnya peran guru dalam pendidikan diamanatkan dalam UndangUndang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengamanatkan adanya
pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai aktualisasi dari profesi pendidik.
Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh mutu
guru yang baik. Upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan dirinya
sebagai pendidik yang profesional dan bermutu adalah selalu meningkatkan
kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, maupun sosial.
Untuk merealisasikan amanah undang-undang sebagaimana dimaksud,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan program peningkatan
kompetensi bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum
bersertifikat. Untuk melaksanakan program tersebut, pemetaan kompetensi telah
dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga dapat
diketahui kondisi objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan kompetensinya.
Pada tahun 2017, Ditjen GTK mengembangkan Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan yang merupakan kelanjutan dari Program Guru
Pembelajar dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi guru yang ditunjukkan
dengan kenaikkan capaian nilai UKG dengan rata-rata nasional yaitu 70. Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dilaksanakan berbasis komunitas Guru
dan Tenaga Kependidikan (komunitas GTK).
Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan bagian penting dari
pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan Diklat juga tidak
lepas dari tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan mata pelajaran/ tugas yang diampunya.
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini adalah model tatap
muka In-On-In. Tahap awal In Service Learning 1 yaitu mengkaji materi dalam kelompok
yang dipandu oleh Instruktur. Dilanjutkan dengan On The Job Learning (OJL).

B. Tujuan

Tujuan On the Job Learning Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini adalah :

1. Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan


dalam peraturan perundangan yang berlaku.
2. Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk memfasilitasi proses
pembelajaran peserta didik.
3. Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai tenaga profesional.
4. Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi guru.
5. Meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di masyarakat.
6. Menunjang pengembangan karir guru

C. Manfaat

Manfaat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang terstruktur,


sistematik dan memenuhi kebutuhan peningkatan profesionalan guru adalah
sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Siswa memperoleh jaminan kepastian untuk mendapatkan pelayanan
dan pengalaman belajar yang efektif untuk meningkatkan potensi diri
secara optimal melalui penguasaan iImu pengetahuan dan teknologi
sesuai dengan perkembangan masyarakat abad 21 serta memiliki jati diri
sebagai pribadi yang luhur ses uai nilai-nilai keluruhan bangsa.
2. Bagi Guru
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) memberikan jaminan
kepada guru untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kepribadian yang kuat sesuai dengan profesinya yang bermartabat,
terlindungi, sejahtera, dan profesional agar mampu menghadapi perubahan
internal dan eksternal dalam kehidupan abad 21 selama karirnya serta dapat
memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada peserta didik dan memiliki
performa sebagai pendidik.
BAB II

ON SERVICE LEARNING

A. TEMPAT dan WAKTU PELAKSANAAN

1. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan On The Job Learning di tempat masing-masing secara mandiri
dan berkelompok.

2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan On The Job Learning pada tanggal 12 s.d 24 Nopember 2017

B. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Pentingnya Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


Partisipasi peserta dalam Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) ini sangat penting karena dapat mengembangkan
keterampilan instruksional dan pengetahuan terhadap konten pembelajaran yang
bersangkutan. Melalui sumber belajar dalam berbagai bentuk dan referensi yang
tersedia di sistem PKB, peserta dapat mengikuti pembelajaran untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan materi
pembelajaran yang disajikan.

2. Prinsip Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dikembangkan
oleh Ditjen GTK harus memenuhi prinsip sebagai berikut:
a) Rumusan tujuan pembelajaran pada setiap modul telah jelas, spesifik,
teramati, dan terukur untuk mengubah perilaku pembelajar
b) Konten di modul telah relevan dengan kebutuhan pembelajar, masyarakat, dunia
kerja, atau dunia pendidikan
c) Meningkatkan mutu pendidikan yang ditandai dengan pembelajaran lebih aktif
dan mutu lulusan yang lebih produktif
d) Efisiensi biaya, tenaga, sumber dan waktu, serta efektivitas program
e) Pemerataan dan perluasan kesempatan belajar
f) Pembelajaran yang berkesinambungan dan terus menerus

Pelaksanaan pembelajaran pada Program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut.
a) Mendorong komunikasi antara peserta dengan fasilitator
Komunikasi yang baik dalam lingkungan belajar adalah praktik yang baik. Hal ini
akan mendorong keterlibatan peserta dan membantu peserta mengatasi
tantangan-tantangan dalam belajar.
b) Mengembangkan kedekatan dan kerjasama antar peserta
Lingkungan belajar dirancang dan dikembangkan guna mendorong
kerjasama dan dukungan timbal balik berbagi ide dan saling menanggapi antara
sesama peserta.
c) Mendukung pembelajaran aktif
Lingkungan belajar mendukung pembelajaran berbasis proyek, dimana
peserta melakukan proses pembelajaran secara aktif, mengakses materi,
berdiskusi dengan sesama peserta dan atau fasilitator. Peserta membahas
apa yang dipelajari, menuliskannya, menghubungkan dengan pengalaman
mereka, dan mengaplikasikannya.
d) Memberikan umpan balik dengan segera
Kunci terhadap pembelajaran yang efektif adalah memberikan tanggapan
secepatnya kepada peserta, yaitu melalui teks maupun suara. Agar peserta
merasakan manfaat atas kelas yang mereka ikuti dan merasakan bahwa proses
belajar tidak membosankan, peserta memerlukan dua macam umpan balik:
(a) umpan balik atas konten maupun (b) umpan balik untuk pengakuan
kinerja.
e) Penekanan terhadap waktu pengerjaan tugas
Walaupun lingkungan belajar memberikan keleluasaan untuk belajar dengan
ritme masing-masing peserta, tetapi membutuhkan batasan waktu pengerjaan
tugas, sehingga peserta diarahkan untuk menggunakan rentang waktu yang
telah di desain dalam sistem pembelajaran.
f) Mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi
Harapan dengan standar yang tinggi sangat penting untuk semua, untuk yang
kurang persiapan, untuk yang tidak bersedia mendorong diri sendiri, dan untuk
yang pintar dan memiliki motivasi tinggi. Dalam lingkungan pembelajaran
program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, ekspektasi tinggi
dikomunikasikan melalui tugas yang menantang, contoh-contoh kasus, dan
pujian untuk hasil kerja berkualitas yang berfungsi untuk mencapai
ekspektasi yang tinggi tersebut.
g) Menghargai berbagai macam bakat dan metode pembelajaran
Dalam pembelajaran Pembinaan Karier Guru melalui Peningkatan
Kompetensi, hal ini dapat diartikan dengan memberikan media belajar yang
beragam, memilih topik tertentu untuk proyek maupun kelompok diskusi.
Menyediakan media belajar yang beragam bertujuan untuk mengakomodasi
gaya belajar yang berbeda serta memberikan akses khusus untuk penderita
difabel.

C. PRODUK YANG DIHASILKAN

Ada 19 produk atau Lembar Kerja yang telah dihasilkan selama kegiatan On
The Job Learning. Berikut daftar Lembar Kerja yang telah dihasilkan

1. Resume KP 1 : Konsep dasar PTK di TK Kelompok Kompetensi (KK-I)


2. LK 01. Menganalisis Model-Model PTK (KK-I)
3. Resume KP 2 : Penyusunan Proposal PTK di TK (KK-I)
4. LK 02. Pemahaman Tentang aspek Pengembangan nilai agama dan moral (KK-I)
5. Menyusun soal latihan : 5 butir soal (Kompetensi pedagogik KK-I)
6. Resume KP 4 : Prosedur dan pengolahan data PTK (KK-I)
7. Resume KP 5 : PTK dalam pengembangan aspek di TK (KK-I)
8. LK 03. Pemahaman tentang aspek pengembangan fisik motorik (KK-I)
9. Menyusun soal latihan : 10 butir soal ( Kompetensi Profesional KK-I)
10. Resume KP 1 : Program bantuan Perkembangan Anak (KK-J)
11. LK 01. Pemberian Bantuan Perkembangan anak (KK-J)
12. Resume KP 2 : Teknik Presentasi (KK-J)
13. LK 02. Teknik Presentasi (KK-J)
14. Menyusun soal latihan : 5 butir soal ( Kompetensi Pedagogik KK-J)
15. Resume KP 3 : Penilaian Kinerja Guru (KK-J)
16. LK 03. Penilaian Kinerja Guru (KK-J)
17. Resume KP 4 : Pengmbangan keprofesian berkelanjutan bagi guru Taman
Kanak-Kanak (KK-J)
18. LK 04. Perencanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (KK-J)
19. Menyusun soal latihan : 10 butir soal ( Kompetensi Profesional KK-J)

Jawaban masing-masing lembar kerja terlampir.


BAB III

PENUTUP

Program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan sangat bermanfaat untuk para guru dalam meningkatkan kompetensinya
sebagai pendidik. Menambah pengetahuan dan pemahaman guru tentang kompetensi
pedagogik dan professional. Sehingga menghasilkan tenaga pendidik yang
berkualitas. Karena guru yang bermutu dapat menghasilkan peserta didik yang berprestasi.

Laporan On The Job Learning ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan
bermanfaat bagi peserta diklat dan para pembaca.

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, tak ada karya yang sempurna.
Penulis meminta saran dan kritik yang konstruktif demi perbaikan penyusunan laporan di
masa depan. Terima kasih.
LAMPIRAN :
Jurnal kegiatan
Jurnal Kegiatan Mandiri pada On the Job Learning
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Moda Tatap Muka Pola In-On-In

Nama Peserta : Yuyun Sri Utami, S.Pd


Sekolah : TK. FATMAWATI 2 Ringintelu
Mapel/Paket Keahlian : Taman Kanak-Kanak
Kelompok Kompetensi :I
Judul Modul : PEDAGOGIK
Penelitian Tindakan Kelas
PROFESIONAL
Pemanfaatan PTK Dalam Pengembangan Anak Di TK
Jenjang : Taman Kanak Kanak

Esensi Materi dari Kegiatan Aktivitas Pembelajaran/ Lembar


NO Hari /Tanggal
Pembelajaran yang Dipelajari Kerja yang Diselesaikan
1 Minggu, 12-11-2017 Tatap Muka Tatap Muka
2 Senin, 13-11-2017 Tatap Muka Tatap Muka
3 Selasa, 14-11-2017 KP 1: Konsep Dasar PTK di TK Membaca dan Membuat Resume
4 Rabu, 15-11-2017 Pendalaman Materi Mengerjakan LK.01
KP 2: Penyusunan Proposal PTK di
5 Kamis, 16-11-2017 Membaca dan membuat resume
TK
6 Jumat, 17-11-2017 KP 3: Penyusunan Instrumen PTK Mengerjakan LK.02
Menelaah Indikator Pencapaian Menyusun soal latihan : 5 Butir
7 Sabtu, 18-11-2017
Kompetensi Pedagogik KK-I soal
KP 4: Prosedur dan Pengolahan data
8 Minggu, 19-11-2017 Membaca dan membuat resume
PTK
KP 5: PTK dalam pengembangan
9 Senin, 20 112017 Membaca dan membuat resume
aspek di TK
10 Selasa, 21-11-2017 Pendalaman Materi Mengerjakan LK.03
Menelaah indikator Pencapaian
11 Rabu, 22-11-2017 Menyusun Soal latihan: 10 butir
Kompetensi Profesional KK-I
soal
12 Kamis, 23-11-2017 SDA
13 Jumat, 24-11-2017 Tatap Muka Tatap muka
Materi esensial yang sulit atau yang menjadi masalah bagi saya pada modul ini adalah :

Banyuwangi, 24 Nopember 2017


Mengetahui Peserta
Kepala Sekolah

Yuyun Sri Utami, S.Pd Yuyun Sri Utami, S.Pd


Jurnal Kegiatan Mandiri pada On the Job Learning
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Moda Tatap Muka Pola In-On-In

Nama Peserta : Yuyun Sri Utami, S.Pd


Sekolah : TK. FATMAWATI 2 Ringintelu
Mapel/Paket Keahlian : Taman Kanak-Kanak
Kelompok Kompetensi :J
Judul Modul : PEDAGOGIK
Layanan Bantuan Peserta Didik
PROFESIONAL
Pengembangan Profesi Guru
Jenjang : Taman Kanak Kanak

Esensi Materi dari Kegiatan Aktivitas Pembelajaran/ Lembar


NO Hari /Tanggal
Pembelajaran yang Dipelajari Kerja yang Diselesaikan
1 Minggu, 12-11-2017 Tatap Muka Tatap Muka
2 Senin, 13-11-2017 Tatap Muka Tatap Muka
KP 1: Program Bantuan
3 Selasa, 14-11-2017 Membaca dan Membuat Resume
Pengembangan Anak
4 Rabu, 15-11-2017 Pendalaman Materi Mengerjakan LK.01
5 Kamis, 16-11-2017 KP 2: Teknik Presentasi Membaca dan membuat resume
6 Jumat, 17-11-2017 Pendalaman Materi Mengerjakan LK.02
Menelaah Indikator Pencapaian
Menyusun soal latihan : 5 Butir
7 Sabtu, 18-11-2017 Kompetensi Pedagogik KP 1 dan KP
soal
2
8 Minggu, 19-11-2017 KP 3 : Penilaian Kinerja Guru Membaca dan membuat resume

9 Senin, 20 112017 Pendalaman Materi Mengerjakan LK.03


KP 4 : Pengembangan
10 Selasa, 21-11-2017 Keprofesionalan Berkelanjutan Bagi Membaca dan membuat resume
Guru Taman Kanak-Kanak
11 Rabu, 22-11-2017 Pendalaman Materi Mengerjakan LK.04
Menelaah Indikator Pencapaian Menyusun latihan soal : 10 butir
12 Kamis, 23-11-2017
Kompetensi Profesional KK-J soal
13 Jumat, 24-11-2017 Tatap Muka Tatap muka
Materi esensial yang sulit atau yang menjadi masalah bagi saya pada modul ini adalah :

Banyuwangi, 24 Nopember 2017


Mengetahui Peserta
Kepala Sekolah

Yuyun Sri Utami, S.Pd Yuyun Sri Utami, S.Pd


LAMPIRAN :
Lembar Kerja (LK)
TUGAS 1:

RESUME
KP 1: Konsep Dasar PTK DI TK
Kelompok Kompetensi I (KK-I)

Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan
oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosialsecara profesional (termasuk
pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Tujuan utama PTK adalah
untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari
jawaban ilmiah dengan keteladanan dan profesional mengapa hal tersebut dapat
dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk
meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya dan etos kerja
dalam prinsip belajar mengajar.
Kurt Lewin merumuskan 4 tahap dalam penelitian tindakan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Model PTK Hopkins, dimulai dari tahapan audit, yakni
pengecekan medan penelitian, Kemudian peneliti baru menyusun perencanaan konstruksi,
menyusun perencanaan tindakan, mengimplementasikan serta memonitoring sejauh
mana tingkat pencapaian terhadap target perencanaan yang telah disusun.
Dilihat dari tujuannya, penelitian tindakan dibagi ke dalam tiga area yaitu; (1)
untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti
meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta
(3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut
dilaksanakan.Komponen-komponen di dalam kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK
diantaranya; (1) anak, seperti perilaku disiplin anak, motivasi atau semangat belajar
anak, (2) guru, antara lain penggunaan metode, strategi, pendekatan atau model
pembelajaran, (3) materi kegiatan, misalnya urutan dalam penyajian materi,
pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya, (4) peralatan atau sarana
pendidikan, antara lain penggunaan dan penempatan alat bermain dan media
pembelajaran, (5) penilaian proses dan hasil pembelajaran, (6) lingkungan,seperti
mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang
kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya, serta (7) pengelolaan kelas,
antara lain pengelompokan anak, pengaturan jadwal kegiatan, pengaturan tempat
duduk anak, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya.
TUGAS 2 :

LK 01. Menganalisis Model-Model PTK (KK-I)

NO Model PTK Kelemahan Kelebihan


1 Kurt Lewin pada awal Pada awalnya proses Kurt Lewin pertama kali
tahun 1940. Kurt penelitian dimulai dari memperkenalkan Action Research atau
Lewin (Adelman, 1993, perencanaan, namun penelitian tindakan. Pelaksanaan
Sukmadinata, 2011: karena ke empat penelitian tindakan adalah proses yang
142) komponen tersebut terjadi dalam suatu lingkaran yang
berfungsi dalam suatu terus-menerus. Ia menggambarkan
kegiatan yang berupa penelitian tindakan sebagai serangkaian
siklus, maka untuk langkah yang membentuk
selanjutnya masing- spiral.kegiatan penelitian tindakan
masing berperan secara merupakan proses yang memberikan
berkesinambungan. kepercayaan pada pengembangan
Sehingga lebih rumit kekuatan berpikir reflektif, diskusi,
dan sulit dipahami. penentuan keputusan dan tindakan oleh
orang-orang bisa, berpartisipasi dalam
penelitian kolektif dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi
dalam kegiatannya. Kurt Lewin
merumuskan 4 tahap dalam penelitian
tindakan (Kusumah, 2009: 20). Yaitu
Planning (Perencanaan),
Acting (Pelaksanaan),
Obsevating(observasi), dan Reflecting
(refleksi)
2 Kemmis dan Mc. Tidak digambarkan lebih Model yang dikemukakan Kemmis &
Taggart rinci tahap demi tahap Taggart merupakan pengembangan
yang harus dilakukan lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Model
peneliti dalam setiap ini banyak dipakai karena sederhana
siklus. dan mudah dipahami. Rancangan
Kemmis & Taggart dapat mencakup
sejumlah siklus, masing-masing terdiri
dari tahap-tahap: perencanaan (plan),
pelaksanaan dan pengamatan (act &
observe), dan refleksi (reflect).
Tahapan-tahapan ini berlangsung
secara berulang-ulang, sampai tujuan
penelitian tercapai.
3 John Eliot & Hopkins Jika terjadi kegagalan Elliott mencoba menggambarkan secara
pada siklus maka harus lebih rinci langkah demi langkah yang
mengulang dari awal harus dilakukan peneliti. Ide dasarnya
siklus penelitian, sama, dimulai dari penemuan masalah
sehingga waktu yang kemudian dirancang tindakan tertentu
diperlukan untuk yang dianggap mampu memecahkan
penelitan tindakan kelas masalah tersebut, kemudian
memerlukan waktu yang diimplementasikan, dimonitor, dan
lama selanjutnya dilakukan tindakan
berikutnya jika dianggap perlu.

Model penelitian tindakan


yang disusun oleh Hopkins, dimulai dari
tahapan audit, yakni pengecekan
medan penelitian (Kusumah, 2009:
23). Peneliti harus melakukan
pengecekan segala hal terkait dengan
penelitiannya.Kemudian peneliti
baru menyusun perencanaan
konstruksi. Selanjutnya peneliti harus
menyusun perencanaan tindakan,
kemudian mengimplementasikannya
serta memonitoring sejauh mana
tingkat pencapaian terhadap target
perencanaan yang telah disusun.
Setelah seluruh tahapan dilaksanakan,
peneliti membuat pelaporan agar dapat
terukur sejauh mana target-target
penelitian dapat tercapai.
4 Mc. Kernan, Pada penelitian Dari model PTK oleh Mc. Kernan, dia
(Kusumah, 2009:24) menggunakan metode lebih menekankan model penelitian
Mc. Kernan ini dengan proses waktu, dalam arti
memerlukan waktu yang bahwa dalam penelitian tindakan yang
lebih lama untuk penting janganlah dilakukan dengan
mendapatkan data yang terlalu kaku dalam soal waktu. Hal ini
tepat dan akurat. mencakup menentukan fokus
permasalahan, penyelesaian masalah
yang rasional, dan kepemilikian
penelitian yang demokratis.
TUGAS 3 :

RESUME
KP 2: PENYUSUNAN PROPOSAL PTK DI TK
Kelompok Kompetensi I (KK-I)
Proposal adalah merupakan suatu usulan dalam suatu penelitian di mana
penelitian tindakan kelas itu untuk memecahkan masalah yang timbul di kelas dengan
pembelajarannya. Penelitian Tindakan Kelas(PTK) adalah pengkajian terhadap
permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk
menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi,
atau memperbaik sesuatudengan penuh tanggung jawab.Pada umumnya proposal PTK
terdiri atas komponen-komponen berikut.
a. Judul PTK
Judul dinyatakan dengan kalimat sederhana, namun tampak jelas maksud tindakan
yang akan dilakukan dan di mana penelitian dilaksanakan, jika diperlukan
cantumkan semester/tahun ajaran.
b. Bagian pendahuluan berisikan tentang penjelasan:
1) Latar belakang
2) Perumusan Masalah
3) Pemecahan Masalah
4) Tujuan penelitian
c. Kajian Teori/Kajian Pustaka
d. Metode Penelitian (Rencanadan Prosedur Penelitian)
e. Jadwal penelitian
Untuk mengetahui laporan PTK yang telah disusun dapat tidaknya dipublikasikan
atau diikutsertakan dalam lomba penulisan karya tulis ilmiah.
TUGAS 4 :

LK 02. Pemahaman Tentang aspek Pengembangan nilai agama dan moral (KK-I)

No Aspek Uraian
1 Pengertian moralitas moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk.
Dengan demikian, hakekat dan makna moralitas bisa
dilihat dari cara individu yang memiliki moral dalam
mematuhi maupun menjalankan aturan.
2 Prinsip-prinsip 1. Guru menciptakan hubungan yang baik dan akrab
perkembangan moral sehingga tidak ada kesan bahwa guru adalah figur
anak di TK yang menakutkan bagi anak.
2. Guru senantiasa bersikap dan bertingkah laku yang
dapat dijadikan contoh/teladan bagi anak
3. Memberikan kesempatan kepada anak untuk
membedakan dan memilih mana perilaku yang
baik dan mana yang tidak baik. Guru sebagai
pembimbing hanya mengarahkan dan menjelaskan
akibat-akibatnya.
4. Dalam memberikan tugas kepada anak agar
diusahakan berupa ajakan dan perintah dengan
bahasa yang baik
5. Agar anak mau berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan guru memberikan rangsangan
(motivasi) dan bukan paksaan.
6. Apabila ada anak yang berperilaku berlebihan,
hendaknya guru berusaha untuk mengendalikan
tanpa emosi.
7. Terhadap anak yang menunjukkan perilaku
bermasalah, peran guru adalah sebagai
pembimbing dan bukan penghukum.
8. Pelaksanaan program pembentukan perilaku
bersifat luwes/fleksibel.
3 Bentuk kegiatan dalam Pelaksanaan kegiatan program pengembangan Moral
pengembangan nilai dapat dilakukan
moral di TK dengan cara sebagai berikut :
1) Kegiatan Rutin
2) Kegiatan Spontan
3) Kegiatan dengan Teladan/Contoh
4) Kegiatan yang Direncanakan (Terprogram)
4 Ruang lingkup materi Ruang lingkup pengembangan moral dalam rangka
pengembangan moral di pembentukan
TK karakter menurut Ratna Megawangi adalah sebagai
berikut :
1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya
2) Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian
3) Kejujuran
4) Hormat dan Santun
5) Dermawan, Suka menolong dan Gotong
royong/Kerjasama
6) Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras
7) Kepemimpinan dan Keadilan
8) Baik dan Rendah Hati
9) Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
10) 4K ( kebersihan, kesehatan, kerapian dan
keamanan)
5 Metode, pendekatan, Metode :
dan penilaian (1) Bercerita
pengembangan moral di (2) Bernyanyi
TK (3) Bersajak
(4) Karya Wisata

Pendekatan :
1. Indoktrinasi
2. klarifikasi nilai
3. teladan atau contoh
4. pembiasaan dalam perilaku

Penilaian Pengembangan Moral :


pengembangan nilai moral pada anak usia dini menurut
Dwi Siswoyo dkk, (2005:72-81) adalah indoktrinasi,
klarifikasi nilai, teladan atau contoh, dan pembiasaan
dalam perilaku.
TUGAS 5 :

Menyusun soal latihan : 5 butir soal

(Kompetensi pedagogik KK-I)

1. Masalah yang dipilih untuk diangkat sebagai masalah PTK adalah yang memiliki
nilai yang bukan sesaat, tetapi memiliki ....
A. Nilai strategis bagi keberhasilan pembelajaran lebih lanjut
B. Memungkinkan diperolehnya model tindakan efektif
C. Dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah serumpun
D. Memiliki kadar kegiatan yang beragam
2. Pengolahan data dilakukan dimaksudkan untuk mendapatkan hal-hal berikut,
kecuali ....
A. Data yang akurat
B. Mudah diproses lebih lanjut
C. Mudah dipahami
D. Data yang banyak
3. Tujuan umum penyusunan proposal penelitian adalah....
A. Memberitahukan secara jelasdan memudahkan langkah selanjutnya
B. Hanya salahsatusyarat saja
C. Hanya tambahan dalam penelitian
D. Sebagai pelengkap dalam sebuah penelitian
4. Pernyataan yang harus di tuangkan dalam tulisan tentang keadaan faktual masalah
yang yang akan diteliti, berada pada bagian....
A. Latar belakang
B. Setting penelitian
C. Siklus
D. Perencanaan tindakan
5. Pernyataan yang menyatakan instrumen dikatakan valid adalah.
A. Instrumennya sulit dikerjakan oleh responden
B. Dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat
C. Satu instrumen dapat memuat seluruh data yang diperlukan
D. Dapat mengungkapkan data dari berbagai variabel
TUGAS 6 :

Resume KP 4 : Prosedur dan pengolahan data PTK


(KK-I)

Prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus permasalahan,


perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi,
interpretasi, dan analisis, serta refleksi. Apabila diperlukan, pada tahap selanjutnya disusun
rencana tindak lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara berdaur ulang membentuk suatu
lingkaran atau siklus yang berulang-ulang. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada
siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagai berikut.
1. Penetapan fokus permasalahan
2. Perencanaan tindakan
3. Pelaksanaan tindakan
4. Pengumpulan data (pengamatan/observasi)
5. Refleksi (analisis, dan interpretasi)

Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dan mudah
diproses lebih lanjut. Analisis data dilakukan untuk lebih memaknai data yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan yang objektif. Pengolahan data dan analisis data
merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh
informasi yang akurat dalam rangka pengambilan keputusan yang valid. Kualitas
informasi hasil penelitian salah satunya sangat ditentukan oleh hasil pengolahan data
tanpa mengabaikan kualitas dari instrumen dan proses pengambilan data itu sendiri. Untuk
dapat mengetahui kualitas data, seorang peneliti dapat menilai melalui
beberapa metode seperti berikut:
1. Mengecek representativeness atau keterwakilan data
2. Mengecek data dari pengaruh peneliti
3. Mengecek melalui triangulasi
4. Melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya
5. Membuat perbandingan atau mengkontraskan data

Untuk memberi judul Penelitian Tindakan Kelas hendaknya singkat dan


spesifik tetapi cukup mewakili gambaran tentang masalah yang akan diteliti dan tindakan
yang dipilih untuk menyelesaikan atau sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi,
ditik seluruhnya dengan huruf besar (kapital), dan tidak ada satu patah kata pun yang
boleh disingkat. Jika judul lebih dari satu baris, ketikan sebaiknya dalam bentuk piramida
terbalik (seperti huruf V) atau dalam bentuk yang sejajar.
TUGAS 7:

Resume KP 5 : PTK dalam pengembangan aspek di TK (KK-I)

Penanaman nilai moral, yang dalam program pendidikan TK dimasukkan


dalam bidang pembentukan perilaku merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak di TK, sehingga aspek-aspek
perkembangan tersebut diharapkan berkembang secara optimal. Tujuan yang hendak
dicapai dengan penanaman nilai moral tersebut dilakukan melalui pembiasaan dalam
rangka mempersiapkan anak sedini mungkin mengembangkan sikap dan perilaku yang
didasari oleh nilai moral sehingga dapat hidup sesuai dengan norma-norma yang
dianut oleh masyarakat.
Tujuan dari pengembangan motorik di TK, mencakup pengembangan motorik
kasar dan motorik halus adalah mampu mengembangkan kemampuan motorik kasar,
menanamkan nilai-nilai sportifitas dan disiplin, meningkatkan kesegaran jasmani,
memperkenalkan sejak dini hidup sehat, memperkenalkan gerakan-gerakan melalui irama
musik dan untuk motorik halus adalah sebagai berikut:
mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan
keterampilan gerak kedua tangan, memperkenalkan gerakan jari seperti; menulis,
menggambar, dan memanipulasi benda-benda dengan jari-jemari sehingga anak menjadi
terampil dan matang, mengkoordinasikan kecepatan/ kecekatan tangan dengan gerakan
mata, dan Penguasaan emosi.
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 28B ayat 2, bahwa Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan & diskriminasi. Sedangkan pada Pasal 28 H ayat 1, menjelaskan bahwa
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan
lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
Konvensi Hak-hak Anak (KHA) (Ratifikasi,berlaku dgn Kepres No.36 thn 1990) UU
Perlindungan Anak No.23 tahun 2002 UU Kesehatan No.36 tahun 2009 MENJADI
SEHAT ADALAH HAK ANAK ANAK SEHAT ADALAH INVESTASI
Keselamatan merupakan kemampuan seseorang untuk melindungi diri dari
pada keselamatan secara fisik maupun emosi sebagai upaya ancaman terhadap
dirinya dan di sekitarnya. Keupayaan menjaga keselamatan diri ini melibatkan adanya
usaha dan tindakan awal seseorang untuk menghindari sesuatu ancaman seperti
cedera. Contohnya manusia merespon terhadapmasalah-masalah yang mengancam
keselamatan dirinya. Misalnya, lari menyelamatkan diri apabila dikejar anjing.
Perkembangan kognitif anak usia dini meliputi perkembangan pengetahuan
umum dan sains, konsep bentuk, ukuran, warna, dan pola, serta konsep bilangan,
lambang bilangan, dan huruf. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa
terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa, yaitu bahasa yang bersifat pengertian
(reseptif) dan pernyataan (ekspresif). Anak usia TK berada dalam fase perkembangan
bahasa secara ekspresif. Hal ini berarti bahwa anak telah dapat mengungkapkan
keinginannya, penolakannya maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan.
TUGAS 8 :

LK 03. Pemahaman tentang aspek pengembangan fisik motorik


(KK-I)

NO ASPEK URAIAN
1 Pengertian Fisik Motorik TK Pengembangan fisik/motorik merupakan bidang
pengembangan kemampuan dasar yang
dipersiapkan oleh pendidik, untuk meningkatkan
kemampuan yang tangguh, tahan banting, daya
juang, keberanian dan kreatifitassesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik di Taman
Kanak-kanak.
2 Pada prinsipnya pengembangan 1). Pengembangan Motorik Kasar
motorik terbagi kedalam 2 bagian 2) Pengembangan Motorik Halus
3 Faktor-faktor yang mempengaruhi 1. faktor biologis
perkembangan motorik faktor biologis yang mempengaruhi
perkembangan dan penampilan motorik.
Faktor-faktor ini adalah sumbangan genetika
secara umum, termasuk didalamnya ukuran
tubuh pada waktu lahir, jasmani dan tingkat
kematangan.
2. faktor lingkungan
faktor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan
adalah sangat besar pengaruhnya, maka perlu
diberi perhatian khusus.
3 Aktivitas motorik harus dikuasai motorik halus yang harus dikuasai anak TK sebagai
oleh anak TK berikut :
mampu mengembangkan kemampuan motorik
halus yang berhubungan dengan keterampilan
gerak kedua tangan, memperkenalkan gerakan
jari seperti; menulis, menggambar, dan
memanipulasi benda-benda dengan jari-jemari
sehingga anak menjadi terampil dan matang,
mengkoordinasikan kecepatan/ kecekatan tangan
dengan gerakan mata, dan Penguasaan emosi.
TUGAS 9 :

Menyusun soal latihan : 10 butir soal

( Kompetensi Profesional KK-I)

1. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban atau memecahkan
masalah penelitian adalah merupakan salah satu kegiatan dari ....
A. Fokus masalah
B. Perencanaan tindakan
C. Pelaksanaan tindakan
D. Refleksi tindakan
2. Pengolahan data dilakukan dimaksudkan untuk mendapatkan hal-hal berikut, kecuali
....
A. Data yang akurat
B. Mudah diproses lebih lanjut
C. Mudah dipahami
D. Data yang banyak
3. Kualitas informasi hasil penelitian salah satunya sangat ditentukan oleh....
A. Hasil pengolahan data
B. Peneliti yang melakukannya
C. Lokasi penelitian
D. Proses pengumpulan data
4. Salah satu alasan perlunya dilakukan reduksi data yaitu dengan pertimbangan
bahwa ....
A. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak
B. Perlu dipilih sesuai keinginan peneliti
C. Perlu dipilah sesuai dengan kepentingan peneliti
D. Data yang diperoleh terlalu kompleks
5. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi dapat tersusun secara .....
A. Terorganisasikan
B. Komprehensif dan mendalam
C. Tersusun dalam pola hubungan
D. Berurutan agar makin mudah dipahami
6. Dalam prinsip umum pengembangan fisik motorik adakah..
A. Perkembangan gerak yang terampil*
B. Menentukan keterampilan motorik halus
C. Menentukan keterampilan motorik kasar
D. Mengembangkan keterampilan gerak manipilatif
7. Di bawah ini, beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan latihannya
antara lain adalah, kecuali.
A. Belajar gerak motorik kasar dan halus
B. Lakukan secara berulang-ulang pada situasi dan kondisi yang sama
C. Kembangkan kesadaran kinestetik agar dapat mengoreksi sendiri
D. Utamakan menggunakan metode keseluruhan (holistik)
8. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik adalah....
A. Lingkungan dan bakat
B. Biologis dan genetik
C. Biologis dan lingkungan
D. Lingkungan dan genetik
9. Faktor lingkungan akan mempengaruhi kemajuan anak dalam lingkungan motoriknya.
Oleh karena itu, perkembangan motorik adalah hasil interaksi antara..
A. Lingkungandan organisme
B. Lingkungan dan bakat
C. Biologis dan genetik
D. Genetik dan lingkungan
10. Penanaman moral terhadap anak TK dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya.
A. Personal, multikultural, dan social
B. Personal, social, dan persuasif
C. Personal, multicultural,, dan keteladanan
D. Personal, keteladanan, dan persuasif
TUGAS 10 :

Resume KP 1 : Program bantuan Perkembangan Anak

(KK-J)

1. Penilaian dalam konteks pendidikan anak usia dini adalah prosedur sistematis yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kinerja dan atau kemajuan
berbagai aspek perkembangan yang dapat dicapai oleh peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pembiasaan dalam kurun waktu tertentu.
2. Beberapa bentuk informasi hasil penilaian yaitu:
a. Hasil Penilaian Perkembangan Anak
b. Hasil Catatan Anekdot
c. Hasil Observasi
d. Hasil Karya Anak
e. Hasil Wawancara
3. Layanan BK di TK dapat dilaksanakan tidak secara eksplisit sebagai bentuk layanan
BK, tetapi lebih kepada bentuk layanan konsultasi kelompok maupun individual yang
diperuntukkan bagi seluruh anak dan orangtua.
4. Geldard & Geldard mengidentifikasi empat tingkatan tujuan dari pelaksanaan konseling
bagi anak. Empat tingkatan tujuan bagi konseling anak-anak terdiri dari (1) tujuan
dasar; (2) tujuan orangtua; (3) tujuan yang dirumuskan oleh konselor; (4) tujuan
anak .
5. Tujuan program pembelajaran adalah membantu meletakkan dasar ke arah
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan
oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan pada tahap berikutnya. Untuk mencapai tujuan
program pembelajaran tersebut, maka diperlukan strategi pembelajaran bagi anak
usia dini yang berorientasi pada tujuan yang mengarah pada tugas-tugas
perkembangan di setiap rentangan usia anak yang dilaksanakan melalui bermain.
TUGAS 11 :

LK 01. Pemberian Bantuan Perkembangan anak (KK-J)

Kegiatan 1 : Pemberian Bantuan Perkembangan Anak


Media : 1. Bahan Presentasi
2. Modul
3. Flipchart
4. Kertas Plano dan Kelengkapannya

Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pelatih memberikan pengantar singkat tentang program pemberian bantuan pada
perkembangan anak.
2. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok besar. Dalam kelompoknya peserta diminta
melakukan think pair share untuk mendiskusikan tentang:
a. Contoh pemanfaatan hasil penilaian dalam pemberian bantuan
perkembangan peserta didik?
b. Contoh pelaksanaan bimbingan konseling di taman kanak-kanak?
3. Setelah melakukan think pair share maka peserta mendiskusikannya lagi di
kelompoknya.
4. Hasil diskusi ditulis dan ditempel di kertas plano. Salah satu kelompok akan ditunjuk
secara acak untuk menyajikan hasil diskusi, kelompok lain menambahkan dan
memberi tanggapan
5. Setelah selesai semua perwakilan kelompok tampil, pelatih memberikan
penguatan.

Anda mungkin juga menyukai